4. analisa dan pembahasan 4.1. gambaran umum perusahaan · 2013. 3. 11. · mandarin oriental akan...
TRANSCRIPT
42 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Pada awalnya Hotel Majapahit didirikan pada tahun 1910 dengan nama
Hotel Oranje dan terletak di jantung kota Surabaya. Pendirinya bernama Eugene
Lucas Sarkies yang terkenal merupakan salah satu anggota keluarga Sarkies yang
juga pemilik antara Hotel Raffles di Singapura, Hotel The Strand di Burma dan
Hotel Eastern dan Oriental di Penang, Malaysia. Lalu pada pertengahan Perang
Dunia II, yaitu pada tahun 1942, Hotel Oranje dihuni oleh Jepang dan digunakan
sebagai barak militer dan tempat penampungan penjara sementara untuk wanita
dan anak-anak Belanda. Pada saat itu Hotel Oranje dikenal dengan nama Yamato
Hoteru atau Hotel Yamato selama 3,5 tahun lamanya.
Kemudian pada tahun 1945, tepatnya pada tanggal 19 September 1945
terjadi insiden perobekan Bendera Belanda (Bendera Merah Putih Biru) di hotel
ini. Para pemuda pejuang Indonesia beramai-ramai meneriakkan kata-kata
merdeka dan merobek warna biru dari Bendera Belanda, mengubahnya menjadi
bendera Indonesia, yaitu Merah Putih. Beberapa bulan kemudian, ketika terjadi
revolusi di Surabaya, hotel ini dikenal dengan nama Hotel Merdeka atau The
Liberty Hotel.
Selanjutnya pada tahun 1946, hotel ini kembali dikelola oleh keluarga
Sarkies dan namanya diubah menjadi Hotel L.M.S. (Lucas Martin Sarkies).
Kemudian pada tahun 1969, Hotel L.M.S. diganti kembali namanya menjadi
Hotel Majapahit oleh pemilik barunya, yaitu Mantrust Holding Co. Dan pada
tanggal 29 April 1993 Hotel Majapahit ini dibeli oleh Sekar Group, salah satu
konglomerat Indonesia dan tiga bulan kemudian, Sekar Group dan Mandarin
Oriental Hotel Group menandatangani persetujuan untuk pengelolaan hotel dan
membentuk joint venture company “PT. Sekman Wisata”.
Sehingga setelah 2 tahun masa renovasi, pada akhirnya pada tanggal 19
Januari 1995, Hotel Majapahit dibuka kembali sebagai Hotel bintang lima
berkonsep butik nan mewah serta unik, bersejarah dan meraih posisi sebagai salah
Universitas Kristen Petra
43
satu hotel yang terkemuka di Surabaya. Hotel Majapahit adalah salah satu dari
hotel yang termasuk di Mandarin Oriental Oriental Group yang berasal dari
Mandarin Oriental Hongkong yang didirikan tahun 1963. Tujuan utama didirikan
adalah untuk menciptakan hotel mewah, yang mampu mengimbangi pertumbuhan
jumlah pengusaha dan wisatawan yang berkunjung ke Hongkong sebagai wilayah
pertumbuhan dan kegiatan penting dalam bidang keuangan.
Untuk keterangan selengkapnya mengenai Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya akan dijabarkan seperti dibawah ini:
4.1.1. Lokasi Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya
Lokasi dapat menentukan maju tidaknya sebuah perusahaan karena
dengan memilih lokasi strategis, maka akan memudahkan perusahaan tersebut
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan lokasi yang dimiliki oleh
Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya merupakan letak perusahaan yang
dipengaruhi oleh sejarah dan terletak di jantung kota yang merupakan tempat
bisnis dan perbelanjaan. Untuk lebih lengkapnya sebagai berikut:
1. Informasi umum tentang hotel
- Nama Hotel : Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya
- Kode Hotel : MOSUB
- Alamat : Jalan Tunjungan 65
- Kota : Surabaya
- Kode Pos : 60275
- Propinsi : Jawa Timur
- Negara : Indonesia
- Telepon : 62-31-5454333
- Fax : 62-31-5454111
- Pembukaan : tahun 1996
- Tanggal keanggotaan dengan Mandarin Oriental Hotel Group
(MOHG) : 17 Juli 1993
- Pemilik : PT. Sekar Group (75%) dan Mandarin Oriental Hotel
Group (25%)
- Renovasi : dimulai pada tanggal 23 Mei 1994
Universitas Kristen Petra
44
2. Lokasi
- Jarak ke pusat bisnis : 5 menit perjalanan ditempuh jalan kaki
- Jarak ke pusat perbelanjaan : 5 menit ditempuh jalan kaki
- Jarak ke International airport : Juanda International Airport/13 km
- Jarak ke Pelabuhan : Pelabuhan Tanjung Perak/8 km
- Jarak ke Stasiun Kereta Api : Stasiun Gubeng/3 km
- Terminal Bus Utama: Terminal Bus Bungurasih/9 km
- Pemberhentian transportasi umum : di depan Hotel
- Lokasi lain-lain:
15 menit perjalanan kaki ke World Trade Centre
10 menit perjalanan kaki ke Surabaya Plaza
4.1.2. Fasilitas dan Service yang ditawarkan Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya
- 24 jam fasilitas Room Service
- Kolam renang dengan luas 25 m3
- Layanan antar jemput dari airport ke hotel dan sebaliknya
- Pembayaran dapat dilakukan dengan kartu kredit
- Layanan penitipan bayi
- Saluran Program TV Cable
- Jasa persewaan mobil
- Tersedia surat kabar harian internasional
- Layanan Laundry dan Dry Cleaning
- Layanan penukaran mata uang asing
- Salon untuk perawatan rambut
- Peralatan serba elektronik yang tersedia dikamar untuk masing-masing tamu
secara pribadi
- Fasilitas internet di setiap kamar
- Lobby shop
- Fasilitas Majapahit Club untuk para wisatawan baik dalam dan luar negeri
- Fasilitas Mandarin Oriental Spa by Martha Tilaar
- Fasilitas golf di Finna golf
Universitas Kristen Petra
45
- Safe Deposit Boxes
- Fasilitas berkeliling dan melihat serta menikmati 101 tempat-tempat wisata
yang ada di Surabaya dan sekitarnya
- Layanan sekretaris di Business Centre
4.1.3. Visi dan Misi Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya
Visi yang ingin dicapai oleh Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya semata hanya untuk memberi kepuasan kepada para tamu dan
mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh hotel bintang lima pesaingnya.
Visi tersebut disingkat menjadi satu kata yaitu D.E.L.I.G.H.T. dengan penjelasan
sebagai berikut:
- Distinctive
Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya merupakan lingkungan
yang unik dan bernuansa sejarah.
- Exotic
Keajaiban dari negara timur dapat dilihat dari tempat yang merupakan
warisan sejarah dan fasilitas Spa by Martha Tilaar yang menggunakan
ramuan tradisional dalam perawatannya.
- Lively
Sebuah tempat yang penuh dengan energi dan semangat didukung dengan
pameran seni budaya (Art & cultural open house) dan parade bebek (Duck
parades).
- Imaginative
Dengan rancangan dekorasi dan pelayanan yang inovatif untuk
menyenangkan dan menghibur para tamu: Indigo live, Guest table Art,
Dinner show Restaurant.
- Guest centered
Hotel memberikan pelayanan yang pribadi, sabar dan mengejutkan melalui
Majapahit club dan 101 destination (tujuan).
- Harmonious
Pelayanan yang penuh kepedulian dikombinasikan dengan sentuhan yang
spesial dilihat dari Taman (Herb Garden) dan Cultural Concierge.
Universitas Kristen Petra
46
- Time
Sebuah tempat yang memberikan waktu yang sangat banyak untuk
menikmati, bersantai dan menenangkan dengan ditunjang oleh fasilitas
Majapahit virtual club (Gym) dan Mandarin Oriental Spa by Martha
Tilaar.
Kemudian mengenai misi yang akan dicapai oleh Mandarin Oriental
Hotel Majapahit Surabaya berada dibawah manajemen Mandarin Oriental Hotel
Group sehingga misi yang akan dicapai juga sama dengan Mandarin Oriental
Hotel Group secara keseluruhan. Oleh karena Mandarin Oriental Hotel Group
adalah pemimpin dalam industri perhotelan, dimana memiliki dan
mengoperasikan sebagian dari hotel mewah dan kelas satu di seluruh dunia. Dan
oleh karena itu maka misinya adalah untuk menyenangkan dan memuaskan para
tamunya. Manajemen hotel memiliki komitmen untuk membuat dan memberi
perubahan setiap hari, menjadi baik dari hari ke hari dan menjadi yang terbaik di
industri perhotelan. Untuk mencapai misi tersebut Mandarin Oriental Hotel
Group memiliki dasar-dasar tuntunan sebagai berikut:
- Delight Customer (Menyenangkan Pelanggan)
Mandarin Oriental akan mencoba memahami kebutuhan dan keinginan
para tamu dengan memperhatikan permintaan dan tanggapan mereka
dengan kompeten, akurat dan sesuai dengan kebutuhan jaman. Mandarin
Oriental akan merancang dan menyediakan produk dan jasa hotel untuk
memenuhi kebutuhan para tamunya. Dalam pelaksanaannya, Mandarin
Oriental akan berkomitmen untuk mencapai harapan para tamu, memberi
kejutan kepada mereka dengan kemampuan manajemen untuk
mengantisipasi dan memenuhi harapan mereka.
- Working together as colleagues (Bekerjasama sebagai teman sekerja)
Mandarin Oriental akan menitikberatkan pada tanggung jawab dan
pengakuan melalui suasana kerja tim. Dengan kerjasama sebagai teman
sekerja dan memberi perlakuan dengan rasa hormat dan kepercayaan yang
sama antar teman sekerja, Mandarin Oriental berusaha memberi kontribusi
kepada grup hotel keseluruhan sukses dengan produktivitas yang lebih
dibandingkan bekerja sendiri-sendiri.
Universitas Kristen Petra
47
- Promoting a climate of enthusiasm (Mengembangkan setiap inisiatif
/semangat yang besar)
Mandarin Oriental memiliki komitmen untuk setiap orang yang ada di
Mandarin Oriental dengan memberi perhatian dan dukungan dari
lingkungan. Sebagai pemimpin industri perhotelan, Mandarin Oriental
memiliki komitmen untuk membawa yang terbaik kepada orang-orangnya
melalui training yang efektif dan karir yang menunjang serta
pengembangan pribadi, dan dengan mendorong kemampuan dan inisiatif
dari masing-masing individu.
- Being the best (Menjadi yang Terbaik)
Mandarin Oriental akan menjadi pemimpin yang inovatif di dunia
perhotelan dan akan mengembangkan jasa dan produk yang ditawarkan
secara berkelanjutan. Mandarin Oriental akan mencari jasa dan produk
yang berkualitas dari para supplier dengan nilai yang terbaik.
- Delivering shareholder value (Memberi Nilai yang berarti bagi Pemegang
saham)
Mandarin Oriental memiliki komitmen untuk menjadi sebuah perusahaan
yang berkembang. Kesuksesan Mandarin Oriental akan menghasilkan
pengembalian investasi, yang tetap diantara perusahaan-perusahaan di
industri perhotelan.
- Playing by the rules (Bekerja sesuai aturan yang berlaku)
Mandarin Oriental akan memelihara integritas, keadilan, dan kejujuran
baik dalam hubungan internal maupun eksternal dan akan konsisten
memegang komitmen.
- Acting with responsibility (Berlaku dengan tanggung jawab)
Mandarin Oriental akan secara aktif berpartisipasi dalam perkembangan
lingkungan, seperti halnya Mandarin Oriental akan menjadi anggota yang
bertanggung jawab bagi komunitas dan organisasi industri perhotelan.
4.2. Struktur Organisasi Departemen Housekeeping
Sebelumnya mengenai data struktur organisasi Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya sendiri dari mulai posisi General Manager sampai dengan
Universitas Kristen Petra
48
Supervisor berbagai departemen-departemen, penulis lampirkan di halaman
belakang sebagai dokumen internal tahun 2005. Dan struktur organisasi yang akan
dijabarkan dibawah secara langsung penulis tujukan pada departemen yang
berhubungan langsung dengan bagian laundry yang menjadi pokok penting
dalam bahasan.
Kemudian dibawah ini merupakan struktur kepemimpinan di dalam
Departemen Housekeeping Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya yaitu:
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Departemen Housekeeping Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya secara umum
Sumber: Internal Document (lampiran 4), 2005, yang diolah penulis Keterangan:
Struktur organisasi Departemen Housekeeping Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya yang digambarkan diatas ini merupakan gambaran umum
dari struktur organisasi di dalam Departemen Housekeeping tersebut, dimana
lebih menunjukkan posisi kepemimpinan saja sehingga bagian laundry sendiri
tidak tampak.
Lalu setelah gambaran umum mengenai struktur kepemimpinan Departemen
Housekeeping diatas maka berikut ini penulis akan jabarkan lebih rinci mengenai
bagian laundry yang menjadi pokok bahasan yang terpenting yaitu sebagai
berikut:
Executive Housekeeper
Asst. Executive Housekeeping
Senior Supervisor Housekeeping
Supervisors
Universitas Kristen Petra
49
4.2.1. Struktur Organisasi Departemen Housekeeping Bagian Laundry
Oleh karena kegiatan operasional bagian laundry saat ini memiliki posisi
langsung berada dibawah naungan pemimpin Departemen Housekeeping yaitu
Executive Housekeeper serta hasil wawancara yang dilakukan penulis
pada tanggal 19 September 2005 tersebut dengan Bapak Martanto selaku
pimpinan laundry (Linen and Laundry Room Supervisor) maka penulis dapat
menggambarkan struktur organisasi yang berhubungan dengan laundry dan
berlaku tahun 2005 ini yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Departemen Housekeeping Bagian Laundry Tahun 2005
Sumber: Data yang diolah dari data Internal (Lampiran 4) serta wawancara tanggal 19 September 2005 dengan Linen and Laundry Room Supervisor Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya.
4.2.2. Sejarah Berdirinya Bagian Laundry
Seiring dengan diresmikannya kembali Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya dengan kapasitas 143 kamar pada tanggal 19 Januari 1995
maka diikuti pula dengan berdirinya Departemen Housekeeping (tata graha) yang
khusus bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan ,kerapihan, dan
kenyamanan kamar, ruangan umum, bar, restoran, dan outlet lainnya (Darsono,
1995, p. 1). Kemudian ada bagian khusus yang menangani pencucian pakaian
tamu, linan-linan dari outlet-outlet yang ada di dalam hotel dan juga pakaian
Executive Housekeeper Sugiharto
Order Taker
Linen & Laundry Room Supervisor
Martanto Dwi Nugroho
Laundry & Uniform Attendants
-Desy Tetra, dkk
Room & Public Area
- Basuki - Arifin - Sigit
Florist Lilik
Universitas Kristen Petra
50
seragam karyawan yaitu dikenal dengan bagian binatu (laundry), yang secara
serempak juga dibuka dan dioperasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan
terhadap pencucian, baik pencucian pakaian tamu, seragam karyawan maupun
linan-linan.
Kemudian pada bagian laundry ini mempunyai fasilitas yang terbatas dan
sederhana yang dari awal berdiri tahun 1995 sampai sekarang yaitu terdiri dari:
Tabel 4.1. Daftar fasilitas/peralatan dan Tenaga kerja di Bagian Laundry dari
tahun 1995-2005
Nomor Fasilitas/Peralatan Jumlah
1 Mesin cuci front door (pintu depan) 2 buah
2 Mesin pengering (Dry Tumbler) 1 buah
3 Seterika tangan 10 buah
4 Tenaga kerja tetap 4 orang
5 Tenaga kerja casual 2 orang
Sumber: Wawancara tanggal 19 September dengan Laundry Supervisor Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya
4.2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Executive Housekeeper, Linen and
Laundry Room Supervisor dan Linen and Uniform Attendant
Seperti yang sudah digambarkan di dalam gambar 4.2. yaitu mengenai
struktur organisasi Departemen Housekeeping khususnya bagian laundry, maka
secara garis besar orang yang bertugas baik sebagai pemimpin dan bagian
operasional apabila diurutkan dari atas maka dimulai dari Executive Housekeeper,
Linen and Laundry Room Supervisor dan yang terakhir adalah Linen and Uniform
Attendants (Internal Document, 2005) Berikut ini adalah penjabaran rinci
mengenai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing (Lampiran 15, 16, 17),
yaitu:
Universitas Kristen Petra
51
1) EXECUTIVE HOUSEKEEPER
- LAPORAN TANGGUNG JAWAB: kepada General Manager
- RUANG LINGKUP:
1. Memastikan kenyamanan serta kebersihan yang paling baik untuk semua
tamu-tamu kita, seperti yang diharapkan oleh Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya.
2. Mencapai efisiensi maksimal dan produktivitas untuk hotel.
- OTORITAS:
1. Menghimpun modal operasional, pengeluaran-pengeluaran modal untuk
Departemen Housekeeping dan mengumpulkan anggaran dasar tahunan
untuk kebutuhan Departemen untuk semua linan-linan, seragam-seragam,
dan semua yang dapat dipakai.
2. Mengembangkan dan memberikan prosedur-prosedur tertulis untuk semua
departemen-departemen dibawah garis yurisdiksi Departemen
Housekeeping.
3. Mengambil semua tindakan-tindakan yang perlu tanpa ada batas-batas
aturan-aturan persetujuan, persediaan atau modal, dan tingkat-tingkat gaji.
- MENJAGA HUBUNGAN DENGAN YANG LAIN:
1. Mengkoordinasi dan mengkomunikasikan dengan semua manajer dan
kepala-kepala departemen.
2. Mengadakan pertemuan secara teratur dengan karyawan di dalam
departemen ini.
- STANDAR HASIL PEKERJAAN:
1. Peningkatan dalam kelanjutan yang berdasarkan pada pelayanan kepada
tamu.
2. Perbaikan-perbaikan yang dibuat dalam pengendalian biaya, sistem-
sistem, dan prosedur-prosedur.
3. Kejujuran dan Keakuratan dalam menyajikan laporan-laporan.
4. Ketaatan dalam menjalankan anggaran belanja.
- DETIL TUGAS:
1. Pastikan pelayanan dan produksi itu tersedia dalam aturan yang
seharusnya, dan sesuai dengan tingginya standar Mandarin Oriental
Universitas Kristen Petra
52
Hotel Majapahit Surabaya .Lakukan-mengerti, pertahankan, dan
laksanakan sesuai pedoman operasional dan garis yang ditentukan.
2. Awasi dan kembangkan personil dalam departemen kepada keefektifan
yang maksimal seperti:
- Memilih dan merekrut pegawai yang berkualitas.
- Orientasi: - pengenalan pegawai yang baru pada situasi, fasilitas-
fasilitas dan jam operasional
- Pelatihan: - Kecakapan dalam mematuhi perintah dan
mempraktekkannya .
Memulai sebuah program latihan yang efektif, keduanya formal
dan sesuai dengan pekerjaannya.
- Pengembangan: - Membantu melatih pengetahuan dan kemampuan
- Kesempatan: - Perkenalkan karyawan-karyawan dengan tantangan-
tantangan untuk keberlangsungan dan memastikan kemajuan yang
tepat.
3. Mengerti dan mengendalikan biaya-biaya. Temukan pemborosan dalam
waktu “pekerja”, cara-cara yang dipakai, uang, mesin-mesin dan bahan-
bahan dan ambil tindakan yang tepat.
4. Sadar diri dan memulai pergerakan untuk kemajuan-kemajuan. Lihat dan
dengarkan apapun dengan pikiran terbuka. Selalu ada cara-cara untuk
maju.
5. Bangun kondisi dan praktek kerja di lapangan yang aman. Pastikan
kebersihan yang tepat di seluruh area. Punyai karyawan yang memakai
pakaian yang diharuskan pada setiap waktunya.
6. Pertahankan kualitas yang tinggi dari standar-standar Tata Graha dalam
departemen:
- Rooms (Departemen Kamar-kamar)
- Linen and Uniform (Departemen Linan dan Seragam)
- Valet and Seamstress (pengambil pesanan) dan penjahit
- Lost and Found (Departemen Barang hilang dan ditemukan)
- Laundry (Departemen Binatu)
Universitas Kristen Petra
53
- Janitorial and Outside Cleaners (Departemen Penyimpanan
peralatan kebersihan untuk bagian dalam dan bagian luar)
Pastikan bahwa semua dari departemen-departemen diatas
memperhatikan setiap perlengkapan mereka dan perlakukan dengan
rasa menghargai. Kebersihan pada seluruh area adalah harus sangat
diperlukan. Pastikan perawatan yang tepat.
7. Ciptakan laporan kemajuan-kemajuan yang berhubungan dengan
pimpinan-pimpinan dan juga bawahan
- Komunikasikan dengan jelas
- Pastikan pengertian akan tujuan yang diinginkan
8. Kembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan dan memecahkan
masalah. Delegasikan dengan efektif
- Transferkan tanggungjawab yang spesifik
- Berikan otoritas yang secukupnya untuk membawa keluar
tanggung jawab
- Pegang perhitungan untuk membawa keluar tanggung jawab-
tanggung jawab dan melatih otoritas
9. Mengelola fungsi-fungsi hubungan tenaga kerja
10. Jalankan tugas seperti seorang public relation dalam menghadirkan
kembali hotelnya sebagai seorang anggota yang diatur dalam sebuah
komunitas.
- TUNTUNAN-TUNTUNAN:
1. Khusus pengaturan pembersihan ikuti lewat diatas ini
2.Bangun ketepatan dalam sistem pengecekan kamar, dengan penekanan yang
khusus pada ruangan-ruangan yang VIP.
3. Bangun sebuah kecepatan dan keefektifan dalam sistem laporan untuk
kamar.
4. Efektifkan pengendalian persedian untuk linen dan semua hal lain yang
dapat dipakai dalam Departemen Housekeeping.
5. Aturlah bagian binatu untuk mencapai tingkat derajat yang tinggi dari
keefisienan dengan menghemat sebanyak mungkin persediaan dan
Universitas Kristen Petra
54
kemungkinan terbaik dalam pemakaian dan pengeluaran energi dan
pengendalian deterjen.
6. Percepat proses atas permintaan-permintaan untuk perawatan.
7.Koordinasikan dengan pemimpin-pemimpin departemen, pembersihan dan
penyediaan akan seragam-seragam.
2) LINEN AND LAUNDRY ROOM SUPERVISOR
- LAPORAN TANGGUNG JAWAB: kepada Senior Supervisor yang dalam
prakteknya di lapangan yaitu kepada Executive Housekeeper.
- TUJUAN KERJA:
1. Bertanggung jawab atas penanganan semua linan/kain untuk tamu Room
dan Food and Beverage.
2. Mengawasi aktivitas ruang linan
3. Mengontrol barang-barang dan menangani persediaan-persediaan
4. Bertanggung jawab atas kontrol seragam dan sistem-sistem.
5.Mengawasi dan mengontrol pengambilan dan pengantaran linan dari jasa
laundry di luar.
6.Memonitor semua pakaian tamu yang di laundry, dry cleaning dan
diseterika.
7.Bertanggung jawab untuk menempatkan semua laundry tamu ke kamar.
- URAIAN TUGAS-TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Melaporkan tugas tepat pada waktunya dengan berpenampilan seragam
yang bersih dan rapi.
2. Memelihara standar tinggi penampilan seseorang dan kebersihan di setiap
saat yang sesuai dengan ketentuan Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya.
3. Dikenal oleh semua outlet di hotel dan mampu secara langsung atau
menjawab permintaan dari tamu.
