38900238-lap-kp-ok_2
TRANSCRIPT
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 1/73
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktik
Untuk mengisi pembangunan bangsa diperlukan sumber daya manusia
(SDM) yang handal dan berkualitas. Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara berusaha memberikan sumbangan di dalam usaha
mempersiapkan mahasiswanya menjadi SDM yang siap untuk menghadapi era
globalisasi dan tantangan yang semakin berat.
Di dalam lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah
SDM, yang pada umumnya memberikan pendidikan yang lebih memfokuskan
kepada pengetahuan yang bersifat teoritis. Sedangkan pendidikan dan
pengetahuan yang bersifat praktis dirasakan kurang. Oleh karena itu untuk
mengaplikasikan pengetahuan teori diperlukan kerja sama antara universitas dan
industri melalui Kerja Praktik (KP). Dengan adanya program KP ini diharapkan
kepada mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan keterampilan di bidang
teknik mesin.
1.2. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik
Secara teoritis, kerja praktik bertujuan untuk membandingkan teori-teori
yang didapatkan di perkuliahan dengan praktik yang ada di lapangan atau industri
sebenarnya, dan dalam hal ini khususnya bidang mesin pembangkit tenaga. Di
samping itu juga mempelajari sistem manajemen yang ada pada perusahaan.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 2/73
Adapun manfaat yang diperoleh dari Kerja Praktik ini antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
- Dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada pada perusahaan
atau industri.
- Menambah dan mengembangkan wawasan baik secara teoritis
maupun secara praktis.
- Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Mempererat kerja sama dan sosialisasi antara perusahaan dan
universitas.
3. Bagi Perusahaan
Memudahkan dalam mencari sumber daya yang profesional dengan
memberikan kontribusi pendidikan melalui kerja praktik.
1.3. Batasan Masalah
Dalam industri pembangkitan listrik yang terdapat di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan terdapat
objek kerja yang banyak dan luas. Oleh karena batasan masalah diperlukan agar
mahasiswa lebih fokus pada bidang yang dimiliki yaitu bidang teknik mesin.
Maka dalam Kerja Praktik ini mahasiswa difokuskan pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU). Dalam hal ini mahasiswa dibimbing dan dilibatkan dalam
mempelajari sistem operasi dan pemeliharaan pada Turbin Uap.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 3/73
1.4. Metode Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja Praktik ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan. Kerja Praktik ini
dilaksanakan dengan dua metode, yaitu :
1. Metode Diskusi
Diskusi dilakukan antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara
mahasiswa dengan pembimbing lapangan mengenai sistem operasi dan
pemeliharaan peralatan-peralatan yang digunakan.
2. Metode Observasi
Dalam metode ini mahasiswa didampingi oleh pembimbing lapangan
dalam melakukan pengamatan atau observasi langsung pada objek kerja dan
instrumen-instrumennya.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 4/73
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Sistem Pusat Tenaga Listrik
Perkembangan energi listrik secara komersial dimulai sejak Januari 1882,
yaitu mulai beroperasinya pembangkit tenaga listrik pertama di London,
kemudian disusul pada bulan September 1882 di New York City.
Di Indonesia di awali dengan beroperasinya pembangkit listrik di Gambir,
Jakarta (1892), yang kemudian disusul di kota-kota besar seperti Medan (1899),
Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912), dan Banjarmasin (1922).
Mula-mula dipergunakan pusat listrik tenaga termis, yang kemudian disusul
dengan pembangunan pusat-pusat listrik tenaga air. (Abdul Kadir, Pembangkit
Listrik, UI-Press, 1996).
Perkembangan pusat tenaga listrik di Indonesia berlangsung sangat cepat.
Pada tahun 1968-1969 daya yang terpasang di seluruh pusat tenaga listrik PLN
berjumlah 540 MW, maka pada tahun 1983 angka itu menjadi lebih dari 12.000
MW, naik lebih dari 20 kali lipat dalam kurun waktu 24 tahun, atau peningkatan
setiap tahunnya ± 16%.
Kebutuhan akan energi listrik diperkirakan tiap tahunnya akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan pertumbuhan jumlah
penduduk.
Di dalam penyediaan tenaga listrik dapat dengan jelas terlihat tiga fungsi
yaitu: (1). Pembangkitan, (2).Transmisi, (3). Distribusi, yang dapat dianggap
sebagai produksi, pengangkutan, dan penjualan eceran.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 5/73
PT PLN Sektor Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk sesuai
dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juli 1983 dengan tugas
pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. Terletak 24 Km
sebelah utara kota Medan, di kawasan pantai yang mengarah ke Selat Malaka.
Alasan pemilihan lokasi ini untuk kemudahan transportasi bahan bakar minyak
dan juga untuk mendapatkan air pendingin pembangkit dari air laut.
Pasokan listrik di Sumatera Bagian Utara sebagian besar berasal dari PT.
PLN Sektor Belawan yang jumlahnya mencapai 96 % dari pasokan total. Pasokan
lainnya berasal dari PLTA Inalum, PLTG Paya Pasir, PLTG Glugur, PLTD Titi
Kuning dan PLTA Sektor Pandan. Adapun jenis jenis sumber listrik di Sumatera
Bagian Utara seperti pada kebanyakan di Indonesia, yaitu berasal dari
pembakaran bahan bakar, tenaga air dan geothermal.
Energi sebagai suatu arus panas dapat berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil, radiasi surya, atau reaksi nuklir. Energi berupa panas dapat
dikonversikan menjadi energi mekanikal yang menggerakkan generator sehingga
menghasilkan listrik. Pusat tenaga listrik mengubah energi panas, energi air,
energi angin, energi ombak, energi pasang surut, dan energi nuklir menjadi energi
mekanikal dan energi listrik melalui siklus konversi energi.
Kerja atau energi yang bermanfaat, yang diperoleh dan suatu arus energi
akan tergantung dari jumlah panas, pola suhu dan suhu lingkungan atau suhu
penerima panas yang tersedia. Suatu siklus penerima panas menerima sejumlah
energi panas itu menjadi kerja atau energi bermanfaat, dan
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 6/73
membuang/meneruskan yang selebihnya kepada lingkungan atau penerima panas
itu sebagai energi kerugian pada suhu yang lebih rendah.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa daya guna atau efisiensi yang terjadi
jalam proses konversi energi dapat dirumuskan : Energi yang bermanfaat dibagi
energi yang dipakai.
Jenis - jenis pusat tenaga listrik yang sering digunakan adalah Pusat Listrik
Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik Tenaga
Diesel (PLTD), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB), Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan sebagainya.
Pembangkitan, yaitu produksi tenaga listrik, yang dilakukan dalam pusat
tenaga listrik atau sentral, dengan menggunakan penggerak mula dan generator.
Transmisi atau penyaluran, adalah memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga
ke gardu induk, yang terletak berdekatan dengan pusat pemakaian berupa kota
atau industri besar. Dari gardu induk akan didistribusikan ke gardu distribusi dan
ke para pemakai atau konsumen. Fasilitas pembangkitan dan transmisi biasanya
saling berhubungan secara ekonomi dalam pilihan lokasi, desain dan ekonomi
skala. Sering terjadi bahwa penugasan organisasi dari pembangkitan serta
transmisi dilakukan bersamaan, sedangkan distribusinya tersendiri.
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik, lokasi fisik
pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu ditentukan, agar dapat
diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan dapat diterima masyarakat.
Pada PLTU unit 1, 2, menggunakan bahan bakar minyak solar dan minyak
residu (MFO). Pada PLTU unit 3, 4 menggunakan bahan bakar minyak solar,
minyak residu (MFO) dan gas. tetapi minyak akan digunakan apabila pengadaan
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 7/73
bahan bakar gas tidak terpenuhi. Untuk air umpan Ketel digunakan air sumur bor
setelah melalui Proses "Water Treatment Plant " sedangkan untuk pendingin
kondensor digunakan air laut.
Untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pembangkit
listrik, PT PLN melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) pada seluruh pembangkit yang ada di Sektor
Belawan. Komponen yang harus dipantau adalah : Kualitas Udara, kebisingan,
kualitas air, Hidrologi, dan Biota air. Hasil pemantauan lingkungan ini adalah
usaha dan upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan
khususnya di bidang pembangkitan listrik, dan karena operasi dari pembangkit ini
akan menimbulkan akibat terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
pemantauan keseluruhan baik dalam bidang komponen fisik, kimia, biologi, sosial
ekonomi dan budaya.
Pengelolaan energi untuk penyediaan tenaga listrik berpengaruh besar
terhadap lingkungan hidup, dan pada gilirannya berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat tentunya, di lain pihak energi listrik sangat diperlukan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, walaupun pasti akan muncul pencemaran.
Unsur-unsur pencemaran lingkungan yang diproduksi dari bidang fisik adalah
Karbondioksida (C02), Sulfurdioksida (SO2) dan berbagai Nitrogenoksida (NO2).
Pencemaran Karbon monoksida dan nitrogen oksida sering disebut gas-gas rumah
kaca yang merupakan penyebab pemanasan global.
Dilihat dari segi biaya, mengendalikan tingkat pencemaran secara umum
berarti meningkatkan biaya pengelolaan energi, sehingga menaikkan biaya
pengelolaan yang harus juga melibatkan masyarakat untuk memikul biaya untuk
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 8/73
mendapatkan listrik. Dan di lain pihak pengendalian, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan akan mengurangi gangguan kepada masyarakat seperti gangguan
kesehatan dan dengan kondisi lingkungan yang baik dapat meningkatkan mutu
kehidupan.
Di samping itu, tata letak pabrik sangat perlu diperhatikan untuk
kelancaran dan kemudahan operasional suatu perusahaan dan direncanakan
sebelum pabrik dibangun/ didirikan. Karena sekali pabrik dibangun dalam tata
letak yang salah sangat sulit untuk mengubahnya kembali. Untuk itu perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak ini adalah :
- Tersedianya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA)
yang cukup, misalnya sebuah pembangkit listrik tenaga uap sebaiknya
dibangun ditepi pantai karena kebutuhan air yang sangat banyak baik
untuk air pengisi ketel dan pendingin kondensor.
- Tidak terlalu jauh dari lokasi pasar (daerah), hal ini dimaksudkan untuk
menekan Maya pengangkutan (bagi industri yang menghasilkan barang)
atau pemasangan jaringan (instalasi), bagi industri yang menghasilkan jasa
seperti PLTU.
- Transportasi bahan baku atau bahan bakar yang lancar dan mudah,
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan dapat ditekan
seminimal mungkin.
- Lokasi pabrik sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk untuk
menghindari kebisingan dan polusi bagi masyarakat.
- Tersedianya tempat pembuangan limbah industri tanpa merusak
ekosistem.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 9/73
Setelah memperhatikan faktor-faktor diatas, maka lokasi PLTU di PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi syarat yang
diinginkan dalam pemilihan tata letak pabrik, yaitu di kawasan pulau Naga Putri
Sicanang Belawan kira-kira 24 km utara kota Medan.
2.2. Sistem Manajemen Perusahaan
Manajemen dimulai dengan defenisi yang kompleks dan mencakup aspek-
aspek penting pengelolaan, sehingga manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain.
Jadi, manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,
tanpa harus memperdulikan keterampilan para manajer, sehingga harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang mereka inginkan.
Para ahli sepakat (Wickham Skinner, 1969) bahwa terdapat empat fungsi dasar
yang dilaksanakan oleh manejer yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi dan penyusunan strategi,
kebijaksanaan program yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 10/73
3. Pengarahan
Motivasi untuk mengarahkan karyawan dalam mengerjakan sesuatu yang
ditugaskan kepadanya.
4. Pengawasan (Controlling)
Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai yang telah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan demikian mencirikan pihak manejer yang menunjukkan
perbedaan antara seorang anggota manajemen dan anggota Non-manajemen pada
suatu perusahaan. Seluruh aktivitas inilah yang disebut dengan Manajemen.
Adapun tujuan dari manajemen ini adalah :
1. Untuk mewujudkan adanya efisiensi di dalam setiap usaha, baik yang
dilakukan oleh sipil atau militer maupun yang dilakukan oleh Negara
ataupun oleh Swasta.
2. Untuk menjamin adanya kelancaran dan kelanjutan usaha, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
2.3 Jenis-jenis Manajemen
Adapun jenis jenis manajemen perusahaan terdiri dari empat bagian, yang
meliputi :
2.3.1 Manajemen Perkantoran
Perumusan George R. Terry Ph D, dalam bukunya "Office Management
and Control", Manajemenn perkantoran dapat dirumuskan sebagai perencanaan,
pengawasan dan pengorganisasian pekerjaan kantor serta menggerakkan mereka
yang melaksanakan pekerjaan kantor tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 11/73
Manajemen perkantoran mengharuskan adanya kemampuan untuk
membuat keputusan-keputusan, penilaian mengenai suatu situasi atau kondisi
kemudian diikuti oleh pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan
merupakan intisari seorang manejer. Keputusan-keputusan harus didasarkan atas
fakta-fakta yang cukup banyak jumlahnya dan membedakan fakta dan opini dan
hanya menggunakan data yang berhubungan secara pasti dengan problem yang
sedang dihadapi.
2.3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia ialah semua kegiatan yang mengatur
keikutsertaan manusia pada perusahaan. Manusia adalah sumber unsur yang
terpenting dalam keberhasilan suatu perusahaan. Sumber daya manusia
melakukan dua fungsi utama yaitu fungsi manajerial dan fungsi operatif yang
meliputi :
a. Personel Procurement (memperoleh tenaga kerja) yaitu mendapatkan
tenaga kerja dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
guna mencapai tujuan perusahaan.
b. Personal Development (mengembangkan tenaga kerja) yaitu tenaga kerja
yang ada perlu dilatih untuk menambah keterampilan yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas agar berjalan dengan baik.
c. Compensation (Kompensasi) yaitu sebagai balas jasa atau kontribusi
mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan maka tenaga kerja perlu
dan harus diberi balas jasa yang cukup.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 12/73
d. Integration (Integerasi) yaitu setelah tenaga kerja diperoleh,
dikembangkan dan diberi balas jasa yang cukup, pengintegrasian antara
kepentingan individu masyarakat dan perusahaan juga perlu dilakukan.
e. Maintenance (Mempertahankan) yaitu jika fungsi sebelumnya telah
dilakukan dengan memuaskan situasi tersebut harus dipertahankan.
f. Seperation (memisahkan diri) yaitu jika fungsi operatif pertama seseorang
sumber daya manusia adalah mendapatkan tenaga kerja, maka fungsi
akhirnya adalah melepaskan tenaga dan mengembalikan tenaga kerja
tersebut ke masyarakat.
2.3.3. Manajemen Produksi
Manajemen industri sama halnya dengan manajemen produksi berkaitan
dengan faktor produksi yakni bahan mentah, tenaga kerja, modal dan teknologi.
Hubungan antara faktor produksi dengan barang dan jasa yang dihasilkan
dinyatakan dalam fungsi produksi.
Tujuan manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi
barang-barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pertambahan penduduk harus diimbangi
dengan peningkatan produktivitas sehingga hal ini dapat mendorong peningkatan
kemampuan manajemen di bidang industri atau produksi. Untuk pemecahan
masalah produksi maka manajemen produksi memiliki dua fungsi yaitu fungsi
manajemen dan fungsi operatif.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 13/73
2.3.4. Manajemen Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan korektif, pemeliharaan
preventif dan pemeliharaan predektif.
1. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau mengambil kondisi peralatan atau sistem, control listrik,
bangunan dan peralatan sarana lainnya yang mengalami kerusakan sehingga
kembali ke kondisi atau kapasitas semula. Macam-macam kondisi tersebut dapat
dikategorikan empat tingkat yaitu :
a. Kerusakan mendesak yang harus segera diperbaiki karena dapat
mengakibatkan unit trip atau dapat membahayakan orang atau peralatan
lainnya seperti kebocoran uap pada drum level sensor pengaturan, kerusakan
pada kabel kontrol, power supply untuk sistem instrument.
b. Kerusakan yang dapat diperbaiki tanpa mengurangi daya yang
dibangkitkan, dimana perbaikannya bisa diprogramkan dan tidak mengancam
unit trip, misalnya pada motor penggerak mula pompa rusak, kerusakan pada
alarm card dan kerusakan pada drum level.
c. Kerusakan yang hanya dapat diperbaiki dengan mengurangi daya
yang dibangkitkan, dimana perbaikannya bisa diprogramkan pada saat daya
bisa dikurangi atau kalau tidak menunggu unit shutdown untuk mengadakan
Inspeksi atau Overhaul. Misalnya kerusakan dumper, air heater, kebocoran
pada salah satu sisi sistem pendingin utama, main valve, fire detector.
d. Kerusakan yang hanya dapat diperbaiki saat unit sistem
pembangkit shutdown, dimana perbaikannya bisa diprogramkan pada saat unit
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 14/73
yang sedang beroperasi harus di shutdown dan perbaikannya lama. Misalnya
pada kebocoran duct gas bekas, kerusakan sensor turbin, kerusakan pada air
heater dan pembersihan ruang baker.
2. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau menjaga kondisi peralatan atau sistemm mesin, listrik
control, bangunan dan peralatan berada dalam keadaan baik dan mempunyai
keandalan dan daya guna optimal.
3. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan prediktif adalah sistem pemeliharaan peralatan dengan cara
memonitor peralatan secara terus-menerus atau berkala pada saat mesin beroperasi
untuk mengantisipasi potensi kerusakan, dan perkiraan gangguan dimasa yang
akan datang.
2.3.5. Manajemen Personalia / Sumber Daya Manusia
Merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-
segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini
terdapat dalam fungsi produksi, pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian.
Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin penting perannya dalam
pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian
dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut
manajemen sumber daya manusia.
Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai factor
produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input)
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 15/73
yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru
yang belum memiliki keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi
karyawan yang matang. Penolahan sumber daya manusia inilah yang disebut
manajemen SDM.
2.3.6. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan pemasaran agar dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen
atau manajerial. Kegiatan manajerial yang meliputi
- Perencanaan
- Pemetaan pasar
- Pengorganisasian tenaga pemasaran
- Pengawasan
- Peningkatan
Kegiatan Pemasaran yang direncanakan, dipetakan, Pengorganisasian
tenaga pemasaran, pengawasan dan peningkatan pasar akan memperoleh hasil
yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai
kegiatan Manajemen Pemasaran.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 16/73
2.4. Struktur Organisasi
Agar suatu proses berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah
dalam bentuk struktur organisasi, struktur ini akan menggambarkan hubungan
formal, yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Struktur formal yang
terkenal ada empat bentuk yaitu :
1. Organisasi Fungsional
Dinamakan organisasi fungsional karena organisasi ini dipecah atau
dikelompokkan menjadi unit-unit berdasarkan fungsinya. Mereka yang
mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan dalam satu unit yang
dinamakan bidang atau departemen, dengan maksud yang sama dipecah
menjadi menjadi sub unit yang lebih kecil.
2. Organisasi Produk dan Area
Penyusunan struktur organisasi perusahaan-perusahaan besar yang
kegiatan usahanya menangani berbagai macam produk, didasarkan atas
orientasi produk. Suatu contoh suatu penghasil mesin-mesin, divisi X
menghasilkan mesin-mesin ringan berhubungan dengan keperluan rumah
tangga (pendingin, peti es, kipas angin). Sedangkan divisi Y memproduksi
mesin berat (turbin gas, mesin mobil, mesin pesawat terbang) dan lain-
lain.
Keuntungannya adalah pembagian tugas dalam mempercepat hasil
produksi dalam suatu perusahaan sedangkan keterbatasannya tidak dapat
berkomunikasi antara bagian pembuatan suatu produk.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 17/73
3. Organisasi Matriks
Bila struktur organisasi yang tersebut pada butir 1 dan butir 2 mempunyai
jalur laporan vertikal terdapat pula jalur formal horizontal. Keuntungannya
pengambilan keputusan tetap satu (pusat) sehingga dapat terjamin
pimpinan yang teguh dan displin yang baik, keterbatasannya timbul
birokrasi dan hubungan antara pimpinan tertinggi dengan pelaksana sedikit
sekali.
4. Organisai Proyek
Organisasi proyek adalah organisasi yang kegiatannya didukung oleh
berbagai tenaga ahli untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Tenaga-tenaga ahli dalam hal ini tidak mempunyai peranan directive atau
executive. Tenaga ahli tidak langsung berhubungan denga bawahan.
Nasehat kepada bawahan diberikan melalui pimpinan pelaksana yang
langsung dibantunya. Pembentukan organisasi ini harus memperhatikan
berbagai faktor dan persyaratan yang berkaitan dengan upaya mencapai
tujuan. Dalam penyusunan organisasi proyek, disamping harus memenuhi
syarat umum sebagaimana layaknya organisasi formal, penyusunan ini
harus pula memenuhi keinginan agar struktur organisai tersusun
sedemikian rupa sehingga konsep manajemen proyek dapat diterapkan dan
dijalankan sebaik-baiknya.
Berdasarkan keempat tipe organisasi diatas, PT PLN (Persero) KITSU Sektor
Belawan menggunakan tipe Organisasi Fungsional
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 18/73
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) Sektor Belawan
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat, maka
pada tahun 1978 mulai didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang
berlokasi di Pulau Sicanang, Belawan.
PLTU ini dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan
Sumatra Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Pada awal
diadakan studi untuk menentukan PLTU yang akan dibangun, penelitian diadakan
diantaranya pada Pulau Sicanang, Kampung Belawan II, Kampung Belawan III
dan Muara Sungai II serta Pulau Naga Putri.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dipilihlah Pulau Sicanang yang terletak
sebelah Utara ± 24 km dari kota Medan di kawasan pantai yang mengarah ke selat
Malaka sebagai tempat berdirinya PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara Sektor Belawan. Alasan pemilihan lokasi ini untuk kemudahan
transportasi bahan bakar minyak dan kemudahan mendapatkan air pendingin dari
air laut. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan
dibangun berdasarkan Peraturan Pemerintah, SK Menteri Pertambangan dan
Energi serta Surat Keputusan Direksi PLN yaitu :
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 (No. 25 Tahun 1972) .
2. SK Direksi PLN No. 034 / D1R /1976
3. Contract No. PJ.005 / PST / 1977
4. SK Direksi. PLN No. 00l / DIR / 1.97
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 19/73
5. Contract No. PJ. 040 / M / PI / SU / 1981-1982
6. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 226 / KPTS / M / Pertamben /
1983
7. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1034 / KPTS / M / Pertamben /
1983
Untuk kelancaran pengusahaannya, maka pada tanggal 24 Juli 1983
dibentuklah Sektor Belawan sesuai dengan SK Direksi PLN No. 125 / DIR / 1983
dengan tugas pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit yang
terdiri dari : PLTU, PLTGU, PLTG, PLTD sebagai unit pengelolaan
pengoperasian.
