7. prinsip e-learning

29
  PRINSIP DASAR e-LEARNING: TEORI DAN APLIKASINYA DI INDONESIA ABSTRACT e-Learning can be viewed from different perspectives. It refers to a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses. e-Learning is growing very fast because of rapid advantage of global digital transformation in educational sector. Knowing the advantages of e-learning — as increase student’s learning competency, improve work efficiency, reduce personnel s hortage  problems, promote quality and equity in education — it is believe that it can be used as an alternative model in addressing issues on quality and equity in education and the need for people to do: learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together, as suggested by UNESCO in its ‘four pillars’ of learning. However, there are challenges that may be encountered and shall be taken into account, i.e. Issues of quality, choosing delivery method, selecting and providing supported technologies, providing infrastructure support (computers, electricit y, telephone, connectivity into internet), preparing course design, cost-effectiveness. Therefore it is suggested to do feasibility study when one would like to think about to e-learning — whether or not e-learning is technically  possible, economically profitable and socially acceptable. I. PENGERTIAN E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara- negara maj u maupun di negara yang sed ang ber kembang. Banyak orang menggunakan ist ila h yang ber beda-be da dengan e-l ear ning,

Upload: daris-chaniago

Post on 13-Jul-2015

163 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 1/29

 

 

PRINSIP DASAR e-LEARNING: TEORI DAN APLIKASINYA DI

INDONESIA

ABSTRACTe-Learning can be viewed from different perspectives. It refers to ageneric term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the morerecognized web-based training or computer aided instruction alsocommonly referred to as online courses.e-Learning is growing very fast because of rapid advantage of global

digital transformation in educational sector.Knowing the advantages of e-learning — as increase student’s learningcompetency, improve work efficiency, reduce personnel shortage problems, promote quality and equity in education — it is believe that it can be used as an alternative model in addressing issues on quality and equity in education and the need for people to do: learning toknow, learning to do, learning to be, and learning to live together, assuggested by UNESCO in its ‘four pillars’ of learning.However, there are challenges that may be encountered and shall betaken into account, i.e. Issues of quality, choosing delivery method,selecting and providing supported technologies, providing

infrastructure support (computers, electricity, telephone, connectivity into internet), preparing course design, cost-effectiveness.Therefore it is suggested to do feasibility study when one would like tothink about to e-learning — whether or not e-learning is technically  possible, economically profitable and socially acceptable.

I. PENGERTIAN

E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai

salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-

negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak

orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning,

Page 2: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 2/29

 

namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang

menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya.

e-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran

yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah,

maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri

dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’

dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti

pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat

elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa

audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.

Dalam berbagai literatur, e-learning didefinisikan sebagai

berikut:

e-Learning is a generic term for all technologically supported learning

using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio

and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the

more recognized web-based training or computer aided instruction also

commonly referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan

Librero, 2002).

Dengan demikian maka e-learning adalah pembelajaran yang

pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio,

vidiotape, transmisi satellite atau komputer.

Page 3: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 3/29

 

II. MENGAPA e-LEARNING?

Banyak hal yang mendorong mengapa e-learning menjadi salah

satu pilihan untuk penyelesaian masalah pendidikan, antara lain:

Pertama, disebabkan karena pesatnya fasilitas teknologi informasi.

III. TEKNOLOGI PENDUKUNG e-LEARNING

Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi.

Dalam perkembangannya, komputer yang paling populer dipakai

sebagai alat bantu pembelajaran secara electronic, karena itu dikenal

dengan istilah:

• computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya

menggunakan komputer; dan

• computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang

menggunakan alat bantu utama komputer.

Saat pertama-tama komputer mulai diperkenalkan khususnya

pada pembelajaran, maka ia menjadi dikenal atau populer di kalangan

anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar

bisa di buat dengan bantuan komputer tersebut.

Setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun

pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua,

Page 4: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 4/29

 

yaitu:

• Technology based learning, dan

• Technology based web-learning.

 Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio

Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan

Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text,

video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada

dasarnya adalah Data Information Technologies (misalnya: bulletin

board, Internet, e-mail, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering

dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas

(audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai

pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar

komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan

teknologi e-learning ini.

IV. CARA PENYAMPAIAN/PEMBERIAN PEMBELAJARAN

Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery

system) dari e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

• One way communication (komunikasi satu arah); dan

• Two way communication (komunikasi dua arah).

