74256938 pompa sucker rod

Upload: taufik-supriyanto

Post on 19-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    POMPA ANGGUK(SUCKER ROD PUMP)

    Pemasangan Pompa Angguk (Sucker Rod Pump) pada suatu

    sumur minyak merupakan salah satu metoda pengangkatan buatan

    (Artificial Lift) yang telah digunakan secara meluas pada lapangan

    minyak. Pada saat ini dikenal 3 (tiga) macam pompa sucker rod, yaitu :

    Conventional Unit, Air Balance dan Mark II. Gambar (1) memperlihatkan fluida dari dasar sumur ke permukaan didasarkan

    pada gerakan mekanik dari sejumlah peralatan pompa sucker rod,

    mulai dari bawah permukaan, sepanjang tubing, di kepala sumur, dan

    diatas permukaan

    1. PERALATAN POMPA ANGGUK

    Berdasar letaknya, maka peralatan pompa sucker rod dapat

    dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : peralatan diatas

    permukaan dan peralatan dibawah permukaan.

    1.1. Peralatan Di Atas Permukaan

    Peralatan diatas permukaan berfungsi untuk memindahkan

    energi dari Prime mover ke pompa sucker rod, dimana untuk

    selanjutnya diteruskan ke peralatan bawah permukaan. Peralatan ini

    juga berfungsi untuk mengubah gerak naik turun dan melalui gear

    reducer mengubah kecepatan prime mover menjadi langkah

    pemompaan yang sesuai.

    1

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 1 : Jenis-jenis Pompa Angguk (Sucker Rod Pump)(Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    2

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Peralatan di permukaan ini secara keseluruhan terdiri dari :

    Prime mover merupakan pengerak utama, dimana prime mover akan memberikan gerakan putar yang diubah menjadi gerak naik

    turun pada polish rod dan sucker rod untuk diteruskan ke peralatan

    bawah permukaan. Prime mover dapat berupa mesin gas, diesel,

    motor bakar dan listrik. Prime mover ini disesuaikan dengan

    tersedianya sumber tenaga tersebut. Jadi pemilihan motor

    diusahakan mempunyai daya yang cukup untuk mengangkat fluida

    dan rangkaian rod dengan kecepatan yang diinginkan.

    V-Belt merupakan sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.

    Gear reducer berfungsi mengubah kecepatan putar dari prime mover menjadi langkah pemompaan yang sesuai. Gear reducer

    juga merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah

    kecepatan putar dari prime mover, gerak putaran prime mover

    diteruskan ke gear reducer dengan menggunakan belt. Dimana belt

    ini dipasang engine pada prime mover dan unit sheave pada gear

    reducer.

    Crank Shaft merupakan poros crank yang befungsi untuk mengikat crank pada gear reducer dan meneruskan gerak.

    Crank merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear reducer dengan counterbalance. Pada crank ini

    terdapat lubang-lubang tempat pitman bearing. Besar kecilnya

    langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur disini,

    dengan cara mengubah-ubah pitman bearing.

    3

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati

    counterbalance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah

    besar atau sebaliknya, apabila menjauhi jarak antara crank shaft

    sampai dengan pitman bearing sebagai polish stroke length, yang

    fungsinya meneruskan gerak berputar dari crank shaft pada gear

    reducer ke walking bean melalui pitman.

    Counterbalance adalah sepasang pemberat yang fungsinya :a. Untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak

    naik turun

    b. Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau

    pada saat counterbalance menuju ke atas, yaitu pada saat

    kebutuhan tenaga kecil atau minimum

    c. Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke (saat

    counterbalance bergerak ke bawah) sebesar tenaga

    potensialnya, karena kerja prime over yang terbesar adalah

    pada saat up-stroke (pompa bergerak ke atas) dimana sejumlah

    minyak ikut terangkat ke atas permukaan.

    Pitman adalah penghubung antara walking beam pada equalizer hearing dengan crank. Lengan Pitman merubah gerakan berputar

    menjadi gerakan naik-turun.

    Walking Bean merupakan tangkai horizontal dibawah horse head. Fungsinya merupakan gerak naik turun yang dihasilkan oleh

    pasangan pitman-crank-counterbalance, ke rangkaian pompa di

    dalam sumur melalui rangkain rod.

    4

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Counterweight berfungsi menjepit polished rod dan letaknya dibagian atas dari polished rod. Jepitan ini kemudian diletakan

    diatas carrier bar sehingga Polished rod dapat bergerak sesuai

    dengan gerakan Carrier bar.

    Horse Head berfungsi menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur melalui bridle, polish rod dan sucker string

    atau merupakan kepala dari walking bean yang menyerupai kepala

    kuda.

    Briddle berfungsi sebagai tali penggantung carrier bar.

    Carrier bar merupakan penyangga dari polished rod clamp.

    Polish Rod Clamp merupakan komponen yang bertumpu pada carrier bar yang berfungsi untuk mengeraskan kaitan polish rod

    pada carrier bar dan tempat dimana Dinamometer (alat pencatat

    unit pompa ) diletakkan.

    Stuffing box dipasang diatas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk mencegah atau menahan minyak agar supaya tidak

    keluar bersama naik turunnya polish rod. Dengan demikian seluruh

    aliran minyak hasil pemompaan akan mengalir ke flowline melewati

    crosstee. Disamping itu juga berfungsi sebagai tempat kedudukan

    polish head rod, sehingga polish rod dapat bergerak naik turun

    dengan bebas.

    Polish Rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul di permukaan. Berfungsi untuk menghubungkan antara

    rangkaian rod di dalam sumur dengan peralatan di permukaan.

    5

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Pumping tee (Crosstee) berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi ke flow line.

    Sampson post merupakan tiang penyangga walking beam.

    Saddle Bearing adalah tempat kedudukan dari walking bean pada sampson post pada bagian atas.

