49175147-biokim-bab-23

Upload: ulfah-magefirah

Post on 12-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    1/23

    23.1 Membuat DNA Rekombinan

    Molekul DNA yang dibuat dengan DNA yang asalnya berbeda dinamakan molekul DNA rekombinan.

    Setiap fragmen DNA yang dimasukkan dalam molekul pembawa yang kompatibel disebut vektor. 6

    tahap dasar dalam pembuatan rekombinan:

    1. Isolasi dan pemurnian DNA.Vector dan molekul DNA target dapat disiapkan dengan bermacam-macam metode.

    2. Pemotongan urutan DNA Merupakan tahap yang sangat penting dalam teknologi DNA rekombinan. DNA biasanya dipotong-potong dengan produk nuklease dan pembatasan endonuklease.

    3. Penghubungan Fragment DNAMolekul rekombinan DNA biasanya dibentuk dengan pemotongan DNA kemudian disisipkan

    dan digabungkan ke dalam DNA vektor. Fragmen DNA secara khusus bergabung menggunakan

    DNA ligase.

    4.

    Pengenalan DNA rekombinan dengan sel yang kompatibelDNA yang telah bergabungan dengan DNA vektor harus dikenalkan dengan sel yang kompatibel

    dengan DNA yang berada dalam sel, dinamakan transformasi genetik. DNA rekombinan dapat

    dibungkus dengan partikel virus dan ditransfer ke dalam sel dengan transfiksi.

    5. Replikasi dan reaksi DNA rekombinan dalam selCloning vektor membantu DNA bereplikasi.

    6. Identifikasi sel yang mengandung DNA rekombinanVektor biasanya mengandung marker genetik atau gen, yang membantu seleksi sel yang

    mengambil DNA asing. Identifikasi partikel fragmen DNA biasanya melibatkan tahap tambahan,

    yaitu screening klon DNA rekombinan yang memiliki ukuran yang besar.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    2/23

    23.2Cloning Vector

    Vektor untuk Mengklon

    Diperlukan suatu wahana (vehicle) untuk memasukkan suatu potongan DNA ke dalam sel agar DNA

    tersebut dapat disimpan dan diperbanyak di dalam sel tersebut, antara lain:

    1 Vektor berupa plasmid

    2 Vektor berupa bakteriofaga

    3 Cosmid

    4 BACs (Bacterial Artificial Chromosome) & YAC (Yeast Artificial Chromosome)

    1. Plasmid

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    3/23

    DNA bukan kromosom(extrachromosomal DNA) yang secara alami dimiliki suatu makhluk hidup

    Bentuknya pita ganda (double strands DNA, dsDNA) sirkularPlasmid buatan (Artificial plasmids) dapat dibuat dengan menambahkan potongan-potongan DNA lain

    Sebuah vektor plasmid pUC19, berisipolylinkeryang dapat mengenali beberapa enzim restriksi yang

    berbeda, sebuah gen yang mengkode resistensi terhadap ampisilin (AMP

    r

    ) untuk amplifikasi selektif danasal replikasi (ORI = origin of replication) untuk proliferasi di dalam sel inang.

    Multiple Cloning Site (MCS)

    Sebuah vektor plasmid dapat dibuat dari plasmid alami, kemudian segmen yang tidak perludihapus dan urutan DNA yang ingin dikode disisipkan. Untuk mengkloning sebuah sampel DNA,

    enzim restriksi yang sama harus digunakan untuk memotong kedua vektor dan sampel DNA.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    4/23

    Oleh karena itu, vektor biasanya berisi urutan (polylinker) yang dapat mengenali beberapa

    enzim restriksi sehingga vektor dapat digunakan untuk kloning berbagai sampel DNA.

    Dalam dunia farmasi, teknologi DNA rekombinan menggunakan vektor plasmid sangat bergunadalam pengembangan obat-obatan. Plasmid E.coli (atau bakteri lainnya) yang digunakan sebagai

    vektor harus mengandung suatu gen yang menghasilkan sifat resisten terhadap antibiotiktertentu (drug-resistence gene). Pada gambar sebelumnya, plasmid mengandung AMP

    ryang

    nantinya bakteri tersebut dapat memproduksi enzim -lactamase. Enzim tersebut membuat

    bakteri resisten terhadap ampisilin (antibiotik golongan beta laktam, yang cara kerjanya

    menghambat sintesis dinding sel bakteri). Dengan mengetahui mekanisme genetik yang

    menyebabkan resistensi suatu bakteri terhadap obat, maka obat baru dapat dikembangkan.

