60 leon a. abdillah

25
60 Leon A. Abdillah Model Pembelajaran Era Society 5.0” Cover Bab 4

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 60 Leon A. Abdillah

60 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Cover Bab 4

Page 2: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 61

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

BAB 4

WEB-BASED LEARNING

A. Web-based Learning Overview

Teknologi Informasi (TI) telah memberikan sejumlah

dampak positif di berbagai bidang (Abdillah et al., 2020).

Pada dunia bidang pendidikan, TI memberikan corak

tersendiri dengan berbagai mode yang mungkin digunakan.

Pendidikan modern di masa globalisasi dan berbasis

Teknologi Informasi telah bertransformasi ke arah digital. TI

telah menjadi tulang punggung proses pembelajaran modern

(Abdillah et al., 2021). Proses pendidikan yang tadinya

dilakukan secara klasik dengan mode tatap muka secara

langsung telah mengalami pergeseran ke arah mode

pembelajaran jarak jauh (distance learning). Pada mode

pembelajaran distance learning, para peserta didik dapat

mengakses materi perkuliahan melalui internet.

Gambar 4.1 Tipe Sistem Distance Education (Davidson-

Shivers, Rasmussen and Lowenthal, 2018)

Page 3: 60 Leon A. Abdillah

62 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Internet dan World Wide Web atau Web menciptakan

sejumlah pilihan pendidikan jarak jauh (Distance Education).

Setidaknya ada 5 (lima) macam bentuk Distance Education

(Davidson-Shivers, Rasmussen and Lowenthal, 2018) seperti

yang nampak pada Gambar 4.1, yaitu:

1. Internet & World Wide Web,

2. Computer & Digital Technologies,

3. Teleconference Systems & Communication Networks,

4. Broadcast Systems, dan

5. Correspondence Courses.

Khusus untuk pembelajaran yang memberdayakan

internet dan WWW atau dikenal dengan e-learning memiliki 5

(lima) tipe (Horton and Horton, 2003), yaitu:

1. Learner-led e-learning.

2. Facilitated e-learning.

3. Instructor-led e-learning.

4. Embedded e-learning.

5. Telementoring and e-coaching.

Pada bab ini, penulis akan mengulas “Web-Based

Learning” sebagai salah satu trend TI di bidang pendidikan.

Pembelajaran berbasis web sering juga disebut online learning

atau e-learning karena di dalamnya terdapat konten kursus

online (McKimm, Jollie and Cantillon, 2003) dan mencakup

semua intervensi pendidikan yang menggunakan internet

(atau intranet lokal) (Cook, 2007).

Selanjutnya bab ini akan membahas:

1. Web-based Learning Framework

2. Advantages & Disadvantages Web-based Learning Model

Page 4: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 63

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

3. Developing Web-based Learning

4. Web-based Learning Menggunakan Platform Moodle

5. Virtual Web-based Learning Menggunakan WordPress

6. Social Media Web-based Learning

7. Web-based Learning Evaluation by using Google Forms

B. Web-based Learning Framework

Web-Based Learning (WBL) mengacu pada penggunaan

teknologi Internet untuk menyampaikan instruksi (Aggarwal,

2003) dari dosen/guru/pendidik ke

mahasiswa/siswa/peserta. Ketika merancang suatu Web-

Based Learning perlu memerhatikan 8 (delapan) dimensi dari

Web-Based Learning atau E-Learning Framework (Khan, 2005):

1. Pedagogical

2. Technological

3. Interface Design

4. Evaluation

5. Management

6. Resource Support

7. Ethical

8. Institutional

Page 5: 60 Leon A. Abdillah

64 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Gambar 4.2

Web-Based Learning Framework (Khan, 2005)

Lebih lanjut, Web-Based Learning atau E-Learning

Framework yang ada di Gambar 4.2 dapat diuraikan dalam

bentuk deskripsi yang nampak pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Dimensi E-Learning

Dimensi E-Learning

Deskripsi

Institutional

Dimensi kelembagaan berkaitan dengan masalah administrasi, akademik, dan layanan kemahasiswaan yang berkaitan

Page 6: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 65

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Dimensi E-Learning

Deskripsi

dengan e-learning. Management Manajemen e-learning mengacu pada

pemeliharaan lingkungan belajar dan distribusi informasi.

