78584471-makalah-pendingin
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini energi merupakan kebutuhan manusia yang paling pokok.
Kebutuhan manusia terhadap ketersediaan energi listrik sangatlah besar, sehingga
pemakaiannya haruslah bijaksana, produktif dan efisien. Kita semua menyadari
bahwa sumber energi yang kita pakai cadangannya terbatas, bahkan untuk sumber
energi dari minyak bumi dan gas alam, disamping cadangannya terbatas juga
tidak dapat diperbaharui.
Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini teruma
bagi masyarakat perkotaan. Karena itu kita perlu mempelajari sitem kerja
refrigerasi dan sekaligus mengenal komponen - komponen refrigerasi.
Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin pembeku
(freezer), pendingin sayur dan buah - buahan pada supermarket dan
sebagainya. Peralatan ini dapat dijumpai mulai dari skala kecil pada rumah
tangga hingg skala besar pada aplikasi di industri. Sistem refrigerasi kompressi
uap juga digunakan pada aplikasi tata udara (air condition). Aplikasi tata udara
untuk hunian manusia, mesin yang digunakan dapat ditemui mulai dari skala kecil
seperti AC window dan AC spilit dan skala besar sepertiair cooled chiller.
B. Tujuan
Dalam pembahasan mengenai system pendingin dan tata udara ini memiliki
beberapa tujuan yaitu :
1. Dapat mengetahui pengertian dari system pendingin dan tata udara yang
meliputi AC, refrigerator, dan freezer
2. Dapat mengetahui bagian – bagian dari system pendingin itu
3. Dapat mengetahui cara perawatannya
4. Dapat mengetahui pengoperasian dari AC, refrigerator, dan freezer
1
C. Manfaat
Pada topik pembahasan system pendingin dan tata udara ini dapat ditemukan
beberapa manfaat yang dapat dambil, diantaranya :
1. Mengetahui pengertian tentang system pendingin dan tata udara serta cara
kerjanya
2. Mengetahui bagian – bagian tentang system pendingin dan tata udara
3. Mengetahui cara perawatan dan manjemen system pendingin dan tata udara
4. Mengetahui pengoperasian system pendingin dan tata udara
D. Batasan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki batasan masalah sebagai berikut :
1. Membahas mengenai sistem pendingin dan tata udara
2. Membahas mengenai jenis atau macam dari sistem pendingin dan tata udara
3. Membahas mengenai prinsip kerja sistem pendingin dan tata udara
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Refrigerasi
Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan
sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi.
Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es
gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split gambar 2 dan
AC mobil. Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin)
yang di pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya
yang diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih
refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan
datang.
Selain itu, tak kalah pentingnya adalah kemampuan dan ketrampilan dari para
teknisi untuk mengaplikasikan refrigeran tersebut, baik dalam hal mekanisme kerja
sistem, pengontrolan maupun keselamatan kerja dalam pemakaiannya.
Gambar 1. AC Splite
3
Sistem Kerja Air Conditioner
Air Conditioner (AC)
Manusia selalu berusaha untuk membuat keadaan disekelilingnya menjadi
lebih baik dan suasana lebih nyaman. Air Conditioner adalah salah satu yang
dapat memenuhi kebutuhan itu. Dengan membuat keadaan menjadi lebih sejuk.
Proses Dasar Terjadinya Dingin
Dingin merupakan hasil yang diciptakan oleh mesin pendingin terutama kulkas
dan freezer. Sedangkan AC lebih ke keadaan sejuk. Proses terjadinya
pendinginan yang diciptakan oleh mesin pendingin sebenarnya merupakan
tiruan terjadinya dinginyang disebabkan oleh alam. Dan dingin sebenarnya
merupakan suatu proses penguapan karena adanya panas akan menimbulkan
udara dingin disekitarnya. Dingin terjadi karena adanya penguapan, dan
penguapan berlangsung karena adanya panas.
Istilah- istilah yang dipakai dalam teknik di bidang pendinginan:
1. Kalor (Panas)
Kalor adalah energi yang diterima oleh benda, sehingga suhu benda atau
wujudnya berubah. Jika kalor dilepaskan suhu benda akan turun. Kalor adalah
suatu bentuk energi yang dapat dipindahkan, tetapi tidak dapat dihilangkan.
