5 m, poace, swot revisi

23
Pengkajian 5M PENGKAJIAN 5M 1. Man Jumlah personil yang ada tergabung dalam tim imunisasi bayi dan balita ini belum sesuai dengan kebutuhan program. Akan terjadi double job karena masing-masing personil dalam tim ada yang memegang lebih dari satu program sehingga terkadang kurang fokus. Koordinator : Wahyu, Amd.Keb Planning Saat melakukan program imunisasi bayi dan balita pada saat ini akan dibantu oleh 8 mahasiswa praktek profesi kesehatan dari Universitas Brawijaya dan di bantu oleh kader-kader yang akan dibentuk. Organizing Pengorganisasian program imunisasi bayi dan balita akan dibentuk kader-kader yang akan meneruskan dan bermanfaat untuk melaksanakan program pengembangan imunisasi bayi dan balita. Actuating Pemberdayaan masyarakat, peningkatan profesionalisme pengelolaan program dengan pembentukan kader imunisasi bayi dan balita di masyarakat. Controlling Kontroling terhadap keefektifan imunisasi bayi dan balita di daerah tertentu dilakukan oleh bidan dan perangkat desa yang kemudian dilaporkan kepada Kepala Program. Kemudian ini dilaporkan kepada Kepala Puskesmas yang kemudian diteruskan ke Kepala Dinkes dan kemudian dilaporkan ke Pusat. Evaluasi

Upload: yosi-dwi-saputro-part-ii

Post on 20-Oct-2015

93 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wkw

TRANSCRIPT

Page 1: 5 m, Poace, Swot Revisi

Pengkajian 5M

PENGKAJIAN 5M

1. Man

Jumlah personil yang ada tergabung dalam tim imunisasi bayi dan balita ini belum

sesuai dengan kebutuhan program. Akan terjadi double job karena masing-masing

personil dalam tim ada yang memegang lebih dari satu program sehingga terkadang

kurang fokus.

Koordinator : Wahyu, Amd.Keb

Planning

Saat melakukan program imunisasi bayi dan balita pada saat ini akan dibantu oleh 8

mahasiswa praktek profesi kesehatan dari Universitas Brawijaya dan di bantu oleh

kader-kader yang akan dibentuk.

Organizing

Pengorganisasian program imunisasi bayi dan balita akan dibentuk kader-kader yang

akan meneruskan dan bermanfaat untuk melaksanakan program pengembangan

imunisasi bayi dan balita.

Actuating

Pemberdayaan masyarakat, peningkatan profesionalisme pengelolaan program dengan

pembentukan kader imunisasi bayi dan balita di masyarakat.

Controlling

Kontroling terhadap keefektifan imunisasi bayi dan balita di daerah tertentu dilakukan

oleh bidan dan perangkat desa yang kemudian dilaporkan kepada Kepala Program.

Kemudian ini dilaporkan kepada Kepala Puskesmas yang kemudian diteruskan ke

Kepala Dinkes dan kemudian dilaporkan ke Pusat.

Evaluasi

Kader mampu melakukan penyuluhan tentang imunisasi bayi dan balita dan mampu

mengkoordinir seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga imunisasi bayi dan

balita kedepannya.

2. Material

Alat yang digunakan untuk menjalankan program ini meliputi kuesioner, lembar verifikasi

yang telah disediakan oleh dinas kesehatan terkait.

Planning

Alat yang digunakan akan ditabulasi dan dikelompokkan sesuai masalah yang sering

muncul pada pengkajian dan akan didiskusikan untuk mencari penyelesaian masalah.