    Plasmid yang Dimiliki oleh Escherichia coli

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    5/23

    Plasmid Khimera (Chimeric Plasmids)

    Khimera berasal dari mitologi Yunani, makhluk dengan tubuh gabungan dari bagian-bagian makhluk

    binatang lain

    Setelah pemotongan plasmid menggunakan suatu enzim restriksi, potongan DNA asing yangmemiliki ujung pemotongan yang sama dapat disisipkan

    Setelah ujung-ujung plasmid dan potongan DNA asing disambung, akan dihasilkan "plasmidrekombinan"

    Plasmid rekombinan dapat bereplikasi dalam sel inang yang sesuai

    Kloning Terorientasi

    Bila diinginkan untuk menginsersikan potongan DNA asing dengan orientasi tertentu

    Dilakukan dengan memotong DNA vektor maupun DNA sumber gen yang dikehendakimenggunakan dua enzim restriksi yang berbeda

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    6/23

    Vektor berupa Plasmid

    Keunggulan: Kecil, mudah pengerjaannya Strategi seleksi mudah Berguna untuk mengklon potongan DNA ukuran kecil (< 10kbp)

    Kelemahan: Kurang bermanfaat untuk mengklon potongan DNA ukuran besar (> 10kbp)

    2. Vektor berupa Bakteriofaga (l phage)

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    7/23

    l-fag merupakan virus yang dapat menginfeksi bakteri. Keuntungan utama dari vektor ini adalah efisiensi

    transformasi yang tinggi, sekitar 1000 kali lebih efisien daripada vektor plasmid.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    8/23

    Vektor berupa Bakteriofaga

    Keunggulan: Bermanfaat untuk mengklon potongan DNA ukuran besar (10 - 23 kbp) Seleksi berdasar ukuran

    Kelemahan: Lebih sulit pengerjaannya

    3. Vektor Kosmid (Cosmids)

    Kosmid adalah kombinasi dari plasmid vektor dan situs COS yang memungkinkan target DNAuntuk dimasukkan ke dalam kepala -fage.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    9/23

    Kloning dengan menggunakan vektor kosmid. (a) Selain AMPr, ORI, dan polylinker seperti vektor

    plasmid, vektor kosmid juga berisi situs COS. (b) Setelah vektor kosmid dibelah dengan enzim restriksi,

    mereka dikombinasikan dengan fragmen DNA. Perakitan dan langkah-langkah transformasi selanjutnya

    sama seperti kloning dengan bacteriophage (-fage).

    Vektor Cosmid

    Gabungan sifat vektor plasmid dan sifat berguna dari situs l cos (dihilangkan pada vektor l)

    Keunggulan: Bermanfaat untuk mengklon potongan DNA berukuran sangat besar (32 - 47 kbp) Seleksi berdasar ukuran Pengerjaan seperti plasmid

    Kelemahan: Tidak terlalu mudah untuk mengerjakan plasmid dengan ukuran sangat besar (~ 50 kbp)

    4. Vektor YAC

    Kromosom ragi buatan (Yeast Artificial Chromosome) vektor mampu membawa fragmen DNAbesar (hingga 2 Mb), tetapi efisiensi transformasi sangat rendah.

    Komponen penting vektor YAC:a) Sentromer (CEN), telomer (TEL) and sekuen untuk replikasi otonom (ARS = autonomous replicating

    sequence) untuk proliferasi di dalam sel inang.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    10/23

    b) ampramplifikasi spesifik dan sebagai marker / penanda bagi DNA TRP1 dan URA3 untuk

    mengidentifikasi sel yang mengandung vektor YAC.

    c) situs yang dapat dikenal oleh enzim restriksi, contohnya EcoRI dan BamHI.

    Kloning menggunakan vektor YAC

    Vecktor YAC

    Dapat disisipi gen asing 200 - 2000 kbp dan dimasukkan ke dalam yeastVektor BAC

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    11/23

    BACs dan YACs

    BACs: Bacterial Artificial Chromosomes

    YACs: Yeast Artificial Chromosomes

    Keunggulan: Dapat digunakan untuk mengklon potongan DNA dengan ukuran sangat besar (100 -

    2,000 kbp)

    Penting digunakan dalam proyek penetapan urutan basa nukleotida total genom Kelemahan:

    Tidak mudah mengerjakan molekul DNA dengan ukuran sangat besarShuttle Vector

    Vektor yang dapat digunakan untuk dua macam inang (memiliki origin of replication darimasing-masing inang)

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    12/23

    Memilih Vektor

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    13/23

    23.3 Identifikasi Sel Inang berisi DNA Rekombinan

    Saat vektor kloning dan DNA yang akan disisipkan digabung secara in vitro, molekul DNA rekombinan

    dapat dimasukkan ke dalam sel inang yang kebanyakan merupakan sel bakteri seperti E.coli. Secara

    umum, transformasi bukanlah cara yang efisien untuk menempatkan DNA pada sel karena hanya

    sebagian kecil bagian sel yang disisipkan DNA rekombinan. Akibatnya sel yang berhasil mengalamitransformasi harus dapat dibedakan dengan sel yang tidak mengalami transformasi. Untuk

    mengidentifikasi sel inang yang mengandung DNA rekombinan memerlukan seleksi gen dan uji lainnya.

