5. pengaruh pengolahan tanah dan pemberian mulsa jerami terhadap produksi tanaman jagung, kacang...
DESCRIPTION
KONSERVASITRANSCRIPT
![Page 1: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/1.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
40
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA
JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG,
KACANG TANAH DAN EROSI TANAH
THE EFFECT OF SOIL TILLAGE AND MULCH OF RICE STRAW ON THE
YIELD OF CORN, PEANUT AND ITS EFFECT ON SOIL EROSION
Mu’minah
Jurusan Budidaya Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep,
Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sistem pengolahan tanah dan pemberian
mulsa jerami terhadap pertumbuhan dan produksi jagung dan kacang tanah dan kehilangan
hara akibat erosi yang dilakukan pada tanah Alfisol Pangkep. Sistem pengolahan tanah
yang diterapkan adalah tanpa pengolahan tanah dan pengolahan tanah minimum.
Penutupan mulsa yang diberikan adalah 0, 35, 75, dan 100 persen. Kacang tanah varietas
gajah ditanam segera setelah penyiapan lahan, sebelum mulsa jerami diberikan. Jagung
varietas Arjuna ditanam segera setelah panen kacang tanah. Pengolahan tanah minimum
nyata meningkatkan produksi kacang tanah dan jagung, tetapi mulsa tidak berpengaruh
terhadap produksi. Mulsa jerami nyata meningkatkan konsentrasi hara tanaman dalam
sediment, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah hara yang hilang melalui erosi, karena
mulsa meningkatkan selektivitas erosi terhadap partikel-partikel tanah halus dan hara
tanaman.
Kata Kunci : Pengolahan Tanah Konservasi, mulsa jerami, produksi, Erosi
ABSTRACT
This research aims to study on the effect of conservation tillages and rice straw mulch
application on the yield of food crop and nutrient loss through erosion was carried out in
Alfisol Pangkep. The conservation tillage systems were zero tillage and minimum tillage.
Rice straw mulch was applied to provide surface coverage of 0, 35, 75 and 100 percent,
respectively. Peanut of gajah variety as the first crop was planted right after land
preparation but before the straw mulch was applied. Maize of arjuna variety as the second
crop was planted after the peanut was harvested. Minimum tillage increased the yield of
peanut and maize significantly, but the straw mulch application did not have any effect on
the yield. Straw mulch drastically reduced total soil loss, but increased the erosion
selectivity on very fine soil particle and nutrient hence were significantly increased nutrient
conservation in the sediment.
Keywords : Minimum tillage, rice straw mulch, yield, erosion
![Page 2: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/2.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
41
PENDAHULUAN
Pengolahan tanah minimum (conservation
tillage) adalah cara pengolahan tanah yang
bertujuan untuk mengurangi besarnya
erosi, aliran permukaan dan kalau mung-
kin dapat mempertahankan atau mening-
katkan produksi. Untuk memenuhi kriteria
tersebut, pengolahan tanah harus dapat
menghasilkan permukaan tanah yang
kasar sehingga simpanan defresi dan
infiltrasi meningkat, serta dapat mening-
galkan sisa-sisa tanaman dan gulma pada
permukaan tanah agar dapat menahan
energi butir hujan yang jatuh. Hal ini
menjadi sangat penting pada masa per-
tanaman, karena pada saat tersebut inten-
sitas hujan umumnya sudah besar dan
tidak ada tajuk tanaman yang dapat me-
nahan energi butir hujan yang jatuh.