Page 2: 5 m, Poace, Swot Revisi

Organizing

Kuesioner digunakan untuk mengkaji status kesehatan masyarakat serta imunisasi bayi

dan balita yang ada di masyarakat tersebut dilakukan oleh mahasiswa keperawatan

Universitas Brawijaya

Actuating

Dilakukan pengkajian sesuai jumlah sampel yang telah dihitung, serta dilakukan diskusi

hasil pengkajian dengan mengundang seluruh elemen masyarakat dan perwakilan

setiap RT yang berada di dusun Klampok Bawah

Controlling

Kontroling terhadap kuesioner yang diberikan kepada masyarakat dilakukan oleh

pembimbing klinik dan pembimbing Akademik yang bertugas dari Universitas Brawijaya

Evaluasi

Kuesioner dan hasil kuesioner dilevaluasi oleh setiap mahasiswa yang melakukan

pengkajian dan di laporkan kepada pembimbing Akademik

3. Metode

Metode yang telah dilakukan dalam program imunisasi bayi dan balita ini antara lain:

Survey,pengawasan, pemantauan, pengambilan sampel air.

Planning

Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya

imunisasi bayi dan balita dengan mengikuti jadwal pelaksaan posyandu yang telah

ditentukan.

Organizing

Pengorganisasian metode tersebut dapat dilaksanakan dengan pemantauan,

pengawasan oleh beberapa kader yang telah dibentuk dan perangkat desa

Actuating

Actualisasi dari metode tersebut dilakukan pengarahan dan Pengawasan terhadap

pengelolaan program imunisasi bayi dan balita ini dilakukan langsung oleh Kepala

Puskesmas dan digerakkan oleh yang bertugas dari ketua imunisasi bayi dan balita.

Controlling

Pengarahan dan Pengawasan terhadap pengelolaan program imunisasi bayi dan balita

ini dilakukan langsung oleh Kepala Puskesmas

Evaluasi

Page 3: 5 m, Poace, Swot Revisi

Evaluasi terhadap metode yang dilakukan adanya laporan tertulis dan dokumentasi dari

perangkat desa bahwa pengawasan dan pemantauan diwilayah tersebut telah

terlaksana dengan baik.

4. Machine

Dalam menjalankan program imunisasi bayi dan balita ini bekerja sama dengan

berbagai elemen masyarakat, seperti Dinas Kesehatan, Pejabat Desa setempat (Ka.

Desa, Ka. Dusun, Ka. RT/RW), bidan desa, kader-kader Posyandu, dan PKK, serta

masyarakat setempat.

Planning

Dalam menjalankan program imunisasi bayi dan balita bekerja sama dengan pejabat

desa setempat, elemen-elemen masyarakat dan bidan desa, kader-kader Posyandu,

PKK, tokoh masyarakat serta masyarakat

Organizing

Pengorganisasian dilakukan oleh pejabat desa setempat dan dibantu oleh mahasiswa

prkatek keperawatan Universitas Brawijaya.

Actuating

Kolaborasi antara ternaga kesehatan dan pihak-pihak yang terkait selama ini sudah

berjalan dengan baik. Tim bekerja sama dengan Dinas Kesehatan yang menyediakan

peralatan, kemudian juga menjalin kerja sama dengan bidan desa, dan kader-kader

Posyandu dan PKK yang sudah ada di desa tersebut

Controlling

Controlling terhadap keefektifan tersebut dibuktikan dengan keterlibatan Pejabat Desa

setempat (Ka. Desa, Ka. Dusun, Ka. RT/RW), bidan desa, kader-kader Posyandu, dan

PKK, serta masyarakat setempat dalam melaksanakan implementasi dari program

imunisasi bayi dan balita

Evaluasi

Adanya bukti keterlibatan Pejabat Desa setempat (Ka. Desa, Ka. Dusun, Ka. RT/RW),

bidan desa, kader-kader Posyandu, dan PKK,serta peran serta masyarakat desa untuk

melaksanakan program imunisasi bayi dan balita

5. Money

Dana yang dikeluarkan untuk menjalankan program ini diperoleh dari dana BOK

(Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing

Puskesmas.

Page 4: 5 m, Poace, Swot Revisi

Planning

Untuk program imunisasi bayi dan balita disini dana diperoleh dari BOK untuk

menjalankan program sesuai dinas kesehatan. Namun, dalam pelaksanan praktek

profesi kesehatan mahasiswa keperawatan didanai dengan iuran masing-masing

mahasiswa dan bertujuan untuk memberdayakan masyarakan bukan untuk pembiayaan

pembuatan tempat-tempat umum imunisasi bayi dan balita.

Organizing

Pengorganisasian dana dengan pembentukan bendahara umum pemegang iuran

mahasiswa dan pembentukan bendahara-bendaraha setiap acara berlangsung.

Actuating

Pengelolaan dana dari iuran mahasiswa digunakan untuk pengadaan lokmin dan acara-

acara yang dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan hidup sehat dan bersih

Controlling

Controlling dana dilakukan oleh bendahara umum dari Mahasiswa dengan adanya

laporan bukti nota secara tertulis

Evaluasi

Evaluasi dana yang telah digunakan terdapat laporan bukti secara tertulis.

3.2.2.4 Pengkajian POACE

PENGKAJIAN POACE

a. Planning

Untuk program imunisasi bayi dan balita di Puskesmas Dau sudah terplanning dengan

baik sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dari Kementrian Kesehatan.

Visi: dengan pelayanan kesehatan berstanndart internasional kita wujudkan masyarakat

kecamatan Dau sehat dan mandiri menuju kabupaten malang sehat dan MDGs 2015

Misi:

1. Meningkatkan kemandirian massyarakat di bidang kesehatan melaliu

pemberdayaan masyarakat, swasta, dan kerjasama lintas sector

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat

3. Meningkatkan kualitas program kesehatan masyarakat dan monitoring

4. Meningkatkan kualitas sumberdaya kesehatan

Page 5: 5 m, Poace, Swot Revisi

5. Meningkatkan kualitas manajemen dan tertib administrasi.

b. Organizing

Organisasi pelaksana untuk program imunisasi bayi dan balita bidang sanitasi dasar ini

disesuaikan dengan kebutuhan program dan ketersediaan sumber daya manusia yang

ada di Puskesmas.

c. Actuating

Berdasarkan visi, misi, kebijaksananaan, dan tujuan program imunisasi bayi dan balita

pada sanitasi dasar ini, maka strategi yang dirumuskan adalah: Pemberdayaan

masyarakat, peningkatan profesionalisme pengelolaan program, Desentralisasi, dan

pembangunan berwawasan imunisasi bayi dan balita.

Pengarahan dan Pengawasan

Pengarahan dan Pengawasan terhadap pengelolaan program imunisasi bayi dan

balita dalam sanitasi dasar ini dilakukan langsung oleh Kepala Puskesmas.

Supervisi

Pendampingan terhadap pengelolaan program imunisasi bayi dan balita

sanitaasi dasar ini dilakukan langsung oleh kepala program

Komunikasi

Ada buku yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan secara terperinci

yang telah dilakukan oleh tim beserta evaluasinya. Alurnya berawal dari bidan

desa dan perawat desa yang mendokumentasikan kemudian disampaikan

kepada kepala program di puskesmas selanjutnya pendokumentasian

disampaikan ke dinas kesehatan terkait. Komunikasi antar tim dilakukan

langsung sebelum dan setelah program dilaksanakan.

Kolaborasi

Kolaborasi antara ternaga kesehatan dan pihak-pihak yang terkait selama ini

sudah berjalan dengan baik. Tim bekerja sama dengan Dinas Kesehatan yang

menyediakan peralatan, kemudian juga menjalin kerja sama dengan perawat

desa, bidan desa, dan kader-kader Posyandu dan PKK yang sudah ada di desa

tersebut.

Page 6: 5 m, Poace, Swot Revisi

d. Controling

Kontroling terhadap keefektifan sanitasi dasar di daerah tertentu dilakukan oleh bidan

dan perawat desa yang kemudian dilaporkan kepada Kepala Program. Kemudian ini

dilaporkan kepada Kepala Puskesmas yang kemudian diteruskan ke Kepala Dinkes dan

kemudian dilaporkan ke Pusat.

e. Evaluasi

Evaluasi terhadap keberhasilan program dilakukan di akhir pelaksanaan program sesuai

dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan di awal. Akan tetapi evaluasi dari program ini

kurang terstandar sesuai dengan kebijakan dari pusat sehingga perlu untuk disamakan

lagi persepsi kriteria evaluasi antara teori dan di lapangan

3.2.2.5 Analisa SWOT

Strength WeaknessMan

1. Sudah adanya petugas kesehatan dari Puskesmas Dau yang bertanggung jawab terhadap program imunisasi bayi dan balita di dusun Klampok Bawah desa Kucur

2. Perangkat Desa Kucur, perangkat dusun Klampok Bawah, serta tenaga kesehatan di desa kooperatif dan mendukung dalam pelaksanaan program imunisasi bayi dan balita

3. Masyarakat aktif dalam kegiatan posyandu

4. Sebagian besar masyarakat (orangtua) sadar akan pentingnya imunisasi bayi dan balita

Material1. Sudah tersedianya lembar observasi dan

evaluasi dari puskesmas Dau untuk memantau imunisasi bayi dan balita

2. Sudah adanya pedoman khusus dari puskesmas tentang imunisasi bayi dan balita

Methode1. Sudah dilakukannya observasi,

pengawasan, dan pengambilan sampel air oleh perangkat desa serta puskesmas terkait pemakaian jamban oleh warga

Man1. Jumlah personil yang ada tergabung dalam

tim imunisasi bayi dan balita bidang sanitasi dasar ini belum sesuai dengan kebutuhan program

2. Masing-masing personil memegang lebih dari satu program sehingga dalam pelaksanaanya menjadi kurang focus dan optimal

3. Pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang imunisasi bayi dan balita terbatas karena belum pernah mengikuti pembinaan sebelumnya

4. Sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang kurang

5. Ada beberapa warga yang tidak kooperatif terhadap program yang telah direncanakan bersama, misal: tidak mau mengikuti penyuluhan kesehatan

Material1. Tidak terdapat buku panduan khusus untuk

masyarakat tentang imunisasi bayi dan balita

2. Fasilitas yang disediakan untuk menjalankan program ini masih kurang

Methode1. Belum ada inovasi terbaru untuk

menjalankan program imunisasi bayi dan

Page 7: 5 m, Poace, Swot Revisi

terutama di dusun Klampok Bawah2. Ada kegiatan rutin warga seperti

pengkajian, PKK, dan kerja bakti3. Sudah pernah dilakukannya penyuluhan

kesehatan oleh perangkat desa terkait pemakaian jamban tersebut

Machine1. Ada program khusus dari Puskesmas Dau

terkait imunisasi bayi dan balita di desa Kucur terutama untuk menciptakan 100% bayi dan balita terimunisasi

2. Dalam menjalankan program imunisasi bayi dan balita ini bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, seperti DInas Kesehatan, Pejabat Desa setempat (Ka. Desa, Ka. Dusun, Ka. RT/RW), bidan desa, kader-kader Posyandu, dan PKK, serta masyarakat setempat.

Money1. Ada sumber keuangan khusus dari

masyarakat desa sendiri untuk membantu warga yang ingin membangun jamban namun kekurangan dana

balita, hanya sebatas survey rumah-rumah, pengawasan, serta penyuluhan

2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya penyuluhan kesehatan terkait program tersebut sehingga terdapat beberapa warga yang tidak tahu jika ada penyuluhan kesehatan

3. Tidak ada rencana kegiatan rutin untuk program imunisasi bayi dan balita terkait pemakaian jamban di desa Gading Kulon ini

Machine1. Kurangnya monitoring dan evaluasi rutin

dan berkala dari pihak puskesmas kepada kader dan perangkat desa

Money1. Tidak ada anggaran dari Desa untuk

program imunisasi bayi dan balita terutama untuk pembangunan jamban bagi warga yang kurang mampu

Oportunity ThreatMan

1. Adanya dukungan positif dari pihak kepala keluarga warga dusun Klampok Bawah terhadap program ini sehingga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang belum mengimunisasikan bayi balitanya untuk melakukan imunisasi