4. Mengikuti urutan prosedur jika terjadi kejadian darurat.
5. Berpegang pada aturan-aturan hotel dan tata tertib yang tertulis di dalam
Buku Pegangan Karyawan.
6. Menjadwalkan dan mengawasi hasil kerja karyawannya.
Universitas Kristen Petra
55
7. Menjalankan aturan-aturan hotel dan tata tertibnya.
8. Memeriksa penampilan dan menjaga seragam karyawan,
merekam/mencatat keterlambatan kehadiran, absensi.
9. Menentukan tugas harian yang akan diberlakukan oleh tiap individu dan
oleh prioritas kerja.
10. Memastikan ruang linan terjaga bersih, rapi dan bebas kotoran.
11. Mempertahankan pengendalian kebersihan linan kamar dan juga linen dari
Food and Beverage.
12. Memeriksa linan dari noda dan kerusakan, minta untuk dicuci kembali
atau diperbaiki.
13. Mengambil persediaan untuk semua barang stok berdasarkan kebutuhan
bulanan. Juga keakuratan pencatatan persediaan pakaian per karyawan.
14. Pastikan selalu tersedia, linan yang sudah dicuci yang siap digunakan
untuk kamar dan Food &Beverage.
15. Linan yang dibuang dan sulit untuk diperbaiki dan dianjurkan untuk
dibuang oleh Executive Housekeeper.
16. Membuat laporan bulanan tertulis untuk Accounting Department.
17. Melaporkan penyalahgunaan linan dan seragam oleh karyawan kepada
Executive Housekeeper.
18. Pastikan bahwa semua linan dan seragam tercatat lengkap dan selalu
diperbaharui.
19. Bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan di dalam ruang linan.
20. Perhatikan permintaan kerja untuk memperbaiki area kerja dan hubungi
Bagian Engineering.
21. Bertanggung jawab untul menjaga dan merawat peralatan dan barang-
barang dalam ruang linan.
22. Permintaan barang-barang untuk menjahit dan lain-lain disiapkan
budgetnya untuk tahun-tahun berikutnya.
23. Mendidik karyawan linan berdasarkan prosedur-prosedur dan metode-
metode kerja.
24. Mengenal peraturan-peraturan pemadam kebakaran dan termasuk di
dalamnya melatih karyawan.
Universitas Kristen Petra
56
25. Menjalankan prosedur-prosedur untuk kontrol seragam dengan mengikuti
peraturan-peraturan pertukaran antara yang kotor dengan yang bersih.
27. Setelah menerima daftar seragam pegawai perorangan, maka harusjuga
dapat mengotorisasikan seragam kepada karyawan baru dan menjelaskan
sistem pertukaran pemakaian seragam tersebut kepada anggota staf yang
baru tersebut.
28. Arsipkan slip seragam dibawah departemen dengan nama karyawan yang
baru dan nomor seragam.
29. Jika terjadi kehilangan seragam, karyawan harus menunjukkan slip
seragam baru sebelum karyawan tersebut memberitahukan kehilangan
tersebut.
30. Informasikan ke Executive Housekeeper atas segala kerusakan seragam,
bahan yang berkualitas jelek, tingkat pemakaian yang tinggi, masalah
desain seragam.
31. Jika pegawai mengundurkan diri atau dipecat pastikan bahwa seragam
secara utuh dikembalikan sebelum memprosesnya berikan slip kepada
yang bersangkutan.
32. Buat data yang terbaru baik seragam-seragam departemen seperti model,
warna, ukuran dan kondisinya.
33. Pastikan bahwa banyaknya penawaran pada aksesoris seragam seperti
kancing, sarung tangan, ekstra dasi, celemek dan sebagainya tersebut
tersedia.
34. Memeriksa seragam-seragam sebelum dikirim ke jasa laundry di luar
untuk kehilangan kancing, daerah yang ternoda dan bercak yang tidak
biasa atau terdapat kotoran. Jika perlu ditangani dulu sebelum dikirim ke
laundry.
35. Memeriksa seragam-seragam yang telah bersih untuk memastikan bahwa
seragam-seragam tersebut dalam kondisi yang baik dan sepatutnya bersih
sebelum diproses.
36. Memastikan bahwa seragam-seragam itu tersimpan ditempat yang benar
atau sesuai departemen, nama pegawai, dan nomor pegawai.
Universitas Kristen Petra
57
37. Memeriksa fungsi kain untuk seragam-seragam yang khusus dan pastikan
siap untuk dipakai. Pertahankan pemeliharaan dan pengembalian buku
untuk mereka.
38. Jangan mengubah kombinasi seragam tanpa persetujuan Executive
Housekeeper.
39. Memeriksa jika ada seragam yang baru diterima dari pabrik untuk kualitas
dan jumlahnya.
40. Melaporkan jika ada gangguan dari binatang kepada Executive
Housekeeper untuk ditangani.
41. Awasi hasil kerja penjahit, periksa untuk kualitas dan standard produksi
yang tinggi.
42. Menunjukkan jika ada tugas-tugas yang tertulis atau diminta oleh
Executive Housekeeper.
3) LINEN AND UNIFORM ATTENDANT
- LAPORAN TANGGUNG JAWAB: kepada Linen Supervisor (dalam hal ini
yang sekarang berlaku sebagai atasan disebut Linen and Laundry Room
Supervisor)
- TUJUAN PEKERJAAN: - Menyandang tugas-tugas yang telah dikhususkan
oleh Linen and Laundry Room Supervisor.
1. Menyimpan dan membagikan kain dan seragam bersih sesuai dengan
prosedur-prosedur.
2. Memastikan seragam-seragam dan kain-kain yang telah diproses itu bersih
dan dalam kondisi yang baik.
- URAIAN TUGAS-TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB:
1. Melaporkan dalam tugas tepat waktu dengan seragam yang bersih dan
penampilan rapi.
2. Memelihara standar-standar yang tinggi dari penampilan perseorangan dan
kesehatan di setiap waktu yang termasuk dalam standar-standar Mandarin
Oriental Hotel Majapahit Surabaya.
3. Dapat dikenal oleh semua outlet-outlet di hotel dan mampu untuk memberi
petunjuk atau menjawab permintaan-permintaan dari tamu.
Universitas Kristen Petra
58
4. Mengikuti urutan prosedur kalau-kalau terjadi kejadian darurat tercetak di
dalam Buku Pegangan Pegawai.
5. Berpegang pada kepemimpinan hotel dan aturan-aturan yang tercetak di
dalam Buku Pegangan Pegawai.
6. Bertanggung jawab atas penerimaan, pengecekan dan penyimpanan kain
bersih dari pencucian.
7. Menerima, menyimpan, menghitung dan mencatat atas semua jenis
barang-barang. Memelihara bila terdapat noda atau kerusakan.
8. Melaporkan segala kehilangan atau kerusakan kain, dan seragam kepada
pimpinan yang bertugas di ruang linan. Masukkan semua jenis barang
yang dibuang ke dalam buku catatan (Log book).
9. Memisahkan linan yang butuh untuk dicuci ulang atau diperbaiki ulang.
10. Memproses linan sesuai permintaan yang diterima.
11. Berikan seragam-seragam yang bersih kepada karyawan diatas tempat
yang bersih .
12. Memeriksa semua seragam dalam kondisi yang baik tanpa kerusakan,
kehilangan kancing atau bernoda sebelum diproses.
13. Mengikuti sistem yang telah ditetapkan untuk penyimpanan seragam-
seragam yang mana harus dengan departemen dan nomor.
14. Memeriksa semua kotoran pada seragam-seragam untuk barang yang
tertinggal di dalam kantong dikirimkan ke Lost and Found jika ditemukan
barang.
15. Siap dengan pengambilan persediaan saat diminta
16. Fleksibel/tidak kaku dengan permintaan pembagian-pembagian waktu
tugas.
Oleh karena begitu banyaknya tugas serta tanggung jawab yang ada maka
terdapat siklus pertanggung jawaban dari karyawan yang paling bawah yaitu
Linen and Uniform Attendant yang khusus bertanggung jawab kepada pemimpin
diatasnya yaitu Linen and Laundry Room Supervisor, kemudian beliau
bertanggung jawab langsung kepada Executive Housekeeper yang juga berlaku
sebagai pemimpin Departemen Housekeeping. Dan yang terakhir setelah setiap
Universitas Kristen Petra
59
laporan diterima dan diolah seakurat mungkin maka Executive Housekeeper
menyerahkan laporan tersebut kepada General Manager agar dapat diambil dan
mendapatkan persetujuan serta tindakan lebih lanjut. Kemudian begitu juga
sebaliknya apabila ada keputusan-keputusan dari General Manager yang sah
pada nomor (1), yang harus dijalankan oleh Bagian Laundry, maka
pengimplementasian keputusan dimulai dari nomor (2) sampai dengan (4) juga
harus berjalan searah. Untuk lebih rinci dan jelas maka setelah diolah dan diteliti
lebih lanjut mengenai alur penyerahan laporan pertanggungjawaban atas setiap
kebijakan yang ada dan yang akan datang penulis gambarkan dalam sebuah
flowhart yang merupakan siklus laporan pertanggung jawaban dan
pengimplementasian keputusan tersebut yang diolah penulis sebagai berikut:
Gambar 4.3. Siklus Laporan Pertanggungjawaban dan Pengimplementasian Keputusan di Bagian Laundry
Sumber: Internal Document (lampiran 15, 16, 17), 2005, yang diolah penulis
4.3. Hasil Wawancara Dengan Kepala Departemen Housekeeping: Executive
Housekeeper
Wawancara dengan Executive Housekeeper Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya dilakukan pada tanggal 19 September 2005 pada pukul 14.30
WIB. Pemimpin Departemen Housekeeping ini bernama Bapak Sugiharto yang
sudah bekerja menjadi karyawan tetap selama lebih kurang 1 tahun 2 bulan di
hotel ini. Dan Bapak Sugiarto inilah yang bertanggung jawab atas seluruh
Departemen Housekeeping ini yang termasuk didalamnya adalah Bagian Laundry
yang menjadi pokok pembicaraan secara keseluruhan. Wawancara ini dilakukan
General Manager
(1)
Executive Housekeeper
(2)
Linen and Uniform
Attendant
Linen and Laundry Room Supervisor
(3)
Universitas Kristen Petra
60
pada jam yang paling dianggap tidak begitu sibuk. Berikut adalah hasil
wawancara dengan Executive Housekeeper tersebut:
4.3.1. Keterbatasan-Keterbatasan Operasional Bagian Laundry
Wawancara mengenai keterbatasan-keterbatasan Operasional Bagian
Laundry yang selama ini menjadi kendala yang harus dihadapi oleh Bagian
Laundry khususnya, yaitu bahwa Bagian Laundry ini memiliki kapasitas mesin,
peralatan, ruang yang sangat kecil dan tidak memadai untuk dilakukannya laundry
sendiri, terlebih lagi melakukan atau mengelola Kebijakan Insourcing Laundry
dimana hotel ini harus berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan hotel ini sendiri
untuk mencucikan linan, uniform maupun guest laundry seperti standar hotel-
hotel berbintang lima pada umumnya. Keterbatasan yang dimiliki tersebut
dikarenakan adanya kemungkinan bahwa dari awal tahun 1995 (tahun berdirinya)
bagian laundry ini memang tidak diset-up untuk melakukan in-house laundry.
Dengan alasan itulah maka, Executive Housekeeper sebagai orang yang
menentukan kebijakan operasional laundry mengambil keputusan bersama dengan
pihak manajemen terkait lainnya yaitu dengan mengirimkan keluar cucian
(outsourcing laundry) ke perusahaan jasa lain yang dipercaya yaitu ke Hotel
Sheraton dan Martinizing. Kendala berikutnya juga disebabkan oleh adanya
keterbatasan PAR Stock dimana pergantian untuk setiap linan dan uniform terbatas
jumlahnya sehingga dibutuhkan proses laundry yang dituntut harus secepat
mungkin tetapi juga harus tetap sesuai dengan standar dan kualitas yang
ditetapkan.
4.3.2. Alasan Memilih Pihak Outsourcing Laundry
Wawancara dengan Executive Housekeeper mengenai Alasan Memilih
Pihak Outsourcing Laundry ini dilakukan pada waktu, tanggal serta tempat yang
sama. Menurut Bapak Sugiharto, hotel ini memilih dua perusahaan jasa yang
berbeda ini dilihat dari kecocokkan pada segi standar yang dimiliki oleh hotel ini
yaitu dengan standar Mandarin Oriental secara internasional yang menjadi pokok
utama dan juga segi kualitasnya. Standar Mandarin Oriental secara internasional,
khususnya untuk Bagian Laundry disebut dengan LQE yang memiliki
kepanjangan yaitu Legendary Quality Experience (Lampiran Dokumentasi LQE
Universitas Kristen Petra
61
Standard, 2005). Item yang dioutsourcekan tersebut dibagi-bagi yaitu house linen
seperti lap-lap kotor, handuk, sprei, taplak meja dan sebagainya dipercayakan
kepada Hotel Sheraton dan sebagian uniform tersebut dioutsourcekan ke
Martinizing. Dan oleh sebab adanya hubungan kerja tersebut maka diadakan
persetujuan secara tertulis mengenai harga dan item-itemnya antara Mandarin
Oriental Hotel Surabaya dengan Hotel Sheraton dan Martinizing. Sehingga setiap
item yang dikeluarkan untuk dicucikan atau dilaundrykan dan kemudian
dikembalikan selalu ada catatan setiap harinya tentunya dilakukan oleh orang-
orang yang incharge di bagian laundry tersebut.
4.3.3. Kebijakan Insourcing Laundry
Wawancara dengan Executive Housekeeper mengenai Insourcing Laundry
pada waktu, tanggal dan tempat yang sama. Kemudian hasil wawancara mengenai
Kebijakan Insourcing Laundry tersebut menurut Bapak Sugiharto bila dilihat dari
segi perkembangan bisnis Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya yang
jauh kedepan dan karena masa berdirinya hotel ini yang sudah tergolong lama
maka Kebijakan Insourcing Laundry menjadi pertimbangan yang seharusnya
sudah matang dan dianggap keputusan yang sangat baik. Lalu apabila Kebijakan
Insourcing Laundry tersebut dilakukan maka untuk jangka waktu yang panjang
dapat membuat hotel ini dapat memenuhi kebutuhan setiap outlet dengan lebih
cepat dan menguntungkan karena adanya berbagai efisiensi di dalam proses dan
biaya yang akan makin terasa perbedaannya. Namun sebaliknya untuk jangka
waktu pendek, bila Kebijakan Insourcing Laundry dilakukan maka sangatlah
merupakan tindakan yang tepat. Hal itu disebabkan harus membeli peralatan yang
memadai terlebih dahulu dan secara otomatis hotel ini merasa tidak aman karena
dibutuhkan modal yang tidak kecil untuk pemenuhan akan kapasitas seperti
mesin-mesin dan sebagainya. Sehingga sangat besarlah harapan untuk dapat terus
mengikuti perkembangan bisnis laundry yang kian marak serta bersaing dengan
hotel berbintang lima yang setaraf lainnya serta kemajuan pemenuhan kebutuhan
internal hotel ini sendiri yaitu dengan melakukan Kebijakan Insourcing Laundry
tersebut.
Universitas Kristen Petra
62
4.3.4. Kebijakan Outsourcing Laundry
Wawancara dengan Executive Housekeeper mengenai Kebijakan
Outsourcing Laundry ini dilakukan pada waktu, tanggal dan tempat yang sama.
Lain halnya dengan Kebijakan Insourcing Laundry, lain pula mengenai Kebijakan
Outsourcing Laundry. Menurut Bapak Sugiharto, Kebijakan outsourcing laundry
dalam jangka waktu pendek dan sangat singkat, menjadi jalan yang aman bagi
hotel ini karena hotel ini tidak memerlukan biaya yang besar untuk membeli
peralatan dan dapat berkonsentrasi terhadap hal-hal yang lain yang lebih
dibutuhkan untuk perkembangan bisnis hotel ini sendiri. Tetapi dikarenakan
pengoperasian Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya ini diperkirakan
akan berlangsung lama maka dalam jangka waktu yang panjang apabila
melakukan Kebijakan Outsourcing Laundry ini akan terasa adanya perbedaan
yang tidak dapat diartikan rugi dalam hal apapun meski dalam masalah biaya.
Hanya saja apabila Kebijakan Outsourcing Laundry ini terus menerus dilakukan
maka semua proses yang ada didalamnya akan sangat terpengaruh dan akan terus
tenggelam dalam kenyamanan tanpa keinginan untuk lebih maju lagi.
4.3.5. Efektifitas Dan Efisiensi Biaya
Wawancara dengan Executive Housekeeper mengenai Efektifitas dan
Efisiensi Biaya dilakukan pada waktu, tanggal serta tempat yang sama. Kemudian
hasil wawancara mengenai Efektifitas itu sendiri menurut pendapat Bapak
Sugiharto yaitu bahwa efektifitas merupakan pengaruh/dampak dari dalam proses
bekerja serta kecepatan dalam pemenuhan kebutuhan setiap outlet yang ada di
dalam hotel tersebut dan juga efektifitas diukur dari adanya penambahan PAR
stock yaitu penambahan persediaan untuk pergantian seperti seragam, appron,
handuk, dan sebagainya yang secara otomatis akan mempercepat proses laundry
itu sendiri dan membawa pengaruh pada cara bekerja para pegawainya yaitu dapat
mengontrol sendiri satu persatu termasuk pekerjaan masing-masing orang yang
ada di bagian laundry tersebut.
Selanjutnya hasil wawancara mengenai efisiensi biaya di bagian laundry
ini dikatakan bahwa biaya bukan kendala yang terbesar dan utama dan kebijakan
laundry yang dilakukan saat ini juga sudah cukup efisien. Akan tetapi mengenai
Universitas Kristen Petra
63
efisiensi itu sendiri yaitu untuk perkembangan bisnis jauh kedepan yaitu
efisiennya pemakaian sumberdaya-sumberdaya yang digunakan seperti tenaga
kerja dan waktu yang bisa dikonsentrasikan kepada hal-hal yang lain. Begitu pula
dengan masalah biaya memang sudah menjadi pertimbangan karena hotel sudah
running selama 10 tahun dan juga akan tidak layak lagi karena tidak dapat
bersaing dengan hotel-hotel bintang lima yang setaraf dengan hotel ini. Kemudian
efisiensi dalam jangka waktu pendek yaitu bahwa memang akan lebih efisien
dalam segi waktu seperti pemenuhan kebutuhan internal sendiri seperti kebutuhan
outlet-outlet akan cepat tertangani dan biaya yang tersimpan akan lebih banyak
dan dapat dilakukan untuk hal yang lainnya. Efisiensi Biaya dengan adanya
Kebijakan Outsourcing Laundry yang dilakukan saat ini dipandang sudah sangat
baik untuk nantinya dapat melaksanakan Kebijakan Insourcing Laundry atau
mendirikan serta melakukan laundry sendiri apabila persen occupancy meningkat
sampai 70 atau 80 persen.
4.3.6. Harapan Kedepan Untuk Bagian Laundry
Wawancara dengan Executive Housekeeper mengenai Harapan Kedepan
untuk Bagian Laundry ini dilakukan pada waktu, tanggal dan tempat yang sama.
Lalu menurut Bapak Sugiarto selaku Executive Housekeeper yang terus memantau
perkembangan Bagian Laundry ini mengatakan bahwa besar harapannya untuk
mendirikan In-House Laundry yaitu dengan mengelola Kebijakan Insourcing
Laundry, dimana semua kegiatan menjadi dapat lebih dikontrol dengan sendirinya
dan pengaruh yang besar ada pada proses laundry itu sendiri dan cara bekerja para
karyawanpun pasti akan berubah. Harapan ini juga bergantung juga pada tingkat
hunian hotel tersebut karena efisiensi biaya akan semakin besar akan punya
peluang yang besar.
4.4. Hasil Wawancara Dengan Kepala Bagian Laundry: Linen and Laundry
Room Supervisor
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor Mandarin
Oriental Hotel Majapahit Surabaya dilakukan pada tanggal 19 September 2005 di
Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya pada pukul 17.00 WIB. Linen and
Universitas Kristen Petra
64
Laundry Supervisor tersebut bernama Bapak Martanto Dwi Nugroho yang sudah
bekerja selama kurang lebih 8 tahun di Bagian Laundry tersebut dimulai dari
casual sampai dengan jabatan Linen and LaundryRoom Supervisor saat ini.
Berikut adalah hasil wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor
tersebut:
4.4.1. Tanggung Jawab Operasional Bagian Laundry
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor mengenai
Tanggung Jawab Operasional Bagian Laundry ini diketahui bahwa tanggung
jawab mutlak pada operasional laundry secara langsung dipegang oleh Linen and
Laundry Room Supervisor yang sekaligus merangkap sebagai manajer. Tingkat
hunian hotel yang selama ini tidak begitu tinggi dan kapasitas ruangan serta
mesin-mesin yang tidak besar tersebut menjadi dasar alasan pihak manajemen
Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya untuk mengefisiensikan biaya yang
dikeluarkannya untuk tenaga kerja dan jabatan seorang Laundry Manager
sehingga kedudukan atau jabatan seorang Laundry Manager dan Laundry
Supervisor adalah sama dalam hal ini. Dan personil-personil yang berada di
Bagian Laundry ini terdapat 3 orang staff dan 2 orang casual.
Kemudian Linen and Laundry Room Supervisor ini bertanggung jawab
untuk daily operation (operasional sehari-hari) dan mempertanggung jawabkan
laporan bulanan langsung kepada Executive Housekeeper. Jadi di dalam satu
tahun Linen and Laundry Room Supervisor ini bertugas untuk menjaga
kelancaran, mengatur serta mewujudkan setiap planning yang sudah dijadwalkan
oleh Executive Housekeeper.
4.4.2. Efektifitas dan Efisiensi Biaya di Bagian Laundry
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor mengenai
Efektifitas dan Efisiensi biaya di Bagian Laundry dilakukan pada tanggal dan jam
serta tempat yang sama. Kemudian hasil wawancara dengan Linen and Laundry
Room Supervisor mengenai efektifitas terlebih dahulu dibahas yaitu bahwa
efektifitas tersebut dipandang dari segi waktu yang singkat dan pemakaian
property (mesin dan peralatan lainnya) yang ada secara maksimal serta hasil
produksinya yang dikatakan sangat mengutamakan segi kualitas tersebut dianggap
Universitas Kristen Petra
65
efektif apabila mengelola setiap cucian itu sendiri. Sebaliknya dianggap tidak
begitu efektif bila outsourcing laundry dilakukan karena dari segi kualitas hasil
produksinya jadi tidak begitu baik, berawal dari segi treatment pada pakaian yang
ada karena rendahnya rasa memiliki oleh para tenaga kerja yang sangat berbeda
bila dibandingkan dengan mencuci sendiri atau insourcing laundry. Lalu hal
lainnya mengenai efektifitas adalah dikarenakan adanya standar yang dimiliki
oleh Mandarin Oriental secara keseluruhan mengenai standar pencucian dan
pelipatan menurut LQE Standard. Dikatakan Efektifitasnya tinggi bila kebijakan
yang diambil (insourcing atau outsourcing laundry) sesuai dengan standar
tersebut. Tetapi dengan adanya kebijakan saat ini yaitu outsourcing laundry maka
tidak begitu efektif karena disamping kualitas dari standar yang ditetapkan
tersebut menurun apabila pengontrolan tidak dijaga dengan baik.
