7 places in indonesia to get inspired

15
INSPIRASI DARI PESOHOR INDONESIA merekam jejak banyak tokoh penuh inspirasi di berbagai kotanya JEPANG memiliki Gunung Fuji sebagai sumber inspirasi dalam karya seni maupun kehidupan sehari-hari JAMAIKA identik dengan Bob Marley yang legendaris dalam memperjuangkan perdamaian lewat musik “IT IS NOT DOWN IN ANY MAP; TRUE PLACES NEVER ARE” PERJUANGAN MENCAPAI TEMPAT-TEMPAT TERINDAH SERINGNYA TAK MUDAH, TAPI AKAN TERBAYAR SETIBANYA DI TUJUAN ROAD ON THE

Upload: rie-arris

Post on 14-Aug-2015

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

INSPIRASI DARI PESOHOR

INDONESIA merekam jejak banyak tokoh penuh inspirasi di berbagai kotanya JEPANG memiliki Gunung Fuji sebagai sumber inspirasi dalam karya seni maupun kehidupan sehari-hariJAMAIKA identik dengan Bob Marley yang legendaris dalam memperjuangkan perdamaian lewat musik

“It Is not down In any map; true places never are”

perjuangan mencapaI tempat-tempat terIndah serIngnya tak mudah, tapI akan terbayar

setIbanya dI tujuan

ROADON THE

Page 2: 7 Places in Indonesia to Get Inspired
Page 3: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

7Places in Indonesia to Get InspiredBanyak tempat di Nusantara yang ketenaran namanya tak lepas dari peran seorang tokoh, entah karena ia sekadar menumpang lahir, besar, ataupun berkarya, sehingga bukan tidak mungkin sang tokoh pun menjadi alasan untuk merencanakan perjalanan ke tempat-tempat tersebut.

Teks ARRIs RIeHADY | foTo ARRIs RIeHADY & fRANsIskA ANGGRAINI

Page 4: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

34 Maret/april2015

UBUD, BALI

Hamparan sawah yang berpadu

dengan lembah hijau dan gemericik

air pegunungan menebarkan aura

spiritual yang menjadi inspirasi,

sehingga tak heran, banyak seniman

mancanegara berkumpul di Ubud. Kini ada

lagi alasan untuk menjadwalkan kunjungan ke

sini, yaitu festival-festival bertaraf internasional

yang semakin sering digelar. Sebut saja Ubud

Writers & Readers Festival (UWRF) yang

dinobatkan sebagai festival sastra dan budaya

terbesar di Asia Tenggara.

Digagas oleh Janet De Neefe, seorang

penulis dan pemilik restoran asal Australia

yang telah lebih dari 20 tahun tinggal di

Bali, proyek ini awalnya bertujuan untuk

mengembalikan geliat pariwisata di Bali pasca

Bom Bali I. Setelah 11 tahun, festival ini secara

konsisten diselenggarakan untuk merayakan

keindahan karya-karya sastra yang telah

berani mengungkap berbagai permasalahan

kemanusiaan. Inilah ajang untuk mendapatkan

inspirasi sekaligus bertemu langsung dengan

berbagai penulis terkenal. Tahun ini UWRF

jatuh pada 28 Oktober hingga 1 November

2015.

Selain UWRF, Janet De Neefe juga

menggelar Ubud Food Festival pada 5 hingga

7 Juni 2015 untuk mengedukasi pentingnya

mengonsumsi makanan sehat dan warisan

makanan Indonesia. Selain membicarakan

sejumlah isu global, seperti rekayasa genetika

dan budidaya padi, festival ini juga diselingi

dengan diskusi dan seminar, pemutaran film,

serta pameran fotografi dan blog makanan

yang menginspirasi. Beberapa juru masak

yang akan berpartisipasi dalam festival ini

antara lain Chef Miedy, Will Meyrick, Chris

Salans, dan Eelke Plasmeijer.

Sedangkan pada 31 Maret hingga 5 April

2015, untuk ketujuh kalinya diadakan BaliSpirit

Festival sebagai salah satu festival yoga

terbaik di dunia yang juga akan diramaikan

pagelaran musik di Agung Rai Museum of Art

(ARMA).

Di sela-sela mengunjungi berbagai

festival tersebut, kunjungi juga berbagai

museum seni yang ada di Ubud seperti, Don

Antonio Blanco Museum yang menampilkan

lukisan asli seniman asal Spanyol tersebut.