    Equalizer adalah bagian atas dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak

    berlangsung.

    Brake berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan, misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit

    pompanya sendiri.

    Secara keseluruhan susunan peralatan pompa sucker rod diatas

    permukaan ditunjukan pada Gambar 2.

    1.2. Peralatan di Bawah Permukaan

    Untuk peralatan pompa di bawah permukaan (Subsurface pump

    equipment ) terdiri dari empat kompnen utama, yaitu : working barrel,

    plunger, travelling valve dan standing valve.

    Working Barrel merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik-turun sesuai dg langkah pemompaan dan

    menampung minyak terisap oleh plunger pada saat bergerak ke

    atas ( up stroke ).

    a. Working barrel yang terdiri dari sejumlah liner yang diselubungi

    oleh jacket (biasanya diberi simbol L).

    6

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    b. Working barrel yang terdiri dari satu bagian utuh dan kuat

    (diberi simbol H atau W ).

    Gambar 2 : Peralatan Pompa Sucker Rod di Atas Permukaan(Bethlehem Stell Company, Sucker rod hand book, 1970)

    7

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Plunger , merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel dan dapat bergerak naik turun yang berfungsi sebagai

    penghisap minyak dari formasi masuk ke barrel yang kemudian di

    angkat ke permukaan melalui tubing.

    Tubing , seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk mengalirkan minyak dari dasar sumur ke

    permukaan setelah minyak dianggakat oleh plunger pada saat up

    stroke.

    Standing valve , merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan plunger dan berfungsi mengalirkan minyak dari

    working barrel masuk ke plunger dan hal ini terjadi pada saat

    plunger bergerak ke atas dan selanjutnya standing valve membuka.

    Pada saat plunger bergerak ke bawah standing valve akan menutup

    untuk mencegah fluida keluar ke annulus.

    Travelling valve , merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan plunger dan berfungsi mengalirkan minyak dari

    working barrel masuk ke plunger dan hal ini terjadi pada saat

    plunger bergerak ke bawah serta menahan minyak keluar dari

    plunger pada saat plunger bergerak ke atas.

    Gas anchor , merupakan komponen pompa yang dipasang di bagian bawah dari pompa yang berfungsi untuk memisahkan gas

    dari minyak agar gas tersebut tdk ikut masuk ke dalam pompa

    bersama-sama dg minyak, untuk menghidari masiknya pasir atau

    padatan kedalam pompa, dan mengurangi atau menghindari

    terjadinya tubing stretch.

    8

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gas ini dialirkan masuk ke annulus dan dilepaskan ke permukaan

    melalui

    Ada dua macam type Gas Anchor, yaitu :

    Poorman type.

    Packer type

    a. Poorman type Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan

    melepaskan diri dari larutan (bouyancy effect). Minyak akan

    masuk ke dalam barrel melalui suction pipe , sedangkan gas

    yang telah terpisah akan dialikan melalui annulus. Apabila

    suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu kecil, maka

    akan terjadi pressure loss yang cukup besar sehingga

    menyebabkan terjadinya penurunan PI sumur pompa.

    Sedangkan apabila suction pipe terlalu besar akan meyebabkan

    annulus antara dinding anchor dengan suction pipe menjadi

    lebih kecil, sehingga kecepatan aliran minyak besar dan

    akibatnya gas masih terbawa oleh butiran-butiran minyak.

    Diameter gas anchor yang terlalu besar akan menyebabkan

    penurunan PI sumur pompa.

    b. Packer type Minyak masuk melalui ruang antara dinding anchor dan suction

    pipe, kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara casing

    dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak

    masuk ke pompa melalui suction pipe. Disini minyak yang

    masuk kedalam annulus sudah terpisah dari pompa.

    9

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Tangkai pompa

    Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari :

    Sucker rod

    Pony rod

    Polished rod

    a. Sucker rod Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dg peralatan

    di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak lurus

    naik turun dari horse head ke plunger.

    Berdasarkan konstruksinya maka Sucker rod dibedakan menjadi

    dua, yaitu :

    Berujung box pin

    Berujung pin-pin

    Untuk menghubungkan antara dua sucker rod digunakan

    sucker rod coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker

    rod yang sering digunakan berkisar antara 20 30 ft.

    Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan dipilih yang

    ringan, artinya memenuhi kriteria ekonomis, tapi dengan syarat

    tanpa mengabaikan persyaratan stress yang diijinkan (allowable

    stress) pada sucker rod tersebut. Sucker rod yang dipilih dari

    permukaan sampai unit pompa di dasar sumur tidak perlu sama

    diameternya tetapi dapat dilakukan / dibuat kombinasi dari

    beberapa tipe dan ukuran rod. Sucker rod string yang

    merupakan kombinasi dari beberapa tipe dan ukuran tersebut,

    disebut tappered rod string.

    10

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    b. Pony rod Pony rod merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih

    pendek dari panjang rod umumnya (+ 25 ft). fungsinya adalah

    untuk melengkapi panjang dari sucker rod apabila tidak

    mencapai kepanjangan yang dibutuhkan, ukurannya adalah

    2,4,6,8,12 ft.

    c. Polished rod Polished rod merupakan tempat rod yang berada diluar sumur

    yang menghubungkan sucker rod string dengan carrier bar dan

    dapat naik turun dalam stuffing box. Diameter stuffing box lebih

    besar dari diameter sucker rod, yaitu 1 1/8, 1 , 1.5, 1 .

    Panjang polished rod adalah 8,11,16,22 ft.

    Selanjutnya apabila dilihat dari pemasangan sistem barrel maka

    peralatan di bawah permukaan sucker rod ini diklasifikasikan menjadi 2

    tipe, yaitu :

    1. Tubing pump Pada tipe ini working barrel dipasang langsung didalam tubing dan

    diturunkan bersama tubing, bila terjadi kerusakan pada working

    barrel atau standing valve maka untuk memperbaikinya

    keseluruhan dari tubing harus dicabut.tipe pompa ini sering

    digunakan pada sumur-sumur dangkal dan produktifitas kecil.

