3.isi pneumonia
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak
di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak berusia dibawah lima tahun. Diperkirakan hampir seperlima kematian anak diseluruh
dunia, lebih kurang 2 juta anak balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian
besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Menurut surei kesehatan nasional !"#$% 2&&',
2(,)* kematian bayi dan 22,+* kematian balita di ndonesia disebabkan oleh penyakit
respiratori, terutama pneumoia.'
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme !irus- bakteri% dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain
!aspirasi, radiasi, dll%. Pada pneumonia yang disebabkan oleh kuman, menjadi pertanyaan
penting adalah penyebab dari pneumonia !irus atau bakteri%. Pneumonia seringkali
dipercaya diawali oleh infeksi irus yang kemudian mengalami komplikasi infeksi bakteri.
"ecara klinis pada anak sulit membedakan pneumonia bakerial dengan pneumonia iral.
$amun sebagai pedoman dapat disebutkan bahwa pneumonia bakterial awitannya cepat,
batuk produktif, pasien tampak toksik, leukositosis, dan perubahan nyata pada pemeriksaan
radiologis.'
Di negara berkembang, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh bakteri.
akteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah "treptococcus pneumonia, /aemophilus
influen0ae, dan "taphylococcus aureus. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri1bakteri
umumnya responsif terhadap pengobatan dengan antibiotik beta1laktam. Di lain pihak,
terdapat pneumonia yang tidak responsif dengan antibiotik beta1laktam dan dikenal sebagai
pneumonia atipik. Pnemonia atipik terutama disebbakan oleh Mycoplasma pneumoniae dan
hlamydia pneumoniae. erdasarkan tempat terjadnya infeksi, dikenal dua bentuk
pneumonia, yaitu3 '. Pneumonia masyarakat, 2. Pneumonia 4". 5leh kerana tingginya
mortalitas dan morbiditas pneumonia pada anak, diharapkan dengan pembuatan referat ini
dapat membantu masyarakat untuk dapat mengenali gejala pneumonia serta penangananya
dengan harapan angka mortalitas dan morbiditas pneumonia pada anak dapat menurun.'
1
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
2/25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PARU-PARU
Paru1paru merupakan organ yang lunak, spongious dan elastis, berbentuk kerucut atau
konus, terletak dalam rongga toraks dan di atas diafragma, diselubungi oleh membran pleura.
"etiap paru mempunyai apeks !bagian atas paru% yang tumpul di kranial dan basis !dasar%
yang melekuk mengikuti lengkung diphragma di kaudal. Pembuluh darah paru, bronkus,
saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada bagian hilus.2
6ambar '. Anatomi paru1paru
Paru1paru kanan mempunyai 7 lobus sedangkan paru1paru kiri 2 lobus. 8obus pada
paru1paru kanan adalah lobus superius, lobus medius, dan lobus inferius. 8obus
medius-lobus inferius dibatasi fissura hori0ontalis3 lobus inferius dan medius dipisahkan
fissura obli9ue. 8obus pada paru1paru kiri adalah lobus superius dan lobus inferius yg
dipisahkan oleh fissura obli9ue. Pada paru1paru kiri ada bagian yang menonjol seperti lidah
yang disebut lingula. :umlah segmen pada paru1paru sesuai dengan jumlah bronchus
segmentalis, biasanya '& di kiri dan +1; yang kanan. "ejalan dengann percabangan bronchi
segmentales menjadi cabang1cabang yg lebih kecil, segmenta paru dibagi lagi menjadi
subsegmen1subsegmen.2
2
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
3/25
6ambar 2. Anatomi paru1paru
DEFINISI
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru3 walaupun banyak pihak
yang sependapat bahwa pneumonia adalah suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk merumuskan satu definisi tunggal yang uniersal. Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. "alah satu
definisi klinis klasik menyatakan pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai
dengan batuk, sesak napas, demam, ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada foto rontgen
toraks. Dikenal istilah lain yang mirip yaitu pneumonitis yang maksudnya lebih kurang sama.
anyak yang menganut pengertian bahwa pneumonia adalah inflamasi paru karena proses
infeksi sedangkan pneumonitis adalah inflamasi paru non1infeksi. $amun hal inipun tidak
sepenuhnya ditaati oleh para ahli.7
3
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
4/25
ETIOLOGI
aktor resiko tersebut adalah? pneumonia yang terjadi pada masa bayi, berat badan lahir
rendah, tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat A" yang adekuat, malnutrisi, defisiensi
itamin A, tingginya prealens kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan tingginya
pajanan terhadap polusi udara !polusi industri atau asap rokok%.'
