56181925-konsep-kekuasaan-baru
TRANSCRIPT
Kuliah Teori Politik
“Man is by nature a political animal”Aristotle, politics
“Politics is at the heart of all collective social activity, formal and informal, public and private, in all human group, institutions and societies”. Adrian Leftwich: Whatis politics?
Politics take place at every level of social interaction; it can be found within families and amongst small group of friends just as much as amongst nations and the global stage”
Defining politics
What is politics?Politics Contested concepts
Politics as the art of government Politics as public affairs Politics as compromise and consensus Politics as power
Politics as power
Politics as power adalah konsep yang paling luas dan paling radikal.
Pertanyaannya bagimana memahami politics as power?
Perdebatan konsep kekuasaan What is power? Who have/has power? Sumber-sumber kekuasaan? When –where? How?
What is power?
Harold D Laswell dan Abraham Kaplan (dalam bukunya Power and Society) yang merumuskan kekuasaan sebagai ; “ kemampuan pelaku untuk mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkat laku pelaku terakhir sesuai dengan keinginan pelaku yang mempunyai kekuasaan”.
Mendefinisikan Kekuasan
Van Doorn (1957) melihat kekuasaan: “kemampuan pelaku untuk menetapkan secara mutlak alternatif-alternatif bertindak atau alternatif-alternatif memilih pelaku lain”. Hal ini berarti mengkaitkan kekuasaan dengan kesempatan yang tersedia bagi manusia untuk menentukan tingkah lakunya dengan memilih dari berbagai alternatif yang tersedia.
Dalam hal ini pelaku A (subyek kekuasaan) dapat menetapkan alternatif dengan dua cara: membatasi alternatif bertindak atau alternatif memilih (punishment) serta memperluas alternatif bertindak/ memilih (reward).
Simpul dari Perdebatan1. kekuasaan dilihat sebagai milik dan atau
hubungan (relationship) antar dua atau lebih kesatuan.
2. suatu hubungan kekuasaan biasanya bersifat tidak seimbang, dalam arti bahwa satu pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari pelaku lain.
3. ketidakseimbangan dalam relasi kekuasan disebabkan perbedaan akses/penguasaan sumberdaya kekuasaan (Basis Kekuasan).
SIMPUL
4. kekuasaan bekerja dalam arena dan ruang lingkup tertentu (scope of power)
5. Domain of power menyangkut pada pelaku, kelompok, organisasi dan kolektivitas yang kena kekuasaan.
6. penyelenggaraan kekuasaan dapat dilakukan dengan cara yang berbeda; kekerasan (force); persuasi-meyakinkan (persuasion).
7. kekuasaan berkaitan dengan legitimasi (keabsahan) kekuasaan. Legitimasi adalah keyakinan anggota-anggota masyarakat bahwa wewenang yang ada pada seseorang, kelompok atau penguasa adalah wajar dan patut dihormati.
Memahami kekuasaan
relasi kekuasaan
The field of power/ arena kekuasaan
Aktor C
AktorD
AktorB
Aktor B
Relasi kekuasaan
Relasi kekuasaanRelasi kekuasaan
Relasi kekuasaan
Kapasitas kekuasaan
Setiap aktor memiliki sumber daya/ basis /modal kekuasaan
Sumber kekuasaan:1. modal budaya ijazah, pengetahuan2. modal simbolik status, gaya hidup, karisma3. modal material ekonomi4. Modal sosial hubungan dan jaringan sosial4. modal kekuasaan formal otoritas
Modal kekuasaan itu bisa diakumulasi, dikonversi dan diperluas melalui strategi investasi
Posisi aktor dalam hubungan kekuasaan tergantung pada sejauhmana kepemilikan atas sumberdaya kekuasaan dan komposisi modal kekuasaan tersebut.
Legitimate power (autority)Max Weber
1. Tradisional2. Karismatik3. Legal rational
GRAMSCI1. LEGITIMASI- produk dari Hegemoni Kekuasaan aparatur Ideologi2. DOMINASI respon terhadap kegagalan Hegemoni kekuasaan yang memunculkan Reistensi
Bagaimana Kekuasaan Bekerja? Anthony Giddens>Teori Strukturasi -
hubungan antara “pelaku” dan struktur berupa relasi dualitas. Dualitas ini terjadi pada praktik sosial yang berulang dan terpola dalam lintas ruang dan waktu.