    Dalam penyeleksian, sel ditumbuhkan dalam kondisi dimana sel yang bertransformasi dapat bertahan

    hidup; sedangkan sel lain akan mati. Sel yang bertransformasi dapat diidentifikasi keberadaan DNA

    rekombinan yang diinginkan secara individual.

    A. Strategi Penyeleksian dengan Gen markerKebanyakan seleksi memerlukan gen marker yang sesuai (gen marker : gen yang keberadaanya

    dapat dengan mudah dideteksi). Sebagai contoh, banyak vector plasmid bakteri membawa gen

    marker yang dapat mengkode -laktamase, yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis antibiotic

    -laktam. Hanya sel yang ditransformasi dengan plasmid yang membawa atau mengekspresikan

    gen -laktamase yang dapat tumbuh pada media yang mengandung ampisilin, sel seperti ini

    resistan terhadap ampisilin. Bakteri yang tidak mengandung plasmid akan mati saat

    ditumbuhkan pada media yang mengandung ampisilin ini. Metode seleksi ini sangat efektif

    dalam mengeliminasi banyak sel yang tidak tersisipi DNA pada saat tahap transformasi.

    Penyeleksian juga dapat dilakukan dengan penyisipan agen peng-inaktivasi. Pada teknik ini,

    penyisipan fragmen DNA di dalam daerah pengkodean gen fungsional pada vector akan

    membuat gen tersebut ter-inaktivasi. Jika gen mengkode produk yang mudah terdeteksi,

    penyisipan penginaktivasi dapat digunakan dalam penyeleksian dan pengamatan. Sebagai

    contoh, plasmid Pbr322 mengandung dua gen yang resisten terhadap antibiotik (yang satu

    resisten ampisilin dan yang lain resisten tetrasiklin). Yang biasanya digunakan adalah cloning site

    dengan gen yang resisten terhadap tetrasiklin. Penyisipan DNA pada salah satu site ini akan

    menginaktivasi gen yang resisten terhadap tetrasiklin dan akan memberikan peningkatan pada

    transformant yang mengandung gen yang sensitive terhadap tetrasiklin tapi resisten terhadap

    ampisilin. Sel yang tidak ditransformasi dengan penyisipan inaktivator adalah ampRtetR

    (resisten terhadap ampislin dan tetrasiklin) sedangkan sel tanpa satu pun plasmid adlan

    ampStetS (sensitive terhadap ampisilin dan tetrasiklin).

    B. Seleksi pada EukariotBeberapa vector plasmid yang ditumbuhkan pada ragi membawa gen ragi LEU2, yang dapat

    mengkode enzim -isopropilat dehidrogenase, enzim esensial dalam jalur biosintesis leucine. Sel

    mutan ragi yang kehilangan fungsi gen LEU2 tidak dapat tumbuh akibat ketidakberadaan leusin.

    Sel yang ditransformasi dengan plasmid yang mengandung LEU-2 dapat tumbuh pada media

    yang miskin leusin. Kebanyakan marker ragi yang lain pada umumnya sering digunakan untuk

    seleksi ini.

    C. Marker Visual : Penyisipan Peng-inaktivasi gen -Galactosidase

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    14/23

    Visual marker pun dapat digunakan untuk mengamati sel inang yang mengandung molekul DNA

    rekombinan. Sebagai contoh, gen lacZ pada E.coli mengkode enzim -Galactosidase, yang dapat

    mengkatalisis reaksi hidrolisis dalam sintesis substrat 5-bromo-4chloro-3-indolyl -D-

    Galactosidase(yang dikenal sebagai X-gal). Potongan X-gal dapat meghasilkan pewarnaan biru,

    5-bromo-4-chloroindole. Keberadaan pewarnaan biru mengidentifikasikan sel mengandung -

    Galactosidase aktif. Ketidakberadaan enzim ini menunjukkan X-gal ini tidak dipotong, dan tidak

    ada warna biru yang teramati.

    Kebanyakan vector cloning plasmid membawa gen lac-Z atau modifikasi yang dapat

    menghasilkan aktivitas -Galactosidase. Dalam gen lacZ terdapat banyak site restriksi dimana

    DNA asing dapat disisipkan. Vector tanpa penyisipan menghasilkan -Galactosidase fungsional

    dan memberikan peningkatan koloni berwarna biru dengan keberadaan X-gal. Saat DNA

    disisipkan pada salah satu site, gen lacZ terinterupsi dan rekombinan yang dihasilkan tidak dapat

    memproduksi -Galactosidase fungsional. Pleh karena itu, koloni yang mengandung DNA

    rekombinan berwarna putih. Teknik pengamatan ini sangat baik karena single white colony

    dapat dibedakan dari 104

    koloni yang berwarna biru.

    23.4 Genomic Libraries

    Teknologi DNA rekombinan terbukti sangat berguna untuk mengisolasi fragmen DNA spesifik dalam

    jumlah besar dengan genom yang kompleks. Proses pengkloning fragmen ini biasanya dimulai dengan

    konstruksi DNA-library. DNA-library hanyalah sekumpulan dari molekul DNA rekombinan yang dihasilkan

    dengan me-ligasi semua fragmen DNA particular pada sampel ke dalam vector. Molekul DNA

    rekombinan kemudian disisipkan ke dalam sel, dimana setiap rekombinan akan bereplikasi. Tipe DNA-

    library yang terbentuk bergantung pada penyisipan, jenis vector yang digunakan dan jenis persoalan

    alamiah yang terinvestigasi.

    Genom Libraries, yang menggambarkan keseluruhan DNA dari genom organisme, biasanya

    menggunakan vector cloning yang merupakan turunan dari bakteriofage. Vektor cosmid, YAC dan BAC

    pun biasa digunakan dalam mengkonstruksi genom-libraries, terutama bila genom sangat besar. Vektor

    YAC dapat mengakomodasi penyisipan sekitar 500kb, yang berarti untuk kebanyakan spesies eukariotik

    dibutuhkan sebanyak 1000 YAC yang berbeda. BAC libraries memegang peran penting dalam Human

    Genomic Project. BAC libraries mengandung kurang lebih 2000 BAC yang berbeda mengandung 3 miliar

    pasangan basa. Setiap rekombinan mengandung fragmen genom manusia sebesar 150 hingga 200 kb.

    Genomic libraries termasuk DNA yang terekspresi maupun yang tidak terekspresi pada manusia. Pada

    sel eukariot dengan genom yang besar dan kompleks, non-coding DNA meyusun fragmen yang terdapat

    pada library.

    23.5 cDNA Libraries are made from mRNA

    Proses pembuatan cDNA libraries dimulai dengan pemurnian mRNA. Kebanyakan teknik untuk

    memurnikan molekul mRNA dari eukariot mengambil keuntungan dari ekor poli-A yang terdapat pada

    mRNA eukariotik yang matang. Hal ini memungkinkan mRNA eukariotik untuk dipisahkan dari mRNA dan

    molekul tRNA, yang kekurangan ekor poli-A. mRNA yang mengandung ekor poli-A (kira-kira 3% dari total

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    15/23

    RNA) berikatan secara selektif dengan oligodeoksitimidilat (oligo dT) yang berikatan pula secara kovalen

    dengan matriks insoluble seperti selulosa.

    Pada langkah pertama, populasi mRNA adalah inkubasi dengan oligo dT, yang hybridizes ke poli A urutan

    pada ujung 3 'dari setiap molekul mRNA. Fragmen oligo dT bertindak sebagai primer untuk sintesis DNA

    yang berdiri komplementer oleh reverse transcriptase. Hibrida mRNA-cDNA yang dihasilkan kemudiandiobati dengan RNase H, enzim yang nicks RNA, RNA meninggalkan kecil fragmen dasar-dipasangkan ke

    untai DNA. Fragmen ini digunakan sebagai primer oleh DNA polimerase I, yang merusak RNA fragmen

    karena 5 '- 3' aktivitas exonuclease dan menggantikan RNA dengan. Sebuah untai DNA berkelanjutan

    karena hasil sepanjang template (reaksi analog dengan bergabung fragmen Okazaki selama replikasi

    DNA). Produk dari reaksi ini adalah molekul cDNA double stranded urutan yang sesuai dengan yang ada

    pada mRNA asli. molekul cDNA sering dikonversi menjadi lengket molekul cDNA berakhir dengan

    menambahkan oligonukleotida sintetik. Pembangunan perpustakaan cDNA selesai oleh ligating molekul

    cDNA untuk vektor dan memperkenalkan rekombinan ke dalam sel inang.

    Faktanya, cDNA library pada populasi molekul mRNA yang berbeda ditemukan pada tipe sel yangberbeda. Walaupun molekul DNA genom identik pada setiap sel dalam satu organism, tetapi molekul

    mRNAnya berbeda tergantung pada fungsi spesifik dari setiap tipe sel. Ketika sel hati dan sel otak

    memiliki banyak molekul mRNA yang identik, setiap tipe sel juga memiliki molekul mNA yang mengkode

    setiap komponen penting yang memiliki fungsi spesifik. Pembentukna cDNA library dari jaringan spesifik

    dimana target protein meningkatkan kesempatan berjalannya proses cloning gen yang sukses. Sebagai

    contohnya, cDNA globin yang melimpah pada library yang tengah dibentuk dengan mRNA yang diisolasi

    dari sel darah merah. Sebagai catatan yaitu tidak mungkin untuk mengklon gen untuk protein yang yang

    tidak diekspresikan di dalam jaringan.