Tabel 1. =tiologi pneumoni pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara maju'
USIA ETIOLOGI YANG SERING ETIOLOGI YANG JARANG
Lahir – ! hari
Ba"#eri Ba"#eri
=. colli akteri an aerob
Streptococcus grup B Haemophillus influenza
Listeria monocytogenes Streptococcus pneumonia
Streptococcus group D
Ureaplasma urealyctims
$ir%&
@irus "itomegalo
@irus /erpes simpleks
' (i)**% -' b%la)
Ba"#eri Ba"#eri
Chalmydia trachomatis Bordetella pertussis
Streptococcus pneumonia Haemophilus influenza tipe B
$ir%& Moraxella cathralis
@irus adeno Staphylococcus aureus
@irus influen0a Ureaplasma urealyctims
Respiratory syncytial virus $ir%&@irus parainfluen0a ',2,7 @irus sitomegalo
4
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
5/25
+ b%la) – , #ah%)
Ba"#eri Ba"#eri
Chalmydia trachomatis Haemophilus influenza tipe B
Streptococcus pneumonia Moraxella cathralis
Mycoplasma pneumonia Staphylococcus aureus
$ir%& eisseria meningitidis
@irus adeno $ir%&@irus influen0a @irus arisela1oster
Respiratory syncytial virus
@irus rinoirus parainfluen0a
@irus 4ino
, #ah%)- re(aa
Ba"#eri Ba"#eri
halmydia trachomatis /aemophilus influen0a tipe
"treptococcus pneumonia 8egionella
Mycoplasma pneumonia "taphylococcus aureus
$ir%&
@irus adeno@irus influen0a
4espiratory syncytial irus
@irus rinoirus parainfluen0a
@irus =pstein1arr
@irus @arisela oster
Tabel . Dugaan bakteri penyebab pneumonia7
D%*aa) "%(a) /e)0ebab
P)e%()ia #a)/a
"(/li"a&i
P)e%()ia 2e)*a) "(/li"a&i
E3%&i /le%ra Ab&e& /ar%
Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae
Streptococcus group !
>lora mulut
Staphylococcus aureus
4444
44
4
4
4
44
44
44
444
44
4
4
-
4444
44
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan hampir seperlima kematian anak diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta
anak balita meningal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia
Tenggara. Menurut surei kesehatan nasional 2&&', 2(* kematian bayi, 22,+* kematian
balita di ndonesia disebabkan oleh penyakit respiratori, terutama pneumonia.'
PATOFISIOLOGI
5
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
6/25
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
7/25
pada anak dapat menurunkan risiko kematian karena pneumonia. #ejadian 4A meningkat
pada anak dengan riwayat merokok atau perokok pasif.B1)
"ebagian besar pneumonia timbul melalui mekanisme aspirasi kuman atau
penyebaran langsung kuman dari saluran respiratorik atas. /anya sebagian kecil merupakan
akibat sekunder dari iremia - bakteremia atau penyebaran dari infeksi intraabdomen. Dalam
keadaan normal saluran respiratorik bawah mulai dari sublaring hingga unit terminal dalam
keadaan steril. Paru terlindung dari infeksi dengan beberapa mekanisme?(,+
>iltrasi partikel di hidung
Pencegahan aspirasi dengan refleks epiglotis
=kspulsi benda asing melalui refleks batuk
Pembersihan ke arah kranial oleh selimut mukosilier
>agositosis kuman oleh makrofag aleolar
$etralisasi kuman oleh substansi imun lokal Drainase melalui sistem limfatik
Pneumonia terjadi jika satu atau lebih mekanisme di atas mengalami gangguan.