Beberapa cara persiapan tanam yang baru
diperkenalkan dan sudah memenuhi kri-
teria pengolahan tanah konservasi yaitu
pengolahan tanah minimum (minimum
tillage), tanpa pengolahan tanah (zero
tillage) dan penanaman secara tugal. Pe-
ngaruh beberapa sistem pengolahan tanah
tersebut terhadap erosi dan aliran per-
mukaan sudah banyak diteliti. Sinukaban
(1981) dan Johnson et al. (1979) menyim-
pulkan bahwa pengolahan tanah konser-
vasi sangat efektif dalam menekan erosi
dan aliran permukaan. Keefektifan peng-
olahan tanah konservasi menekan erosi
pada dasarnya terletak pada pengaruhnya
terhadap peubah kondisi permukaan
tanah, antara lain (1) persentase permu-
kaaan tanah yang tertutup, (2) kekasaran
permukaan dan guludan-guludan kecil
yang terbentuk, (3) sisa tanaman dan
gulma yang terbentuk, dan (4) erodibilitas
tanah (Sinukaban, 1986). Lebih lanjut
dinyatakan bahwa erosi dan aliran per-
mukaan dapat ditekan secara drastis apa-
bila pemakaian mulsa di permukaan tanah
mencapai lebih dari 60 % dengan ke-
tebalan 0,5 – 1,5 cm. Di samping itu bebe-
rapa penelitian mengindikasikan bahwa
pemakaian mulsa dan pengolahan tanah
konservasi tidak meningkatkan hilangnya
unsur hara melalui erosi (Romkens et al.,
1973 dan sinukaban 1989), tetapi dapat
meningkatkan produksi jagung pada tanah
pasir berlempung.
Data penelitian tentang pengaruh peng-
olahan tanah konservasi dan pemakaian
mulsa terhadap produksi dan hilangnya
unsur hara melalui erosi di Indonesia
masih sangat terbatas. Oleh sebab itu
penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh pengolahan tanah dan pem-
berian mulsa terhadap produksi dan hi-
langnya unsur hara melalui erosi pada
pola pertanaman jagung-kacang tanah.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di kebun per-
cobaan Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan, Desa Benteng Kecamatan
Mandalle Kabupaten Pangkep.
Penelitian ini dilakukan dua musim tanam
yaitu kacang tanah di tanam pada bulan
Juni sampai September dan jagung dari
bulan September sampai Desember.
Penelitian ini menggunakan metode ran-
cangan acak kelompok secara faktorial.
Tiga kelompok lereng yang digunakan
yaitu 9, 12 dan 15 persen yang selanjutnya
dianggap sebagai ulangan.
Perlakuan yang diberikan pada setiap
kelompok adalah kombinasi dari dua cara
pengolahan tanah yaitu pengolahan tanah
minimum (hanya dicangkul sekali) dan
tanpa diolah, dengan 4 taraf penutupan
mulsa jerami padi yaitu: 0, 35, 75 dan 100
%. Pada setiap kelompok lereng terdapat
satu petak kontrol (tanpa tanaman). De-
ngan demikian pada setiap kelompok
terdapat sembilan petak. Ukuran setiap
petak adalah 22 x 2 meter.
Bak penampung erosi berbentuk empat
persegi panjang berukuran panjang 100
cm, lebar 25 cm, dan tinggi 25 cm pada
![Page 3: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/3.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
42
satu sisi dan sisi lainnya. Pada sisi bak
penampung yang menghadap keluar di-
buat 12 lubang pembagi. Satu lubang di
bagian tengah dilengkapi dengan pipa
plastik, dimasukkan dalam drum penam-
pungan luapan air dari bak penampung.
Untuk analisis selektivitas erosi, dilaku-
kan pengambilan contoh sediment pada
saat erosi dan aliran permukaan sedang
berlangsung.
Tanaman indikator yang digunakan adalah
kacang tanah dengan jarak tanam 10 x 50
cm dan jagung jarak tanam 50x 50 cm.
Sebelum penanaman dilakukan pemupuk-
an dasar TSP dan KCl dengan takaran
masing-masing 100, 200, dan 200 kg ha-1
.
Parameter yang diamati adalah produksi
tanaman dan kehilangan unsur hara
melalui erosi.
Analisis laboratorium dilakukan terhadap
contoh sediment meliputi N-total, P-
tersedia, C-organik, K, dan Mg.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Produksi biomassa dan polong kering
kacang tanah serta tongkol dan pipilan
jagung sebagai pengaruh pengolahan
tanah minimum dan pemberian mulsa
disajikan pada Tabel 1, 2, 3, dan 4.