ARMA yang pada 2014 dinobatkan sebagai

Museum Terbaik di Bali oleh TripAdvisor

menampilkan berbagai mahakarya para

seniman berpengaruh di zamannya, termasuk

lukisan Raden Saleh, lukisan kamasan, lukisan

khas Batuan dari tahun 1930 hingga 1940-an,

serta sejumlah karya I Gusti Nyoman Lempad,

Affandi, Ahmad Sadali, Willem Gerard

Hofker, Johan Rudolf Bonnet, dan Adrien-

Jean Le Mayeur. Neka Art Museum yang

didirikan pada 1982 oleh Suteja Neka juga

merupakan tempat terbaik untuk mempelajari

perkembangan seni lukis di Bali.

Walter SpieS

Lahir di Jerman dan menetap lama di Moskow, sebelum kemudian pindah ke Ubud pada 1927, di sinilah Walter Spies menemukan tempat impiannya dan menetap hingga menjelang ajal. Di bawah binaan raja Ubud, Cokorda Gede Agung Sukawati, Spies banyak berkenalan dengan seniman setempat. Pada 1936, Spies mendirikan kelompok seniman Pita Maha bersama Rudolf Bonnet untuk melestarikan seni rupa Bali yang mulai berubah menjadi seni pesanan demi memenuhi permintaan pasar. Pita Maha kemudian banyak membuka wawasan para pelukis Bali dalam hal tema, pewarnaan, hingga perspektif, dan permainan cahaya. Spies juga kemudian mengembangkan apa yang dikenal sebagai gaya lukisan Bali yang bercorak dekoratif. Dalam seni tari, ia banyak berkolaborasi dengan seniman setempat, I Wayan Limbak, untuk memoles sendratari Kecak hingga menjadi seperti yang sekarang.

Page 5: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

HOW TO GETTHERE

WHERETOSTAY

• AlayaUbud

www.alayaubud.com

• TheRoyalPitaMaha

www.royalpitamaha-bali.com

Garuda Indonesia (www.garuda-

indonesia.com), Citilink (www.citilink.

co.id), AirAsia (www.airasia.com), Lion

Air (www.lionair.co.id), dan Sriwijaya Air

(www.sriwijayaair.co.id) terbang ke Bali

setiap hari. Sesampainya di Bandara

Ngurah Rai, dapat menyewa mobil atau

naik taksi bandara menuju Ubud yang

berjarak sekitar 80 kilometer dengan lama

perjalanan sekitar 90 menit.

Page 6: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

Berkat udaranya yang sejuk, Batu

mendapat julukan sebagai De Klein

Switzerland atau Swiss Kecil. Saking

ternamanya kawasan ini semasa

kolonial, keluarga Sarkies yang terkenal sebagai

pendiri dan pemilik hotel-hotel mewah di Asia

Tenggara mendirikan vila khusus di Batu sebagai

tempat peristirahatan pada 1891. Hingga kini,

bangunan bergaya arsitektur Eropa tersebut masih

dipertahankan sebagai Kartika Wijaya Batu Heritage

Hotel. Lobinya memiliki desain klasik dengan nuansa

kayu serta atap dan pilar yang menyerupai bangunan

di Swiss, selain terdapat kaca mozaik bergambar

Pulau Jawa, sementara teras kamarnya menghadap

pemandangan Gunung Panderman.

Banyak yang dapat dilakukan di Batu, terutama

bila berkunjung bersama keluarga. Alun-alun Kota

Batu yang bersih adalah salah satu cara terbaik

untuk menikmati kota sambil mengamati denyut

kehidupan masyarakatnya. Jatim Park memiliki

aneka wahana seru, seperti Museum Satwa dan

Batu Secret Zoo yang jauh lebih bersih dan menarik

daripada kebanyakan museum dan kebun binatang

di Indonesia. Eco Green Park dalam kawasan Jatim

Park merupakan tempat wisata berkonsep ramah

lingkungan yang menampilkan sejumlah produk daur

ulang kreatif.

Tak jauh dari Jatim Park, terdapat Batu Night

Spectacular yang buka pukul 16:00 hingga 24:00

WIB dan memiliki sejumlah wahana yang membuat

adrenalin mengalir deras, seperti Rumah Hantu,

Megamix, Sepeda Udara (bersepeda di linstasan

setinggi sekitar 20 meter), dan Mouse Coaster, selain

Lampion Garden yang merupakan tempat untuk

berfoto dengan latar lampion dalam aneka bentuk

dan warna.