No. Jenis PembangkitJumlah
(Unit)
Kapasitas Terpasang
(MW)
1 PLTU 4 260.00
2 PLTGU 2 311.88
3 PLTG 4 506.00
Tabel 3.1 Unit Pembangkit di Sektor Belawan
PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984 dan paralel
dengan sistem Medan, dan kemudian disusul dengan PLTU unit 2 yang mulai
beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984. Dimana dalam perjalanannya operasi
mengalami gangguan-gangguan serius, sehingga PLTU unit 2 stop untuk
perbaikan dan perawatan (Overhaul). Karena kerusakan mesin ditemui tidak
memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan agar dilakukan rehabilitasi total,
sehingga sejak tanggal 17 September 1988 PLTU harus dioperasikan walaupun
kondisinya tidak handal dengan kemampuan beban minimum 26 MW.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 20/73
Pada tanggal 11 Juni 1991 ditanda tangani kontrak untuk pekerjaan
rehabilitasi PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No. 018 / PJPN / 92201/M
sebagai awal dimulainya pelaksanaan rehabilitasi PLTU unit 2 sedangkan PLTU
unit 1 dapat keluar dari pengusahaan untuk rehabilitasi pada tanggal 2 Agustus
1991 karena masih diperlukan untuk membantu sistem Medan.
Pembangunan pembangkit listrik terus dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Karena banyaknya pembangkit-
pembangkit yang sudah ada, menyebabkan timbulnya pemikiran untuk
membangun tenaga kombinasi gas dan uap untuk memperoleh efisiensi thermal
yang lebih baik.
Pada tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok 1
yang terdiri dari 2 unit instalasi gas turbin (GT 1.1 dan GT 1.2) dan 1 unit instalasi
tenaga uap (ST 10). Pembangkit ini dinyatakan berhasil dikombinasikan dan
mulai beroperasi tanggal 5 November 1993.
Sementara pembangunan pembangkit PLTGU Blok II yang juga terdiri
dari 2 unit instalasi gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan 1 unit instalasi tenaga uap
(ST 20) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994. Pada tanggal 11
Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka
(open cycle) dan kemudian tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22)
mulai dioperasikan. Sementara pembangunan terus dilakukan untuk instalasi
tenaga uap (ST 20). Pembangkit tenaga kombinasi PLTGU Blok II dinyatakan
bekerja dalam siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 Agustus 1995.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 21/73
Dan untuk selanjutnya dapat dilihat data-data mulai beroperasinya mesin-
mesin pembangkit di PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Belawan, seperti
terlihat pada tabel berikut :
No.Jenis
Pembangkit
Kapasitas
(MW)Tanggal Operasi
1 PLTU Unit 1 65 14 November 1984
2 PLTU Unit 2 65 30 Mei 1984
3 PLTU Unit 3 65 03 Juli 1989
4 PLTU Unit 4 65 08 September 1989
5 PLTG Unit 1.1 117,5 06 Juli 19886 PLTG Unit 1.2 128,8 25 November 1992
7 ST Unit 1.0 149,0 05 November 1993
8 PLTG Unit 2.1 130 11 Oktober 1994
9 PLTG Unit 2.2 130 08 Desember 1994
10 ST Unit 2.0 162,58 08 Agustus 1995
Tabel 3.2 Data Awal Operasi Unit & Daya Pembangkit Sektor Belawan
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting dimana
dengan struktur organisasi yang baik akan membuat pembagian tugas yang jelas
dan aktifitas kerjasama yang baik serta semangat kerja yang lebih tinggi sehingga
tercapailah mekanisme prosedur kerja yang efisien dan efektif.
Menurut pola hubungan kerja serta pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab, maka P.T PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Sektor
Belawan mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan struktur organisasi
staffing dimana ciri utamanya adalah setiap organisasinya bertanggung jawab atas
tugasnya masing-masing. PT. PLN (Persero) Sektor Belawan mempunyai struktur
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 22/73
organisasi garis, dimana Kepala Sektor merupakan Manajer yang dibantu oleh 5
Asisten yang membawahi bidangnya masing-masing, meliputi:
1. Engineering
2. Operasi
3. Pemeliharaan Mesin PLTU
4. Pemeliharaan Mesin PLTGU
5. SDM dan Keuangan
Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Belawan dapat dilihat pada gambar :
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 23/73
Supervisor Bengkel &
Sarana Pembangkit
PLTU
Manajer
Sektor
ASISTENMANAJER
ENGINEERING
ASISTENMANAJER
OPERASI
ASISTEN MANAJER PEMELIHARAAN
PLTGU
Supervisor
Pengusahaan
Pembangkit
Supervisor
Operasi PLTGU
Supervisor Operasi PLTGU
Shift A, B, C, D
Supervisor Operasi PLTU
Supervisor
Pemeliharaan
Listrik PLTGU
Supervisor Pemeliharaan Turbin
Gas & HRSG PLTU
Supervisor
Pemeliharaan TurbinUap & Alat Bantu
PLTGU
Supervisor Pemeliharaan
Kontrol InstrumenPLTGU
ASISTEN MANAJER
PEMELIHARAAN PLTU
PLTGU
Supervisor
Pemeliharaan Boiler &
Alat Bantu PLTU
SupervisorPemeliharaan
Turbin Uap & Alat bantu
PLTU
Supervisor
Pemeliharaan Listrik
PLTU
Supervisor
Pemeliharaan Kontrol
InstrumenPLTU
ASISTEN MANAJER
SDM &
KEUANGAN
Supervisor
Sekretariat &
Umum
Supervisor
K3 & Keamana
Supervisor
Kepegawaiaan
& Diklat
Supervisor
Anggaran &
Keuangan
Supervisor
Operasi PLTU
Shift A,B,C,D
Supervisor Sarana Pembankit
PLTU
Supervisor Sarana Pembangkit
PLTGU
Supervisor
Akutansi
Supervisor
Logistik
STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) KIT SUMBAGUT SEKTOR BELAWAN
SENIOR SPECIALIST I I / ANALYST / ASSISTANT ANALYSI SENIOR SPECIALIST I I / ANALYST / ASSISTANT ANALYST
PENGENDALIAN KONTRAK MANAJEMEN RESIKO
SENIOR ENGINE ER II / ASSISTANT / ENGGINEER SENIOR SPECIALIST II / ANALYST / ASSISTANT ANALYSTMANAJEMEN BAHAN BAKAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
RENEV OPERASI
RENEVHARMEKANIK
RENEVHAR LISTRIK
RENEVHAR I/C
KINERJA
K2LH
IT
23
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 24/73
3.3 Tata Letak
Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Belawan berlokasi di sebuah pulau
yang bernama Nagaputri di Belawan. Tempatnya dikelilingi oleh laut dan
dihubungkan oleh sebuah jembatan. Lokasi ini dipilih karena pertimbangan
sebagai berikut :
a. Uap yang dihasilkan boiler diperoleh dari air sumur (deepwell)
disekitarnya yang diubah terlebih dahulu menjadi air demin (air yang telah
mengalami treatment sehingga dihasilkan air murni).
b. Mudah mendapatkan air untuk sistem pendingin.
c. Jauh dari pemukiman penduduk.
d. Memudahkan kapal laut yang membawa bahan bakar untuk sistem
pembangkit tersebut.
3.4. Tenaga Kerja
Jumlah karyawan di PT. PLN (Persero) Sektor Belawan di kantor maupun
di unit sebanyak 292 orang, seperti pada tabel berikut :
NO Bidang Usaha Jumlah
1 Bagian Operator 125
2 Bagian Administrasi 18
3 Bagian Engineering 18
4 Bagian Pemeliharaan 88
5 Bagian staff operasi 9
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai PT. PLN (Persero) Sektor Belawan
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 25/73
Selain keterangan diatas PT. PLN (Persero) Sektor Belawan juga
mempunyai bagian keamanan yang terdiri dari satpam dan dari TNI AL yang
masih aktif. Disamping itu ada juga tenaga kerja kontrak untuk menangani
kebersihan kantor, halaman, dan taman. Untuk pembagian shift kerja, yaitu:
1. Jam 08.00 - 16.00 Wib
2. Jam 16.00 - 22.00 Wib
3. Jam 22.00 - 08.00 Wib
Adapun pekerja yang dikenakan shift kerja yaitu pada bagian operasi
(operator). Untuk karyawan kantor mulai kerja jam 07.30 - 16.00 Wib. Kemudian
tanggung jawab dalam pengoperasian pada pembangkit ini dilakukan oleh
Manajer dan Supervisor. Adapun tanggung jawab Manajer / Supervisor adalah :
1. Bertanggung jawab dalam pengoperasian pembangkit
2. Bertangung jawab kepada pusat PT. PLN (Persero) KITSU jika terjadi
kerusakan dan bila terjadi kerusakan mayor maupun minor.
