7. dini izzaty - manfaat tumbuhan pare (momordica charantia linn.)

46
Tugas Individu Dosen Pembimbing: Drs.H.T.Ariful Amri,MS MAKALAH “MANFAAT TUMBUHAN PARE (Momordica charantia Linn.)” UNTUK MEMENUHI TUGAS KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI OLEH DINI IZZATY NIM 1403119342 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: airin-nisa-fahmi

Post on 16-Feb-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manfaat tumbuhan pare

TRANSCRIPT

Tugas Individu Dosen Pembimbing:

Drs.H.T.Ariful Amri,MS

MAKALAH

“MANFAAT TUMBUHAN PARE (Momordica charantia Linn.)”UNTUK MEMENUHI TUGAS

KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

OLEH

DINI IZZATYNIM 1403119342

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNUVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan

makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Manfaat

Tumbuhan Pare ( Momordica charantia Linn.)”.

Makalah ini berisikan tentang kumpulan informasi tentang tumbuhan pare

(Momordica charantia Linn.) atau yang lebih khususnya membahas jenis-jenis

tumbuhan pare, cara membudidayakan tumbuhan pare, kandungan kimia, manfaat

tumbuhan pare untuk kesehatan beserta ramuan atau resep obat yang berbahan dasar

daun maupun buah dari tumbuhan pare. Diharapkan makalah ini dapat memberikan

informasi secara jelas kepada kita semua khususnya pembaca. Saya menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah

ini

.Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 31 Mei 2015

Dini Izzaty

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................. 1

1.2 TUJUAN PENULISAN........................................................................... 2

1.3 TARGET ATAU LUARAN.................................................................... 2

1.4 MANFAAT KEGIATAN........................................................................ 2

BAB II METODOLOGI.......................................................................................... 4

2.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA....................................................... 4

2.2 METODE WAWANCARA..................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 7

3.1 SEJARAH TANAMAN UNTUK OBAT-OBATAN.............................. 7

3.2 ANEKA NAMA PARE DI BERBAGAI DAERAH............................... 9

3.3 BOTANI.................................................................................................. 9

3.4 TEKNIK BUDIDAYA PARE............................................................... 15

3.5 KANDUNGAN KIMIAWI DAN RAMUAN OBAT...........................19

BAB IV PENUTUP................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanaman pare (Momordica charantia Linn.) berasal dari kawasan Asia

Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah

Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah

Nusantara. Tumbuhann pare ini terdiri dari beberapa jenis yang mempunyai

keunggulan masing-masing dan cara membudidayakan tanaman ini juga berbeda dari

tanaman lainnya.

Seperti yang diketahui bahwa tanaman merupakan gudang bahan kimia

terkaya. Berpuluh bahkan mungkin beratus komponen kimia terkandung di dalam

tanaman, tetapi fungsi atau peran setiap komponen belum terungkap semuanya. Ada

yang bersifat sebagai racun, sehingga digunakan sebagai pestisida nabati untuk

mengendalikan hama, ada juga yang diduga bersifat sebagai suatu obat untuk

menyembuhkan suatu jenis penyakit.

Karena banyaknya kandungan komponen kimia dalam tanaman, secara

tradisional orang menggunakan bahan tanaman, baik secara tunggal (satu jenis

tanaman) maupun majemuk ( campuran beberapa jenis tanaman) sebagai jamu atau

obat herbal. Dengan kata lain, jamu itu terdiri dari berbagai komponen kimia yang

mungkin saja di dalamnya dapat digunakan sebagai racun. Namun demikian, apapun

adanya, dimasyarakat telah terbukti bahwa peminat obat alami ini, baik yang sudah

dikemas dalam bentuk jamu maupun yang digunakan langsung dari tanamannya,

semakin meningkat.

Berdasarkan penelitian, tumbuhan pare memang banyak mengandung zat

yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak

mengetahui khasiat dari tumbuhan ajaib ini. Pada umumnya, masyarakat hanya

mengetahui bahwa tanaman pare hanya dapat dijadikan sebagai sayur. Dan sebagian

besar masyarakat tidak menyukai buah pare dikarenakan rasanya yang pahit. Tapi

dibalik kekurangan itu, tumbuhan pare dapat dijadikan sebagai obat yang mujarab

apabila dikombinasikan dengan beberapa tumbuhan lainnya.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Dalam kegiatan ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:

a. Menjelaskan sejarah penggunaan tanaman untuk obat-obatan.

b. Menjelaskan tanaman pare secara botani berdasarkan disiplin ilmu.

c. Menjelaskan aneka nama pare diberbagai negara dan kandungan kimia

pada tanaman pare.

d. Menjelaskan secara rinci mengenai jenis-jenis tumbuhan pare secara

spesifik.

e. Memberi penjelasan agar masyarakat mengetahui tentang manfaat

tanaman pare bagi kesehatan beserta ramuan tradisional yang digunakan

untuk mengatasi berbagai macam penyakit.

1.3 TARGET ATAU LUARAN

Diharapkan dengan penyusunan makalah ini dapat memberikan informasi

kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui berbagai manfaat atau khasiat

tanaman pare dibalik rasanya yang pahit. Dan menjadikan tanaman pare sebagai salah

satu tanaman yang budidayakan secara luas dan dijadikan sebagai tanaman obat.

1.4 MANFAAT KEGIATAN

Pada kegiatan ini mempunyai manfaat yang diperlu diketahui. Hal ini dapat

dijadikan sebagai bukti untuk meyakinkan masyarakat akan manfaat dan khasiat

tanaman pare sebagai tanaman obat. Berikut ini merupakan manfaat dari kegiatan

yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai sarana atau media informasi untuk mengenalkan manfaat atau

khasiat tanaman pare kepada masyarakat.

b. Dengan adanya kegiatan ini, dapat memberikan pengetahuan tentang

tanaman pare secara ilmiah.

c. Menjadikan tanaman pare sebagai tanaman obat yang dibudidayakan di

masyarakat secara luas.

BAB IIMETODOLOGI

2.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam makalah ini menggunakan beberapa teknik dari pengumpulan data. Teknik

ini yaitu:

a. Tinjauan Pustaka

Data yang digunakan untuk memperoleh semua informasi mengenai

tumbuhan pare diambil dari sumber buku-buku referensi. Buku yang

digunakan adalah yang menjelaskan tentang tanaman pare, baik itu secara

botani, budidaya tanaman pare, maupun manfaat atau khasiat tanaman pare

bagi kesehatan. Judul buku yang didapat antara lain: Budi Daya Pare,

Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat, Tanaman Obat Indonesia, Budi Daya

Tanaman Obat secara Organik dan Budi Daya dan Pengaturan Sayuran

Dataran Rendah.

b. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan

mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang

diamati. Observasi ini merupakan salah satu bentuk persiapan wawancara,

mengenai lokasi, narasumber dan lainnya.

2.2 METODE WAWANCARA

a. Hasil Wawancara

Pada Kamis, 28 Mei 2015 saya melakukan kunjungan ke sebuah kebun

tanaman pare yang berada di kecamatan Kampar tepatnya tidak jauh dari di

desa Jawi-Jawi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih

dalam mengenai tanaman pare melalui kunjungan langsung serta

mencocokkan dengan berbagai sumber ilmu seperti buku yang telah dipelajari

sebelumnya.

Saya mewawancarai seorang petani yang bernama Ibu Nurjannah. Ibu

Nurjannah mempunyai sebidang lahan yang tidak hanya menanam tanaman

pare, tapi juga menanam tanaman lain seperti: jagung, mentimum,

singkong,terong dan pisang. Berdasarkan keterangan dari narasumber, ia telah

menanam tanaman pare sejak dari setahun yang lalu. Menurut Ibu Nurjannah,

kelebihan tanaman pare dibandingkan dengan tanaman yang lain yaitu, hasil

atau buah yang dihasilkan tanaman pare lebih banyak. Dengan sebidang tanah

yang dimiliki oleh Ibu Nurjannah, ia dapat menghasilkan 50 kg setiap panen.

Tanaman pare memerlukan perawatan yang khusus karna tanaman pare ini

tumbuhnya merambat, sehingga diperlukan media sebagai penopang, seperti

kayu. Kesulitan dalam perawatan tanaman pare yaitu serangan hama, Ibu

Nurjannah menggunakan pestisida untuk membasmi hama tersebut dan

mencengah tumbuhan dari serangan hama dengan cara membungkus buah

pare dengan Koran, plastik, ataupun media lainnya. Menurut pengetahuan Ibu

Nurjannah, buah pare dapat dijadikan sebagai bahan masakan seperti tumis,

gulai, sayur dan lainnya. Sedangkan manfaat buah pare bagi kesehatan yaitu

sebagai obat malaria. Biasanya setelah panen, Ibu Nurjannah menjual buah

pare ke pasar sekitar seperti: pasar danau, pasar Kampar dan lainnya. Hal ini

menandakan bahwa buah pare juga termasuk buah yang diminati di

masyarakat, walaupun rasanya pahit.

b. Lokasi Wawancara

Saya melakukan kunjungan ke sebuah kebun tanaman pare yang berada di

kecamatan Kampar tepatnya tidak jauh dari di desa Jawi-Jawi. Kebun pare

tersebut letaknya berada ditepi jalan raya setelah jembatan di desa Jawi-

Jawi, yaituu Jalan Lintas Pekanbaru-Bangkinang Km.36. Berikut

merupakan peta lokasi wawancara:

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 SEJARAH TANAMAN UNTUK OBAT-OBATAN

Dalam membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan apotek

hidup yang dapat dikembangkan pada lahan-lahan perkarangan rumah atau misalnya

hendak mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan

tanaman-tanaman yang berkhasiat obat-obatan, diperlukan pengolahan yang baik,

karna tanaman-tanaman yang yang mulus pertumbuhannya akan memberikan hasil-

hasil yang baiak, bagi pengguna sendiri maupun yang banyak dicari atau dibutuhkan

oleh para pengusaha industri obat-obatan, apotek, atau industri obat-obatan

tradisional.

Orang-orang yang awam banyak yang mengira bahwa produk-produk

tanaman hanya penting sebagai bahan-bahan racikan pembuatan jamu-jamu atau

obat-obat tradisional saja. Pendapat demikian jelas merupakan pendapat yang picik,

karena pada zaman-zaman:

a. Mesir kuno, 2500 tahun sebelum masehi, para ahli kesehatan atau pengobatan

selalu memanfaatkan tanaman-tanaman obat, bahkan telah dihimpun catatan-

catatannya yang teknel dengan Papyrus Ehers, kini disimpan di Universitas

Leipzig Jerman. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk

pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit, dan diagnosanya

tercantum dalam Papyrus Ehers tersebut.

b. Yunani kuno, misalnya Hypprocrates (466 tahun sebelum masehi) seorang

dokter atau tabib pada waktu itu telah banyak memanfaatkan konium, kayu

manis, hiosiamina, gentian, kelembak, gom arab, mira, bunga kamil, dan lain-

lain sebgai bahan-bahan pengobatan pasien-pasiennya dan ternyata sangat

mujarab. Theopharatus, 372 tahun Sebelum Masehi, telah menghimpun

tanaman-tanaman yang berkhasiat obat, sedangkan Pedanios Dioscorides

(abad pertama Sebelum Masehi) himpunannya terkenal dengan De Materia

Medica yang memuat ribuan keterangan teinci tentang tanaman-tanaman obat

yang ternyata hampir 15 abad menjadi buku pedoman pokok pengembangan

botani dan materia medica. Demikian pula Pliny (23-79 Masehi) dan Galen

(131-200 Masehi) banyak berjasa dalam mengimpun catatan-catatan tanaman

obat, bahkan mengemukakan pula pemalsuan-pemalsuan terhadap produk

tanaman obat.

c. Otto Brunfles, seorang ahli botani Jerman telah menulis buku Herbarium

Vivae Icones sekitar abad ke-16, merupakan buku pertama yang memuat

gambar-gambar tanaman , sedang pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli

botani Swediatelah berhasil pula menerbitkan Genera Plantarum, yang

selanjutnya buku-buku tersebut menjadi buku pedoman utama sistematik

botani.

d. Perkembangan demi perkembangan telah tercapai, sehingga selanjutnya

seorang apoteker bernama Martius dalam bukunya yang berjudul Grundriss

der Pharmajognosie des Pflanzenreiches telah berhasil menggolong-

golongkan tanaman-tanaman obat menurut segi morfologi, dan dengan

demikian maka tanaman-tanaman obat itu dapat diketahui kemurniannya. Ini

penting untuk memisahkannnya dari yang palsu.

e. Pada tahun 1838 seorang ahli botani Jerman, Schleiden, telah berhasil

mengungkapkan bahwa tanaman-tanaman itu tersusun dari sel-sel, sehingga

pada tahun 1857 ia berhasil menegaskan melalui karya tulisnya, bahwa

perbedaan susunan sel tersebut hendaknya sangat diperhatikan dalam

membedakan mana tanaman obat yang murni dan mana pula tanaman obat

yang tidak murni.

f. Pada akhirnya, atas jasa-jasa Egon Stahl, seorang ahli tanaman obat bangsa

Jerman, telah berhasil mengemukakan hasil-hasil penelitian zat-zat yang

terkandung dalam tanaman-tanaman obat, maka berbagai jenis tanaman obat

kini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi pembuatan obat-obatan

yang mutakhir.

Dari uraian di atas makan jelaslah bahwa tanaman-tanaman obat sudah sejak

dulu banyak diperlukan oleh para ahli pengobatan dan industri-industri obat yang dari

hari ke hari makin berkembang, jadi tidak hanya terbatas bagi industri-industri obat

tradisional. Maka jelas pula perkembangan apotek hidup di perkarangan-perkarangan

atau kebun yang khusus untuk mendatangkan banyak keuntungan bagi para

pengelolanya, selain kebutuhan sendiri bagi pengobatan anggota keluarganya yang

sakit, juga dapat mendatangkan pendapatan yang besar, asal saja penanaman dan

pertumbuhannya terpelihara dengan baik.

3.2 ANEKA NAMA PARE DI BERBAGAI NEGARA

Pare (Momordica charantia Linn.) merupakan tanaman tropis dan subtropiss

dari family Cucubitaceae. Buahnya yang pahit dikonsumsi sebagai pelezat makanan.

Dalam bahasa Inggris dikenal dengan bitter melon, di China dikenal dengan pinyin,

dan di Hindu-Urdu dikenal dengan karela. Banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia

Tenggara, China, Afrika, dan Karibea. Di berbagai daerah Indonesia dijadikan

campuran hidangan makanan, digoreng, diberi santan atau diuapkan di atas nasi.

3.3 BOTANI

Pare atau bitter gourd atau balsam pear bukan tanaman asli Indonesia,

melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman

memastikan sentrum utama tanaman pare di Asia tropis, terutama daerah India bagia

barat, yakni Assam dan Burma. Belum ditemukan data atau informasi terinci kapan

tanaman pare masuk ke Indonesia. Namun, beberapa jenis tanaman yang bernilai

ekonomis lain dikenalkan oleh orang-orang Portugis dan Spanyol pada zaman

kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, kemudian pengembangan budidaya

disebarluaskan oleh orang-orang Belanda.

Dewasa ini hamper semua orang mengenal pare, kerana tanaman ini sudah

ditanam oleh masyarat luas. Dalam ilmu tumbuhan (botani) kedudukan tanaman pare

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Momordica

Spesies : Momordica charantia L.

Suku timun-timunan (cucurbitaceae) memiliki 96 genera dan 750 spesies kerabat

dekat tanaman pare adalah Momordica cochinchinensis Spreng, M. doirca ex Willd, dan M.

Sanangulata BL. Yang belum dibudidayakan. Kerabat dekat tanaman pare yang sudah

dibudidayakan di antaranya adalah labu atau waluh besar ( Cucurbita moschata Duch ex

Poir), oyong ( Luffa acutangula (L.) Roxb.), bligu (Benincasa hispida (Thumb) Cogn),

ketimun (Cucumis sativus L.), dan labu siam (Sechium edule Jacq Sw.).

Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar atau

merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai struktur sulur-sulur pembelit yang

berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas berwarna hijau tua dan

permukaan bawah hijau muda dan hijau kekuning-kuningan. Dari ketiak daun tumbuh

tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala, sengaian merupakan bunga

betina. Bunga betina dapat menjadi buah setelah mengalami proses penyerbukan.

Buah pare berbentuk bulat panjang, permukaan buah berbintil-bintil, daging buahnya

agak teba, dan di dalamnya terdapat sejumlah biji. Biji pare berbentuk bulat, berkulit agak

tebal dan keras, serta permukaannya tidak rata. Biji-biji pare dapat digunakan sebagai alat

perbanyakan tanaman secara generative.

A. JENIS (VERIETAS)Tanaman pare yang dibudidayakan dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:

1. Pare Putih (Pare Gajih atat Pare Bodas)

Ciri-ciri pare putih adalah sebagai berikut.

a. Buah berbentuk bulat panjang, berukuran besar, dan berwarna

putih.

b. Permukaan buah bintil-bintil dengan ukuran besar dan arahnya

sepanjang buah.

c. Rasa buah tidak begitu pahit.

2. Pare Hijau (Pare Gengge atau Pae Kodok)

Ciri-ciri pare hijau adalah sebagai berikut.

a. Buah berbentuk lonjong kecil dan berwarna hijau.

b. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan halus.

c. Rasa buah pahit.

3. Pare Ular ( Pare Belut atau Pare Alas Leuweung)

Ciri-ciri pare ular adalah sebagai berikut.

a. Buah berbentuk bulat panjang, agak melengkung, dan

panjangnya mencapai kurang lebih mencapai 60 cm.

b. Permukaan (kulit) buah berwarna belang-belang, yaitu hijau

keputih-putihan mirip kulit ular.

c. Rasa daging buah tidak begitu pahit.

Pare ular sebenarnya bukan genus Momordica, namun

termasuk genus Trichosanthus (Trichosanthus anquina L. sin

T. cucumerina).

Hampir semua jenis pare memiliki warna buah yang sama, yaitu pada waktu

stadium muda hijau kekuning-kuningan. Daging buah di sekitar biji berwarna merah

saat stadium matang (tua). Bagian tanaman pare yang lazim dikonsumsi sebagai

bahan sayur ataupun lalapan adalah buah yang masih muda. Berkembangnya

teknologi produksi oleh beberapa perusahaan benih, disajikan pada 2.1.

Perusahaan benih sayuran di kawasan Asia mulai memproduksi benih pare

atau paria. East-West Indonesia memiliki pare varietas Siam 71 dan giok 9 F1, sedangkan Evergrow Taiwan memproduksi benih varietas green lotas, baizin, dan

zinza. Chai Tai Thailand memproduksi benih varietas new queen No.92 (hibrida)

yang memiliki buah berukuran panjang dan beratnya antara 400 g- 700 g per buah

dengan produktivitas 10 kg- 14 kg/tanaman.

Tabel 2.1. Aneka Varietas Pare yang Diproduksi Perusahaan Benih

di Beberapa Negara

No Asal benih dan nama varietas Ciri-ciri (deskripsi)

A

1

KNOWN-YOU SEED

TAIWAN

Known-You Green (hibrida)

a. Cocok ditanam di wilayah Asia

tenggara

b. Pertumbuhan cepat, kuat, dan

subur.

c. Buah berbentuk lonjong dan

meruncing, berkulit mengilap

bergaris-garis, dan kulitnya

berwarna hijau.

d. Berat per buah antara 350 g –

650 g, daging berwarna hijau,

agak pahit, dan cocok untuk

dibuat salad atau disayur.

2 Known-You No.2 (hibrida) a. Pertumbuhan kuat, subur, dan

cepat berbuah

b. Berat (bobot) per buah lebih

kurang 500 g, berwarna putih

susu, halus, dan bermutu tinggi.

c. Cocok dibuat sup dan sayur

(masakan cina).

3 Moon Shine (hibrida) a. Pertumbuhan kuat, subur, dan

cepat berbuah.

b. Berat (bobot) per buah 600 g –

700 g, berkulit putih seperti

salju, dan berdaging tebal.

c. Cocok dibuat salad dan

masakan cina.

4 High Moon (hibrida) a. Pertumbuhan kuat dan berumur

pendek (genjah)

b. Ukuran buah 29 cm x 11,2 cm,

berbentuk panjang lontong, dan

berat per buah mencapai 900 g,

berwarna putih.

c. Cocok dibuat salad dan sayur.

B

5

TAKII SEED JEPANG

Prodigy (nonhibrida) a. Pertumbuhan kuat dan subur.

b. Buah berbentuk panjang

mencapai 20 cm dan berwarna

putih.

6 Spindle (nonhibrida) a. Pertumbuhan kuat dan tahan

terhadap iklim panas.

b. Buah berbentuk panjang

lonjong. Ukuran panjang buah

antara 15 cm – 20 cm, dan

berwarna hijau.

7 Long (nonhibrida) a. Pertumbuhan tanaman kuat dan

subur.

b. Tanaman tahan terhadap iklim

panas.

c. Buah berukuran panjang dab

berwarna hijau.

C

8

EAST WEST INDONESIA

Giok 9 F1 (hibrida) a. Pertumbuhan kuat, kemurnian

genetic tinggi dan seragam.

b. Penampakan buah amat

menarik, berbentuk silindris

pendek gemuk dengan ujung

tumpul. Panjang buah 20 cm,

berdiameter 8 cm, dan bobot

per buah 350 g (3 buah/kg).

Warna buah hijau tua, tidak

bercucuk, daging buah tebal,

empuk, rasa tidak pahit, dan

tahan simpan atau angkut.

c. Umur panen 50 hari setelah

semai, produksi 6 kg/tanaman

(18 buah).

Sumber: Known-You Seed Taiwan, Takii Seed Jepang dan East West Indonesia

Kelebihan (keunggulan) pare varietas unggul, terutama pare hibrida, adalah

sebagai berikut

1. Umur tanaman mulai berbunga atau berbuah relatif pendek (genjah).

2. Potensi hasil buah relatif tinggi anata 6 kg - 15 kg per tanaman.

3. Buah berukuran besar, dengan beraty antara 300 g – 900 g buah.

4. Kualitas buah tinggi (prima), seragam, dan rasanya tidak begitu pahit.

5. Tanaman tanggap terhadap pemeliharaan intensif, terutama terhadap

pemupukan.

Kelemahan ( kekurangan) pare hibrida, antara lain adalah biji-biji dari buah

turunan pertama kurang baik dibenihkan kembali. Biji pare dari buah yang dihasilkan

tanaman turuna pertama bila ditanam kembali sering menyimpang (segrasi) dari sifat-

sifat induknya. Oleh karena itu, tidak dianjurkan membenihkan pare dari tanaman

jenis hibrida.

3.4 TEKNIK BUDIDAYA PARE

a. Syarat tumbuh

Pare yang anggota family Cucurbitampat tcea gampang tumbuh di

mana saja. Daerah dengan ketinggian 1-1.500 m dpl cocok untuk tempat

tumbunya.

Tanah yang cenderung asam justru disukainya sehingga tak perlu

pengapuran,pare tumbuh optimal pada pH tanah 5-6,bila derajat keasamannya

dibawah 5,tanaman pare juga masih dapat tumbuh baik.

b.Benih

Benih untuk perbanyakan tanaman diambil pada buah yang sudah

berwarna kuning atau masak dipohon. Ambillah biji dibagian tengah yang

diselubungi lapisan penutup kemerahan.keringkan biji di sinari mata hari.bila

tak ingin lansung ditanam simpanlah di tempat yang kering dan hangat.jangan

sekali-kali menyimpan benih di tempat yang lembab untuk melindungi

viabilitas atau daya kecambah benihnya.

Pengadaan benih dari buah tua sebaiknya hanya hanya untuk pare

hijau dan pare gajih saja,sebab jenis lokal ini memang terbukti dapat

berparoduksi dengan baik dari bibit demikian. Untuk pare Taiwan atau pare

hibrida lainnya sebaiknya membelih benihnya lansung ketokoh penyalur

benih. Kebutuhan bibit pare per hekter sekitar 5-7 kg.

Untuk berjaga – jaga ada baiknya melebihkan persediaan bibit.

Tanaman yang matih atau biji yang tidak tumbuh dapat segera disulam dengan

bibit persediaan ini.

Meskipun tidak umum dilakukan,menanam bibit pare kelahan ( setelah

melalui persemian) dapat pulah diterapkan.dengan cara ini benih disemaikan

terlebih dahulu.

c.Penanaman

Pare ditanam di atas guludan – guludan. Buatlah guludan dengan lebar

1,5- 2,5 m dan panjang disesuaikan dengan lahan yang hendak akan

ditanami.jagak lupah menambahkan pupu kandang waktu mengolah tanah.

Jarak tanah yang digunakan bias 0,75 x 0,75 m atau 1x1 m. jadi dalam

satu guludan ada dua baris tanaman memanjang. Jarak tanaman yang cukup

lebar ini untuk memberikan tempat bagi para - para rambatan nantinya.

Tugal guludan sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Masukkan

2 – 3 benih dalam setiap lubang. Tutupi dengan sedikit tanah.

d.Pemeliharaan

Tanam yang tiak tumbuh harus disulam.untuk itu dilakukan

penyulaman secepatnya agar kondisi tanaman dalam satulahan tidak jauh

berbeda.tanam benih persediaan dalam lubang.

Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau mengoret rumput –

rumput liar yang tumbuh di areal penanaman. Karena jarak tanam yang di

gunakan tergolong lebar,maka gulma akan lebih banya tumbuh. Itulah

penyebabnya penyiangan haruslah rutin,paling tidak seminggu sekali . sambil

melakukan pencabutan rumput lakukan pula pendangiran . Tanah di sekitar

pertanaman di balik dan dikored agar gembur.

Tanaman pare yang berumur 2 – 3 minggu di beri rambatan. Setap

tanaman diberi bamboo.keempat ujung bambu. Keempat ujung bambu

disambung dengan bambu lain. Tambahkan bambu lagi dalam posisi

membujur dan melintang sehingga terjadi kotak- kotak bujur sangkar.tinggi

para bambu ini sekitar 2 m. Tinggi dan model para -para bias dimodifiakasi

sendiri untuk luas pertanaman yang berbeda.yang penting para – para kuat

menyangga tanaman dan cabang – cabang tidak salng tumpah tindih. bungah

yang tumbuh terhimpit akan luput dari proses pembuatan.

Pemangkasan tanaman pare dilakukan 2 kali. Pertama saat tanaman

berumur 3 minggu. Cabang – cabang dipotong dan diarahkan agar tunasnya

tumbuh menyebar. Cabang yang menyebar penting untuk memproduksi buah

yang banyak dan merata di setiap percabangan. Pangkasan berikutnya

dilakukan saat tanaman berumur 6 minggung. Pada saat ini cabang yang tua

dan tidak tumbuh lagi dipotong. Nantik tunas yang baru akan banyak tumbuh

di caba yang tuah ini.selai iti dau yang tua dibuang,begitu juga dengan cabang

yang rusak,patah atau terkenak serangan penyakit.

Pembuksan pare muda dilakukan utuk menjaga kualitas buah,terutama

sebagai upaya melindungi buah pare dari serangan lalat buah atau serangga

lainnya. Bila terlambat dilakukan, dapat mengurangi kualitas buah yang

dihasilkan. Sebagai pembungkus pare, dapat digunakann dedaunan, plastik

tpis, ataupun bahan pembungkus lain. Penutup buah dibiarkan hingga tiba

masa panen.

e.Pemupukan

Tanaman pare perlu dipupuk agar mampu berproduksi denga baik.

Jenis pupuk yang diperlkan tak hanya pupuk organik, melainkan juga

anorganik. Pupuk kandang sebagai pupuk organik diberikan saat pengolahan

tanah sebanyak 10-15 ton /ha. Selain itu tambahan pupuk NPK sebanyak 20

g/lubang tanam atau kitarar 170 – 200 kg/ha.

f.Hama Penyakit

Serangan hama penyakit pada tanaman pare sangat jarang ditemukan.

Kalaupun ada biasanya karena kondisi lahan yang tidak terawat dan kondisi

tanaman yang lemah

Hama oteng – oteng atau lembing (epilachna sparsa ) sering

menghabiskan daun pare. Daun yang terserang tertinggal tulang daun berserta

jalur – jalur kecil mesofilnya sehingga daun menjadi kering kecoklatan. Bila

ini dibiarkan, produksi buah bias berkurang. Pengendalian hama oteng – oteng

dengan menggunakan insektisida seperti Trichlotphon dan carbaryl dengan

dosis 2 cc/l air.

Siput kadang menyerang tanamn pare. Tanaman berkoyak – koyak

dan rusak. Bila tanaman masih keci, serangan siput bisa mematikan. Susahnya

siput banya menyerang di waktu malam. Pengendaliannya dengan

menangkap siput yang berkeliaran di malam hari. Bias juga dengan

menaburkan racun kontak seperti Methiocarb dengan dosis 2 g/l yang

dicampur dengan dedak.jaga jangan sampai racun ini termakan oleh ternak.

Penyakit embun bulu dapat mengganggu tanaman pare. Dau yang

terserang menunjukkan gejala bercak – bercak kuning di bagian atas

daun,bagian bawahnya terdapat bulu –bulu berwarna unggu. Penyebabnya

adalah jamur pseudoperonospera cubensis. Serangan hebat dapat menurunkan

produksi bahkan mematikan tanaman. Pengendalian embun bulu dengan

fungisida Velimex 80 WP dengan kosentrasi 2 – 2,5 g/l air.

g.Panen

Pare yang sesuai untuk dikonsumsi dapat lansung dipanen. Biasanya

panen pertama dilakukan 2 setelah tanam.

Ciri – ciri pare yang tepat untuk dikonsumsi ialah belum tuah, bintik-

bintik dan keriputnya masih agak rapat, dan alurnya belum melebar. Ukuran

panjang pare gajih yang layak dikonsumsi sekitar 25 – 30 cm dan pare hijau

15- 20 cm.

Pemetikan pare sebaiknya tidak dengan tangan. Pohon sering ikut

tertarik bila dilakukan dengan cara demikian. Lakukan pemetikan dengan

pisau atau alat potong lainnya yang tajam. Potonglah tepat diatas bagian

pembungkus.

Buah pare gampang macet dan mempengaruhi kualitasnya. Untuk

itu,pare disusun tampa terlalu banyak tumpukan. Hindari pemuatan dalam

wadah yang memungkinkan banyak terjadi gesekan – gesekan keras.

Usahakan selama dalam pengankutan buah pare tidak terguncang – gincang.

3.5 KANDUNGAN KIMIAWI DAN RAMUAN OBAT

Zat pahit pada buah berasal dari momordicin yang berkhasiat mengaktifkan enzim usus. Kandungan nutrisi per 100 gram terdiri atas energy 20kkal, karbohidrat 4,32 g, lemak 0,18 g, protein 0,84 g, air 93,95 g, dan kaya akan vitamin A, B kompleks, dan unsure mikro lainnya.

Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak. Sementara akarnya mengandung asam momordial, dan asam oleanolat. Bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.

Penduduk Okinawa percaya makan pare dapat memperpanjang usia. Diperkirakan tanaman ini mengandung lemak asam eleostearat penghambat angiogenesis atau mencegah pertumbuhan sel tua dan sel kanker.

Bagian utama tanaman pare yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi adalah buah. Dari sudut pandang petani (produsen) peluang pasar pare merupakan salah satu alternatif usaha tani yang dapat dijadikan sumber pengahasilan dan peningkatan pendapatan.

Sebaiknya, bagia kalangan konsumen (pengguna), selain dijadikan berbagai jenis masakan, buah pare juga mensuplai gizi yang berfungsi ganda sebagai obat. Kandungan gizi buah pare disajikan pada table 2.2

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Buah Pare Tiap 100 Gram Bahan Mentah (Segar)

NO KANDUNGAN GIZIBANYAKNYA

1) 2)1 Kalori (energi) 22,00 kal 29,00 kal2 Protein 0,90 g 1,10 g3 Lemak 0,40 g 0,30 g4 Karbohidrat 4,60 g 6,60 g5 Serat 0,90 g  -6 Abu 0,70 g  -7 Kalsium 32,00 mg 45,00 mg8 Fosfor 32,00 mg 64,00 mg9 Kalium 211,00 mg  

10 Zat Besi 0,90 mg 1,40 mg11 Natrium 2,00 mg  -

12 Niasin 0,03 mg  -13 Vitamin A 335,00 S.I. 180,00 S.I.14 Vitamin B-1 0,06 mg 0,08 mg15 Vitamin B-2 0,03 mg  -16 Vitamin C 55,00 mg 52,00 mg17 Air 93,40 g 91,20 g18 Bagian dapat dimakan  - 77,00 %

Sumber: 1) Food Composition (1964) Handbook No.1 Manila (Knott J.E. & J.R

Deanon Jr (1967).

2) D.irektorat Gizi Depkes R.I (1981).

Rasa pahit tanman pare, terutama daun dan buah, disebebkan oleh kandungan zat

sejenis glukosa yang disebut momorsidin atau charantin. Para ahli kesehatan menemukan

kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan resin.

Zat penimbul rasa pahit pada tanaman pare mempunyai nilai sosial dan kegunaan

yang luas dalam pelayanan kesehatan masyarakat, di antaranya sebagai bahan obat tradisional

untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Jenis penyakit yang dapat diobati dengan pare

adalah sebagai berikut.

1. Kencing Manis (Diabetes)

Resep (ramuan) pengobatannya adalag sebagai berikut.

a. Buat sari dari 2 helai daun pare, kemudian campur dengan segelas

yoghurt.

b. Minum air sari tadi setiap pagi selama 1 bulan secara kontinu.

Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT) UGM menemukan khasiat pare

untuk pengobatan diabetes dengan resep (ramuan): 3 gram estrak pare

(berupa kapsul 0,75 g) diberikan 3 kali sehari selama dua minggu. Resep

ini pada skala penelitian dapat menurunkan kadar gula darah.

2. Wasir dan Kerusakan Hati

Penyakit wasir dan kerusakan hati akibat vterlalu banyak minum alcohol dpat

diobati dnegan pare. Ramuan (resep) pengobatannya adalah sebagai berikut.

a. Siapkan akar, buah, atau biji pare secukupnya.

b. Cuci bagian tanaman pare tadi hingga bersih, kemudian rajang berukuran

kecil-kecil (halus).

c. Peras airnya, lalu tambahkan (campur) dengan minyak kelapa atau minyak

goreng. Setiap 1 mangkuk sari pare dicampur dengan 2 sendok minyak

kelapa.

d. Gunakan kapas untuk menampung cairan tadi, kemudian tempelkan pada

bagian tubuh yang sakit wasir setelah direndam (duduk) dengan air panas.

3. Kemandulan pada Wanita

Pengobatan kemandulan wanita dengan pareb menggunakan resep (ramuan)

sebagai berikut.

a. Siapkan 27 g daun pare segar, 7 butir lada hitam, 3 siung bawang putih,

dan 27 gula Jawa (aren).

b. Haluskan bahan-bahan tadi, kemudian peras untuk diambil sarinya.

c. Minum sari tadi setiap hari selama 3 – 4 bulan.

4. Kontrol Diare, Sakit Kuning, dan Jantung

Pengobatan diare, sakit kuning, dan jantung dengan pare menggunakan resep

sebagai berikut.

a. Siapkan 2 sendok ramuan (daun pare + segelas yoghurt) + sari bawang

putih segar (dalam takaran sama) + 1 sendok teh sari jeruk sitrun.

b. Campurkan semua bahan tadi sampai merata (homogen).

c. Minum ramuan setiap pagi selama 1 bulan.

5. Menambah Produksi ASI dan Antiseptis

Ramuan untuk menambah produksi Air Susu Ibu (ASI) sekaligus bermanfaat

antiseptis adalah sebagai berikut.

a. Siapkan beberapa helai daun pare.

b. Cuci daun pare hingga bersih.

c. Panaskan daun pare diatas bara api, lalu dikompreskan pada payudara.

6. Rabun Malam

Penyakit rabun malam dapat diobati dengan daun pare. Ramuan (resep)

pengobatannya amat sederhana, yaitu sebagai berikut.

a. Siapkan daun pare segar beberapa helai.

b. Rajang daun pare untuk diambil sarinya.

c. Oleskan sari daun pare di sekitar mata.

7. Penyakit Kulit

Penyakit kulit, seperti kudia, gatal-gatal, maupun koreng dapat diobati dengan

pare. Ramuan pengobatannya adalah:

a. Siapkan daun pare segar lebih kurang 1 cangkir, diambil sarinya,

kemudian tambahkan 1 sendok teh sari jeruk limau.

b. Minum sari tadi sebagai obat, seteguk demi seteguk ketika perut kosong.

Minum sari tersebut selama 4 – 5 bulan.

Ramuan ini berkhasiat ganda bagi pengobatan penyakit kurang darah dan

cacing gelang.

8. Impotensi

Ramuan untuk mengobati penyakit impotensi adalah sebagai berikut.

a. Siapkan 15 g biji pare yang telah dikeringkan, 15 g biji kucai, 20 butir

merica, 1 ruas jahe, gula merah secukupnya dan air 600 cc.

b. Rebus seluruh bahan-bahan tadi hingga airnya tersisa 300 cc, lalu saring

dan minum airnya secara kontinu.

9. Sariawan

Ramuan untuk mengobati sariawan adalah sebagai berikut.

a. Siapkan buah pare yang telah dibuang bijinya sebanyak lebih kurang 60 g,

buah delima, dan gula merah secukupnya.

b. Parut buah pare, lalu peras airnya.

c. Campurkan air perasannya buah pare dengan rebusan buah delima dan

gula merah secukupnya.

d. Aduk bahan-bahan tadi sampai merata, lalu minum hingga habis.

10. Mengatasi Batuk

Resep pengobatan sakit batuk adalah sebagai berikut.

a. Siapkan daun pare lebih kurang 1/3 genggam, buah pir, dan garam

secukupnya.

b. Tumbuk daun pare hingga halus, lalu rebus bersama-sama buah pir sambil

dibubuhkan garam.

c. Minum air rebusan tadi secara kontinu.

Masih banyak khasiat pare bagi pengobatan beberapa jenis penyakit,

di antaranya untuk mengobati sakit asma, bronkhitis, radang perut, sakit

pada hati, nyeri haid, kegemukan, dan rematik. Ramuannya adalah

secangkir daun pare segar ditambah 1 sendok makan madu untuk diminum

sekali sehari selama 3 bulan. Mengonsumsi pare secara teratur amat

bermanfaat untuk menguatkan jantung dan otot-ototnya, system syaraf,

melindungi hati, dan mencegah parasit usus. Pakar kesehatan Filiphina,

Herminia dan Guzman Ladion, memasukkan tanaman pare sebagai salah

satu tumbuhan obat penyembuh ajaib.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa tanaman pare

mempunyai nilai ekonomi dan social yang cukup tinggi, misalnya:

1. Merupakan satu sumber pendapatan petani, dengan cara

memanfaatkan lahan perkarangan maupun dikebunkan di areal

khusus secara intensif yang berorientasi pasar.

2. Merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat, yakni

penyuplai bahan pangan bergizi dan berkhasiat obat bagi

masyarakat.

BAB IVPENUTUP

KESIMPULAN

Tanaman pare (Momordica charantia Linn.) berasal dari kawasan Asia

Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah

Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah

Nusantara. Sejak zaman sebelum masehi, tanaman sudah dijadikan sebagai obat-

obatan, terbukti dari beberaba buku yang telah ditulis oleh beberapa ahli.

Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar

atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai struktur sulur-sulur

pembelit yang berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas

berwarna hijau tua dan permukaan bawah hijau muda dan hijau kekuning-kuningan.

Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala,

sengaian merupakan bunga betina. Bunga betina dapat menjadi buah setelah

mengalami proses penyerbukan. Tumbuhan pare terdiri dari beberapa jenis, seperti:

pare putih, pare hijau, dan pare ular

. Adapun metodologi dalam mengumpulkan informasi alah dengan cara

mengambil referensi dari buku-buku (tinjauan pustaka) dan melakukan wawancara

dengan narasumber. Dari beberapa referensi yang dikumpulkan, dapat disimpulkan

bahwa tanaman pare memiliki khasiat atau manfaat untuk mengobati beberapa

penyakit, seperti: kecing manis, wasir, sakit kuning, penyakit kulit, impotensi, batuk,

dan yang lainnya. Pare mengandung beberapa zat kimia yang terbukti dapat

menyembuhkan beberapa penyakit. Dibalik rasanya yang pahit, pare mempunyai

banyak manfaat yang berguna untuk kesehatan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 2011. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.

Kardinan, A. dan A. Ruhyanat. 2003. Budi Daya Tanaman Obat secara Organik.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Kartasapoetra,G. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nazaruddin. 2000. Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rukmana,Rahmat. 1997. Budi Daya Pare. Yogyakarta: Kanisius.

LAMPIRAN