    Vector dan plasmid digunakan dalam pembentukan cDNA library. Library-library ini harus

    menunjukkan semua gen yang diekspresikan dalam sel khusus atau jaringan pada waktu khusus selama

    proses perkembangan. Ketika cDNA library lebih banyak diperoleh dari mRNA yang telah

    dewasadibandingkan dari transkrip mRNA primer atau dari gennya sendiri, cDNA yang dibentuk tidak

    memiliki intron dan bentunya tidak lebih kompleks bial dibandingkan dengan genom library. cDNA

    library yang berkualitas memiliki jumlah klon rekombinan yang banyak dan ukuran cDNA yang lebar.

    Kesimpulannya, kualitas dari library yang dibentuk adalah tergantung pada mRNA yang digunakan baik

    itu ukurannya dan kemurniannya dan efisiensi dari setiap langkah dalam proses pengerjaannya.

    23.6 Screening a Library

    Proses cloning yang sulit dimana diperlukan banyak waktu adalah isolasi DNA rekombinan dari banyakrekombinan yang berbeda yang terdapat dalam library. Kemungkinan suatu library (dengan ukuran

    tertentu)memiliki klon-klon khusus diatur dalam persamaan berikut ini:

    ( ) atau ()

    ()

    Dimana N adalahjumlah rekombinan di dalam library, P adalah kemungkinan menemukan klon khusus

    dan n adalah frekuensi dari kejadian klon yang diinginkan. Seluruh fragmen DNA diasumsikan sudah

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    16/23

    disisipkan ke dalam vector dan dipropagasi dengan efisiensi yang sama. Frekuensi kejadian (n)

    tergantung pada tipe dari library. Pada DNA library genom, n merupakan rasio ukuran fragmen DNA

    yang disipkan dengan ukuran dari gemon itu sendiri.

    Pada cDNA library, kemungkinan diperolehnya klon yang kita inginkan tegantung padakelimpahan dari

    molekul mRNA original dan bukan ukuran dari genom. Sehingga, n dalam cDNA library merupakankelimpahan dari molekul mRNA.

    Pada umumnya, metode untuk seleksi atau probing, DNA library untuk rekombinan yang kita inginkan

    harus memungkinkan beribu-ribu rekombinan untuk dianalisis secara berkala. Probe adalah suatu

    molekul yang dapat mengenal secara spesifik bagian DNA yang kita inginkan dalam suatu library yang

    besar. Probe memiliki tipe yang berbeda-beda dan metode penyeleksiannya dikembangkan agar dapat

    mendeteksi klon asam nukleat (dengan berikatan dengan klon DNA) atau secara tidak langsung (dengan

    mendeteksi produk gen yang merupakan hasil dari klon DNA).

    Sel yang terdapat dalamklon library dipelihara/ditumbuhkan di dalam plat petri secara individual

    dipisahkan dari koloninya. Asam nukleat atau protein dari sel dilepaskan ditransfer ke suatu filter

    dimana mereka dihentikan. Filter yang sudah diberi label kemudian dibawa ke probe sehingga dapat

    dideteksi (label yang biasa digunakan adalah isotop radioaktif, fluorescent dyes dan enzim yang

    aktivitasnya menghasilkan warna ketika diberikan suatu substrat yang cocok). Setelah probe yang

    berlebih dihilangkan dengan cara dicuci, lokasi tempat berikatannya probe secara spesifik dapat

    dideteksi dengan teknik yang tepat untuk label (misal autoradiograophy untuk probe radioaktif). Lokasi

    ikatan probe di dalam filter dicocokkan dengan lokasi koloni klon di dalam plat petri. Karena tidak ada

    satu pun teknik yang 100% aman untuk digunakan, screening selalu dilakukan dengan filter ganda untuk

    memberikan hasil yang positif benar (diperlihatkan oleh kedua filter) agar dapat dibedakan dengan hasil

    yang positif salah (ditunjukkan oleh hanya satu filter).

    Klon cDNA digunakan lebih banyak bila dibandingkan deengan mRNA sebagai probe untuk pengkodean

    gen protein pada DNA library genom. Pemurnian molekul cDNA khusus menggunakan teknologi DNA

    rekombinan lebih mudah bila dibandingkan dengan pemurnian molekul mRNA dari sel secara individu.

    23.7 Kromosom berjalan

    Sulit mengisolasi genomic library dengan teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh : gen bias

    termutasi, produknya tidak teridentifikasi. Gen bertanggung jawab untuk kelainan bawaan pada

    manusia. Fragmen DNA rekombinan dari daerah yang paling dekat dengan kromosom digunakan sebagai

    titik awal ke gen yang diinginkan. Pada teknik ini, fragmen DNA yang overlap diisolasi berturut-turut

    pada library. Disetiap langkah, wilayah DNA yang lebih besar dari DNA dikloning,memungkinkan

    ilmuwan untuk berjalan disepanjang kromosom. Contoh kromosom berjalan :

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    17/23

    Perjalanan dimulai dengan isolasi fragmen DNA yang merupakan salah satu terminal dari rekombinan

    awal. Fragmen terminal diberi label dan digunakan untuk menyelidiki genomic library, yang

    mengidentifikasi semua rekombinan yang mengandung gen tersebut. DNA yang dimurnikan dari masing-masing rekombinan individu kemudian dibelah dengan restriksi endonuklease dan dipetakan untuk

    mengidentifikasi bagian yang terjauh untuk masuk ke daerah yang berdekatan dengan mulainya klon

    rekombinan. Fargmen terminal dari rekombinan yang terisolasi digunakan untuk meneruskan langkah

    kedua dalam perjalanan. Proses ini dilanjutkan sampai mencapai temoat yang diinginkan. Gen yang

    teregulasi pada Drosophilla melanogaster diisolasi dari kromosom berjalan. Gen ini selanjutnya

    digunakan sebagai model untuk mengisolasi gen homolog hewan lain. Drosophilla pekerja juga

    menggunakan kromosom berjalan untuk mengisolasi beberapa gen yang sangat besar (>50kb). Gen ini

    sering terganggu oleh intron besar ketika genomic library di screening dengan mRNA atau model cDNA,

    2 atau lebih rekombinan diidemtifikasi, masing-masing berisi urutan komplementer tetapi tidak

    berdekatan pada kromosom ,maupun terlibat dalam seluruh gen. Kromosom berjalan memungkinkanrekombinan yang tidak berdekatan ini terhubung, sehingga memebentuk struktur gen yang lengkap.

    Strategi yang sama digunakan oleh gen manusia yang sangat besar untuk cystic fibrosis dan distrofi otot.

    23.8Ekspresi protein menggunakan teknologi DNA rekombinan.

    Cloning atau amplifikasi DNA dapat dimurnikan dan dipisahkan untuk membentuk RNA dan protein,

    atau dimasukkan kedalam organism dengan tujuan untuk mengubah fenotip mereka. Salah satu alasan

    teknologi rekombinan DNA memiliki pengaruh yang besar dalam biokimia karena sulitnya memurnikan

    dan memisahkan protein yang sangat sedikit dan menentukan urutan asam aminonya. Banyak protein

    yang pertama kali diketahui sebagai band dalam gel poliakrilamid atau sebagai antigen yang dikenal oleh

    antibody. Tidak diketahui struktur dan fungsi dari protein yang baru ditemukan. Teknologi DNA

    rekombinan memungkinkan protein dimurnika tanpa perlu karakterisasi lebih lanjut. Pemurnian dimulai

    dengan produksi protein berlebih dalam sel yang mengandung vector yang diekspresikan.

    a. Vector ekspresi prokaryot.Bbrp gen eukaryote dalam vector cloning dapat disajikan di prokaryot. Kebanyakan produk gen

    eukaryote tidak dapat dideteksi di prokaryot kecuali gen itu diproduksidari vector ekspresi

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    18/23

    khusus. Vector ekspresi untuk host bakteri umumnya plasmid yang telah direkayasa agar

    mengandung zat-zat yang diperlukan dalam transkripsi dan translasi seperti promoter yang kuat,

    situs binding-ribosome, dan terminator transkripsi. Karena jarak antara situs binding-ribosom

    dan kodon inisiasi sangat penting, banyak vector mengandung situs cloning hilir inisiasi kodon.

    Ketika vector ini digunakan, protein diproduksi dalam jumlah yang banyak tetapi dengan sedikit

    residu pada N-terminus. Asam amino tambahan biasanya tidak hadir dalam studi biokimia

    berikutnya.

    Protein eukaryote dapat dibuat dari bakteri dengan memasukkan fragmen cDNA ke vector

    ekspresi. Jumlah yang sangat besar pada protein

    yang dibutuhkan dapat dimurnikan dari sel yang

    ditransformasi. Dalam beberapa kasus, protein

    dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan

    gangguan genetic. Misalnya, hormone pertumbuhan

    manusia, insulin dan beberapa factor pembekuan

    darah telah diproduksi dengan menggunakan

    teknologi DNA rekombinan dan vector ekspresi .