Technological Dimensi teknologi e-learning mengkaji masalah infrastruktur teknologi di lingkungan e-learning. Ini termasuk perencanaan infrastruktur, perangkat keras, dan perangkat lunak.

Pedagogical Dimensi pedagogis e-learning mengacu pada pengajaran dan pembelajaran. Dimensi ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan analisis konten, analisis audiens, analisis tujuan, analisis media, pendekatan desain, organisasi, dan strategi pembelajaran.

Ethical Pertimbangan etis dari e-learning berkaitan dengan pengaruh sosial dan politik, keragaman budaya, bias, keragaman geografis, keragaman pelajar, kesenjangan digital, etiket, dan masalah hukum.

Interface design Desain antarmuka mengacu pada tampilan dan nuansa program e-learning secara keseluruhan. Dimensi desain antarmuka mencakup desain halaman dan situs, desain konten, navigasi, aksesibilitas, dan pengujian kegunaan.

Resource support Dimensi dukungan sumber daya dari e-learning memeriksa dukungan online dan sumber daya yang diperlukan untuk

Page 7: 60 Leon A. Abdillah

66 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Dimensi E-Learning

Deskripsi

mendorong pembelajaran yang bermakna.

Evaluation Evaluasi untuk e-learning mencakup penilaian peserta didik dan evaluasi instruksi dan lingkungan belajar.

Kedelapan dimensi tersebut akan memudahkan para

pengembang WBL ketika membangun suatu WBL, baik yang

bersifat open source maupun yang dibangun dari awal.

C. Advantages & Disadvantages Web-based Learning Model

WBL menawarkan Virtual Learning Environment (VLE)

atau Internet-based Training (IBT) yang komprehensif baik

untuk para pendidik maupun peserta didik. Dengan VLE

yang berbasiskan TI, memberikan pengalaman baru dana

berbeda. Berikut ada sejumlah keuntungan dan kerugian dari

penerapan WBL.

Adapun keuntungan (advantages) dari model Web-Based

Learning (McKimm, Jollie and Cantillon, 2003; Cook, 2007),

sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menghubungkan (link) sumber daya

dalam berbagai format.

2. Dapat menjadi cara yang efisien (efficient) dalam

menyampaikan materi kursus, termasuk distance learning.

3. Sumber daya dapat tersedia (available) dari lokasi mana

pun dan kapan pun. Sumber daya abadi (perpetual

resource) yang mudah diperbarui.

Page 8: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 67

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

4. Potensi untuk memperluas (wide) akses — misalnya, ke

siswa paruh waktu, dewasa, atau berbasis pekerjaan.

WBL menawarkan penjadwalan yanag fleksibel (flexible

scheduling).

5. Dapat mendorong pembelajaran lebih mandiri dan aktif

(independent & active learning), serta mendukung

pembelajaran individual (Individualised learning).

6. Dapat memberikan sumber bahan pelengkap

(supplementary) yang berguna untuk program

konvensional.

7. Metode pembelajaran baru (novel instructional methods),

baik pada penympaian materi maupun pelaksanaan

asesmen dan dokumentasi (assessment and documentation).

Selain sejumlah keuntungan diatas, penerapan WBL

juga memiliki sejulah kerugian (disadvantages), sebagai berikut

(McKimm, Jollie and Cantillon, 2003; Cook, 2007):

1. Akses ke peralatan komputer yang sesuai dapat

menjadi masalah (problem) bagi siswa, yaitu berupa

masalah teknis (technical problems).

2. Peserta didik merasa frustasi (frustating) jika mereka

tidak dapat mengakses grafik, gambar, dan klip video

karena peralatan yang buruk.

3. Infrastruktur yang diperlukan harus tersedia dan

terjangkau. Hal ini bisa menilnulkan biaya (cost)

tambahan.

4. Kualitas dan keakuratan informasi dapat berbeda-

beda, sehingga diperlukan panduan dan penunjuk

arah. Jika tidak jelas, maka terjadi Instruksi de-

individualisasi (de-individualised instruction).

Page 9: 60 Leon A. Abdillah

68 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

5. Siswa dapat merasa terisolasi secara sosial (social

isolation).

6. Desain instruksional yang buruk (poor instructional

design) dapat membuat WBL menjadi tidak efektif.

