60 leon a. abdillah
TRANSCRIPT
60 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Cover Bab 4
Bab 4 : Web Based Learning 61
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
BAB 4
WEB-BASED LEARNING
A. Web-based Learning Overview
Teknologi Informasi (TI) telah memberikan sejumlah
dampak positif di berbagai bidang (Abdillah et al., 2020).
Pada dunia bidang pendidikan, TI memberikan corak
tersendiri dengan berbagai mode yang mungkin digunakan.
Pendidikan modern di masa globalisasi dan berbasis
Teknologi Informasi telah bertransformasi ke arah digital. TI
telah menjadi tulang punggung proses pembelajaran modern
(Abdillah et al., 2021). Proses pendidikan yang tadinya
dilakukan secara klasik dengan mode tatap muka secara
langsung telah mengalami pergeseran ke arah mode
pembelajaran jarak jauh (distance learning). Pada mode
pembelajaran distance learning, para peserta didik dapat
mengakses materi perkuliahan melalui internet.
Gambar 4.1 Tipe Sistem Distance Education (Davidson-
Shivers, Rasmussen and Lowenthal, 2018)
62 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Internet dan World Wide Web atau Web menciptakan
sejumlah pilihan pendidikan jarak jauh (Distance Education).
Setidaknya ada 5 (lima) macam bentuk Distance Education
(Davidson-Shivers, Rasmussen and Lowenthal, 2018) seperti
yang nampak pada Gambar 4.1, yaitu:
1. Internet & World Wide Web,
2. Computer & Digital Technologies,
3. Teleconference Systems & Communication Networks,
4. Broadcast Systems, dan
5. Correspondence Courses.
Khusus untuk pembelajaran yang memberdayakan
internet dan WWW atau dikenal dengan e-learning memiliki 5
(lima) tipe (Horton and Horton, 2003), yaitu:
1. Learner-led e-learning.
2. Facilitated e-learning.
3. Instructor-led e-learning.
4. Embedded e-learning.
5. Telementoring and e-coaching.
Pada bab ini, penulis akan mengulas “Web-Based
Learning” sebagai salah satu trend TI di bidang pendidikan.
Pembelajaran berbasis web sering juga disebut online learning
atau e-learning karena di dalamnya terdapat konten kursus
online (McKimm, Jollie and Cantillon, 2003) dan mencakup
semua intervensi pendidikan yang menggunakan internet
(atau intranet lokal) (Cook, 2007).
Selanjutnya bab ini akan membahas:
1. Web-based Learning Framework
2. Advantages & Disadvantages Web-based Learning Model
Bab 4 : Web Based Learning 63
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
3. Developing Web-based Learning
4. Web-based Learning Menggunakan Platform Moodle
5. Virtual Web-based Learning Menggunakan WordPress
6. Social Media Web-based Learning
7. Web-based Learning Evaluation by using Google Forms
B. Web-based Learning Framework
Web-Based Learning (WBL) mengacu pada penggunaan
teknologi Internet untuk menyampaikan instruksi (Aggarwal,
2003) dari dosen/guru/pendidik ke
mahasiswa/siswa/peserta. Ketika merancang suatu Web-
Based Learning perlu memerhatikan 8 (delapan) dimensi dari
Web-Based Learning atau E-Learning Framework (Khan, 2005):
1. Pedagogical
2. Technological
3. Interface Design
4. Evaluation
5. Management
6. Resource Support
7. Ethical
8. Institutional
64 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Gambar 4.2
Web-Based Learning Framework (Khan, 2005)
Lebih lanjut, Web-Based Learning atau E-Learning
Framework yang ada di Gambar 4.2 dapat diuraikan dalam
bentuk deskripsi yang nampak pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Dimensi E-Learning
Dimensi E-Learning
Deskripsi
Institutional
Dimensi kelembagaan berkaitan dengan masalah administrasi, akademik, dan layanan kemahasiswaan yang berkaitan
Bab 4 : Web Based Learning 65
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Dimensi E-Learning
Deskripsi
dengan e-learning. Management Manajemen e-learning mengacu pada
pemeliharaan lingkungan belajar dan distribusi informasi.
Technological Dimensi teknologi e-learning mengkaji masalah infrastruktur teknologi di lingkungan e-learning. Ini termasuk perencanaan infrastruktur, perangkat keras, dan perangkat lunak.