    Gen yang sebelumnya tidak diketahui, dapat

    diidentifikasi jika produk gen tersebut dapat dibuat

    dalam bakteri. Antibody yang mengenali protein

    dapat digunakan untuk menyaring klom dari

    ekspresi-vektor cDNA library. Pendekatan ini sangat

    berguna untuk karakterisasi protein ditahap awal

    karena tidak perlu diketahui tentang posisi protein dalam band poliakrilamida. Band ini dapat

    dihilangkan dan protein yang disuntikkan ke binatang untuk meningkatkan antibody yang

    nantinya digunakan untuk screening. Antibody dapat diberi label dan digunakan sebagai model

    untuk mengidentifikasi sel-sel rekombinan yang mengekspresikan antigen protein yang

    diinginkan.

    b. Ekpresi protein eukaryoteSel Prokariot mungkin tidak dapat memproduksi fungsi protein dari gen eukariotik bahkan ketika

    semua sinyal yang dibutuhkan untuk ekspresi gen hadir karena banyak protein eukarotik harus

    diubah posttranlationally(contoh glycosylation). Sel Escherhia colikekurangan beberapa enzim

    yang dibutuhkan untuk mengkatalisasi perubahan ini. Beberapa ekspresi vector yang berfungsi

    di eukariotik telah dikembangkan. Vector ini berisi replikasi eukariotik asal, gen penanda dalam

    pemilihan eukarot, turunan, dan region control translasi, dan tambahan fitur dibutuhkan untuk

    efisiensi translasi mRNA eukarotik, seperti sinyal polidenilasi dan tempat capping.

    Ragi dan sel eukarotik lainnya dalam budaya adalah tuan rumah yang cocok untuk cloning gen

    eukariotik. Sel ini memiliki enzim yang dibutuhkan untuk menyambungkan turunan RNA primer

    untuk menghasilkan molekul mRNA yang matang. Untuk alasan ini, gen eukarotik dengan

    introns dapat diisolasi dari perpustakaan genom dan dengan langsung menyatakan pada sel ini.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    19/23

    Ini juga memungkinkan untuk membuat molekul DNA rekombinan yang dapat diintegrasikan ke

    dalam genom organism multiseluler besar, termasuk mamalia. Rekombinan seperti ini biasanya

    mengandung gen dibawah control promoter yang aktif dalam organism host. Jika zigot atau

    embrio awal berubah, mungkin tumbuh menjadi organism yang membawa DNA rekombinan

    dalam beberapa sel. Breeding ini dapat menghasilkan individu yang memiliki DNA rekombinan

    pada seluruh selnya. Individual seperti ini disebut organism transgenic karena mereka memiliki

    DNA asing terintegrasi secara stabil. Ilustrasi tikus transgenic yang berasal dari mencit

    mengandung gen hormone pertumbuhan tikus menggunakan teknologi ini.

    23.9 APLIKASI TEKNOLOGI REKOMBINAN DNA

    Rekayasa genetika banyak digunakan dalam bidang agrikultur, dimana perubahan gen ditujukan

    untuk memproduksi tanaman dengan perubahan karakteristik tertentu, seperti ketahanan terhadap

    hama dan penyakit, serta peningkatan kemampuan fiksasi nitrogen pada tanaman. Dalam bidang

    kesehatan, rekayasa genetik digunakan dalam pengembangan hewan transgenik yaitu tikus sebagai

    model untuk penelitian penyakit spesifik tertentu pada manusia. Manipulasi genetik seperti ini juga

    dapat menentukan perbedaan antara sel normal dan sel berpenyakit sehingga virulensi mikroba dapatdiketahui.

    A. Rekayasa Genetik pada TanamanDalam bidang biologi molekular, telah dikembangkan eksploitasi plasmid bakteri yang

    disebut Ti, plasmid dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang membawa rangkaian yang

    penting dalam replikasi dan seleksi pada E.coli sehingga dapat mentransformasi berbagai

    macam tanaman. DNA yang telah ditransformasi dengan plasmid Ti (T-DNA) dapat digabungkan

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    20/23

    dengan vektor kompatibel E. coli untuk menghasilkan cloning vektor E. coli tertentu.

    Selanjutnya, DNA asing dapat disisipkan ke dalam T-DNA pada wilayah non-esensial, dan plasmid

    rekombinan dapat mentransform Agrobacterium tumefaciens. Ketika bakteri menginfeksi

    tanaman, T-DNA masuk ke dalam sel tanaman, lalu berintegrasi dengan genome tanaman inang.

    Sebagai contoh, gen luciferase dari kunang-kunang ditransformasikan pada tanaman tembakau

    menggunakan plasmid Ti. Pancaran cahaya akan muncul dari semua jaringan tanaman bila

    tanaman tersebut disiram dengan larutan luciferin ( substrat untuk luciferase dari kunang-

    kunang).

