6 teknologi produksi dan pengayaan pakan alami copepoda dan
TRANSCRIPT
Penggunaan dan Teknik Produksi Pakan Alami:
Copepoda
Alih Jenjang D4 Bidang Studi Akuakultur 2009
Morfologi Umum
Termasuk ke dalam subfilum Crustaceae Terdiri dari 3 ordo penting, antara lain :
HarpaticoidaCopepoda yang sangat kecil, dengan antena yang pendekAbdomen tidak dapat dibedakan dengan toraks.Panjangnya tidak lebih dari 1 mm, sebagian besar spesies berukuran lebihkecil lagi.
CalanoidaAntena panjang (sedikitnya sama panjangnya dengan abdomen, danmemiliki 16-25 segmen).Abdomen dimulai dari toraks.Panjangnya mencapai 1½-2½ mm ketika mencapai dewasa.
CyclopidaAntena lebih pendek daripada Calanoida.Abdomen ditandai dari toraks, kecuali pada Copepoda parasit.Panjangnya sekitar ½-3 mm.
Taksonomi
3 Ordo Copepoda : Harpaticoid; Calanoid; dan Cyclopoid
BIOMETRIK Ukuran tubuh copepoda berbeda-beda bergantung:
1. Spesies
2. Fase hidup
Calanoid:
- Acartia tonsa
- Eurytemora affinis (nauplii 220 µm; copepodit 490 µm; dewasa 790 µm)
- Calanus finmarchicus; Pseudocalamus elongatus
Harpacticoid:
- Tisbe holothuriae (nauplius 55 µm; dewasa >180 µm)
- Schizopera elatensis (50-500 µm)
- Tigriopus japonicus; Tisbenta elongata (150-750 µm)
Kualitas Nutrisi
- Secara umum memiliki kualitas nutrisi tinggi untuk larva ikan laut (lebih baik dibandingkan dengan kultur Artemia)
- Kandungan protein tinggi (44-52%)
- Profil asam amino baik (kecuali metionin dan histidin)
- Komposisi asam lemak bervariasi, bergantung pada kandungan nutrisi (asam lemak) pakan ~mikroalga
- Fase nauplius:
* 3,5% EPA; 9% DHA; 15% HUFA(n-3)
- Fase dewasa:
* Pakan Dunaliella (6% EPA; 17% DHA)
* Pakan Rhodomonas (18% EPA; 32% DHA)
Kelebihan Copepoda• - Kandungan protein yang tinggi (44-52%)• - Kandungan asam amino yang tinggi
Meningkatkan daya reproduksi induk, mempercepat pertumbuhan,meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan warna padaudang dan ikan.
Kandungan EFA (Essential fatty acid), DHA, serta (n-3) HUFA (highlyunsaturated fatty acid) sangat tinggi pada tahap nauplii dipengaruhi juga pada pakan yang diberi
Menyokong perkembangan mata dan meningkatkan derajatkelulushidupan yang lebih baik bagi larva
• - Lebih mudah untuk dicerna dibanding Artemia• - Dapat didistribusikan dalam berbagai tahap hidup• (nauplii atau copepodit) sesuai kebutuhan
Kultur Copepoda
Kekurangan Copepoda
- Sulit untuk diproduksi secara masal terkait dengan siklus hidup
- Peluang keberhasilan kultur secara ekonomi: biaya infrastruktur biaya tenaga kerja
Kultur Copepoda
SIKLUS HIDUP
Siklus Hidup Copepoda
SIKLUS HIDUP
Copepoda jantan umumnya memiliki ukuran badan lebih kecil dengan jumlah / kepadatan lebih rendah dibandingkan copepoda betina.
Dalam periode kopulasi (masa kawin), copepoda jantan menahan betina dengan antena pertamanya, dan menyimpan spermatofor pada tubuh betina.
Betina menghasilkan telur yang disimpan dalam ovisac (kantung telur) yang terdapat pada segmen pertama perut.
Telur menetas sebagai nauplii 5-6 fase naupliar (molting) copepodit 5 fase copepodit molting dewasa.