Giidens melihat tiga gugus besar struktur:1. Signifikansi menyangkut skemata simbolik,
penyebutan dan wacana2. Struktur dominasi yang menyangkut skemata
penguasaan atas orang (politik) dan barang (ekonomi).
3. Struktur legitimasi menyangkut skemata peraturan normatif yang terungkap dalam tata hukum
STRUKTUR-AGENCY
Struktur Struktur SignifikanisSignifikanis::
Tata Tata simbolissimbolis
Dominasi; Dominasi; tata tata Ekonomi-Ekonomi-tata politiktata politik
Legitimasi: Legitimasi: tata hukumtata hukum
Sarana-Sarana-saranasarana
Bingkai Bingkai interpretasiinterpretasi
FasilitasFasilitas NormaNorma
interaksiinteraksi komunikasikomunikasi KekuasaanKekuasaan sanksisanksi
MICHEL FOUCAULT
Dalam analisisnya tentang kuasa, Foucault tidak berbicara mengenai kuasa sebagai milik yang berakhir pada refresi dari struktur politis, pemerintah, kelas sosial yang dominan, melainkan menaruh perhatian pada mekanisme dan strategi kuasa, bagaimana kekuasaan dipraktekkan, diterima dan dilihat sebagai kebenaran melalui aturan-aturan dan normalisasi BIO POLITICS
Kuasa berhubungan erat dengan pengetahuan. Tidak ada pengetahuan tanpa kuasa dan sebaliknya, juga tidak ada kuasa tanpa pengetahuan. Shg, kekuasaan tidak bersifat subyektif melainkan produktif.
Pendekatan Post Colonial sangat diwarnai cara pandang yang sangat berbeda dalam melihat bagaimana kekuasaan bekerja- dimana kekuasaan bukan sekedar sebagai sesuatu yang ”mengeklusi”, memaksa, menyensor, memeras, menutupi dan menyembunyikan, melainkan melihat kekuasaan bersifat produktif; ia menghasilkan realitas, ia menghasilkan domain obyek dan ritual kebenaran.
JAMES SCOOT
Power of Powerless. Cara pandang ini banyak digunakan oleh James Scoot dalam memperlihatkan adanya weapon of the weak (senjata kaum yang lemah) melalui konsep perlawananan yang tersembunyi. Dengan demikian, kekuasaan tidak berjalan searah- dari orang yang berkuasa ke orang yang tidak berkuasa- namun bisa berjalan dua arah, dimana orang yang tidak memiliki kekuasaan (powerless) justru mempunyai kekuasaan untuk melawan secara tidak terang-terangan. Kekuasaan menghasilkan Resistensi.
PERDEBATAN TENTANG LOKASI PENYELENGGARAAN KEKUASAAN
Bagaimana melihat fenomena kekuasaan?
Ada empat cara pandang (view) dalam melihat kekuasaan:
Kubu pluralis (one dimension view of power);
Kubu pengkritik pluralis (two dimension of power);
Kubu radikal (three dimension view of power); serta
Kubu realis (four dimension of power).
Perspektif PluralisProponennya Robert Dahl Tugas utama peneliti pluralis dalam mengidentifikasi
kekuasaan adalah mempelajari dicision making (pembuatan keputusan). Dalam pandangan pluralis pembuatan keputusan merupakan konflik langsung dan bisa diamati. Kaum pluralis beranggapan bahwa kepentingan harus dipahami sebagai preferensii kebijakan, sehingga konflik kepentingan dianggap sebagai konflik preferensi.
Dalam bukunya Who Govern, Dahl memusatkan perhatian pada setiap keputusan yang diambil, ditentang atau diabaikan oleh seluruh partisipan, sehingga dalam merumuskan kekuasaan sebagai setiap partisipan yang usulannya paling banyak diadopsi menjadi keputusan melebihi partisipan lain, maka ia dapat dikatakan sebagai orang yang paling berpengaruh atau paling berkuasa.
Methodenya: lebih menekankan pada studi tingkah laku (behaviour) yang kongkret dan dapat diamati dari para aktor dalam pembuatan keputusan atas isu-isu kunci atau penting yang melibatkan konflik aktual dan biasa diamati..