Tabel 1, 2, 3, dan 4 memperlihatkan
bahwa perlakuan penutupan mulsa tidak
memberikan perbedaan yang nyata ter-
hadap produksi biomassa, polong kering
kacang tanah serta tongkol dan produksi
pipilan jagung, sedangkan perlakuan olah
tanah minimum memberikan perbedaan
yang nyata terhadap produksi biomassa,
polong kering kacang tanah serta tongkol
dan produksi pipilan jagung.
Tabel 1. Produksi biomas kacang tanah pada pengaruh pengolahan tanah dan pemberian
mulsa
Penutupan mulsa Tanpa olah Olah tanah minimum Rata-rata
% kg/ha
0 1965,8 2320,9 2143,4 a *
35 2028,8 2501,8 2265,3 a
75 2360,6 2542,1 2451,4 a
100 1671,2 2287,9 1979,5 a
Rata-rata 2006,6 a 2413,2 b
* Angka dalam kolom atau baris yang sama yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
pada taraf 10 % menurut uji BNT
![Page 4: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/4.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
43
Tabel 2. Produksi polong kering kacang tanah pada percobaan pengolahan tanah dan
pemberian mulsa.
Penutupan mulsa Tanpa olah Olah tanah minimum Rata-rata
% kg/ha
0 760,8 968,5 864,6 a *
35 798,5 1204,5 1001,5 a
75 972,5 1199,8 1086,2 a
100 1169,8 1305,2 1237,5 a
Rata-rata 925,4 a 1169,5 b
* Angka dalam kolom atau baris yang sama yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
pada taraf 10 % menurut uji BNT
Tabel 3. Produksi tongkol jagung pada percobaan pengolahan tanah dan pemberian mulsa.
Penutupan mulsa Tanpa olah Olah tanah minimum Rata-rata
% kg/ha
0 1297,8 3343,5 2320,7 a *
35 1653,1 3481,5 2567,3 a
75 2343,8 3743,4 3043,6 a
100 1738,8 4342,5 3040,7 a
Rata-rata 1758,4 a 3727,8 b
* Angka dalam kolom atau baris yang sama yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
pada taraf 10 % menurut uji BNT
Tabel 4. Produksi jagung pipilan pada percobaan pengolahan tanah dan pemberian mulsa
Penutupan mulsa Tanpa olah Olah tanah minimum Rata-rata
% kg/ha
0 1948,6 1843,9 1896,3 a *
35 1168,3 1929,7 1549,0 a
75 1335,2 1857,8 1596,5 a
100 955,5 2485,1 1720,3 a
Rata-rata 1351,9 a 2029,2 b
* Angka dalam kolom atau baris yang sama yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
pada taraf 10 % menurut uji BNT
![Page 5: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/5.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
44
Tabel 5. Konsentrasi sedimen C-organik dan beberapa unsur hara dalam sedimen dari
berbagai penutupan mulsa
Penutupan Konsentrasi
Mulsa Sedimen C-Organik N - Total P - Bray K Mg
% g/l % % ppm me/100 g me/100 g
0 9,7 11,3 a* 0,55 a 98 a 2,9 a 43,7 a
35 7,6 15,0 a 0,69 a 104 a 2,7 a 50,5 a
75 5,7 24,9 a 0,65 a 222 b 5,4 b 71,0 a
100 3,4 29,6 a 0,73 a 255 b 8,0 b 131,1 a
* Angka dalam kolom atau baris yang sama yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
pada taraf 10 % menurut uji BNT
Tabel 6. Rasio pengayaan C-organik dan beberapa unsur hara dalam sedimen sebagai
pengaruh penutupan mulsa.