Telur yang telah difertilisasi akan disimpan di dalamovisac yang terdapat pada Copepoda betina waktu inkubasi 12 jam – 5 hari
Copepoda Betina yang telah difertilisasi (memiliki ovisac)
Ovisac
Teknik Kultur Copepoda
Calanoid dan Harpaticoid umum dikultur
Keunggulan Harpaticoid dibanding Calanoid :
- Kurang sensitif dan lebih toleran terhadap perubahan kondisilingkungan yang ekstrim (salinitas: 15-70 ppt; suhu: 17-30°C)
- Memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibanding calanoid
- Alternatif pakan lebih bervariasi
- mikroalga, bakteri, detritus, serta pakan buatan
- pertimbangan kualitas nutrisi (asam lemak, komposisi HUFA)
Calanoid
Dikultur dengan sistem kontinyu (continuous system)Terdiri dari :
1. Tangki Utama- Berkapasitas 200 L dengan ukuran tangki 1500 x 50cm- Dijaga dibawah kondisi higienis : menggunakan air laut steril (35 ppt)- Pakan Rhodomonas sp.(8x108 sel/hari)- Suhu 16-18°C - Rasio kepadatan induk jantan dan betina dalam kultur = 1:1 (jumlah ≤ 100ind/L) tahap copepodite 4 -5 dihitung seminggu sekali
- 10 L air (mengandung telur) disiphon setiap hari dan diganti dengan air baru telur disaring dengan jaring yang berukuran 40 μm produksitelur = 95000 telur/hari dengan laju fekunditas = 25 telur/betina/hari
- Tangki utama dikosongkan dan dibersihkan 2-3 kali per tahun induk disaring dengan jaring berukuran 180 μm disimpan dalam tanki bersih dan steril
Teknik Kultur Copepoda
2. Tangki Pertumbuhan
- Telur dipindahkan ke dalam tangki pertumbuhan kepadatan maksimal 6000telur/L
-Nauplii menetas setelah 24 jam persentase telur yang menetas rata-rata 50% setelah
48 jam periode inkubasi.
-Pakan awal Isochrysis dengan konsentrasi 1000 sel/mL- Setelah 10 hari campuran Isochrysis dan Rhodomonas sp.
dengan konsentrasi 570 dan 900 sel/mL
-Waktu generasi (waktu yang diperlukan untuk mencapai 50% betina yang siap difertilisasi) = 20 hari
Teknik Kultur Copepoda
3. Tangki Pemanenan
- Setelah 21 hari calanoid dewasa disaring dengan jaringberukuran 180 μm dipindahkan ke dalam tangki utamadan tangki pemanenan
- Tangki pemanenan digunakan saat pendederan ikan siapberoperasi
- Kondisi kultur sama dengan tangki utama
- Telur dipanen setiap hari dan dipindahkan kedalam tangkipertumbuhan Untuk mempermudah pemanenan calanoid pada tahap
tertentu (nauplii atau copepodites) Nauplii dengan ukuran tertentu dipanen dengan jaring
berukuran 45μm untuk mengurangi kanibalisme olehcopepod dewasa
Harpaticoid
- Menggunakan semi flow-through system - Kultur dimulai dengan mengisolasi 10-100 copepod betina dalam 2-40 L air
laut steril.- Kondisi kultur: Kepadatan = 1 individu/mL; suhu = 24-26°CTidak memerlukan cahaya tambahan kultur outdoor harus menggunakan naungan
- Kultur utama berisi 500 l air laut steril of filtered ; kepadatan copepod 20-70
copepod/ml dengan laju pertumbuhan populasi 15%/hari- Pakan Chaetoceros gracilis dengan konsentrasi 5.104 to 2.105 sel/mL- Sebelum dipanen biomasa dan daya dukung populasi harus dihitung untuk menentukan volume yang akan dipanen
- Nauplii 1 dipanen dengan jaring berukuran 37 μm dan dipisahkandengan nauplius lain menggunakan jaring berukuran 70 μm
- Copepodites dipanen dengan jaring berukuran 100 μm
Penggunaan Telur Dorman
Telur dorman salah satu strategi untuk menghadapi kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan
Telur dorman dapat bertahan dalam keadaan keringpada suhu 25-50°C; dapat bertahan pada suhu 3-5°C selama 9-15 bulan
Telur dorman banyak terdapat di sedimen.