Selanjutnya analisa hasil wawancara mengenai efisiensi tidaklah selalu
mengenai biaya dan selama ini kebijakan outsourcing laundry yang dilakukan
tidaklah begitu efisien karena proses perawatan atau maintenance harus
senantiasa diulang-ulang untuk menjaga setiap item-item yang dimiliki oleh hotel
ini setelah dicucikan di tempat lain, sehingga menjadi tidak begitu efisien lagi.
Dipandang dari segi yang tidak hanya menyangkut biaya tetapi terlebih mengenai
efisiensi waktu dan tenaga kerja yang harus terkuras. Misalkan mencucikan
taplak meja yang biasanya penuh dengan noda. Proses yang pertama-tama
dilakukan dalam mencuci adalah menghilangkan noda sebelum dicuci lebih lanjut,
tetapi lain halnya apabila mencucikan di tempat lain (outsourcing) maka
maintenancenya akan disama ratakan dalam arti kalau perusahaan laundry yang
dipercaya tersebut tidak memiliki standar yang hampir sama dengan Mandarin
Oriental dalam pencucian dan pelipatan maka pada akhirnya noda yang tadinya
ada akan tetap ada, dan pada waktu dikembalikan noda tersebut akan sangat sulit
dihilangkan dan pada akhirnya taplak meja tersebut harus dibuang dan
mengurangi persediaan (PAR stock) itu sendiri, sedangkan PAR Stock itu sendiri
sangat terbatas.
Universitas Kristen Petra
66
4.4.3. Kebijakan Insourcing Laundry
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor mengenai
Kebijakan Insourcing Laundry dilakukan pada waktu, tanggal dan tempat yang
sama. Kemudian hasil wawancara tersebut yaitu dengan adanya Kebijakan
Insourcing Laundry apabila dipandang dari segi kualitas baju atau linan yang
diproses sendiri akan lebih terawat serta terjaga, dan segi kualitas itu akan
semakin meningkat karena kualitas produk atau hasil akan lebih memuaskan
karena standar-standar yang dimiliki akan terus dijalankan dan dari segi
operasional juga akan lebih terkontrol. Kebijakan Insourcing Laundry juga
sangatlah diharapkan terutama untuk jangka waktu yang panjang tetapi tidak
untuk jangka waktu yang pendek. Disebabkan oleh adanya tingkat kebutuhan
yang semakin meningkat dan perkembangan bisnis laundry semakin pesat dan
bila pengelolaan Kebijakan Insourcing Laundry dilakukan maka akan
menghasilkan keuntungan yang besar. Hanya saja hambatannya adalah
penginvestasian modal yang cukup besar. Faktor lain yang membuat keinginan
untuk mengambil Kebijakan Insourcing Laundry juga disebabkan akan adanya
peningkatan kesadaran akan rasa memiliki (sense of belonging) dan jadi sumber
nafkah yang cukup besar untuk para pekerja di hotel ini. Termasuk didalamnya
apabila Kebijakan Insourcing Laundry dilakukan maka motivasi kerja para
pegawai juga akan meningkat menjadi lebih baik karena adanya sense of
belonging tersebut.
4.4.4. Kebijakan Outsourcing Laundry
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor mengenai
Kebijakan Outsourcing Laundry ini dilakukan pada waktu, tanggal serta tempat
yang sama. Selanjutnya hasil wawancara mengenai Kebijakan Outsourcing
Laundry ini adalah bahwa Kebijakan Outsourcing Laundry memang merupakan
jalan pintas yang terbaik dalam jangka waktu yang pendek. Sedangkan bila diukur
dari lamanya waktu Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya ini beroperasi selama kurang lebih 10 tahun sangatlah dirasakan bahwa
Bagian Laundry hotel ini tidak mengalami perkembangan kedewasaan dan akan
terus terjadi penyimpangan-penyimpangan dari prosedur serta standar yang ada
Universitas Kristen Petra
67
sehingga dinilai tidak efisien dan efektif. Penyimpangan-penyimpangan tersebut
yaitu dalam hal proses laundry itu sendiri dan sangat dipengaruhi oleh tidak ada
atau berkurangnya rasa memiliki tersebut. Oleh karena itu Kebijakan Outsourcing
Laundry tidak akan menjadi jalan yang terbaik untuk jangka waktu yang panjang
serta perkembangan bisnis hotel ini sendiri serta menurunkan standar kualitas
layanan pribadi.
4.4.5. Alasan Memilih Pihak Outsourcing Laundry
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor mengenai
Alasan Memilih Pihak Outsourcing Laundry yang dipercaya ini dilakukan pada
hari, tempat dan jam yang sama. Kemudian hasil wawancara mengenai alasan
pemilihan pihak Outsourcing Laundry yang dipercaya ini seperti diketahui bahwa
pihak Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya memilih 2 pihak
Outsourcing yang berbeda yaitu Hotel Sheraton dan Martinizing. Hotel ini
memilih untuk mengoutsourcekan khusus untuk linan-linan dan sebagian uniform
ke Hotel Sheraton dengan alasan utama bahwa Hotel Sheraton memiliki standar
didalam pencucian atau cleaning dan penyetrikaan atau pressing yang hampir
sama seperti LQE standard yang dimiliki hotel ini dan juga karena Hotel Sheraton
juga diakui memiliki kualitas hasil produksi yang baik juga dan sama-sama
bergerak di bidang yang sama dengan Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya yaitu hotel berstandar bintang lima. Dan disamping itu Hotel Sheraton
ini memberikan layanan gratis untuk Pick Up and Delivery Service setiap hari
yaitu pukul 07.00 WIB dan 15.00 WIB sehingga sangat memudahkan pihak
bagian laundry ini untuk menghemat waktu dan melakukan hal-hal atau proses
laundry yang lainnya.
Selanjutnya alasan untuk memilih Martinizing sebagai pihak outsourcing
kedua setelah Hotel Sheraton itu juga hampir sama karena pihak Martinizing
memiliki kualitas hasil produksi yang bagus dan pihak Martinizing ini dapat
menyesuaikan setiap keinginan pihak hotel ini dari standar cara pencucian sampai
penyetrikaan yang dimiliki oleh Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya
sehingga hotel ini menunjuk pihak Martinizing untuk me-laundry-kan semua jenis
uniformnya. Dan juga karena adanya pelayanan secara cuma-cuma dari pihak
Universitas Kristen Petra
68
Martinizing yaitu Pick Up and Delivery Service setiap pagi dan sore yaitu jam
10.00 WIB dan jam 16.00 WIB yang juga sangat memudahkan bagian laundry
hotel ini untuk fokus melakukan hal-hal lain yang lebih diperlukan.
4.4.6. PAR Stock
Wawancara mengenai PAR Stock ini dilakukan pada waktu yang sama
dan jam yang sama. Lalu analisa hasil wawancara mengenai PAR Stock ini adalah
mengenai adanya PAR Stock yang terbatas jumlahnya yang disediakan oleh
manajemen dan juga karena adanya berbagai penyimpangan yang terjadi pada
proses outsourcing seperti kerusakan-kerusakan pada linan-linan yang
treatmentnya kurang baik sehingga noda sulit dibersihkan dan akhirnya linan
tersebut tidak dapat dipakai kembali dan mengurangi PAR Stock yang ada,
meskipun apabila kerusakan terjadi oleh pihak luar tersebut diganti biaya
kerusakannya tetapi akan membutuhkan waktu lagi untuk dapat membelinya.
Kemudian selain keterbatasan PAR Stock yang disediakan pihak
manajemen juga adanya penyimpangan-penyimpangan yang mengakibatkan
persediaan PAR Stock menjadi berkurang, ada satu hal lagi yaitu tidak adanya
PAR Stock List khusus yang mencatatkan setiap item-item persediaan/PAR Stock
yang dimiliki oleh Bagian Laundry ini sendiri. Sehingga semua pencatatan ini
menjadi begitu tidak jelas dan mengambang karena tidak begitu akurat untuk tahu
betul-betul jumlah persediaan itu sebenarnya. Dan perhitungan PAR Stock yang
dimiliki hanya dilihat dan dihitung dari Closing Inventory yang didapatkan dari
Dokumen Room Linen Inventory Report tersebut. Untuk yang terakhirnya adalah
bahwa sebetulnya untuk pemenuhan kebutuhan akan PAR Stock tersebut, Bapak
Martanto mengatakan bahwa mereka membutuhkan paling tidak 3 PAR Stock
untuk masing-masing item sehingga setiap karyawan seperti kebutuhan akan
seragam juga dapat terpenuhi dengan cepat karena persediaan yang memadai
tersebut.
4.4.7. Harapan Ke Depan Untuk Bagian Laundry
Wawancara dengan Linen and Laundry Room Supervisor mengenai
Harapan Ke Depan Untuk Bagian Laundry ini dilakukan pada hari, tanggal, waktu
Universitas Kristen Petra
69
serta tempat yang sama. Kemudian Bapak Martanto mengemukakan harapan ke
depan untuk Bagian Laundry ini agar mengadakan kebijakan pengelolaan
Insourcing Laundry dikarenakan ada kebutuhan dan keperluan yang mendesak
tersebut untuk dapat segera diantisipasi. Dan juga karena berdirinya Bagian
Laundry ini yang sudah terhitung lama dan banyak mengeluarkan waktu, tenaga
serta pemikiran di dalamnya. Jadi sudah sepantasnya kalau harapan untuk dapat
mengelola Kebijakan Insourcing Laundry sendiri dimana segala sesuatu proses
serta kegiatan Laundry terpusat di dalam hotel ini sendiri.
4.5. Hasil Wawancara Dengan Kepala Departemen Accounting: Financial
Controller
Wawancara dengan Kepala Departemen Accounting ini dilakukan pada
hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2005, pukul 10.00 WIB, bertempat di Jalan Delta
Kencana 28, Surabaya. Kepala Departemen Accounting atau disebut dengan
Financial Controller ini bernama Bapak I Wayan Carma yang sudah bekerja
sebagai Financial Controller kurang lebih selama 10 tahun. Dan berikut adalah
hasil wawancara dengan Financial Controller yang dilakukan penulis tersebut:
4.5.1. Persetujuan Untuk Kebijakan Outsourcing Laundry
Wawancara mengenai Persetujuan Untuk Kebijakan Outsourcing Laundry
ini dilakukan pada waktu, tanggal dan tempat yang sama. Kemudian hasil
wawancara mengenai persetujuan untuk Kebijakan Outsourcing Laundry ini
merupakan rujukan dari team yang terkait. Dan team yang terkait tersebut terdiri
dari Financial Controller dan Executive Housekeeper yang juga bekerjasama
dengan Linen and Laundry Room Supervisor itu sendiri untuk mengajukan
Kebijakan Outsourcing Laundry sehingga mencapai persetujuan bersama atau
kesepakatan bersama. Kebijakan Outsourcing Laundry ini diberlakukan karena
berasal dari rapat antara pemimpin departemen yang terkait seperti Executive
Housekeeper dan juga Financial Controller yang dalam hal ini khususnya untuk
Bagian Laundry agar dapat mempunyai laundry sendiri atau Kebijakan Insourcing
Laundry itu dilakukan. Tetapi apa daya yang dapat dilakukan karena kendala yang
dihadapi adalah keterbatasan ruangan, infrastruktur saluran dan notabene hotel ini
yang sebetulnya didirikan tanpa laundry. Jadi itulah yang membuat team
Universitas Kristen Petra
70
commitee yang terkait mengeluarkan rujukan untuk melakukan Kebijakan
Outsourcing Laundry untuk jangka waktu yang pendek.
4.5.2. Kebijakan Insourcing Laundry
Wawancara dengan Financial Controller mengenai Kebijakan Insourcing
Laundry ini dilakukan pada hari, tanggal dan jam serta tempat yang sama.
Kemudian yang terlebih dahulu akan dibahas adalah mengenai Kebijakan
Insourcing Laundry. Tuntutan didalam ketepatan waktu dan kualitas yang juga
bagus menurut Bapak I Wayan Carma merupakan tuntutan dasar utama yang
harus diperhatikan oleh Bagian Laundry di dalam hotel ini, oleh karena itu
muncullah keinginan untuk diadakannya Kebijakan Insourcing Laundry di dalam
hotel ini dikarenakan oleh alasan bahwa kebutuhan internal seperti kebersihan
seragam dan linan-linan harus segera dipenuhi disamping itu kebutuhan internal
pun juga semakin meningkat atau dapat memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.
Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut adapula kendala-kendala yang dimiliki
oleh Bagian Laundry yaitu ruangan untuk operasional Bagian Laundry yang tidak
memadai, tuntutan akan kecepatan dengan kualitas yang baik dalam pemenuhan
kebutuhan internal, lalu segi biaya yang terbatas juga seakan membuat hotel ini
tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dalam waktu yang singkat sehingga hotel
ini mengambil Kebijakan Outsourcing Laundry (mencucikan di luar) ketimbang
harus mencuci sendiri. Apabila dilakukan Kebijakan Insourcing Laundry maka
dalam jangka waktu yang panjang maka tuntutan akan kecepatan dan
kualitas.Akan tetapi dalam jangka waktu yang pendek akan membuat hotel ini
harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk investasi, peralatan, obat, dan
tenaga kerja.
Selanjutnya dari pihak hotel ini sendiri menurut Bapak I Wayan Carma
memiliki keinginan untuk dapat melakukan Kebijakan Insourcing Laundry sendiri
tetapi keterbatasan pada biaya itu memang ada tetapi untuk dapat mengumpulkan
biaya tersebut maka biaya tersebut juga berasal dari keuntungan yang didapatkan
saat ini seperti Kebijakan Outsourcing Laundry yang saat ini berlaku mencetak
keuntungan juga buat pihak hotel. Sehingga sedikit demi sedikit dapat menyimpan
biaya tersebut untuk nanti keperluan Insourcing Laundry.
Universitas Kristen Petra
71
4.5.3. Kebijakan Outsourcing Laundry
Wawancara mengenai Kebijakan Outsourcing Laundry ini dilakukan pada
hari, tanggal, tempat dan jam yang sama. Kemudian hasil wawancara mengenai
Kebijakan Outsourcing Laundry ini Bapak I Wayan Carma mengatakan bahwa
dengan adanya kebijakan yang dilakukan saat ini menjadikan hotel ini dengan
atau tanpa harus memikirkan kebutuhan akan investasi yang besar, tetapi dapat
terus memenuhi kebutuhan internal dan juga tamu-tamunya. Disamping itu seperti
yang dikatakan pada hasil wawancara mengenai Kebijakan Insourcing laundry
bahwa Kebijakan Outsourcing Laundry yang dilakukan saat ini juga mencetak
keuntungan bagi hotel, dimana hotel dapat menyimpan uang dari keuntungan
tersebut. Adanya ketidakseimbangan antara keinginan, tujuan serta kemampuan
yang dimiliki, maka langkah yang diambil yaitu Kebijakan Outsourcing Laundry
dan semuanya itu untuk dalam jangka waktu yang pendek merupakan langkah
yang paling efisien dan efektif dalam memenuhi kebutuhan akan tuntutan-tuntutan
yang harus dipenuhi.
4.5.4. Efektifitas dan Efisiensi Biaya Di Bagian Laundry
Wawancara dengan Financial Controller mengenai Efektifitas dan
Efisiensi Biaya di Bagian Laundry ini dilakukan pada hari, tanggal dan tempat
yang sama. Kemudian yang menjadi analisa utama yaitu mengenai efektifitas
terlebih dahulu adalah seperti yang dikatakan oleh Bapak I Wayan Carma bahwa
efektifitas di Bagian Laundry di hotel ini adalah pengaruh dari setiap kebijakan
(insourcing dan outsourcing laundry) yang diambil yaitu sejauh mana pengaruh
atau dampak yang besar dalam pemenuhan kebutuhan internal dan juga tamu yaitu
tuntutan dalam hal kecepatan waktu dan kualitas hasil produksi yang juga baik.
Lalu hal efektifitas itu sendiri juga diukur dari pengaruh terhadap pengeluaran
biaya yang tidak terlalu besar apabila Kebijakan Outsourcing Laundry dilakukan.
Mengenai Efektifitas akan lebih terasa saat terjadi ketidak seimbangan keinginan,
tujuan serta kemampuan yang dimiliki. Kebijakan Outsourcing laundry itu sendiri
memiliki efektifitas yang tinggi khususnya dalam jangka waktu yang singkat dan
relatif pendek bila dibandingkan dengan pengambilan Kebijakan Insourcing
Universitas Kristen Petra
72
Laundry. Dan disamping itu efektifitas lebih terlihat bila kebutuhan semakin
meningkat seperti yang dialami oleh hotel ini sendiri.
Kemudian setelah Kebijakan Outsourcing Laundry yang berlangsung saat
ini dianggap sebagai batu loncatan tersebut dijalankan. Akan tetapi tidak hanya
sampai disitu atau tidak hanya pemikiran jangka pendek dan keperluan yang
mendesak semata. Oleh karena itu setelah modal, pengalaman serta biaya yang
mencukupi itu terkumpul kemudian juga pengenalan tentang keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki serta dirasakan oleh pihak internal dalam menjalankan
setiap kebijakan dan juga situasi yang ada (baik jangka pendek maupun panjang),
maka pihak manajemen dapat mengambil Kebijakan Pengelolaan Insourcing atau
Outsourcing Laundry. Sehingga perkiraan, pertimbangan serta pengalaman yang
matang tersebut dapat digunakan untuk mengambil Kebijakan Pengelolaan
Insourcing Laundry sebagai langkah yang terbaik yang sesuai harapan serta
keinginan atau tetap berdiri teguh dengan Kebijakan Pengelolaan Outsourcing
Laundry yang memang sangat efektif dan efisien dalam jangka waktu yang begitu
singkat tersebut tanpa harus memikirkan mengenai jangka panjang ke depan serta
nasib bisnis hotel ini. Selanjutnya mengenai Efisiensi Biaya itu sendiri
berhubungan erat dengan konsep yang dimiliki oleh hotel ini yaitu konsep yang
berfokus pada penekanan biaya dimana biaya yang dikeluarkan harus sesekecil
mungkin sehingga dalam hal ini dinamakan efisiensi biaya. Menurut Bapak I
Wayan Carma efisiensi tidak selalu berhubungan dengan biaya tetapi karena
adanya penentuan kebijakan-kebijakan tersebut seperti biaya investasi, peralatan
dan sebagainya maka dari itu biaya adalah faktor terbesar dalam hal efisiensi
tersebut. Akan tetapi bila mengutamakan efisiensi biaya maka Kebijakan
Insourcing Laundry akan sulit dicapai atau diwujudkan karena dalam waktu
singkat Kebijakan Insourcing Laundry ini membuat hotel harus mengeluarkan
biaya yang besar untuk investasi, biaya peralatan, biaya obat, dan biaya tenaga
kerja yang running dan yang juga harus ditraining untuk dapat menggunakan
mesin-mesin yang baru tersebut sehingga tidak akan terjadi efisiensi biaya. Akan
tetapi berlaku sebaliknya untuk efisiensi biaya akan tercapai apabila melakukan
Kebijakan Outsourcing Laundry meskipun disamping itu hotel ini memiliki
kendala dan keterbatasan.
Universitas Kristen Petra
73
4.5.5. Pembagian Presentase Biaya Dan Budget Untuk Bagian Laundry
Wawancara dengan Financial Controller mengenai pembagian Presentase
Biaya dan Budget untuk Bagian Laundry ini dilakukan pada hari, tanggal, jam,
dan tempat yang sama. Terlebih dahulu hasil wawancara mengenai presentase
biaya menurut bapak I Wayan Carma itu adalah diketahui bahwa:
- Biaya Operasional Bagian Laundry = Rp. 500 juta/ tahun
- Total Revenue Hotel keseluruhan = Rp. 20 milyar/tahun
Jadi presentase biaya yang disediakan khusus untuk Bagian Laundry sendiri yang
masuk ke other expenses tersebut yaitu 500 juta per 20 milyar yaitu 0,025% dari
total revenue hotel secara keseluruhan. Kemudian mengenai budget yang
disediakan khusus untuk Bagian Laundry ini pertahun adalah 500 juta. Dan
budget ini termasuk variable cost sehingga dapat naik turun tergantung pada
besarnya occupancy atau tingkat hunian.
4.5.6. Kesiapan Dan Keuntungan Pengadaan Kebijakan Insourcing
Laundry
Wawancara dengan Financial Controller mengenai Kesiapan dan
Keuntungan Pengadaan Kebijakan Insourcing Laundry ini dilakukan pada hari,
tanggal, jam dan tempat yang sama. Kemudian terlebih dahulu hasil wawancara
mengenai kesiapan dalam hal-hal yang tidak hanya mengenai biaya tetapi juga
menyangkut hal lain yang juga penting, bahwa menurut Bapak I Wayan Carma
yaitu adanya keinginan yang besar untuk mengadakan Kebijakan Insourcing
Laundry didalam hotel ini sehingga membuat hotel ini juga tidak hanya tinggal di
tempat tetapi mulai menyiasatinya dengan berbagai cara agar disamping biaya itu
terkumpul tetapi juga kebutuhan internal yang ada dapat terpenuhi. Lalu kesiapan
hotel ini sendiri dengan pengadaan Insourcing Laundry maka menurut hasil
wawancara dengan Bapak Wayan itu sendiri adalah sesuatu yang simple bila
Universitas Kristen Petra
74
dilihat dari penyediaan biaya karena biaya itu bisa diambil dari margin yaitu
pendapatan dari customer yang ada di dalam dan customer itu adalah para
pegawai itu sendiri. Kalau perusahaan laundry lain mencari customer tetapi kalau
ini sudah memiliki customer secara otomatis. Disamping itu Bapak Wayan juga
menyatakan kesanggupan hotel ini untuk membiayai Insourcing Laundry. Akan
tetapi ada satu kendala yang menghambat yaitu tempat yang tidak memadai
sehingga untuk memakai mesin yang untuk 10 kilo saja tidak bisa.
Selanjutnya mengenai keuntungan apabila mengambil langkah Kebijakan
Insourcing Laundry maka menurut Bapak Wayan adalah menguntungkan. Dapat
dikatakan jauh lebih menguntungkan karena setiap marjin yang biasanya bila
melakukan Kebijakan Outsourcing Laundry itu seperti biaya obat, bahan dan
labor cost diambil oleh pihak Outsourcing Laundry, tetapi apabila mengambil
Kebijakan Insourcing Laundry maka marjin tersebut dapat diambil sebagai
keuntungan bagi hotel ini sendiri.
4.5.7. Alur Biaya Dalam Pengelolaan Kebijakan Outsourcing Laundry
Wawancara dengan Financial Controller mengenai Alur Biaya Dalam
Pengelolaan Kebijakan Outsourcing Laundry ini dilakukan pada hari, tanggal,
jam dan tempat yang sama. Kemudian hasil wawancara mengenai hal ini menurut
Bapak Wayan adalah bahwa budget biaya operasional tersebut diberikan kepada
Departemen Housekeeping semuanya sebagai bagian yang dipercaya dalam
jumlah dan keperluan departemen itu sendiri. Lalu setelah biaya semua
dialokasikan maka masing-masing bagian mengeluarkan invoice untuk dicek
kembali dan setelah itu semua invoice di berikan kepada Departemen Accounting
untuk di recheck beserta dengan pertanggungjawaban biaya yang dikeluarkan.
Dan selanjutnya akan seperti itu terus diulangi.