2. Adanya dukungan dari pihak posyandu dalam pemberian pengetahuan tentang pentingnya imunisasi bayi dan balita

Material1. Adanya buku tentang pedoman

pemakaian jamban yang tepatMethode

1. Dapat dilakukan penyuluhan kesehatan terkait imunisasi bayi dan balita di Sekolah Dasar sehingga membiasakan siswanya mulai dini mengenal pentingnya imunisasi bayi dan balita terutama pemakaian jamban yang tepat

Machine-Money

Man1. Terdapat beberapa warga yang memiliki

anggapan bahwa imunisasi bayi dan balita tersebut kurang penting karena akan menghabiskan biaya serta tidak tidak berdampak apapun untuk bayi dan balitanya mendatang

Material-Methode-Machine-Money-

Page 8: 5 m, Poace, Swot Revisi

-

SKOR SWOT

Strength Skor Bobot TotalMan

1. Sudah adanya petugas kesehatan dari Puskesmas Dau yang bertanggung jawab terhadap program imunisasi bayi dan balita di dusun Klampok Bawah Gading Kulon

2. Perangkat Desa Gading Kulon, perangkat dusun Klampok Bawah, serta tenaga kesehatan di desa kooperatif dan mendukung dalam pelaksanaan program imunisasi bayi dan balita ini

3. Perangkat desa dan dusun (Kepala desa, Kepala dusun, Ketua RT) sudah dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakatnya terkait imunisasi bayi dan balita terutama masalah penggunaan jamban yang tepat

4. Masyarakat aktif dalam kegiatan lingkungannya (PKK dan pengajian)

5. Sebagian besar masyarakat sadar akan pentingnya imunisasi bayi dan balita terutama penggunaan jamban

Material1. Sudah tersedianya lembar observasi dan evaluasi dari

puskesmas Dau untuk memantau imunisasi bayi dan balita terutama terkait pemakaian jamban oleh masyarakat

2. Sudah adanya pedoman khusus dari puskesmas tentang criteria penggunaan jamban yang tepat

3. Sebagian besar masyarakat memiliki lahan yang cukup untuk pembuatan jamban

Methode1. Sudah dilakukannya observasi, pengawasan, dan

pengambilan sampel air oleh perangkat desa serta puskesmas terkait pemakaian jamban oleh warga terutama di dusun Klampok Bawah

2. Ada kegiatan rutin warga seperti pengkajian, PKK, dan kerja bakti

3. Sudah pernah dilakukannya penyuluhan kesehatan oleh perangkat desa terkait pemakaian jamban tersebut

Machine1. Ada program khusus dari Puskesmas Dau terkait imunisasi

bayi dan balita di desa Gading Kulon terutama untuk menciptakan 100% pemakaian jamban oleh warga

2. Dalam menjalankan program imunisasi bayi dan balita ini bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, seperti DInas Kesehatan, Pejabat Desa setempat (Ka. Desa, Ka. Dusun, Ka. RT/RW), perawat desa, bidan desa, kader-kader Posyandu, dan PKK, serta masyarakat setempat.

0,05

0,1

0,07

0,06

0,1

0,05

0,08

0,1

0,09

0,08

0,04

0.03

0,1

3

4

4

3

4

3

4

4

4

3

3

3

4

0,15

0,4

0,28

0,18

0,4

0,15

0,24

0,4

0,36

0,24

0,12

0,09

0,4

Page 9: 5 m, Poace, Swot Revisi

Money1. Ada sumber keuangan khusus dari masyarakat desa sendiri

untuk membantu warga yang ingin membangun jamban namun kekurangan dana

0,05 4 0,2

1 3,61Weakness Slor Bobot Total

Man1. Jumlah personil yang ada tergabung dalam tim imunisasi bayi

dan balita bidang sanitasi dasar ini belum sesuai dengan kebutuhan program

2. Masing-masing personil memegang lebih dari satu program sehingga dalam pelaksanaanya menjadi kurang focus dan optimal

3. Pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang imunisasi bayi dan balita serta pemakaian jamban yang tepat terbatas karena belum pernah mengikuti pembinaan sebelumnya

4. Sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang kurang

5. Motivasi masyarakat untuk mengubah perilaku hidup sehat yang kurang karena factor kebiasaan sehingga masih ada warga yang telah memiliki jamban namun tidak menggunakannya dan tetap menggunakan sungai

6. Ada beberapa warga yang tidak kooperatif terhadap program yang telah direncanakan bersama, misal: tidak mau mengikuti penyuluhan kesehatan

Material1. Tidak terdapat buku panduan khusus untuk masyarakat

tentang pemakaian jamban yang tepat2. Fasilitas yang disediakan untuk menjalankan program ini

masih kurangMethode

1. Belum ada inovasi terbaru untuk menjalankan program imunisasi bayi dan balita, hanya sebatas survey rumah-rumah, pengawasan, serta penyuluhan

2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya penyuluhan kesehatan terkait program tersebut sehingga terdapat beberapa warga yang tidak tahu jika ada penyuluhan kesehatan

3. Tidak ada rencana kegiatan rutin untuk program imunisasi bayi dan balita terkait pemakaian jamban di desa Gading Kulon ini

Machine1. Kurangnya monitoring dan evaluasi rutin dan berkala dari

pihak puskesmas kepada kader dan perangkat desaMoney

1. Tidak ada anggaran dari Desa untuk program imunisasi bayi dan balita terutama untuk pembangunan jamban bagi warga

0,1

0,08

0,06

0,08

0,1

0,08

0,04

0,06

0,1

0,05

0,06

0,09

0,1

4

4

3

3

4

3

2

3

4

2

3

3

3

0,4

0,32

0,18

0,24

0,4

0,24

0,08

0,18

0,4

0,1

0,18

0,27

0,3

Page 10: 5 m, Poace, Swot Revisi

yang kurang mampu1 3,29

Opportunity Skor Bobot TotalMan

1. Adanya dukungan positif dari pihak kepala keluarga warga dusun Klampok Bawah terhadap program ini sehingga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain untuk dapat menggunakan jamban dengan tepat di rumah

2. Adanya dukungan dari pihak Sekolah Dasar dalam pemberian pengetahuan tentang penggunaan jamban yang tepat pada siswanya sehingga dapat membiasakan siswanya mengenal jamban dan dapat menggunakannya dengan tepat mulai dini

Material1. Adanya buku tentang pedoman pemakaian jamban yang

tepatMethode

1. Dapat dilakukan penyuluhan kesehatan terkait imunisasi bayi dan balita di Sekolah Dasar sehingga membiasakan siswanya mulai dini mengenal pentingnya imunisasi bayi dan balita terutama pemakaian jamban yang tepat

Machine-Money

1.

0,4

0,3

0,1

0,2

4

3

3

3

1,6

0.9

0,3

0,6

1 3,4Treath Skor Bobot Total

Man1. Terdapat beberapa warga yang memiliki anggapan bahwa

penggunaan jamban tersebut kurang penting karena akan menghabiskan biaya serta tidak adanya dampak negatif jika BAB di sungai

Material-Methode-Machine-Money-

1 1 1

1 1

5 43

21

-10 - 9 -8 - 7 -6 -5 - 4 - 3 -2 - 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-1

-2

-3

O

Page 11: 5 m, Poace, Swot Revisi

S-W= 3,61-3,29= 0,32

O-T= 3,4-1= 2,4

DAFTAR MASALAH

1. Resiko rentan perilaku kesehatan 2. Kurang pengetahuan 3. Kesiapan untuk meningkatkan koping komunitas4. Hambatan pemeliharaan lingkungan