    2. Rod pump Pada tipe ini working barrel, plinger, travelling valve, dan standing

    valve merupakan satu unit kesatuan yang dipasang langsung pada

    rod string. Kapasitas pompa yang diperoleh lebih kecil karena

    ukuran plunger lebih kecil.

    11

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Apabila terjadi kerusakan pada standing valve atau barrel, maka

    untuk memperbaikinya tidak perlu mencabut seluruh tubing. Tipe

    pompa ini sering digunakan pada sumur-sumur dalam dan

    dibedakan menjadi 3 , yaitu :

    a. Tipe stationary barrel-top anchor, misalnya RWA.

    b. Tipe stationary barrel-bottom anchor, misalnya RWB.

    c. Travelling barrel-bottom anchor, misalnya RWT.

    Perbedaan tipe pompa tubing pump dan rod pump ditujukan

    Gambar 3. Sedangkan klasifikasi peralatan pompa bawah

    permukaan berdasar sistem barrelnya menurut standart API

    diperlihatkan pada Tabel 1 dan Gambar 4.

    Tabel 1Klasifikasi Pompa Standart API

    (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    TIPE POMPAKLASIFIKASI

    FULL BARREL LINER BARREL

    Tubing dengan regular shoe TW TLTubing dengan regular shoe dan nipple TWE TLERod, stationary barrel top hold down RWA RLARod, stationary barrel-bottom hold down RWB RLB

    Rod, travelling barrel RWT RLT

    12

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 3 : Peralatan Bawah Permukaan Jenis Tubing Pumpdan Rod Pump

    (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    13

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 4 : Klasifikasi Pompa Menurut API(Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    14

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Huruf-huruf yang terdapat pada Tabel 1 dan Gambar 4 menunjukan

    penambahan tipe pompa nya.

    T menyatakan tipe tubing pump R menyatakan tipe rod pump

    Kedua huruf yang terdiri dari W dan L, dimana :

    W menyatakan tipe full barrel L menyatakan tipe linier barrel

    Sedangkan huruf ketiga yang terdiri dari E, A, B, dan T adalah :

    E menyatakan extention shoe dan nippel A menyatakan stationary barrel dg bagian atas yang disambung B menyatakan stationary barrel dg bagian atas dan bawah

    disambung pada tubing.

    T menyatakan travelling barrel.

    Umumnya suatu unit sucker rod pump dituliskan dengan menggunakan

    simbol-simbol tertentu, contohnya :

    C-160D-173-64

    kode-kode ini menunjukan spesifikasi pompa dipermukaan.

    Arti dari kode tersebut diatas adalah :

    C = conventional (A = air balance, B = beam counter balance, M = mark II)

    160 = peak torque rating ribuan in-lb (torsi puncak yang diijinkan)

    D = double reduction gear reducer

    15

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    173 = polished rod load rating, ratusan lb (beban puncak dalam polished rod)

    64 = panjang langklah stroke maximum, in (biasanya juga bisa diset pada 54 in dan 48 in tergatung pada

    pabrik). Umumnya panjang langkah dapat diatur sampai 4 pada

    pompa tertentu. Angka diatas adalah yang terpanjang

    Simbol API sebagaimana yang tercantum pada Gambar 4 serta

    Gambar 5 merupakan spesifikasi peralatan bawah permukaan.

    Sebagai contoh :

    20-150-RWBC-20-4-2

    artinya pompa untuk tubing 2 3/8 dengan diameter plunger 1 .

    Pompa tipe rod (insert), dg barrel berbanding tipis, bottom hold down

    (dipegang dibawah) dan menggunakan tipe mangkok (cup ) untuk

    kedudukannya. Panjang pompa adalah 20 dg plunger 4 ft dan

    extention 2 ft.

    16

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP) 17

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 5 : Pump Designation(Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    2. PRINSIP KERJA POMPA SUCKER ROD

    Mekanisme kerja pompa sucker rod dapat dijelaskan

    menggunakan Gambar 6 . Prime mover menghasilkan gerak rotasi,

    gerakan ini dirubah menjadi gerakan naik-turun oleh pumping unit,

    terutama oleh sistem pitman assembly crank. Kemudian gerak anguk

    naik-turun ini oleh horse head dijadikan gerakan angguk naik-turun

    yang selanjutnya menggerakan plunger yang berada di dalam sumur.

    Instalasi pumping unit dipermukaan dihubungkan dengan pompa

    yang ada di dalam sumur oleh sucker rod , sehingga gerak lurus naik-

    turun dari horse head dipindahkan ke plunger pompa dan plunger ini

    bergerak naik turun dalam barrel pompa. Pada saat upstroke, plunger bergerak keatas, dibawah plunger terjadi penurunan tekanan. Karena

    tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan di dalam pompa, maka

    kondisi ini mengakibatkan standing valve terbuka dan minyak masuk

    ke dalam pompa. Minyak diatas travelling valve akan terangkat keatas

    pada waktu up stroke. Pada saat down stroke, standing valve tertutup karena tekanan minyak dalam barrel pompa lebih besar dari tekanan

    dasar sumur, sedangkan pada bagian atasnya, yaitu travelling valve

    terbuka oleh minyak akibat turunnya plunger, selanjutnya minyak akan

    masuk ke dalam tubing. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang

    sehingga minyak sampai ke permukaan dan terus ke separator melalui

    flow line.

    18

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 6 : Mekanisme Kerja Sucker Rod Pump(Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    3. ANALISA PERALATAN POMPA

    19

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Komponen-komponen peralatan pompa sucker rod merupakan suatu

    gabungan yang komplek, dg kata lain akan saling tergantung.