Museum Angkut yang baru dibuka pada Maret

2014 menjadi tempat wisata pertama di Asia

Tenggara yang mengusung tema transportasi dan

dikemas dengan memadukan budaya internasional.

Terdapat lebih dari 300 jenis angkutan mulai

tradisional hingga modern dengan paduan berbagai

lanskap dan model bangunan eksotis dunia.

Sementara Taman Rekreasi Selecta menjadi tempat

pelarian sempurna, terutama bagi penyuka taman

bermain air dan kebun bunga yang luas.

Di abad 10, Mpu Supo diperintah Raja

Sendok untuk membangun tempat peristirahatan

keluarga kerajaan di pegunungan yang dekat

mata air. Dengan upaya keras, akhirnya Mpu Supo

menemukan daerah yang diinginkan sang raja.

Karena mata air tersebut kemudian kerap digunakan

untuk mencuci keris-keris pusaka Kerajaan

BATU, JAWA TIMUR

Page 7: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

Sendok, sumber mata air yang semula

dingin berubah menjadi sumber air panas.

Berlokasi di Kawasan Wisata Songgoriti,

sumber air panas tersebut hingga kini masih

dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan

penyakit.

Terletak di kaki Gunung Panderman

pada ketinggian 1.100 meter di atas

permukaan laut, menurut legenda, Batu

berasal dari nama seorang ulama pengikut

Pangeran Diponegoro, yaitu Abu Ghonaim

yang dijuluki Mbah Wastu yang lari dari

kejaran serdadu Belanda. Dari kebiasaan

masyarakat Jawa yang sering menyingkat

nama seseorang yang dirasa terlalu panjang,

lambat laun sebutan Mbah Wastu menjadi

Mbah Tu dan kemudian Mbatu atau yang

berarti batu.

MUNir

Munir Said Thalib Al-Kathiri, seorang pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), tinggal dan besar di Batu. Setelah lulus dari Universitas Brawijaya, ia bergabung dengan Lembaga Bantuan Hukum dan mulai aktif sebagai pembela HAM, seperti menangani kasus Marsinah hingga menjadi penasehat hukum keluarga korban penembakan mahasiswa. Meninggal dalam perjalanan menuju Amsterdam pada 2004, untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia Sedunia pada 10 Desember, sang istri mendirikan Omah Munir di Jalan Bukit Berbunga, Batu, yang memajang koleksi pribadi dan beragam informasi yang terkait dengan sejarah perjuangan HAM di Indonesia selama rezim Orde Baru hingga Reformasi.

WHERE TOSTAY

Garuda Indonesia (www.garuda-

indonesia.com), Citilink (www.citilink.

co.id), dan Sriwijaya Air (www.sriwijayaair.

co.id) terbang ke Malang setiap hari.

Sesampainya di Malang, dapat menyewa

mobil atau naik taksi bandara menuju Batu

selama satu jam.

• KartikaWijayaBatuHeritageHotel

www.kartikawijaya.com

• PohonInnHotel

www.pohoninnhotel.com

HOW TO GETTHERE

Page 8: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

Dunia pertama kali mengenal

Kupang saat Perang Dunia

II, ketika kota di barat daya

Pulau Timor ini menjadi hub

penting untuk pengisian bahan bakar

dan pendaratan pesawat jarak jauh dari

Eropa ke Australia. Pilot Amerika bernama

Lamij Johnson lah yang pertama kali

mendaratkan di Bandara El Tari pada 1928.

Pulau ini juga sempat menjadi jajahan

Belanda di sebelah barat, sementara

Portugis menduduki sebelah timurnya.

Meski kalah populer dengan Flores,

Kupang sebenarnya memiliki alam yang tak

kalah cantik. Pantai Tablolong yang dapat

ditempuh dalam 45 menit berkendara

dari pusat kota menyajikan hamparan

pasir putih yang luas untuk berjemur dan

berenang. Memang belum ada hotel, kafe,

restoran, kios kecil, atau pedagang kaki

lima, namun terdapat lopo (gazebo) untuk

berteduh dari teriknya matahari dan toilet

umum untuk berganti pakaian. Pantai

lainnya adalah Pantai Kolbano dengan

hamparan bebatuan aneka bentuk dan warna

di bibir pantainya.