4.6. Hasil Observasi
Selain wawancara terbuka dengan sumber-sumber yang dianggap akurat
maka guna memperkuat informasi yang penulis peroleh, maka penulis memakai
metode pengumpulan informasi atau data yaitu dengan metode “Survei Lapangan”
dimana penulis terjun langsung untuk melihat secara langsung ke lokasi tanpa
Universitas Kristen Petra
75
harus turut bekerja didalam proses kegiatan pengelolaan baik Kebijakan
Insourcing dan Outsourcing Laundry. Observasi dalam bentuk survei lapangan ini
penulis lakukan sebanyak tiga kali yaitu sebagai berikut:
4.6.1. Tahap-tahap/Siklus/Proses Pengelolaan Kebijakan Insourcing Laundry
Observasi mengenai Tahap-tahap/Siklus/Proses Pengelolaan Kebijakan
Insourcing Laundry ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24 September 2005
berlokasi di Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya, pukul
10.00 WIB. Saat itu penulis ditemani oleh Linen and Laundry Room Supervisor,
Bapak Martanto. Kemudian situasi di Bagian Laundry tersebut pada waktu
penulis sampai disana itu tergolong sangat sepi karena hari itu bertepatan pada
hari Sabtu dan semua karyawan yang tidak bergerak di bidang operasional
otomatis libur. Dan kebetulan sekali pada saat penulis sampai disana, Bagian
Laundry tersebut sedang menerima order atau pesanan cucian dari tamu (guest
laundry). Perlu diketahui saja bahwa guest laundry memang biasanya dicucikan
sendiri dan hampir tidak pernah diserahkan kepada pihak outsourcing untuk
dilaundrykan. Lalu tidak ada pengaturan waktu yang khusus untuk melakukan
kegiatan insourcing laundry (in-house laundry) tersebut, karena proses Insourcing
Laundry tersebut dapat dilakukan sesuai atau berdasarkan pada waktu ada
permintaan saja atau keperluan yang mendesak. Sehingga, dapat diketahui melalui
observasi ini bahwa kegiatan In-house laundry ini dapat memenuhi kebutuhan
internal sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan serta waktu operasional Bagian
Laundry tersebut mulai jam 08.00-17.00 WIB. Oleh karena itu item-item yang di
proses adalah segala jenis linan dan seragam dari berbagai outlet didalam hotel
tersebut serta guest laundry (cucian tamu). Kemudian terdapat ruang laundry yang
berfungsi untuk meletakkan linan yang bersih sesuai dengan outlet masing-masing
dan juga ruang seragam khusus untuk meletakkan seragam-seragam yang sudah
bersih sesuai dengan outlet masing-masing.
Proses awalnya yang dilakukan Bagian Laundry adalah menerima
pengiriman dari outlet-outlet yang ada didalam hotel (1) yaitu seperti linan,
seragam dari restoran, dapur, public area, dan sebagainya dan yang terakhir
adalah guest laundry (cucian tamu). Kemudian semua linan, seragam dan guest
laundry tersebut di sortir kotor (2) (untuk melihat adanya noda-noda yang harus
Universitas Kristen Petra
76
dihilangkan terlebih dahulu), lalu diproses (3) melalui tahapan pencucian dari
awal sampai akhir (mencuci, menyetrika, melipat), yang terakhir di sortir bersih
(4) untuk dapat ditaruhkan kembali ke masing-masing outlet yang ada di ruang
laundry untuk linan-linan dan ruang seragam untuk berbagai macam seragam dari
departemen manapun. Dan begitu seterusnya kegiatan Insourcing Laundry
berlangsung. Berikut adalah Alur/Siklus kegiatan Insourcing Laundry tersebut:
Gambar 4.4. Alur/Siklus Kegiatan Insourcing Laundry Sumber: Hasil Observasi (24 September 2005), yang diolah penulis
Setelah itu di dalam observasi mengenai alur/siklus kegiatan Insourcing
Laundry diatas, maka sebagai tambahan informasi saja yaitu mengenai peralatan
yang dimiliki dan dipakai dalam operasional oleh Bagian Laundry tersebut untuk
melakukan proses laundrynya yaitu:
Tabel 4.2. Daftar Peralatan dan Kapasitas Ruang Bagian Laundry
No. Jenis Peralatan dan Merek Kapasitas Jumlah (unit)
1 Mesin Cuci National (NA-
F6000S)
6 kg 1
2 Mesin Cuci Lux Royal (Front
Door)
6,5 kg 1
3 Dry Tumbler IPSO 8 kg 1
4 Setrika Tangan - 10
5 Iron Board (Meja Setrika) - 2
6 Luasnya Ruangan yang dipakai
untuk operasional
5x9 meter2
Sumber : Pengolahan Hasil Observasi Insourcing Laundry, 24 September 2005, oleh penulis
Outlet-Outlet
(1)
Sortir Kotor (2)
Proses Laundry (3)
Sortir Bersih (4)
Universitas Kristen Petra
77
Hal lainnya yang penulis dapatkan pada observasi ini dan juga sebagai informasi
tambahan juga bahwa selama ini Bagian Laundry meskipun melakukan In-House
Laundry kecil-kecilan tetapi Bagian Laundry ini mempunyai supplier-supplier
tetap untuk pemakaian cairan pembersih seperti deterjen sebagai bahan-bahan
kimia yang mereka pakai untuk proses Insourcing Laundry yaitu :
1. Ecolab
2. Texa Brite
3. Softener
4. Sericol
5. Laundry Sour
Untuk para supplier tersebut dikarenakan proses Insourcing Laundry yang jarang
dilakukan sendiri maka membuat Bagian Laundry ini tidak mengeluarkan banyak
cairan pembersih, deterjen dan bahan kimia lainnya sehingga untuk menghabiskan
bahan-bahan tersebut dibutuhkan waktu yang lama. Dan Bagian Laundry sendiri
tidak memiliki catatan khusus untuk para supplier bahan-bahan tersebut.
4.6.2. Tahap-tahap/Siklus/Proses Pengelolaan Kebijakan Outsourcing
Laundry ke Hotel Sheraton
Observasi mengenai Tahap-tahap/Siklus/Proses Pengelolaan Kebijakan
Outsourcing Laundry Ke Hotel Sheraton ini dilakukan pada hari Minggu, tanggal
25 September 2005 dimulai pukul 07.00 WIB-selesainya. Proses Kegiatan
Outsourcing Laundry ke Hotel Sheraton tersebut dilakukan sebanyak 2 kali dalam
sehari yaitu pagi jam 07.00 WIB dan jam 15.00 WIB. Oleh karena kebutuhan
departemen-departemen yang ada di dalam hotel ini akan linan-linan serta
seragam yang bersih maka secara cuma-cuma pula Hotel Sheraton mengadakan
pick up and delivery laundry service (pelayanan penjemputan cucian) untuk
memudahkan dan mempersingkat waktu. Dan perlu diketahui saja bahwa item-
item yang dicucikan ke Hotel Sheraton adalah linan-linan dari Room dan F&B,
dan seragam dari berbagai departemen atau outlet. Bagian Laundry Mandarin
Oriental Hotel Majapahit Surabaya ini memilih hanya mencucikan linan dan
seragam ke Hotel Sheraton karena Hotel Sheraton dinilai memiliki standar
kebersihan dan cara melipat yang sama dengan hotel ini yaitu sesuai LQE
Universitas Kristen Petra
78
Standard milik Mandarin Oriental khusus Bagian Laundry. Dan Berikut rincian
kegiatan Outsourcing Laundry ke Sheraton tersebut:
Pukul 07.00 - Kendaraan Pick up and delivery laundry service milik Hotel
Sheraton datang membawa linan-linan dan seragam yang bersih
dari yang sore hari kemarin.
- Kemudian 2 orang petugas laundry dari Hotel Sheraton masuk
ke ruang Bagian Laundry untuk mengecek linan-linan dan
seragam kotor yang sebelumnya juga sudah dicek dan dipilah-
pilah oleh Bagian Laundry Hotel Majapahit.
- Lalu kedua belah pihak menghitung dan mencatat jumlah linan-
linan dan seragam kotor yang akan dicucikan dan akan diproses
tersebut sebelum dibawa. Bagian Laundry menerima daftar item-
item yang diambil dari Hotel Sheraton.
- Bagian Laundry Hotel Majapahit ini juga menerima daftar item-
item seperti linan-linan dan seragam yang sudah bersih
- Kemudian terakhir dicocokkan kembali semua daftar linan dan
seragam yang kotor dan juga yang sudah kembali dalam
keadaan bersih tersebut.
Pukul 15.00 - Pada jam kedua pada satu hari ini 2 petugas dari Hotel Sheraton
tersebut kembali beserta kendaraannya ke Hotel Majapahit untuk
mengembalikan cucian yang kotor di pagi hari tadi yang sudah
diproses dan bersih. Kemudian mereka mengambil kembali
cucian yang kotor agar dapat dicuci dan diproses di Hotel
Sheraton. Proses pencatatan juga sama seperti yang pagi. Pihak
Hotel Sheraton mengecek kembali setiap linan dan seragam yang
mereka ambil untuk diproses, meskipun pihak Hotel Majapahit
sudah mengeceknya dengan alasan untuk mengantisipasi
kesalahan dalam perhitungan setiap pengeluaran item-item yang
dioutsourcekan.
Universitas Kristen Petra
79
Oleh karena rincian waktu serta penjelasan untuk kegiatan Outsourcing Laundry
ke Hotel Sheraton oleh Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya tersebut diatas maka untuk lebih jelasnya penulis gambarkan dibawah
ini dalam Flowchart Outsourcing Laundry ke Sheraton sebagai berikut:
Gambar 4.5. Alur/Siklus Kegiatan Outsourcing Laundry ke Hotel Sheraton Sumber: Hasil Observasi (25 September 2005), yang diolah penulis
Penjelasan:
(1) Setiap linan-linan yang kotor dari Room dan F and B Department
dikumpulkan menjadi satu, begitu pula dengan seragam-seragam yang
kotor yang berasal dari berbagai departemen.
(2) Setelah terkumpul menjadi satu setelah itu disortir atau dipilah-pilah
apabila ada noda-noda yang harus dijadikan perhatian atau yang harus
mendapatkan treatment khusus kepada pihak outsourcing laundry (Hotel
Sheraton).
(3) Kemudian setelah sortir yang kotor dilakukan maka cucian-cucian tersebut
siap untuk diambil oleh pihak Hotel Sheraton,
(4) Lalu diproses di Hotel Sheraton dan setelah bersih maka,
(5) Setiap linan-linan dan seragam yang sudah diproses dan bersih
dikembalikan ke Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya.
(6) Setelah itu yang dilakukan oleh Bagian Laundry adalah menyortir kembali
setiap linan-linan yang sudah bersih yaitu memilah-milah kembali apabila
masih terdapat noda dan kemudian memilah-milah untuk mengembalikan
kepada masing-masing outlet-outlet dan siap dipakai.
Pengambilan Linan Kotor (3)
Sortir Kotor (2)
Diproses di Hotel Sheraton (4)
Sortir Bersih (6)
Outlet-Outlet (1)
Pengembalian Linan Bersih (5)
Universitas Kristen Petra
80
Proses Outsourcing Laundry ke Hotel Sheraton dilakukan sebanyak 2 kali dalam
sehari dan setiap kali ada proses pengembalian linan atau seragam yang bersih,
pasti ada proses pengambilan linan atau seragam yang kotor begitu juga
sebaliknya dilakukan hal yang sama. Jadi siklus yang sama tersebut berputar terus
menerus. Pihak Hotel Sheraton juga melayani proses Outsourcing Laundry ini
setiap hari (7 hari dalam 1 minggu).
Dan selama linan atau seragam yang dioutsourcekan tersebut keluar atau
diproses maka kegiatan yang harus dilakukan oleh Bagian Laundry hotel ini
adalah menyiapkan seragam-seragam yang kotor agar dapat diambil pada
pengambilan berikutnya. Disamping itu Bagian Laundry juga harus melakukan
proses yang hampir sama dengan proses Outsourcing Laundry ke Hotel Sheraton
agar cucian-cucian tersebut dapat diambil dan diproses oleh pihak laundry yang
lain yaitu Martinizing. Hanya saja kegiatan Outsourcing Laundry yang dilakukan
ke Martinizing tersebut dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan kegiatan
Outsourcing Laundry ke Martinizing.
4.6.3. Tahap-tahap/Siklus/Proses Pengelolaan Kebijakan Outsourcing
Laundry Ke Martinizing
Observasi mengenai Tahap-tahap/siklus/proses Pengelolaan Kebijakan
Outsourcing Laundry ke Martinizing ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 28
September 2005 pukul 09.30 WIB dan bertempat di Bagian Laundry Mandarin
Oriental Hotel Majapahit Surabaya. Kemudian hampir sama dengan proses
pengambilan dan pengembalian item-item yang dilaundrykan ke Hotel Sheraton
ini bahwa perusahaan laundry Martinizing ini juga mengadakan 2 kali dalam
sehari. Hanya saja Martinizing hanya mengambil item yang kotor 1 kali dalam
sehari. Lalu item-item yang dilaundrykan ke Martinizing oleh Bagian Laundry ini
untuk sementara waktu ini adalah seragam (uniform) saja. Perusahaan laundry
Martinizing ini juga menyediakan Pick-up and Delivery Laundry Service (layanan
antar jemput cucian) secara cuma-cuma. Dan berikut ini adalah rincian survei
lapangan pada jam-jam yang telah ditentukan yaitu pukul 10.00 WIB dan pukul
16.00 WIB tersebut:
Universitas Kristen Petra
81
Pukul 10.00: - Kendaraan Martinizing datang dengan 1 petugasnya siap
mengambil cucian (laundry).
- Seragam kotor yang berasal dari outlet-outlet tersebut dan
sudah disortir kotor dan dicatat dalam daftar Uniform Quantity
Per Outlet tersebut diambil oleh pihak Martinizing.
- Pengecekan ulang baik oleh Bagian Laundry hotel ini dan juga
Martinizing, serah terima dan tanda tangan untuk Staff
Uniform List tersebut. Cucian diambil dan diproses.
Pukul 16.00: - Kendaraan Martinizing datang kembali hanya untuk
mengembalikan seragam yang sudah bersih.
- Pengecekan dan tanda tangan oleh petugas pada Staff
Uniform List dan selesailah proses outsourcing laundry ke Martinizing untuk hari
itu.
Selanjutnya setelah rincian kegiatan diatas maka proses Outsourcing Laundry ke
Martinizing ini dapat digambarkan dalam Alur/Siklus Kegiatan Outsourcing
Laundrynya beserta dengan penjelasannya:
Gambar 4.6. Alur/Siklus Kegiatan Outsourcing Laundry ke Martinizing Sumber: Hasil Observasi (28 September 2005), yang diolah penulis Penjelasan:
(1) Seragam-seragam yang kotor dikumpulkan dari outlet-outlet dan dicatat di
dalam daftar Uniform Quantity Per Outlet.
(2) Kemudian setelah itu diambil pukul 10.00 WIB oleh pihak Martinizing
(3) Selanjutnya di proses yaitu dengan proses laundry itu sendiri di
Martinizing
Outlet-
outlet
Diambil (2)
Diproses Martinizing (3)
Kembali (Bersih) (4)
Sortir Bersih (5)
Universitas Kristen Petra
82
(4) Lalu pukul 16.00 WIB pakaian/seragam yang tadi diambil pada waktu pagi
tersebut dan sudah diproses dan bersih tersebut dikembalikan ke Hotel
Majapahit.
(5) Setelah Bagian Laundry ini menerima seragam yang sudah bersih tersebut
maka disortir bersih dan dicek ulang kembali jumlahnya dan pada
akhirnya dikembalikan ke outlet masing-masing yaitu di ruang seragam-
seragam.
Kegiatan Pengelolaan Kebijakan Outsourcing Laundry ke Martinizing ini terus
berlanjut dan sama setiap harinya yaitu 1 kali proses saja yang terjadi yaitu proses
mengambil seragam yang kotor dan menaruh yang bersih.
4.7. Hasil Pengolahan Dokumentasi
Dengan adanya beberapa dokumentasi khusus mengenai laundry sebagian
besar secara langsung penulis dapatkan dari Bagian Laundry dan juga dari
Human Resources Department. Dokumentasi-dokumentasi yang penulis dapatkan
tersebut dipergunakan untuk proses pengolahan dokumentasi yang bertujuan
menambah keakuratan informasi, pengetahuan serta analisa yang rinci.
4.7.1. Persediaan Room Linen
Dikarenakan tidak adanya pencatatan khusus mengenai persediaan Par Stock
maka salah satu cara yang penulis ambil untuk mendapatkan informasi mengenai
jumlah persediaan Par Stock yang ada, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
atau standar persediaan Par Stock maka tabel berikut ini merupakan petunjuk
dengan cara penyederhanaan dokumentasi dari Room Linen Inventory yang tertera
secara lengkap pada lampiran 15, maka pada tabel 4.3 dibawah ini penulis hanya
menggunakan dan menuliskan item-item linan yang dipergunakan khusus untuk
tempat tidurnya saja yang meliputi 13 jenis linan pada halaman berikut:
Universitas Kristen Petra
83
Tabel 4.3. Penyederhanaan Laporan Room Linen Inventory
No Items Closing Inventory
(September 2005)
1. Twin Bed Sheet 210
2. King Bed Sheet 315
3. Pillow Case 386
4. Twin Size Blanket 82
5. King Size Blanket 105
6. Twin Size Mattress Pad 82
7. King Size Mattress Pad 105
8. Twin Size Dust Ruffle 82
9. King Size Dust Ruffle 105
10. Twin Size Bed Spread 85
11. King Size Bed Spread 106
12. Pillow Feather 386
13. Pillow Protection Cover 365
Sumber: Internal Document Laporan Room Linen Inventory (lampiran 10), September 2005, yang diolah penulis
4.7.2. Pengimplementasian Kualitas Standar Mandarin Oriental
Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya memiliki Legendary
Quality Experience (LQE) sebagai standar operasionalnya. LQE tersebut
dijabarkan ke dalam 11 Pilar Mandarin Oriental yang didalamnya berisi standar
aturan tertulis perlakuan dan pelayanan secara umum terhadap tamu, teman
sekerja dan lingkungan sekitar. Selain LQE yang dijabarkan ke dalam 11 Pilar
Mandarin Oriental tersebut, masing-masing departemen juga memiliki LQE yang
berlaku di departemen masing-masing Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya. LQE yang berlaku secara umum untuk Departemen Housekeeping
Bagian Laundry antara lain berisi standar pelayanan pada tamu, bahwa setiap
pakaian tamu yang dipercayakan untuk dicucikan oleh Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya akan ditangani sebaik mungkin sesuai permintaan tamu dan
Universitas Kristen Petra
84
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, yang bertujuan untuk kepuasan
tamu.
Selain LQE yang dikhususkan untuk Bagian Laundry milik Mandarin
Oriental Hotel Majapahit Surabaya diatas, Departemen Housekeeping Bagian
Laundry pada khususnya juga memiliki standar operasional tertulis yaitu LST
yang berkepanjangan Legendary Service Training, dimana LST ini berisi standar-
standar dan prosedur setiap kegiatan operasional Bagian Laundry secara rinci.
Dimulai dari apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi harapan tamu terhadap
permintaannya dan bagaimana langkah-langkah pelayanan terhadap permintaan
tamu. Berikut adalah tabel yang berisikan standar-standar pelayanan/kegiatan
operasional laundry yang tercantum pada LST antara lain:
Tabel 4.4. Standar-standar Pelayanan/Kegiatan Operasional Laundry pada
Legendary Service Training (LST)
No. Pelayanan Kegiatan Standar
15 Menangani pengambilan laundry/cucian tamu, mengecek dan mengantarkan kembali
- Menerima telpon dari tamu - Mengumpulkan cucian dari kamar tamu - Mengumpulkan cucian dari tempat lain - Membandingkan barang-barang dengan daftar untuk catatan - Menangani barang-barang tamu - Menyiapkan untuk outsourcing
- semua cucian tamu harus dikembalikan waktu dalam keadaan bersih dan telah disetrika - Semua barang harus ditangani dengan cara yang tepat dan dengan efisien
16 Mengecek jumlah kualitas cucian tamu VIP
-Mengecek jumlah dan kualitas - Rencanakan pengiriman lebih awal untuk laundry tamu VIP
- Semua laundry VIP diperiksa dan kembali dengan jumlah yang benar dalam keadaan bersih, tersetrika dan pengiriman prioritas.
17 Menangani Prosedur-prosedur Posting Perhitungan
- Menghitung Biaya Laundry/ Dry cleaning/ Pressing - Mengisi Log Book/Buku khusus - Memisahkan tembusan yang berwarna kuning - Perhitungkan semua biaya - Menangani Harga Seragam - Menangani penyetrikaan gratis
- Semua pencatatan Laundry harus terhitung dan terkategori dengan benar. Biaya-biaya harus terhitung dan tercatat dengan benar.
18 Menjalankan peralatan/mesin/
- Mengoperasikan Steam Iron - Mengoperasikan mesin cuci
- Semua peralatan operasional harus
Universitas Kristen Petra
85
mesin cuci/pengering/seterika
- Mengoperasikan pengering terpelihara dan digunakan dengan benar-benar sesuai petunjuknya.
19 Menangani
penyetrikaan kain-kain milik hotel
- Menerima barang-barang yang jumlahnya terbatas - Seterika kain - Kembalikan barang yang sudah diseterika
- Semua barang-barang yang jumlahnya terbatas harus kembali tepat waktu. Barang-barang harus diseterika dengan hati-hati.
20 Mencuci barang-barang hotel yang tidak terlalu penting
- Mencuci kain-kain hotel - Mengatur program - Melengkapi
- Semua barang-barang harus dicuci dalam kapasitas yang banyak dengan tujuan untuk hemat energi.
24 Menangani
pemilihan/menghitung Linan F&B yang bernoda
- Menerima Linan-linan bernoda dari outlet F&B. - Menangani linan yang bernoda. - Menangani sebelum outsourcing - Isi formulir pengantaran - Rencanakan pencucian sendiri.
- Semua Linan F&B harus ditangani secara hati-hati untuk menghindari kesalahan meletakkan pada linan meja dan serbet. - Rekam semua segala informasi secara rinci.
25 Hitung atau cek
kebersihan Linan F&B diluar Laundry
- Menerima Linan F&B bersih - Periksa kualitas barang
- Semua Linan F&B harus dicek untuk memastikan bersih dan tanpa noda.
26 Pilih/persiapkan Linan bersih untuk outlet F&B
- Sediakan linan bersih untuk outlet F&B - Catat dan tandai untuk penerimaan - Tangani barang-barang linan lain
- Semua linan meja harus disimpan dengan baik dan dibersihkan. - Pendistribusian harus selesai sesuai jadwal barang. Jumlah harus akurat.
27 Sediakan
seragam untuk staff baru
- Rancang pengukuran seragam untuk pendatang baru - Persiapkan seragam sebelum hari pertama staff bekerja - Periksa dengan laporan penggantian secara detil dengan jumlah staff - Sediakan seragam untuk staff baru dan petunjuk detil yang penting
- Seragam harus betul-betul dipersiapkan sebelum hari pertama kerja staff. - Semua seragam harus dapat memenuhi untuk semua staff untuk sirkulasi pergantian. - Kode harus diberikan untuk pergantian dan tujuan pencatatan.
28 Simpan seragam- - Menangani pengembalian seragam - Semua seragam-
Universitas Kristen Petra
86
seragam yang tidak terpakai
- Menangani seragam-seragam kotor - Simpan seragam-seragam - Menindak lanjuti
seragam yang tak terpakai harus di cek untuk memastikan keakuratan jumlah dan dalam kondisi yang baik.
29 Menangani
pertukaran seragam-seragam antar staff
- Menangani pertukaran seragam staff dapur - Menangani pertukaran seragam-seragam staff lain.
- Pertukaran seragam harus tersedia tiap hari dari jam 06.30 pagi sampai 07.00 malam - Seragam-seragam bersih harus ditukar dengan kode nomor yang benar dan jumlah yang benar.