Penutupan Rasio Pengayaan
Mulsa C-organik N –total P - Bray K Mg
% % % ppm me/100 g me/100 g
0 4,3 7,4 13,9 2,2 2,4
35 5,5 9,4 14,7 2,1 2,5
75 8,6 8,8 30,5 3,3 3,1
100 10,4 10,0 34,9 4,0 4,6
* Angka dalam kolom atau baris yang sama yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
pada taraf 10 % menurut uji BNT
Tabel 7. Jumlah C-organik dan unsur hara yang hilang melalui erosi sebagai pengaruh
pemakaian mulsa.
Penutupan
Mulsa Erosi C-organik N-total P-Bray K Mg
% kg / ha
0 97100 9998,3 442,5 10,3 117,6 553,9
35 61200 8528,0 365,2 7,2 62,3 367,2
75 41800 9851,2 234,4 10,0 81,0 334,8
100 40100 1673,6 256,3 10,9 116,1 578,3
Pembahasan
Pengolahan tanah minimum dapat men-
ciptakan kondisi tanah yang baik bagi
perkembangan akar, sehingga akar dapat
menyerap unsur-unsur hara yang tersedia.
Akhirnya tanaman kacang tanah dan
jagung tumbuh baik. Pertumbuhan tanam-
an yang baik mampu menghasilkan foto-
sintesis yang tinggi, sehingga produksinya
pada tanah yang diolah lebih tinggi dari
pada tanah yang tidak diolah. Di samping
itu pengolahan tanah minimum dapat
meningkatkan komponen produksi bio-
massa kacang tanah, polong kering kacang
tanah, tongkol kering jagung, dan jagung
pipilan menjadi 130,135 dan 165 persen
secara berturut-turut dari komponen
![Page 6: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/6.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
45
produksi yang sama pada petak tanpa
diolah.
Seperti diharapkan pemberian mulsa
jerami belum berpengaruh nyata mening-
katkan komponen produksi yang diamati,
karena tujuan pemberian mulsa dalam
penelitian ini bukan untuk menaikkan
produksi, tetapi untuk menekan erosi dan
aliran permukaan. Peningkatan produksi
dengan pemakaian mulsa akan dapat
dicapai dalam jangka panjang (lebih dari
dua musim tanam). Mungkin sebagian
sifat fisik tanah seperti kapasitas infiltrasi,
berat isi sudah sedikit ada perubahan,
tetapi perannya untuk meningkatkan
produksi belum nyata. (Sinukaban et al.,
1989).
Konsentrasi sediment, C-organik dan
unsur hara yang hilang melalui erosi dari
contoh aliran permukaan yang diambil
pada saat aliran permukaan berlangsung
disajikan pada Tabel 5. Analisis statistik
menunjukkan bahwa penggunaan mulsa
nyata meningkatkan konsentrasi unsur P
dan K dalam sediment.
Walaupun secara statistic mulsa tidak
nyata meningkatkan unsur N, Mg, dan C-
organik dalam sediment, terlihat bahwa
konsentrasi unsur hara dan C-organik
cenderung meningkat dengan bertambah-
nya penutupan mulsa. Kenaikan penutup-
an mulsa mengakibatkan erosi lebih
bersifat selektif terhadap partikel-partikel
tanah yang halus. Dipihak lain konsentrasi
sediment menurun dengan bertambahnya
penutupan mulsa (Tabel 5). Bertambahnya
mulsa di permukaan mengakibatkan ke-
cepatan aliran permukaan menurun. Pada
gilirannya sediment yang kasar meng-
alami deposisi di belakang mulsa, tetapi
sediment yang relatif halus seperti liat dan
koloid tetap terbawa bersama aliran
permukaan. Dengan perkataan lain, ber-
tambahnya mulsa mengakibatkan aliran
permukaan lebih selektif terhadap sedi-
ment yang berukuran liat dan koloid.
Karena sediment yang berukuran halus
tersebut lebih aktif mengikat C-organik
maupun unsur hara, maka pertambahan
mulsa pada akhirnya menghasilkan erosi
yang mengandung konsentrasi C-organik
dan unsur hara lebih tinggi.