Page 5: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 5/29

 

Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya

melalui sistem dua arah. Dalam e-learning, sistem dua arah ini juga

bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

• Dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous). Artinya pada saat

instruktur memberikan pelajaran, murid dapat langsung

mendengarkan; dan

• Dilaksanakan melalaui cara tidak langsung (a-synchronous). Misalnya

pesan dari instruktur direkam dahulu sebelum digunakan.

Karakteristik e-learning ini antara lain adalah:

• Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa,

siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat

berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-

hal yang protokoler;

• Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer

networks);

• Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa

kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya;

dan

Page 6: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 6/29

 

• Memanfaatkan jadual pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan

belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan

dapat dilihat setiap saat di komputer;

Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena

teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka

hal ini akan mempengaruhi terhadap tugas guru dalam proses

pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran

guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses belajar dan

mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of 

teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan

mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (the

era of teacher, book and technology).

Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau

atau tidak mau, kita harus berhubungan dengan teknologi khususnya

teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah

mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kita

sebaiknya tidak ‘gagap’ teknologi. Banyak hasil penelitian

menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka

terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju.

Informasi sudah merupakan ‘komoditi’ sebagai layaknya barang

ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian besar dan nyata

dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa dimengerti

Page 7: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 7/29

 

karena masyarakat sekarang menuju pada era masyarakat informasi

(information age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge

society). Oleh karena itu tidak mengherankan kalau ada perguruan

tinggi yang menawarkan jurusan informasi atau teknologi informasi,

maka perguruan tinggi tersebut berkembang menjadi pesat.

Contoh klasik yang bisa dipakai sebagai ilustrasi di sini adalah

pengalaman Bill Gates yang kita kenal sebagai sosok orang

mempunyai perusahaan Microsoft Computer. William Henry Gates III

atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bill Gates tersebut,

sebenarnya kuliah di di bidang ilmu hukum di Harvard University. Ia

ingin menjadi pengacara, karena dengan keahlian sebagai pengacara

tersebut, maka ia bisa mempunyai ‘power’ untuk membantu

masyarakat yang memerlukan jasa hukum untuk memperoleh

kebenaran. Belajar Ilmu Hukum, menurut dia, ternyata memerlukan

waktu yang banyak untuk membaca di berbagai tempat seperti

perpustakaan, toko buku atau sumber informasi yang lain. Ia merasa

waktunya habis untuk membaca saja. Di situlah ia lalu menemukan

idenya mengapa informasi yang tersebar di mana-mana itu tidak

dikemas saja dalam satu ‘wadah’ (baca computer) agar yang

memerlukannya tidak harus ke sana- ke mari. Di benak Bill Gates saat

itu ia memimpikan ‘how to create a tool for the information era that

could magnify the brainpower instead of just muscle power’. Sejak

itulah maka The Saga of Microsoft mulai digarap. Bill Gates akhirnya

Page 8: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 8/29

 

menjadi orang yang sangat produktif dan ‘output oriented’. Menurut

Robert Heller yang menulis buku tentang Bill Gates menyatakan bahwa

Bill Gates selalu bilang ‘Turn your vision into reality’. Itulah sebabnya

program-program yang ada di Microsoft selalu dibuat user friendly.

Berkat jasa Bill Gates inilah maka e-learning berkembang seperti

sekarang ini.

  Tulisan ini membahas apa yang dimaksudkan dengan e-learning,

mengapa orang menggunakannya, apa kelebihan dan kekurangannya

dan bahasan lain yang berkaitan dengan e-learning tersebut.

V. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN e-LEARNING

Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai

informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan

saja dan di mana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu

kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi

dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-

moderating yang tersedia di internet.

Dengan mengambil contoh SMART School di Malaysia, setiap introduksi

suatu teknologi pendidikan tertentu yang baru seperti pemanfaatan

internet, maka ada empat hal yang perlu disiapkan, yaitu:

Page 9: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 9/29

 

a. Melakukan penyesuaian kurikulum. Kurikulum sifatnya holistik di

mana pengetahuan, ketrampilan dan nilai (values) diintegrasikan

dengan kebutuhan di era informasi ini. Kurikulumnya bersifat

competency based curriculum.

b. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi

yang ingin dicapai dengan bantuan komputer;

c. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada

(menggunakan komputer, online assessment system); dan

d. Menyediakan material pembelajaran seperti buku, komputer,

multimedia, studio, dll yang memadai. Materi pembelajaran yang

disimpan di komputer dapat diakses dengan mudah baik oleh guru

maupun siswa.

Pihak pengelola SMART School beranggapan bahwa penggunaan ICT

khususnya Internet bisa mendorong murid menjadi lebih aktif belajar

(active learners), dimungkinkan adanya berbagai variasi yang dapat

dilakukan dalam proses belajar dan mengajar, diperolehnya

ketrampilan yang berganda dan dicapainya efisiensi. Harian Sunday

Star (30 Juni 2002) menyebut SMART School adalah contoh sekolah

masa depan. Sekolah-sekolah percontohan dengan menggunakan

perangkat teknologi informasi ini menjadi model yang dilaksanakan

Page 10: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 10/29

 

oleh berbagai negara. Di Singapore ada ‘Excellent School’, di Thailand

ada ‘Progressive School’, di Filipina disebut ‘Pilot School’, dsb-nya. Di

Indonesia, sekolah yang menggunakan teknologi informasi dalam

proses belajar ini ternyata bisa menarik banyak siswa. Para orang tua

pun juga cenderung mengirim anaknya ke sekolah yang demikian

walaupun biayanya relatif lebih mahal dibandingkan sekolah lainnya

yang tidak menggunakan teknologi informasi tersebut.

Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang

tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat

penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak

 jauh (Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997),

antara lain dapat disebutkan sbb:

• Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat

berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular

atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa

dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

• Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk

belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga

keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari;

Page 11: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 11/29

 

• Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di

mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di

komputer.

• Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara

lebih mudah.

• Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet

yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

• Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;

• Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk

bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-

learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik

(Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain dapat disebutkan sbb:

• Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa

itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya

values dalam proses belajar dan mengajar;

Page 12: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 12/29

 

• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;

• Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan

daripada pendidikan;

• Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik

pembelajaran yang menggunakan ICT;

• Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung

gagal;

• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini

berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun

komputer);

• Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-

soal internet; dan

• Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

VI. e-LEARNING DAN INTERNET DI INDONESIA

Pemanfaatan e-learning khususnya internet untuk kegiatan

pembelajaran apakah itu virtual library atau virtual campus bukan saja

Page 13: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 13/29

 

terjadi di Indonesia maupun di Asia Tenggara, namun juga di berbagai

penjuru dunia ini.

Namun harus diakui bahwa pemanfaatan e-learning di Indonesia

masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga

seperti Malaysia, Thailand, Philippines dan Singapore atau bila

dibandingkan dengan di negara-negara maju. Hal ini bisa dilihat dari

data pengguna internet di mana pengguna internet terbesar adalah

berada di negara-negara maju. Di Indonesia, pengguna internet

diperkirakan sebesar 7 juta atau sekitar 3 % dari jumlah penduduk.

Sementara itu pengguna internet di Eropa sebera 113 juta atau 14 %

dari total penduduk. Pengguna internet dunia diperkirakan sudah

mencapai angka 407 juta atau sebesar 7 % dari total jumlah penduduk

(Ishaq, 2002).

Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran

Internet. Menurut Williams (1999). Internet adalah ‘a large collection of 

computers in networks that are tied together so that many users can

share their vast resources’.

  Jadi internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang

tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang

tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-

learning bisa dilaksanakan karena jasa internet ini. e-Learning sering

Page 14: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 14/29

 

disebut pula dengan nama on-line course karena aplikasinya

memanfaatkan jasa internet.

Dalam lima tahun terakhir ini, perkembangan jumlah pengguna

internet di Indonesia juga tidak kalah pesatnya bila dibandingkan

dengan mereka di luar negeri. Menurut catatan Telcordia Internet Sizer

4 Juli 2002, Indonesia termasuk 10 besar negara pengguna internet

yang jumlahnya naik secara cepat. Kesepuluh negara ini adalah Brazil,

Chili, India, Indonesia, Malaysia, Mexico, Portugal, Sepanyol, Thailand,

dan Ukrania. Tumbuhnya pengguna internet yang pesat tersebut tentu

berkaitan dengan pandangan masyarakat yang memandang

menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung

kegiatannya sehari-hari.