4
Kalor dapat diukur meskipun kita tidak melihatnya. Satuan dari kalor joule (J),
Kalori BTU.
2. Kompresor
Kompresor memompa bahan pendingin ke seluruh sistem. Gunanya adalah
untuk menghisap gas tekanan rendah dan suhu terendah dari evaporator dan
kemudian menekan/memampatkan gas tersebut, sehingga menjadi gas dengan
tekanan dan suhu tinggi, lalu dialirkan ke kondensor. Jadi kerja kompresor
adalah untuk
Menurunkan tekanan di evaporator, sehingga bahan pendingin cair di
evaporator dapat menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap lebih
banyak panas dari sekitarnya.
Menghisap gas bahan pendingin dari evaporator, lalu menaikkan tekanan dan
suhu gas bahan pendingin tersebut, dan mengalirkannya ke kondensor sehingga
gas tersebut dapat mengembun dan memberikan panasnya pada medium yang
mendinginkan kondensor.
3. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk merubah bahan pendingin dari bentuk gas
menjadi cair. Bahan pendingin dari kompresor dengan suhu dan tekanan tinggi,
panasnya keluar melalui permukaan rusuk-rusuk kondensor ke udara. Sebagai
akibat dari kehilangan panas, bahan pendingin gas mula-mula didinginkan
menjadi gas jenuh, kemudian mengembun berubah menjadi cair.
4. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat dimana bahan pendingin menguap dari cair
menjadi gas. Melalui perpindahan panas dari dinding – dindingnya, mengambil
panas dari ruangan di sekitarnya ke dalam sistem, panas tersebut lalu di bawa
ke kompresor dan dikeluarkan lagi oleh kondensor.
5. Saringan
Saringan untuk AC dibuat dari pipa tembaga berguna untuk menyaring
kotoran-kotoran di dalam sistem, seperti : potongan timah, lumpur, karat, dan
kotoran lainnya agar tidak masuk ke dalam pipa kapiler atau keran ekspansi.
Saringan harus menyaring semua kotoran di dalam sistem, tetapi tidak boleh
menyebabkan penurunan tekanan atau membuat sistem menjadi buntu.
5
6. Pipa Kapiler
Pipa kapiler gunanya adalah untuk :
Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir di dalam pipa
tersebut.
Mengontrol atau mengatur jumlah bahan pendingin cair yang mengalir dari sisi
tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah.
7. Bahan Pendingin (Refrigerant)
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai
penghantar panas dalam sirkulasi pada saluran instalasi mesin pendingin.
Bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mudah berubah wujud dari
gas menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya di kondensor. Untuk instalasi Refrigerator/kulkas, AC dipakai
freon R-12 atau R-22 sebagai refrigerant.
8. Frost
Bila kita mendinginkan udara terus-menerus, volume uap air dalam udara
menjadi kecil, dan sebagian uap air yang menyentuh pada permukaan suatu
benda yang rendah suhunya akan berbentuk embun-es yang halus. Peristiwa
demikian disebut Frost.
9. Fan Motor
Fan motor digunakan sebagai tenaga penggerak untuk memutar daun kipas atau
blower untuk mengalirkan udara dingin dari evaporator dan untuk
mendinginkan kondensor.
Terjadinya Dingin Pada Ruang mesin
Proses dingin di dalam mesin pendingin karena adanya pemindahan panas.