30 Hitung dan
periksa seragam untuk dan dari luar laundry
- Hitung seragam tukang masak yang kotor untuk laundry - Hitung seragam kotor lain - Periksa seragam-seragam tukang masak yang bersih
- Semua seragam-seragam bersih harus dicek apa dalam kondisi yang baik. - Catatan yang kurang harus disimpan di Log Book.
31 Menerima dan
mencatat Laundry Staff
- Menangani cucian yang bernoda dan barang-barang untuk Dry Cleaning - Menangani cucian bersih dan barang Dry Cleaning.
- Laundry staff harus ditangani 2 kali seminggu sesuai jadwal. - Jumlah barang harus diperiksa keakuratannya.
32 Mengembalikan Linan kamar /Linan F&B/Seragam-seragam barang-barang tamu.
- Mengembalikan Linan room yang bersih - Mengembalikan Linan room yang ditolak - Mengembalikan Rooms Bedding - Mengembalikan Linan F&B yang bersih - Menangani permintaan lain-lain - Menangani permintaan linan yang dikomplain - Mengembalikan seragam-seragam tukang masak - Mengembalikan seragam - Mengembalikan/membuat perubahan untuk tamu-tamu - Mengecek kembali pengembalian yang tak berwujud. - Menangani pengembalian yang tidak penting untuk tamu
- Semua barang yang dikembalikan harus ditangani hati-hati. Periksa kualitas selama pemeriksaan. - Perhitungkan yang benar untuk tiap barang. - Tamu harus diinformasikan untuk pelayanan ini.
Universitas Kristen Petra
87
33 Menangani permintaan-permintaan tamu
- Menangani permintaan tamu akan laundry service. - Menangani laporan permintaan khusus - Menangani permintaan biaya laundry - Menangani permintaan waktu pengembalian laundry
- Semua telpon harus ditangani dengan cara yang sopan - Hal-hal yang detil harus dicatat secara akurat. Pemeriksaan dan tindak lanjut harus ditangani selama permintaan.
34 Perbaharui
pencatatan/pengenaan biaya laundry tamu terkini
- Catat informasi terbaru - Perbaharui catatan pegangan laundry - Atur pencatatan Log Book Laundry tamu - Cek pencatatan penyimpanan dan kepemilikan laundry - Cek catatan dan pengenaan biaya gratis untuk penyetrikaan - Menangani pengenaan biaya untuk semua barang khusus - Perbaharui pendapatan laundry tamu pada hari sebelumnya
- Semua informasi harus tercatat dengan benar. - Tindakan cepat harus diambil untuk memastikan kepuasan pelayanan untuk tamu - Pencatatan pendapatan harus bersih dan akurat.
35 Mengatur Prosedur Posting Pendapatan
- Mulai posting, periksa tembusan kuning untuk daftar laundry/dry clean/pressing - Periksa biaya-biaya yang di posting ke laporan - Atur pengontrolan voucher laundry. - Atur keseimbangan kebenaran audit.
- Posting harus diawasi secara akurat. Biaya-biaya harus di posting dengan benar. - Posting harian harus dilengkapi oleh waktu.
36 Atur pencatatan/ penggunaan ulang barang-barang yang tidak layak pakai
- Mengkategorikan barang-barang yang tidak layak pakai dari Linan Room dan Linan F&B - Mengidentifikasi barang-barang yang tidak layak pakai - Periksa barang-barang untuk dipakai ulang dan diolah ulang.
- Semua barang-barang yang tidak layak pakai harus digunakan ulang untuk keperluan hotel.
37 Koordinasikan dengan laundry luar
- Atur pengiriman mendesak untuk laundry tamu - Atur pengiriman mendadak untuk linan/seragam. - Koordinasi dengan Outsourcing Laundry untuk servis laundry tamu dan linan hotel - Menangani barang-barang rusak/yang tidak digunakan: Laundry tamu, seragam, dan linan
- Informasi akurat harus ada untuk Laundry Outsourcing dan harus dikoordinasi secara efektif termasuk semua barang-barang servis. - Barang-barang yang tidak digunakan harus ditindaklanjuti.
Universitas Kristen Petra
88
- Menindaklanjuti barang-barang yang bersih.
- Prioritas utama harus diberikan untuk permintaan mendesak.
38 Bantu dengan
persediaan linan - Sediakan persediaan yang akan diambil yang utama - Kontrol perputaran linan saar hari-hari libur untuk pengambilan persediaan
- Stok linan harus ada akurat dan teratur
39 Persiapkan ringkasan harian pendapatan laundry tamu
- Siapkan file baru dari komputer - Hitung pendapatan setelah keseimbangan audit harian
- Pendapatan Laundry tamu harus disiapkan secara akurat dan transaksi dicatat dengan jelas.
40 Menyiapkan laporan bulanan laundry
- Menyiapkan laporan laundry tamu bulanan - Menyiapkan laporan bulanan Free pressing/gratis penyetrikaan - Menyiapkan laporan Laundry dari Linan hotel, linan F&B dan seragam - Menyiapkan laporan bulanan seragam, penghibur (entertainer)
- Laporan bulanan harus disiapkan paling lambat tanggal 2 dari tiap bulannya dan semua hal harus akurat.
41 Menangani jadwal tugas
- Menyiapkan jadwal kerja karyawan untuk minggu yang akan datang - Mencatat perjanjian dan rencana liburan - Merencanakan jadwal liburan
- Jadwal staff harus disiapkan tiap minggu. - Jadwal harus disiapkan, berhubungan dengan kegiatan harian dan permintaan staff - Semua staff harus diperlakukan adil tentang liburan dan rencana cuti.
42 Mengatur penyimpanan/ pencatatan kostum spesial
- Menangani penyimpanan barang-barang yang tidak digunakan - Menangani penyimpanan kostum spesial lain - Menerima laundry dari Outsourcing
- Semua kostum ditangani periodik tergantung rencana dan harus bersih - Sebelum dan sesudah dipakai .Pencatatan yang akurat harus dilakukan setiap saat.
Sumber: Internal Document (lampiran 9), 2005, yang diterjemahkan penulis
Universitas Kristen Petra
89
4.7.3. Perbandingan Antara Total Biaya (Cost) Dan Total Pendapatan
(Revenue)
Pengolahan dokumentasi mengenai perbandingan antara biaya-biaya dan
pendapatan-pendapatan ini menggunakan dokumen Monthly Laundry Report
Periode April s/d Agustus 2005. Dan dari hasil pengolahan dokumentasi
mengenai perbandingan biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diterima
maka dapat diketahui bahwa pengalokasian biaya yang apabila dibuat tingkatan
dari yang paling tinggi pengeluarannya sampai kepada pengeluaran biaya yang
terendah untuk periode April s/d Agustus 2005 sebagai berikut alokasi biaya
untuk:
1. Room Linen (Linan Kamar)
2. F&B Uniform (Seragam Food dan Beverage)
3. Room, Security, FO Uniform (Seragam Petugas Kamar, Keamanan, Kantor
Depan)
4. F&B Linen (Linan Food dan Beverage)
5. Gym Linen (Linan Pusat Kebugaran)
6. Repair & Maintenance (Perbaikan dan Perawatan)
7. Guest Laundry (Cucian Tamu)
8. Martha Tilaar Linen (Linan milik Martha Tilaar)
9. HRD (Departemen Sumber Daya Manusia)
10. Sales & Marketing (Departemen Penjualan dan Pemasaran)
11. Guest Compliment (Baju Tamu yang dicucikan sebagai bonus)
12. Gym Uniform (Seragam untuk Petugas di Pusat Kebugaran)
Kemudian jumlah pendapatan (revenue) yang paling besar periode bulan April-
Agustus 2005 dihasilkan oleh
1. Guest Laundry (Cucian Tamu)
2. Guest Laundry (Compliment) (Cucian Tamu tanpa dipungut biaya) dan
terakhir oleh
3. Martha Tilaar Linen (Linan milik Martha Tilaar)
Selanjutnya yang akan dibahas dalam Tabel Perbandingan Biaya dan Pendapatan
Periode Bulan April-Agustus 2005 pada halaman selanjutnya ini dapat diketahui
bahwa dari selisih Total Costs dengan Total Revenue ditemui kerugian serta
Universitas Kristen Petra
90
keuntungan (laba yang sebetulnya dapat diambil) akan tetapi pada kenyataan yang
ada di dalam tabel perbandingan berbeda dengan keinginan untuk memperoleh
keuntungan besar . Dikatakan Laba (untung) apabila Total Pendapatan (Revenue)
lebih besar dari pada total biaya, sedangkan dikatakan Rugi, apabila besarnya total
biaya lebih besar dari total pendapatan Jadi apabila diteliti lebih lanjut mengenai
perbandingan Total Costs dikurangi dengan Total Revenue pada Periode April-
Agustus 2005 ini, maka hasilnya adalah
Rp 210.834.300 – Rp 96.650.993 = Rp 114.183.307,-
Dengan total pengeluaran biaya (Total Cost) yang jumlah selisihnya melebihi dari
Total Revenue maka penulis dapat simpulkan bahwa kerugian yang dialami
Bagian Laundry untuk periode April-Agustus 2005 sangatlah besar. Sedangkan
Total Pendapatan (Revenue) meskipun termasuk besar tetapi sangat berbeda jauh
bila dibandingkan dengan jumlah total biaya (Total Cost) yang dikeluarkan.
Untuk melihat lebih jelas mengenai perbandingan Total Biaya (Costs)
dengan Total Pendapatan (Revenue) per item yang telah diproses oleh laundry
terdapat pada Tabel 4.5. sebagai berikut:
91 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5. Perbandingan Biaya-Biaya (Costs) dan Pendapatan-pendapatan (Revenues) Periode April-Agustus 2005
No COSTS April (Rp) Mei (Rp) Juni (Rp) Juli (Rp) Agustus (Rp) Total (Rp) 1 Room, Security, FO Uniform 5.448.450,- 6.114.900,- 8.064.000,- 6.826.800,- 7.546.175,- 34.000.325,-2 F&B Uniform 9.870.500,- 11.209.750,- 12.333.375,- 12.670.625,- 12.953.675,- 59.037.925,-3 HRD 433.300,- 359.550,- 375.125,- 497.550,- 380.275,- 2.045.800,-4 Sales and Marketing 361.300,- 315.400,- 288.525,- 323.725,- 457.900,- 1.746.850,-5 Repair and Maintenance 632.400,- 672.900,- 1.418.800,- 1.475.925,- 1.779.700,- 5.979.725,-6 Gym Uniform 46.400,- 95.700,- 187.500,- 226.500,- 192.000,- 748.100,-7 Room Linen 10.213.500,- 11.182.650,- 12.429.150,- 15.927.650,- 14.990.950,- 64.743.900-8 F&B Linen 5.478.900,- 5.872.150,- 6.107.850,- 4.565.400,- 4.864.700,- 26.889.000,-9 Gym Linen 1.383.650,- 1.758.900,- 1.709.550,- 1.940.750,- 2.047.350,- 8.840.200,-10 Martha Tilaar Linen 405.850,- 510.850,- 423.700,- 438.310,- 333.850,- 2.112.560,-11 Guest Laundry (Compliment) 291.050,- 606.675,- 129.052,- 169.075,- 189.975,- 1.385.827,-12 Guest Laundry 299.350,- 801.300,- 561.750,- 652.500,- 988.588,- 3.303.488,- TOTAL COSTS 34.864.650,- 39.500.725,- 44.028.977,- 45.714.810,- 46.725.138,- 210.834.300,- REVENUES
13 Guest Laundry 13.381.269,- 17.403.188,- 18.010.608,- 23.279.614,- 14.775.764,- 86.850.443,-14 Guest Laundry Compliment 2.361.000,- 3.433.500,- 686.050,- 611.500,- 689.500,- 7.781.550,-15 Martha Tilaar Linen 377.250,- 472.550,- 408.000,- 392.200,- 369.000,- 2.019.000,-
TOTAL REVENUES 16.119.519,- 21.309.238,- 19.104.658,- 24.283.314,- 15.834.264,- 96.650.993,-
Sumber: Internal Document Monthly Laundry Report Periode April-Agustus 2005, pada lampiran 12, yang diolah penulis
91
Universitas K
risten Petra
Universitas Kristen Petra
92
4.7.4. Perbandingan Antara Harga yang diberikan Pihak Hotel Sheraton dan
Martinizing
Dalam persetujuan harga untuk Kebijakan pengelolaan outsourcing
laundry dengan kedua belah pihak baik dari Hotel Sheraton dan juga Martinizing
perlu diketahui juga mengenai perbandingan harga dalam beberapa item tertentu
yang sama, yang diberikan oleh pihak Hotel Sheraton dan juga Martinizing yang
mempunyai kemungkinan besar akan membantu pihak manajemen pada saat yang
dibutuhkan atau mendesak dalam mengambil keputusan untuk memilih pihak
mana yang terbaik, termurah dan sesuai dengan standar serta kualitas yang
diinginkan. Berikut adalah tabel perbandingannya dimana penulis sudah
mendapatkan item-item yang sama yang ditawarkan dengan harga yang mungkin
juga sama atau mungkin juga berbeda antara kedua belah pihak.
Tabel 4.6. Perbandingan Harga Beberapa Kesamaan Item Yang Ditawarkan 2
Pihak Outsourcing Laundry
No Item-item Laundry Hotel Sheraton
(S) Martinizing
(M) Keunggulan Harga 1 Shirt Sleeve 3000 2900 M lebih murah Rp 100,-2 Jacket 4500 4800 S lebih murah Rp 300,-3 Necktie/Neckerchief 1000 400 M lebih murah Rp 600,-4 T-Shirt 2500 2750 S lebih murah Rp250,- 5 Socks 600 1650 S lebih murah Rp 1050,-6 Appron 600 600 sama
Item-item Dry Cleaning 7 Shirt Sleeve 3000 3200 S lebih murah Rp 200,-8 Trousers 3000 3650 S lebih murah Rp 650,-9 Jacket 6500 4950 M lebih murah Rp 1550,-10 Vest 2000 1550 M lebih murah Rp450,-11 Tie 2000 950 M lebih murah Rp 1050,-12 Skirt 3000 3200 S lebih murah Rp 200,-13 Dress 5000 4575 M lebih murah Rp 425,- 14 Suits (2 pieces) 8250 8150 M lebih murah Rp 100,-15 Scarf 2000 950 M lebih murah Rp 1050,-
Sumber: Internal Document (lampiran 6 dan 7), 2005, yang diolah penulis
Kemudian dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam beberapa item yang
yang sama baik dari Hotel Sheraton maupun Martinizing memiliki harga-harga
Universitas Kristen Petra
93
yang ditawarkan kepada Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya lebih murah. Untuk Pihak Hotel Sheraton, item-item yang dilaundrykan
dan dikatakan memiliki tawaran yang lebih murah dibandingkan dengan
Martinizing adalah sebagai berikut:
1. Jacket (Jas)
2. T-Shirt (Kaos)
3. Socks (Kaos Kaki)
4. Shirt Sleeve (Kemeja Berlengan)
5. Trousers (Celana Panjang)
6. Skirt (Rok Wanita)
Sedangkan Martinizing juga memiliki harga-harga yang ditawarkan kepada
Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya jauh lebih murah
dibandingkan dengan harga yang ditawarkan serta disetujui dengan Hotel
Sheraton. Hal ini dapat dilihat dari beberapa item yang sama, baik untuk item
Laundry maupun Dry Cleaning, yaitu:
1. Neckerchief (Selendang untuk leher)
2. Jacket (Jas)
3. Vest (Rompi)
4. Tie (Dasi)
5. Dress (Gaun)
6. Suit (Setelan)
7. Scarf (Selendang/Syal)
Akan tetapi harus dipikirkan pula bahwa tidak hanya dipandang dari segi
perbedaan harga mana yang lebih murah akan tetapi standar dan kualitas juga
harus diutamakan.
Universitas Kristen Petra
94
4.7.5. Besarnya Marjin (Keuntungan) Yang Dapat Diperoleh dari
Pengelolaan Kebijakan Outsourcing Laundry
Dokumen yang digunakan penulis untuk mengetahui besarnya marjin
(keuntungan) yang dapat diperoleh Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya dari Kebijakan Pengelolaan Outsourcing Laundry adalah:
1. Daftar Harga In-House Laundry
2. Daftar Harga Persetujuan Outsourcing Laundry dengan Hotel Sheraton
3. Daftar Harga Persetujuan Outsourcing Laundry dengan Martinizing
Kemudian dari dokumen-dokumen diatas pertama-tama penulis akan mencari
beberapa item (Laundry dan Dry Cleaning) yang sama dengan In-House Laundry,
Pihak Hotel Sheraton dan Martinizing, lalu langkah kedua adalah mencari
selisihnya agar bermanfaat bagi pihak manajemen untuk dapat mengambil
keputusan dalam kebijakan mengelola setiap laundry yang diterima tentunya
dengan berpegang pada standar dan kualitas hasil produksi yang sama seperti
yang diharapkan sesuai dengan Legendary Quality Experience dan Legendary
Service Training Standard. Untuk lebih jelasnya maka penulis jabarkan dalam
tabel 4.7. pada halaman berikut ini:
Universitas Kristen Petra
95
Tabel 4.7. Perbandingan Antara Harga Persetujuan Dengan Pihak-Pihak Outsourcing Laundry Dan In-House Laundry
No Item-item Laundry IN-HOUSE LAUNDRY
(a) SHERATON (b) MARTINIZING ( c ) Selisih (a) &
(b) Selisih (a) & ( c
) 1 Shirt Sleeve 35,000 3,000 2,900 32,000 32,100 2 T-Shirt 24,500 2,500 2,750 22,000 21,750 3 Socks 17,500 600 1,650 16,900 15,850 Item-item Dry Cleaning 4 Shirt Sleeve 42,000 3,000 3,200 39,000 38,800 5 Trousers 42,000 3,000 3,650 39,000 38,350 6 Jacket 49,000 6,500 4,950 42,500 44,050 7 Vest 42,000 2,000 1,550 40,000 40,450 8 Tie 31,500 2,000 950 29,500 30,550 9 Skirt 42,000 3,000 3,200 39,000 38,800 10 Dress 63,000 5,000 4,575 58,000 58,425 11 Suits (2 pieces) 66,500 8,250 8,150 58,250 58,350 12 Scarf 24,500 2,000 950 22,500 23,550
Sumber: Internal Document (lampiran 8, 9, 10), 2005, yang diolah penulis
Universitas K
risten Petra
95
96
Universitas Kristen Petra 96
Selanjutnya dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Marjin (keuntungan) terbesar
yang dapat diperoleh oleh Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit
Surabaya terdapat pada beberapa item yaitu:
1) Hotel Sheraton:
- T-shirt (Kaos)
- Socks (Kaos Kaki)
- Shirt Sleeve (Kemeja Berlengan)
- Trousers (Celana Panjang)
- Skirt (Rok Wanita)
2) Martinizing:
- Shirt Sleeve (Kemeja Berlengan)
- Jacket (Jas)
- Vest (Rompi)
- Tie (Dasi)
- Dress (Gaun)
- Suits (2 pieces) (Setelan)
- Scarf (Selendan/Syal)
Oleh sebab diketahuinya beberapa item baik Item-item untuk Laundry dan Dry
Cleaning yang memiliki marjin terbesar tersebut dapat menjadi pertimbangan
dalam mengambil keputusan bila suatu hari menerima pesanan untuk mencucikan
pakaian tamu. Yang kemudian keuntungan yang sebesar-besarnya dapat diraih
melalui Kebijakan Pengelolaan Outsourcing Laundry ini.
4.8. Analisa Hasil Wawancara, Observasi, Dan Pengolahan Dokumentasi
4.8.1. Analisa Perbandingan Hasil Wawancara Dengan Executive
Housekeeper, Linen and Laundry Room Supervisor dan Financial Controller
Hasil wawancara, observasi, dan pengolahan dokumentasi yang sudah
dituliskan pada sub bab sebelumnya akan penulis triangulasikan dalam tabel
berikut ini dimaksudkan agar hasil wawancara, observasi dan pengolahan
97
Universitas Kristen Petra 97
dokumentasi tersebut dapat menemukan poin-poin yang terpenting yang penulis
dapatkan, kemudian ditarik sebuah kesimpulan dari analisa tersebut.
Tabel 4.8. Analisa Perbandingan Hasil Wawancara Dengan Executive
Housekeeper, Linen and Laundry Room Supervisor, dan Financial Controller
Unit-Unit Analisis
Executive Housekeeper
(EHK)
Linen & Laundry Room
Supervisor (SPV)
Financial Controller
Kata Kunci
Kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang dihadapi oleh Bagian Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 2, 3, 4, 5)
-Bagian Laundry tidak berdiri sendiri dan tidak di set-up lengkap untuk melakukan in-house laundry dari sejak berdiri sampai saat ini.
-Kapasitas ruangan yang kecil dan peralatan seperti mesin-mesin hanya dapat digunakan untuk rumahan.
-Persediaan Par Stock untuk setiap item yaitu linan dan seragam juga kurang.
(Mengacu pada pertanyaan 1, 11, 15, 16, 23, 24, 25, 27, 28)
-Tingkat hunian yang tidak tinggi seperti hotel bintang lima pada umumnya. -Mesin untuk press yang paling membutuhkan waktu lama dalam prosesnya tidak dimiliki. -Rendahnya rasa memiliki oleh para pegawai sehingga perlakuan yang salah terhadap linan dan seragam juga kerap kali terjadi. -Persediaan Par Stock yang juga sangat minim ditambah lagi dengan tidak adanya pencatatan khusus untuk Par Stock tersebut. Dan dibutuhkan
(Mengacu pada pertanyaan 5, 10, 14, 15) -Ruang operasional serta infrastruktur ruangan yang tidak memadai serta notabene sebetulnya dibangun tanpa laundry dari awalnya. - Biaya menjadi kendala karena ketidak mampuan dan ketidakmauan dari pihak manajemen dalam mengeluarkan biaya yang besar untuk melakukan Kebijakan Pengelolaan Insourcing Laundry.
• Sejak berdiri tidak di set-up untuk melakukan laundry bahkan notabene tidak memiliki Bagian Laundry.
• Kapasitas ruangan kecil dan mesin-mesin tidak memadai
• Tingkat hunian rendah
• Rendahnya rasa memiliki dari para pegawai sehingga kesalahan dan keteledoran sering terjadi
• Kurangnya jumlah Persediaan Par-Stock linan dan seragam serta tidak ada pencatatan
98
Universitas Kristen Petra 98
standar persediaan untuk Par Stock setiap item adalah 3 Par Stock
khusus mengenai Par Stock.
• Biaya Terbatas dan memang dari pihak manajemen tidak mau mengeluarkan biaya langsung dan besar untuk melakukan Kebijakan Insourcing Laundry.
• Par Stock yang terbatas tidak memenuhi standar yang semestinya yaitu 3 Par Stock.
Efektifitas dalam operasional Bagian Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 8) - Keefektifitasan diukur dari pengaruh atau dampak yang ada dari proses bekerja serta kecepatan dalam pemenuhan kebutuhan setiap outlet yang ada dan juga pada penambahan Persediaan Par Stock baik item linan dan seragam karena mempercepat proses laundry itu sendiri. Pengaruh/dampak pada proses dan cara bekerja para
(Mengacu pada pertanyaan 10) - Efektifitas dipandang dari segi waktu yang singkat dan pemakaian property seperti mesin dan peralatan lainnya digunakan secara maksimal serta kualitas yang sesuai dengan standar LQE yang ditetapkan dan dikatakan tidak efektif bila melakukan Kebijakan pengelolaan Outsourcing
(Mengacu pada pertanyaan 3, 8, 11) - Seberapa jauh pengaruh dari setiap kebijakan tersebut dalam pemenuhan kebutuhan internal yang dituntut cepat dan kualitas baik serta pengeluaran biaya tidak besar.