Penggunaan Telur Dorman
Penggunaan : Sedimen yang mengandung telur disuspensikan
disaring (saringan berukuran 150 μm dan 60 μm)
dipindahkan kedalam tabung yang berisi larutan sukrosa dan akuades (rasio 1:1)
disentrifuga (300 rpm) selama 5 menit
supernatan disaring dengan saringan berukuran 100 μm dan 40 μm
saringan yang berukuran 40 μm(mengandung telur dorman)
dibilas dengan diinfektan
dibilas lagi dengan air laut steril dalam saringan berukuran 2 μm
dipindahkan dalam tangki kultur atau disimpan dalam kondisi gelap, kering, dan dingin.
Aplikasi dalam Larvikultur
Kultur copepoda banyak digunakan pada larvikultur ikan laut
Turbot
Larva: copepod nauplius dibandingkan rotifera
Dewasa: (setelah 14 hari periode kultur) copepoda dewasa
Kepadatan setelah 4-6 minggu periode kultur:
- ratusan copepodit dan copepoda dewasa (per liter)
- ribuan nauplii (per liter)
Penggunaan dan Teknik Produksi Pakan Alami:
Pengayaan Pakan Alami
Alih Jenjang D4 Bidang Studi Akuakultur 2009
Pengayaan asam lemak (n-3)HUFA
Kultur mikroalga
- Spesies kaya EPA
Nannochloropsis occulata
- Spesies kaya DHA
Isochrysis galbana
~5 x 106 alga/mL
Pengayaan asam lemak (n-3)HUFA
Pakan terformulasi
Produk komersial
Contoh: Culture Selco /CS, komposisi HUFA
5,4 mg/g EPA; 4,4 mg/g DHA; 15,6 mg/g (n-3) HUFA
total lipid 18%
– pengayaan jangka panjang (langsung)
* profil asam lemak stabil
* lebih efektif; mengurangi biaya tenaga kerja
Pengayaan asam lemak (n-3)HUFA
Minyak emulsi
1. Emulsi produksi skala rumah tangga
- Minyak ikan kaya akan (n-3)HUFA
(+ Kuning telur + air laut)
- Stabilitas rendah
pembuatan di tempat ; penggunaan sesegera mungkin
2. Emulsi komersial
- Culture Selco (CS; Inve Belgium)
200-300 ind/mL dalam emulsi selama 6 jam,
bilas, konsentrasikan, diberikan pada predator (larva ikan)
Pengayaan asam lemak (n-3)HUFA
Minyak emulsi
2. Emulsi komersial
- Culture Selco (CS; Inve Belgium)
200-300 ind/mL dalam emulsi selama 6 jam,
bilas, konsentrasikan, diberikan pada predator (larva ikan)
- DHA-SuperSelco peningkatan kadar DHA dan HUFA
sebanyak tiga kali lipat
Metode Emulsi Lemak
Wadah 25 L
Emulsi lemak 20 mL + ragi roti 5 g + air laut 100 mL
Nauplius Artemia 100 – 200 ind/mL, atau
Rotifera 500 – 1000 ind/mL
Durasi pengayaan 3 – 6 jam
Pemberian aerasi
Produk komersial
Protein Selco
- Konsentrasi 125 mg/L air laut
- Interval setiap 3-4 jam
Dry Selco
Pengayaan protein
Artemia Prosedur Durasi EPA
(mg/g BK)
DHA
(mg/g BK)
(n-3)HUFA
(mg/g BK)
Nauplii Setelah
penetasan
12 jam 7,9 4,4 14,4
Juvenil Setelah kultur 4 jam 5,8 4,4 14,2
Selama kultur 7 hari 44,2 16,5 64,3
Metode Pelet Mikro (microencapsulated diet /MCD)
Pemberian pakan buatan dalam bentuk pelet mikro
Microencapsulated diet (MCD) adalah ransum pelet mikro yang dibuat dari bahan-bahan kaya energi, dengan ukuran sangat kecil sesuai kebutuhan rotifera / Artemia.
Pelet mikro dilapisi suatu membran protein dan akan pecah oleh enzim pencernaan
Diaplikasikan untuk pengayaan pakan alami di daerah tropis
Terbukti meningkatkan kelulushidupan larva ikan laut
Asam Askorbik
Kultur mikroalga Chlorella sp.
Askorbil palmitat (AP) – diubah menjadi asam askorbik
Pengayaan Vitamin C