Setiap mesin pendingin mampu menghasilkan suhu dingin dengan cara
menyerap panas dari udara yang ada dalam ruang pada mesin pendingin itu
sendiri. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan penguapan yang begitu
cepat sehingga mampu menghasilkan udara dingin. Biasanya untuk keperluan
ini digunakan gas Freon. Gas ini dalam sistem pendinginan memiliki bentuk
yang berubah-ubah, yaitu dari bentuk cairan menjadi bentuk gas (uap). Pada
kompresor, gas yang telah berubah menjadi uap tadi takanan dan panasnya
6
dinaikkan untuk selanjutnya uap panas yan berasal dari gas itu diturunkan atau
didinginkan pada bagian kondensor sampai membentuk cairan. Kemudian
sesampainya pada evaporator cairan itu diturunkan tekanannya sehingga
menguap dan menyerap panas yang ada di sekitarnya. Kemudian dalam bentuk
uap refrigerant tadi dihisap kembali oleh bagian kompresor dan dikeluarkan
lagi seperti semula. Proses seperti ini berlangsung secara berulang. Dalam
sistem mesin pendingin jumlah refrigerant yang digunakan adalah tetap, yang
berubah adalah bentuknya karena adanya proses seperti diatas
Air conditioner atau alat pengkondisi udara membantu manusia memberikan
udara sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Air
conditioner bentuknya lebih kecil dari lemari es, tetapi tenaga motor listrik
sebagai penggerak yang diperlukan jauh lebih besar. Proses pendinginan yang
harus dilakukan yaitu untuk menyejukkan udara dalam suatu ruangan luas atau
kamar, adalah jauh lebih lebih besar dari pada lemari pendingin atau kulkas.
Secara umum dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
AC Window/ Jendela
AC Split
Prinsip kerja AC dapat dibagi 3 bagian :
Kerja bahan pendingin, Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas
itu dapat dikeluarkan kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke
kondensor, setelah itu menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan
akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini akan menimbulkan suatu
tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi
cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke
evaporator dan terus menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas
terus dihisap lagi ke kompresor. Demilian siklus kembali terulang.
Kerja Aliran Udara, kerja aliran udara ada 2 bagian yang terpisah yaitu :
bagian muka atau bagian depan dan bagian belakang atau bagian yang panas.
Bagian depan bagian dari evaporator merupakan bagian dingin, dimana fan
menghembuskan udara meniup evaporator sehingga udara yang keluar dari
bagian depan udara dingin. Sedangkan bagian belakang fan meniup kondensor
7
untuk mendinginkan sehingga udara yang keluar udara panas dari kondensor.
Kerja Alat-alat Listrik, Alat-alat listrik dari AC adalah bagian-bagian yang
paling banyak variasinya dan paling banyak menimbulkan gangguan-
gangguan. Pada prinsipnya dapat dibagi dalam 2 bagian : fan motor dan
kompresor dengan alat – alat pengaman dan pengaturnya.
Jenis dan Macam macam Refrigerant (freon)
ARefrigerant 11
ARefrigerant 12
ARefrigerant 13
ARefrigerant 13b1
ARefrigerant 22
ARefrigerant 23
ARefrigerant 32
ARefrigerant 113
ARefrigerant 114
ARefrigerant 116
ARefrigerant 123
ARefrigerant 124
ARefrigerant 125
ARefrigerant 134a
ARefrigerant 134a No Leak
ARefrigerant 134a High Mileage
ARefrigerant 134a Cool Blast
ARefrigerant 134a Leak Check
ARefrigerant 134a LeakFixR
ARefrigerant 142B
ARefrigerant 152A
ARefrigerant 401A
ARefrigerant 401B
ARefrigerant 402A
ARefrigerant 402B
8
Yang Patut Diketahui Tentang Freon AC dan Jenis Refrigerant Lainnya
Refrigerant pada air conditioner merupakan media yang sudah cukup lama
digunakan, berfungsi untuk memindahkan panas dari satu tempat ke tempat
lain. Jenis-jenis refrigerant termasuk Ammonia, Sulfur Dioksida, Hidrokarbon
seperti methane, methyl klorida, methylene klorida, HFC seperti R11 (umum
digunakan pada refrigerator dan air conditioner) dan R22. Karena kesadaran
bahwa HFC turut berperan dalam kerusakan lapisan ozon, maka penggunaan
R11 dan R22 selanjutnya dialihkan ke R-401A, R-134A, R-407C.
Ammonia adalah refrigerant yang paling umum diketahui. Ammonia dapat
menghasilkan pendinginan dengan mekanisme yang cukup simpel. Penguapan
Ammonia bersifat mudah terbakar, meledak dan beracun. Ammonia lebih
ringan daripada udara.