    Teknologi kloning T-DNA juga telah banyak digunakan memperkenalkan beberapa gen

    untuk ketahanan terhadap herbisida. Resistensi herbisida dibuat dengan mengubah target

    enzim herbisida atau dengan memperkenalkan gen tanaman atau bakteri yang memiliki produk

    untuk mengkatabolisme herbisida. Sebagai contoh, strain bakteri Klebsiella pneumoniae

    mengandung plasmid yang mengkode nitrilase spesifik untuk herbisida bromoxynil (turunan

    dari benzonitril) sebagai sumber nitrogen. Mentransfer gen nitrilase pada tanaman tomat

    menghasilkan tanaman transgenik yang resisten terhadap herbisida. Selain itu, ketahanan

    terhadap serangga juga dikembangkan dengan memproduksi tanaman yang mengandung gen

    yang mengkode protein bakteri yang toksik pada serangga tertentu yang mengganggu tanaman

    tersebut.

    B. Rekayasa Genetik pada ProkariotPengembangan penelitian di bidang genomik bakteri semakin banyak dilakukan akibat

    berkembangnya resistensi bakteri yang menyebabkan terjadinya penurunan efektivitas

    antibiotik. Genome bakteri yang paling pertama dipublikasikan adalah genome bakteri

    Haemophilus influenzae pada tahun 1995. Selama 5 tahun, lebih dari 30 rangkaian genome

    mikroorganisme telah diteliti. Perbandingan urutan genome dari suatu organisme yang berbeda

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    21/23

    berguna dalam memahami bagaimana perbedaan strain dari genus yang sama akan mungkin

    memiliki perbedaan pada virulensi atau jaringan yang terinfeksi. Penelitian genome bakteri juga

    dapat membantu pada pengembangan obat yang efektif untuk melawan patogen.

    23.10 Aplikasi Untuk Penyakit Pada Manusia

    Aplikasi utama untuk teknologi DNA rekombinan adalah untuk memproduksi protein dalamjumlah besar.

    Gen atau cDNA untuk suatu protein yang diinginkan dapat diisolasi, diklon di dalam vector, dandiproduksi dalam jumlah besar untuk diteliti atau untuk pengobatan.

    Contoh:insulin, interleukin, interferon, growth hormones, EPO, faktor koagulasi VIII. Suatu gen yang telah diklon juga dapat digunakan sebagai probe untuk mengidentifikasi

    penyakit genetik pada manusia.

    Dengan teknologi DNA rekombinan, kecacatan pada gen manusia dapat diperbaikimenggunakan gen yang telah dimodifikasi.

    Terapi gen menggunakan teknologi DNA rekombinan memberikan manfaat besar bagipengobatan penyakit genetik namun isu etika yang muncul harus diperhatikan.

    23.11 Polymerase Chain Reaction (PCR)

    PCR digunakan untuk memperbanyak DNA yang terdapat dalam jumlah kecil.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    22/23

    Dengan PCR, tidak perlu lagi menggunakan sampel dalam jumlah besar untuk diklon atau diteliti.Cukup mengambil sedikit sampel DNA dan diperbanyak menggunakan PCR.

    Proses PCR:

    Campuran yang dimasukkan kea lat PCR berisi: target DNA yang akan diperbanyak, duaprimer, Taqpolymerase, dan deoksiribonukleotida.

    Terdapat tiga tahap:o Denaturation:Target DNA berupa DNA rantai ganda. Campuran dipanaskan sampai

    sekitar 90oC untuk mengubah rantai ganda DNA menjadi rantai tunggal.

    o Annealing:Setelah terbentuk rantai tunggal, campuran didinginkan hingga sekitar60

    oC. Pendinginan ini mengakibatkan kedua primer berikatan dengan rantai tunggal

    DNA pada kodon yang seusai.

    o Elongation: Campuran dipanaskan lagi sampai suhu 72oC. Enzim Taq polymeraseakan menggabungkan nukleotida-nukleotida pada ujung kedua primer sehingga

    terbentuk rantai DNA baru. Ketiga tahap ini diulang-ulang sampai terbentuk sejumlah rantai DNA yang diinginkan.

    23.12 Site-direction Mutagenesis

    Merupakan teknik yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajaran produk gendan protein yang lain.

    Mutasi yang diinginkan bekerja langsung ke dalam ke dalam gen dengan sintesis darioligonukleat.

    Ketika oligonukleat digunakan sebagai bahan primer replikasi DNA in vitro, copyan gen yangterbentuk merupakan mutasi yang diinginkan.

    Mutan gen dapat disintesis dengan sempurna dengan metode in vitro, tetapi site-directedmutagenesis ini jarang digunakan untuk produksi mutan protein.

    Site-directed mutagenesis umumnya digunakan untuk memperkenalkan single-nukleotidamutasi ke dalam gen.

  • 5/21/2018 49175147-Biokim-bab-23

    23/23