D. Developing Web-based Learning

Untuk meningkatkan proses belajar mengajar

sebaiknya memerhatikan 3 (tiga) area dasar (fundamental)

yang meliputi (Song and Kidd, 2009):

1. Desain (Design): Identifikasi sistematis kebutuhan

pendidikan dan desain, pengembangan, implementasi

dan evaluasi bahan untuk digunakan di ruang kelas dan

di tempat yang jauh.

2. Pengembangan (Development): Produksi materi untuk

memenuhi tujuan pendidikan tertentu termasuk

multimedia program, grafik, dan video.

3. Penelitian/Evaluasi (Research/Evaluation): Perencanaan,

desain, dan pelaksanaan penelitian dan/atau

pengembangan proyek yang menerapkan prinsip-prinsip

teknologi pendidikan untuk setiap aspek pendidikan atau

pelatihan dalam berbagai pengaturan, termasuk sekolah,

industri, kedokteran, dan militer.

Sedangkan tahapan pengembangan website pendidikan

terdiri dari 3 (tiga) tahap (Astuti, Wihardi and

Rochintaniawati, 2020), yaitu:

1. Tahapan analisis (Analysis).

a. Analisis material (material).

b. Analisis pengguna (user).

Page 10: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 69

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

c. Analisis kebutuhan perangkat lunak (software).

d. Analisis kebutuhan perangkat keras (hardware).

2. Tahapan desain (Design).

a. Desain materi pembelajaran (learning material).

b. Desain diagram alur (flowchart).

c. Desain papan cerita (storyboard).

3. Tahap pengembangan (Development).

a. Pembangunan antarmuka (interface).

b. Pembangunan pembuatan koding (coding).

E. Web-based Learning Menggunakan Platform Moodle

Moodle adalah salah satu Learning Management Systems

(LMS) paling populer untuk model Web-Based Learning.

Moodle mungkin paling populer di kalangan perguruan

tinggi dan universitas karena Moodle merupakan platform

berbasis pengembang kaya fitur yang cocok untuk perguruan

tinggi dan universitas dengan anggaran terbatas (Fenton,

2018).

Moodle tidak hanya sebagai salah satu varian WBL

atau e-learning, namun Moodile juga bisa dimanfaatkan

sebagai fasilitator Knowledge Management Systems (KMS) di

bidang pendidikan. Sejumlah fasilitas yang disediakan oleh

Moodle memungkinnya untuk menjadi media KMS yang

cukup handal. Moodle bisa digunakan untuk Information and

Knowledge Sharing dari sumber ke destinasi. Sumber dapat

berupa orang atau individu atau kelompok dalam suatu

organisasi. Destinasi juga bisa serupa dengan sumber tetapi

mereka mungkin dari organisasi yang sama atau dari luar

organisasi tertentu (Abdillah, 2014).

Page 11: 60 Leon A. Abdillah

70 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Tampilan awal Moodle dashboard nampak seperti

Gambar 4.3. Pada bagian “Recently accessed courses” nempak

sejumlah mata kuliah yang baru saja diakses. Pada contoh ini

ada 4 (empat) mata kuliah yang baru saja diakses, yaitu:

1. Business Process in Procurement.

2. Analysis and Design Systems.

3. Human-Computer Interaction.

4. Management at Administration.

Gambar 4.3 Tampilan Moodle Dashboard

Moodle menyediakan sejumlah features yang dapat

digunakan untuk berinteraksi dengan para peserta didik.

Fasilitas tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kelompok (Tabel 4.2),

yaitu:

1. Activities.

2. Resources.

Page 12: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 71

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Tabel 4.2 Fasilitas Moodle

Activities Resources 1) Assignment2) Chat3) Choice4) Custom certificate5) Database6) External tool7) Feedback8) Forum9) Glossary10) Lesson11) Quiz12) SCORM package13) Survey14) Wiki15) Workshop

1) Book2) edu-sharing resource3) File4) Folder5) IMS content package6) Label7) Page8) URL

Untuk contoh pada mata kuliah “Analysis and Design

Systems” pendidik dapat mengubah periode belajar

perminggunya menjadi “01) 15 February – 22 February”.

Artinya, pertemuan pertama dihitung mulai dari tanggal 15 –

22 Februari. Kemudian dengan menggunakan fasilitas

“Label” dapat menampilkan “Label” untuk pertemuan

pertama berupa “01) INTRODUCTION”.