Bila ingin terbebas dari terik matahari,

kunjungi Gua Kristal di Desa Bolok yang

memiliki lintasan semivertikal dengan jalan

berupa bebatuan besar yang menurun terjal.

Di dasar gua terdapat kolam berair jernih

yang warnanya bakal terlihat biru berkilauan

seperti kristal ketika terkena sinar matahari.

Air Terjun Oehala, yang berjarak tempuh

sekitar satu jam berkendara dari pusat

kota, menawarkan pemandangan yang

menakjubkan karena memiliki tujuh tingkat.

Di dasar air terjun terdapat kolam untuk

bermain air, sementara pepohonan rindang

di sekelilingnya membuat suasana semakin

sejuk dan asri.

Usai wisata alam di Kupang, pastikan

membawa pulang sei untuk oleh-oleh.

Merupakan makanan khas Pulau Rote, pulau

kecil di sebelah barat laut Kupang, sei adalah

olahan daging asap berbentuk lembaran tipis

yang terbuat dari daging sapi atau babi.

KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

BUdi Soehardi

Kapten pilot Singapore Airlines tersentuh melihat situasi Timor-Timur pada 1999 dari tayangan di televisi. Bersama istri dan ketiga anaknya, mereka mengunjungi Kupang untuk memberikan bantuan, namun kemudian kembali dan mendirikan Panti Asuhan Yayasan Kasih Roslin pada 2002 di atas tanah warga yang dianggap tidak subur. Pada 2008 mereka memulai swasembada pangan dengan menanam padi dan tanaman lainnya. Tanah yang tidak subur disulap menjadi sawah dan perkebunan, yang hasilnya tak hanya dapat memenuhi kebutuhan panti asuhan, tapi juga dibagikan kepada warga sekitar. Budi Soehardi dinobatkan sebagai CNN Hero of the Year pada 2009 dan pemenang Liputan 6 Awards kategori Pendidikan pada 2010.

HOW TO GETTHERE

WHERETOSTAY

Garuda Indonesia (www.garuda-indonesia.

com), Citilink (www.citilink.co.id), dan Lion

Air (www.lionair.co.id) terbang ke Kupang

setiap hari.

• AstonKupangHotel&Convention

Center

www.aston-international.com

• Swiss-BelinnKristalKupang

www.swiss-belhotel.com

EDIRAHARJO

Page 9: 7 Places in Indonesia to Get Inspired
Page 10: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

40 Maret/april2015

Berada di pesisir utara Jawa

yang menghubungkan Jakarta-

Cirebon-Semarang-Surabaya,

sekalipun hawanya panas dan

tidak memiliki terlalu banyak tempat wisata,

namun Cirebon memiliki kekayaan kuliner

yang unik akibat perpaduan banyak budaya.

Empal gentong, bukanlah empal ala

rumah makan Sunda, di mana potongan

daging yang telah dipipihkan kemudian

digoreng. Empal gentong lebih mirip soto

yang disantap dengan nasi atau lontong.

Alat masaknya menggunakan gentong

tanah liat dan dimasak di atas kayu bakar,

dengan isi daging sapi, usus, atau babat

dengan kuah berbahan dasar santan

yang gurih. Empal gentong paling nikmat

disantap dengan sambal cabai rawit kering,

taburan bawang goreng, emping, atau

kerupuk rambak. Salah satu tempat yang

terkenal untuk menyantapnya adalah di

Empal Gentong Mang Darma (Jalan Slamet

Riyadi) yang sudah beroperasi sejak 1948.

Sedangkan sego jamblang adalah nasi

yang dibungkus daun jati yang awalnya

merupakan makanan bagi para pekerja

rodi yang membangun jalan raya dari Anyer

ke Panarukan melewati Cirebon. Daun

jati digunakan sebagai bungkus agar nasi

tahan lama dan tetap pulen. Kini penjual

nasi jamblang menggelar lauknya di meja

rendah agar pengunjung dapat mengambil

sendiri masakan yang diinginkan. Pilihan

biasanya berupa sambal goreng, paru,

semur hati atau daging, perkedel, aneka

sate, aneka olahan telur, ikan asin, tahu

dan tempe, potongan cabai merah, hingga

blakutak (cumi-cumi yang dimasak bersama

tintanya). Nasi jamblang yang tersohor

adalah Nasi Jamblang Mang Dul yang

berlokasi di seberang pusat perbelanjaan

Grage Mall, di daerah Gunung Sari, dekat

perempatan lampu merah Jalan Tuparev.

Satu lagi masakan nasi khas Cirebon,

yaitu nasi lengko. Yang paling terkenal

adalah milik H. Barno di Jalan Pagongan

yang telah beroperasi sejak 1968 dengan

tetap mempertahankan penggunaan kayu

bakar dan arang, agar kenikmatan rasanya

terjaga. Nasi lengko berisi irisan timun kecil-

kecil, taoge, daun bawang, irisan tempe

dan tahu, kemudian disiram bumbu kacang

serta ditaburi bawang goreng. Opsi menu

pendamping nasi lengko ini adalah sate

kambing muda yang bersalut bumbu kacang.

Dijuluki Kota Udang, Cirebon memang

memiliki panen udang yang melimpah.

Salah satu cara mengawetkannya adalah

mengolahnya menjadi terasi dan menurut

masyarakat setempat, terasi Cap Kepala

Kerbau lah yang paling bagus kualitasnya.

Warnanya hitam, basah, dan dibuat dari

rebon (udang kecil-kecil) pilihan. Selain itu,

ada juga Siroop Tjap Buah Tjampolay yang

diproduksi Tan Tjek Tjiu sejak 1936. Tersedia

aneka rasa, seperti rozen roos, asam jeruk,

nanas, pisang susu, melon, stroberi, jeruk

nipis, kopi mocca, leci, sirsak, kopyor, hingga

mangga gedong.

CIREBON, JAWA BARAT

SUNaN GUNUNG Jati

Bernama asli Syarif Hidayatullah, ayah Sunan Gunung Jati adalah seorang musafir asal Gujarat, sedangkan ibunya keturunan Keraton Pajajaran. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah, sebelum kemudian berkembang menjadi Kesultanan Cirebon. Semasa pemerintahannya, ia mendirikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang kini dikenal juga sebagai Masjid Agung Kasepuhan atau Masjid Agung Cirebon, yang dirancang Sunan Kalijaga. Selain itu, Sunan Gunung Jati juga memboyong Raden Sepat, arsitek Majapahit yang menjadi tawanan perang Demak-Majapahit, untuk membantunya merancang masjid. Hingga kini, masjid yang terkenal dengan Azan Pitu (azan yang dilakukan secara bersamaan oleh tujuh orang muazin berseragam serba putih ketika salat Jumat) itu masih berdiri di Keraton Kesepuhan.

Page 11: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

HOW TO GETTHERE

WHERETOSTAY

Cirebon dapat ditempuh dalam enam

jam perjalanan dari Jakarta dengan naik

mobil atau tiga jam perjalanan dengan

naik kereta. Terdapat Argo Anggrek Pagi,

Argo Anggrek Malam, Argo Dwipangga,

Argo Jati, Argo Lawu, Argo Sindoro,

Argo Muria, Bangunkarta, Bima, Cirebon

Express, Gajayana, Purwojaya, Sembrani,

dan Tegal Bahari dari Stasiun Gambir,

sementara Argo Jati, Fajar Utama Yogya,

Gumarang, Jayabaya, Krakatau, Menoreh,

Sawunggalih Pagi, Sawunggalih Malam,

Senja Utama Yogya, dan Senja Utama

Solo dari Stasiun Pasar Senen. Jadwal

kereta bisa dilihat di www.kereta-api.co.id

dan tiket bisa dibeli di situs tersebut atau

melalui www.utiket.com.

• HotelSantikaCirebon

www.santika.com

• AstonCirebonHotel&Convention

Center

www.aston-international.com

• Swiss-BelhotelCirebon

www.swiss-belhotel.com

Page 12: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

HOW TO GET

WHERETOSTAY

Garuda Indonesia (www.garuda-

indonesia.com), Lion Air (www.lionair.

co.id), dan Sriwijaya Air (www.sriwijayaair.

co.id) terbang ke Ternate setiap hari.

Sesampainya di Bandara Sultan Baabulah

Ternate, menuju pelabuhan dengan

kendaraan sekitar 30 menit untuk naik

speedboat ke Pelabuhan Rum di Tidore

yang tersedia selama 24 jam. Tersedia jasa

carter speedboat seharga Rp 70.000 per

kapal, dan sesampainya di Pelabuhan Rum

tersedia mobil, angkot, dan bentor yang

siap membawa penumpang speedboat ke

berbagai tujuan di Tidore.

PenginapanSeroja (T. 0921-3161456)

di Soasio merupakan satu-satunya

penginapan di Tidore. Terletak di tepi

pantai, tersedia kamar AC dan berkipas

angin dengan pemandangan laut tenang

yang memisahkan Tidore dengan

Halmahera dan Maitara.

THERE

Page 13: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

Setelah Perang Salib, Eropa memblokir

rute perdagangan ke timur, sehingga

Portugis, Spanyol, Inggris, dan

Belanda bertekad menemukan sendiri

Kepulauan Rempah-rempah penghasil cengkih

dan pala yang berharga lebih mahal ketimbang

emas. Vasco da Gama dari Portugis adalah

pelaut pertama yang berhasil menemukan rute

dari India menuju Maluku pada 1521 dan tiba di

Ternate, Tidore, dan Banda. Saat itu, tiga pulau

tersebut merupakan satu-satunya penghasil

cengkih dan pala di dunia.

Karena Portugis, Spanyol, dan Belanda

yang datang ke Maluku berniat untuk

memonopoli perdagangan, terjadi beberapa kali

pertempuran di kepulauan tersebut. Belanda

akhirnya berhasil merebut Maluku dan pada

akhir abad ke-16, untuk mengusir Portugis

dan Spanyol, Gubernur Jenderal Belanda Jan

Pieterszoon Coen menghancurkan semua

tanaman cengkih di Ternate dan Tidore serta

menanamnya di Ambon. Tindakan ini tak hanya

melumpuhkan dominasi kekuasaan Kerajaan

Ternate dan Tidore, namun juga seketika

menghancurkan pendapatan utama penduduk.

Pertempuran tersebut menyisakan dua

benteng peninggalan bangsa Portugis di Tidore,

yaitu Benteng Tohula dan Benteng Tore, yang

dahulu berfungsi untuk memantau kapal-kapal

yang hendak menyerang markas Portugis. Kini,

kedua benteng tersebut lebih tepat disebut

sebagai reruntuhan karena bentuk aslinya sudah

tidak terlihat lagi, walau masih menunjukkan

kekokohannya. Benteng Tohula berada di

Soasio, ibukota Tidore, dan namanya berasal

dari Pelabuhan Tohula, hasil karya arsitektur

Spanyol yang letaknya tepat di depan benteng.

Benteng Tore sendiri terletak dekat Benteng

Tohula. Dari dua benteng ini, pengunjung bisa

melihat sebagian Tidore serta Halmahera dan

Ternate di seberang.

Selain peninggalan bersejarah, Tidore

memiliki Pantai Ake Sahu dengan fasilitas

yang memadai, mulai dari tempat duduk untuk

bersantai hingga tempat untuk berganti pakaian

dan membersihkan diri. Hal ini menunjukkan

bahwa pantai ini sudah dikelola dengan baik

sebagai tempat wisata. Sesuai dengan namanya

yang berarti air panas, di pantai ini ada sebuah

sumur yang menjadi sumber air panas. Meski

berada di laut, air di sumur rasanya tidak asin

melainkan tawar dan segar.

Walu dikelilingi pantai, Tidore juga memiliki

tempat wisata di dataran tinggi, yaitu Gura

Bunga yang terletak pada ketinggian 800

meter di kaki Gunung Kie Matubu. Gura

Bunga merupakan tempat tinggal para

sowohi atau penghubung antara pihak

Kesultanan Tidore dengan roh para leluhur, di

mana di sini terdapat enam rumah puji yang

disebut Folajikosabari untuk enam sowohi

yang ada. Berusia ratusan tahun, tempat

tinggal para sowohi ini sangatlah sederhana,

yaitu berdinding bambu, berlantai tanah, dan

beratapkan pelepah daun sagu. Uniknya,

rumah ini juga kental dengan nuansa Islam

dengan lima ruangan yang menyimbolkan

waktu ibadah dalam sehari dan dua ikat pada

setiap bambunya yang melambangkan dua

kalimat Syahadat.