Perkembangan pengguna internet di dunia ini berkembang

sangat cepat karena beberapa hal, antara lain: (a). Menggunakan

internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung pekerjaan atau

tugas sehari-hari, (b). Tersedianya fasilitas jaringan (Internet

infrastructure) and koneksi internet (Internet Connections), (c).

Semakin tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course

tools), (d). Keterampilan jumlah orang yang mengoperasikan atau

menggunakan internet, dan (e). Kebijakan yang mendukung

pelaksanaan program yang menggunakan internet tersebut

(Soekartawi, 2002a, b).

Page 15: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 15/29

 

Menurut catatan Telcordia Technologies (2002), jumlah internet

host yang berkembang cepat terjadi di sepuluh negara maju, yaitu

Amerika, Australia, Belanda, Canada, Itali, Jepang, Jerman, Inggris,

Perancis dan Taiwan. Pada tahun 1992 jumlah internet host ini

sebanyak sekitar 2 juta dan jumlah ini naik secara drastik sekali

sehingga mencapai angka 116 juta pada bulan Juni 2001 dan

mencapai 138 juta pada bulan Desember 2001. Ini berarti ada

kenaikan 69 kali lipat selama 10 tahun atau naik sebesar 690% setiap

tahunnya atau naik sebesar 57,5% setiap bulannya.

Kini, dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia di

internet, maka pengguna internet dapat mengakses informasi apa saja

yang diperlukan. Misalnya, kalau seseorang tertarik pada bidang

pendidikan, maka ia dapat mencarinya melalui topik ‘education’ di

berbagai websites. Kalau tertarik e-learning bisa mengakses websites

antara lain Digitalthink, Fortune e-Learning, UniNet, Unesco-

UnitwinNet, SeameoNet, dsb-nya. Karena relatif mudahnya mengakses

informasi melalui internet dan relatif mudahnya mengirim pesan

melalui jasa elektronika atau telepon, maka pemanfaatan e-learning

untuk kemajuan pendidikan menjadi tumbuh dan berkembang dengan

pesat.

Dalam pada itu, catatan Indocisc (2002) menunjukkan bahwa

  jumlah Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yang beroperasi

Page 16: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 16/29

 

adalah lebih dari 150 dan mereka tercatat dan mempunyai ijin operasi

dari Dirjen Postel. Kalau pada tahun 2000 diperkirakan jumlah

pengguna internet di Indonesia ada sekitar 2 juta orang, maka akhir

tahun 2001 jumlah tersebut diperkirakan naik dua kali lipat dan kini

diperkirakan mencapai sekitar 7 juta orang. Tidak itu saja, jumlah

domains yang menggunakan ‘dot id’ atau ‘.id’ naik secara drastik.

Catatan Indocisc (2002) menunjukkan bahwa jumlah domains di

Indonesia tahun 1995 hanya berjumlah 87 dan pada bulan Maret 2001,

 jumlah tersebut meningkat dan mencapai 9.785 atau naik sebesar 112

kali selama 7 tahun atau naik sebesar 16 kali lipat untuk setiap

tahunnya atau naik sekitar 133% setiap bulannya. Secara rinci hal ini

dapat dilihat di Tabel 2.

Walaupun jumlah pengguna internet maupun jumlah Internet

domains di Indonesia naik secara tajam, namun pemanfaatan internet

untuk pembelajaran masih terbatas. Padahal di negara tetangga

seperti Thailand dan Malaysia, internet dan fasilitas ICT sudah

dimanfaatkan di sekolah sekolah lanjutan. Ini artinya tiap sekolah

lanjutan sudah disedikan fasilitas komputer. Di Malaysia dikenal

dengan istilah SMART School. Sekolah ini bekerjasama dengan

 Telekom Malaysia di mana dalam pelaksanaannya bukan saja sekolah

memanfaatkan IT dan internet untuk keperluan proses belajar dan

mengajar, tetapi juga dipakai untuk tujuan efisiensi manajemen

pengelolaan pendidikan. Pejabat yang membidangi pendidikan baik di

Page 17: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 17/29

 

tingkat distrik, maupun di tingkat nasional dapat memonitor

pelaksanaan dari proses belajar dan mengajar di sekolah secara lebih

mudah.

Pemanfaatan internet di Indonesia pada tahap ‘baru mulai’.