• Pengaruh/dampak pada proses bekerja, kecepatan dalam pemenuhan kebutuhan, penambahan persediaan Par Stock setiap item baik linan dan seragam, besarnya tingkat pengontrolan pada proses bekerja, penggunaan peralatan secara maksimal serta para pekerja mempunyai
99
Universitas Kristen Petra 99
pegawainya yang tidak begitu terkontrol saat melakukan Kebijakan Outsourcing laundry.
Laundry terus menerus karena turunnya kualitas dan standar serta pengontrolan maka akan menjadi tidak efektif. - Dikatakan efektif juga bila para pekerja memiliki sense of belonging.
rasa memiliki (sense of belonging).
Pembagian Presentase Biaya serta Budget yang disediakan untuk Operasional Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 15) - Setiap bulannya Bagian Laundry untuk operasionalnya mempunyai budget 30 jutaan perbulan.
(Mengacu pada pertanyaan 3) - Budget yang diketahui untuk Bagian Laundry sendiri adalah sekitar kurang lebih 30 jutaan.
(Mengacu pada pertanyaan 6 & 7) - Budget yang disediakan khusus untuk Bagian Laundry pertahun adalah Rp. 500 juta, sehingga presentase biaya-biaya yang disediakan khusus untuk Bagian Laundry adalah 0,025% dari total keseluruhan biaya operasional seluruh departemen sebesar 10 milyar pertahun.
• Budget yang disediakan sebesar 30 juta dan presentase dari seluruh biaya operasional seluruh departemen sebesar 10 milyar pertahun, maka 0,025 % untuk Bagian Laundry.
Keunggulan yang dimiliki pihak Outsourcing Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 10, 11) - Memilih Hotel Sheraton sebagai
(Mengacu pada pertanyaan 9,12, 18) Alasan utama memilih Hotel
(Mengacu pada pertanyaan 8) -Memilih pihak Outsourcing
• Adanya kecocokkan dalam segi standar serta kualitas menurut
100
Universitas Kristen Petra 100
yang berlaku saat ini beserta item-item yang dilaundrykan
pihak Outsourcing Laundry yang dipercaya tersebut dari kecocokkan pada segi standar Mandarin Oriental secara internasional yaitu LQE Standard. - Memilih Martinizing karena kualitas yang baik - Item-item yang dilaundrykan ke Hotel Sheraton adalah khusus untuk linan dan beberapa seragam sedangkan Martinizing khusus untuk seragam.
Sheraton karena standar dan kualitas yang hampir sama yaitu LQE Standard milik Mandarin Oriental. Dan juga karena Hotel Sheraton sama-sama berstandar bintang lima. Lalu memiliki layanan Pick Up Delivery Service. - Sedangkan Martinizing memiliki kualitas hasil produksi yang bagus serta dapat menyesuaikan dengan keinginan Bagian Laundry dalam proses mulai pencucian sampai dengan penyetrikaan. - Martinizing juga mempunyai layanan Pick-Up Delivery Service. - Item-item yang dilaundrykan ke Hotel Sheraton adalah khusus linan dan Martinizing khusus untuk seragam - Untuk pakaian tamu diproses sendiri oleh Bagian
Laundry hanya berdasarkan kecepatan dalam jadwal yang sudah ditetapkan kemudian apabila tidak bisa cepat berarti tidak dapat dipercaya. Kemudian dalam waktu yang bersamaan juga dituntut kualitas yang bagus.
LQE Standard.
• Kecepatan dalam jadwal yang sudah menjadi persetujuan
• Kedua belah pihak memiliki layanan gratis yaitu Pick Up Delivery Laundry Service.
101
Universitas Kristen Petra 101
Laundry. Kebijakan Pengelolaan Insourcing Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 6, 7, 8, 9, 15) -Untuk jangka waktu pendek apabila mengadakan Kebijakan Insourcing Laundry maka Bagian Laundry harus mengeluarkan investasi besar - Untuk jangka waktu panjang akan menguntungkan karena dari segi perkembangan bisnis, laundry memang sudah sepantasnya dengan kapasitas 145 an kamar untuk memiliki fasilitas sendiri sehingga dapat bersaing dengan hotel bintang lima yang setaraf lainnya. - Proses Laundry akan lebih cepat dan dapat dikontrol satu persatu juga termasuk jumlah linan dan seragam. - Bila melakukan Insourcing Laundry maka Bagian Laundry harus menerima cucian sekitar kurang lebih 15 kilogram perbulan.
(Mengacu pada pertanyaa 8, 11, 14, 24, 25, 26, 28, 29) - Untuk jangka waktu yang pendek akan mengeluarkan biaya untuk membeli mesin-mesin seperti tumbler ditambah dengan electricity, water, chemical. Untuk jangka pendek ini dianggap rugi. - Untuk jangka panjang menguntungkan karena para pekerja akan punya sense of belonging karena merasa memiliki tersebut atau sense of belonging tadi membuat para pekerja merasa memiliki barang-barang yang ada dan lagi laundry ini dapat menjadi sumber nafkah terbesar bagi mereka. Kemudian yang kedua adalah kualitas yang harus dipertahankan kepada rekan-rekan dan terutama pada
(Mengacu pada pertanyaan 10, 14, 15, 16) - Untuk jangka waktu pendek akan membuat hotel ini mengeluarkan biaya yang besar untuk investasi, biaya obat dan tenaga kerja - Untuk jangka waktu yang panjang, Kebijakan Insourcing Laundry akan menguntungkan dengan kata lain bahwa dengan dilakukan kebijakan tersebut kebutuhan internal akan seragam dan linan bersih akan terpenuhi lebih cepat serta kualitas terjamin.
• Jangka waktu pendek maka harus mengeluarkan investasi serta biaya yang besar mulai dari peralatan, obat pembersih, tenaga kerja
• Jangka waktu yang panjang akan menguntungkan dari segi perkembangan bisnis dan bersaing dengan hotel setaraf lainnya. Dan merupakan akan menumbuhkan sense of belonging (rasa memiliki) terhadap barang-barang yang menjadi sumber nafkah mereka.
• Lalu secara otomatis dengan diberlakukan kebijakan ini akan membuat kualitas dapat dipertahankan, terjamin bagi para
102
Universitas Kristen Petra 102
tamu-tamu. rekan dan juga terutama untuk tamu serta dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan laundry internal menjadi lebih cepat.
Proses/tahap/siklus Insourcing Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 4, 7, 8, 10, 13, 14) - Semua linan dan seragam dikumpulkan kemudian diproses setelah bersih dikembalikan ke cleaning rack untuk dapat dipakai kembali Semua berpegang kepada LQE Standard. - Untuk Insourcing Laundry itu tidak atau belum ada jam khusus.
(Mengacu pada pertanyaan 8, 13) - Untuk seragam memiliki tempat gantinya sendiri sehingga memudahkan untuk mengganti yang kotor dengan yang baru. Kemudian dari yang kotor ditaruhkan kedalam tempat yang kotor kemudian di pilah-pilah (sortir kotor) lalu dicuci, kering, di sortir bersih, di press, lipat lalu di kembalikan ke outlet masing-masing. - Tidak atau belum ada jam khusus untuk Insourcing Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 15, 16) - Semua item dari outlet-outlet diproses kemudian dikembalikan baik seragam atau linan yang bersih tepat pada waktunya dan juga pada waktu-waktu yang mendesak serta pada waktu yang bersamaan juga harus tetap berpegang pada kualitas.
• Seragam atau linan kotor yang berasal dari outlet-outlet tersebut di proses mulai dari sortir kotor, dicuci, dikeringkan, sortir bersih (bila masih ada noda diproses ulang), terakhir dipress, lipat dan kemudian dikembalikan pada raknya masing-masing outlet.
103
Universitas Kristen Petra 103
Kebijakan pengelolaan Outsourcing Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 4, 6, 7, 13, 17) -Untuk jangka waktu yang singkat kebijakan ini merupakan jalan yang aman bagi hotel karena tidak memerlukan pengeluaran biaya yang besar untuk membeli peralatan dan dapat selain itu membuat hotel ini dapat berkonsentrasi terhadap hal-hal yang lain yang lebih dibutuhkan untuk perkembangan bisnis hotel ini sendiri. -Sedangkan untuk jangka waktu yang panjang dengan kebijakan ini akan terasa perbedaannya yang tidak dapat diartikan rugi dalam hal apapun meski dalam hal biaya akan tetapi mempengaruhi semua proses yang ada didalamnya akan tenggelam dalam kenyamanan tanpa memiliki motivasi bagi para pekerjanya untuk lebih maju.
(Mengacu pada pertanyaan 6, 9, 12, 25) -Untuk jangka waktu yang pendek merupakan jalan pintas yang baik dimana biaya tidak mengeluarkan banyak. - Akan tetapi dalam jangka waktu yang panjang merupakan kebijakan yang dianggap tidak layak lagi bagi hotel yang sudah berjalan selama kurang lebih 10 tahun dan sangat dirasakan tidak mengalami perkembangan, ditambah lagi dengan terjadinya berbagai penyimpangan-penyimpangan yang diperbuat oleh faktor tenaga kerjanya baik oleh pihak outsourcing maupun internal sendiri. - Penyimpa- ngan tersebut terjadi karena rendahnya rasa memiliki (sense of belonging) tersebut sehingga menurunkan
(Mengacu pada pertanyaaan 5, 12, 13) -Menyadari bahwa untuk jangka waktu yang pendek maka kebijakan ini tidak memerlukan investasi yang besar disamping itu bisa terus memenuhi kebutuhan internal dan juga tamu-tamunya. Kebutuhan akan kualitaspun terpenuhi. -Akan tetapi untuk jangka waktu panjang tidak begitu diingini karena adanya keinginan berbagai pihak internal laundry untuk terus menerus melakukan kebijakan ini.
• Dalam jangka waktu yang pendek dan singkat kebijakan ini merupakan jalan pintas yang aman karena disamping kebutuhan internal serta tamu dapat terpenuhi. Kualitas juga terjangkau tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
• Untuk jangka panjangnya sangat disadari bahwa kebijakan ini dianggap tidak layak lagi bagi hotel ini karena lama kelamaan akan menurunkan motivasi serta rasa memiliki dan juga penyimpangan-penyimpangan yang dibuat oleh para pekerja sehingga menurunkan kualitas standar layanan pribadi. Disamping
104
Universitas Kristen Petra 104
kualitas standar layanan pribadi.
itu juga kebijakan ini menjadi tidak begitu diingini oleh pihak-pihak terkait.
Proses/tahap/siklus Outsourcing Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 8, 10, 11, 13, 14) -Berdasarkan pada persetujuan dengan pihak Outsourcing Laundry yang ada maka semua item yaitu linan dan seragam yang kotor yang berasal dari outlet-outlet yang ada dan sudah dipilah-pilah dikumpulkan lalu dikirim ke Hotel Sheraton dan Martinizing (diambil oleh masing-masing pihak dengan layanan Pick Up Delivery Laundry Service) untuk diproses kemudian dikembalikan juga pada hari itu.
(Mengacu pada pertanyaan 6, 7, 9, 13, 18, 22) -Dalam sehari petugasnya (runner) sebanyak 3 kali yang bertugas mengambil linan-linan dan seragam kotor dari outlet-outlet mulai jam 10, jam 1 siang dan malem jam 7. Kemudian semuanya disortir kotor kemudian setelah terkumpul semuanya di outsourcekan diluar biasanya diambil oleh pihak Outsourcing itu sendiri. Lalu untuk satu hari itu atau keesokan hari sudah dikembalikan dalam keadaan bersih. Lalu Bagian Laundry menyortir item-item yang sudah bersih tersebut untuk dikembalikan pada outletnya
(Mengacu pada pertanyaan 5, 8, 17) -Semua item baik linan ataupun seragam yang kotor dikumpulkan kemudian sesuai dengan persetujuan waktu dan jadwalnya diambil oleh pihak outsourcing untuk diproses
• Semua item-item baik linan dan seragam ada yang diambil dari outlet-outlet ada juga yang mengantarkan sendiri item kotornya. Pengambilan item kotor sebanyak 3 kali secara internal. Kemudian setelah terkumpul langsung saja disortir kotor dimana yang rusak itu tidak perlu di outsource kan kemudian diproses diluar ke pihak Outsourcing Laundry sesuai dengan persetujuan yaitu dengan pihak Outsourcing tersebut yaitu ke Hotel Sheraton dan Martinizing.
105
Universitas Kristen Petra 105
masing-masing. - Untuk Pihak Hotel Sheraton melakukan pengambilan item kotor dan pengantaran item bersih sebanyak 2 kali dalam sehari setiap harinya (7 hari kerja) yaitu jam 07.00 WIB dan jam 15.00 WIB. Kemudian untuk pihak Martinizing melakukan pengambilan item kotor dan pengembalian item bersih hanya 1 kali dalam sehari. Jam outsourcingnya adalah jam 10.00 WIB dan 16.00 WIB.
• Lalu sesuai dengan persetujuan mengenai jadwal waktu maka pengambilan item kotor dan pengembalian item bersih tersebut dilakukan untuk Hotel Sheraton sebanyak 2 kali dan Martinizing sebanyak 1 kali. Untuk Hotel Sheraton dilakukan jam 07.00 WIB dan 15.00 WIB sedangkan Martinizing pada jam 10.00 WIB dan 16.00 WIB.
Sistem pembayaran dan Alur Biayanya
(Mengacu pada pertanyaan 17) -Sistem pembayaran adalah wewenang dari Financial Controller dan Executive Housekeeper diberitahukan
(Mengacu pada pertanyaan 20, 21) -Untuk masalah pembayaran diserahkan kepada Bagian Accounting dan sekarang tidak diberlakukan sistem
(Mengacu pada pertanyaan 17) - Sistem Pembayaran ditangani dan dilakukan oleh Bagian Accounting kepada pihak Outsourcing Laundry.
• Sistem pembayaran yang dilakukan dalam bentuk apapun merupakan wewenang dari Bagian Accounting. Memang
106
Universitas Kristen Petra 106
mengenai batasan kreditnya.
pembayaran dengan sosis yang dimiliki oleh hotel ini. Memang dulu pernah dilakukan tapi sekarang tidak lagi.
Sedangkan untuk pengaturan pembayaran terhadap internal dan pihak Outsourcing Laundry adalah sebagai berikut: Pertama-tama Alokasi biaya yang dibayarkan oleh Bagian Accounting itu dimasukkan kedalam Departemen Housekeeping untuk dicek secara kuantiti baik linan dan seragam. Lalu setelah itu masuk ke Bagian Accounting untuk di cek kembali sesuai dengan alokasi biayanya ke departemen-departemen terkait kemudian setelah perhitungan tersebut barulah dilakukan pembayaran kepada pihak Outsourcing Laundry.
dahulu pernah dilakukan sistem pembayaran dengan barter (cucian bersih ditukar dengan sosis buatan hotel ini).
• Alur Biayanya setelah dilakukan pengecekan ulang yang sebelumnya pembayaran untuk dialokasikan ke departemen-departemen terkait sudah dilakukan maka pembayaran terakhir dilakukan Bagian Accounting kepada pihak Outsourcing Laundry.
107
Universitas Kristen Petra 107
Efisiensi Biaya dalam operasional Bagian Laundry
(Mengacu pada pertanyaan 8) - Biaya merupakan salah satu faktor kendala saja dan bukan yang terutama. - Efisiensi dilihat dari perkembangan bisnis laundry yang jauh kedepan yaitu efisiensi dalam pemakaian sumberdaya-sumberdaya seperti pekerja, waktu yang bisa dikonsentrasikan kepada hal-hal lain.
(Mengacu pada pertanyaan 12, 14) - Biaya bukan pokok yang utama - Efisiensi itu adalah perawatan terhadap item-item benar dijalani karena bila tidak akan terjadi kerusakan dan akhirnya mengeluarkan biaya lagi.
(Mengacu pada pertanyaan 3, 4, 8, 9,11, 13) - Berhubungan dengan konsep penekanan biaya akan tetapi karena adanya penentuan-penentuan kebijakan-kebijakan tersebut maka biaya menjadi faktor yang terbesar.
• Masalah biaya bukan faktor utama dan penentuan kebijakan yang membuat biaya jadi faktor terbesar.
• Efisiensi itu adalah pemakaian sumberdaya-sumberdaya yang dapat dikonsentrasikan kepada hal lain
• Menjalankan prosedur perawatan untuk menghindari pengeluaran biaya kerusakan.
108
Universitas Kristen Petra 108
Analisa :
Setelah proses perbandingan dengan teknik triangulasi yang penulis
lakukan dengan cara mengambil unit-unit analisis yang mengacu pada pertanyaan
serta jawaban hasil wawancara tersebut maka penulis dapat menguraikan analisa
ini lebih lanjut dengan beberapa kesimpulan yaitu bahwa kendala-kendala yang
menjadi keterbatasan yang dihadapi Bagian Laundry merupakan dasar dari
pengambilan kebijakan laundrynya yaitu mengenai kapasitas ruangan laundry
yang sangat kecil karena notabene berdirinya tidak memiliki Bagian Laundry dan
sepertinya tidak diset untuk mengadakan atau melakukan laundry sendiri,
sehingga mesin-mesin serta peralatan yang ada juga tidak memadai. Kemudian
persediaan Par Stock yang seharusnya memiliki persediaan adalah 3 Par Stock
akan tetapi juga sangat terbatas sehingga memperlambat kerja operasional Bagian
Laundry itu sendiri. Hal biaya juga menjadi kendala karena pihak manajemen juga
tidak mau mengeluarkan biaya langsung dalam jumlah besar.
Kemudian mengenai efektifitas dalam operasional Bagian Laundry bila
dirangkum maka penulis memiliki kesimpulan bahwa pengaruh/dampak dari
proses kerja serta kecepatan yang didapati dapat dikatakan efektif dalam
pemenuhan kebutuhan internal, lalu dengan adanya penambahan persediaan Par
Stock maka akan meningkatkan efektifitas dimana akan mempercepat proses
laundry tersebut dan juga lebih terkontrol dalam mengawasi jumlah item yang
ada. Lalu efektifitas di Bagian Laundry ini juga dikatakan efektif bila peralatan
serta mesin-mesin yang dimiliki dipakai secara maksimal dan juga kualitas hasil
produksi yang baik serta sesuai dengan kualitas standar yang dimiliki hotel ini.
Hal terakhir dikatakan efektif bila para pekerja memiliki sense of belonging
dimana rasa memiliki itu dipunyai oleh para pekerja yang membuat Bagian
Laundry sebagai sumber nafkah terbesar untuk mereka.
Selanjutnya mengenai efisiensi biaya dalam operasional Bagian Laundry
yaitu bahwa efisiensi tidak selalu dipandang dari segi biaya saja dan biaya bukan
merupakan faktor utama. Efisiensi didalam operasional Bagian Laundry
menekankan pada perkembangan bisnis yang jauh ke depan yaitu upaya
pengefisienan dalam pemakaian sumberdaya-sumberdaya seperti tenaga kerja dan
109
Universitas Kristen Petra 109
waktu yang sebetulnya dapat dikonsentrasikan kepada hal-hal yang lainnya.
Kemudian prosedur-prosedur yang menuruti kualitas standar LQE dalam setiap
proses laundry harus dilakukan dan ditaati. Dan penerapan akan konsep yang
dimiliki oleh internal hotel ini yaitu pengeluaran biaya harus sekecil mungkin dan
tergantung pada kebijakan yang diambil (insourcing dan outsourcing laundry).
Lalu analisa penulis mengenai pembagian presentase biaya serta budget
yang disediakan oleh Bagian Accounting untuk operasional Bagian Laundry agar
bagian operasional mengetahui persisnya biaya yang dapat dipakai oleh Bagian
Laundry tersebut. Untuk budget didalam satu bulan operasional maka budget
operasional itu adalah sekitar 30 juta rupiah kemudian untuk presentase biaya
Bagian Laundry yang sangat kecil bila dibandingkan dengan keseluruhan biaya
operasional seluruh departemen yang ada di hotel ini.
Untuk merealisasikan konsep mengenai penekanan biaya dan mencetak
tingginya efektifitas serta efisiensi maka Bagian Laundry dalam memilih pihak
outsourcing laundrynya juga melihat dengan seksama mengenai keunggulan yang
dimiliki masing-masing pihak yaitu antara pihak Hotel Sheraton dan Martinizing.
Hotel Sheraton memiliki standar yang dikatakan hampir sama karena Hotel
Sheraton juga hotel berstandar bintang lima sama seperti Mandarin Oriental Hotel
Majapahit Surabaya yang berpegang pada standar LQE dalam pencucian dan
sampai dengan pengepressannya. Kemudian fasilitas lain secara gratis juga
diberikan Hotel Sheraton yaitu Pick Up and Delivery Laundry Service yang
merupakan pelayanan antar jemput cucian. Lalu untuk pihak Martinizing ini
Bagian Laundry mempunyai alasan yaitu bahwa pihak Martinizing memiliki
kualitas yang baik pada hasil produksinya serta pihak Martinizing juga dapat
bekerjasama dengan pihak Bagian Laundry didalam menyesuaikan keinginan
yang dimiliki Bagian Laundry untuk hasil produksinya.
Setelah itu pandangan bagi pihak manajemen sendiri mengenai
Kebijakan Insourcing Laundry dan juga prosesnya perlu untuk diketahui agar
dapat merealisasikan setiap inspirasi pada Bagian Laundry ini berdasarkan pada
pandangan pribadi mengenai kebijakan pengelolaan tersebut yang ternyata dibagi
dalam jangka waktu yang pendek maupun yang panjang. Untuk jangka waktu
yang pendek atau singkat, Kebijakan Insourcing Laundry ini harus mengeluarkan
110
Universitas Kristen Petra 110
investasi dan biaya yang besar seperti untuk pembelian mesin-mesin, biaya tenaga
kerja, serta biaya chemical. Akan tetapi untuk jangka panjangnya maka dengan
Kebijakan Insourcing Laundry ini akan dapat memenuhi kebutuhan internal yang
terjamin secara kualitas produksi, layanan dan juga kecepatan dalam pemenuhan
kebutuhan internal tersebut. Disamping itu maka Kebijakan Insourcing Laundry
dapat berpengaruh besar dalam meningkatkan motivasi serta sense of belonging
para pekerja karena Bagian Laundry ini akan menjadi sumber nafkah terbesar bagi
mereka. Proses/tahap/siklus Insourcing Laundry tersebut dimulai dari
mengumpulkan setiap item baik linan, seragam, maupun cucian tamu dari outlet-
outlet yang ada kemudian disortir (sortir kotor) kemudian setelah itu diproses
mulai dari dicuci, dikeringkan, di sortir kembali bila masih ada noda kemudian
dipress, dilipat dan dikembalikan menurut outlet masing-masing.
Lain halnya dengan pandangan pihak manajemen mengenai Kebijakan
Outsourcing Laundry yang membagi dalam 2 jangka waktu juga yaitu penerapan
untuk jangka waktu yang pendek dan panjang. Bila dilihat dari jangka waktu yang
pendek, Kebijakan Outsourcing Laundry merupakan jalan pintas yang paling
aman karena hotel ini tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan dalam
waktu yang bersamaan antara kualitas hasil cucian dengan waktu yang dituntut
serba cepat juga bisa didapatkan melalui kebijakan ini. Sebaliknya apabila
diberlakukan untuk jangka waktu yang panjang akan menjadi penghambat karena
untuk bisnis masa depan hotel ini akan suram begitu pula dengan motivasi para
pekerja yang menurun akibat sense of belonging yang rendah itu. Lama kelamaan
juga kebijakan ini tidak layak lagi bagi hotel yang sudah sekitar 10 tahun berdiri
dengan kapasitas sekitar 145-an kamar tersebut.