MANIFESTASI KLINIS
"ebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan hingga
sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. /anya sebagian kecil yan gberat, mengancam
kehidupan, dan mungkinkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan perawatan di 4".'
eberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah
imaturitas anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab yag luas, gejala klinis yang
kadang1kadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnostik
inasif, etiologi non infeksi yang relatif lebih sering dan faktor patogenesis. Disamping itu,
kelompok usia pada anak merupakan faktor penting yang menyebabkan karakteristik
penyakit berbeda1beda, sehingga perlu dipertimbangkan dalam tatalaksana pneumonia.'
6ambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat ringannya
infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut?'
7
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
8/25
6ejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan napsu
makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare3 kadang1kadang
ditemukan gejala infeksi ekstrapulmuner 6ejala gangguan respiratori untuk batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara napas
melemah, dan ronki. Akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda pneumonia
lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya tidak
ditemukan kelainan.'
Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak nafas.
Pada bayi, gejalanya tidak khas, seringkali tanpa demam dan batuk. Anak besar kadang
mengeluh sakit kepala, nyeri abdomen disertai muntah.2
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda1beda berdasarkan kelompok umur
tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi dinding dada, grunting, dan
sianosis. Pada bayi1bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting. 6ejala yang sering terlihat
adalah takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas, dan iritabel.B
Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk !non
produktif-produktif%, takipneu, dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada. Pada
kelompok anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas, batuk !non produktif-produktif%,
nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. Pada semua kelompok umur, akan dijumpai
adanya nafas cuping hidung.;
Pada auskultasi, dapa terdengar suara pernapasan menurun. >ine creackles !ronki
basah halus% yang khas pada anak besar, bisa tidak ditemukan pada bayi. 6ejala lain pada
anak besar adalah dull !redup% pada perkusi, okal fremitus menurun, suara nafas menurun,
dan terdengar fine creakles !ronkhi basah halus% di daerah yang terkena. ritasi pleura akan
mengakibatkan nyeri dada3 bila berat gerakan dada menurun waktu inspirasi, anak berbaring
ke arah yang sakit dengan kaki fleksi. 4asa nyeri dapat menjalar ke leher, bahu dan perut.;
DIAGNOSIS
Pneumonia pada anak umunya didiagnosis berdasarkan gambaran klinis yang
menunjukkan keterlibatan sistem respiratori, serta gambaran radiologis. Prediktor paling kuat
8
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
9/25
adanya pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala respiratori berikut?
takipnea, batuk, nafas cuping hidung, retraksi, ronki dan suara nafas melemah. Tanda bahaya
pada anak?','&
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
10/25
Diagnosis pneumonia yang terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu dengan
pemeriksaan mikrobiologik. "ayangnya pemeriksaan ini banyak sekali kendalanya, baik dari
segi teknis maupun biaya. ahkan dalam penelitianpun kuman penyebab spesifik hanya dapat
diidentifikasi pada kurang dari &* kasus. Dengan demikian diagnosis pneumonia terutama
berdasarkan manifestasi klinis, dibantu pemeriksaan penunjang lain.''
Tanpa pemeriksaan mikrobiologik, kesulitan yang lebih besar adalah membedakan
kuman penyebab3 bakteri, irus, atau kuman lain. Pneumonia bakterial lebih sering mengenai
bayi dan balita dibanding anak yang lebih besar. Pneumonia bakterial biasanya timbul
mendadak, pasien tampak toksik, demam tinggi disertai menggigil, dan sesak memburuk
dengan cepat. Pneumonia iral biasanya timbul perlahan, pasien tidak tampak sakit berat,
demam tidak tinggi, gejala batuk dan sesak bertambah secara bertahap. nfeksi irus biasanya
melibatkan banyak organ bermukosa !mata, mulut, tenggorok, usus%. "emakin banyak organ
tersebut terlibat makin besar kemungkinan irus sebagai penyebabnya. Pneumonia bakterial
bersifat khas yaitu hanya organ paru yang terkena.'2
Tabel 7 dapat membantu dalam membedakan kuman penyebab pneumonia?