TIDORE, MALUKU UTARA

SUltaN NUKU

Bernama asli Muhamad Amiruddin, dalam sejarah perjuangan di Tidore, Sultan Nuku (1738-1805) dikenal paling gigih dan sukses melawan Belanda. Bertahun-tahun ia berjuang untuk mengusir Belanda dari seluruh Kepulauan Maluku, termasuk Ternate, Bacan, dan Jailolo. Perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan menyerahnya Belanda pada 21 Juni 1801, sehingga Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo kembali merdeka. Di masa Sultan Nuku inilah Tidore mencapai masa keemasannya dan menjadi kerajaan besar yang disegani. Karena jasanya itu, Sultan Nuku dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional dan namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Republik Indonesia (KRI), yaitu KRI Nuku bernomor lambung 873 yang bertugas di bawah Komando Armada RI Kawasan Timur, salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut.

Page 14: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

44 Maret/april2015

Dibangun oleh East India

Company (EIC) pada

1713-1719 pada masa

kepemimpinan Gubernur

Joseph Callet, Benteng Marlborough

di Bengkulu tak hanya merupakan

benteng pertahanan Inggris di pantai

barat Sumatera, tapi juga alat untuk

mempertahankan Bengkulu sebagai

daerah perdagangan. Benteng ini

dianggap sebagai benteng terkuat kedua

milik Inggris di wilayah timur setelah

Benteng St. George di Madras, India.

Nama Marlborough sendiri

diberikan oleh pemerintah Inggris

kepada John Churchil yang bergelar

Duke of Marlborough I sebagai tanda

penghormatan. Benteng ini lebih mirip

hunian di tengah kota daripada benteng,

walau di dalamnya terdapat ruang

tahanan, gudang persenjataan, ruang

perkantoran, beberapa meriam, ruang

perlindungan, serta terowongan sepanjang

enam meter. Tepat di seberang Benteng

Marlborough terdapat Pantai Tapak Paderi

yang diapit Pantai Panjang dan Pantai

Jakat. Karena lokasinya yang strategis,

Pantai Tapak Paderi dahulu merupakan

pelabuhan pertama di Bengkulu sekaligus

penunjang transporasi laut pemerintah

Inggris. Namun pelabuhan itu telah

hancur, dan sebagai gantinya, di sini

dapat dinikmati pemandangan matahari

tenggelam yang menakjubkan. Di sinilah

juga lokasi penyelenggaraan Tabot

Festival setiap 1 hingga 10 Muharram

(dalam kalender Islam) yang terdiri parade

budaya, pasar rakyat, aneka lomba, dan

acara seni lainnya.

Sejak dilaksanakannya Perjanjian

London pada 1824, Bengkulu kemudian

diserahkan ke Belanda karena merupakan

penghasil emas. Setelah emas habis,

Bengkulu menjadi tempat pembuangan

sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan,

seperti Soekarno pada 1930-an. Lokasi

rumah pengasingannya yang berada di

Jalan Soekarno-Hatta kini menjadi objek

wisata sejarah.

Awalnya rumah tersebut merupakan

milik pengusaha Tionghoa bernama Tan

Eng Cian yang bekerja sebagai penyuplai

kebutuhan pokok untuk Pemerintah

Hindia Belanda. Rumah berornamen

Tionghoa ini kemudian disewa oleh

Belanda untuk menempatkan Soekarno

selama diasingkan di Bengkulu. Di rumah

itulah Soekarno bertemu Fatmawati, yang

kemudian menjadi istrinya dan turut andil

dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus

1945, karena dialah yang menjahit

Bendera Merah Putih untuk dikibarkan di

dalam sebuah upacara bersejarah yang

telah mengubah nasib rakyat Indonesia.

BENGKULU

Sir thoMaS StaMford raffleS

Tiba di Bengkulu pada Maret 1818 didampingi isterinya dan seorang Kepala Adat Jawa Raden Rana Dipura, saat itu Bengkulu sedang dalam keadaan yang luluh lantak akibat gempa bumi, oleh karena itu disebut dengan istilah Tanah Mati. Akan tetapi, setelah itu Raffles bersama rakyat Bengkulu membangun dan membangkitkan kembali kota dari puing-puing. Maka tak heran bila sisa pengaruh Inggris masih terasa sampai saat ini. Selain Rafflesia arnoldii, bunga terbesar yang lebarnya dapat mencapai 100 sentimeter dan ditemukan pertama kali oleh Raffles dan Joseph Arnold di Dusun Lubuk, sisa-sisa peninggalan Inggris lainnya adalah Benteng Marlborough (Fort Marlborough) yang masih kokoh berdiri hingga kini.

