5. beauvior
TRANSCRIPT
![Page 1: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/1.jpg)
MATERI KULIAH
SOSIOLOGI KRITIS DAN
POSTMODERN
GANJIL 2013
![Page 2: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/2.jpg)
Terlahir dengan nama Simone de Beauvior, di Prancis tahun 1920an dari kalangan kelas menengah dan meninggal tahun 1980.
Filsuf aliran filsafat eksistensialisme (kebebasan), yang bergerak sebagai filsuf, feminisme, novelis, komentator politik dan aktivis politik juga.
Tidak menikah dan patnernya Jean Paul Sartre
![Page 3: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/3.jpg)
Karya terkenalnya ialah The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex.
Ia hidup dalam 2 kurun perang dunia, dan ketika gelombang feminis kedua melejit : kampanye diskriminasi hukum, politik dan legalisme aborsi.
Salah satu pendiri Jurnal Les Temps Modernes (gerakan kiri anti Stalinis di Prancis).
Dianggap sebagai salah satu peletak dalas pemahaman kritis tentang “model bagi meaning (arti).
![Page 4: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/4.jpg)
Dasar : filsafat eksistensialisme yang berbicara tentang keberadaan manusia (eksistensi), yang ditentutakan oleh kesenjangan esesnsi (makna terdalam) dan eksistensi (tampilan luar).
Keberadaan manusia selalu ditandai dengan transcendence (tidak terjangkau) dan becoming (menjadi....), dimana ia tidak akan sama dengan esensi, kecuali melalui tindakan “bad faith (keyakinan buruk).
![Page 5: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/5.jpg)
Untuk berada dalam keyakinan buruk,
maka manusia harus menyangkal
transcendence diri sendiri dan orang lain
(manusia tanpa esensi dan eksistensi).
Ia meninlai bahwa manusia cenderung
tidak mapan atau ambiguitas : karena dia
selalu menempatkan diri dan orang lain
secara bersamaan.
Hasilnya: manusia mengobyktifkan diri
dalam cara pandang orang lain, dan
menghasilkan yang disebut dengan
ETIKA.
![Page 6: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/6.jpg)
Etika adalah pengakuan atas ambiguitas
baik dan buruk ketika manusia melakukan
pilihan etis dan penilaian.
Dasar kritis: sejauhmana kekerasan dalam
politik mungkin diperkenankan atau tidak
diperkenankan?
Menghasilkan 2 klasifikasi tentang respon
manusia terhadap kondisi yakni Tipe
serious man dan tyran man yang
mempertentantang antara means (cara-
makna) dan ends (tujuan-akhir)
![Page 7: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/7.jpg)
Tipe Serious man: secara etis berbahaya (bahkan untuj tujuan keadilan dan kebebasan).
Kesalahan mendasar: mengidentifikasikan diri dengan tujuan dan nilai tertentu dalam cara yang absolut dan tidak diragunakan.
Pertimbangan terhadap pencapaian tujuan tidak berimbang dengan pertimbangan biaya (cost).
Sehingga mempermudah menuju kekuasaan atau tirani (lalim).
![Page 8: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/8.jpg)
The tyran Man: secara etis melakat pada
pencapaian dan keinginan bisa tercapai.
Sehingga cidera atau kematian yang dialami
eksistensi lain itu melekat pada merupakan
instrumen murni untuk mengukur sejauh
mana keinginan bisa tercapai.
Tiran tidak dibenarkan, karena menyebabkan
penolakan atas eksistensi manusia,
mengurangi status menjadi menda untuk
meningkatkan kekuasaan tiran.
![Page 9: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/9.jpg)
Pilihan terhadap kebutuhan dan daya
guna tindakan = pilihan etis=
membenarkan kekerasan dalam
perlawanan terhadap penindasan.
Dalam setiap kasus, ada pertukaran
instrumental antara means dan ensd
sehingga landasan kebenaran moral atas
perlawanan dengan kekerasan pada sisi
yang lain juga dipertanyakan.
![Page 10: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/10.jpg)
Secara etis, manusia (agen) selalu
berkaitan dengan dunia dimana ia
bertindak, yakni hubungan cara dan tujuan
dari suatu tindakan.
Tingkat tinggu kemerdekaan individu dan
tinjauan terhadap masa depan
menyebabkan aktor (politik) memisahkan
diri dari lingkungan dan bertindak sebagai
kekuatan eksternal dan mempredisiksi
dampak tindakan.
![Page 11: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/11.jpg)
Namun masa depan adalah sesuatu yang
tak terpredisksi dan kontrol manusia
terhadap peristiwa juga terbatas.
Sehingga pengorbanan saat ini dan pilihan
masa depan, berkaitan dengan cara dan
tujuan dari tindakan.
Dalam hal ini, tujuan sering dirusak oleh
cara, yang dari sisi pertimbangan etis
sebetulnya salah.
Sebaliknya cara bisa mengambilalih
tujuannya.