Pedagogical Dimensi pedagogis e-learning mengacu pada pengajaran dan pembelajaran. Dimensi ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan analisis konten, analisis audiens, analisis tujuan, analisis media, pendekatan desain, organisasi, dan strategi pembelajaran.
Ethical Pertimbangan etis dari e-learning berkaitan dengan pengaruh sosial dan politik, keragaman budaya, bias, keragaman geografis, keragaman pelajar, kesenjangan digital, etiket, dan masalah hukum.
Interface design Desain antarmuka mengacu pada tampilan dan nuansa program e-learning secara keseluruhan. Dimensi desain antarmuka mencakup desain halaman dan situs, desain konten, navigasi, aksesibilitas, dan pengujian kegunaan.
Resource support Dimensi dukungan sumber daya dari e-learning memeriksa dukungan online dan sumber daya yang diperlukan untuk
66 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Dimensi E-Learning
Deskripsi
mendorong pembelajaran yang bermakna.
Evaluation Evaluasi untuk e-learning mencakup penilaian peserta didik dan evaluasi instruksi dan lingkungan belajar.
Kedelapan dimensi tersebut akan memudahkan para
pengembang WBL ketika membangun suatu WBL, baik yang
bersifat open source maupun yang dibangun dari awal.
C. Advantages & Disadvantages Web-based Learning Model
WBL menawarkan Virtual Learning Environment (VLE)
atau Internet-based Training (IBT) yang komprehensif baik
untuk para pendidik maupun peserta didik. Dengan VLE
yang berbasiskan TI, memberikan pengalaman baru dana
berbeda. Berikut ada sejumlah keuntungan dan kerugian dari
penerapan WBL.
Adapun keuntungan (advantages) dari model Web-Based
Learning (McKimm, Jollie and Cantillon, 2003; Cook, 2007),
sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk menghubungkan (link) sumber daya
dalam berbagai format.
2. Dapat menjadi cara yang efisien (efficient) dalam
menyampaikan materi kursus, termasuk distance learning.
3. Sumber daya dapat tersedia (available) dari lokasi mana
pun dan kapan pun. Sumber daya abadi (perpetual
resource) yang mudah diperbarui.
Bab 4 : Web Based Learning 67
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
4. Potensi untuk memperluas (wide) akses — misalnya, ke
siswa paruh waktu, dewasa, atau berbasis pekerjaan.
WBL menawarkan penjadwalan yanag fleksibel (flexible
scheduling).
5. Dapat mendorong pembelajaran lebih mandiri dan aktif
(independent & active learning), serta mendukung
pembelajaran individual (Individualised learning).
6. Dapat memberikan sumber bahan pelengkap
(supplementary) yang berguna untuk program
konvensional.
7. Metode pembelajaran baru (novel instructional methods),
baik pada penympaian materi maupun pelaksanaan
asesmen dan dokumentasi (assessment and documentation).
Selain sejumlah keuntungan diatas, penerapan WBL
juga memiliki sejulah kerugian (disadvantages), sebagai berikut
(McKimm, Jollie and Cantillon, 2003; Cook, 2007):
1. Akses ke peralatan komputer yang sesuai dapat
menjadi masalah (problem) bagi siswa, yaitu berupa
masalah teknis (technical problems).
2. Peserta didik merasa frustasi (frustating) jika mereka
tidak dapat mengakses grafik, gambar, dan klip video
karena peralatan yang buruk.
3. Infrastruktur yang diperlukan harus tersedia dan
terjangkau. Hal ini bisa menilnulkan biaya (cost)
tambahan.
4. Kualitas dan keakuratan informasi dapat berbeda-
beda, sehingga diperlukan panduan dan penunjuk
arah. Jika tidak jelas, maka terjadi Instruksi de-
individualisasi (de-individualised instruction).
68 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
5. Siswa dapat merasa terisolasi secara sosial (social
isolation).
6. Desain instruksional yang buruk (poor instructional
design) dapat membuat WBL menjadi tidak efektif.
D. Developing Web-based Learning
Untuk meningkatkan proses belajar mengajar
sebaiknya memerhatikan 3 (tiga) area dasar (fundamental)
yang meliputi (Song and Kidd, 2009):
1. Desain (Design): Identifikasi sistematis kebutuhan
pendidikan dan desain, pengembangan, implementasi
dan evaluasi bahan untuk digunakan di ruang kelas dan
di tempat yang jauh.