Prioritas Masalah

No Masalah I JUM

MgxSvxMnxNcxAfMg Sv Mn Nc Af

1 Resiko rentan perilaku kesehatan

3 3 4 3 4 432

2 Kurang pengetahuan 4 4 3 4 4 960

3 Kesiapan untuk meningkatkan koping komunitas

3 2 4 3 3 216

4 Hambatan pemeliharaan 4 3 3 4 4 576

T

W S

Page 12: 5 m, Poace, Swot Revisi

lingkungan

Keterangan :

Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah tersebut (magnitude)

Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity)

Bisa dipecahkan (manageability)

Nursing concern

Ketersediaan sumber daya (affordability)

Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1 = sangat kurang, nilai 2 =

kurang, nilai 3 = cukup, nilai 4 = besar/bisa/tersedia dan nilai 5 = sangat

besar/sangat bisa/sangat tersedia)

Masalah Prioritas

Kurang Pengetahuan 1

Hambatan pemeliharaan lingkungan 2

Resiko rentan perilaku kesehatan 3

Kesiapan untuk meningkatkan koping komunitas 4

3.2.2.6 Plan Of Action

1. Hambatan pemeliharaan lingkungan

No Penyebab Cara Penyelesaian Masalah

1. Penyuluhan tentang Demam Berdarah kurang.

- Memberikan penyuluhan mengenai

DBD (upaya preventif, kuratif).

2 Kurangnya kesadaran untuk mengubah perilaku untuk memperkecil kerentanan.

- Mengadakan pemberantasan sarang

nyamuk: safari desa bersih.

- Kolaborasi dengan perangkat desa

dan PKK untuk mengarah warga

untuk melakukan safari desa bersih.

3 Masyarakat cenderung mengubah perilaku hanya pada saat terkena DBD.

- Melibatkan masyarakat dalam

menjaga lingkungan di sekitar:

pembersihan sarang nyamuk dengan

Page 13: 5 m, Poace, Swot Revisi

kegiatan kerja bakti.

- Kolaborasi dengan perangkat desa

dalam upaya persuasif.

- Penanaman tumbuhan pengusir

nyamuk.

2. Resiko rentan perilaku kesehatan

No Penyebab Cara Penyelesaian Masalah

1. Kurangnya manajemen dalam menggerakan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan DBD yang hanya dilakukan pada saat munculnya kasus DBD

- Penggerakan proses actuating

dengan melibatkan semua

komponen di dalam masyarakat

(partnership)

3. Kurang Pengetahuan

No Penyebab Cara Penyelesaian Masalah

1. Kurang terpaparnya siswa terhadap informasi tentang DBD.

- Pemberikan penyuluhan tentang

DBD (pencegahan dan upaya untuk

mengatasinya.

- Pelatihan cara menemukan jentik

nyamuk.

- Pembentukan siswa sadar jentik

(semantik).

2 Program UKS lebih cenderung mengarah pada tindakan kuratif: pusing, pingsan, dll.

- Kolaborasi dengan guru UKS untuk

mengarahkan siswa dalam aplikasi

tindakan preventif pembasmian

sarang nyamuk di sekolah.

4. Kesiapan untuk meningkatkan koping komunitas No Penyebab Cara Penyelesaian Masalah

1. Kurang pengetahuan kader jumantik berkaitan dengan minimnya pajanan informasi dan pelatihan.

- Pelatihan kader jumantik.

- Pemberian buku pedoman kader

Page 14: 5 m, Poace, Swot Revisi

jumantik.

2 Struktur organisasi (beran, fungsi) dan anggaran dana yang belum jelas.

- Pelatihan manajemen program

jumantik

3.3 ANALISA DATA

3.3.1 Analisa Kesehatan Wilayah Binaan

DATA INDIKATOR

Angka Bebas Jentik (ABJ) di Desa

Sumber Sekar pada bulan Juni 2012

yaitu 83.3%

Pada tahun 2010 ditemukan 4 kasus DBD

di Dusun Klampok Bawah sementara

Pada Tahun 2012 bulan Juli ditemukan 1

kasus DBD

Standar ABJ sesuai kebijaksanaan program

P2-DBD tahun 2004 adalah 95 %

Jumlah kader jumantik di Desa Sumber

Sekar yaitu 3 orang

Kader jumantik belum terlaksana secara

sistematis

Kader jumantik belum mendapatkan

pelatihan

Standar jumlah kader jumantik yaitu 5 kader

per desa (Depkes, 1992)