Tabel '. Pedoman klinis membedakan penyebab pneumonia
PEMERIKSAAN BAKTERI $IRUS MIKOPLASMA
A)a()e&i&
U(%r
A5i#a)
Sa"i# &er%(ah
Ba#%"
Geala
/e)0er#a
Fi&i& Kea2aa)
%(%(
De(a(
A%&"%l#a&i
erapapun, bayi
Mendadak
Tidak
Produktif
Toksik
#linis F temuan
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
11/25
ronkiolitis
6ejala awal berupa gejala infeksi respiratori atas akibat irus, seperti pilek ringan,
batuk, dan demam. "atu hingga dua hari kemudian timbul batuk yang disertai dengan sesak
napas. "elanjutnya dapat ditemukan whee0ing, sianosis, merintih !grunting%, napas berbunyi,
muntah setelah batuk, rewel, dan penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik pada anak
yang mengarah ke diagnosis bronkiolitis adalah adanya takipnea, takikardi, dan peningkatan
suhu diatas 7+, derajad celcius. "elain itu, dapat juga ditemukan konjungtiitis ringan dan
faringitis. 5bstruksi saluran respiratori bawah akibat respon inflamasi akut akan
menimbulkan gejala ekspirasi memanjang hingga whee0ing.
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
12/25
gejala akan menghilang dalam '&1'B hari. ila tanda1tanda klinis menetap hingga 217
minggu, perlu dicurigai adanya proses kronis. "elain itu, dapat juga terjadi infeksi bakteri
sekunder.'7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis pneumonia terutama didasarkan gejala klinis, sedangkan pemeriksaan foto
rontgen toraks perlu dibuat untuk menunjang diagnosis, selain untuk melihat luasnya kelainan
patologi secara lebih akurat. >oto torak antero proterior !AP% dan lateral dibutuhkan untuk
menentukan lokasi anatomik dalam paru, luasnya kelainan, dan kemungkinan adanya
komplikasi seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, dan efusi pleura. nfiltrat tersebar
paling sering dijumpai, terutama pada pasien bayi. Pembesaran kelenjar hilus sering terjadi
pada pneumonia karena H" influenzae dan S" aureus, tapi jarang pada pneumonia S"
pneumoniae. Adanya gambaran pneumatokel pada foto toraks mengarahkan dugaan ke S"
aureus. #ecurigaan ke arah infeksi S" aureus apabila pada foto rontgen dijumpai adanya
gambaran pneumatokel dan usia pasien di bawah ' tahun. >oto rontgen toraks umumnya akan
normal kembali dalam 71B minggu. Pemeriksaan radiologis tidak perlu diulang secara rutin
kecuali jika ada pneumatokel, abses, efusi pleura, pneumotoraks atau komplikasi lain.+
"ebagaimana manifestasi klinis, demikian pula pemeriksaan radiologis tidak menunjukkan
perbedaan nyata antara infeksi irus dengan bakteri. Apabila dijumpai adanya gambaran
#utterfly di sekitar jantung -parakardial maka kemungkinan infeksi oleh irus.'
Darah perifer lengkap
Pada pneumonia irus dan juga pada pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan
leukosit dalam batas normal ataus sedikit meningkat. Akan tetapi, pada pneumonia bakteri
didapatkan leukositosis yang berkisar antara '.&&&1B&.&&&-mm7 dengan predominan PM$.