Proses yang dilakukan pada Kebijakan pengelolaan Outsourcing Laundry
ini akan jauh lebih singkat bila dibandingkan dengan Kebijakan Insourcing
Laundry yaitu dimulai dari pengumpulan item yang kotor kemudian disortir kotor
dimana item-item yang rusak tidak perlu dilaundrykan setelah itu diambil oleh
masing-masing pihak yaitu Hotel Sheraton pada pukul 07.00 WIB dan
Martinizing pada pukul 10.00 WIB kemudian dikembalikan bersih oleh pihak
Hotel Sheraton pukul 15.00 WIB sekaligus mengambil item yang kotor lagi dan
pengembalian item bersih oleh Martinizing pada pukul 16.00 WIB. Lalu setelah
111
Universitas Kristen Petra 111
item-item bersih tersebut diterima yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan
proses sortir bersih dimana pengecekan terhadap noda-noda yang masih tertinggal
atau tidak. Bila tidak dan sudah dianggap bersih maka semua item itu
dikembalikan pada outletnya masing-masing.
Hal terakhir yang juga penting untuk dianalisa adalah mengenai sistem
pembayaran yang dilakukan setiap bulannya yaitu diketahui bahwa hubungan
dengan pihak-pihak Outsourcing Laundry mengenai pembayaran menjadi
wewenang Bagian Accounting dimana sebelumnya yang mana alur biaya tersebut
adalah pertama-tama budget tersebut diberikan kepada Executive Housekeeper
untuk dialokasikan dan dilakukan berbagai pengecekan. Kemudian setelah
dilakukan pengecekan ulang pada setiap item-item yang dilaundrykan diserahkan
beserta dengan keterangan alokasi biaya-biaya tersebut kepada Bagian Accounting
maka barulah Bagian Accounting yang bergerak untuk membayarkan kepada
pihak Outsourcing Laundry. Dalam hal ini Executive Housekeeper dan Bagian
Laundry hanya diberitahukan mengenai batasan kreditnya saja. Sistem
pembayaran yang dilakukan dahulu pernah dengan sistem barter yaitu pertukaran
barang yang berupa sosis buatan hotel ini sendiri dengan cucian bersih dari pihak
Outsourcing Laundry tetapi tahun ini tidak lagi.
112
Universitas Kristen Petra 112
4.8.2. Analisa Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Insourcing Laundry,
Outsourcing Laundry ke Hotel Sheraton dan Martinizing
Hasil Observasi yang penulis jabarkan pada sub bab 4.6. pada halaman
sebelumnya kali ini akan ditriangulasikan dengan cara melakukan perbandingan
setiap hasil observasi yang ada dengan menggunakan unit analisis yang dianggap
perlu untuk dibahas dan berada pada poin-poin yang tepat untuk dianalisa dan
kemudian ditarik kesimpulan. Berikut triangulasinya:
Tabel 4.9. Analisa Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Insourcing dan
Outsourcing Laundry ke Hotel Sheraton dan Martinizing
Unit-Unit Analisis Insourcing Laundry
Outsourcing Laundry ke
Hotel Sheraton
Outsourcing Laundry ke Martinizing
Kata Kunci
Kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang dihadapi oleh Bagian Laundry
Proses kegiatan berjalan dengan
menggunakan peralatan
serta mesin-mesin yang sederhana
yang kapasitasnya
juga kecil (Terlampir pada tabel
4.2). Selain itu tempat/ruang
an yang berukuran
kurang lebih 5x9 meter
dimana ruang itu di gabung juga untuk
proses administrasi
- Pencatatan mengenai persediaan Par Stock yang tidak mempunyai catatan khusus
Proses kegiatan Outsourcing Laundry dilakukan sebanyak 2 kali dalam proses dan juga pengambilan serta pengembalian item bersih dan kotor dalam sehari dan diadakan pengecekan ulang baik untuk pihak Hotel Sheraton dan juga Bagian Laundry ini karena cenderung untuk terjadi kesalahan bila tidak dikontrol. Kesalahan dan keteledoran didalam pengecekan yang dilakukan pekerja.
Kesalahan dalam penghitungan item-item yang dilaundrykan juga kerap kali bila tidak diadakan pengontrolan cenderung terjadi.
• Keterbatasan mesin dan peralatan yang cukup hanya untuk memproses cucian dalam kapasitas yang tidak banyak dan juga ruangan yang terlalu sempit untuk bergerak juga mempengaruhi sehingga beberapa item khususnya linan dan seragam dioutsourcekan ke Hotel Sheraton dan juga Martinizing.
• Penyimpangan serta pengontrolan yang harus senantiasa dijaga karena cenderung terjadi
113
Universitas Kristen Petra 113
akan tetapi langsung diiplementasikan pada laporan inventory yang ada pada setiap departemen yang sering melaundrykan item-itemnya seperti Room and F&B Department serta tidak adanya pencatatan mengenai supplier bahan chemical yang dipakai juga tidak dimiliki.
kesalahan didalam pengecekan jumlah item-item baik linan dan seragam yang dioutsourcekan kepada kedua belah pihak.
• Adanya pencatatan yang seharusnya dimiliki tetapi tidak dimiliki mengenai jumlah persediaan Par Stock dan juga mengenai supplier yang dipakai.
Efektifitas dalam operasional Bagian Laundry
Dalam proses kegiatan ini Efektifitas terlihat bahwa maksimalnya pemakaian pada peralatan berupa mesin-mesin dari yang besar sampai yang kecil sekalipun serta tenaga kerja yang terpakai. Akan tetapi menjadi tidak efektif karena terbatasnya persediaan Par Stock yang ada sehingga penulis lihat pada waktu pergantian seragam atau linan juga harus menunggu untuk dapat dipenuhi
-Pekerjaan rutin yang dilakukan oleh para pekerja dalam menghadapi kegiatan ini menurunkan motivasi bekerja sehingga penyimpangan-penyimpangan sering terjadi. - Setelah proses ini dilakukan maka para pekerja dapat mengerjakan hal yang lainnya yang juga dianggap penting sambil menunggu pengambilan item-item yang akan diambil
Faktor motivasi tenaga kerja dan kualitas standar yang dimiliki hotel ini harus selalu disesuaikan dan diingatkan kembali karena sering kali melupakan pengontrolan sehingga tidak efektif
• Maksimalnya pemakaian pada peralatan serta mesin-mesin yang dimiliki akan tetapi terbatasnya persediaan Par Stock yang terbatas sehingga menghambat pekerjaan departemen lain yang membutuhkan seperti linan-linan dan sebagainya harus menunggu.
114
Universitas Kristen Petra 114
sehingga mengganggu jam operasional departemen lainnya.
oleh pihak Martinizing
Efisiensi biaya dalam operasional Bagian Laundry
- Efisiensi yang terlihat adalah efisiensi waktu dalam segi pemenuhan kebutuhan internal yang dapat langsung dilakukan lebih cepat dan terlihat lebih terkontrol dimana kebutuhan yang bersifat mendadak dapat dipenuhi. - Perawatan item-item berupa linan dan juga seragam dapat lebih terkontrol dan akan awet lebih lama dibandingkan bila dioutsourcekan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk penggantian item-item yang rusak otomatis akan lebih sedikit.
- Segi waktu dan ketepatan dalam jadwal yang sudah menjadi persetujuan outsourcing laundry ini yaitu jam 07.00 WIB dan jam 15.00 WIB membuat efisiensi biaya serta efisiensi waktu dapat dilakukan dan ditingkatkan setinggi mungkin. Ditambah dengan layanan secara cuma-cuma yaitu Pick Up and Delivery Laundry Service (layanan antar jemput cucian). - Sambil menunggu proses kegiatan outsourcing selanjutnya maka hal-hal lain dapat dilakukan seperti mengambil cucian kotor lain dari outlet-outlet. Kemudian melakukan pencatatan terhadap item-item yang
- Segi waktu untuk pemenuhan kebutuhan akan kebersihan seragam pada khususnya membuat tingkat efisiensi biaya juga meningkat serta jadwal yang dipenuhi serta tepat pada waktunya yang sudah menjadi persetujuan untuk outsourcing laundry yaitu Jam 10.00 WIB untuk pengambilan seragam yang kotor dan 16.00 WIB untuk pengembalian seragam yang sudah bersih. - Adanya Pick Up and Delivery Laundry Service tersebut menghemat langkah Bagian Laundry untuk dapat melakukan hal lainnya
• Pemenuhan kebutuhan internal secara cepat dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya antara pihak internal dengan internal dan pihak internal dengan pihak outsourcing laundry.
• Lebih efisien kalau melakukan laundry sendiri atau melakukan Kebijakan Insourcing Laundry karena perawatan akan linan dan seragam dapat dikontrol satu persatu.
• Berfokus kepada hal lain pada saat cucian diproses oleh pihak lain sambil menunggu cucian bersih datang dari pihak outsourcing laundry.
115
Universitas Kristen Petra 115
dioutsourcekan
yang lebih penting.
Proses/Tahap/Siklus Insourcing dan Outsourcing Laundry
-Mengumpulkan semua linan-linan kotor dari semua outlet - Sortir kotor berdasarkan item dimana apabila ada noda harus ditreat terlebih dahulu - Di cuci - Dikeringkan - Diseterika - Dilipat - Di sortir bersih kemudian disetorkan kepada outlet masing-masing.
-Mengumpulkan linan-linan kotor dari outlet-outlet- Disortir (sortir kotor) dimana item yang rusak tidak perlu dicucikan. - Pengambilan laundry kotor oleh pihak Outsourcing Laundry sambil mengembalikan item bersih yang kemarin sore diambil. Dilakukan pukul 07.00 WIB - Diproses di Hotel Sheraton - Pengembalian cucian yang sudah bersih dari yang tadi pagi lalu juga pengambilan cucian yang kotor. Dilakukan pukul 15.00 WIB. - Cucian yang bersih tersebut di sortir bersih kembali bila masih ada noda akan dikembalikan - Dikembalikan pada outlet masing-masing.
- Linan-linan kotor dikumpulkan dan yang sudah dipilah-pilah atau disortir - Diambil oleh Martinizing pada pukul 10.00 WIB - Diproses di Martinizing - Cucian yang diambil pukul 10.00 WIB itu dikembalikan pada pukul 16.00 WIB - Kemudian disortir bersih dan Dikembalikan pada Outlet masing-masing.
• Proses Insourcing Laundry berbeda pada bagian proses dimana proses pada Kegiatan Insourcing Laundry dilakukan di dalam sendiri sedangkan Kegiatan Outsourcing Laundry prosesnya dilakukan diluar dan benar-benar merupakan proses laundry yang begitu singkat bagi pihak Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya.
116
Universitas Kristen Petra 116
Analisa:
Dari triangulasi pada tabel pada halaman sebelumnya dapat dilihat
bahwa kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang harus dihadapi dalam
operasional Bagian Laundry ini adalah keterbatasan pada peralatan berupa mesin-
mesin serta kapasitas ruang yang kecil dan terbatas. Kemudian faktor tenaga kerja
yang cenderung melakukan keteledoran karena faktor rutinitas keseharian dan
kesalahan dalam penghitungan item-item yang dilaundrykan yang sering kali
cenderung terjadi. Lalu catatan yang seharusnya diperlukan seperti catatan
mengenai daftar persediaan Par Stock khusus tidak dimiliki dan juga catatan
mengenai para supplier tetap yang biasanya dipakai.
Kemudian mengenai efektifitas operasional Bagian Laundry ini adalah
dimana pemakaian peralatan seperti mesin-mesin secara maksimal. Lalu tingkat
efektifitas dapat menurun karena keterlambatan dalam persediaan untuk ganti
seperti linan dan juga seragam yang akhirnya menghambat operasional kerja
departemen lain disebabkan kurangnya persediaan Par Stock untuk linan dan
seragam.
Setelah itu mengenai masalah efisiensi biaya pada operasional Bagian
Laundry ini baik pada kegiatan insourcing laundry maupun outsourcing laundry.
Pada kegiatan Insourcing Laundry yang terjadi adalah keefisienan dalam segi
waktu yang begitu cepat dan tepat waktu serta kualitas yang didapati lebih baik.
Sedangkan bila proses kegiatan Outsourcing laundry dilakukan maka kegiatan
yang lainnya dapat dilakukan yang dianggap lebih penting dan juga dengan
dilakukannya kegiatan ini dalam waktu yang bersamaan baik kualitas dan juga
singkatnya waktu yang juga singkat dan memiliki hasil yang bagus.
Dan hal terakhir yang dapat dianalisa adalah mengenai proses
/tahap/siklus Insourcing dan Outsourcing Laundry yang tentu dari keduanya akan
terjadi perbedaan didalam singkatnya waktu yang dipakai karena proses
Outsourcing Laundry yang dilakukan diluar Bagian Laundry sehingga beban
untuk memprosesnya ditanggung oleh bagian pihak Outsourcing Laundry.
Sedangkan apabila melakukan proses kegiatan Insourcing Laundry akan
menambah urutan proses semakin panjang karena panjangnya proses harus
ditempuh untuk mendapatkan kualitas standar yang terbaik.
117
Universitas Kristen Petra 117
4.8.3. Analisa Perbandingan Hasil Pengolahan Dokumentasi
Setelah beberapa dokumentasi yang mendukung ini penulis olah maka penulis aplikasikan ke dalam triangulasi pada tabel 4.10
dibawah ini:
Tabel 4.10. Analisa Perbandingan Hasil Pengolahan Dokumentasi
Unit-Unit Analisis
Persediaan Room Linen
Pengimplementasian Kualitas Dan Standar Mandarin Oriental
Perbandingan Antara Total Biaya (Cost) Dan Total Pendapatan (Revenue)
Perbandingan Harga Yang Diberikan Pihak Hotel Sheraton Dan Martinizing
Besarnya Marjin Yang Dapat Diperoleh Dari Pengelolaan Kebijakan Outsourcing Laundry
Kata Kunci
Kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang dihadapi oleh Bagian Laundry
Tidak adanya catatan khusus mengenai Persediaan Par Stock sehingga langsung diterapkan pada sebuah laporan Room Linen Inventory sehingga untuk mengetahui kekurangan jumlah Par Stock tidak dapat langsung
Adanya penyimpangan terhadap prosedur kualitas standar yang dimiliki Mandarin Oriental dalam menjalankan operasional di dalam Laundry tersebut. Tepatnya faktor kelemahan para pekerja yang cenderung untuk melakukan
Terlalu besarnya jumlah pengeluaran Biaya dibandingkan dengan Pendapatan yang masuk.
Ketidakingin tahuan pihak manajemen untuk membuat perbandingan harga persetujuan yang dibuat antara 2 pihak Outsourcing Laundry serta di sesuaikan dengan kualitas standar yang dimiliki.
Kesempatan untuk mengambil keuntungan bagi pihak Bagian Laundry sangatlah tipis karena item-item yang banyak diproses adalah item-item milik internal saja.
- Tidak adanya catatan khusus untuk mengetahui cukup atau tidaknya standar persediaan Par Stock yang dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan internal (Tabel 4.3.,
Lampiran 10) - Penyimpangan kualitas standar terhadap pelaksanaan LST dan LQE oleh para 117
Universitas K
risten Petra
118
Universitas Kristen Petra 118
diketahui kesalahan dan penyimpangan dari Legendary Quality Experience (LQE) dan Legendary Quality Service (LST).
pekerja. (Tabel 4.4. dan
Lampiran 8, 9) - Terlalu besarnya selisih antara pengeluaran biaya dan pendapatan yang diterima.
(Tabel 4.5.,
Lampiran 12)
- Ketidak inginan untuk mengetahui perbandingan harga oleh para pekerjanya sehingga selisih perbedaan harga serta keunggulan masing-masing semestinya diketahui.oleh pihak manajemen.agar dapat membuat suatu inisiatif dan upaya untuk maju.. (Tabel 4.6., Lampiran 6 dan 7)
Efektifitas Pekerjaan dan Pengaruh Pemakaian Dapat Memperbesar - Penggunaan waktu
118
Universitas K
risten Petra
119
Universitas Kristen Petra 119
dalam operasional Bagian Laundry
pemenuhan kebutuhan pergantian seragam dan linan akan lebih cepat bila Penambahan persediaan Par Stock ditambah sesuai standar yang harus dipenuhi.
terhadap sikap dan karakter para tenaga kerja serta kualitas pelayanan yang didapat dari penerapan LQE dan LST yang dimiliki Bagian Laundry itu sendiri.
peralatan secara maksimal dimana peralatan dipakai untuk mencucikan Martha Tilaar Linen (Linan milik Martha Tilaar) dan juga dari Gym linen (linan milik pusat kebugaran) yang menyerahkan pencucian item-item seperti handuk-handuk dan sebagainya.
mempengaruhi dalam mengambil keputusan yang tepat pada saat menerima laundry dalam waktu yang mendesak sehingga dapat diketahui secara langsung item-item khusus dimana Bagian Laundry dapat menghemat biaya yang dikeluarkan.
motivasi para pekerja akan semakin meningkat karena keuntungan yang didapatkan sebagai pendapatan pada akhirnya juga akan dibagikan untuk para pekerja di Bagian Laundry tersebut.
akan lebih singkat karena ketersediaan dalam pemenuhan kebutuhan internal (Tabel 4.3.,
Lampiran 10, 13, 14)
- Pengaruh terhadap karakter, dan kualitas hasil pelayanan yang ada. (Tabel 4.4, Lampiran
8 dan 9) - Pemakaian Alat yang maksimal meskipun hanya untuk kapasitas yang kecil. (Tabel 4.4.Nomor 18
& 19, Lampiran 9) - Pada waktu yang mendesak maka pihak manajemen Bagian Laundry dapat mengetahui pihak mana serta item apa saja yang dapat memberikan 119
Universitas K
risten Petra
120
Universitas Kristen Petra 120
harga terbaik dengan kualitas yang sama (Tabel 4.4 Nomor
37, Lampiran 7) - Keuntungan yang diperoleh dan diketahui oleh para pekerja dapat meningkatkan motivasi para pekerja.
(Tabel 4.7.
Lampiran
5, 6, 7)
Efisiensi Biaya dalam operasional Bagian Laundry
Dengan adanya pencatatan khusus untuk persediaan Par Stock maka akan sangat berguna bagi pihak manajemen Bagian Laundry pada waktu item-item tersebut
Berpegang pada LQE dan LST pada operasional sehari-hari akan menghindarkan dari kesalahan yang akibatnya pada pengeluaran biaya tiidak dapat ditekan akibat kesalahan atau penyimpangan prosedur tersebut
Pengeluaran biaya jauh lebih besar dari pendapatan dan dapat dikatakan rugi dan alokasi biaya paling besar terdapat pada Room Linen setiap bulannya.
Biaya dapat ditekan disini apabila Bagian Laundry memilih pihak Sheraton yang mempunyai standar yang sama yaitu bintang lima dimana kesalahan dapat diminimalisasikan. Kesamaan
Selisih biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang akan didapatkan atau sering disebut keuntungan meskipun kelihatanya hanya sedikit tetapi upaya menghemat biaya yang keluar
- Perlunya pencatatan yang khusus untuk Par Stock terutama dalam keadaan mendesak segera dapat dikalkulasi sesuai kebutuhan. (Tabel 4.3.,
Lampiran 10) - Prosedur kualitas serta standar harus 120
Universitas K
risten Petra
121
Universitas Kristen Petra 121
dibutuhkan dalam waktu mendesak dan jumlah item baik linan maupun seragam dapat dengan langsung diketahui dan apabila ada kerusakan yang perlu atau tidaknya diganti dapat ditelusuri. Karena apabila terjadi kerusakan atau hilang maka pihak manajemen harus membelinya kembali dan juga membuang waktu untuk membelinya.
seperti pengecekan jumlah item yang dimiliki seperti pada LST nomor 15 dan 30.
item-item tersebut dengan harga yang sama dapat membuat Bagian Laundry harus memilih tidak hanya yang berdasarkan harga yang murah saja tetapi menurut pada kualitas standar yang sudah ditentukan sehingga penyimpangan-penyimpangan prosedur yang pastinya akan terjadi tidak akan mengarah pada pengeluaran biaya.
dan dalam rangka menyimpan biaya agar dapat digunakan untuk yang lebih berguna yaitu seperti mendirikan Laundry yang lebih besar maka dari keuntungan itu efisiensi biaya akan terasa.
senantiasa dipegang teguh agar tidak menyimpang dan membuat berbagai kesalahan (Tabel 4.4. Nomor
15 dan 17, Lampiran 9)
- Penghematan biaya yang sebesar-besarnya dengan mengantisipasi setiap faktor penyebabnya sehingga dapat menyimpan uang yang bersumber darimana pun untuk merealisasikan keinginan yang ada yaitu mengadakan Kebijakan Pengelolaan Insourcing Laundry. (Tabel 4.5.,
Lampiran 12)
Kebijakan Pengelolaan
- Untuk dapat melakukan
Penerapan kualitas dan
Alokasi biaya yang dikeluarkan
Selisih harga yang ditawarkan
Pada saat Outsourcing
- Penambahan persediaan pada 121
Universitas K
risten Petra
122
Universitas Kristen Petra 122
Insourcing Laundry
proses laundry sendiri maka penambahan jumlah Par Stock untuk setiap item harus ada karena dengan adanya Kebijakan ini maka segalanya akan lebih terkontrol juga dalam hal perawatan akan rutin dilakukan.
standar baik itu LQE maupun LST akan sangat terlihat dari hasil produksi serta kualitas pelayanannya baik jaminan bagi sesama rekan maupun tamu.
untuk Kebijakan Outsourcing Laundry adalah segala jenis linan dan seragam. Dan memangnya Pengeluaran biaya yang harus senantiasa ditekan dan diatur adalah pengeluaran biaya untuk linan dan seragam karena selama ini diserahkan kepada pihak Outsourcing Laundry. Sedangkan Pendapatan yang diterima akan semakin besar apabila dilakukan kebijakan ini. Karena keuntungan yang dapat diambil dari guest laundry (cucian tamu) sangatlah
oleh pihak Outsourcing Laundry telah diketahui pada saat proses tersebut dilakukan guna untuk dapat mengambil keuntungan yang terbesar dan juga kualitas yang sama bagusnya. Sama dengan kebijakan ini dimana harus lebih teliti lagi dan mengerti keunggulan diri sendiri sehingga dapat memberikan harga yang memadai serta sesuai dengan kualitas standar layanan pribadi.
dilakukan maka keuntungan itu tidak begitu tampak akan tetapi akan sangat terasa bila Kebijakan Insourcing Laundry ini ditambahkan dengan membandingkan kualitas yang dimiliki oleh diri sendiri dibanding dengan pihak lain.
setiap item akan lebih terkontrol (Tabel 4.3.,
Lampiran 10) - Penerapan prosedur untuk mempertahankan kualitas layanan pribadi terhadap rekan dan tamu (Tabel 4.4.,
Lampiran 8, 9) - Pengeluaran biaya yang luar biasa banyaknya itu dapat ditekan dengan melakukan kebijakan ini disertai dengan pendapatan yang diterima akan menjadi semakin besar. (Tabel 4.5., Lampiran 9) - Selisih harga yang ditawarkan berbeda ini dari pihak outsourcing didalam 122
Universitas K
risten Petra
123
Universitas Kristen Petra 123
besar. Dan jauh lebih besar dari pendapatan manapun juga.
beberapa item laundry atau dry clean yang sama tidak menjadi masalah melainkan dengan kebijakan ini dipakai untuk dapat mengenal keunggulan pribadi. (Tabel 4.6., Lampiran 6, 7) - Keuntungan yang didapat akan semakin besar dengan adanya kebijakan ini (Tabel 4.7., Lampiran 8, 9, 10)
Kebijakan Pengelolaan Outsourcing Laundry
Dengan kebijakan ini diharuskan untuk menambah persediaan room linen dan perhitungan jumlah persediaan karena kemungkinan
Kebijakan ini termasuk dalam LST juga yaitu nomor 37 yang mengatakan tentang pengaturan bila ada kebutuhan yang mendesak dan mendadak untuk segala jenis linan dan juga
Pengeluaran Biaya terhitung lebih besar daripada jumlah pendapatan dan terlihat bahwa pengeluaran biaya tertinggi oleh pembiayaan linan untuk kamar (Room linen) semasa
Beberapa item yang sama terdapat harga yang diberikan oleh Hotel Sheraton berbeda dengan pihak Martinizing Akan tetapi kualitas standar adalah penentu. Masing-masing pihak
Keuntungan yang diambil dari adanya kebijakan ini dalam hal keuntungan sangatlah besar terutama bila Bagian Laundry menerima laundry dari tamu (Guest Laundry) maka Marjin yang
- Sudah seharusnya ada penambahan persediaan untuk setiap item terutama yang dioutsourcekan karena cenderung terjadi kesalahan lebih besar (Tabel 4.3., 4.4. Lampiran 8, 9) - Kebijakan ini 123
Universitas K
risten Petra
124
Universitas Kristen Petra 124
untuk terjadi kesalahan yang lebih besar sedangkan persediaan terbatas.
cucian tamu.
periode April- Agustus 2005. - Dan ada juga Item yang dapat menjadi penyeimbang bagi pihak Bagian Laundry yaitu item Guest Laundry (cucian tamu).