Proses penggerakan masyarakat belum

terlaksana secara maksimal

Actuating merupakan usaha menggerakkan

anggota-anggota kelompok sedemikian rupa

sehingga mereka berkeinginan dan

berusaha untuk mencapai tujuan khususnya

di bidang kesehatan oleh karena para

anggota tersebut juga ingin untuk mencapai

tujuan tersebut dengan melalui berbagai

pengarahan dan motivasi

Hasil kuesioner pre test mengenai DBD

untuk SD Sumber Sekar 1 untuk nilai ≥ 70

yaitu 56/139= 40%

Hasil kuesioner pre test mengenai DBD

Seluruh siswa SD Sumber Sekar 1 dan 3

memperoleh nilai ≥ 70 yaitu 100%

Page 15: 5 m, Poace, Swot Revisi

untuk SD Sumber Sekar 3 untuk nilai ≥ 70

yaitu 31/54= 57%

3.3.2 Analisa Data Asuhan Keperawatan

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Masih ditemukannya

jentik di vas bunga,

kaleng bekas, kolam,

dan tempat

penampungan air

kulkas

Kurangnya masyarakat

dalam menjaga

kebersihan lingkungan

Sosialisasi secara

berkelanjutan kepada

warga mengenai DBD

masih kurang

Terdapat kandang

ternak yang

berdekatan dengan

rumah

Warga kurang

memahami mengenai

DBD

Hambatan

pemeliharaan

lingkungan

Terdapatnya jentik di vas bunga, kaleng bekas,

kolam, dan tempat penampungan air kulkas

Kurangnya sosialisasi secara berkelanjutan

kepada warga mengenai DBD

Pengetahuan dan motivasi masyarakat tentang kebersihan

lingkungan terkait DBD masih kurang.

Page 16: 5 m, Poace, Swot Revisi

2. Kurangnya

pemantauan kepada

masyarakat mengenai

tindakan pencegahan

DBD

Masyarakat melakukan

tindakan pencegahan

DBD saat kasus DBD

terjadi

Resiko rentan

perilaku

kesehatan

3. Hasil kuesioner pre

test untuk SD Sumber

Sekar 1 untuk nilai ≥

70 yaitu 56/139= 40%

Hasil kuesioner pre

test untuk SD Sumber

Sekar 3 untuk nilai ≥

70 yaitu 31/54= 57%

Kurang

Pengetahuan

4. Belum terbentuknya

struktur organisasi

yang jelas

Program yang telah

dijalankan adalah

pemantauan Angka

Kesiapan

untuk

meningkatkan

koping

komunitas

Adanya kader jumantik

Struktur organisasi, peran, dan

fungsi belum jelas

Kurangnya pelatihan

kader jumantik

Kurang terpaparnya informasi DB

Dilakukan pembagian kuesioner pre test

mengenai DBD

Hasil kuesioner pre test untuk nilai ≥ 70 yaitu

40% dan 57%

Pengetahuan siswa-siswi SD tentang DBD

rendah.

Kasus DBD terjadi lagi

Masyarakat melakukan tindakan pencegahan DBD

saat kasus DBD terjadi

Kegiatan penggerakan masyarakat kurang

maksimal

Kurangnya proses penggerakan masyarakat

mengenai DBD

Page 17: 5 m, Poace, Swot Revisi

Bebas Jentik (ABJ)

Pendokumentasian

terkait dengan daftar

nama warga yang

menderita DB dan

dokumentasi nilai ABJ

Kader jumantik kurang

mengerti mengenai

peran, tugas, dan buku

panduan jumantik

Kurang terpaparnya informasi mengenai DBD dan pelatihan

jumantik

Kurang pengetahuan

kader jumantik

Kurang efektifnya

kinerja kader jumantik