    3.1. Analisa Gerakan Rod

    Apabila sucker rod digantung pada polished rod atau bergerak naik

    turun pada kecepatan konstan, maka gaya yang bekerja pada polished

    rod adalah berat dari sucker rod, WR, dalam hal ini sucker rod

    mengalami percepatan. Polished rod akan menderita beban tambahan

    yaitu beban percepatan.

    a g

    Wr

    Faktor percepatan atau faktor dimana bobot mati dari rod harus

    dikalikan dengan faktor kecepatan ini untuk mendapatkan beban

    percepatan yang maksimal, dinyatakan sebagai :

    g

    a = (1)

    Dimana :

    a = percepatan maksimum yang terdapat pada sucker rod string

    g = percepatan gravitasi

    Suatu study terhadap gerakan yang ditransmisikan dari prime

    mover ke sucker rod menunjukan bahwa gerakan sucker rod hampir

    merupakan gerak beraturan yang sederhana.gerak beraturan ini dapat

    dinyatakan sebagai proyeksi suatu partikel yang bergerak melingkar

    pada garis tengah lingkaran tersebut.

    20

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 7 : System Gerakan Sucker Rod(Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    Apabila hal tersebut diatas di hubungkan dengan sistem sucker rod,

    maka :

    1. Diameter lingkaran menyatakan panjang langkah polished rod

    2. Waktu untuk satu kali putaran dari partikel yang melngkar sama

    dengan waktu untuk satu kali siklus pemompaan.

    Percepatan maksimum dari pada sistem sucker rod terjadi pada awal

    upstroke dan awal down stroke, yaitu pada saat titik proyeksi

    mempunyai jarak yang jauh dari pusat gerak melingkar.

    Pada saat tersebut percepatan dari pada proyeksi sama dengan

    percepatan gerak melingkar, yaitu :

    21

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    e

    2p

    r

    V =a (2)

    Dimana :

    Vp = kecepatan partikel

    re = jari-jari lingkaran

    Apabila waktu untuk satu kali putaran, maka :

    pi=

    eP

    r 2 V (3)

    Apabila N = jumlah putaran persatuan waktu :

    N r 2 V ep = (4)

    Dimana N = 1/ , jika Persamaan (2), (4) disubtitusikan pada

    Persamaan (1) di dapat :

    g N r 4

    g r

    V 2e2

    e

    2P pi

    = (5)

    Untuk sumur pompa :

    N = kecepatan pompaan

    re = dapat dihubungkan dengan polished rod, stroke length

    yaitu :

    2S re = (6)

    22

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Dengan demikian Persamaan (5) menjadi :

    gN S 2

    22pi= (7)

    Panjang langkah polished rod biasanya dinyatakan dalam inchi, dan

    kecepatan pemompaan dalam stroke per menit (SPM), maka :

    22

    22

    sec 3600 in 12 ft/sec 32,2 min 1ft 1 in/min N S 2 pi=

    70500N S

    2= (8)

    3.2. Sucker Rod String

    Sucker rod string ada/didapati pada sumur-sumur yang dalam,

    dan tidak hanya terdiri dari satu macam diameter, merupakan tapered

    rod (makin keatas makin besar diameternya, karena membawa beban

    yang lebih berat). Dengan anggapan bahwa stress disetiap bagian

    sama (pada puncak masing-masing interval), maka design untuk

    beberapa bagian (fraksi) dari masing-masing diameter diberikan

    seperti pada Tabel 1.

    Pada Tabel 2, R1, R2, R3, dan seterusnya adalah fraksi panjang

    dari seluruh rod, dan karena umumnya suatu potongan rod mempunyai

    panjang 25 ft, maka pembulatan selalu 25 ft.

    3.3. Effective Plunger Stroke (Sp)

    Jumlah volume minyak yang diperoleh selama pemompaan tidak

    tergantung pada panjang polished rod, tetapi tergantung pada gerakan

    23

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    relatif plunger terhadap working barrel yang disebut effective plunger

    stroke.

    Tabel 2-2Kombinasi Untuk Sucker Rod

    (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    Ukuran rod pada string (in)

    Harga R sebagai fungsi Luas Plunger (AP)Catatan : R1 adalah yang bawah atau terkecil

    5/8 3/4 R1 = 0.759 0.0896 Ap R2 = 0.241 + 0.0896 Ap3/4 7/8 R1 = 0.786 0.0566 Ap R2 = 0.214 + 0.0566 Ap7/8 1 R1 = 0.814 0.0375 Ap R2 = 0.186 + 0.0375 Ap

    5/8 3/4 7/8R1 = 0.627 0.1393 Ap R2 = 0.199 + 0.0737 ApR3 = 0.175 + 0.0655 Ap

    3/4 7/8 1R1 = 0.644 0.0894 Ap R2 = 0.181 + 0.0478 ApR3 = 0.155 + 0.0146 Ap

    3/4 7/8 1 1 1/8

    R1 = 0.582 0.1110 Ap R2 = 0.159 + 0.0421 ApR2 = 0.137 + 0.0364 ApR2 = 0.123 + 0.0325 Ap

    Pada dasarnya langkah ini berbeda dengan polished rod stroke.

    Perbedaan ini disebabkan oleh :

    1. Adanya rod stretch dan tubing stretch

    2. Adanya plunger over travel yang disebabkan adanya percepatan

    Dengan demikian perlu diperkirakan adanya rod stretch dan tubing

    stretch serta over travel. Yang mana hal ini telah dikembangkan oleh

    Marsh dan Coberly.

    24

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Pada saat downstroke, standing valve tertutup dan traveling

    valve terbuka, beban fluida bekerja pada tubing yang menyebabkan

    elongasi pada tubing tersebut.