HOW TO GETTHERE

WHERETOSTAY

Garuda Indonesia (www.garuda-indonesia.

com), Citilink (www.citilink.co.id), Lion Air

(www.lionair.co.id), dan Sriwijaya Air (www.

sriwijayaair.co.id) terbang ke Bengkulu

setiap hari.

• HotelSantikaBengkulu

www.santika.com

• SplashHotelBengkulu

www.hotel-splash.com

Page 15: 7 Places in Indonesia to Get Inspired

45 Maret/april2015

THERE

WHERETOSTAY

Sebutan China Benteng

disematkan bagi warga

keturunan Tionghoa di sekitar

Sungai Cisadane, Tangerang,

berhubung di sinilah pernah didirikan

benteng pertahanan VOC untuk menahan

serangan kerajaan Banten. Konon sebagian

dari mereka adalah keturunan pasukan

Cheng Ho yang sempat melakukan

pendaratan di Cisadane, sementara

sebagian lagi adalah para pengungsi

dari Batavia ketika terjadi pembantaian

terhadap etnis Tionghoa pada 1740.

Museum Benteng Heritage didirikan

untuk menyimpan benda-benda yang

menjadi asal-usul masyarakat China

Benteng di Tangerang. Bangunan tua

dua lantai berarsitektur Tiongkok yang

dibangun sekitar abad ke-17 ini merupakan

bangunan tertua di Tangerang. Kondisinya

sebelum dijadikan museum sangat

memprihatinkan karena berada di tengah-

tengah deretan kios Pasar Lama yang

ramai. Pada November 2009 Udaya Halim

mengambil alih bangunan dan merenovasi

dengan mempertahankan bentuk aslinya.

Dengan tiket Rp 20.000 per orang,

setiap pengunjung (satu grup maksimal

20 orang) akan dipandu keliling museum

setelah diwanti-wanti tidak boleh memotret

di dalam museum. Lantai pertama berisi

foto-foto suasana Pasar Lama di masa

lalu, sementara di lantai dua terdapat

replika kapal yang digunakan Cheng

Ho dan Christopher Columbus untuk

perbandingan bahwa Tiongkok lebih

siap dalam pelayaran mengarungi dunia

ketimbang negara Barat. Pengunjung juga

akan dipertontonkan video tentang pabrik

kecap, berhubung Tangerang di masa

lalu terkenal sebagai sentra pembuatan

kecap. Dari sekian banyak yang ada, kini

yang tersisa di Tangerang hanya dua,

yaitu Ketjap Benteng Teng Giok Seng dan

Ketjap Siong Hin yang tersedia di toko

suvenir museum ini.

Di akhir sesi tur selama 45 menit ini,

pengunjung juga dipertontonkan adat

pernikahan masyarakat China Benteng

yang unik dari segi pakaian maupun ritual

upacara karena memadukan unsur budaya

Betawi dan Banten. Usai mengeksplor

museum ini, sempatkan mampir ke Pasar

Lama untuk mencicipi aneka kuliner.

• NovotelTangerang

www.novoteltangerang.com

• GreatWesternResortHotel

www.greatwesternresort.com

Pada 1838 Eduard Douwes Dekker tiba di Batavia. Dengan bantuan relasi ayahnya, ia kemudian dipekerjakan di kantor Pengawasan Keuangan Batavia, sebelum diangkat menjadi asisten residen Lebak di selatan Karesidenan Banten yang bertempat di Rangkasbitung. Di sanalah ia melihat pemerasan oleh VOC terhadap warga pribumi. Dengan nama pena Multatuli - dari kata dalam bahasa Latin “multa tuli” yang berarti banyak yang aku sudah derita - Eduard menerbitkan novel berjudul Max Havelaar pada 1860. Isinya kritik atas perlakuan buruk penjajah terhadap masyarakat yang dijajahnya. Tulisan Multatuli ini tak hanya mengilhami karya sastra berpengaruh lain di zamannya, namun juga mengobarkan semangat rakyat Indonesia untuk merdeka.

edUard doUWeS deKKer

Dari Jakarta, naik mobil melalui Jalan Tol

Jakarta-Merak dan keluar di Tangerang

(Km 18). Ikuti Jalan Moh. Thamrin hingga

tiba di Jalan Kisamaun. Setibanya, berjalan

kaki sekitar lima menit ke kawasan Pasar

Lama. Museum Benteng Heritage berada

di dekat Klenteng Boen Tek Bio.

HOW TO GET

TANGERANG, BANTEN