ZOOM Meetings dilibatkan sebagai media tatap muka

secara online. Selanjutnya screen shoot dari ZOOM Meetings

ditampilkan sebagai bukti bahwa telah berlangusng

perkuliahan secara online pada pertemuan 01. Jika diperlukan,

Moodle juga memiliki fasilitas Unified Resource Locator (URL)

untuk memasukkan link materi dari sumber-sumber lainnya.

Page 13: 60 Leon A. Abdillah

72 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Interaksi dengan para peserta didik juga bisa memanfaatkan

fasilitas “Forum”. Sedangkan materi perkuliahan dibuat

dalam bentuk Portabel Document Format (PDF) yang

disematkan melalui fasilitas “File”.

Gambar 4.4 menampilkan contoh pertemuan pada

Moodle yang dikombinasikan dengan aplikasi ZOOM

Meetings, sehingga perkuliahan dapat berjalan dengan mode

“Blended Learning” juga. ZOOM Meetings (L. A. Abdillah,

2020) digunakan untuk melakukan pertemuan tatap muka

secara online dengan para peserta didik (synchronous). Fasilitas

“Forum” dimanfaatkan untuk menerima respon dari para

peserta didik secara asynchronous.

Gambar 4.4 Pertemuan di Moodle

Page 14: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 73

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

F. Virtual Web-based Learning Menggunakan WordPress

Varian lain dari WBL ada dengan memanfaatkan blog

platforms seperti WordPress. Open-source technologies seperti

WordPress membawa serta akses ke komunitas dukungan

yang komprehensif, termasuk pembaruan gratis, teknologi

terkini, dan berbagai alat untuk penyesuaian yang dibuat dan

ditawarkan (kebanyakan) secara bebas oleh komunitas

(Roseth, Akcaoglu and Zellner, 2013). Dengan menggunakan

WordPress, para pendidik dapat dengan mudah dan fleksibel

menampilkan materi-materi kurssu yang akan disampaikan

kepada para peserta didik.

Pada contoh kali ini, blog dengan menggunakan

WordPress dimanfaatkan untuk menampilkan daftar materi

per mata kuliah yang tidak hanya bisa diakses oleh para

peserta didik, namun juga bisa diakses oleh public. WordPress

memiliki fasilitas berupa “Page” untuk mengelompokkan

sejumlah “Post” dari masing-masing materi kursus.

Pada contoh yang nampak seperti pada Gambar 4.5,

daftar kursus atau mata kuliah untuk satu semester di-list

berupa label mata kuliahnya. Label tersebut berisikan

hyperlink ke halaman “Page” dari masing-masing mata

kuliah.

Page 15: 60 Leon A. Abdillah

74 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Gambar 4.5 Daftar Mata Kuliah di WordPress

Setiap mata kuliah akan berisikan informasi seputar

konten dari mata kuliah tersebut. Salah satu cara untuk

menarik mahasiswa misalnya dengan menampilkan overview

dari mata kuliah yang bersangkutan dengan menggunakan

infografis (Gambar 4.6). di infografis tersebut berisikan:

Descriptions, Prerequesite Courses, Assesments, Lengths, Tools,

dan References.

Page 16: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 75

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Gambar 4.6 Contoh Mata Kuliah A&DIS di WordPress

G. Social Media Web-based Learning

Web 2.0 membuka sejumlah aplikasi yang selanjutnya

menjadi trend di dunia internet. Social Media muncul sebagai

salah satu instance aplikasi berbasiskan internet yang banyak

diminati oleh para penggunanya. Media sosial sebagai salah

satu aplikasi internet menawarkan banyak manfaat bagi

sistem pembelajaran modern. TI telah mengubah cara gaya

dan pendekatan belajar. Media sosial dapat digunakan untuk

mendukung TI atau cyber universities (Abdillah, 2016).

Page 17: 60 Leon A. Abdillah

76 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Berbagai platforms bermunculan dengan keunggulaan

dan ciri khasnya masing-masing. Pada sub-bab ini akan diulas

pemanfataan Facebook dalam pembelajaran berbasiskan web.

Facebook telah menjelma menjadi rajanya social media,

bahkan menjadi salah satu icon di dunia TI yang memiliki

sangat banyak penggunanya. Facebook adalah jejaring sosial

pertama yang melampaui 1 (satu) miliar akun terdaftar (L.