3. Bertanggung jawab dalam pembelian barang dan juga melakukan
kerjasama dengan kontraktor.
3.5. Metode Kerja
Teknisi atau supervisor harus mengontrol metode kerja yang meliputi :
a. Memeriksa bahwa
1) Alat pengaman dalam kondisi baik
2) Penerangan yang cukup
3) Peralatan kerja atau mesin dalam keadaan aman
4) Pengaturan ruangan yang aman
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 26/73
b. Pengawasan terhadap bahaya
1) Periksa metode kerja yang dipakai
2) Perhatikan cara kerja yang berbahaya
c. Menanggulangi kecelakaan bahaya dengan
1) Memberikan metode kerja yang baik
2) Memasang tanda peringatan
3) Memberikan peringatan
4) Memasang alat pengaman
3.6. Pemadaman Kebakaran
Ruangan-ruangan yang mutlak mendapat prioritas penempatan alat
pemadam kebakaran sesuai dengan kebutuhan alat-alat yang ada, adalah :
a. Sentral Listrik
1) Setiap trafo 5000 kVa ke atas
2) Tangki-tangki bahan bakar
3) Ruangan mesin
4) Ruangan panel
b. Gudang dan Bengkel :
1) Penyimpanan material pemeliharaan
2) Ruangan mesin atau peralatan kerja
3.7. Manajemen Perawatan
Untuk membangun suatu pembangkit listrik tenaga gas dan uap diperlukan
suatu pemikiran, waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, setelah unit
pembangkit beroperasi diharapkan mampu membangkitkan tenaga maksimal.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 27/73
Pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam satu
unit pembangkit dan hanya dengan melaksanakan pemeliharaan kelangsungan
suatu unit akan terjamin. Adapun tujuan utama dari pemeliharaan suatu unit
adalah :
1. Mempertahankan atau meningkatkan keadaan unit (unit availability)
2. Mempertahankan atau meningkatkan efisiensi unit (unit efficiency)
3. Mempertahankan atau meningkatkan keselamatan ( safety)
Mengingat betapa pentingnya faktor pemeliharaan, maka sistem
pemeliharaan haruslah direncanakan, dikendalikan dan dilaksanakan dengan baik
dan sungguh-sungguh agar sasaran dan tujuan utama dapat tercapai antara
perencana dan pelaksana haruslah terjalin suatu sistem yang terpadu, saling
memberikan informasi dan saling mendukung.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 28/73
BAB II
PEMELIHARAAN PEMBANGKIT PLTU
4.1 Umum
Dari Perang Dunia II sampai dengan sekarang telah terjadi perubahan
paradigma pemeliharaan khususnya di negara-negara maju. Perubahan ini
disebabkan oleh perubahan pemikiran dalam perancangan suatu peralatan, serta
tuntutan produktivitas, efisiensi dan ekonomis yang semakin tinggi, maka seiring
dengan visi agar PLN bisa menjadi perusahaan kelas dunia, berkualitas dan
pelayanan yang handal dengan tingkat efisiensi tinggi, perubahan paradigma ini
telah dilakukan oleh PLN agar dapat mengikuti perkembangan dan teknologi. Ada
3 (tiga) generasi dalam perubahan paradigma pemeliharaan, yaitu :
Generasi I : Generasi ini berlangsung sampai sesudah Perang Dunia II (awal
tahun 1950) dimana filosofi pemeliharaan menganut Breakdown Maintenance,
yaitu usaha pemeliharaan dilakukan setelah peralata/mesin rusak. Pada masa ini
kecanggihan teknologi masih belum terlalu tinggi, bahkan desain peralatan
cenderung over design, selain daripada itu lamanya waktu untuk berhenti operasi,
karena pemeliharaan bukan menjadi prioritas.
Generasi II : Generasi ini berlangsung dari tahun 1950-an sampai dengan tahun
1970an dimana filosofi pemeliharaan mi menganut sistem Preventive
Maintenance. Usaha pemeliharaan ini dilakukan secara terencana dalam interval
waktu tertentu (Time Base Maintenance), agar kerusakan dapat dicegah
sebelumnya tanpa memperdulikan penyebab tanda-tanda kerusakan.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 29/73
Generasi III : Generasi ini berlangsung dari tahun 1970-an sampai dengan
sekarang, dimana filosofi pemeliharaan menganut Condition Maintenance, yaitu
usaha pemeliharaan dengan memonitoring kondisi peralatan secara periodik
dengan selalu melakukan analisa, agar tindakan pemeliharaan dilakukan pada saat
yang tepat dan baik dari segi teknis, ekonomis, dan keamanan. Di generasi ini
pemeliharaan prediktif termasuk di dalamnya. Ketiga generasi di atas masih dapat
dilakukan dengan melihat peralatannya, diusahakan lebih baik dari kondisi
perawatannya.
Untuk menjaga kontinuitas dan performansi pengoperasian unit maka
perlu dilakukan pemeliharaan secara periodik dan terencana terhadap mesin dan
peralatan. Program pemeliharaan secara periodik yaitu Minor Inspection (MI) dan
Major Overhaul (MO) mengikuti waktu oleh pembuat, dimana MI dilakukan
setelah unit beroperasi selama 8000 jam equivalen dan MO dilakukan setelah unit
beroperasi 25000 jam equivalen.
Start MI-I MI-II MO
8000 Jam 16000 Jam 25000 Jam
Guna pemeliharaan sangat penting bagi kelangsungan operasi suatu
pembangkit, maka sistem pemeliharaan harus direncanakan, dikendalikan dan
dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh agar sasaran dan tujuan dapat
tercapai, karena itu dibentuk suatu divisi/bagian pemeliharaan yang mempunyai
tugas untuk :
1. Mengkoordinir pembuatan rencana pemeliharaan (harian, bulanan,
tahunan dan sepuluh tahunan ) perbaikan dan overhaul.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 30/73
2. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan menurut rencana-rencana dan
pedoman petunjuk yang telah ditetapkan.
3. Mengkoordinir pengamatan/penelitian pada semua peralatan yang ada dan
dibuat hasil evaluasi teknik tentang kesempurnaan peralatan terhadap
keandalan, keselamatan dan kemudahan kerja.
4.2 Jenis Pemeliharaan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan
yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai
aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan
sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat
dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 31/73
Gambar 4.1 flowchart system maintenance
Adapun jenis pemeliharaan (maintenance) yang dilakukan oleh PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan adalah :
4.2.1 Perawatan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau menjaga kondisi peralatan atau sistem mesin, listrik
kontrol, bangunan dan peralatan tersebut berada dalam keadaan baik dan
mempunyai keandalan dan daya guna optimal. Simple Inspection adalah
penerapan Preventive Maintenance dengan melakukan inspeksi peralatan yang
bertujuan untuk mempertahankan / meningkatkan efisiensi.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 32/73
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi terhindar dari kerusakan.
4.2.2 Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau mengambil kondisi peralatan atau sistem, kontrol listrik,
bangunan dan peralatan sarana lainnya yang mengalami kerusakan sehingga
kembali ke kondisi atau kapasitas semula. Pemeliharaan korektif dibagi menjadi 2
yaitu shut down dan break down. Sementara pemeliharaan breakdown dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Minor Overhaul
Pemeliharaan overhaul ini meliputi pengecekan peralatan apakah masih
memenuhi standar.
Pada PLTU sektor belawan pemeliharaan ini meliputi:
BEARING PEDESTAL TURBINE
1. Tujuan
Untuk memastikan terlaksananya pemeliharaan bearing pedestal turbin
dengan prosedur dan instrusi kerja yang telah di tetapkan.