Sulfur Dioksida (SO2) sudah tidak digunakan dan susah ditemukan
penggunaannya kecuali di peralatan pendingin yang sudah tua. SO2 tidak
mudah terbakar atau meledak namun bersifat korosif.
Hydrocarbons seperti methane CH4, isobutane C4H10, dan propane C3H8
sering digunakan sebagai bahan bakar dan biasa dijual dalam kemasan kaleng.
Methyl klorida CH3Cl juga biasa digunakan sebagaimana CH2Cl2.
Freon dan Genetron: para ahli kimia juga telah mencoba menggunakan carbon
tetraklorida CCl4 sebagai refrigerant dengan menambahkan dua atom chlorine
9
untuk memproduksi CCl2F2 yang kemudian dikenal dengan keluarga “R”,
yaitu R11 dan R22. Inilah yang sering dimaksud dengan Freon AC.
Refrigerant HFC atau “CFC” tidak bersifat mudah terbakar, tidak beracun pada
manusia dan secara luas digunakan sampai kemudian diketahui efek buruknya
di atmosfer.
Air sebagai refrigerant masih digunakan terus sampai sekarang sebagai media
pemindah panas pada sistem air conditioner yang menggunakan cooling tower
yang mana bekerja efektif dimana kelembaban lingkungan cukup rendah untuk
menghasilkan tingkat penguapan yang bagus. Sistem ini banyak digunakan di
Amerika.
10
Gambar2. Refrigerator / kulkas
B. Siklus refrigerasi
Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah
penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor
yang berada disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refregeran akan menguap,
sehingga temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi
mengingat penguapan memerlukan kalor.
Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor ditesarap di“ evaporator”
dan dibuang ke “kondensor” Perhatikan skema dengan lemari es yang sederhana
gambar 3. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan
bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor, uap
refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika ke luar dari kompresor, uap
refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tiggi dibanding temperatur
udara sekitar. Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui saluran tekan. Di
kondensor, uap tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan berubah fasa dari uap
menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya cairan tersebut terkumpul di
penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigeran yang bertekanan tinggi mengalir
dari penampung refrigean ke katup ekspansi. Keluar dari katup ekspansi tekanan
menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigeran bersuhu sangat rendah. Pada
saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di evaporator, dengan menyeap kalor
dari sekitarnya hingga cairan refrigeran habis menguap. Akibatnya evaporator menjadi
11
dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan makanan atau
untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap rifregean akan dihisap oleh kompresor
dan demikian seterusnya proses-proses tersebut berulang kembali.
Gambar 3. Diagram lemari Es
Gambar 4. Diagram AC mobil
C. Komponen Sistem Refrigerasi
12
Mekanik mesin pendingin terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing dihubungkan dengan menggunakan pipa-pipa tembaga atau selang pada
akhirnya merupakan sebuah system yang bekerja secara serempak.
Komponen - komponen mesin pendingin yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Kompresor
a. Fungsi dan cara kerja kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanis dan bertugas
untuk mengisap uap refrigeran dari evaporator. Kemudian
menekannya (mengkompres) dan dengan demikian suhu dan
tekanan uap tersebut menjadi lebih tinggi. Tugas kompresor
adalah mempertahankan perbedaan tekanan dalam sistem.
Kompresor atau pompa hisap tekan berfungsi
mengalirkan refrigeran ke seluruh sistem pendingin. Sistem
kerjanya adalah dengan mengubah tekanan sehingga berpindah
dari sisi bertekanan tinggi ke sisi berekanan lebih rendah.
Semakin tinggi temperatur yang dipompakan semakin besar
tenaga yang dikeluarkan oleh kompresor.
Kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi.
Pada saat yang sama komrpesor menghisap uap refrigeran yang
bertekanan rendah dari evaporator dan mengkompresinya menjadi
uap bertekanan tinggi sehingga uap akan tersirkulasi.