Abdillah, 2020). Walaupun Facebook tidak secara khusus

dibuat untuk kepentingan pendidikan, namun Facebook

memiliki sejumlah fasilitas yang bisa diatur menjadi semi-

vitual learning environment. Fasilitas yang bisa digunakan

untuk membuat virtual class adalah “Group”. Pendidik dapat

mengatur Facebook Group (FBG) menjadi private. Para peserta

didik harus join untuk bisa masuk ke FBG tersebut melalui

URL-nya.

Page 18: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 77

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Gambar 4.7 Contoh Assignment Mata Kuliah A&DIS di

Facebook

Pada contoh Gambar 4.7, FBG dimanfaatkan untuk

menerima pengumpulan tugas mahasiswa. Para mahasiswa

mengerjakan tugas kelompok yang disimpan di “DropBox”.

DropBox digunakan untuk menyimpan laporan kelompok

siswa (Abdillah, Sari and Indriani, 2018). Kemudian, URL dari

DropBox dikumpulkan di FBG mata kuliah yang

bersangkutan.

Page 19: 60 Leon A. Abdillah

78 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

H. Web-based Learning Evaluation by using Google Forms

Salah satu kegiatan terpenting pada suatu perkuliahan

adalah aktivitas evaluasi atau ujian. Evaluasi bisa berupa

Ujian Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS), atau Ujian

Akhir Semester (UAS). Nilai atau skor yang didapat dari

ujian-ujian tersebut dapat digunakan oleh para pendidik

untuk memetakan capaian para peserta didik dalam bentuk

nilai (angka atau huruf).

Pada mode Web-Based Learning Evaluation

menggunakan “Google Forms”, para pendidik dapat

membuat skema evaluasi secara online baik untuk skema ujian

synchronous maupun asynchrinous (Gambar 4.8). Pada ujian

menggunakan Google Forms, para pendidik dapat

menggunakan sejumlah pilihan format untuk soalnya. Google

Forms menyediakan pilihan feedback untuk jawaban

pertanyaan-pertanyyan dalah bentuk:

1. Multiple choice.

2. Short answer.

3. Paragraph.

4. Checkboxes.

5. Drop-down.

6. Linear scale.

7. Multiple-choice grid.

8. Tick box grid.

9. File upload.

10. Date.

11. Time.

Page 20: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 79

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Gambar 4.8 Contoh Soal Ujian A&DIS Menggunakan

Google Forms

Setiap soal juga bisa diberi bobot, sehingga setelah para

peserta didik submit ujiannya, Google Forms dapat secara

Page 21: 60 Leon A. Abdillah

80 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

otomatis menghitung total skor yang didapat. Fasilitas ini

sangat membantu proses pemberian nilai atau marking.

Google Forms juga dilengkapi dengan fasilitas yang

memungkinkan rekapitulasi dalambentuk bagan-bagan

sehingga memudahkan proses analisis evaluasi hasil ujian

para peserta didik.

Gambar 4.9 Bagan Rekapitulasi Jawaban Benar dengan

Google Forms

Page 22: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 81

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, L. (2020) ‘Green Computer Science Millennial

Students Examination’, in Proceedings of the 2nd

International Conference on Quran and Hadith Studies

Information Technology and Media in Conjunction with

the 1st International Conference on Islam, Science and

Technology, ICONQUHAS & ICONIST. Bandung:

European Alliance for Innovation (EAI), pp. 599–611.

doi: 10.4108/eai.2-10-2018.2295467.

Abdillah, L. A. (2014) ‘Managing information and knowledge

sharing cultures in higher educations institutions’, in

The 11th International Research Conference on Quality,

Innovation, and Knowledge Management (QIK2014).

Bandung: Monash University, Australia & Universitas

Padjadjaran, Indonesia.

Abdillah, L. A. (2016) ‘Exploring Student’s Blended Learning

through Social Media’, ComTech: Computer,

Mathematics and Engineering Applications, 7(4), p. 245.

doi: 10.21512/comtech.v7i4.2495.

Abdillah, L. A. et al. (2020) Aplikasi Teknologi Informasi: Konsep

dan Penerapannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Abdillah, L. A. (2020) Online Learning Menggunakan Zoom

Teleconference: Work Form Home During COVID-19

Global Pandemic, Computer Science and Information

Systems. Available at:

http://eprints.binadarma.ac.id/4162/2/Abdillah2020

%5BOnline Learning Menggunakan Zoom

Page 23: 60 Leon A. Abdillah

82 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Teleconference%5D 2020415.pdf.