2. Pengembangan (Development): Produksi materi untuk
memenuhi tujuan pendidikan tertentu termasuk
multimedia program, grafik, dan video.
3. Penelitian/Evaluasi (Research/Evaluation): Perencanaan,
desain, dan pelaksanaan penelitian dan/atau
pengembangan proyek yang menerapkan prinsip-prinsip
teknologi pendidikan untuk setiap aspek pendidikan atau
pelatihan dalam berbagai pengaturan, termasuk sekolah,
industri, kedokteran, dan militer.
Sedangkan tahapan pengembangan website pendidikan
terdiri dari 3 (tiga) tahap (Astuti, Wihardi and
Rochintaniawati, 2020), yaitu:
1. Tahapan analisis (Analysis).
a. Analisis material (material).
b. Analisis pengguna (user).
Bab 4 : Web Based Learning 69
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
c. Analisis kebutuhan perangkat lunak (software).
d. Analisis kebutuhan perangkat keras (hardware).
2. Tahapan desain (Design).
a. Desain materi pembelajaran (learning material).
b. Desain diagram alur (flowchart).
c. Desain papan cerita (storyboard).
3. Tahap pengembangan (Development).
a. Pembangunan antarmuka (interface).
b. Pembangunan pembuatan koding (coding).
E. Web-based Learning Menggunakan Platform Moodle
Moodle adalah salah satu Learning Management Systems
(LMS) paling populer untuk model Web-Based Learning.
Moodle mungkin paling populer di kalangan perguruan
tinggi dan universitas karena Moodle merupakan platform
berbasis pengembang kaya fitur yang cocok untuk perguruan
tinggi dan universitas dengan anggaran terbatas (Fenton,
2018).
Moodle tidak hanya sebagai salah satu varian WBL
atau e-learning, namun Moodile juga bisa dimanfaatkan
sebagai fasilitator Knowledge Management Systems (KMS) di
bidang pendidikan. Sejumlah fasilitas yang disediakan oleh
Moodle memungkinnya untuk menjadi media KMS yang
cukup handal. Moodle bisa digunakan untuk Information and
Knowledge Sharing dari sumber ke destinasi. Sumber dapat
berupa orang atau individu atau kelompok dalam suatu
organisasi. Destinasi juga bisa serupa dengan sumber tetapi
mereka mungkin dari organisasi yang sama atau dari luar
organisasi tertentu (Abdillah, 2014).
70 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Tampilan awal Moodle dashboard nampak seperti
Gambar 4.3. Pada bagian “Recently accessed courses” nempak
sejumlah mata kuliah yang baru saja diakses. Pada contoh ini
ada 4 (empat) mata kuliah yang baru saja diakses, yaitu:
1. Business Process in Procurement.
2. Analysis and Design Systems.
3. Human-Computer Interaction.
4. Management at Administration.
Gambar 4.3 Tampilan Moodle Dashboard
Moodle menyediakan sejumlah features yang dapat
digunakan untuk berinteraksi dengan para peserta didik.
Fasilitas tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kelompok (Tabel 4.2),
yaitu:
1. Activities.
2. Resources.
Bab 4 : Web Based Learning 71
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Tabel 4.2 Fasilitas Moodle
Activities Resources 1) Assignment2) Chat3) Choice4) Custom certificate5) Database6) External tool7) Feedback8) Forum9) Glossary10) Lesson11) Quiz12) SCORM package13) Survey14) Wiki15) Workshop
1) Book2) edu-sharing resource3) File4) Folder5) IMS content package6) Label7) Page8) URL
Untuk contoh pada mata kuliah “Analysis and Design
Systems” pendidik dapat mengubah periode belajar
perminggunya menjadi “01) 15 February – 22 February”.
Artinya, pertemuan pertama dihitung mulai dari tanggal 15 –
22 Februari. Kemudian dengan menggunakan fasilitas
“Label” dapat menampilkan “Label” untuk pertemuan
pertama berupa “01) INTRODUCTION”.