Kebanyakan kompresor-kompresor yang dipakai saat ini
adalah dari jenis torak. Ketika torak bergerak turun dalam
silinder, katup hisap terbuka dan uap refrigerant masuk dari
saluran hisap ke dalam silinder. Pada saat torak bergerak ke atas,
tekanan uap di dalam silinder meningkat dan katup hisap
menutup, sedangkan katup tekan akan terbuka, sehingga uap
refrigean akan ke luar dari silinder melalui saluran tekan menuju
ke kondensor.
13
b. Kebocoran arus pada kompresor
Beberapa masalah pada kompresor adalah bocornya katup
terkabarnya motor kompresor. Jika katup tekan bocor ketika torak
menghisap uap dari saluran hisap, sebagian uap yang masih
tertinggal disaluran tekan akan terhisap kembali ke dalam
silinder, sehingga mengakibatkan efisiensinya berkurang. Hal
yang sama juga dapat terjadi bila katup hisap bocor ketika torak
menekan uap ke saluran tekan, sebagian uap di alam silinder akan
tertekan kembali ke saluran hisap. Untuk mencegah kebocoran
torak terhadap dinding silinder, biasanya dipasang cincin torak.
Jika cincin ini aus atau pecah, refrigeran dapat bocor sehingga
“tekanan tekan” akan lebih rendah dan menyebabkan kekurangan
efisiensi. Jika motor kompresor terbakar, terutama untuk jenis
hermetik dan semi hermetik, dan jika rifrigeran yang dipakai
adalah CFC dan HCFC, maka akan timbul asam yang bersifat
korosif.
c. Pengecekan kompresor
Beberapa tes sederhana dapat dilakukan untuk mengetahui
jika ada kebocoran yang nyata dalam kompresor. Pertama jika
saluran hisap disumbat, maka saluran hisap kompresor akan
vakum/hampa udara. Jika katup hisap atau katup tekan atau torak
bocor, refrigeran yang akan dipompa oleh kompresor tak akan
sebesar yang dikehendaki. Tes kebocoran yang lain diperlihatkan
jika kompresor dapat mempertahankan vakum yang dapat
dicapai. Jika kompresor dimatikan, tekanan hisap diamati apakah
turun dengan nyata. Jika katup hisap atau katup tekan torak bocor,
tekanan bisap akan turun.
Tes yang sama dapat dilakukan dengan mengamati
“tekanan tekan”. Jika saluran tekan disumbat, kompresor akan
mempertahankan tekanan tersebut. Jika katup tekan bocor
tekanan tekan akan turun.
14
Gambar 5. Kompresor
Energi mekanik pada motor penggerak dirubah menjadi energi
pneumatis oleh kompresor, sehingga zat pendingin beredar dalam
instalasi sistem AC. Secara umum kompresor ada 2 jenis.
1. Kompresor model torak
2. Kompresor model rotari
b. Condensor
Kondensor juga merupakan salah satu komponen utama dari sebuah
mesin pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari
uap super-heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled
(dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran
(dalam hal ini adalah pengembunan/ condensing), maka kalor harus dibuang
dari uap refrigeran.
Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari :
1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja
Jelas kiranya, bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah
refrigeran gas menjadi cair dengan jalan membuang kalor yang dikandung
15
refrigeran tersebut ke udara sekitarnya atau air sebagai medium
pendingin/condensing.
Gas dalam kompresor yang bertekanan rendah dimampatkan /
dikompresikan menjadi uap bertekanan tinggi sedemikian rupa, sehingga
temperatur jenuh pengembunan (condensing saturation temperature) lebih
tinggi dari temperature medium pengemburan (condensing medium
temperature). Akibatnya kalor dari uap bertekanan tinggi akan mengalir ke
medium pengembunan, sehingga uap refrigean akan terkondensasi.
Gambar 6. Kondensor
c. Flow Control / Katup ekpansi
Alat ini digunakan untuk mengatur jumlah cairan refrigeran yang
masuk ke dalam evaporator. Alat ini terletak diantara evaporator dan
kondensor. Refrigeran yang keluar dari kondensor mempunyai suhu dan
bertekanan tinggi. Sedangkan refrigeran yang masuk ke dalam evaporator
harus memiliki suhu dan tekanan rendah. Oleh karena itu, untuk
menurunkan suhu dan tekanan tinggi ini diperlukan suatu alat ekspansi.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa refrigeran yang dalam
evaporator berbentuk cair dan keluar dalam bentuk panas. Keadaan
refrigeran yang keluar dari evaporator inilah yang dijadikan dasar
untuk mengatur jumlah refrigeran cair yang masuk evaporator.
16
Komponen-komponen penting yang terdapat pada katub
ekspansi
thermostatis antara lain badan katup, diafragma, jarum dan dudukan
pegas, serta bola sensor dan pipa transmisinya. Beberapa katup dilengkapi
dengan equalizer. Equalizer dibutuhkan bila evaporator sangat penjang
sehingga berakibat turunnya tekanan. Tugas equalizer adalah membantu
beban kerja katup. Jika beban kerja mesin pendingin bertambah besar
evaporeator akan menjadi minus refrigeran dan temperatur di evaporator
menjadi tinggi sehingga kerjanya menjadi tidak efisien. Dengan adanya
equalizer refrigeran yang masuk ke evaporator dapat menjadi lebih banyak.
Sistem equalizer yang dipasang pada katup ekspansi thermostatis bisa
diluar atau didalam katup. Equalizer yang diluar berupa saluran yang
dipasang dari katup (di bawah diafragma) ke pipa di sisi luar evaporator.
Saliran ini harus dipasang setelah bola sensor (sensing bulb).
Setelah refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut
masuk ke katup ekspansi yang mengontrol jumlah refrigeran yang masuk ke
evaporator. Ada banyak jenis katup ekspansi, tiga diantaranya adalah pipa
kapiler, katup ekspansi otomatis, dan katup ekspansi termostatik.
a. Pipa Kapiler (capillary tube)
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi
rumah tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga
dengan diameter lubang kecil dan panjang tertentu. Gambar 6.
Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter
lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler diantara kondensor
dan evaporator
Refrigeran yang melalui pipa kapiler akan mulai menguap.
Selanjutnya berlangsung proses penguapan yang sesungguhnya di
evaporator. Jika refrigeran mengandung uap air, maka uap air akan
17
membeku dan menyumbat pipa kapiler. Agar kotoran tidak
menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran masuk pipa kapiler
dipasang saringan yang disebut strainer.
Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian
rupa, sehingga refrigeran cair harus menguap pada akhir
evaporator. Jumlah refrigeran yang berada dalam sistem juga
menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat
menguap sampai ujung evaporator. Bila pengisian kurang, maka
akan terjadi pembekuan pada sebagian evaporator. Bila pengisian
berlebih, maka ada kemungkinan refrigerant cair akan masuk ke
kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi
sistem pipa kapiler mensyaratkan suatu pengisian jumlah refrigeran
yang tepat.
b. Katup Ekspansi Otomatis
Sistem pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem
dengan beban tetap (konstan) seperti pada lemari es atau freezer,
tetapi dalam beberapa keadaan, untuk beban yang berubah-ubah
dengan cepat harus digunakan katup ekspansi jenis lainnya.
Beberapa katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban,
antara lain adalah katup ekspansi otomatis (KEO) yang menjaga
agar tekanan hisap atau tekanan evaporator besarnya tetap konstan.
Bila beban evaporator bertambah maka temperatur evaporator
menjadi naik karena banyak cairan refrigeran yang menguap
sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akan
menjadi naik pula. Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas
hingga lubang aliran refrigeran akan menyempit dan ciran
refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi berkurang. Keadaan
ini menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow”
akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar dan
cairan refrigeran akan masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian
seterusnya.
18
c. Katup Ekspansi Termostatik (KET)
Jika KEO bekerja untuk mempertahankan tekanan konstan di
evaporator, maka katup ekspansi termostatik (KET) adalah satu
katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas lanjut pada
uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi
beban di evaporator. Lihat gambar 8.