Abdillah, L. A. et al. (2021) ‘Collaborating Digital Social Media

for Teaching Science and Arabic in Higher Education

during COVID-19 Pandemic’, IJAZ ARABI: Journal of

Arabic Learning, 4(1), pp. 12–25. doi:

10.18860/ijazarabi.v4i1.10793.

Abdillah, L. A., Sari, I. N. and Indriani, D. E. (2018) ‘Computer

science students simulation in capturing tacit

knowledge by using NGT for reducing traffic jam’,

International Journal of Engineering and

Technology(UAE). Science Publishing Corporation Inc,

7(3), pp. 1463–1467. doi: 10.14419/ijet.v7i3.12719.

Aggarwal, A. K. (2003) Web-Based Education: Learning from

Experience. Hershey, PA, USA: IRM Press (Idea Group

Inc.).

Astuti, L., Wihardi, Y. and Rochintaniawati, D. (2020) ‘The

Development of Web-Based Learning using

Interactive Media for Science Learning on Levers in

Human Body Topic’, Journal of Science Learning, 3(2),

pp. 89–98. doi: 10.17509/jsl.v3i2.19366.

Cook, D. A. (2007) ‘Web-based learning: Pros, cons and

controversies’, Clinical Medicine, Journal of the Royal

College of Physicians of London, 7(1), pp. 37–42. doi:

10.7861/clinmedicine.7-1-37.

Davidson-Shivers, G. V., Rasmussen, K. L. and Lowenthal, P.

R. (2018) Web-based Learning: Design, Implementation

and Evaluation. 2nd edn. Cham, Switzerland: Springer

International Publishing AG. doi: 10.1007/978-3-319-

67840-5.

Page 24: 60 Leon A. Abdillah

Bab 4 : Web Based Learning 83

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

Fenton, W. (2018) The Best (LMS) Learning Management

Systems. Available at: https://sea.pcmag.com/first-

looks/10984/the-best-lms-learning-management-

systems (Accessed: 30 April 2021).

Horton, W. and Horton, K. (2003) E-learning Tools and

Technologies: A consumer’s guide for trainers, teachers,

educators, and instructional designers, Publish.

Indianapolis, Indiana, USA: Wiley Publishing, Inc.

Khan, B. H. (2005) Managing E-Learning Strategies: Design,

Delivery, Implementation and Evaluation. Hershey, PA,

USA: Information Science Publishing (Idea Group

Inc.). doi: 10.4018/978-1-59140-634-1.

McKimm, J., Jollie, C. and Cantillon, P. (2003) ‘Web based

learning’, BMJ, 326(7394), pp. 870–873. doi:

10.1136/bmj.326.7394.870.

Roseth, C., Akcaoglu, M. and Zellner, A. (2013) ‘Blending

Synchronous Face-to-face and Computer-Supported

Cooperative Learning in a Hybrid Doctoral Seminar’,

TechTrends, 57(3), pp. 54–59. doi: 10.1007/s11528-013-

0663-z.

Song, H. and Kidd, T. (2009) Handbook of Research on Human

Performance and Instructional Technology. Hershey, PA,

USA: Information Science Reference (IGI Global).

Page 25: 60 Leon A. Abdillah

84 Leon A. Abdillah

“Model Pembelajaran Era Society 5.0”

PROFIL PENULIS

Leon A. Abdillah, lahir di

Limau Barat, Prabumulih/Muara

Enim, Sumatera Selatan. Ia pernah

belajar Information Systems,

Information Systems Management,

dan Information Retrieval Systems

selama masa studi. Tahun 2001

bergabung sebagai dosen di salah

satu perguruan tinggi swasta

terkemuka di Kota Palembang.

Tahun 2010 menjadi Associate

Professor (Assoc. Prof.) pada

Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi

(Terakreditasi A). Assoc. Prof. Leon A. Abdillah aktif menjadi

speaker, author, editor, reviewer, committee pada sejumlah

journals, conferences/seminars, books/book chapters, dll. Beliau

termasuk 500 Indonesian scientist (Webometrics, 2015),

examiner di Monash University (Group of Eight), Australia, dan

mentor di Publons, New Zealand. Beliau juga sering

mendapatkan awards untuk kategori best undergraduate and

post graduate, the best computer science lecturer, the best reference

article, excellent paper, top reviewer, selected article, dsb.