Apabila konsentrasi sediment dipakai
sebagai ukuran besar kecilnya erosi, maka
Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa selek-
tivitas erosi meningkat dengan semakin
kecilnya erosi.Hal ini sangat logis, karena
erosi akan bersifat selektif pada paertikel-
partikel yang halus apabila erosi kecil, dan
erosi tidak bersifat selektif apabila erosi
besar (Sinukaban, 1981).
Tabel 6 menunjukkan bahwa rasio peng-
ayaan unsur-unsur dalam sediment me-
ningkat dengan bertambahnya penutupan
mulsa, karena erosi menjadi lebih selektif.
Walaupun rasio pengayaan unsur hara me-
ningkat dengan bertambahnya mulsa, te-
tapi jumlah hara yang hilang melalui erosi
pada umumnya menurun (Tabel 7). Hal
ini disebabkan oleh menurunnya jumlah
sediment yang hilang akibat pemakaian
mulsa, walaupun konsentrasi hara dalam
sediment meningkat. Jumlah hara yang
hilang melalui erosi pada pola tanam
kacang tanah dan jagung disajikan pada
Tabel 7.
Dengan menurunnya unsur hara yang
hilang akibat penggunaan mulsa, maka
penggunaan mulsa dapat dianjurkan seba-
gai suatu teknik konservasi untuk me-
ngontrol pengayaan sediment, C-organik,
nitrogen, dan posfor.
KESIMPULAN
a. Pengolahan tanah minimum dapat
meningkatkan produksi jagung dan
kacang tanah.
b. Pemberian mulsa sampai 4 ton ha-1
selama dua musim tanam belum dapat
mening-katkan produksi tanaman,
tetapi cenderun menurunkan jumlah
hara yang hilang melalui erosi.
![Page 7: 5. PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA JERAMI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG, KACANG TANAH DAN EROSI TANAH.pdf](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081803/55cf9e16550346d033b068d9/html5/thumbnails/7.jpg)
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1998. Interpretasi Pertanian
Lahan Kering. Departemen Per-
tanian. Balai Informasi Pertanian
Lampung, Lampung.
Baver, L.D. 1962. Soil Physics, 3rd
ed.
John Willey and Sons. Inc., New
York.
Buckman, H.O dan N.C. Brady. 1969.
Ilmu tanah (Terjemahan:
Soegiman) 1982. Bhatara Karya
Aksara, Jakarta.
Gustafon, A. F., 1984. Using and Mana-
ging Soil. McGrow Hill Book
Company Inc., New York.
Kang Biauw Tjwan, 1965. Pengantar
Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.
IPB, Bogor.
Marwan, D., 1978. Efektivitas Penutup-
an Tanah. Dewaruci Press, Jakarta.
Sarief, S. 1985. Konservasi Tanah dan
Air. Pustaka Buana, Bandung.
Sinukaban, N. 1986. Pengolahan tanah
konservasi pada pertanian tanaman
pangan. Hal 1 – 15 dalam prosiding
lokakarya usahatani konservasi di
lahan alang-alang, Podsolik merah
kuning.Badan Litbangtan, Ditjen
tanaman pangan, Ditjenbun Deptan.
Sinukaban, N., Sudarmono dan K.
Murtilaksono. 1989. Pengaruh
penggunaan mulsa dan pengolahan
tanah terhadap erosi, aliran
permukaan dan selektivitas erosi
pada Latosol Coklat Kemerahan.
Hal 1 – 13 dalam seminar hasil-
Purwowidodo, 1989. Teknologi
Mulsa. hasil penelitian IPB, yang
dibiayai oleh Ditbinlitabmas.
Soewardjo, 1981. Pemberian Mulsa dan
Kemantapan Agregat Tanah. Uni-
versitas Padjajaran Bandung,
Bandung
Sumarno, 1986. Teknik Budidaya
Kacang Tanah. Sinar Baru,
Bandung.