    Pada awal Up-stroke, travelling valve tertutup, menimbulkan

    perpanjangan pada rod dan pembukaan pada standing valve

    menyebabkan tubing mengalami stretch.kembalinya tubing ke panjang

    semula menyebabkan working barrel bergerak lebih keatas.

    Perpanjangan rod menyebabkan plunger bergerak kebawah.

    Dengan demikian effective plunger stroke berkurang sebesar jumlah

    perpanjangan rod dan tubing yang disebabkan oleh beban fluida.

    Untuk suatu deformasi elastik, terdapat perbandingan antara

    stress yang bekerja pada suatu benda dengan strain yang dihasilkan

    oleh stress tersebut yang besarnya konstan, yaitu :

    StrainStress E = (9)

    Dimana:

    E = modulus elastisita, tergantung pada beban yang dipergunakan

    Sedangkan stress merupakan gaya persatuan luas, maka :

    AF tressS = (10)

    Dan strain adalah fraksi perubahan panjang, yaitu :

    Strain = e / L (11)

    Gaya (F) dinyatakan dalam Lb, penampang (A) dinyatakan dalam in2.

    Perpanjangan (e) dan panjang mula-mula (L) dinyatakan dalam satuan

    25

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    sama. Umumnya besarnya perpanjangan dalam in. sedangkan

    panjang dalam ft, dengan demikian Persamaan (11) merubah menjadi :

    L 12etrain S = (12)

    Apabila Persamaan (12) disubtitusikan kedalam Persamaan (9)

    menjadi :

    A eFL 12

    L 12 / e /AF E == (13)

    A EFL 12 e = (14)

    Gaya yang disebabkan oleh beban fluida yang disebabkan

    adanya perbedaan tekanan sepanjang plunger, dan bekerja pada luas

    permukaan AP, adalah :

    F = P x AP (15)

    Apabila dianggap bahwa pompa dipasang pada working fluid level,

    perbedaan tekanan ( delta P ) pada plunger adalah tekanan kolom

    fluida dengan specific gravity G, sepanjang L (kedalaman pompa).

    P = 0,433 G L (16)

    Untuk suatu hal yang umum, dimana working fluid level terletak

    pada kedalaman D, tekanan C (dibawah plunger) yang disebabkan

    oleh kolom fluida didalam casing setinggi (L-D) harus diperhitungkan.

    Dengan demikian :

    P = 0,433 G L - 0,433 G (L - D)

    26

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    P = 0,433 G D (17)

    Dari Persamaan (14) :

    A EFL 12 e =

    A ELA DG 0,433 x 12 P=

    A ELA DG 520

    = (18)

    Persamaan (18) diatas merupakan Persamaan umum.

    Persamaan tersebut dapat untuk menghitung perpanjangan dari suatu

    benda yang mengalami pembebanan.

    Berdasarkan persamaan (18), maka :

    1. Perpanjangan tubing (et) adalah :

    e1 = 5,20 G D AP L / E At (19)

    2. Perpanjangan rod string (er) adalah :

    er = 5,20 G D AP L / E Ar (20)

    Dimana :

    et = perpanjangan tubing, in

    er = perpanjangan rod, in

    G = specific gravity fluida

    D = working fluid level, ft

    L = kedalaman letak pompa, ft

    Ap = Luas penampang plunger, sq-in

    27

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    At = Luas penampang tubing , sq-in

    Ar = Luas penampang rod, sq-in

    E = modulus elastisitas = 30 x 10 6

    Bila dipasang anchor pada tubing, maka bentuk L/A t , dapat diabaikan.

    Besarnya Ar, At, Ap, dari masing-masing ukuran rod, tubing atau

    plunger dapat dilihat pada Tabel (3), (4) dan (5) berikut :

    Tabel 3Data Sucker Rod

    (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    Rod Size , in Area Plunger (in2)Rod Weight

    (lb/ft) Konstanta, K 0.196 0.72

    5/8 0.307 1.13 0.046 0.442 1.63 0.066

    7/8 0.601 2.22 0.1021 0.785 2.90 0.117

    1 1/8 0.994 3.67 0.148

    Tabel 4Data Tubing

    (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    Normal Size (in)

    Outside Diameter (in)

    Weight (lb/ft)

    Wall Area (sq-in)

    1 1.900 2.90 0.8002 2.375 4.7 1.304

    2 2.875 6.50 1.8123 3.500 9.30 2.59.

    3 4.000 11.00 3.0774 4.500 12.75 3.601

    28

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Tabel 5Data Plunger Pompa

    (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

    DiameterIn

    AreaAq-in

    Pump ContentBbl/day/in/spm

    1 0.785 0.1161 1/16 0.886 0.1311 1.227 0.1821 1.767 0.2621 2.405 0.357

    1 25/32 2.448 0.3692 3.142 0.466

    2 3.976 0.5902 4.909 0.7282 5.940 0.8813 11.045 1.6394 17.721 2.630

    Untuk Tappered rod string, perpanjangan rod dicari untuk

    masing-masing bagian, yaitu :

    e1 = 5,20 G D AP L1 / E A1

    e2 = 5,20 G D AP L / E A2 dst

    Dimana :

    e1 = perpanjangan rod bagian pertama dengan panjang L1e2 = perpanjangan rod bagian kedua dengan panjang L2

    Dari gabungan Persamaan diatas, perpanjangan rod total adalah:

    ++= ... AL

    AL

    EA DG 5,20 e

    2

    2

    1

    1Pr (21)

    29

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Rod mengalami perpanjangan akibat berat rod itu sendiri dan

    beban percepatan. Untuk tappered rod, beban rod bervariasi secara

    uniform dari harga nol (yaitu dari bagian bawah rod) sampai sebesar

    Wr (yaitu puncak dari rod). Rata-rata berat dari rod yang menyebabkan

    perpanjangan adalah Wr/2, apabila dipusatkan pada L/2.

    Perpanjangan rod yang emngakibatkan berat rod dan beban

    percepatan, tidak sama besarnya pada waktu upstroke ataupun

    downstroke.

    Pada akhir downstroke, perpanjangan rod , adalah :

    ( )r

    rrd A E

    L/2 W W 12 e += (22)

    Dan perpanjangan pada waktu upstroke , adalah :

    ( )r

    rru A E

    L/2 W W 12 e += (23)

    Dari Persamaan (22) dan (23) dapat ditentukan perpanjangan yang

    disebabkan oleh beban percepatan , yaitu :

    r

    r udP A E

    L W12 e - e e == (24)

    Sedang berat rod string, adalah :

    144A L W rrr

    = (25)

    Dimana :

    = faktor percepatan

    r = density rod, lb/cuft ~ 490 lb/cuft untuk baja.

    30

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Maka :

    EL 40,8

    144A L 490

    A E

    L 12 e2

    t

    rP

    =

    = (26)

    Dimana :

    E = modulus Young besi = 30 x 10 6 psi

    Persamaan (26) digunakan untuk untappered rod string, sedangkan

    untuk tappered rod string dilakukan pendekatan dengan persamaan

    berikut :

    eP = (32,8 L2 ) / E (27)

    Dimana :

    eP = plunger overtravel, in

    L = panjang rod, ft

    = faktor percepatan = S N2 /70500

    S = panjang langkah, in

    N = langkah/menit, SPM

    Persamaan (27) akan memberikan perbedaan sekitar 25%,

    tetapi hal ini tidak berpengaruh banyak dalam effective plunger stroke.

    Dengan demikian effective plunger stroke adalah panjang

    langkah (Polished rod stroke) dikurangi dengan perpanjangan rod

    ditambah dengan (rod & tubing stretch) sebagai akibat beban fluida

    ditambah dengan plunger overtravel, maka :

    SP = S + eP (et + er) (28)

    31

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Penggabungan Persamaan (19), (21), (26), dan (28) didapatkan

    Persamaan sebagai berikut :

    ++

    += ... AL

    AL

    EA DG 5,20-

    EL 40,8 S S

    2

    2

    1

    1P2

    P (29)

    Dalam hal ini tappered rod string, Persamaan (29) menjadi :

    +

    += A1

    A1

    EA DG 5,20-

    EL 40,8 S S

    rt

    P2

    P (30)

    Dimana :

    L1, L2, L3, adalah panjang-panjang rod (bila diametrnya

    berbeda-beda untuk sistem tersebut, ft

    A1, A2, A3, adalah luas penampang masing-masing bagian

    rod yang berbeda-beda untuk, inch2

    Catatan : dalam hal tubing dipasang anchor, maka At dapat diabaikan

    dan Persamaan (29) tidak mengandung At.

    3.4. Kecepatan Pompa

    Akibat dari pemompaan akan timbul getaran yang dialami oleh

    rod string. Getaran yang dialami rod tersebut adalah merupakan

    resultan dari getaran aslinya (transmitted wave) dengan getaran yang

    dipantulkan (reflected wave). Gambaran mengenai terjadinya getaran

    dari pada rod string adalah seperti pada Gambar 8.

    Apabila transmitted wave dan reflected wave terjadi serempak

    (syncronous), maka akibatnya akan terjadi resultan getaran yang

    maksimum (saling menguatkan). Akan tetapi bila antara kedua macam

    32

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    tidak terjadinya saling bergantian (non-syncronous), maka resultanya

    merupakan getaran yang saling melemahkan.

    Maka dapatlah dimengerti bahwa kecepatan pemompaan setiap

    menit harus tidak boleh menimbulkan getaran yang maksimum, karena

    hal tersebut dapat membahayakan rod string (menyebabkan putus).

    Sehingga dibuat supaya getaran yang terjadi adalah getaran yang

    saling melemahkan.

    Secara teoritis, dengan ketentuan kecepatan getaran pada baja

    sama dengan 15800 fps, maka akan terjadi getaran non-syncronous,

    jika :

    N = 237.000 / n L (31)

    Dimana :

    N = kecepatan pemompaan, SPM

    L = panjang sucker rod string, ft

    n = bilangan tidak bulat

    Jadi menentukan N dari pemompaan harus dipilih supaya harga

    n tidak bulat. Dihindarkan harga n = 1,2,3, dst, karena harga n bulat

    akan terjadi getaran yang syncronous .

    33

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Gambar 8 : Getaran Yang Terjadi Pada Rod String(Craft, B.C., Holden., Well Design Drilling and Production, 1962)

    3.5. Perhitungan Counterbalance

    Fungsi utama Counterbalance adalah menyimpan tenaga pada

    waktu upstroke dan waktu downstroke serta melepaskan tenaga pada

    waktu upstroke.

    Secara teoritis counterbalance effect ideal (Ci) harus sedemikian

    rupa sehingga prime mover akan membawa beban rata-rata yang

    sama besarnya baik pada waktu upstroke ataupun pada waktu down

    stroke (Craft-holden, 1962 & Brown Kermit, 1984), yang dinyatakan

    sebesar :

    Wmax Ci = Ci - Wmin (32)

    34

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Counterbalance yang ideal adalah :

    Ci = 0,5 (Wmax + Wmin) (33)

    Dengan menggunakan parameter Wmax dan Wmin yang di dapat dari

    hasil perhitungan Polished rod load, maka akan diperoleh

    counterbalance effect ideal sebesar :

    Ci = 0,5 Wf Wr(1-0,127 G) (34)

    3.6. Perhitungan Torsi (Puntiran)

    Perhitungan torsi sangat erat hubungannya dengan

    perencanaan counterbalance, karena pumping unit harus bekerja pada

    torsi yang diijinkan. Torsi dari pumping unit yang bekerja tidak boleh

    melebihi puntiran yang diijinkan pada gear reducer yang telah

    ditentukan oleh pabrik pembuatannya.

    Pada Gambar 9 ditujukan besarnya beban polished rod (W)

    ditransmisikan ke crank melalui pitman yang bergerak dengan arah

    vertikal. Dari gambar tersebut puntiran bersih terhadap VCXF

    dinyatakan (Craft-Holden, 1962), sebagai berikut :

    T = Wr sin - We d sin (35)

    dimana :

    T = gaya puntiran, Lbs

    W = beban polished rod, Lbs

    We = counterweight, Lbs

    r = jarak dari crankshaft ke pitman bearing (Gambar 9)

    d = jarak dari crankshaft ke pusat titik O, in

    35

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    = posisi kedudukan crankshaft (Gambar 1-9)

    = sudut yang dibentuk oleh crank dengan bidang vertikal, derajat

    Apabila geometri dari peralatan permukaan diabaikan, yaitu jarak dari

    saddle bearing ke tail bearing serta struktural unbalance dari

    instalasi permukaan, maka akan diperoleh persamaan untuk :

    Ci = 2 We d / S (36)

    dimana :

    C = Crank Counterbalance, lbs

    Wc = berat Counterbalance, lbs

    S = panjang langkah, in

    Gambar 9 : Gaya-gaya Yang Bekerja pada Crank(Craft, Holden., Well Design Drilling and Production)

    Substitusi Persamaan (36) ke (35) akan diperoleh :

    36

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    T = W (S/2) sin - C (S/2) sin

    = (W - C) (S/2) sin (37)

    Harga maksimum untuk variabel-variabel W dan sin masing-masing

    adalah Wmax dan sin = 1 atau = 90, dengan demikian putiran maksimum (peak torque) adalah :

    Tp = (Wmax - C) (S/2) (38)

    dimana :

    Tp = peak torque maksimum, Lbs

    Dalam perhitungan harga peak torque (C) diasumsikan 95% dari harga

    idealnya (Ci), maka persamaan (38) menjadi :

    Tp = (Wmax 0,95 Ci) (S/2) (39)

    4. KAPASITAS POMPA (PUMP DISPLACEMENT)

    Dengan prinsip torak (piston), maka volume teoritis pemompaan

    (pump displacement) adalah :

    bbl in9702harimenit / 1440x

    menitStroke N x stroke)(in / Sp x )in(A V 3

    2P=

    = 0,1484 Ap Sp N bbl /hari (40)

    Persamaan (40) diatas harga 0,1484 Ap merupakan konstanta untuk

    suatu diameter plunger tertentu, dan dinotasikan dengan K yang

    disebut sebagai konstanta pompa (Tabel 3) :

    37

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    V = K Sp N bbl/hari (41)

    Untuk mencari harga rate produksi yang sebenarnya dari pump

    displacement perlu diketahui effisiensi volumetris dari pompa

    tersebut, Ev.

    Jadi : q = V/Ev (42)

    dimana :

    q = rate produksi, bbl/h

    V = pump displacement, bbl/h

    Ev = efisiensi volumetris antara 25 100 % tergantung dari

    gas di sumur tersebut, umumnya diambil antara 75 80 %

    5. EFISIENSI TOTAL POMPA SUCKER ROD

    Dengan mengetahui besanya horse power, maka akan dapat

    ditentukan efisiensi total dari pompa sucker rod. Efisiensi total pompa

    adalah hasil kali dari dua efisiensi, yaitu efisiensi permukaan (above

    ground efficiency) dan efisiensi bawah permukaan (bellow ground

    efficiency). Besarnya horse power yang perlu diketahui disini adalah :

    Polished rod horse power (PRHP)

    Hidroulic horse power (HHP)

    Power input (power yang dibutuhkan prime mover selama

    pemompaan berjalan) atau Brake horse power (BHP)

    5.1. Beban Polished Rod (Polished Rod Load / PRL)

    38

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Selama siklus pemompaan terdapat lima faktor yang

    mempengaruhi beban bersih (net load) Polished rod yaitu :

    a. Beban fluida

    b. Bobot mati dari pada rod

    c. Beban percepatan dari pada sucker rod

    d. Gaya keatas pada sucker rod yang tercelup dalam fluida

    e. Gaya gesekan

    Dalam hal ini yang diabaikan beban getaran dan beban

    percepatan sehubungan dengan fluida yang diangkat.

    Berat tappered rod string adalah :

    Wr = M1L1 + M2L2 + + MnLn (43)

    dimana :

    M1 = berat rod, section pertama dari tappered rod, Lb/ft

    L1 = panjang rod, section pertama, ft

    Berat percepatan maksimum adalah Wr (44)

    Berat percepatan minimum adalah - Wr (45)

    Dengan menganggap density rod 490 Lb/cuft, volume rod string

    sama dengan volume fluida yang dipindahkan rod string adalah :

    cuft 490W

    densityberat Volume r== (46)

    Density fluida yang dipindahkan 62,4 G (dimana G = Specific

    grafity) Lb/cuft. Gaya keatas yang bekerja pada rod, adalah berat fluida

    yang dipindahkan yaitu,

    G 62,4 x 490W keatas Gaya r=

    39

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    G W0.127 - r= (47)

    Beban fluida yang digunakan dalam perhitungan beban polished

    rod adalah berat kolom fluida yang ditahan oleh plunger, volume dari

    kolom fluida dari plunger dan setinggi rod string adalah :

    cuft 144

    A L Volume P= (48)

    Volume fluida dapat diperoleh dari Persamaan (48) dikurangi Persamaan (46)

    cuft490W -

    144A L Volume rP= (49)

    Beban fluida Wf adalah :

    Wf = 62,4 G {(L AP / 144) (Wr /490)}

    Wf = 0,433 G {(L AP 0,294Wr)} (50)

    Beban fluida tersebut hanya bekerja pada polished rod pada

    waktu upstroke. Selanjutnya beban gesekan tidak dapat diturunkan

    secara matematis, tetapi beban ini dapat diperkirakan secara empiris

    dengan dynamometer tes. Sedangkan untuk keperluan disain, gesekan

    ini dapat dinyatakan sebagai + F , pada waktu upstroke dan F pada

    waktu downstroke.