Outsourcing memiliki keunggulan masing-masing seperti Hotel Sheraton yang dianggap lebih terpercaya untuk pencucian linan karena memiliki standar hotel berbintang lima yang setaraf dengan hotel ini.
dikenal sebagai keuntungan akan berlipat kali ganda dari harga dasar yang dimiliki Bagian Laundry untuk memproses semuanya.
memang dianjurkan dalam keadaan yang mendesak. (Tabel 4.4., Lampiran 9) - Biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari pendapatan yang ada dengan adanya kebijakan ini (Tabel 4.5., Lampiran 12) - Selisih biaya/ keuntungan yang sebetulnya berarti menjadi tidak begitu berarti lagi bila dibandingkan dengan kualitas yang harus dijaga. Dan setiap pihak outsourcing memiliki keunggulan masing-masing. (Tabel 4.7., Lampiran 5, 6, 7) - Keuntungan yang 124
Universitas K
risten Petra
125
Universitas Kristen Petra 125
dapat diambil dari kebijakan ini adalah sangat besar terutama bila menerima cucian dari tamu. (Tabel 4.7., Lampiran 5, 6, 7)
125
Universitas K
risten Petra
126
Universitas Kristen Petra
Analisa:
Kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang dihadapi oleh Bagian
Laundry tersebut dikarenakan adanya faktor internal yang tidak membuat
pencatatan untuk persediaan Par Stock untuk mengetahui keakuratan jumlah
persediaan yang ada. Dengan tidak adanya pembuatan daftar khusus untuk Par
Stock itu sendiri sudah menyimpang dari LST dan merupakan kendala yang
apabila tidak segera di antisipasi akan berakibat fatal. Kemudian penyimpangan
pada LST tersebut merupakan kendala yang besar dimana prosedur serta kualitas
pelayanan akan menurun. Lalu masalah besarnya pengeluaran biaya daripada
yang pendapatan yang diterima akan menjadi hambatan untuk Bagian Laundry
untuk mendirikan Bagian Laundry itu sendiri misalnya. Ditambah lagi kurangnya
inisiatif untuk mengetahui selisih harga yang ditawarkan kepada pihak tamu
dengan dilaundry sendiri ataukan diserahkan pada pihak Outsourcing Laundry.
Kemudian mengenai Efektifitas menyangkut masalah pemenuhan
kebutuhan dalam waktu yang singkat terhadap kebutuhan internal, lalu
pengaruhnya pada karakter dan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh para
pekerja sesuai dengan prosedur Legendary Quality Experience (LQE) dan
Legendary Service Training (LST). Disamping itu efektifitas itu terlihat dari
maksimalnya pemakaian peralatan karena terdapatnya beberapa item yang
dijadikan sumber pendapatan oleh Bagian Laundry ini yaitu Guest Laundry dan
juga dari Martha Tilaar. Dan apabila pendapatan dapat diraih maka akan
berpengaruh pada motivasi para pekerja di Bagian Laundry ini.
Usaha dan upaya untuk menghemat serta menekan biaya, yang dinamakan
efisiensi biaya dalam operasional Bagian Laundry dapat dengan beberapa cara
yaitu seperti perawatan terhadap linan-linan serta seragam secara teratur kemudian
dibuat daftar persediaan untuk setiap item yang ada karena apabila kerusakan
terjadi maka tanpa perawatan serta pengecekan ulang tersebut akan mengeluarkan
biaya yang tidak sedikit. Efisiesi biaya tidak akan tercapai apabila kualitas dan
standar LST dan LQE tersebut tidak ditaati. Efisiensi biaya dalam operasional
Bagian Laundry ini dilakukan agar dapat menghemat biaya sebanyak mungkin
sehingga dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain seperti realisasi untuk
mendirikan In-house Laundry sendiri.
127
Universitas Kristen Petra
Oleh karena itu maka Kebijakan Insourcing Laundry yang diadakan
nantinya atau yang sekarang ini sudah dilakukan sesuai dengan kemampuan serta
dengan berbagai keterbatasan akan kapasitas dan sebagainya tersebut harus tetap
menambahkan persediaan Par Stock untuk setiap itemnya baik itu linan maupun
seragam karena segala sesuatunya akan lebih terkontrol apabila dimiliki sendiri.
Kemudian didalam kebijakan ini penerapan prosedur harus semakin baik guna
mempertahankan kualitas layanan pribadi terhadap sesama rekan dan tamu.
Pengeluaran biaya yang besar itu dapat ditekan dan keuntungan yang didapat juga
akan semakin besar. Lalu selisih biaya yang berbeda hanya sedikit tersebut
kemudian dapat dijadikan ukuran dalam keunggulan yang dimiliki pribadi.
Dan yang terakhir mengenai Kebijakan Outsourcing Laundry dimana
memang sudah seharusnya ada penambahan persediaan Par Stock untuk setiap
itemnya karena cenderung terjadi kesalahan lebih besar pada saat dioutsourcekan
sehingga apabila terjadi kerusakan akan menambah pengeluaran biaya. Kemudian
Kebijakan ini sendiri memang dianjurkan untuk dilakukan sesuai dengan LST
nomor 37 terutama pada keadaan yang mendesak. Lalu dalam masalah biaya
yang digunakan untuk Kebijakan Outsourcing Laundry ini sudah jelas berbeda
jauh selisihnya dengan pendapatan (revenue) meskipun diimbangi dengan tingkat
pendapatan yang tertinggi yaitu Guest Laundry. Kemudian pendapatan yang jauh
melampaui besarnya biaya itu, yang sering disebut dengan keuntungan yang
dianggap berarti menjadi tidak berarti lagi karena adanya kualitas yang harus
dijaga menjadi kepentingan yang terutama.
128
Universitas Kristen Petra
4.9. Analisa Perbandingan Hasil Wawancara, Observasi dan Pengolahan Dokumentasi
Analisa yang penulis lakukan untuk masing-masing hasil wawancara, observasi dan pengolah dokumentasi memakai
triangulasi dan beberapa unit analisis yang disesuaikan untuk dapat sebuah diambil sebuah kesimpulan.
Tabel 4.11. Analisa Perbandingan Hasil Wawancara, Observasi, dan Pengolahan Dokumentasi
Unit-Unit Analisis Hasil Wawancara Observasi Pengolahan Dokumentasi Kata Kunci Kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang dihadapi oleh Bagian Laundry
- Mengenai kapasitas ruangan yang sangat kecil, memang tidak diset up untuk melakukan in-house laundry sendiri sehingga mesin-mesin serta peralatan yang ada tidak memadai - Disamping itu persediaan Par Stock yang juga sangat kurang dan standar yang harus dimiliki sebetulnya 3 Par Stock sehingga akibat hal itu jadi menghambat operasional Bagian Laundry itu sendiri. Yang terakhir bahwa biaya adalah kendala juga karena tidak ingin mengeluarkan biaya langsung dalam jumlah besar
- Keterbatasan pada peralatan seperti mesin-mesin dan kapasitas ruang yang kecil dan terbatas - Kesalahan dari faktor tenaga kerjanya dalam kekeliruan menghitung jumlah item yang akan dioutsourcekan. - Daftar catatan khusus mengenai Par Stock dan supplier juga tidak ada.
- Faktor internal yang tidak membuat atau mempunyai daftar catatan mengenai persediaan Par Stock untuk mengetahui keakuratan jumlah persediaan setiap item. - Faktor penyimpangan terhadap prosedur oleh tenaga kerja yang membuat kualitas pelayanan dapat menurun. - Besarnya jumlah biaya dalam periode April-Agustus 2005 yang dikeluarkan bila dibandingkan dengan pendapatan yang diterima akan menjadi hambatan dalam upaya untuk menabung dan inisiatif para tenaga kerja untuk mencari pendapatan atau keuntungan yang kemungkinan dapat diperoleh untuk mendirikan serta mengelola Kebijakan Insourcing Laundry.
- Kapasitas ruangan yang sangat kecil, peralatan tidak memadai, kurangnya persediaan Par Stock dan tidak memenuhi standar yang seharusnya memiliki 3 Par Stock. - Adanya kesalahan tenaga kerja yang dilakukan dalam menghitung jumlah item yang dioutsourcekan dan juga berbagai penyimpangan prosedur yang akan menurunkan kualitas dan standar pelayanan pribadi. - Daftar catatan khusus mengenai Par Stock dan juga supplier tidak ada untuk mengetahui 128
Universitas K
risten Petra
129
Universitas Kristen Petra
keakuratan jumlah persediaan Par Stock. Besarnya Biaya dalam periode April-Agustus 2005 lebih besar daripada pendapatan yang diterima sehingga menjadi kendali dalam mengumpulkan biaya untuk realisasi Kebijakan Insourcing Laundry.
Efektifitas dalam operasional Bagian Laundry
- Pengaruh/dampak dari proses kerja serta kecepatan yang didapati dapat dikatakan efektif dalam pemenuhan kebutuhan internal. - Penambahan Persediaan Par stock juga dikatakan efektif karena mempercepat proses. - Mesin-mesin serta peralatan yang ada terpakai secara maksimal serta hasil produksi yang baik serta sesuai kualitas standar. - Pengaruh/dampak yang terdapat pada para pekerja yang memiliki sense of belonging yaitu rasa memiliki.
- Pemakaian peralatan yang maksimal seperti mesin-mesin dan sebagainya. - Efektifitas menurun bila terjadi keterlambatan dan kurangnya dalam persediaan untuk ganti seperti linan dan seragam yang pada akhirnya menghambat operasional kerja departemen lain.
- Adanya pemenuhan kebutuhan dalam waktu yang singkat terhadap kebutuhan internal - Pengaruh pada karakter dan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh para pekerja sesuai dengan prosedur LQE dan LST - Maksimalnya pemakaian peralatan karena terdapatnya beberapa item yang dijadikan sumber pendapatan oleh Bagian Laundry ini yaitu Guest Laundry dan juga Martha Tilaar. - Dan apabila keuntungan yang besar dapat diraih maka berpengaruh pada motivasi kerja para pekerja.
- Pengaruh/dampak dari proses kerja serta terpenuhi kebutuhan internal dengan cepat dan kualitas baik. Adanya penambahan persediaan Par Stock untuk mempercepat proses operasional serta semua sumberdaya dapat terpakai maksimal. Lalu yang terakhir adalah sense of belonging yang dimiliki oleh para pekerja. 129
Universitas K
risten Petra
130
Universitas Kristen Petra
Efisiensi biaya dalam operasional Bagian Laundry
- Biaya bukanlah faktor utama dan selalu menekankan pada bisnis ke depan dimana upaya penghematan dalam pemakaian sumberdaya-sumberdaya tersebut seperti tenaga kerja dan waktu yang sebetulnya harus dapat dikonsentrasikan kepada hal-hal yang lain yang lebih penting. - Ketaatan dalam menjalankan prosedur juga penting karena merupakan langkah untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga harus mengeluarkan biaya yang tidak diperlukan - Penerapan konsep bahwa internal hotel harus sehemat mungkin dalam mengeluarkan biaya .
- Efisiensi dalam segi waktu yaitu cepat dan juga berkualitas bagus sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
- Perawatan terhadap linan-linan serta seragam secara teratur kemudian dibuat daftar persediaan untuk setiap item yang ada karena apabila kerusakan terjadi maka akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. - Kualitas dan standar LST dan LQE yang dipatuhi maka disebut efisien. - Penghematan biaya sebanyak mungkin sehingga dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain seperti realisasi untuk mendirikan In-house Laundry sendiri.
- Langkah untuk sesedikit mungkin dalam mengeluarkan biaya didalam pemakaian sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk dapat menyimpan biaya tersebut untuk realisasi bisnis ke depan.
- Ketaatan pada prosedur yang membuat biaya akan sedikit keluar. Demikian juga perawatan untuksetiap item haruslah berlanjut secara rutin.
130
Universitas K
risten Petra
131
Universitas Kristen Petra
Analisa:
Analisa perbandingan dari hasil wawancara, observasi serta pengolahan
dokumentasi yang ditriangulasikan penulis dalam tabel 4.11. tersebut pada
akhirnya membuat penulis memiliki analisa sebagai berikut yakni dimulai dari
pokok masalah mengenai kendala-kendala yang menjadi keterbatasan yang harus
dihadapi oleh Bagian Laundry dalam keseharian operasionalnya yaitu mengenai
kapasitas ruangan yang memang sangat kecil dan tidak memadai dari segi
peralatan dan mesin-mesin yang ada untuk melakukan kegiatan laundry dalam
jumlah yang besar. Kenyataan yang didapatkan seperti diatas sudah sesuai
dengan teori tentang definisi laundry itu sendiri menurut Manser (1991, p. 235)
yang mengatakan bahwa laundry adalah “suatu ruangan atau suatu daerah,
didalam suatu rumah untuk melakukan kegiatan pencucian”, yang memang
sebetulnya juga sebagai salah satu syarat yang mengharuskan sebuah perusahaan
“Laundry” seperti Bagian Laundry Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya
untuk melakukan kegiatan pencucian tersebut meskipun harus dihadapkan pada
beberapa keterbatasan–keterbatasan dalam melakukan proses laundry seperti tidak
dapat menerima cucian dalam jumlah yang besar dan sebagainya.
Lalu selain terbatasnya ruangan, kurangnya jumlah persediaan Par Stock
untuk setiap item baik linan dan seragam yang dimiliki dan kurang dari syarat
yang ditentukan yaitu 3 Par Stock tersebut Persediaan Par Stock ini berguna
untuk mempercepat dalam operasional Laundry sedangkan kebutuhan internal
setiap departemen dapat terpenuhi lebih cepat. Akan tetapi kurangnya jumlah
persediaan Par Stock untuk linan dan seragam tidaklah menjadi faktor yang
utama di dalam operasional dan apabila jumlah persediaan Par Stock tersebut
ditambahkan maka beberapa faktor memang akan banyak menjadi pertimbangan
seperti penjelasan Sulistiyono (1999, pp. 134-135) yaitu mengenai frekuensi
penggantian linan kamar, peralatan dan perlengkapan “Laundry”, pemakaian
jumlah linan setiap kamar, dan anggaran yang tersedia. Dan memang semua faktor
yang dikemukakan oleh Sulistiyono diatas, yang penulis temui bahwa semuanya
itu menyangkut pada satu hal yang terbesar yaitu tingkat hunian yang dimiliki
hotel ini, sedangkan tingkat hunian hotel ini yang ada tidaklah tinggi sehingga
132
Universitas Kristen Petra
untuk menambah jumlah persediaan Par Stock sampai dengan 3 Par Stock maka
akan dirasakan mubasir dan tidak dirasakan begitu perlu karena setiap linan dan
seragam yang dimiliki harus senantiasa dirawat dan secara otomatis akan
membuang banyak biaya untuk melakukan perawatan tersebut. Kendala-kendala
yang terakhir yang menjadi keterbatasan di Bagian Laundry ini terdapat pada
faktor kelalaian yang dibuat oleh tenaga kerja yaitu dikarenakan kegiatan yang
merupakan rutinitas seperti melakukan kegiatan Outsourcing Laundry maka
membuat rasa memiliki (sense of belonging itu rendah) yaitu dalam hal
pengecekan jumlah item yang akan dioutsourcekan sering terjadi kesalahan.
Ditambah lagi dengan ketidaktaatan pada prosedur-prosedur yang berlaku.
Kemudian kendala yang menyangkut tenaga kerjanya yaitu mengenai rendahnya
inisiatif serta kerajinan dalam membuat daftar yang khusus untuk mencatat serta
mendata persediaan Par Stock untuk setiap itemnya sehingga agak sulit untuk
mengetahui jumlah item-item secara akurat yang tersedia dan secara otomatis
pengecekan akan setiap item juga berkurang. Sehingga dari kenyataan yang ada di
lapangan mengenai tenaga kerja ini akan lambat laun menurunkan tingkat
efisiensi dimana biaya yang tidak begitu diperlukan akan keluar begitu saja tanpa
ada kegunaannya dan akan dapat mengurangi harapan akan pengembalian
pendapatan atau tercapainya target-target yang diinginkan dan ditetapkan
sebelumnya seperti yang dikemukakan oleh Kurtz dan Boone (1984, p.162) yaitu
rencana bisnis ke depan untuk melakukan Kebijakan Pengelolaan Insourcing
Laundry.
Kemudian selanjutnya mengenai efektifitas dalam operasional Bagian
Laundry adalah banyaknya pengaruh atau dampak yang terdapat pada operasional
di Bagian Laundry yang mana pengaruh/dampak itu ada didalam berbagai macam
bentuk. Yang pertama adalah efektifitas itu diukur pada terpenuhinya kebutuhan
internal secara cepat yakni pergantian seragam, peralatan tidak memadai yang
merupakan akibat dari kurangnya pemenuhan tanggung jawab dari manajemen
untuk dapat memenuhi kebutuhan internal yang salah satunya yaitu kepuasan
kerja (Steers, Ungson dan Mowday, 1986, p. 70) dan penulis temukan karena
pemenuhan tersebut tidak berjalan dengan lancar yaitu dalam hal memenuhi
kebutuhan akan pergantian seragam dan linan bagi karyawan maka yang pertama
133
Universitas Kristen Petra
kesan yang tidak baik seperti lambat dalam bekerja dan sebagainya antara
karyawan Bagian Laundry dengan karyawan dari outlet-outlet lainnya dan
otomatis memperlambat aktivitas hotel yang lainnya sehingga tidak begitu
berjalan lancar hanya karena masalah pakaian yang harus digunakan tersebut. dan
juga yang kedua yaitu dampak/pengaruh pada proses di dalam Bagian Laundry itu
sendiri dimana hal yang dikemukakan oleh Williamson (2004, pp. 4-6) yaitu
dimana biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan serta persediaan yang
diperlukan tersebut sangat menentukan efektifitas yang sangat berpengaruh juga
pada cara bekerja, serta waktu yang dituntut sesingkat mungkin dan juga proses
pemenuhan kebutuhan internal yaitu kebutuhan departemen-departemen yang
terkait. Jadi apabila pemenuhan kebutuhan akan peralatan dan persediaan yang
sudah seharusnya terpenuhi tersebut tidak didapatkan oleh para pekerja maka
akan sulit untuk melakukan operasional laundry dengan baik dan efektif. Dan
yang dikatakan efektif didalam operasional adalah dimana pengaruh/dampak dari
rasa memiliki (sense of belonging) akan setiap item laundry yang ada maka akan
mempengaruhi efektifitas. Dan yang terakhir adalah pemakaian sumberdaya-
sumberdaya dengan benar dan sesuai dengan prosedur yang ada.
Dan yang terakhir adalah mengenai Efisiensi Biaya dalam operasional
Bagian Laundry yang mana pihak Bagian Laundry harus menghemat sebanyak
mungkin setiap pengeluaran biaya-biaya sehingga biaya yang sekiranya tidak
begitu perlu dapat dialokasikan pada yang kebutuhan lainnya dan berfokus pada
bisnis ke masa depan seperti yang dikemukakan juga oleh Atkinson, Banker,
Kaplan dan Young (1995, pp. 46-47) bahwa yang dikatakan “efisien adalah proses
yang menggunakan sedikit mungkin atau sekecil mungkin sumberdaya-
sumberdaya untuk menemukan keobyektifannya”. Obyek disini atau sering
disebut titik temu yang merupakan tujuan yang ingin dicapai Bagian Laundry
didalam operasionalnya yang penulis dapatkan adalah mengumpulkan biaya yang
sebesarnya untuk dapat mencapai sasaran atau fokus yang diinginkan yaitu seperti
melakukan Kebijakan Insourcing Laundry yang tentunya membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Dan saat ini Bagian Laundry selain melakukan Kebijakan
Pengelolaan Insourcing Laundry dalam kapasitas yang kecil tetapi juga
melakukan Kebijakan Pengelolaan Outsourcing Laundry dimana Bagian Laundry
134
Universitas Kristen Petra
tersebut dapat berfokus kepada hal-hal yang lainnya yang dianggap lebih penting
seperti tujuan perusahaan umum lainnya dalam melakukan outsourcing sama
seperti yang dikemukakan oleh Indrajit dan Djokopranoto (2003, p.3). Untuk
bisnis Bagian Laundry untuk masa depan ini maka efisiensi biaya tersebut
merupakan langkah yang efektif untuk dapat merealisasikan keinginan untuk
mengadakan Kebijakan Pengelolaan Insourcing Laundry sesuai dengan harapan
dan cita-cita. Salah satu langkah lain dalam efisiensi biaya adalah patuh kepada
setiap prosedur mengenai standar dan kualitas, yang apabila sebuah prosedur itu
ditaati maka merupakan langkah untuk menghindari adanya penyimpangan yang
tidak diinginkan. Misalnya prosedur untuk merawat linan atau seragam secara
rutin, tetapi tidak dilakukan maka suatu dalam waktu singkat maka linan atau
seragam tersebut akan rusak dan akhirnya Bagian Laundry harus mengeluarkan
biaya lagi untuk membeli yang baru disamping juga membuang waktu dengan
yang tidak begitu penting.
Oleh karena berbagai analisa diatas maka kesimpulan dari analisa diatas
oleh penulis adalah bahwa Bagian Laundry ini memang dalam kenyataannya
memiliki berbagai kendala-kendala yang menjadi keterbatasan untuk bergerak di
dalam operasionalnya akan tetapi guna menjalankan hotel ini yang sudah
beroperasi kurang lebih 10 tahun maka keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak
membuat pihak manajemen lantas berhenti beroperasi begitu saja tetapi langkah
yang dapat diambil untuk tetap sampai kepada target atau tujuan yang telah
ditetapkan dari semula maka diambillah langkah efektifitas yang berdampak pada
maksimalnya pemakaian sumberdaya-sumberdaya yang ada dan juga guna untuk
menghemat biaya-biaya yang ada dan sebetulnya tidak perlu dikeluarkan.