ZOOM Meetings dilibatkan sebagai media tatap muka
secara online. Selanjutnya screen shoot dari ZOOM Meetings
ditampilkan sebagai bukti bahwa telah berlangusng
perkuliahan secara online pada pertemuan 01. Jika diperlukan,
Moodle juga memiliki fasilitas Unified Resource Locator (URL)
untuk memasukkan link materi dari sumber-sumber lainnya.
72 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Interaksi dengan para peserta didik juga bisa memanfaatkan
fasilitas “Forum”. Sedangkan materi perkuliahan dibuat
dalam bentuk Portabel Document Format (PDF) yang
disematkan melalui fasilitas “File”.
Gambar 4.4 menampilkan contoh pertemuan pada
Moodle yang dikombinasikan dengan aplikasi ZOOM
Meetings, sehingga perkuliahan dapat berjalan dengan mode
“Blended Learning” juga. ZOOM Meetings (L. A. Abdillah,
2020) digunakan untuk melakukan pertemuan tatap muka
secara online dengan para peserta didik (synchronous). Fasilitas
“Forum” dimanfaatkan untuk menerima respon dari para
peserta didik secara asynchronous.
Gambar 4.4 Pertemuan di Moodle
Bab 4 : Web Based Learning 73
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
F. Virtual Web-based Learning Menggunakan WordPress
Varian lain dari WBL ada dengan memanfaatkan blog
platforms seperti WordPress. Open-source technologies seperti
WordPress membawa serta akses ke komunitas dukungan
yang komprehensif, termasuk pembaruan gratis, teknologi
terkini, dan berbagai alat untuk penyesuaian yang dibuat dan
ditawarkan (kebanyakan) secara bebas oleh komunitas
(Roseth, Akcaoglu and Zellner, 2013). Dengan menggunakan
WordPress, para pendidik dapat dengan mudah dan fleksibel
menampilkan materi-materi kurssu yang akan disampaikan
kepada para peserta didik.
Pada contoh kali ini, blog dengan menggunakan
WordPress dimanfaatkan untuk menampilkan daftar materi
per mata kuliah yang tidak hanya bisa diakses oleh para
peserta didik, namun juga bisa diakses oleh public. WordPress
memiliki fasilitas berupa “Page” untuk mengelompokkan
sejumlah “Post” dari masing-masing materi kursus.
Pada contoh yang nampak seperti pada Gambar 4.5,
daftar kursus atau mata kuliah untuk satu semester di-list
berupa label mata kuliahnya. Label tersebut berisikan
hyperlink ke halaman “Page” dari masing-masing mata
kuliah.
74 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Gambar 4.5 Daftar Mata Kuliah di WordPress
Setiap mata kuliah akan berisikan informasi seputar
konten dari mata kuliah tersebut. Salah satu cara untuk
menarik mahasiswa misalnya dengan menampilkan overview
dari mata kuliah yang bersangkutan dengan menggunakan
infografis (Gambar 4.6). di infografis tersebut berisikan:
Descriptions, Prerequesite Courses, Assesments, Lengths, Tools,
dan References.
Bab 4 : Web Based Learning 75
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Gambar 4.6 Contoh Mata Kuliah A&DIS di WordPress
G. Social Media Web-based Learning
Web 2.0 membuka sejumlah aplikasi yang selanjutnya
menjadi trend di dunia internet. Social Media muncul sebagai
salah satu instance aplikasi berbasiskan internet yang banyak
diminati oleh para penggunanya. Media sosial sebagai salah
satu aplikasi internet menawarkan banyak manfaat bagi
sistem pembelajaran modern. TI telah mengubah cara gaya
dan pendekatan belajar. Media sosial dapat digunakan untuk
mendukung TI atau cyber universities (Abdillah, 2016).
76 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Berbagai platforms bermunculan dengan keunggulaan
dan ciri khasnya masing-masing. Pada sub-bab ini akan diulas
pemanfataan Facebook dalam pembelajaran berbasiskan web.
Facebook telah menjelma menjadi rajanya social media,
bahkan menjadi salah satu icon di dunia TI yang memiliki
sangat banyak penggunanya. Facebook adalah jejaring sosial
pertama yang melampaui 1 (satu) miliar akun terdaftar (L.