Sebenarnya pemanfatan internet untuk e-learning di Indonesia bisa

ditingkatkan kalau fasilitas yang mendukungnya memadai, baik

fasilitas yang berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat

kebijakan. Hal ini bukan saja didukung oleh data seperti yang disajikan

diatas, namun juga semakin banyaknya warung-warung internet

(Internet Kiosk) yang muncul diberbagai pelosok di Indonesia.

Pengguna internet bukan saja dari kalangan pelajar dan mahasiswa,

namun juga dari kalangan masyarakat yang lain. Hal ini bisa dipakai

sebagai indikasi bahwa internet memang diperlukan untuk membantu

kelancaranan pekerjaan atau tugas-tugas pengguna internet.

Karena berbagai keterbatasan, fasilitas berkembangnya internet

di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Namun perlu diakui

bahwa pemerintah telah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya

internet di Indonesia, dengan membangun berbagai fasilitas, apakah

itu jaringan telepon, listrik dan fasilitas lainnya. Warung Informasi dan

  Teknologi atau WARINTEK (Technology Information Kiosk) yang

diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi dan

Page 18: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 18/29

 

PDII-LIPI baru dimulai bulan Agustus 2000 kini tumbuh dan

berkembang pesat (Munaf, 2001).

Namun harus juga diakui bahwa ketersediaan telepon dan listrik

di daerah-daerah tertentu di Indonesia memang masih terbatas dan

karenanya menghambat bertambahnya pengguna internet. Belum lagi

tentang tersedianya cyberlaws yang jelas dan diketahui oleh

masyarakat luas, sehingga hal ini juga menghambat bertambahnya

investor dibidang IT internet ini.

Kini pemerintah telah berupaya untuk memanfaatkan dan

memaksimumkan tersedianya informasi teknologi dengan membentuk

Kantor Menteri Negara Informasi dan Teknologi. Di tiap Departemen

bahkan ada unit yang menangani teknologi informasi ini. Di Depdiknas

misalnya ada Pustekkom atau Pusat Teknologi Komunikasi dan

Informasi untuk Pendidikan; di tiap Universitas ada Pusat Komputer,

dan masih banyak contoh yang lain. Sayangnya cyberlaws di Indonesia

yang juga pernah dibahas dan disiapkan, belum juga selesai hingga

kini.

  Tidak itu saja, e-learning kini banyak digunakan oleh para

penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya

Universitas Terbuka yang diijinkan menyelenggarakan pendidikan jarak

 jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang ‘Penyelenggaraan

Page 19: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 19/29

 

Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh’, maka perguruan tinggi tertentu

yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka

dan jarak jauh menggunakan e-learning, juga telah diijinkan

menyelenggarakan-nya. Lembaga-lembaga pendidikan non-formal

seperti kursus-kursus, juga telah memafaatkan keunggulan e-learning

ini untuk program-programnya.

Begitu pula halnya dengan Undang-Undang Pendidikan yang

baru nanti, yang segera akan disahkan oleh DPR, juga akan mengatur

penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia

dengan menggunakan teknologi e-learning.

VII. FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN SEBELUM

MEMANFAATKAN e-LEARNING

Ahli-ahli pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang

perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan

pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi

et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain:

a. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)

Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan

adalah apakah memang memerlukan e-learning. Untuk menjawab

pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab

Page 20: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 20/29

 

berdasarkan atas saran orang lain. Sebab setiap lembaga menentukan

teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu

perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis. Kalau analisis ini

telah dilaksanakan dan jawabannya adalah membutuhkan atau

memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi

kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya adalah:

• Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible).

Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah infrastruktur

pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada

tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya tersedia;

• Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically

profitable); misalnya apakah dengan e-learning kegiatan yang

dilakukan menguntungkan atau apakah retrun on investment (ROI)-

nya lebih besar dari satu; dan

• Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima

oleh masyarakat (socially acceptable).

b. Rancangan Instruksional

Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu dipertimbangkan

aspek-aspek (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah,

2001):

Page 21: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 21/29

 

• Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran,

cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.

• Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks,

status pekerjaan, dsb-nya.

• Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang

diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.

• Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan

menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah

hingga yang sulit, dsb-nya.

• State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun

berdasarkan hasil dari analisis instruksional.

• Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan

dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

• Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan

berdasarkan fasilitas yang ada.

c. Tahap Pengembangan

Berbagai upaya dalam rangka pengembangan e-learning bisa

dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal ini

terjadi karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam

waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya dengan prototype bahan

Page 22: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 22/29

 

ajar dan rancangan instruksional yang akan dipergunakan terus

dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.

d. Pelaksanaan

Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN) dengan

menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap

prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini

seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana

menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan

ajarnya benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri (Jatmiko,

1997).

e. Evaluasi

Sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil

beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.

Proses dari kelima tahapan diatas diperlukan waktu yang relatif lama,

karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari

orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari

tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena

prosesnya terjadi terus menerus.

Page 23: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 23/29

 

Akhirnya harus pula diperhatikan masalah-masalah yang sering

dihadapi sebagai berikut:

• Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti

ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang

lain.

• Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana

mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.

• Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.

• Masalah skill and knowledge.

• Attitude terhadap ICT

Oleh karena itu perlu diciptakan bagaimana semuanya

mempunyai sikap yang positif terhadap ICT, bagaimana semuanya bisa

mengerti potensi ICT dan dampaknya ke anak didik dan ke

masyarakat. Sehingga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat

pembangunan.

VIII.e-LEARNING UNTUK ONLINE COURSE

Salah satu rekomendasi Deklarasi Dakar tentang 10 tahun evaluasi

pelaksanaan Education for All adalah bagaimana memanfaatkan ICT

untuk pendidikan jarak jauh agar mereka yang menginginkan

Page 24: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 24/29

 

pendidikan bisa lebih banyak yang dijangkau. Pembelajaran atau

pendidikan jarak jauh yang menggunakan teknologi informasi untuk

keperluan ini disebut online course atau ada pula yang menyebut

virtual campus. Cara ini lebih banyak mengandalkan alat bantu

teknologi informasi apakah teknologi cetak, audio, video atau

komputer.

Salah satu ciri dari pembelajaran jarak jauh adalah terpisahnya secara

fisik antara guru dan siswa sehingga diperlukan alat bantu ajar melalui

teknologi informasi tersebut. Untuk teknologi pendidikan yang berbasis

web atau web base learning bisa menggunakan alat bantu ajar yang

disebut dengan course tool. Software ini bisa dibeli di berbagai tempat

dengan relatif mudah, antara lain WebCT, Blackboard, Intralearn,

learning space, dsbnya. Dua contoh seperti yang disajikan di bawah ini

bisa dicari melalui www.webCT.com dan www.lotus.com

Dari informasi yang disajikan di Tabel 4, terlihat betapa lengkapnya

fasilitas yang diberikan oleh masing-masing software. Oleh karena itu

sebelum memilih atau membeli software, maka sebaiknya dipelajari

dahulu karakteristik software tersebut.

SEAMEO Regional Open Learning Center (SEAMOLEC) adalah

suatu lembaga penelitian, pendidikan, training dan konsultasi di

bidang IT atau pembelajaran jarak jauh. SEAMOLEC, dalam kaitannya

dengan training online course on ODL biasa menggunakan software

Page 25: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 25/29

 

WebCT karena kelebihan yang dimilikinya. Bukan saja feature-nya

lengkap seperti yang disajikan di Tabel 4, tetapi juga software ini user

friendly, banyak peminatnya sehingga kalau ada kesulitan bisa

diselesaikan dengan bantuan orang lain secara mudah.

IX. KESIMPULAN

e-Learning adalah pembelajaran yang memerlukan alat bantu

elektronika. Bisa berupa technology base learning seperti audio dan

video atau web-base learning (dengan bantuan perangkat computer

dan internet). Penggunaan teknologi e-learning sebenarnya bisa

dipakai untuk pendidikan tatap muka atau pendidikan jarak jauh

tergantung dari kepentingannya.

e-Learning akan dimanfaatkan atau tidak sangat tergantung

bagaimana pengguna memandang atau menilai e-learning tersebut.

Namun umumnya digunakannya teknologi tersebut tergantung dari:

(1). Apakah teknologi itu memang sudah merupakan kebutuhan (2).

Apakah fasilitas pendukungnya yang memadai, (3). Apakah didukung

oleh dana yang memadai dan (4). Apakah ada dukungan dari pembuat

kebijakan.