2. Data tehnik
- Type : Thrust and Journal Bearing
- Manufacture : ABB Swiss
3. Referensi
- Buku service document No.4400 -1
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 33/73
- Buku catatan pemeliharaan
4. Alat dan bahan
- Over head crane : permanen
- Chain block : 2 dan 5 ton
- Wire sling : 10 mm. 2m ; 12mm. 4m
- Sackle : 1 dan 5
- Sling kain : 3 ton
- Eye bolt : 8,10,14,20,24 mm
- Kunci L : 14,17,22 mm
- Kunci pass ring : 13,17,19,22,27,32 mm
- Alat ukur : dial indicator, micrometer, inside
and Outside micrometer
- Skrap : 4 inch
- Obeng plus / min : 5 inch
- Balok
5. Personil pelasana
- Supervisor Har. Mesin PLTU
- Teknisi Har. Mesin PLTU
- Operator Over Head Crane
- Helper
6. Catatan Mutu
- Buu test certificate
- Job card di work order
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 34/73
7. Langah Kerja
7.1 Persiapan
- Siapkan peralatan keselamatan kerja sesuai dengan kebutuhan
- Pastikan turning gear stop, apabila temperature metal turbine
flange sudah <100 C
(untuk mencegah terjadinya banding pada rotor turbine.
- Setelah putaran nol (0), pastikan hidrolick oil pump, jacking oil
pump dan ouxiliary oil pump dalam keadaan stop.
- Pastikan circuit breaker (CB) kondisi off
7.2 Pelasanaan pekerjaan
- Lepas connection motor tuninggear dan buka baut pengikat motor
dengan unci pass ring 22 mm ( koordinasikan dengan Har.
Listrik).
- Buka neaple pipa suction dan discharge hydrolick dengan kunci
pass ring 27 mm dan 32 mm.
- Buka parameter instrument seperti : sensor vibrasi, speed, dan
shaft position (koordinasikan dengan Har. Instrumen and Control).
- Buka baut pengikat gear box turning gear dengan kunci L 14 mm.
tinggalkan 2 buah baut sebagai pengaman.
- Pasang sling kain dan chain block pada gear box turning gear,
untuk mengangkat inpormasikan kepada operator crane. Setelah
stand by buka baut yang tersisa 2 buah.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 35/73
- Angkat gear box dengan chein block, setelah bebas baru dengan
over head crane.
- Buka baut pengikat upper casing pedestal dengan kunci L 14 mm
dan 17 mm.
- Pasang eye bolt (baut mata) upper casing yang telah tersedia 3
buah (M24).
- Pasang wire sling 12 mm pada dua sisi dengan sackle dan dua
buah chain block 2 dan 5 ton yang dikaitkan dengan over head
crane.
- Pasang baut jack untuk menaikan upper casing
- Setelah di jack dengan kenaikan ±15cm, angkat upper casing
dengan chain block dengan perlahan – lahan.
- Setelah upper casing bebas angkat dengan over head crane letakan
ditempat yang aman dengan diberi alas balok.
- Buka baut pengikat upper and lower cover bearing dengan kunci L
10 mm.
- Pasang baut mata M12 pada upper casing bearing bearing,
kemudian angkat dengan chain block.
- Buka upper bearing dengan kunci L10 mm kemudian buka thrust
bearing bagian atas.
- Buka neaple jacking oil pump pada lower casing bearing.
- Pasang temperori support pada casing pedestal, untuk mengangat
rotor agar lower bearing dapat diputar dan diangat.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 36/73
- Naikan rotor denga cara memutar baut pada temperori support
sampai ±20 - 30 micron.
- Putar lower casing bearing sampai 1800, untuk membuka sensor
temperature bearing dan trush bearing bagian bawah.
- Putar kembali lower casing, kemudian pasang baut mata untuk
mengangkat dengan over head crane.
7.3 Pemeriksaan
- Periksa babet bering dengan spoct check.
- Periksa trush bearing.
- Periksa peralatan lainnya.
7.4 Pengukuran
- Tangkupkan upper dan lower bearing, kemudian ukur diameter
bearing dengan inside micrometer.
- Ukur diameter rotor dengan outside micrometer.
- Clearance antara rotor dengan bearing adalah 0,338 toleransi
±0,09
- Ukur clearance black lash of teeth main oil pump 0,55 toleransi
±0,05.
- Ukur axsial clearance 0,15 toleransi ±0,05.
7.5 Pemasangan
Setelah pengukuran selesai dilakukan pemasangan kembali dengan cara
kebalikan dari langkah pembongkaran.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 37/73
7.6 Gambar
Gambar 4.2 Posisi kalibrasi
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 38/73
Gambar 4.3 Journal bearing
Gambar 4.4 Trush bearing
PEMELIAHARAAN CONDENSOR PLTU
1. Tujuan
Tujuan dari pemeliharaan ini meliputi:
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 39/73
a. Untuk meminimalisir loses (rugi –rugi) yang terjadi akibat kotoran
dan kebocoran.
b. Untuk mendapatkan efesiensi kerja kondensor yang tinggi.
2. Data tehnik
- Type
- Munufacture
- Kapasitas sirkulasi air
- Temperature air masuk
- Jumlah pipa
- Diameter luar pipa
- Tebal pipa
- Panjang pipa
- Bahan pipa
3. Referensi
- Buku service documentation ABB
- No. 4400-2
4. Alat dan bahan
- Kunci pass ring
- Kunci pass
- Kunci ring
- Palu
- Skrap
- Brush
- Lampu penerangan / DC
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 40/73
- Peralatan water jet
5. Personil pelaksana
- Supervisor Har. Mesin PLTU
- Teknisi Har. Mesin PLTU
- Teknisi water jet
- Helper
6. Catatan mutu
- Buku pemeliharan
- Job card di work order
7. Langkah kerja
7.1 Persiapkan peralatan keselamatan kerja sesuai dengan kebutuhan
7.2 Teknik membongkar
- Pastikan CWP dalam kondisi stop
- Pastikan CB dalam kondisi off
- Buka pagar tangga lantai kerja
- Pastikan valve drain dalam keadaan terbuka
- Buka main hole dengan kunci pass 55
- Buka baut pengikat cover sisi A dan B dengan kunci ring 36 mm
- Buka baut support dengan kunci ring 75 mm
- Setelah baut cover dan support terbuka, tarik cover agar tebuka
lebar.
- Buka main hole bagian belakang.
- Pasang lampu penerangan DC
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 41/73
7.3 Teknik membersihkan
- Bersihkan telebih dahulu kotoran – kotoran yang menempel pada
rubber lining dan tube shell ( water box ) dengan menggunakan
skrap dan brush sisi A dan B
- Bersihkan bagian dalam tubes satu persatu dengan menggunakan
water jet sebanyak 5040 tubes
- Setelah selesai membersihkan tubes dan water box lakuan
pemeriksaan rubber lining dan stell anode
- Apabila ada stell anode yang sudah habis maka ganti dengan yang
baru dengan cara membuka baut pengikat dengan kunci ring 24
mm.
- Periksa lining water box apabila ada yang terkelupas maka harus di
repair.
- Periksa kebocoran – kebocoran dan deposite pada ujung pipa yang
diekspander, apbila terdapat deposite dibersihkan dan apabila ada
yang bocor maka dilakukan re-ekspander
- Setelah pekerjaan selesai lakukan pemasangan kembali.
7.4 Pemasangan
- Tutup cover sisi A dan B dan pastikan O – ring seal tidak ada yang
lepas
- Pasang baut support dengan kunci 75 mm
- Pasang dan kunci baut pengikat cover
- Tutup ma hole depan dan belakang
- Tutup valve dan drain
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 42/73
7.5 Pengetesan
- CWP. Sudah beroperasi dengan normal
- Biarkan aliran air laut dari CWP. Lewat melalui valve by pass
condensor ke cannel, jangan dimasukan dahulu ke dalam
kondensor untuk membuang lumpur – lumpur yang mengendap
pada pipa saluran CWP.