8eukopenia ! F.&&&-mm7% menunjukan prognosis yang buruk. 8eukositosis hebat !H 7.&&&-
mm7% hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan
bakteriemi, dan risiko terjadinya komplikasi lebih tinggi. Pada infeksi halmydia
pneumoniae kadang1kadang ditemukan eosinofiilia. =fusi pleura merupakan cairan eksudat
dengan sel PM$ berkisar antara 7&&1'&&.&&&-mm7, protein F2, g-dl, dan glukosa relatif
lebih rendah daripada glukosa darah. #adang1kadang terdapat anemia ringan dan laju endap
darah !8=D% yang meningkat. "ecara umum, hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan8=D tidak dapat membedakan antara infeksi irus dan infeksi bakteri secara pasti. '
12
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
13/25
1 4eactie Protein !4P%
4P adalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. "ebagai respon
infeksi atau inflamasi jaringan, produksi 4P secara cepat distimulasi oleh sitokin, terutama
inteleukin !8% 1), 81', dan T$>. Meskipun fungsi pastinya belum diketahui, 4P sangat
mungkin berperan dalam opsonisasi mikroorganisme atau sel yang rusak. #adar 4P
biasanya lebih rendah pada infeksi irus dan infeksi bakteri superfisialis daripada infeksi
bakteri profunda. 4P kadang1kadang digunakan untuk ealuasi respon terapi antibiotik.'
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
14/25
7&* ditemukan bakteri pada kultur darah. Pada anak besar dan remaja, spesimen untuk
pemeriksaan mikrobiologik dapat berasal dari sputum, baik untuk pewarnaan gram maupun
untuk kultur. "pesimen yang memenuhi syarat adalah sputum yang mengandung lebih dari 2
lekosit dan kurang dari B& sel epitel- lapangan pada pemeriksaan mikroskopis dengan
pemebesaran kecil. "pesimen dari nasofaring untuk kultur maupun untuk deteksi antigen
bakteri kurang bermanfaat karena tingginya prealens kolonisasi bakteri nasofaring.'
#ultur darah jarang positif pada infeksi Mikoplasma dan klamidia, oleh karena itu
tidak rutin dianjurkan. Pemeriksaan P4 memerlukan laboratorium yang canggih, disamping
itu selalu tersedia, hasil P4 positif pun tidak selalu menunjukkan diagnosis. '
Pemeriksaan 4ontgen Thoraks
oto
AP lateral hanya dilakuakan pada pasien dengan tanda dan gejala klinik distress pernapasan. '
6ambaran foto rongen toraks pneumonia pada anak meliputi infiltrat ringan pada satu
paru hingga konsolidasi luas pada kedua paru. pada suatu penelitian ditemukan bahwa lesi
pneumonia pada anak terbanyak berada di paru kanan, terutama lobus atas. ila ditemukan di
paru kiri, dan terbanyak di lobus bawah, maka hal itu merupakan prediktor perjalanan
penyakit yang lebih berat dengan resiko terjadinya pleuritis lebih meningkat.'
6ambaran foto rontgen toraks dapat membantu mengarahkan kecenderungan etiologi
pneumonia. Penebalan peribronkial, infiltrat intersisial merata dan hiperinflasi cenderung
terlihat pada pneumonia irus. nfiltrat aleolar berupa konsolidari segmen atau lobar,
bronkopneumonia dan air bronchogram sangat mungkin disebabkan oleh bakteri. Pada
pneumonia stafilokokus sering ditemukan abses1abses kecil dan pneumatokel dengan
berbagai ukuran. :ika terdapat gambaran retikonodular fokal pada satu lobus, hal ini
cenderung disebabkan oleh infeksi mikoplasma. Demikian pula bila terlihat gambaran
perkabutan atau ground glass consolidation, serta transient pseudoconsolidation karena
infiltrat intersisial yang konfluens, patut dipertimbangkan adanya infeksi mikoplasma. '
TATALAKSANA
14
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
15/25
"ebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap.indikasi perawatan
terutama berdasarkan terat ringannya penyakit, misalnya toksis, distres pernapasan, tidak mu
makan-minum, atau ada penyakit dasar yang lina, komplikasi dan terutama
mempertimbangkan usia pasien. $eonatus dan bayi kecil dengan kemungkinan klinis
pneumonia harus dirawat inap.'
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotik
yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi pemberian cairan intraena,
terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam1basa, elektrolit dan gula
darah.