    Jadi, beban polished rod maksimum yang terjadi pada waktu

    upstroke adalah :

    Wmax = Wf + Wr + Wr + F (51)

    Beban polished rod minimum yang terjadi saat downstroke :

    Wmin = Wf - Wr - - 0,127 Wr G - F (52)

    40

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Jika Persamaan (51) digunakan untuk menghitung beban

    maksimum, suku yang terakhir diabaikan, oleh karena itu beban

    gesekan tidak dapat dihitung dengan tepat.

    Wmax = Wf + Wr ( 1 - ) (53)

    Dengan cara yang sama, perhitungan beban minimun juga

    dengan mengabaikan beban gesekan.

    Wmin = Wr ( 1 - - 0,127 G ) (54)

    5.2. Hidraulic Horse Power

    Hidraulic horse power (HHP) adalah besarnya horse power yang

    diperlukan pompa untuk mengangkat sejumlah fluida secara vertikal

    saat pemompaan berlangsung. Hal penting di dalam penentuan horse

    power ini adalah net lift (LN). pengertian net lift yaitu, jarak angkat

    efektif pompa dalam satuan ft. besarnya net lift, dapat ditentukan

    dengan persamaan dibawah :

    ft,WWLx LN

    fc

    fm

    = (55)

    dimana :

    L = panjang rod string, ft

    Wfm = berat rod + fluida berat rod, Lbs

    Wfc = berat fluida, Lb

    41

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Selanjutnya besarnya horse power dapat ditentukan dengan

    persamaan:

    HHP = 7,36 x 106 x q G LN, hp (56)

    dimana :

    q = rate produksi, BPD

    G = specific gravity fluida

    LN = Net lift, ft

    5.3. Brake Horse Power (Power Input)

    Power input ini menunjukan besarnya horse power yang

    dibutuhkan oleh prime mover pada operasi pompa sucker rod.ada dua

    power load yang harus dipertimbangkan selama terjadi gerakan fluida

    dari pompa ke permukaan, yaitu pertama adalah hidraulic horse power

    seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dan kedua adalah

    friction horse power diberi simbol Hf. harga Friction horse power dapat

    ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

    lb/min/hp-ft 33000/ft x in 12lb/min-in N. . S . W0,25 Hf r=

    = 6,31 x 10-7 Wr S N ; hp (57)

    dimana :

    Wr = Berat rod string, lb

    S = Panjang stroke, in

    N = jumlah stroke permenit, spm

    42

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    Selanjutnya besarnya Brake horse power (BHP) merupakan

    penjumlahan hidraulic dan friction horse power. Untuk mengatasi

    tekanan yang tidak dapat diperkirakan dalam peralatan dipermukaan

    maka diambil faktor keselamatan sebesar 1,5 . Brake horse power

    dituliskan :

    BHP = 1,5 (Hb + Hf) (1-58)

    5.4. Penentuan Efisiensi Total Pompa

    Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa efisiensi total pompa

    adalah merupakan hasil kali dari dua efisiensi, yaitu efisiensi

    permukaan (above ground efficiency) dan efisiensi bawah permukaan

    (bellow ground efficiency). Above ground efficiecy yaitu efisiensi

    pompa yang berhubungan dengan keperluan horse power oleh prime

    mover dipermukaan, dan besarnya dinyatakan dengan perbandingan

    antara polished rod horse power terhadap power input pada prime

    mover (brake horse power). Secara matematis dapat dituliskan

    sebagai berikut :

    power horse Brakepower horse rod Polished Efficiency Ground Above =

    = HpBHPPRHP , (59)

    Bellow ground efficiecy yaitu efisiensi yang berkaitan dengan

    perlatan bawah permukaan di dalam mengangkat fluida kepermukaan,

    besarnya efisiensi ini dinyatakan dengan perbandingan antara horse

    power terhadap polished rod horse power dan secara matematis dapat

    dituliskan sebagai berikut :

    43

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    power horse RodPolish power horse Hydraulic Efficiency Ground Bellow =

    = Hp,PRHPHHP

    (60)

    Sehingga besarnya efisiensi total pompa adalah :

    Overall Efficiency = Above Ground Efficiency x Below Ground Efficiency (Efisiensi total) (Efisiensi permukaan ) (Efisiensi bawah permukaan) = Hp,

    PRHPHHP x

    BHPPRHP (61)

    TEORI DASAR

    44

  • Pompa Angguk (Sucker Rod Pump - SRP)

    POMPA ANGGUK (SUCKER ROD PUMP)

    M A T E R I

    1. PERALATAN POMPA SUCKER ROD1.1. Peralatan Di Atas Permukaan1.2. Peralatan Di Bawah Permukaan

    2. PRINSIP KERJA POMPA SUCKER ROD3. ANALISA PERHITUNGAN PERALATAN POMPA

    3.1. Analisa Gerakan Pompa3.2. Sucker Rod String3.3. Effective Plunger Stroke3.4. Kecepatan Pompa3.5. Perhitungan Counterbalance3.6. Perhitungan Torsi

    4. KAPASITAS POMPA5. EFISIENSI TOTAL POMPA SUCKER ROD

    5.1. Beban Polished Rod5.2. Hydraulic Horse Power5.3. Brake Horse Power5.4. Penentuan Efisiensi Total Pompa

    45

    Gambar 1 : Jenis-jenis Pompa Angguk (Sucker Rod Pump)