Pada makalah ini telah dijelaskan apakah itu e-learning dan

bagaimana kemungkinan aplikasinya untuk pembelajaran, khususnya

Page 26: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 26/29

 

pembelajaran terbuka dan jarak jauh. Keunggulan dan kelemahan

telah diulas serta prospeknya untuk masa depan pendidikan di

Indonesia juga telah dibahas. Upaya-upaya apa yang perlu

dipersiapkan kalau seseorang atau lembaga tertentu akan

memanfaatkan Internet untuk pendidikan juga telah disinggung. Begitu

pula halnya dengan dukungan pemerintah untuk e-learning ini juga

telah ditampilkan.

Sering orang atau pengguna mencoba memulai teknologi e-

learning ini dengan tanpa pertimbangan yang matang. Ia

menggunakan e-learning agar supaya kelihatan bergengsi. Oleh

karena itu satu hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang

memanfaatkan internet untuk pembelajaran, yaitu melakukan analisis

kelayakan untuk menjawab apakah memang memerlukan e-learning.

Dalam analisis ini tentunya sudah termasuk apakah secara teknis

internet atau e-learning bisa dilaksanakan (technically feasible).

Analisis ini menyangkut tersedianya hard-ware khususnya komputer

(dengan network-nya), listrik, telepon dan soft-ware-nya khususnya

tersedianya tenaga, bahan ajar yang siap di-online-kan dan

management course tools yang akan dipakai. Juga apakah secara

ekonomis penggunaan internet ini menguntungkan (economically

profitable). Analisis ekonomi seperti Benefit per Cost (B/C) ratio,

Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) atau Return on

Investment (ROI) bisa dipakai sebagai alat ukur. Selanjutnya apakah

Page 27: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 27/29

 

secara sosial, penggunaan e-learning itu diterima oleh masyarakat

(socially acceptable). Sebab kadang-kadang walaupun pengunaan e-

learning untuk pembelajaran telah disiapkan secara baik dan kualitas

penyelenggaraannya juga baik, masyarakat belum bisa menerimanya

karena mereka menganggap cara-cara pendidikan konvensional

dianggap lebih baik. Untuk itu harap diperhatikan masalah

akuntabilitas dalam menggunakan teknologi informasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 28/29

 

Beam, P. (1997), Breaking the Sprinter’s Wrist: Achieving Cost-Effectiveness in Online Learning. Paper presented at theInternational Symposium on Distance Education and OpenLearning, organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE,UNDP and UNESCO Tuban, Bali, Indonesia.

Bullen, M. (2001), e-Learning and the Internationalization Education,Malaysian Journal of Educational Technology 1(1), 37-46.

Elangovan, T. (1997), Internet Based On-line Teaching Application withLearning Space. Paper presented at the International Symposiumon Distance Education and Open Learning organized by MONEIndonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban,Bali, Indonesia, 17-20 November 1997.

Hartanto, A.A. dan Purbo, O.W. (2002), Teknologi e-Learning Berbasis

PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Hashim, Y. and Razmah. Bt. Man (2001), An Overview of InstructionalDesign and Development Models for Electronic Instruction and Learning, Malaysian Journal of Educational Technology 1(1), 1-7.

Ishaq, A. (2001), On the Global Digital Divide, Finance and Development, September 2001, 44-7.

 Jatmiko, R. (1997), Enhancing Learning Experiences through the Use of Internet. Paper presented at the International Symposium on

Distance Education and Open Learning organized by MONEIndonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban,Bali, Indonesia, 17-20 November 1997.

Mulvihill, R.P. (1997), Technology Application to Distance Education.Paper presented at the International Symposium on DistanceEducation and Open Learning organized by MONE Indonesia,IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban, Bali,Indonesia, 17-20 November 1997.

Munaf, D.R. (2001), Cultural Threats on Development of ICT as a Tool

for Open and Distance Learning. Speech delivered at the 7thInternational Symposium on Distance Education and OpenLearning at Yogyakarta, November 2001.

Soekartawi (1995), Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, PT Rajawali Press, Jakarta.

Page 29: 7. Prinsip E-Learning

5/12/2018 7. Prinsip E-Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/7-prinsip-e-learning 29/29

 

Soekartawi (2002a). Prospek Pembelajaran Melalui Internet. Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’  yang diselenggarakan oleh UT-