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
16/25
Pilihan antibiotik lini pertama dapat menggunakan antibiotik golongan beta1laktam
atau kloramfenikol. Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap beta laktam dan
kolramfenikol dapat diberikan antibiotik lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin,
sesuai dengan petunjuk etiologi yang ditemukan. Terapi antibiotik diteruskan selama (1'&
hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi, meskipun tidak ada studi kontrol
mengenai lama terapi antibiotik yang optimal.'
Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intraena harus dimulai sesegera
mungkin. 5leh karena pada neonatus dan bayi kecil sering terjadi sepsis dan meningitis,
antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta
laktam-klaulonat dengan aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga. ila keadaan
sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama '& hari.'
Pada balita dan anak lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik
beta1laktam-klaulanat3 pada kasus yang lebih berat diberika beta laktam-klaulanat
dikombinasikan dengna makrolid baru intraena, atau sefalosporin generasi ketiga. ila
pasien sudah tidak demam atau keadaan sudah stabil, antibiotik diganti dengan antibiotik oral
dan berobat jalan.'
Pada pneumonia rawat inap, berbagai 4" di ndonesia memberikan antibiotik betalaktam, ampisilin, atau amoksisilin, dikombinasikan dengan kloramfenikol.'
Tabel +. Tatalaksana pneumonia menurut etiologinya
Pa#h*e) Re"(e)2a&i #era/i Tera/i al#er)a#i6e
"treptococcus
pneumonia"eftriakson, sefoktaksim,
penisilin 6 atau penisilin @
"efuroksimaGetil,
eritromisin, klindamisin,
atau aksomisin."treptococcus grup A
Penisilin 6 "efuroksimaGetil,
eritromisin, sefuroksim
"treptococcus grup Penisilin 6
/aemophilus
influen0a tipe "eftriekson, sefotaksim,
ampisilin1sulbaktam, atau
ampisilin
"efuroksimaGetil,,sefuroksi
m
akteri aerob gramnegatie
"efotaksim dengan ataupuntanpa aminoglikosida
Piperacilin1ta0obactamditambah sediaan
16
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
17/25
aminoglikosid
p. aeroginosa "efta0idim dengan ataupun
tanpa aminoglikosida
Piperacillin1ta0obactam
ditambah sediaan
aminoglikosida
"taphylococcus aureus $afsilin, sefa0olin,
klindamisin !untuk M4"A%
@ankomisin !untuk M4"A%
hel,ydophilis
pneumonia
=ritromisin, a0itromisin atau
klaritomisin
Doksisiklin !H; tahun%,
florokuinolon !F'+ tahun%
halmydia
trachomatis
=ritromisin, a0itromisin,
atau klaritomisin
/erpes simpleG irus Asikloir
Tabel ,. =tiologi dan Terapi Antimikroba =mpiris untuk Pneumonia pada Pasien Tanpa
4iwayat Terapi Antibiotik 'B
Ka#e*ri
%&ia
Pa#*e) 0a)*
%(%(
#era2i7
8Ur%#a)
&e&%ai 2e)*a)3re"%e)&i9
Pa&ie) ra5a#
ala)77
82e)*a)
##al
/era5a#a)&ela(a :-1!