- Setelah CWP beroperasi +_ 1 jam laporkan ke operator agar
menutup valve by pass condensor.
b. Mayor Overhaul
Pemeliharaan Mayor Overhaul di PLTU sektor Belawan meliputi:
Boiler Feed Pump (BFP)
Perawatannya meliputi:
1. Pembongkaran BFP
2. Pemasangan pompa baru
3. Penggantian automatic recirculating check valve dengan yang baru.
4. Penggantian gate valve BFP
5. Penggantian paking Flange BFP
6. Pembersihan strainer
Condenser
1. Membuka cover
2. Pembersihan water box
3. Pembersihan tubes dengan air hydrant
4. Penggantian steel anode
5. Pembersihan hot well
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 43/73
6. Penggantian spring plate condenser sebanyak 32 bh
7. Pengecatan
Service ejector
1. Membuka baut pengikat flange diffuser dan nozzle
2. Membuka diffuser dan nozzle yang lama
3. Pemasangan diffuser dan nozzer yang baru dan penggantian packing
Lube Oil Sistem
1. Penggantian valve by pass untuk filter dengan yang baru 1 bh
2. Penggantian filter dengan yang baru
4.2.3 Shut Down (Pemadaman)
Apabila kita mematikan atau menghentikan unit, maka perlu diperhatikan
beberapa hal berikut ini yaitu :
1. Beban generator harus nol
2. Breaker generator harus terbuka
3. Dalam keadaan running generator tidak berbeban
4. Master control switch diputar ke arah stop, maka
turbin akan berhenti.
Setelah beberapa saat poros turbin akan berhenti, maka Turning Gear
harus bekerja untuk memutar poros turbin dengan kecepatan ±36 rpm. Hal ini
adalah penting untuk menjaga agar poros turbin tidak melengkung Turning Gear
baru boleh distop jika temperatur wheel space dari roda turbin gas di bawah
100°C sewaktu putaran turbin turun dari 100 % ke 80 % pada saat ini pompa
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 44/73
emergency lube oil akan beroperasi memompakan pelumas tersebut ke seluruh
sistem walaupun turbin sudah stop.
BAB V
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
5.1 Gambaran Umum PLTU
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi
energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 45/73
Gambar 5.1 proses konversi energi pada PLTU
Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa
keunggulan. Keunggulan tersebut antara lain :
- Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar
(padat, cair, gas).
- Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
- Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
- Kontinuitas operasinya tinggi
- Usia pakai (life time) relatif lama
Namun PLTU mempunyai bebrapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :
- Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
-Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
- Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinu
- Investasi awalnya mahal
5.2. Prinsip Kerja
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 46/73
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas
permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas
hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam
kumparan.
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini
berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Gambar 5.2 menunjukkan
diagram air dan uap pada PLTU dengan komponen utama dan siklus kerja sistem-
sistemnya. Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel
langsung dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik
dari terminal output generator.
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 47/73
Gambar 5.2 Siklus fluida kerja (air uap) PLTU
47
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 48/73
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh
kebocoran kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk
mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus.
Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam
siklus.
Unit
Tanggal
Operasi
Daya (MW) Bahan
Bakar
Terpasang Mampu
PLTU 114 Nopember
198465,00 42,00 MFO
PLTU 2 30 Mei 1984 65,00 35,00 MFO
PLTU 3 03 Juli 1989 65,00 50,00MFO &GAS
PLTU 4 8-Sep-89 65,00 55,00MFO &GAS
TOTAL KAPASITAS (MW) 260,00 182,00 PLTU
Tabel 5.1 Daya PLTU
5.3. Siklus Rankine
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T – s (temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal.
Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :
48
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 49/73
Gambar 5.3 diagram T – s siklus PLTU (siklus rankine)
1) a - b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air
pengisi.
2) b - c : air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih.
3) c - d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut
vapourising (penguapan) dengan proses isobar isotermis,
terjadi di boiler.
4) d - e : uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai suhu kerjanya.
Langkah ini terjadi di boiler dengan proses isobar.
49
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 50/73
5) e - f : uap melakukan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah
ini adalah ekspansi isentropis dan terjadi di dalam turbin.
6) f – a : pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.
Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi didalam kondensor.
5.4. Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama
dan instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari empat, yaitu :
50
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 51/73
51
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 52/73
1. Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan dan temperatur
tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros
turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).
Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur turun
hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan
kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat, sedangkan tenaga
putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.
52
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 53/73
Gambar 5.4 prinsip kerja turbin uap
Gambar 5.5 irisan memanjang turbin satu tingkat
53
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 54/73
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan rotor:
Casing
Casing adalah bagian yang diam merupakan rumah atau wadah dari rotor.
Pada casing terdapat sudu-sudu diam yang dipasang melingkar dan berjajar terdiri
dari beberapa baris yang merupakan pasangan dari sudu gerak pada rotor. Sudu diam
berfungsi untuk mengarahkan aliran uap agar tepat dalam mendorong sudu gerak
pada rotor.
Gambar 5.6 Bagian utama turbin uap
54
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 55/73
Gambar 5.7 Sudu tetap (diam)
Rotor
Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak yang
terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor sama dengan jumlah
baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu diam dan sudu gerak disebut
tingkat (stage). Sudu gerak berfungsi untuk merubah energi kinetik uap menjadi
energi mekanik.
Selain casing dan rotor turbin dilengkapi dengan bantalan, katup utama,
turning gear, dan sistem-sistem bantu seperti sistem pelumasan, sistem jacking serta
sistem perapat
55
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 56/73
Gambar 5.8 Rotor turbin uap
1. Boiler
Prinsip kerja
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan
dantemperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang
konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler
pipa air).
56
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 57/73
Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator pembangkit
uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada kenyataannya dari
boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Sirkulasi air
Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi
(BFP) dengan melalui economiser dan ditampung didalam drum boiler. Economiser
adalah bagian dari boiler yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke
drum. Didalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari
superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Sirkit air diboiler adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header
bawah (bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas
(riser) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air
mengalami pemanasan sehingga mendidih dan naik ke drum kembali.
Peralatan yang dilalui dalam sirkit air adalah drum boiler, down comer, header
bawah (bottom header), dan riser.
Perpindahan panas dari api/gas ke air didalam pipa-pipa boiler terjadi secara
radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga
mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami dari drum turun melalui down comer
ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser.
Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-
pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan
berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.
57
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 58/73
Gambar 5.9 Economiser tipe pipa bersirip (fin tubes)
Gambar 5.10 Sirkulasi air di boiler
58
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 59/73
Gambar 5.11 Pipa riser dan dinding ruang bakar di boiler
Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan air di
boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap dan air.
Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus dijaga konstan
pada level normalnya. Level ini dapat dilihat di kontrol room maupun di lokal.
59
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 60/73
Kualitas air di boiler juga harus dipantau dengan mengambil sampelnya dari air
didrum
Gambar 5.12 Konstuksi drum boiler
Sirkulasi Uap
Sirkit uap dalam boiler adalah, uap dari drum boiler dalam kondisi jenuh dialirkan
ke superheater I (primary SH) dan ke superheater II (secondary SH) kemudian ke
outlet header untuk selanjutnya disalurkan ke turbin. Apabila suhu uap melebihi batas
suhu kerjanya, maka de superheater kerja menyemprotkan air untuk menurunkanl
suhu sehingga sesuai harga yang diinginkan. Desuperheater terletak diantara
superheater I dan Superheater II.
60
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 61/73
Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi panas dan
kekeringan nya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap panas lanjut).
Pemanasan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. Sebagai pemanasnya adalah gas
hasil pembakaran bahan bakar.
Gambar 5.13 Sirkulasi uap superheat
61
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 62/73
Gambar 5.14 Sirkulasi uap reheat
Sistem Bahan Bakar Minyak
Bahan bakar minyak yang digunakan terdiri dari
• Minyak HSD (solar)
• Minyak MFO (residu)
Fungsi minyak HSD pada PLTU batubara maupun PLTU minyak adalah
sebagai bahan bakar penyala awal dan pembakaran awal. Sedangkan fungsi minyak
MFO pada PLTU minyak adalah sebagai bahan bakar utama.