![Page 12: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/12.jpg)
Bagaimana Penilaian eksistensialis
terhadap Agen (Abraham) terhadap
eksistensi manusia lain (Ishak) dalam
tindakan “Qurban”?
Hubungan cara (mengurbankan) dan
tujuan (memenuhi transcendence).
Perimbangan Etisnya adalah?
![Page 13: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/13.jpg)
Secara etis: Tindakan Qurban disini adalah kekerasan dan pembunuhan.
Tujuan : melaksanakan perintah, caranya adalah membunuh.
Tujuan : qurban telah dirusak oleh cara (membunuh anak sendiri), yang dari sisi pertimbangan etis sebetulnya salah. (terkini: mati demi qurban vs pembebasan manusia)
Tujuan yang bersifat mitos dan terlalu jauh ke depan bisa kehilangan makna, sehingga cara
secara efektif cara mengambil alih tujuan.
![Page 14: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/14.jpg)
Dalam banyak tindakan politik, pengambilan keputusan bersifat teknis, bukan etis, sehingga menimbulkan ambiguitas antar agen dan situasi (pihak lain).
Dampaknya: asumsi transenden : bahwa dunia dan oranf lain ada untuk memenuhi hasrat sang Tiran, dan ia memiliki kuasa untuk mengontrol dunia, orang lain dan masa depan.
Hal ini mengurangi penilaian moral terhadap tindakan teknis, karena adanya tujuan yang jelas.
![Page 15: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/15.jpg)
Tujuan yang jelas menyebabkan
kehilangan ambiguitas antara agen dan
orang lain (pindah dasar etis : taktik).
Pilihan etis : kontekstual, tidak jelas dan
beresiko, namun memiliki tanggung jawab
mutlak terhadap tindakan dan dampaknya
bagi kebenaran moral.
Inilah yang disebut dengan prinsip dari
tindakan, bahkan tujuan yang baik akan
kehilangan makna, ketika diambilalih oleh
cara yang buruk.
![Page 16: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/16.jpg)
Pemahaman eksistensialisme tentang relasi antara men dan women. Dimana secara sosial, women mengambil posisi sebagai the other (yang lain) dari laki-laki (Other: M, other: W).
Dasar Filsafat Hegel ttg fenomena spiritual : jenis kesalahan subyek dalam mempertahankan eksistensi dan pengakuan, melalui kekerasan dengan memerangi satu sama lain.
![Page 17: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/17.jpg)
Eksistensi men dan women dalam perebutan kekuasaan dan pengakuan, yang dilembagakan secara sosial, melalui bad faith man sebagai yang lebih utama.
Sehingga, eksistensialis melihat men dan women sebagai keberadaan yang sama-sama ambigu dan tidak jelas (untuk melawan realitas sexisme Eropa).
Beaviour tertarik: “apa makna menjadi perempuan?” Bahwa perempuan itu adalah eksistensi yang penuh arti dalam dunia.
![Page 18: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/18.jpg)
Eksistensi yang mempengaruhi dan membentuk kehidupan yang terkurung dalam cara dunia memperlakukannya.
Dimana, terdapat prinsip dari tindakan, dengan tujuan yang tetapi diambilalih oleh cara yang buruk (konstruksi gender yang buruk).
Sehingga, esensi yang terbaca dalam eksistensi tindakan sosial terhadap perempuan adalah subordinasi (penomorduaan).
Pertimbangan etis tidak bersifat universal tetapi kasusistis.
![Page 19: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/19.jpg)
Dalam tindakan agen, hanya ada subyek
(Abraham dan Ishak/Ismael), dan kita
melupakan The other (ibunya)?
Dalam kasus ini, pertimbangan etis
terhadap “perasaan” ibunya dikalahkan
oleh tujuan dan cara, dia menjadi the
second sex yang kehilangan makna dan
arti (padahal : konsep etisnya “memuliakan
para ibu).
![Page 20: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/20.jpg)
Inilah yang disebut dengan perempuan sebagai the second sex, dimana eksistensinya, sebagai keberadaan kedua setelah laki-laki.
Sebagai the second sex, eksistensi women sebagai manusia, seringkali diambil alih oleh cara sosial (gender) memperlakukan.
Misalnya penguasaan, pembatasan dan kekerasan (dari sisi pertimbangan etis salah), dianggap sebagai taktik (tindakan teknis).
![Page 21: 5. beauvior](https://reader033.vdocuments.net/reader033/viewer/2022052908/5594eb0b1a28ab7a418b461b/html5/thumbnails/21.jpg)
Konsep ambiguitas ialah kondisi kontradisi antara subyek dan obyek, yang terpecahkan dalam konsep kebebasan bersama.
Kebebasan iru baru akan tercapai kalau masing-masing mengakui ambiguitas dalam diri (menolak the serious man) dan ambiguitas orang lain (the tyran man).
Filsuf kritis wajib memainkan peran menentang penindasan dan penguasaan terhadap eksistensi manusia.