hari9
Pa&ie) 0a)*
(e(b%#%h"a
) ra5a#
i)a/777
82e)*a) ##al/era5a#a)
&ela(a 1!-1+
hari9
Pa&ie) 0a)*
(e(b%#%h"a
) /era5a#a)
i)#e)&i37777
82e)*a) ##al/era5a#a)
&ela(a 1!-1+
hari9
$eonatus !H'
bulan%
"treptokpkus
6rup ,
$scherichia
coli, bakteri
gram negatif
lainnya,
Streptococuc
pneumoniae,
Haemophilus
influenzae
!tipe b,J
$ontypable%
"ebaiknya
tidak
dilakukan
perawatan
sebagai
pasien rawat
jalan
Ampisilin K
sefotaksim
atau
aminoglikosid
ditambah
preparat
antistafilokoku
s apabila
dicurigai
adanya infeksi
Staphylococus
aureus
Ampisilin K
sefotaksim
atau
aminoglikosid
ditambah
preparat
antistafilokoku
s apabila
dicurigai
adanya infeksi
Staphylococus
aureus
'17 bulan
Pneumonia
dengan
demam
Respiratory
syncial virus,
irusrespiratorik
Tidak
disarankan
untuk melakukan
"efuroksim
atau
sefotaksimatau
"efotaksim
atau
seftriaksonditambah
17
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
18/25
lainnya
!parainfluen0a
irus,
influen0a
irus,adenoiruses%,
".pneumoniae,
/.influen0ae
!tipe b,J
nontypable%
rawat jalan
pada
perawatan
awal
seftriakson
ditambah
dengan
nafsilin atau
oksasilin
dengan
preparat
nafsilin atau
oksasilin
Pneumonia
afebril
hlamydia
trachomatis,
Mycoplasma
hominis,
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
19/25
".pneumoniae,
/.influen0ae
!tibe b,J
nontypable%,
M.pneumoniae,
hlamydophil
a pneumoniae,
".aureusn
group A
sterptococci
atau
klaritromisin
1'+ tahun M.pneumoniae
,
".pneumoniae,
.pneumoniae
, /.influen0ae
!tibe b,J
nontypable%,
influen0airus,
adenoirus,
irus saluran
respiratori
lainnya
=ritromisin,
a0itromisin,
atau
klaritromisin
=ritromisin,
a0itromisin,
atau
klaritromisin
dengan
ataupun tanpa
ditambahkan
preparat
sefuroksim
atau ampisilin
"efuroksim
atau
seftriakson
ditambah
eritromisin
atau
klaritromisin
;1< #ah%)=
M.pneumoniae,
".pneumoniae,
.pneumoniae
, /.influen0ae
!tibe b,J
nontypable%,
influen0airus,
adenoirus,
8egionella
pneumophila
=ritromisin,a0itromisin,
klaritromisin,
doksisiklin,
moGifloGacin
, gatifloGacin,
atau
gemifloGacin
MoGifloGacin,gatifloGacin,
leofloGacin,
atau
gemifloGacin,
atau
a0itromisin
atau
klaritromisin
ditambah
sefotaksim,
seftriakson,
atau ampisilin1
sulbaktam
"efotaksim,seftriakson,
atau ampisilin1
sulbaktam
ditambah
a0itromisin
atau
klaritromisin
atau
moGifloGacin,
gatifloGacin,
leofloGacin,
atau
gemifloGacin.
LPneumonia berat akibat ".pneumoniae, ".aureus, streptokokus group A, /.influen0a type b, or M.pneumoniae,membutuhkan perawatan dirumah sakit khususnya perawatan intensif. Pemberian preparat antipseudomonasharus ditambahkan apabila dicurigai adanya infeksi pseudomonasLLPemberian preparat oralLLLPemberian preparat parenteral untuk pasien rawat inap kecuali untuk preparat makrolid !eritromisin,a0itromisin, dan klaritromisin%, yang harus diberikan secara oral.Jnfeksi /.influen0a tipe b jarang ditemukan apabila sudah dilakukan imunitas uniersal untuk /.influen0a tipe
b.
19
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
20/25
LLLLPemberian preparat >luorokuinolon merupakan kontraindikasi pada anak berusia kurang dari '+ tahun,wanita hamil, dan menyusui. Pemberian preparat tetrasiklin tidak dianjurkan pada anak kurang dari ; tahun.
KOMPLIKASI
#omplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta,
pneumotoraks, atau infeksi ekstrapulmuner seperti meningitis purulenta. =mpiema torasis
merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia bakteri.'
lten > dkk. Melaporkan mengenai komplikasi miokarditis yang cukup tinggi pada
seri pneumonia anak berusia 212B bulan. 5leh karena miokarditis merupakan keadaan yang
fatal, maka dianjurkan untuk melakukan deteksi dengan teknik noninasif seperti =#6,
ekokardiografi, dan pemeriksaan en0im.'