Perspektif two demensionProponennya: Peter Bachrach dan Morton Baratz
Kubu ini mengkritik pandangan Dahl yang disebutkan bersifat restriktif dan memberikan gambaran yang keliru tentang sistem politik Amerika. Bagi mereka, kekuasaan tidak hanya memiliki satu wajah yang tercermin dalam pembuatan keputusan sebagaimana dibayangkan oleh Dahl, melainkan memiliki dua wajah; yang meliputi juga non dicision.
Poin penting dari Bachrach adalah bahwa pada tingkat mana seseorang atau kelompok-secara sadar atau tidak menciptakan dan memperkokoh hambatan-hambatan bagi munculnya konflik kebijakan di permukaan, maka dapat dikatakan bahwa seseorang atau kelompok tersebut mempunyai kekuasaan.
Dengan demikian kekuasaan disamping memiliki wajah dalam dicision making (suatu pilihan diantara berbagai alternatif tindakan), namun juga pada non dicision dalam bahasa Bachrrach: “ suatu keputusan yang menyebabkan tertekannya atau terhalangnya suatu keberatan atau penolakan laten atau manifes terhadap nilai-nilai atau kepentingan dari si pembuat keputusan”.
Perspektif RadikalProponennya adalah Steven Lukes dalam bukunya Power: A Radical View. Menekankan pada konsep kepentingan
obyektif dan kepentingan riil. Kepentingan obyektif merujuk pada apa yang akan (seharusnya) oleh seseorang aktor dalam kondisi atau situasi yang demokratis ideal atau sebagai suatu keinginan dan preferensi yang paling utama dari seorang aktor dalam kondisi yang relatif otonom. Kepentingan riil terletak pada kepentingan B dalam melakukan pilihan dalam kondisi yang otonomi relatif , khususnya dari pengaruh kekuasaan A, bukan pada A (subjek).
Perspektif RealisProponennya Jefrey Isaac dan Ted Benton
Kritik terhadap pandangan Radikal, karena pandangan radikal bersifat causal sehingga hanya berbicara pada power over tidak power to; dan tidak membedakan antara memiliki dengan menggunakan kekuasaan.
Menekankan bukan pada tingkat laku yang teratur tetapi hubungan sosial yang membentuk mereka. Selain itu realis; mendefinsikan kekuasaan dalam pengertian capacity (kapasitas).
APA MAKNA PERDEBATAN KONSEPSI KEKUASAAN DI ATAS BAGI ANDA ?
PELAJARAN BERHARGA UNTUK PENELITIAN ANDA1. ANDA PERLU MEMILIH PISAU ANALISA
YG TAJAM DALAM MEMAHAMI STRUKTUR KEKUASAAN (POWER STRUCTURE).
2. KOMPLEKSITAS RELASI KUASA MENGHASILKAN STRUKTUR KEKUASAAN.
3. LOKUS KEKUASAAN TIDAK HANYA DALAM DICISION MAKING PROCESS (POLITIK FORMAL) NAMUN JUGA DILUAR PROSES FORMAL, DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI (DAILY)
4. PENTING MELIHAT BASIS KEKUASAAN AKTOR (SUBYEK), NAMUN HARUS DILETAKKAN DALAM KONTEKS STRUKTUR KEKUASAAN YANG MELINGKUPI. SERINGKALI BASIS KEKUASAAN SUBYEK MENJADI KUAT ATAU LEMAH; RELEVAN ATAU TIDAK TERGANTUNG PADA STRUKTUR (CONSTRAINING ATAU ENABLING PADA SUBYEK). SEBALIKNYA, SUBYEK KEKUASAAN JUGA BISA BERKREASI UNTUK MENCIPTAKAN LEGITIMASI PADA KEKUASAANNYA.
5. KEKUASAAN BERSIFAT PRODUKTIF KETIKA KEKUASAAN BEKERJA TIDAK HANYA MELALUI REFRESI (DOMINASI) MELAINKAN MENGUKUHKAN DIRI MELALUI SISTEM PENGETAHUAN (HEGEMONI)
6. KEKUASAAN MELAHIRKAN RESISTENSI (PERLAWANAN) HAL INI MEMPERLIHATKAN BAHWA HUBUNGAN KEKUASAAN TIDAK TUNGGAL MELAINKAN MENYEBAR.
SEKIAN DAN SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN