7. perbup spm edit
DESCRIPTION
spmTRANSCRIPT
BUPATI GARUT
PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR TAHUN 2014
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS PASUNDAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT,Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum perlu menetapkan Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Kabupaten Garut;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kabupaten Garut tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
2
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanann Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89)
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
3
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut, (Reg Nomor 70 Tahun 2014 Peraturan Daerah Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat).
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Garut.2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Bupati adalah Bupati Garut.5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Garut.6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.
7. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
8. Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
4
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana teknis dinas daerah
10. Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut yang selanjutnya disebut Puskesmas Pasundan merupakan institusi Pelayanann kesehatan masyarakat milik Pemerintah Kabupaten Garut yang menyelenggarakan Pelayanann kesehatan masyarakat.
11. Kepala UPTD / Puskesmas Pasundan yang selanjutnya disebut Kepala adalah Kepala UPTD Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
12. 13. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
14. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan Pelayanann kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
15. Penanggungjawab jaringan Pelayanan Puskesmas adalah penanggungjawab puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan bidan desa.
16. Penanggungjawab jejaring fasilitas Pelayanann kesehatan adalah penanggungjawab koordinasi atas rumah sakit, klinik, apotek, laboratorium dan fasilitas Pelayanann kesehatan lainnya.
17. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut KIA-KB adalah Pelayanann kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, melahirkan, nipas, bayi, balita dan anak pra sekolah serta Pelayanann keluarga berencana.
18. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal atau ketentuan tentang spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimal yang diberikan oleh Badan Layanan Umum Daerah kepada masyarakat.
19. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat.
20. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta pihak lain, tata penyelenggaraanya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
21. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasar standar WHO.
22. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu
23. organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan
5
atau barang kepada pelanggan.24. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap.
25. Perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi kuantitatif /kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
26. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai.
27. Definisi Operasional adalah uraian yang dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator.
28. Frekuensi Pengumpulan Data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator.
29. Periode Analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan.
30. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja.
31. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja.
32. Target atau Nilai adalah ukuran mutu atau kinerja yang diharapkan bisa dicapai.
33. Sumber Data adalah sumber bahan nyata atau keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2(1) Maksud ditetapkannya SPM adalah sebagai pedoman Puskesmas
dalam menyelenggarakan Pelayanan.(2) Tujuan SPM adalah untuk meningkatkan dan menjamin mutu
pelayanan Kesehatan.
BAB IIIPENYELENGGARAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS
Pasal 3(1) Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan berdasarkan
SPM.(2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas meliputi : a. Pelayanan UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
yang membawahkan :1) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
6
2) Pelayanan kesehatan lingkungan3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM4) Pelayanan Gzi yang bersifat UKM5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b. Pelayanan UKM Pengembangan Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas antara lain:1) Pelayanan kesehatan jiwa2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat3) Pelayanan kesehatan tradisional komplometer4) Pelayanan kesehatan olahraga5) Pelayanan kesehatan indera6) Pelayanan kesehatan lansia7) Pelayanan kesehatan kerja8) Pelayanan kesehatan lainnya
c. Pelayanan UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi beberapa kegiatan yaitu :1) Pelayanan pemeriksaan umum2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP4) Pelayanan gawat darurat5) Pelayanan gizi yang bersifat UKP6) Pelayanan persalinan7) Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
pelayanan rawat inap8) Pelayanan kefarmasian9) Pelayanan Laboratorium
d. Pelayanan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi :1) Puskesmas Pembantu2) Puskesmas Keliling3) Bidan Desa
BAB IV PELAKSANAAN
Pasal 4
SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan acuan dalam perencanaan program pencapaian target masing-masing bidang pelayanan.
BAB V PENGEMBANGAN KAPASITAS
Pasal 5(1) Pemerintah Pusat dan Daerah memfasilitasi penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan di BLUD Puskesmas sesuai SPM.(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
pemberian standar teknis, pedoman, bimbingan teknis, pelatihan meliputi :
7
a. perhitungan kebutuhan pelayanan Kesehatan sesuai SPM;
b. penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target;c. penilaian pengukuran kinerja; dand. penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan
SPM.
BAB VIPENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 6(1) Pimpinan BLUD melaksanakan pengawasan dalam
menyelenggarakan pelayanan Kesehatan di BLUD sesuai SPM.(2) Pimpinan BLUD menyampaikan laporan pencapaian kinerja
pelayanan BLUD Puskesmas sesuai SPM kepada Bupati melalui Kepala Dinas.
Pasal 7
(1) Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pelayanan BLUD Puskesmas yang dilakukan oleh Dinas berdasarkan SPM yang ditetapkan.
(2) Kepala Dinas melaporkan pelaksanaan SPM kepada Bupati sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
BAB VIIPEMBIAYAAN
Pasal 8Seluruh pembiayaan penyelenggaraan pelayanan BLUD Puskesmas untuk pencapaian target sesuai SPM dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja BLUD Puskesmas.
BAB VIIIKETENTUAN LAIN
Pasal 9Hal–hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaan diatur oleh Pimpinan BLUD berdasarkan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
Pasal 10Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
8
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.
Ditetapkan di Garutpada tanggal 11 - 4 2013B U P A T I G A R U T,
t t d
H RUDY GUNAWANDiundangkan di Garutpada tanggal 11 - 4 - 2013SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,
t t d
H. IMAN ALIRAHMAN, SH, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 19590613 198503 1 008
BERITA DAERAH KABUPATEN GARUTTAHUN 2013 NOMOR
9
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI NOMOR : TAHUN 2014TENTANG :
INDIKATOR DAN TARGET SPM
Indikator dan Target Upaya Kesehatan Wajib
No
Jenis Pelayanan Indikator Target
1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1b. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4c. DO K1 K1- K4d. Cakupan Deteksi dini Resiko Tinggi (DDRT) Ibu
Hamile. Ibu Hamil resiko tinggi yang dirujukf. Cakupan kunjungan Neonatusg. Cakupan persalinan oleh Tenaga kesehatanh. Cakupan kunjungan bayii. Cakupan BBLR Yang ditanganij. Cakupan deteksi dini anak Balita dan Pra
Sekolahk. Cakupan Peserta KB Barul. Cakupan Peserta KB Aktif
100 %95 %
< 10 %20 %
100 %90 %90 %90 %
100 %90 %
80 %70 %
2 Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Cakupan balita terdaftar dan memiliki KMSb. Tingkat partisipasi Balita datang nimbang ke
Posyandu satu bulan sekali (D/S)c. Balita yang naik Berat Badannya (N/D)d. Balita Bawah Garis Merah (BGM)e. Balita Gizi kurang tertanganif. Balita Gizi Buruk tertanganig. Balita mendapat Vit A 2 kali pertahunh. Pelaksanaan PSG Posyandui. Pemantauan KADARZIj. Ibu hamil yang diukur LILA (lingkar lengan atas)k. Ibu Hamil KEK ( kekurangan energi kronik)l. Ibu nipas dapat Vitamin Am. Ibu Hamil dapat tablet Besi (fe) 90 tablet
100 %80 %
80 %5 %
100 %100 %90 %10 %65 %
100 %100 %100 %90 %
10
n. MP-ASI pada Bayi BGM dari miskin 90 %3 Upaya
Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular
a. Imunisasi1) Cakupan imunisasi HB-O < 7 hari2) Cakupan imunisasi BCG3) Cakupan imunisasi DPT HIB14) Cakupan imunisasi DPT HIB35) Cakupan imunisasi Polio 46) Cakupan imunisasi Campak7) DO DPT HIB1 – Campak8) Desa UCI (Universal Child Imunisasi)9) Status T5 Ibu Hamil10) Cakupan BIAS Campak kelas 1 SD11) Cakupan BIAS DT kls 1 Td kls 2-3 SD
b. Pemberantasan Penyakit (P2)1) Desa mengalami KLB yang ditangani < 24
Jam2) Desa bebas rawan Gizi3) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 Tahun4) Penemuan suspek TB Paru5) Penemuan TB Paru BTA +6) Kesembuhan penderita TB Paru BTA +7) Pemeriksaan kontak serumah TB Paru BTA +8) Cakupan Balita dengan Pnemonia yang
ditangani9) Klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS10) Penderita DBD yang ditangani11) Balita dengan diare yang ditangani12) Penderita malaria yang diobati13) Penderita Kusta yang selesai berobat (RFT)14) Infeksi Menular Seksual yang diobati15) Kasus gigitan hewan penular rabies
ditangani
90 %100 %100%90 %90 %90 %
< 10 %100 %95 %
100 %100 %
100 %
80 %>1
60 %10 %85 %
100 %100 %
100 %80 %
100 %100 %100 %100 %100 %
4 Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Institusi yang dibinab. Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedesc. Tempat Umum (TTU/TPM) yang diawasid. Tempat Umum (TTU/TPM) yang memenuhi
syarate. Cakupan Sarana Air bersih :
1) Perkotaan 2) Pedesaan
f. Cakupan Jamban Keluarga1) Perkotaan2) Pedesaan
70 %95 %85 %85 %
100 %90 %
100 %84 %
11
g. Cakupan SPAL1) Perkotaan2) Pedesaan
h. Cakupan klinik sanitasii. Tata kelola limbah non Medis
1) TPS 1 tiap ruangan dan tempat lain yang strategis
2) Mobilisasi harian ke TPS II (Pusk)3) Mobilisasi harian ke TPA4) Pembuangan limbah non medis ke TP5) Pengangkuatan limbah non medis oleh truk
sampahj. Tata kelola limbah Medis
1) TPS limbah medis padat dengan tempat khusus dan strategis
2) Tempat limbah medis cair dengan septic tank
3) Mobilisasi dari jejaring ke TPS Puskesmas minimal 1 kali/minggu
4) Mobilisasi/packing dari masing-masing ruang pelayanan ke TPS khusus tiap hari
5) Mobilisasi ke tempat pemusnahan (incerenator) minimal 1 kali / minggu
6) Pembakaran limbah medis ke incenerator
95 %85 %80 %
100 %
100 %100 %100 %100 %
100 %
100 %100 %
100 %
100 %
100 %
5 Upaya Promosi Kesehatan
a. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (Rumah tangga sehat)
b. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (Bayi yang mendapat ASI ekslusif)
c. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (Desa dengan garam beryodium baik)
d. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (POSYANDU Purnama)
e. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (Penyuluhan NAPZA oleh NAKES)
f. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan Pra bayar
g. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (Jamkesmas)
65 %
80 %
90 %
40 %
15 %
80 %
100 %
6 Upaya Pengobatan a. Rawat Jalan1) Cakupan Rawat jalan2) Pemberi pelayanan medis :
a) Dokter Umum (12 jam)b) Dokter Gigi (pada hari kerja)
3) Pemberi pelayanan medis tingkat Pustu4) Pemberi pelayanan medis rawat jalan
dengan Puskesmas Keliling5) Jam buka pelayanan6) Kepuasan pelanggan7) Pelayanan Konseling (pojok Gizi, Pojok
15 %
100 %100 %50 %30 %
24 jam80 %
12
laktasi, Pojok Oralit)b. Rawat Darurat tingkat Pertama
1) Jam Buka2) Pemberi pelayanan Medis rawat Darurat
tingkat Pertama3) Waktu tanggap Pelayanan
4) Penanganan rujukan5) Ketersediaan sarana, prasarana dan
Penunjang life saving6) Kematian pasien < 24 jam7) Kepuasan pelanggan
1 Unit
24 jam12 jam
5 Mnt stlh
pasien datang
100 %100 %
0 %80
13
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI NOMOR : TAHUN 2014TENTANG :
Indikator dan Target Upaya Kesehatan Pengembangan
No Jenis Pelayanan Indikator Target
1 Upaya Kesehatan Sekolah
a. Cakupan pemeriksaan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan/guru UKS/Dokter kecil
b. Pembentukan dokter kecil tingkat SDc. Cakupan pelayanan kesehatan Remaja
100 %
50 %
100 %
2 Upaya kesehatan khusus
a. Upaya Kesehatan Pralansia dan Lansia1) Cakupan Pelayanan2) Puskesmas Santun Lansia3) Posyandu Lansia
b. Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat1) Pendataan gangguan jiwa berat di
masyarakat2) Pelayanan gangguan jiwa di Puskesmas
c. Upaya Kesehatan Mata1) Screening (Hunting) penderita mata
katarak2) Penemuan penderita mata katarak3) Penderita mata katarak yang dioperasi
d. Upaya kesehatan Kerjae. Upaya Kesehatan Olahragaf. Upaya Pengobatan Tradisional
70 %
100 %
4 Klp
80 %
15 %
10 %
10 %
80 %
80 %
3 Perawatan Kesehatan
a. Perkesmas untuk Bumil Restib. Perkesmas untuk Neonatal Restic. Perkesmas untuk Balita Resti
100 %
14
Masyarakat d. Perkesmas untuk penderita TB Paru 100 %
100 %
100 %
4 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Cakupan penduduk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
b. Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Cakupan desa binaan UKGMDd. Ratio penambalan dan pencabutan gigie. Lama waktu pelayanan kesehatan gigi dan
mulut :1) Perawatan2) Pencabutan3) Scaling4) Curatage5) Pencabutan sulung6) Penambalan permanen7) Pengobatan oral
3 %
80 %
10 %
2 : 1
10 Mnt
30 Mnt
60 Mnt
10 Mnt
10 Mnt
30 Mnt
10 Mnt
5 Upaya Pelayanan rawat Inap
a. Rawat Inap Tingkat Pertama1) Cakupan Rawat Inap2) Rata-rata BOR3) Rata-rata hari rawat4) Penanganan Rujukan5) Pemberi pelayanan Dokter Umum6) Pemberi pelayanan Paramedis
Perawat/Bidan7) Jam Visite Dokter Umum
8) Kematian Pasien9) Kejadian pulang paksa10) Kepuasan pelanggan
b. Persalinan (PONED)1) Pemberi Pelayanan Persalinan Normal2) Pemberi Pelayanan Persalinan dengan
Penyulit
1,5 %
80 %
2 hari
100 %
12 Jam
24 Jam
08.00 s/d 13.00
0%
0 %
80 %
15
3) Penanganan Rujukan4) Kejadian Kematian Ibu karena
Persalinan5) Kepuasan Pelanggan
Dokter
Bidan
TIM PONED
100 %
0 %
80
16
LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI NOMOR : TAHUN 2014TENTANG :
Indikator dan Target Upaya Kesehatan Penunjang
No
Jenis Pelayanan Indikator Target
1 Upaya Farmasi a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhanb. Ketersediaan obat esensialc. Ketersediaan obat Generikd. Tata kelola obat sesuai standare. Waktu tunggu pelayanan obat jadif. Waktui tunggu pelayanan obat racikang. Penulisan resep sesuai formulariumh. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian
obati. Tata kelola dokumen resep
90 %
100 %
80 %
100 %
5 Mnt
7 Mnt
100 %
100 %
100 %
2 Pemeriksaan Laboratorium
a. Durasi waktu pemeriksaan spesimen laboratorium sederhana :1) Spesimen sputum2) HB sahli3) Spesimen faeces cacing4) Gula darah kapiler5) Spesimen urine6) Cholesterol darah kapiler7) Uric Acid darah kapiler
b. Hasil lab terkonfirmasi kepada petugas medis/berkompoten
30 Mnt
10 Mnt
15 mnt
5 Mnt
10 Mnt
5 Mnt
5 Mnt
100 %
17
3 Upaya pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas
a. Tepat waktu laporan1) Laporan kegiatan KIA & KB2) Laporan kegiatan Gizi3) Laporan kegiatan imunisasi4) Laporan kegiatan P2PM5) Laporan kegiatan Promkes6) Laporan kegiatan Kesling7) Laporan SP2TP8) Laporan Obat (LPLPO)9) Laporan surveilan10) Laporan lansia11) Laporan Jiwa12) Laporan Perkesmas13) Laporan Gigi/UKGS14) Laporan UKK
b. Registrasi Pasien dan catatan medik1) Lama waktu pendaftaran pasien2) Waktu pembuatan dan penemuan catatan
medik3) Lama waktu distribusi catatan medik ke poli
pelayanan4) Kelengkapan pengisian dan penataan
kembali rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
5) Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi yang jelas
6) Waktu tunggu pasien rawat jalan7) Kenyamanan ruang tunggu8) Tata kelola rekam medik
Tanggal
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5 Mnt
10 Mnt
3 Mnt
100 %
100 %
5 Mnt
80 %
100 %
18
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Upaya Kesehatan Wajib1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
a. Cakupan K1 Ibu Hamil (Bumil)Judul Cakupan K-1 Ibu HamilDimensi Mutu KeselamatanTujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam
mengakses pelayanan Ibu hamilDefinisi Operasional
Cakupan K-1 Bumil adalah Bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBUTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan Bumil,Pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal,pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
19
b. Cakupan K4 Ibu hamil (Bumil)Judul Cakupan K-4 Ibu HamilDimensi Mutu KeselamatanTujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam
mengakses pelayanan Ibu hamilDefinisi Operasional
Cakupan K-4 Bumil adalah Bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali pada triwulan keempat di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali pada triwulan keempat di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBUTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan Bumil,Pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal,pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
20
c. Drop Out (DO) K1 – K4Judul Drop Out (DO) K1 – K4Dimensi Mutu Kontinuitas dan kualitasTujuan Agar Bumil memenuhi standar antenatal minimal
empat kali selama kehamilanDefinisi Operasional
DO K1 – K4 adalah Bumil yang telah mencapai K1 dikurangi Bumil yang telah mencapai K4 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Bumil yang telah mencapaimemperoleh K1
dikurangi Bumil yang telah mencapai K4 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama (K1) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBUTarget , 10 %Langkah kegiatan
Pendataan Bumil,Pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal,pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
21
d. Cakupan Deteksi Dini ibu Hamil Resiko TinggiJudul Cakupan Deteksi Dini ibu Hamil Resiko TinggiDimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Terdeteksinya faktor resiko yang menyertai BumilDefinisi Operasional
Cakupan Deteksi Dini ibu Hamil Resiko Tinggi adalah cakupan deteksi Bumil yang mempunyai faktor resiko tinggi (anemia, Hipertensi, oedema mata, ekslampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia > 32 minggu, sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis,prematur) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil yang dideteksi resiko tinggi di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran Bumil di stu wilayah kerja pada kurun
waktu yang samaSumber data SIMPUS dan KOHORT IBUTarget 20 %Langkah kegiatan
Pendataan Bumil, persiapan paelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi Bumil Resti/komplikasi,PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
22
e. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang DirujukJudul Ibu Hamil Resiko Tinggi yang DirujukDimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Terselamatkannya Bumil Resiko tinggi dari ancaman komplikasi yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayinya
Definisi Operasional
Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk adalah Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil resiko tinggi/komplikasi yang
dirujuk di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Denominator Jumlah Bumil resiko tinggi/komplikasi yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBUTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan Bumil, persiapan paelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi Bumil Resti/komplikasi,PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
23
f. Cakupan Kunjungan NeonatusJudul Cakupan Kunjungan NeonatusDimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitasTujuan Terpeliharanya kesehatan bayi umur 0-28 hari melalui
pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah
Definisi Operasional
Cakupan kunjungan Neonatus adalah cakupan neonatus yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal paling sedikit 3 kali (Kn I 6-48 jam, KN II 3-7 hari dan KN III 8-28 hari) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif neonatus yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Seluruh bayi lahir hidup disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, KOHORT IBU, KOHORT BayiTarget 90 %Langkah kegiatan
Pemantauan pasca persalinan dan MTBM, pelayanan kunjungan neonatus didalam gedung dan luar gedung, pelayanan rujukan neonatus, audit kesakitan dan kematian neonatus, PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
24
g. Cakupan Persal inan Oleh Tenaga KesehatanJudul Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatanDimensi Mutu Keselamatan dan efektifitasTujuan Untuk mengurangi AKI dan AKB dari proses kehamilan
dan persalinanDefinisi Operasional
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif persalianan disatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu, yang persalinannya memperoleh pertolongan dari tenaga kesehatan yang memiliki kompotensi kebidanan
Denominator Jumlah seluruh sasaran persalianan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, KohortT IBU dan Kohort BayiTarget 90 %Langkah kegiatan
Pelayanan persalinan,perawatan nifas, monitoring dan evaluasi serta PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
25
h. Cakupan Kunjungan BayiJudul Cakupan kunjungan BayiDimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitasTujuan Agar terpantauDefinisi Operasional
Cakupan kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar, paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS dan Kohort Bayi, SIRS dan KlinikTarget 90 %Langkah kegiatan
Peningkatan kompetensi, MTBS,SDIDTK kunjungan bayi dalam dan luar gedung, rujukan audit kematian dan kesakitan
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA dan Koordinator MTBM
26
i . Cakupan BBLR yang DitanganiJudul Cakupan BBLR yang ditanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitasTujuan Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
akibat BBLRDefinisi Operasional
Cakupan BBLR yang ditangani adalah cakupan BBLR (BBL < 2500gr) yang ditangani ssesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompotensi klinis kesehatan neonatal dan penanganan bblr disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif BBLR yang ditangagni sesuai standar
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif BBLR yang ada di suatu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, Kohort IBU, kohort bayiTarget 100 %Langkah kegiatan
Pemantauan BBLR, pelayanan Rujukan dan pembahasan Audit
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
27
j . Cakupan Deteksi Dini Bal ita dan anak Pra
SekolahJudul Cakupan deteksi dini Balita dan anak Pra SekolahDimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitasTujuan Menemukan secara dini gangguan kesehatan dan
kelainan tumbuh kembang yang terjadi pada Balita dan Pra sekolah
Definisi Operasional
Cakupan deteksi dini Balita dan anak Pra Sekolah adalah cakupan kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter,bidan dan perawat paling sedikit 4 kali pertahun dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter,bidan dan perawat paling sedikit 2 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang
dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter,bidan dan perawat paling sedikit 4 kali pertahun dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter,bidan dan perawat paling sedikit 2 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Balita dan anak Pra sekolah yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, kohort Balita, Buku KIA dan KMSTarget 90 %Langkah kegiatan
Peningkatan kompotensi kesehatan Balita (MTBM,MTBS,DIDTK) pelayanan kunjungan Balita dan Pra sekolah didalam maupun luar gedung serta pelayanan rujukan
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA, koordinator MTBM, MTBS
28
k. Cakupan Peserta KB BaruJudul Cakupan peserta KB BaruDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Menjarangkan dan atau menunda kehamilan di antara
pasangan usia subur (PUS)Definisi Operasional
Cakupan peserta KB Baru adalah cakupan kumulatif PUS yang baru pertama kali menggunakan kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif peserta KB baru, disatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah PUS yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang samaSumber data Hasil pencatatan dan pelaporan KBTarget 80 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, pemberian pelayanan yang berkualitas dan PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA –KB
29
l . Cakupan Peserta KB aktifJudul Cakupan peserta KB aktifDimensi Mutu Kualitas dan kontinuitasTujuan Untuk menunjukan berapa besar pasangan Usia Subur
(PUS) yang berpotensi hamil yang terlindungi dari kejadian kehamilan dan untuk menilai kinerja program KB
Definisi Operasional
Cakupan peserta KB aktifu adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan usia Subur (PUS) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi, disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh PUS yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang samaSumber data SIMPUS dan Hasil pencatatan dan pelaporan KBTarget 80 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, pemberian pelayanan yang berkualitas dan konseling KB
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA –KB
30
2. Upaya Gizi Masyarakat
a. Cakupan Balita terdaftar di Posyandu dan
memiliki KMSJudul Cakupan balita terdaftar di Posyandu dan memiliki
KMSDimensi Mutu Keselamatan dan kualitas kesehatanTujuan Agar di ketahui jumlah Balita yang ada di setiap
Posyandu untuk akses pemantauan tumbuh kembangnya
Definisi Operasional
Cakupan balita terdaftar di Posyandu dan memiliki KMS adalah Balita (0-59 Bulan) yang ada di setiap Posyandu tercatat dalam kohort Balita dan memiliki KMS
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Balita yang terdaftar di Posyandu dan memiliki
KMS/buku KIADenominator Jumlah seluruh Balita yang ada dan tinggal tetap di
wilayah PosyanduSumber data SIMPUS, Kohort BalitaTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan Balita, pengadaan KMS/buku KIA dan distribusinya
Penanggung jawab
Koordinator Gizi dan Bidan Desa
31
b. Cakupan partisifasi Balita Datang ke
Posyandu (D/S)Judul Cakupan Balita datang Nimbang Berat badan ke
Posyandu (D/S)Dimensi Mutu Keselamatan dan KualitasTujuan Mengetahui tumbuh kembang kesehatan BalitaDefinisi Operasional
Cakupan Balita datang Nimbang Berat badan ke Posyandu (D/S) adalah jumlah Balita yang hadir nimbang setiap bulan di Posyandu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Balita yang hadir nimbang di PosyanduDenominator Jumlah Balita yang ada tercatat di PosyanduSumber data Kohort Balita, data kelahiran dan KMS/buku KIATarget 80 %Langkah kegiatan
Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan Balita di Posyandu
Penanggung jawab
Koordinator Gizi dan Bidan desa
32
c. Cakupan Balita Naik Berat badannya setiap
Bulan (N/D)Judul Cakupan Balita yang naik Berat badannya setiap bulan
(N/D)Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas kesehatanTujuan Mengetahui tingkat tumbuh kembang kesehatan BalitaDefinisi Operasional
Cakupan balita yang naik BB nya setiap bulan adalah jumlah balita yang naik BB nya setiap bulannya
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Balita yang naik Berat BadannyaDenominator Jumlah Balita yang datang nimbang BB di posyanduSumber data Kohort Balita dan KMS/buku KIATarget 80 %Langkah kegiatan
Pembinaan Kader, pelayanan kesehatan Balita di Posyandu
Penanggung jawab
Koordinator Gizi dan Bidan desa
33
d. Balita yang berat badannya di Bawah Garis
Merah (BGM)Judul Balita yang BB nya pada KMS/Buku KIA di bawah Garis
Merah (BGM)Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Mengetahui tingkat tumbuh kembang BalitaDefinisi Operasional
Balita yang BB nya pada KMS/Buku KIA di bawah Garis Merah (BGM) adalah jumlah Balita yang BB nya berada di bawah garis Merah (BGM) pada KMS/buku KIA
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif Balita yang berat badannya di bawah
garis merah pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah balita yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Kohort Balita, KMS/buku KIATarget 5 %Langkah kegiatan
Pembinaan Kader, pelayanan kesehatan Balita di Posyandu
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
34
e. Balita Gizi kurang yang ditanganiJudul Balita gizi Kurang yang tertanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baikDefinisi Operasional
Balita gizi Kurang yang tertangani adalah jumlah Balita gizi kurang yang ditangani dengan melakuakan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Balita gizi kurang yang ditangani di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kumulatif Balita yang ada di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentuSumber data LB3- SIMPUS, Kohort Balita, KMS/buku KIATarget 100 %Langkah kegiatan
Verifikasi status Gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
35
f. Balita gizi buruk yang ditanganiJudul Balita gizi buruk tertanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baikDefinisi Operasional
Balita gizi buruk tertangani adalah jumlah Balita gizi buruk yang ditangani dengan melakuakan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Balita gizi kurang yang ditangani di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kumulatif Balita gizi kurang yang ditangani di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data LB3- SIMPUS, Kohort Balita, KMS/buku KIATarget 100 %Langkah kegiatan
Verifikasi status Gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
36
g. Balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahunJudul Balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahunDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Mencegah terjadinya kasus kekurangan Vitamin A
pada BalitaDefinisi Operasional
Balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahun pemberiaan Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan Agustus
Frekuensi pengumpulan data
2 Kali Setahun
Periode Analisa 2 Kali setahunNumerator Jumlah Balita yang mendapat Vitamin A di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah Balita yang ada di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuSumber data LB3- SIMPUS, Kohort Balita, KMS/buku KIATarget 90 %Langkah kegiatan
Pendataan Balita dan logistik, distribusi ke posyandu serta Sweeping
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
37
h. Pemantauan Status Gizi (PSG) PosyanduJudul Pelaksanaan PSG PosyanduDimensi Mutu Kualitas dan KontinuitasTujuan memantau status tumbuh kembang balita di
PosyanduDefinisi Operasional
Pelaksanaan PSG Posyandu adalah suatu upaya pemantauan status gizi balita yang dilakukan di Posyandu oleh petugas kesehatan dan kader
Frekuensi pengumpulan data
1 kali setahun
Periode Analisa 1 kali setahunNumerator Jumlah Posyandu yang melaksanakan PSGDenominator Jumlah PosyanduSumber data Data UKBMTarget 10 %Langkah kegiatan
Penentuan sample posyandu, pelaksanaan PSG dana analisa data
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
38
i . Pemantauan keluarga sadar Gizi (Kadarzi)Judul Pemantauan KADARZIDimensi Mutu Kualitas dan KontinuitasTujuan Memantau dan membina keluarga agar sadar giziDefinisi Operasional
Pemantauan KADARZI adalah suatu upaya pemantauan perilaku akan pola konsumsi melalui survey keluarga yang dilakukan oleh petugas kesehatan
Frekuensi pengumpulan data
1 kali setahun
Periode Analisa 1 kali setahunNumerator Jumlah keluarga sadar giziDenominator Jumlah keluarga yang disurveySumber data Data keluargaTarget 65 %Langkah kegiatan
Penentuan cluster KK, pelaksanaan kadarzi, analisa data
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
39
j . Bumil yang diukur LILAJudul Bumil yang di ukur LILADimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan memantau status gizi Bumil (Tingkat pemenuhan
kalori)Definisi Operasional
Pengukukuran LILA Bumil adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan mengukur lingkar lengan atas Bumil agar diketahui tingkat pemenuhan kalori
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil yang diukur LILA nya di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kumulatif Bumil yang ada di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang samaSumber data LB3- SIMPUS, Kohort BUMIL, buku KIATarget 100 %Langkah kegiatan
Verifikasi status Gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
40
k. Bumil KEK yang tertanganiJudul Bumil KEK yang ditanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan status gizi BUmil selama KehamilanDefinisi Operasional
Bumil KEK tertangani adalah jumlah Bumil KEK yang ditangani dengan melakukan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil KEK yang ditangani di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah Bumil yang ada di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuSumber data LB3- SIMPUS, Kohort Bumil, buku KIATarget 100 %Langkah kegiatan
Verifikasi status Gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
41
l . Ibu Nipas yang mendapat Vitamin AJudul Ibu Nifas yang dapat Vitamin ADimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan pemenuhan Vitamin A bagi ibu dan
bayinya sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari defisiensi Vitamin A
Definisi Operasional
Ibu Nifas yang dapat Vitamin A adalah Vitamin A diberikan pada Ibu nipas (0-42 hari) setelah melahirkan segera 1 kapsul Vitamin A (200.000 IU) warna merah dan satu kapsul lagi diberikan dengan selang waktu 24 jam
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif ibu nifas yang mendapat Vitamin A
di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kumulatif ibu nifas yang ada di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang samaSumber data SIMPUS, Kohort Bumil, buku KIATarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan kelahiran, distribusi Vitamin A melalui kunjungan neonatus
Penanggung jawab
Koordinator Gizi dan koordinator KIA
42
m. Bumil yang mendapat Tablet Besi (Fe) 90
tabletJudul Bumil dapat Tablet Besi (Fe) 90 TabletDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan pemenuhan zat besi bagi ibu hamil
sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari defisiensi zat besi (anemia)
Definisi Operasional
Bumil dapat Tablet Besi (Fe) 90 Tablet adalah Bumil yang selama kehamilannya telah mengkonsumsi tambahan zat besi dengan meminum tablet fe minimal 90 tablet
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil yang mendapat Fe 90 tablet di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kumulatif Bumil yang ada di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang samaSumber data SIMPUS, Kohort Bumil, buku KIA dan PWSTarget 90 %Langkah kegiatan
Antenatal care, perencanaan dan distribusi tablet Fe
Penanggung jawab
Koordinator Gizi dan Koordinator KIA
43
n. MP-ASI pada Bayi BGM dari masyarakat
miskin (Maskin)Judul MP-ASI pada bayi BGM dari MaskinDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan status gizi bayi BGM dari Maskin Definisi Operasional
MP-ASI pada bayi BGM dari Maskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada bayi (6-11 bulan) BGM dari Maskin dengan porsi 100 gram perhari selama 90 hari
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Balita gizi kurang yang ditangani di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kumulatif Bayi BGM dari Maskin yang
mendapat MP-ASI di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, Kohort Balita, KMS/buku KIA serta pendataan Maskin
Target 90 %Langkah kegiatan
Verifikasi status Gizi, KIE, intervensi dengan MP-ASI
Penanggung jawab
Koordinator Gizi
44
3. Upaya Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menulara. Pelayanan Imunisasi
1) Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7
hariJudul Cakupan Imunisasi HB-O Bayi lahir hidup < 7 hariDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi
lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi HB-O Bayi lahir hidup < 7 hari adalah imunisasi Hepatitis B yang diberikan pertama kali kepada bayi lahir hidupsebelum berumur 7 hari dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Imunisasi HB-O < 7 hari di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 90 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
45
2) Cakupan imunisasi BCGJudul Cakupan Imunisasi BCGDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi
lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit TBC
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi BCG adalah imunisasi BCG yang diberikan satu kali kepada bayi lahir hidup seawal mungkin dengan cara menyuntikan disalah satu lengan atas bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Imunisasi BCG di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 98 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan Imunisasi dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
46
3) Cakupan imunisasi DPT HiB1Judul Cakupan Imunisasi DPT HiB1Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi
lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B, Dipteri, pertusis, tetanus dan Haemophilus influenza
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi DPT HiB1adalah imunisasi kombinasi HiB dan DPT yang diberikan pertama pada bayi berumur 2 bulan dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif DPT HiB1di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 98 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
47
4) Cakupan imunisasi DPT HiB3Judul Cakupan Imunisasi DPT HiB3Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi
lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B, Dipteri, pertusis, tetanus dan Haemophilus influenza
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi DPT HiB3 adalah imunisasi kombinasi HiB dan DPT lanjutan yang diberikan pada bayi berumur 4 bulan dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Imunisasi DPT HiB3 di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 93 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
48
5) Cakupan imunisasi Polio 4Judul Cakupan Imunisasi Polio 4Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi
lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Polio
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah imunisasi Polio lanjutan yang diberikan pertama kali kepada bayi berumur 4 bulan dengan cara meneteskan sebanyak 2 tetes dosis di mulut bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Polio 4 di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 90 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
49
6) Cakupan Imunisasi CampakJudul Cakupan Imunisasi CampakDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi
lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Campak
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi campak adalah imunisasi campak yang diberikan kepada bayi berumur 9 bulan dengan cara menyuntikan dilengan kiri bayi, disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif campak di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuDenominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 90 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
50
7) DO DPT HB1 – CampakJudul DO DPT HiB1 - CampakDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Mengetahui kelengkapan dan intensitas imunitas yang
didapatkan terhadap seluruh sasaran bayi (0-12 bulan)
Definisi Operasional
DO DPT HiB1 - Campak adalah DO (drop Out) yang terjadidari pemberian imunisasi DPT HiB1 (kontak II) pada bayi dengan kelengkapan pemberian imunisasi campak) sebelum berumur 12 bulan, disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif imunisasi DPT HiB1 dikurangi jumlah
kumulatif imunisasi campak di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif imunisasi DPT HiB1 di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan Imunisasi
Target < 10 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
51
8) Cakupan Desa UCI (Universal Child Imunization)Judul Cakupan Desa UCIDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Mengetahui akses wilayah terhadap kelengakapan dan
intensitas imunitas yang didapatkan terhadap sasaran bayi (0-12 bulan)
Definisi Operasional
Cakupan Desa UCI adalah desa dimana > 80 % dari jumlah bayi yang ada didesa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam satu tahun
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah Desa UCI di satu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentuDenominator Jumlah Desa yang ada di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan , pelayanan Imunisasi yang berkualitas, PWS Imunisasi dan Monev
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
52
9) Status T5 BumilJudul Status T5 BumilDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan kekebalan seumur hidup pada ibu usia
Subur dari ancaman penyakit Tetanus yang menyerang neonatus yang dikandung dan dilahirkan
Definisi Operasional
Status T5 Bumil adalah wanita sampai dengan usia subur dan selama kehamilan mendapatkan imunisasi TT sesuai standar
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap BulanNumerator Jumlah kumulatif Bumil yang yang sudah T5 di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah Bumil yang ada di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentuSumber data SIMPUS, Kohort Bumil, KMS/buku KIA serta buku
catatan ImunisasiTarget 95 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik dan PWS Imunisasi
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi dan Bidan penanggung jawab desa
53
10) Cakupan BIAS campak kelas I SDJudul Cakupan BIAS Campak kelas I SDDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan boster campak kepada anak usia 6
tahun/kelas I sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari penyakit campak dan komplikasi campak
Definisi Operasional
Cakupan BIAS campak Kelas I SD adalah kegiatan imunisasi anak SD dan sederajat dengan memberikan suntikan campak di lengan kiri pada anak SD kelas
Frekuensi pengumpulan data
Setiap Bulan september
Periode Analisa Setiap Bulan septemberNumerator Jumlah murid kelas I SD yang mendapat imunisasi
campak di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas I SD yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Data anak SD kelas I, absensi kelasTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi
54
11) Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas I I – I I I
SDJudul Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas II-III SDDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan boster DT, Td kepada anak usia 6 – 8
tahun/kelas II-III SD sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari penyakit dipteri dan tetanus maupun komplikasinya
Definisi Operasional
Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas II-III SD adalah kegiatan imunisasi anak SD dan sederajat dengan memberikan suntikan DT pada murid kelas I SD dan Td pada murid kelas II-III SD
Frekuensi pengumpulan data
Satu kali satu tahun
Periode Analisa Satu kali satu tahunNumerator Jumlah murid kelas I SD yang mendapat imunisasi DT
dan Jumlah murid kelas II-III SD yang mendapat imunisasi Td di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas I SD dan jumlah murid kelas II-III yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Data anak SD kelas I,II dan Kelas III, absensi kelasTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik
Penanggung jawab
Koordinator Imunisasi
55
b. Pemberantasan penyakit
1) Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24
jamJudul Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jamDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meminimalkan penyebaran wabah dan dampak
penyakit Definisi Operasional
Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam adalah kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani <24 Jam pada suatu desa di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap hari kerja
Periode Analisa Satu bulanNumerator Jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani < 24
Jam di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi dalam
satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang samaSumber data Laporan KLB 24 jam (W1) masyarakat dan media
massaTarget 100 %Langkah kegiatan
Pemastian KLB, investigasi, penanggulangan, memutus mata rantai dan pengamatan pasca KLB
Penanggung jawab
Koordinator P2M
56
2) Acute Flacid Paral isys (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 tahunJudul Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 tahunDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Mengetahui / penemuan virus polio liarDefinisi Operasional
Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 tahun di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 tahun di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penduduk < 15 tahun di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan suveilan AFPTarget 1%Langkah kegiatan
Sosialisasi, pencarian kasus, pengamatan spesimen, kunjungan ulang dan pencarian kontak ( teman bermain)
Penanggung jawab
Koordinator P2M dan surveilen
57
3) Penemuan TB Paru BTA +Judul Penemuan TB Paru BTA +Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Menemukan kasus TB Paru dengan BTA + pada
penderita Suspek TB ParuDefinisi Operasional
Penemuan TB Paru BTA + adalah jumlah penderita TB Paru BTA + pada penderita dengan gejala batuk berdahak/berdarah > 2 minggu di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah penderita TB Paru BTA + yang ditemukan di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah penderita suspek TB Paru di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang samaSumber data Laporan TBTarget 100 %Langkah kegiatan
Tatalaksana TB Baru, pemeriksaan Sputum, penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring serta evaluasi
Penanggung jawab
Koordinator P2M
58
4) Cakupan Balita dengan Pnemonia yang
ditanganiJudul Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Balita yang menderita Pnemonia mendapatkan
tatalaksana penanganan sesuai standarDefinisi Operasional
Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani adalah cakupan balita dengan pnemonia yang ditangani sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Balita dengan Pnemonia yang ditangani di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah perkiraan kasus pnemonia balita di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang samaSumber data Laporan P2 ISPATarget 100 % (10 % dari populasi balita)Langkah kegiatan
Penemuan pendereita, pengobatan, kunjungan rumah, promkes dan monev
Penanggung jawab
Koordinator P2M
59
5) Penderita DBD yang ditanganiJudul Penderita DBD yang ditanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Penderita kasus DBD mendapatkan tatalaksana
penangan sesuai standarDefinisi Operasional
Penderita DBD yang ditangani adalah penderita DBD yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Penderita DBD yang ditangani sesuai standar
di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh penderita DBD yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang samaSumber data Laporan P2 DBD, SP2TPTarget 80 %Langkah kegiatan
Penegakan diagnosa, tatalaksana, Monev dan PROMKES
Penanggung jawab
Koordinator P2M dan surveilen
60
6) Cakupan bal ita dengan Diare yang ditanganiJudul Balita dengan diare yang ditanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Balita dengan diare mendapatkan tatalaksana
penangan sesuai standar sehingga tidak berakibat dehidrasi
Definisi Operasional
Balita dengan diare yang ditangani adalah Balita dengan diare yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Balita dengan diare yang ditangani sesuai
standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh Balita dengan diare yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2 diare, SP2TPTarget 100 %Langkah kegiatan
Penegakan diagnosa, tatalaksana, Monev dan PROMKES
Penanggung jawab
Koordinator P2M dan surveilen
61
7) Penderita kusta yang selesai berobat (RFT)Judul Penderita kusta yang selesai berobat (RFT)Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Penderita kusta mendapatkan tatalaksana penangan
sesuai standar sehingga tidak relaps dan menimbulkan kecacatan
Definisi Operasional
Penderita kusta yang selesai berobat (RFT) adalah penderita kusta PB/MB yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Penderita Kusta PB/MB yang ditangani sesuai
standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita Kusta yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2 kusta, SP2TPTarget 100 %Langkah kegiatan
Penegakan diagnosa, tatalaksana,pemeriksaan kontak serumah, Monev dan PROMKES
Penanggung jawab
Koordinator P2M Kusta
62
8) Infeksi Menular Seksual ( IMS) yang diobatiJudul Infeksi Menular Seksual yang diobatiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Penderita IMS mendapatkan tatalaksana penangan
sesuai standar sehingga tidak terjadi penyebaran dan resistensi obat
Definisi Operasional
Penderita IMS yang diobati adalah penderita Penderita IMS yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Penderita IMS yang ditangani sesuai standar
di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh penderita IMS yang ada di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang samaSumber data Laporan P2 IMS, SP2TPTarget 100 %Langkah kegiatan
Penegakan diagnosa, tatalaksana,perilaku seksual aman , Monev dan PROMKES
Penanggung jawab
Koordinator P2M
63
9) Kasus gigitan Hewan penular Rabies ditanganiJudul Kasus gigitan Hewan penular Rabies ditanganiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Penderita gigitan Hewan penular Rabies
mendapatkan tatalaksana penangan sesuai standar
Definisi Operasional
Kasus gigitan Hewan penular Rabies ditangani adalah penderita yang digigit hewan penular rabies (anjing, kera, dan Kucing) yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah Penderita gigitan hewan penular rabies yang
ditangani sesuai standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita gigitan penular rabies yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan gigitanTarget 100 %Langkah kegiatan
Sosialisasi Protap, VAR, investigasi serta pencatatan dan pelaporan,
Penanggung jawab
Koordinator P2M
64
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Rumah /banguna bebas jentik Nyamuk AedesJudul Rumah bebas jentik nyamuk AedesDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Menekan kepadatan jentik nyamuk Aedes
sehingga siklus penularan penyakit melalui vektor bisa dikurangi
Definisi Operasional
Rumah bebas jentik nyamuk Aedes adalah rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah rumah/banguna yang bebas jenti nyamuk
Aedes di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan inspeksi SanitasiTarget 95 %Langkah kegiatan
Surveilans, pengendalian vektor, promkes dan Monev
Penanggung jawab
Koordinator Kesling
65
b. Cakupan sarana air bersihJudul Cakupan sarana Air bersihDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap air
bersih
Definisi Operasional
Cakupan sarana Air bersih adalah sarana air bersih untuk kebutuhan rumah tangga yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah jiwa yang terakses air untuk kebutuhan rumah
tangga yang memenuhi sarat hygiene sanitasi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jiwa yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan KeslingTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan,sosialisasi dan inpeksi sanitasi
Penanggung jawab
Koordinator Kesling
66
c. Cakupan SPAL (Saluran Pembuangan Air
Limbah)Judul Cakupan SPALDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap
pembuangan limbah rumah tangga
Definisi Operasional
Cakupan SPAL adalah sarana SPAL untuk kebutuhan rumah tangga yang memenuhi syarat hygiene samitasi di satu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah KK yang terakses SPAL untuk kebutuhan rumah
tangga yang memenuhi syarat hygiene sanitasi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah KK yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan keslingTarget 95 %Langkah kegiatan
Pendataan, sosialisasi dfan inspeksi Sanitasi
Penanggung jawab
Koordinator Kesling
67
d. Tata kelola l imbah Non MedisJudul Tata kelola limbah Non MedisDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan penampilan puskesmas
Definisi Operasional
Tata kelola limbah Non Medis adalah pengelolaan limbah yang dihasilkan dari aktifitas non medis baik organik maupun anorganik yang bersumber dari lingkungan pegawai, pengunjung puskesmas
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Kondisi limbah non medis yang dikelolaDenominator Kondisi limbah non medisSumber data Tempat penampungan limbah non medisTarget 100 %Langkah kegiatan
Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara limbah non medis,peningkatan kegiatan Jumsih
Penanggung jawab
Koordinator Kesling
68
e. Tata kelola l imbah MedisJudul Tatakelola limbah medis Dimensi Mutu keselamatanTujuan Menghindari dampak yang di akibatkan oleh limbah
medis terhadap lingkunganDefinisi Operasional
Tatakelola limbah medis adalah pengelolaan limbahyang di hasilkan dari aktipitas medis baik bersumber dari kegiatan medis teknis atau alat penunjang medis
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Kondisi medis yang di kelolaDenominator Kondisi limbah mrdisSumber data TPS limbah medisTarget 100%Langkah kegiatan
Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara limbah medis, packing harian dan pemusnahan di incenerator
Penanggung jawab
Koordinatos kesling
69
5. Upaya Promkes
a. Penyuluhan pri laku hidup bersih dan
sehat(rumah tangga PHBS) Judul Penyuluhan prilaku hidup bersih dan sehat (rumah
tangga PHBS) Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatanTujuan Di ketahui tatanan tentang indikator rumah tangga
sehatDefinisi Operasional
Rumah tangga PHBS adalah proporsi rumah tangga yang memenihi 10 indikator yaitu: persalinan oleh nakes, balita di beri ASI esklusif, timbang bayi dan balita, tidak meroko, aktipitas pisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih, tersedianya jamban, berantas jentik, cuci tangan dengan sabun
Frekuensi pengumpulan data
Satu tahun satu kali
Periode Analisa Satu tahun satu kaliNumerator Jumlah rumah tangga PHBS di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh rumah tangga yang di survei di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang samaSumber data Peng kajian kuantitatip survai rumah tangga PHBS Target 65%Langkah kegiatan
Penentuan RT yang di survai, kunjungan rumah,pengkajian, analisa, tindak lanjut
Penanggung jawab
Koordinator Promkes
70
b. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin (Jamkesmas)Judul JPKM (Jamkesmas)Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatanTujuan Penduduk miskin terlindungi dari pembiayaan
kesehatan sebagai peserta JPKM Definisi Operasional
Cakupan JPKN gakin adalah proposi penduduk gakin terlindungi JPK (subsidi pemetrintah dan pemda) disuatu wilayah kerja pad kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah penduduk gakin yang memiliki kartu peserta
JPK di satu wilayah kerja pada waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh penduduk gakin di satu wilayah kerja
pada waktu yang samaSumber data Laporan JPK Target 100%Langkah kegiatan
Identipikasi, sosialisasi, pelaksanaan
Penanggung jawab
Koordinator Promkes
71
6. Upaya Pengobatana. Rawat Jalan
1) Pemberi pelayanan Medis Rawat Jalan
tingkat PuskesmasJudul Pemberi pelayanan Medis Rawat Jalan tingkat
PuskesmasDimensi Mutu Kompotensi Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan oleh tenaga dokter
umum dan dokter gigi Definisi Operasional
Pemberi pelayanan Medis Rawat Jalan tingkat Puskesmas adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) sesuai dengan setandar pelayanan ke sehatan dasar
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kunjungan pasen rawat jalan yang di berikan
oleh tenaga medis di tingkat puskesmas pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan pasen rawat jalan di tingkat puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, laporan kunjungan, Target Dokter umum: 100% (12 jam perhari)
Dokter gigi: 100% (pada hari jam kerja)Langkah kegiatan
Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitoring dan evaluasi
Penanggung jawab
Koordinator rawat jalan
72
2) Pemberi pelayanan Medis rawat jalan tingkat
PustuJudul Pemberi pelayanan rawat jalan tingkat PustuDimensi Mutu kompotensiTujuan Tersedia pelayanan poliklinik rawat jalan oleh tenaga
dokter umum di tingkat pustuDefinisi Operasional
Pemberi pelayanan poliklinik rawat jalan tingkat pustu adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum) sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dasar
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang di berikan
pelayanan oleh tenaga medis (dokter umum) di tingkat pustu pada kurun waktu teryentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan pasien rawat jalan di tingkat pustu pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan KunjunganTarget 50%Langkah kegiatan
Pembentukan komite medik, pengaturanjadwal tugas, monitoring dan evaluasi
Penanggung jawab
Koordinator rawat jalan
73
3) Pemberi pelayanan Medis rawat jalan
dengan Puskesmas Keli l ingJudul Pemberi pelayanan rawat jalan dengan Puskesmas
KelilingDimensi Mutu Akses, kompotensiTujuan Untuk menjangkau wilayah RW terhadap pelayanan
poliklinik rawat jalan oleh tenaga dokter umum di wilayah kerja yang jauh dari fasilitas kesehatan
Definisi Operasional
Pemberi pelayanan rawat jalan dengan puskesmas keliling adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum) dengan puskesmas keliling sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dasar di wilayah RW
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah RW yang mendapat pelayanan kesehatan
dasar dengan puskesmas keliling oleh tenaga medis (dokter umum) pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh RW yang ada pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS Laporan kunjungan,Target 30%Langkah kegiatan
Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitiring
Penanggung jawab
Koordinator rawat jalan
74
b. Rawat Darurat Tingkat pertama
1) Penberi Pelayanan Medis Rawat Darurat
Tingkat PertamaJudul Pemberi pelayanan rawat Darurat Tingkat pertamaDimensi Mutu kompotensiTujuan Tersedianya pelayanan rawat darurat oleh dokter
umumDefinisi Operasional
Pemberi pelayanan rawat darurat adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum) dengan puskesmas keliling sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dasar
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah jam /hari pelayanan rawat darurat yang
diberikan pelayananya oleh kompotensi dokter umum pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jam/hari buka pelayanan rawat darurat puskesmas a pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS Laporan kunjungan,Target 12 jam/hariLangkah kegiatan
Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitiring
Penanggung jawab
Koordinator UGD
75
2) Waktu tanggap pelayananJudul Waktu tanggap pelayananDimensi Mutu Keselamatan dan efektifitasTujuan Agar terselenggaranya pelayanan yang cepat,
tanggap, responsiv sehingga mampu meyelamatkan pasien
Definisi Operasional
Waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu datang sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak
kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (n=25)Sumber data Data sampling pasien UGDTarget 5 menit terlayani setelah pasien datangLangkah kegiatan
Pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana
Penanggung jawab
Kepala UGD
76
3) Penanganan rujukanJudul Penanganan RujukanDimensi Mutu Keselamatan dan efektifitasTujuan Agar terselenggaranya mekanisme rujukan yang
cepat, tanggap,responsive sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Operasional
Penanganan rujukan adalah pasien yang karena diagnose dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat UPT Kesmas yang selanjutnya di reveral ke pelayanan tingkat dua (RSU)
Frekuensi pengumpulan data
Aetiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumolatif pasien yang karena diagnose dan
indikasi di rujuk k fasilitas RS pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah pasien yang ada karena diagnose dan indikasi di rujuk
Sumber data SIMPUS, SP2TPTarget 100%Langkah kegiatan
Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana
Penanggung jawab
Kepala UGD
77
4) Kematian pasen < 24 jamJudul Kematian pasien <24 jam di UGDDimensi Mutu Keselamatan dan efektifitasTujuan Agar terselenggara pelayanan di UGD yang kompoten,
cepat, tanggap, responsiv sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Operasional
Kematian pasien<24 jam adalah kematianpasein di UGD sejak periode datang sampai mendapat penanganan yang komprohesif < 24 jam dalam kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulan Numerator Jumlah kumulatif pasien yang meninggal < 24 jam di
UGD sejak periode datang pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh pasien yang di tangani di UGD pada
kurun waktu yang samaSumber data SIMPUS, SP2TPTarget 0%Langkah kegiatan
Peningkatan kompotemsi SDM, penyediaan sarana dan prasarana
Penanggung jawab
Kepala UGD
78
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya kesehatan sekolahJudul Cakupan pemeriksaan siswa SD dan setingkat oeh
tenaga kesehatan/guru UKS/Dokter kecilDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah
Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan siswa SD dan setingkat oeh tenaga kesehatan/guru UKS/Dokter kecil adalah cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih melalui penjaringan di satu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
1 kali setahun
Periode Analisa 1 kali setahun Numerator Jumlah siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih melalui penjaringan di satu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas 1 SD dan sederajat pada kurun waktu yang sama
Sumber data Data Diknas dan laporan UKSTarget 100 %Langkah kegiatan
Persiapan sarana dan prasarana, perencanaan, pelaksanaan,pencatatan dan pelaporan
Penanggung jawab
Kordinator UKS
79
2. Upaya pelayanan Kesehatan remajaJudul Cakupan pelayanan kesehatan remajaDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
perilaku hidup sehat anak anak remaja yang berada di sekolah
Definisi Operasional
Cakupan pelayanan kesehatan remaja adalah cakupan siswa kelas 1 SMP/sederajat dan siswa kelas 1 SMU/sederajat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih melalui penjaringan di satu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
1 kali setahun
Periode Analisa 1 kali setahun Numerator Jumlah siswa kelas 1 SMP/sederajat dan siswa kelas 1
SMU/sederajat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih melalui penjaringan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah siswa kelas 1 SMP/sederajat dan siswa kelas 1 SMU/sederajat pada kurun waktu yang sama
Sumber data Data Diknas dan laporan UKSTarget 100 %Langkah kegiatan
Persiapan sarana dan prasarana, perencanaan, pelaksanaan,pencatatan dan pelaporan
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Uks dan Kesehatan Remaja
80
3. Upaya kesehatan pralansia dan lansia
a. Cakupan pelayanan kesehatan Pra lansia dan
lansiaJudul Cakupan pelayanan kesehatan Pra lansia dan LansiaDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
perilaku hidup sehat pada Pra lansia dan LansiaDefinisi Operasional
Cakupan pelayanan kesehatan Pra lansia dan Lansia adalah pra lansia dan Lansia yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa setiap bulanNumerator Jumlah pra lansia dan Lansia yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk pra lansi dan Usila pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan pra lansia dan Usila dan data kependudukanTarget 70 %Langkah kegiatan
Pendataan , perencanaan kegiatan, pelayanan
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan khusus Lansia
81
b. Posyandu lansiaJudul Posyandu lansiaDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
perilaku hidup sehat Pra lansia dan UsilaDefinisi Operasional
Posyandu lansia adalah Posyandu yang melakuakan pelayanan kepada Pra lansia dan Usila yang mengutamakan aspek promotif dan preventif disamping kuratif dan rehabilitatif di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulan Numerator Jumlah posyandu lansia yang dibentuk masing-masing
desa di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh Desa di satu wilayah pada kurun
waktu yang samaSumber data Data Desa dan data PosyanduTarget 4 kelompok/DesaLangkah kegiatan
Sosialisasi, peningkatan SDM, pendataan lansia, pembentukan Posyandu lansia, pelayana Lansia, monitiring dan evaluasi
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan khusus Lansia
82
4. Upaya kesehatan j iwa MasyarakatJudul Pelayanan gangguan Jiwa di PuskesmasDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada gangguan mental emosional,psikomatik dan pskotik
Definisi Operasional
Pelayanan gangguan Jiwa di Puskesmas adalah kasus gangguan jiwa yang dilayani di Puskesmas dan jejaringnya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa setiap bulanNumerator Jumlah kunjungan gangguan jiwa yang dilayani di
Puskesmas dan jejaringnya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh seluruh kunjungan ke Puskesmas dan jejaring pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,SIK,Rekam medik, laporan Program JiwaTarget 15 %Langkah kegiatan
Penemuan kasus (ICD X), pelayanan, kunjungan rumah, pencatatan dan pelaporan, rujukan dan Monev
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan khusus Jiwa Masyarakat
83
5. Upaya kesehatan mata
a. Penemuan penderita katarakJudul Penemuan penderita katarakDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Menemukan sedini mungkin gangguan matakarena
katarakDefinisi Operasional
Penemuan penderita katarak adalah ditemukannya katarak mature pada kegiatan screening (hunting)
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa setiap bulan Numerator Jumlah kumulatif penderita katarak mature
ditemukan dalam screening di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita yang discreening ke Puskesmas dan jejaring pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,SIK,Rekam medikTarget 10 %Langkah kegiatan
Persiapan pra pelayanan, kompotensi tenaga, waktu pelayanan, rujukan, pencatatan dan pelaporan
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan khusus Mata
84
b. Penderita mata katarak yang di operasiJudul Penderita mata yang dioperasiDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Menurunkan angka kebutaan akibat gangguan mata
karena katarakDefinisi Operasional
Penderita mata yang dioperasi adalah penderita karena indikasi medis dilakukan operasi
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa setiap bulann Numerator Jumlah kumulatif penderita katarak yang dilakukan
operasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita katarak yang ada dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Data kunjungan ,SIK,Rekam medikTarget 80 %Langkah kegiatan
Persiapan pra pelayanan, kompotensi tenaga, waktu pelayanan, rujukan dan kerja sama dengan Dinkes bagian kesehatan Mata
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan Mata
85
6. Upaya kesehatan kerjaJudul Cakupan pelayanan kesehatan Kerja pada pekerja
formalDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan derajat kesehatan pekerja formal baik
yang menyangkut penyakit akibat kerja (PAK) maupun penyakit akibat hubungan kerja (PAHK)
Definisi Operasional
Cakupan pelayanan kesehatan Kerja pada pekerja formal adalah pekerja formal ( Instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur) yang memperoleh pelayanan kesehatan kerja baik kegiatan promotif,preventif kuratif dan rehabilitatif sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Satu kali setahun
Periode Analisa Satu kali setahunNumerator Jumlah pekerja formal yang memperoleh pelayanan
kesehatan kerja di puskesmas sesuai standar yang ada pada pedoman di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pekerja formal yang adapada wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan ketenagaan instansi/unit usaha,SIMPUS dan laporan kegiatan kesehatan kerja
Target 80 %Langkah kegiatan
Pendataan , sosialisasi, perencanaan kegiatan, pelayanan dan Monev
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan Kerja
86
7. Upaya Perawatan kesehatan MasyarakatJudul Perawatan kesehatan Masyarakat dengan keluarga
Resiko Tinggi kesehatan (Bumil Resti, Neonatal Resti, Balita Resti, TB Paru)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Memberikan pelayanan (promotif,preventif,kuratif dan
rehabilitatif) kepada keluarga Resti KesehatanDefinisi Operasional
Perawatan kesehatan Masyarakat dengan keluarga Resiko Tinggi kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada keluarga Resti dengan cara perawatan kesehatan melalui kunjungan rumah
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah keluarga Resti yang memperoleh pelayanan
kesehatan dengan Perkesmas di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh keluarga Resti yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort ibu,PWS KIA dan laporan TBTarget 100 %Langkah kegiatan
Pendataan , perencanaan kegiatan, pelayanan dan rujukan
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Perkesmas
87
8. Upaya kesehatan gigi dan MulutJudul Cakupan penduduk mendapatkan pelayanan
kesehatan Gigi dan MulutDimensi Mutu Keselamatan dan kualitasTujuan Meningkatkan akses pelayanan kesehatan gigi dan
mulut kepada pendudukDefinisi Operasional
Cakupan penduduk mendapatkan pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut adalah kunjungan penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar di Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa setiap 3 bulanNumerator Jumlah kunjungan baru yang pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penduduk yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,SIK,Rekam medik, data kependudukanTarget 3 %Langkah kegiatan
Pendataan, pengaturan pelayanan dan petugas, pelayanan dan pencatatan pelaporan
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator kesehatan gigi dan mulut
88
9. Upaya pelayanan rawat Inap
a. Cakupan Rawat InapJudul Cakupan Rawat InapDimensi Mutu Kompotensi dan kualitasTujuan Mengetahui akses masyarakat terhadap pelayann
kesehatan tingkat pertamaDefinisi Operasional
Cakupan Rawat Inap adalah jumlah kunjungan kasus baru rawat inap di Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif kunjungan Pasien rawat inap di
Puskesmas pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh penduduk yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang samaSumber data SIMPUS,laporan kunjunganTarget 1,5 %Langkah kegiatan
Pendataan penduduk,sarana kesehatan dan peningkatan SDM
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Rawat Inap
89
b. Penanganan RujukanJudul Penanganan RujukanDimensi Mutu Kompotensi ,keselamatan dan efektifitasTujuan Terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat,
tanggap dan responsiv sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Operasional
Penanganan rujukan adalah pasien karena diagnosa dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat I Puskesmas yang selanjutnya di rujuk ke pelayanan tingkat II (Rumah sakit)
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif pasien yang karena diagnosa dan
indikasi di rujuk ke fasilitas Rumah Sakit pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,laporan Rawat Inap dan SP2TPTarget 100 %Langkah kegiatan
Peningkatan Kompotensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Rawat Inap
90
c. Pemberi Pelayanan Dokter UmumJudul Pemberi Pelayanan Rawat Inap oleh dokter UmumDimensi Mutu Kompotensi Tujuan Mengetahui pelayanan Rawat Inap oleh tenaga dokter
UmumDefinisi Operasional
Pemberi pelayanan Rawat Inap tingkat Puskesmas oleh dokter Umum adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis(dokter umum) di tingkat Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kunjungan Pasien rawat inap yang diberikan
oleh tenaga medis (dokter umum) di Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan pasien rawat inap di Puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,laporan kunjunganTarget 12 jam/hariLangkah kegiatan
Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitoring dan evaluasi
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Rawat Inap
91
d. Pemberi Pelayanan Paramedis Perawat dan
BidanJudul Pemberi Pelayanan Rawat Inap oleh paramedis
perawatan (Perawat dan Bidan)Dimensi Mutu Kompotensi Tujuan Mengetahui pelayanan Rawat Inap oleh tenaga
Paramedis (Perawat dan Bidan)Definisi Operasional
Pemberi pelayanan Rawat Inap tingkat Puskesmas oleh Paramedis adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga Paramedis(Perawat dan Bidan) di tingkat Puskesmas pada sesuai Standar Pelayanan Kesehatan Dasar
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kunjungan Pasien rawat inap yang diberikan
oleh tenaga Paramedis (Perawat dan Bidan) di Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan pasien rawat inap di Puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,laporan kunjunganTarget 24 jam/hariLangkah kegiatan
Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitoring dan evaluasi
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Rawat Inap
92
e. Kejadian Pulang PaksaJudul Kejadian Pulang Paksa di Rawat InapDimensi Mutu Kualitas dan KenyamananTujuan Menentukan penilaian pasien terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan/diterimaDefinisi Operasional
Pasien pulang paksa adalah suatu keadaan dimana pasien pulang atas permintaan sendiri dan atau keluarganya sebelum komite medik memutuskan pulang
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah seluruh Pasien rawat inap yang pulang paksa
pada kurun waktu tertentuDenominator Jumlah seluruh pasien rawat inap di Puskesmas pada
kurun waktu yang samaSumber data SIMPUS,laporan Rawat Inap dan SP2TPTarget 0 %Langkah kegiatan
Peningkatan kompotensi SDM, Penyediaan sarana dan Prasarana, konseling dan pelayanan yang optimal
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Rawat Inap
93
10. Persalinan (PONED)
a. Pemberi Pelayanan Persal inan NormalJudul Pemberi Pelayanan Persalinan NormalDimensi Mutu Kompotensi, keselamatan dan kualitasTujuan Terselenggaranya persalinan normal yang dilakukan
oleh tenaga dokter umum dan bidanDefinisi Operasional
Pemberi pelayanan persalinan Normal adalah persalinan normal yang dilakukan oleh tenaga dengan kompotensi dokter umum dan Bidan
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif persalinan normal yang ditolong
oleh dokter umum dan bidan pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh Persalinan normal pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,laporan kunjunganTarget Dokter umum : 50 %
Bidan : 50 %Langkah kegiatan
Peningkatan SDM, Pengaturan jadwal petugas dan kelengkapan sarana dan Prasarana
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator PONED
94
b. Pemberi pelayanan Persalinan dengan
Penyul itJudul Pemberi Pelayanan Persalinan dengan penyulitDimensi Mutu Kompotensi, keselamatan dan kualitasTujuan Terselenggaranya persalinan dengan penyulit yang
dilakukan oleh tenaga dengan Kompetitif PONED (secaraTim)
Definisi Operasional
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah persalinan dengan Penyulit yang dilakukan oleh tenaga dengan kompotensi PONED
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif persalinan dengan Penyulit yang
ditolong oleh tenaga dengan kompotensi PONED pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh Persalinan dengan penyulit pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,laporan kunjunganTarget 100 % Tim PONEDLangkah kegiatan
Peningkatan SDM, Pengaturan jadwal petugas dan kelengkapan sarana dan Prasarana
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator PONED
95
c. Penanganan Rujukan PersalinanJudul Penanganan Rujukan PersalinanDimensi Mutu Kompotensi ,keselamatan dan efektifitasTujuan Terselenggaranya mekanisme rujukan persalinan yang
cepat, tanggap dan responsiv sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Operasional
Penanganan rujukan Persalinan adalah pasien Persalinan karena diagnosa dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat I Puskesmas yang selanjutnya di rujuk ke pelayanan tingkat II (Rumah sakit)
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah kumulatif pasien Persalinan yang karena
diagnosa dan indikasi di rujuk ke fasilitas Rumah Sakit pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien Persalinan yang dirawat di Puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS,laporan PONED dan SP2TPTarget 100 %Langkah kegiatan
Peningkatan Kompotensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator PONED
96
C. Upaya Kesehatan Penunjang1. Upaya Farmasi
a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhanJudul Ketersediaan obat sesuai kebutuhanDimensi Mutu Kompotensi, kualitas dan keselamatanTujuan Tersedianya obat pelayanan kesehatan dasar sesuai
dengan kebutuhanDefinisi Operasional
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di Apotek Puskesmas
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah dan jenis obat yang tersedia untuk pelayanan
kesehatan dasar yang di Apotek pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data LPPOTarget 90 %Langkah kegiatan
Perencanaan Obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Farmasi (Apotek)
97
b. Tata kelola obat sesuai StandarJudul Tata kelola obat sesuai standarDimensi Mutu Kompotensi, kualitas dan keselamatanTujuan Pengelolaan obat sesuai standarDefinisi Operasional
Tata kelola obat sesuai standar adalah Proses perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi sesuai dengan standar tata kelola obat dan aturan perundang-undangan yang berlaku untuk katagori obat tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah dan jenis obat yang dikelola sesuai standar
tatakelola obatDenominator Jumlah dan jenis obat yang adaSumber data LPPO, SIK, register obat dan laporan ApotekTarget 100 %Langkah kegiatan
Stok opname obat, kartu stok obat, gudang penyimpanan obat dan lemari obat
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Farmasi (Apotek)
98
c. Waktu tunggu pelayanan obatJudul Waktu tunggu pelayanan obatDimensi Mutu Kompotensi, kualitas dan keselamatanTujuan Memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obatDefinisi Operasional
Waktu tunggu pelayanan obat adalah waktu yang diperlukan dari penyerahan resep samapai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadiDenominator Jumlah pasien yang mendapatkan resep obatSumber data SIK dan resepTarget Obat jadi : 5 Menit
Obat racikan : 10 menitLangkah kegiatan
Optimalisasi SIK,Pengadaan resep,pelayanan, sampling survey, monitoring dan evaluasi
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu
99
d. Tata Kelola Dokumen ResepJudul Tata kelola dokumen resepDimensi Mutu Keamanan dan kesinambunganTujuan Dokumen resep tersimpan dan boleh dimusnahkan
sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku
Definisi Operasional
Tata kelola dokumen resep adalah penyimpanan dan pemusnahan dokumen resep sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku
Frekuensi pengumpulan data
Setiap tahun
Periode Analisa Setiap tahunNumerator Jumlah dokumen resep yang disimpan dan
dimusnahkan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh dokumen resep yang ada dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Family folder, SIKTarget 5 tahun (100 %)Langkah kegiatan
Monitoring dokumen resep sesuai waktu penyimpanan, pemilahan, pemusnahan dengan berita acara tertulis
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Farmasi (Apotek)
100
2. Upaya Pemeriksaan Laboratorium SederhanaJudul Durasi waktu pemeriksaan spesimen LaboratoriumDimensi Mutu Kualitas, keselamatan dan kesinambunganTujuan Tergambar kualitas kinerja petugas dalam
memberikan pelayanan penunjang laboratoriumDefinisi Operasional
Durasi waktu pemeriksaan spesimen Laboratorium adalah rata-rata waktu yang diperlukan untuk melakuakan proses pemeriksaan spesimen laboratorium sederhana yang meliputi persiapan, KIE, memproses spesimen, membaca dan menginformasikan hasil kepada pasien
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah rata-rata waktu pemeriksaan setiap jenis
spesimenDenominator Jumlah jenis spesimen yang diperiksaSumber data Register Laboratorium, SIKTarget 1. Spesimen Sputum : 30 menit/sputum
2. Hb sahli : 10 menit/orang3. Spesimen feces : 15 menit/orang4. Gula darah kafiler : 5 menit/orang5. Cholesterol darah kafiler : 5 menit/orang6. Uric acid darah kafiler : 5 menit/orang7. Spesimen urine : 10 menit/orang
Langkah kegiatan
Persiapan sarana dan prasarana, peningkatan kompotensi petugas, pecatatan, pelaporan dan Monev
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Laboratorium
101
3. Upaya Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas (SP2TP)
a. Tepat waktu laporanJudul Tepat waktu laporanDimensi Mutu Kualitas, dan kesinambunganTujuan Hasil kegiatan terlaporkan tepat waktu secara
berjenjangDefinisi Operasional
Tepat waktu laporan adalah diterimanya laporan hasil kegiatan (mingguan, bulanan, triwulan,semester dan tahunan) oleh jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan tanggal/waktu yang sudah ditetapkan
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap 3 bulanNumerator Jenis laporan kegiatan yang diterima tepat waktu dan
dengan tanda bukti oleh jenjang yang lebih tinggiDenominator Jenis laporan kegiatan yang diterima dan dengan
tanda bukti oleh jenjang yang lebih tinggiSumber data Buku ekspedisiTarget 1. Laporan KIA & KB : tanggal 5
2. Laporan Gizi : tanggal 53. Laporan Imunisasi : tanggal 54. Laporan P2M : tanggal 55. Laporan Promkes : tanggal 56. Laporan Kesling : tanggal 57. LPPO : tanggal 58. Laporan Lansia : tanggal 59. Laporan Jiwa : tanggal 510. Laporan Perkesmas : tanggal 511. Laporan Gigi : tanggal 5
Langkah kegiatan
Kordinasi lintas program dan pengadaan administrasi surat menyurat
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator SP2TP
102
b. Register Pasien dan catatan medik
1) Lama waktu pendaftaranJudul Lama waktu pendaftaranDimensi Mutu Kualitas, dan keamananTujuan Teregistrasinya pasien sesuai dengan standar waktu
yang ditetapkan (cepat, tepat dan akurat)Definisi Operasional
Lama waktu pendaftaran adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien diidentifikasi sampai selesai sesuai dengan standar SIK
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
regitrasi sesuai standar SIK dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Registrasi kunjunganTarget 5 menitLangkah kegiatan
Persiapan sarana, prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator SP2TP dan tim gugus kendali Mutu
103
2) Waktu pembuatan dan penemuan Catatan
MedikJudul Waktu pembuatan dan penemuan Catatan MedikDimensi Mutu kualitas dan keamananTujuan Pembuatan dan penemuan catatan medik pasien
sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat,tepat dan akurat)
Definisi Operasional
Waktu pembuatan dan penemuan Catatan medik adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien teridentifikasi sesuai dengan standar SIK sampai mempunyai lembar catatan medik
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai standar SIK dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama
Sumber data SIK dan family folderTarget 10 menitLangkah kegiatan
Penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana,pengaturan tenaga dan sampling survei
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu
104
3) Kelengkapan pengisian dan penataan kembali
Rekam Medik setelah selesai pelayananJudul Kelengkapan pengisian dan penataan/penyimpanan
rekam medik setelah selesai pelayananDimensi Mutu kualitas dan keamananTujuan Catatan medik pasien bisa memberikan informasi
yang bisa dipertanggung jawabkan secara teknis dan dijaga kerahasiaannya dan keamanannya
Definisi Operasional
Kelengkapan pengisian dan penataan/penyimpanan rekam medik setelah selesai pelayanan adalah catatan medik yang sudah teridentifikasi secara teknis medis dan ditata kembalai dalam family folder dalam waktu maksimal 24 jam setelah pasien mendapatkan pelayanan
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah pasien yang catatan mediknya terisi lengkap
sesuai standar dan tertata/tersimpan sesuai standar dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang teridentifikasi dalam catatan medik
Sumber data SIK dan register pelayananTarget 100 %Langkah kegiatan
Kompotensi tenaga, sosialisasi tentang catatan medik, penataan family folder
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
105
4) Waktu tunggu pasien dirawat jalanJudul Waktu tunggu di rawat jalanDimensi Mutu kualitas dan keamananTujuan Mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu
sampai mendapat pelayananDefinisi Operasional
Waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa Setiap bulanNumerator Jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan mulai dari
adanya catatan medik diunit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani
Denominator Jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan
Sumber data SIK dan register pelayananTarget 5 menitLangkah kegiatan
Sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
106
5) Tata kelola Rekam MedikJudul Tata kelola rekam medikDimensi Mutu Keamanan Tujuan Rekam medik tersimpan dan boleh dimusnahkan
sesuai aturan perundang-undangan yang berlakuDefinisi Operasional
Tata kelola rekam medik adalah penyimpanan dan pemusnahan rekam medik sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku
Frekuensi pengumpulan data
Setiap tahun
Periode Analisa Setiap tahunNumerator Jumlah rekam medik pasien yang disimpan dan
dimusnahkan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku dalam kurun waktyu tertentu
Denominator Jumlah seluruh rekam medik yang ada dalam kurun waktu yang sama
Sumber data SIK dan family folderTarget 5 tahun (100 %)Langkah kegiatan
Monitoring rekam medik sesuai waktu penyimpanan, pemilahan, pemusnahan dengan berita acara tertulis
Penanggung jawab pengumpul data
Koordinator SP2TP