Abdillah, 2020). Walaupun Facebook tidak secara khusus
dibuat untuk kepentingan pendidikan, namun Facebook
memiliki sejumlah fasilitas yang bisa diatur menjadi semi-
vitual learning environment. Fasilitas yang bisa digunakan
untuk membuat virtual class adalah “Group”. Pendidik dapat
mengatur Facebook Group (FBG) menjadi private. Para peserta
didik harus join untuk bisa masuk ke FBG tersebut melalui
URL-nya.
Bab 4 : Web Based Learning 77
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Gambar 4.7 Contoh Assignment Mata Kuliah A&DIS di
Pada contoh Gambar 4.7, FBG dimanfaatkan untuk
menerima pengumpulan tugas mahasiswa. Para mahasiswa
mengerjakan tugas kelompok yang disimpan di “DropBox”.
DropBox digunakan untuk menyimpan laporan kelompok
siswa (Abdillah, Sari and Indriani, 2018). Kemudian, URL dari
DropBox dikumpulkan di FBG mata kuliah yang
bersangkutan.
78 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
H. Web-based Learning Evaluation by using Google Forms
Salah satu kegiatan terpenting pada suatu perkuliahan
adalah aktivitas evaluasi atau ujian. Evaluasi bisa berupa
Ujian Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS), atau Ujian
Akhir Semester (UAS). Nilai atau skor yang didapat dari
ujian-ujian tersebut dapat digunakan oleh para pendidik
untuk memetakan capaian para peserta didik dalam bentuk
nilai (angka atau huruf).
Pada mode Web-Based Learning Evaluation
menggunakan “Google Forms”, para pendidik dapat
membuat skema evaluasi secara online baik untuk skema ujian
synchronous maupun asynchrinous (Gambar 4.8). Pada ujian
menggunakan Google Forms, para pendidik dapat
menggunakan sejumlah pilihan format untuk soalnya. Google
Forms menyediakan pilihan feedback untuk jawaban
pertanyaan-pertanyyan dalah bentuk:
1. Multiple choice.
2. Short answer.
3. Paragraph.
4. Checkboxes.
5. Drop-down.
6. Linear scale.
7. Multiple-choice grid.
8. Tick box grid.
9. File upload.
10. Date.
11. Time.
Bab 4 : Web Based Learning 79
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Gambar 4.8 Contoh Soal Ujian A&DIS Menggunakan
Google Forms
Setiap soal juga bisa diberi bobot, sehingga setelah para
peserta didik submit ujiannya, Google Forms dapat secara
80 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
otomatis menghitung total skor yang didapat. Fasilitas ini
sangat membantu proses pemberian nilai atau marking.
Google Forms juga dilengkapi dengan fasilitas yang
memungkinkan rekapitulasi dalambentuk bagan-bagan
sehingga memudahkan proses analisis evaluasi hasil ujian
para peserta didik.
Gambar 4.9 Bagan Rekapitulasi Jawaban Benar dengan
Google Forms
Bab 4 : Web Based Learning 81
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, L. (2020) ‘Green Computer Science Millennial
Students Examination’, in Proceedings of the 2nd
International Conference on Quran and Hadith Studies
Information Technology and Media in Conjunction with
the 1st International Conference on Islam, Science and
Technology, ICONQUHAS & ICONIST. Bandung:
European Alliance for Innovation (EAI), pp. 599–611.
doi: 10.4108/eai.2-10-2018.2295467.
Abdillah, L. A. (2014) ‘Managing information and knowledge
sharing cultures in higher educations institutions’, in
The 11th International Research Conference on Quality,
Innovation, and Knowledge Management (QIK2014).
Bandung: Monash University, Australia & Universitas
Padjadjaran, Indonesia.
Abdillah, L. A. (2016) ‘Exploring Student’s Blended Learning
through Social Media’, ComTech: Computer,
Mathematics and Engineering Applications, 7(4), p. 245.
doi: 10.21512/comtech.v7i4.2495.
Abdillah, L. A. et al. (2020) Aplikasi Teknologi Informasi: Konsep
dan Penerapannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Abdillah, L. A. (2020) Online Learning Menggunakan Zoom
Teleconference: Work Form Home During COVID-19
Global Pandemic, Computer Science and Information
Systems. Available at:
http://eprints.binadarma.ac.id/4162/2/Abdillah2020
%5BOnline Learning Menggunakan Zoom
82 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Teleconference%5D 2020415.pdf.