PROGNOSIS
Pada umumnya anak akan sembuh dari pneumonia dengan cepat dan sembuh
sempurna, walaupun kelainan radiologi dapat bertahan selama )1+ minggu sebelum kembali
ke kondisi normal. Pada beberapa anak, pneumonia dapat berlangsung lebih lama dari ' bulan atau dapat berulang. Pada kasus seperti ini keumgnkinan adanya penyakit lain yang
mendasari harus dinestigasi lebih lanjut, seperti dengan uji tuberkulin, pemeriksaan
hidroklorida keringat untuk penyakit kistik fibrosis, pemeriksaan imunoglobulin serum dan
determinasi sub kelas g6, bronkoskopi untuk identifikasi kelaianan anatomis atau mencari
benda asing, dan pemeriksaan barium meal untuk refluks gastroeusofageal.'B
PEN>EGAHAN
@aksin influen0a yang diberikan tiap tahun dianjurkan untuk seluruh anak berusia )
bulan1 '+ tahun. ayi ) bulan sampai dengan anak usia tahun memiliki risiko tinggi
terjadinya komplikasi dari influen0a yang dilemahkan dapat diberikan pada pasien 21B;
tahun. eberapa aksin trialen telah memiliki lisensi untuk digunakan sejak berusia ) bulan.
aksinasi uniersal sejak masa kanak1kanak dengan aksinasi /. nfluen0a tipe
terkonjungasi dan ".pneumonia telah menurunkan insidens terjadinya pneumonia secara
20
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
21/25
bermakna. #eparahan suatu infeksi 4"@ dapat dikurangi dengan menggunakan paliisumab
pada pasien yang beresiko tinggi.'B
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
22/25
Memberikan imunisasi lengkap pada anak
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
23/25
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia merupakan infeksi pada parenkim paru. kalsifikasi pneumonia
berdasarkan umur, yaitu pada usia kurang dari 2 bulan diklasifikasikan sebagai pneumonia
berat dan bukan pneumonia, pada usia 2 bulan sampai tahun pneumonia diklasifikasikan
sebagai pneumonia berat, pneumonia dan bukan pneumonia. Penanganan pneumonia yaitu
pemberian oksigen, antibiotik serta pengobatan simptomatis. Pneumonia pada umumnya
dapat sembuh sempurna jika cepat terdiagnosa serta mendapatkan terapi yang adekuat
23
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
24/25
DAFTAR PUSTAKA
'. 4ahajoe $, "upriyanto , setyanto D. 4espirologi anak. =disi ke1'. :akarta? DA3
2&'7
2. Price "A, Eilson 8M. 2&&. Patofisiologi? #onsep #linis Proses1Proses Penyakit,
=disi ), @olume 2? Penerbit =6. :akarta.7. Pechere :. Pneumonia no single definition. Dalam? ommunity a9uired pneumonia
in children. nternational >orum "eries. =disi pertama. ambridge Medical
Publications, Eellingborough ';;.h.'1).B. Al1=idan >A, Mc=lnay :, "cott M6, #earney MP, orrigan :, Mc onnell :. , =strel , amaniero @, etancourt @, 0urieta 4, 5rti0 E, dkk. The
beneficial effects of weekly low1dose itamin A supplementation on acute lower
respiratory infections and diarrhea in =cuadorian children. Pediatrics ';;;3 '&B?'1(.(. Arguedas A6, "tutman /4, Marks M. acterial pneumonias. Dalam? hernick @,
#endig =8 penyunting. #endigs Disorders of the respiratory tract in children. =disi
kelima. "aunders, Philadelphia ';;&.h. 7('1;B.+. 8ong "". Pneumonia in older infants, children, and adolescents. Dalam? "chidlow
D@, "mith D", penyunting. /anley N elfus, Philadelphia ';;B.h.+;1;+.
24
-
8/19/2019 3.ISI Pneumonia
25/25
;. "antoso M, #urniadhi D, Tandean M, 5ktaia =, iulianto 4. Panduan kepanitraan
klinik pendidikan dokter. :akarta? >#