62
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 63/73
Minyak HSD
Persediaan minyak HSD ditampung dalam tangki atau bunker. Untuk
menyalurkan minyak HSD ke alat penyala (ignitor) digunakan pompa dengan melalui
filter, katup penutup cepat, katup pengatur dan flow meter.
Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke
ruang bakar diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan uap atau udara.
Pengaturan pembakaran atau panas yang masuk boiler dapat dilakukan dengan
mengatur aliran HSD atau menambah/ mengurangi ignitor yang operasi.
Minyak MFO
Persediaan minyak MFO di PLTU ditampung dalam tangki persediaan
(storage tank), sedangkan untuk penggunaan sehari-hari dilayani dengan tangki
harian (day tank).
Untuk mengalirkan MFO dari day tank ke burner (pembakar) digunakan
pompa dengan melalui filter, katup penutup cepat, pemanas (oil heater), katup
pengatur dan flow meter.
Pemanas berfungsi untuk menurunkan kekentalan MFO agar dapat
disemprotkan oleh burner. Sebagaimana pada minyak HSD untuk kesempurnaan
rekasi pembakaran, maka pada burner minyak MFO dikabutkan dengan
menggunakan uap atau secara mekanik. Pengaturan aliran MFO ke burner dengan
katup pengatur dapat dilakukan sebelum atau sesudah burner
63
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 64/73
Gambar 5.15 diagram sistem BBM dari storage ke day tank
Gambar 5.16 Sirkulasi bahan bakar MFO
64
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 65/73
Gambar 5.17 Contoh burner MFO dengan pengabutan uap
2. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses perubahan
nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-
pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir
didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan).
Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehinga dalam
perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang
cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut.
Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga memudahkan
aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena grafitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor
65
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 66/73
berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan
temperatur udara luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati
temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan
berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
Konstruksi Kondensor
Aliran air pendingin satu lintasan (single pass atau dua lintasan (double pass).
Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin),
dipasang ‘venting pump’ atau priming pump’
Gambar 5.18 Kondersor tipe pemukaan
66
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 67/73
Gambar 5.19 Irisan kondensor dilihat dari depan
Sistem Air Kondensat
Sistem air kondensat juga disebut sistem air pengisi tekanan rendah yang
meliputi hotwell kondensor hingga deaerator. Air dari hotwell dipindahkan ke
deaerator dengan pompa kondensat melalui pendingin bantu (auxiliary cooling) dan
beberapa pemanas tekanan rendah (LP heater). Didalam pendingin bantu air
kondensat berfungsi sebagai pendingin yang menyerap panas sedangkan didalam
pemanas air kondensat dipanaskan dengan uap ekstraksi dari turbin. Proses
pemanasan ini menaikkan temperatur air kondensat, sedangkan pompa kondensat
menaikkan tekanan air dari kondisi yang vakum didalam hotwell kondensor.
Didalam deaerator air kondensat dihilangkan kandungan udaranya (oksigen)
dengan semburan uap yang sekaligus juga memanaskan air tersebut. Lokasi dearator
yang berada diatas memudahkan dalam proses deaerasi dan airnya kemudian
67
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 68/73
ditampung didalam tangki deaerator (air pengisi) yang juga memberikan tekanan
positif ke sisi isap pompa BFP
3. Generator
Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi listrik.
Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di PLTU.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik
manakala turbin berputar.
Proses konversi energi didalam generator adalah dengan memutar medan
magnet didalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi
kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung
kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka
dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar
menjadi magnet ini disebut eksitasi.
5.5 Sistem Pelumasan pada Turbin
Pelumasan bantalan sangatlah penting sehingga turbin tidak boleh diputar
tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah tekanan.
Untuk menjamin tekanan minyak pelumas yang konstan disediakan beberapa pompa
minyak pelumas
- Main oil pump (MOP)
- Auxiliary oil pump (AOP).
68
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 69/73
- Emergency oil pump (EOP)
Main oil pump adalah pompa pelumas utama yang digerakan oleh poros turbin
sehingga baru berfungsi ketika putaran turbin telah mencapai lebih besar 2800 rpm
Auxiliary oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik AC. Pompa
ini berfungsi pada start up dan shut down turbin serta sebagai back bila tekanan
minyak pelumas dari MOP turun.
Emergency oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik DC dan
digunakan sebagai cadangan atau darurat ketika pasok listrik AC hilang.
Sistem jacking oil
Pada turbin kapasitas besar, berat rotor juga besar sehingga dalam keadaan
diam rotor tersebut akan menyingkirkan lapisan minyak pelumas dari permukaan
poros dan bantalan. Dalam keadaan seperti ini bantalan atau poros akan rusak bila
diputar.
Untuk menghindari kerusakan akibat tiadanya pelumasan diantara poros dan
bantalan, maka digunakan sistem jacking oil. Jacking oil berfungsi untuk mengangkat
poros dengan minyak tekanan tinggi.
Turning Gear
Rotor turbin yang berat dan panjang apabila dibiarkan dalam keadaan diam
dalam waktu yang lama dapat melendut. Pelendutan menjadi lebih nyata apabila dari
kondisi operasi yang panas langsung berhenti. Untuk mencegah terjadinya
pelendutan, maka rotor harus diputar perlahan secara kontinyu atau berkala.
69
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 70/73
Gambar 5.20 turning gear
70
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 71/73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagut Sektor Belawan, maka dapat disimpulkan, yaitu :
1. Total produksi listrik yang dihasilkan seluruh unit
PLTU Sicanang Belawan adalah sekitar 260,00 MW yang terpasang dan daya
mampu sekitar 182,00 MW
2. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara Sektor Belawan adalah pemasok utama kebutuhan listrik di Sumatera Utara.
3. Sistem pemeliharaan pada PLTU meliputi 2 bagian
yaitu preventif maintenance dan corrective maintenance.
4. Komponen-komponen utama pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah turbin uap, kondensor, boiler, dan generator.
5. Dari hasil perhitungan Kapasitas ketel diperoleh
72,22 kg/s dan Daya ketel sebesar 66,254 MW.
6.2. Saran
1. Perbaikan dan perawatan yang handal adalah hal yang mutlak agar
kontinuitas operasi peralatan pembangkit tetap berjalan dengan efektif dan efisien
sehingga tidak mengganggu suplai energi listrik untuk kebutuhan masyarakat.
71
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 72/73
Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional
dalam menangani hal ini.
2. Pada kondisi saat ini kapasitas daya terpasang tidak sebanding dengan
kebutuhan beban puncak sehingga apa bila terjadi gangguan ataupun perawatan
pada salah satu unit pembangkit, maka sebagian besar konsumen akan mengalami
pemadaman listrik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan pembangkit yang baru,
khususnya pembangkit yang menggunakan energi alternatif dan ramah
lingkungan.
3. Safety dalam pengoperasian Power Plant yaitu keamanan orang untuk
menghindari kecelakaan kerja serta keamanan peralatan dengan memperhatikan
pelaksanaan operasi yang sesuai dengan anjuran perusahaan dan pemeliharaan
yang baik.
72
5/14/2018 38900238-lap-KP-OK_2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/38900238-lap-kp-ok2 73/73
DAFTAR PUSTAKA
1. Literatur PLN, " Tentang Petunjuk Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantu ".
2. Literatur PLN, "Dokumen IK/SOP Pemeliharaan PLTU"
3. Literatur PLN, "Laporan MO Turbin PLTU"
4. Literatur PLN, "Maintenance Training Major Inspection Belawan Unit 4".
5. Literatur PLN, "Pusdiklat, Pengoperasian PLTU".
6. JP Holman, " Perpindahan Kalor " edisi keenam, Penerbit Erlangga 1993.
7. Syamsir A. Mum, Pesawat-pesawat Konversi Energi 1, Jakarta : CV. Rajawali
8. Akhidyah, Sabarti, Arsjd G, Maider dan Ridwan H, Sakura, Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga, 1994.
73