Abdillah, L. A. et al. (2021) ‘Collaborating Digital Social Media
for Teaching Science and Arabic in Higher Education
during COVID-19 Pandemic’, IJAZ ARABI: Journal of
Arabic Learning, 4(1), pp. 12–25. doi:
10.18860/ijazarabi.v4i1.10793.
Abdillah, L. A., Sari, I. N. and Indriani, D. E. (2018) ‘Computer
science students simulation in capturing tacit
knowledge by using NGT for reducing traffic jam’,
International Journal of Engineering and
Technology(UAE). Science Publishing Corporation Inc,
7(3), pp. 1463–1467. doi: 10.14419/ijet.v7i3.12719.
Aggarwal, A. K. (2003) Web-Based Education: Learning from
Experience. Hershey, PA, USA: IRM Press (Idea Group
Inc.).
Astuti, L., Wihardi, Y. and Rochintaniawati, D. (2020) ‘The
Development of Web-Based Learning using
Interactive Media for Science Learning on Levers in
Human Body Topic’, Journal of Science Learning, 3(2),
pp. 89–98. doi: 10.17509/jsl.v3i2.19366.
Cook, D. A. (2007) ‘Web-based learning: Pros, cons and
controversies’, Clinical Medicine, Journal of the Royal
College of Physicians of London, 7(1), pp. 37–42. doi:
10.7861/clinmedicine.7-1-37.
Davidson-Shivers, G. V., Rasmussen, K. L. and Lowenthal, P.
R. (2018) Web-based Learning: Design, Implementation
and Evaluation. 2nd edn. Cham, Switzerland: Springer
International Publishing AG. doi: 10.1007/978-3-319-
67840-5.
Bab 4 : Web Based Learning 83
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
Fenton, W. (2018) The Best (LMS) Learning Management
Systems. Available at: https://sea.pcmag.com/first-
looks/10984/the-best-lms-learning-management-
systems (Accessed: 30 April 2021).
Horton, W. and Horton, K. (2003) E-learning Tools and
Technologies: A consumer’s guide for trainers, teachers,
educators, and instructional designers, Publish.
Indianapolis, Indiana, USA: Wiley Publishing, Inc.
Khan, B. H. (2005) Managing E-Learning Strategies: Design,
Delivery, Implementation and Evaluation. Hershey, PA,
USA: Information Science Publishing (Idea Group
Inc.). doi: 10.4018/978-1-59140-634-1.
McKimm, J., Jollie, C. and Cantillon, P. (2003) ‘Web based
learning’, BMJ, 326(7394), pp. 870–873. doi:
10.1136/bmj.326.7394.870.
Roseth, C., Akcaoglu, M. and Zellner, A. (2013) ‘Blending
Synchronous Face-to-face and Computer-Supported
Cooperative Learning in a Hybrid Doctoral Seminar’,
TechTrends, 57(3), pp. 54–59. doi: 10.1007/s11528-013-
0663-z.
Song, H. and Kidd, T. (2009) Handbook of Research on Human
Performance and Instructional Technology. Hershey, PA,
USA: Information Science Reference (IGI Global).
84 Leon A. Abdillah
“Model Pembelajaran Era Society 5.0”
PROFIL PENULIS
Leon A. Abdillah, lahir di
Limau Barat, Prabumulih/Muara
Enim, Sumatera Selatan. Ia pernah
belajar Information Systems,
Information Systems Management,
dan Information Retrieval Systems
selama masa studi. Tahun 2001
bergabung sebagai dosen di salah
satu perguruan tinggi swasta
terkemuka di Kota Palembang.
Tahun 2010 menjadi Associate
Professor (Assoc. Prof.) pada
Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi
(Terakreditasi A). Assoc. Prof. Leon A. Abdillah aktif menjadi
speaker, author, editor, reviewer, committee pada sejumlah
journals, conferences/seminars, books/book chapters, dll. Beliau
termasuk 500 Indonesian scientist (Webometrics, 2015),
examiner di Monash University (Group of Eight), Australia, dan
mentor di Publons, New Zealand. Beliau juga sering
mendapatkan awards untuk kategori best undergraduate and
post graduate, the best computer science lecturer, the best reference
article, excellent paper, top reviewer, selected article, dsb.