Cara kerja KET adalah sebagai berikut : Jika beban
bertambah, maka cairan refrigran di evaporator akan lebih banyak
menguap, sehingga besarnya suhu panas lanjut di evaporator akan
meningkat. Pada akhir evaporator diletakkan tabung sensor suhu
(sensing bulb) dari KET tersebut. Peningkatan suhu dari evaporator
akan menyebabkan uap atau cairan yang terdapat ditabung sensor
suhu tersebut akan menguap (terjadi pemuaian) sehingga
tekanannya meningkat. Peningkatan tekanan tersebut akan menekan
diafragma ke bawah dan membuka katup lebih lebar. Hal ini
menyebabkan cairan refrigeran yang berasal dari kondensor akan
lebih banyak masuk ke evaporator. Akibatnya suhu panas lanjut di
evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain suhu
panas lanjut di evaporator dijaga tetap konstan pada segala keadaan
beban.
Gambar 7. K. E. O
19
Gambar 8. K.E.T
e. Evaporator
Pada evaporator, refrigeran menyerap kalor dari ruangan yang
didinginkan. Penyerapan kalor ini menyebabkan refrigeran mendidih dan
berubah wujud dari cair menjadi uap (kalor/panas laten).
Panas yang dipindahkan berupa :
1. Panas sensibel (perubahan tempertaur) Temperatur refrigeran yang
memasuki evaporator dari katup ekspansi harus demikian sampai
temperatur jenuh penguapan (evaporator saturation temparature).
Setelah terjadi penguapan, temperatur uap yang meninggalkan
evaporator harus pupa dinaikkan untuk mendapatkan kondisi uap
panas lanjut (super-heated vapor)
2. Panas laten (perubahan wujud)
Perpindahan panas terjadi penguapan refrigeran. Untuk
terjadinya perubahan wujud, diperlukan panas laten. Dalam hal ini
perubahan wujud tersebut adalah dari cair menjadi uap atau menguap
(evaporasi). Refrigeran akan menyerap panas dari ruang
sekelilingnya. Adanya proses perpindahan panas pada evaporator
dapat menyebabkan perubahan wujud dari cair menjadi uap.
Kapasitas evaporator adalah kemampuan evaporator untuk
menyerap panas dalam periode waktu tertentu dan sangat ditentukan
oleh perbedaan temperatur evaporator (evaporator temperature
difference).
20
Perbedaan tempertur evaporator adalah perbedaan antara temperatur
jenis evaporator (evaporator saturation temperature) dengan
temperatur substansi/benda yang didinginkan.
Kemampuan memindahkan panas dan konstruksi evaporator
(ketebalan, panjang dan sirip) akan sangat mempengaruhi kapaistas
evaporator.
Evaporator adalah komponen yang digunakan untuk mengambil
kalor dari suatu ruangan atau suatu benda yang bersentuhan dengannya.
Pada evaporator terjadi pendidihan (boiling) atau penguapan
(evaporation), atau perubahan fasarefrigran dari cair menjadi uap. Refrigeran
pada umumnya memiliki titik didih yang rendah. Sebagai contoh, refrigeran 22
(R22) memiliki titik didih -41° C. Dengan demikian, refrigeran mampu
menyerap kalor pada temperatur yang sangat rendah. Evaporator dapat berupa
koil telanjang tanpa sirip (bare pipe coil), koil bersirip (finned coil), pelat
(plate evaporator) shell and coil, atau shell and tube evaporator. Jenis
evaporator yang digunakan pada suatu sistem refrigerasi tergantung pada
jenis aplikasinya.
Evaporator atau sering juga disebut boiler, freezer, froster, cooling
coil, chilling unit, dan lain-lain. Fungsi dari evaporator adalah untuk
menyerap panas dari udara atau benda di dalam mesin pendingin
dan mendinginkannya. Kemudian membuangnya kalor tersebut melalui
kondensor di ruang yang tidak didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja
menghisap bahan pendingin gas dari evaporator, sehingga tekanan di dalam
evaporator menjadi rendah dan vakum.
Evaporator fungsinya kebalikan dari kondensor, yaitu tidak membuang
panas kepada udara di sekitarnya, tetapi untuk mengambil panas dari
udara di dekatnya. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang sedang
didinginkan, sedangkan evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang
sedang didinginkan. Kondensor terletak pada sisi tekanan tinggi, yaitu
diantara kompresor dan alat pengatur bahan pendingin. Evaporator terletak
21
pada sisi tekanan rendah, yaitu diantara alat pengatur bahan pendingin
dan kompresor.
Dalam konsep pemindahan panas sehingga menjadi dingin
evaporator merupakan bagian yang dalam mekanisme ini. Proses
percepatan yang terjadi tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
a) Bahan pipa
Pada panjang pipa evaporator terjadi proses perpindahan
panas secara konveksi. Maka dari itu bahan pipa yang
digunakan harus mempunyai kemampuan penghantar panas
yang baik dan tahan karat. Biasanya bahan yang digunakan
adalah bahan dari aluminium, tembaga, kuningan dan baja tahan
karat (stainless steel). Aluminium dan tembaga mempunyai
sifat penghantar panas yang baik tetapi tidak asam. Baja
mempunyai sifat tahan karat dan korosi akan tetapi kurang
baik dalam menghantarkan panas. Dalam praktik, pemilihan
bahan ini disesuaikan dengan kondisi kerja AC.
b) Luas permukaan
Perpindahan panas dari satu sisi ke sisi lain sangat tergantung
pada luas permukaan evaporator. Semakin luas permukaan tempat
berlangsungnya perpindahan panas, semakin cepat laju
perpindahan panas yang terjadi. Sepanjang luas permukaan
evaporator diberikan sirio yang tersusun rapi argar panas diserpa
lebih banyak dan luas.
c) Faktor Film (kerak)
Faktor film suatu permukaan pada sirip-sirip evaporator
berkaitan dengan laju kecepatan udara yang melaluinya. Bila
kecepatan udara yang melaluinya terlalu rendah maka akan
terbentuk lapisan kerak permukaan sirip-sirip sehingga akan
menghambat laju perpindahan panas.
d) Bahan Pendingin (refrigeran)
Perpindahan panas bahan pendingin cair ke cair lebih baij
daripada cair ke gas. Namun kenyataanya perindahan panas lebih
sering terjadi antar udara denga refrigeran uap. Perpindahan
22
panas dari gas ke gas mempunyai prose yang kurang cepat.
Oleh karena itu pemakaian refrigeran hendaknya disesuaikan
dengan kondisi kerja evaporator.
e) Konstruksi Pipa Evaporator
Pipa atau koil evaporator yang digunakan terdiri berbagai
macam tipe tergantung kondisi dan kebutuhan metalasi.
Perbedaan jenis pipa yang digunakan satu dengan yang lain
terletak pada sistem pengaliran udara pada pipa evaporator dan
pengaliran air yang terkondensasi. Beberapa tipe pipa evaporator
yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
· Pipa Tipe Slant
Pada tipe ini biasanya digunaka untuk mengalirkan udara
yangmengarah ke atas, bawah dan horisontal. Dimana struktur
pipa merupakan satu kesatuan panel yang dipasang
mempermudah pengaliran hasil kondensasi. Bak penampungan
air hasil kondensasi ditempatkan di bagian bawah.
· Pipa Tipe A
Untuk tipe ini aliran udara mengarah ke atas atau ke
bawah saja terkadang pipa tipe A juga digunakan untuk
mengalirkan udara secara horisontal. Namun untuk posisi
mengalirkan udara yang arahnya horisontal tidak umum pada
tipe A ini, biasanya untuk kondisi ini dipakai pipa evaporator
tipe H. Bak penampungan air hasil kondesasi diletakkan di bawah
bentuk A.
· Pipa Tipe H
Pipa tipe H biasanya digunakan untuk mengelirkan udara
secara horisontal. Bak penampungan hasil kondensasi terletak
di bagian bentuk H. Namun bila tipe H ini digunakan untuk
mengalirkan udara secara vertikal maka bak penampungan harus
ditempatkan khusus yang memungkinkan air hasil kondensasi
tertampung dengan baik.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Buntarto, service dan reparasi AC, Graha Ilmu, Yogyakarta ;2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Refrigerasi (19-12-2011)
http://www.polban.ac.id/jurusan/teknik-refrigerasi.html (19-12-2011)
25
26