8. model pembelajaran saintifik mp sosiologi
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini
dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis
Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan
dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang
belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului
dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun
dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk
memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran
dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata
pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung
pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa
saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI
Iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................
2. Tujuan..........................................................
3. Ruang Lingkup.............................................
4. Landasan Hukum....... .................................
1
2
3
3
BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
2. Penilaian Autentik........................................
5
22
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
BAB IV
1. Prosedur Analisis.. .........................................
2. Hasil Analisis Kompetensi..............................
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
30
34
65
67
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam
rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional,
terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,
standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat
diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat
dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan
kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. 1
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para
pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang
tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik
yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara
terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai
tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi
pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur
nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan
silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika,
Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya
diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum
2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu
pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan
menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara
lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan
langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian
autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model
untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata
pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan
memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
2
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti
dan kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
3
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang
Silabus
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses
pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang
mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat
pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi
Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran
yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi
dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,
4
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;
(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses
sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9)
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang
menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut
wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa
saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)
5
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena
itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah
model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke
dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang
fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.
Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai
aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist)
dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian
peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
6
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan
struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar
bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta
didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan
atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,
sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian
peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan
guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi
membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan
keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi
pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya
adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial
(social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya
seseorang selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat
merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.
Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik)
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada
simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam
rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari
objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-
prinsip penalaran yang spesifik.
7
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau
fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan
menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan
metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas
prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya
secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau
mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang
didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh
pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah
ini memerlukan langkah-langkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring
Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran
terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-
pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki
adalah jawaban mengenai fakta-fakta sosial, maka pendekatan dengan
langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode
ilmiah.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan
menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
8
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki
keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
9
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat
dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa,
misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam
melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala
rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat
berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat
untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.
Catatan anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta
didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik
dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
10
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan
baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap
ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan.
Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni
bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar?
Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka
jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya
setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi
permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan
setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang
bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya
sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
11
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,
serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih rendah
Pengetahuan (knowledge)
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Pemahaman (comprehension)
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan (application
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
12
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih tinggi
Analisis (analysis)
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Sintesis (synthesis)
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimana kita dapat memecahkan…
Apa yang terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat memperbaiki…
Kembangkan…
Evaluasi (evaluation)
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
13
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku
aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta
didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
3.1Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena
atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.
Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada
observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik
simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat
umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran
deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara
deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme
hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat
premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan
14
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak
langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,
sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan
jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah
pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern.
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai
pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar
atau dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang
bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang
akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan
pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam
lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang
garapannya.
3.2Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki
persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya
menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran
dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial
yang mempunyai kesamaan atau persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik.
Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu
analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan
berikut ini.
15
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada
dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau
fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua.
Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua
fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa
nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah
generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus
giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide
baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara
nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan
karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula
tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas,
saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru,
peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah.
3.3Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan
menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam
proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar
peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik
16
dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,
khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau
beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang
lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa
fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa
fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif,
yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran
induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,
hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,
kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang
melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang
Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi).
Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berasal
pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya
produksi yang dikeluarkan sekarang (mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,
hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,
selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-
sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris
dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati
makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional,
mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi
17
kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda
datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan
menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda
Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.
Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan
semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan
keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut
menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan
menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan
tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara
siklikal.
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan
sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,
sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi
penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
3.4Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang
digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan
yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran
yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin
baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang
dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara
mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk
menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
18
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada
bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan
interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu
materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada
keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau
menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik
menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan
belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2)
adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat
penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan
yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan
tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang
menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna,
yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar
autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa
pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman
belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses
belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik
menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman
belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam
untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana
membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar
bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas
merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan
respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan
hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan
hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram
serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran
ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam
19
kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik
dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan
masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan
ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.
Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan
ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena
yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi
untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih
dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi
esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia
yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur
interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk
memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat
direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang
harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai
satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas
peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi
dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta
didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan
cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar
secara bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks
menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta
dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu
menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan
kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan
20
mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang
tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan
keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau
fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi
sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat,
mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan
konsep, prinsip, hukum, dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah
data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam
presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak
terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai
anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda
mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta
didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan,
tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian
didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok
bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan
seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok
dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh
21
terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian
didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun
kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik
sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode
ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat
bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para
peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada
proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok
diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih
dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam
kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan
benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya.
Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan
soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal
lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun
berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok
dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan).
Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain
menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus
dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh
poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam
22
selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua
peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan
peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu
set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja
kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,
para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota
kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-
masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh
kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk
merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan
pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan
apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan
melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan
penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada
proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut
kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual
yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing,
baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota
kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan
pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah,
pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,
kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada
23
kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode
pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca,
menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta
didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata
bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam
kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan
menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau
makalah melalui berbagai media.
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber
sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association
mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam
pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik
sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins
mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi
dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
24
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian
autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang
memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya
dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,
mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat
karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian
responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta
didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami
kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti
seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya
pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),
atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan
menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.
Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal,
penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan
25
pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian
siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian
jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,
jelas dan komunikatif.
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap
tampilan sikap peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
peserta didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian
kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta
didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan
untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian
ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan
perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan
Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu
mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah
disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.
Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta
didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong,
26
membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat,
menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap
sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik
lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini
merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi
pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan
indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:
• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan
oleh peserta didik
• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda
• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata
atau sebenarnya
• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid)
• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan
penguasaan satu kompetensi peserta didik
• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level
terendah sampai kemampuan tertinggi.
2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes
tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih
jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian
atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi
yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
27
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-
temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes
tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu
jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru
untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang
lebih tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara
lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan
adalah sbb:
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam
mengkontruksi jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang
komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau
kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah
sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
28
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya
meskipun tugas diberikan secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap
anggota.
Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang
sosial ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara
jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain
peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,
dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes
Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil
belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial
ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik
tersebut harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
29
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa
investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan
dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-
lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,
setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk
proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.
Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk
menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan
analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan
peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk
pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk
tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan
secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
30
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia
nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik
secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan
refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang
releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut
oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok
pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan
oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam
menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,
gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian,
sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta
didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
31
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan
32
kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti
adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran
pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap
mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk
tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat
kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat
kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan
bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
33
Sikap
Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan
kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi
lulusan adalah sebagai berikut.
34
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai
berikut
1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)
menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur
3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator keterampilan
yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan
indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
6. Merancang penilaian yang diperlukan
35
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
1.Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke
tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap
diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat
(keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat
kategori, yaitu:
1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,
dibaca, disentuh, atau diamati
2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau
dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara
fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat
cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin,
dan spirtus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu
berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume
dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi
menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan.
Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.36
Lulusan yang :Cerdas, Kreatif,
Produktif, dan Bertanggung
jawab
Penillaian (Silabus)
Indikator Sikap,
Pengethuan, dan
Keterampilan untuk
Penilaian
Pembelajaran (Silabus)
Alternatif Kegiatan
Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mencoba,
Mengasosiasi, dan
Mengomunikasikan
Materi PembelajaranFakta, Konsep,
Prinsip, dan Prosedur
Materi Pokok (Silabus)
3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-
konsep yang berkaitan Prinsip IPA bersifat analitik, sebab
merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh.
Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan
menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep
panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip
adalah hukum, teori, dan azas.
4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan
sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural
merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada
mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak
terpisahkan pada setiap materi pokok.
2.Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
: mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan
3. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau
menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena
atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta
langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagaainya
4. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip
dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
5. Mencoba
6. Mengasosiasi
7. Mengomunikasikan
8. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
1) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
2) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk
3) Aspek sikap melalui pengamatan
B. Hasil Analisis Kompetensi
1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas X
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam
Silabus)
3.1 Mendeskripsikan 4.1 Melakukan kajian, Fungsi
37
fungsi Sosiologi dalam
mengkaji berbagai
gejala sosial yang
terjadi di masyarakat
diskusi dan
menyimpulkan fungsi
Sosiologi dalam
memahami berbagai
gejala sosial yang
terjadi di masyarakat
Sosiologi
dalam
mengenali
gejala sosial di
masyarakat
3.2 Menerapkan konsep-
konsep dasar
Sosiologi untuk
memahami hubungan
sosial antar individu,
antara individu dan
kelompok serta antar
kelompok
4.2 Melakukan kajian,
diskusi, dan
menyimpulkan konsep-
konsep dasar Sosiologi
untuk memahami
hubungan sosial antar
individu, antara individu
dan kelompok serta
antar kelompok
Individu,
kelompok dan
hubungan
sosial
3.3 Menganalisis berbagai
gejala sosial dengan
menggunakan
konsep-konsep dasar
Sosiologi untuk
memahami hubungan
sosial di masyarakat
4.3 Melakukan kajian,
diskusi dan mengaitkan
konsep-konsep dasar
Sosiologi untuk
mengenali berbagai
gejala sosial dalam
memahami hubungan
sosial di masyarakat
Ragam gejala
sosial dalam
masyarakat
3.4 Menerapkan metode-
metode penelitian
sosial untuk
memahami berbagai
gejala sosial
4.4 Menyusun rancangan,
melaksanakan dan
menyusun laporan
penelitian sederhana
serta
mengkomunikasikanny
a dalam bentuk tulisan,
lisan dan audio-visual
Metode
Penelitian
Sosial
38
39
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas X
Analisis Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas : X
Kompetesi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
40
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain
2.1Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa
2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar
SEMESTER 1
3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat
1. Fungsi Sosiologi
2. Gejala Sosial
1. Pengertian Sosiologi
2. Peran dan Fungsi Sosiologi
3. Konsep dasar sosiologi
4. Realitas Sosial5. Macam-
macam Realitas/fakta
Mengamati1. Mengamati
berbagai gambar mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
2. Membaca buku teks mengenai pendapat
Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli
1. Menjelaskan pengertian Sosiologi
2. Menjelaskan fungsi Sosiolog
Tugas :Hasil Pekerjaan Rumah
1. Melengkapi pengertian Sosiolo
1. Menghubungkan berbagai pendapat ahli tentang
1. Laporan telaah pustaka dan hasil diskusi
2. Presentasi Diskusi
41
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
Sosial6. Gejala/
Fenomena Sosial Sosial
berbagai ahli mengenai pengertian“Sosiologi”
3. Mengamati gambar dan contoh artikel yang berhubungan dengan fungsi Sosiologi
4. Mengamati berbagai realitas/fakta sosial
5. Mengamati berbagai gejala/fenomena sosial
Menanya1. Menanyakan
tentang pengertian Sosiologi menurut berbagai ahli
2. Menanyakan tentang fungsi Sosiologi
3. Menanyakan
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
5. Santun6. Responsif7. Pro aktif
i3. Menjela
skan Konsep dasar Sosiologi
4. Mendeskripsikan gejala sosial
gi menurut beberapa ahli
2. Membuat kesimpulan tentang hasil kajian dari gambar dan contoh artikel tentang gejala sosial yang dibaca
aspek:1. Kelengkapan1.
pengertian Sosiologi
2. Menyimpulkan peran Sosiologi menurut berbagai ahli
3. Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli
4. Menyimpulkan
kelompok :a. Peng
uasaan substansi materi
b. Kejelasan bahasa
c. Teknik bertanya
d. Teknik menjawab
4.1. Melakukan kajian pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat para ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi
42
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
tentang berbagai realitas/fakta sosial
4. Menanyakan tentang gejala/fenomena sosial
Mencoba/Mengumpulkan informasi1. Membaca atau
menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang tentang pengertian sosiologi
2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial)
Kesesuaian2. IsiTes
UH EssayUTS Pilihan Ganda dan Essay
konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli
5. Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial
6. Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi
43
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
tentang fungsi sosiologi
3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang realitas sosial
4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang macam-macam realitas/fakta sosial
5. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku
di masyarakat dalam tinjauan Sosiologi
44
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang gejala/fenomena sosial
Mengasosiasi1. Diskusi tentang
tentang pengertian sosiologi
2. Diskusi tentang fungsi sosiologi
3. Diskusi tentang realitas sosial
4. Diskusi tentang macam-macam realitas/fakta sosial
5. Diskusi tentang gejala/fenomena sosial
Mengomunikasikan1. Mempresentasika
n hasil diskusi kelompok
45
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok
3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
3. Nilai dan
Norma Sosial
Nilai Sosial :Ciri-ciri Nilai SosialJenis-jenis Nilai Sosial :1. Nilai Rohani2. Nilai Material3. Nilai Vital4. Nilai
PerserikatanNorma Sosial :1. Norma Tata
Cara (Usage)2. Norma
Kebiasaan atau Kelaziman (Folkways)
3. Norma Kesusilaan atau Tata Kelakuan (Mores)
4. Norma Adat Istiadat (Customs)
5. Norma Hukum
Mengamati1. Mengamati video
dan presentasi power point mengenai penerapan nilai dan norma sosial dalam kehidupan masyarakat
2. Membaca buku teks mengenai nilai dan norma sosial
Menanya1. Meminta peserta
didik menyampaikan pendapat mengenai perbedaan nilai dan norma sosial yang terdapat di masyarakat
2. Mengajukan pertanyaan
Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif
1. Menjelaskan pengertian Nilai dan Norma Sosial
2. Menjelaskan ciri-ciri Nilai Sosial
3. Menjelaskan Perbedaan antara Nilai dan Norma Sosial
4. Mendeskripsikan jenis –jenis Nilai
tugas :Melaporkan secara tertulis hasil diskusi kelompok
Membuat Pekerjaan Rumah dalam bentuk Bahan Presentasi dalam bentuk Powerpoint mengenai Jenis-jenis Nilai dan Norma Sosial
1.Menghubungkan nilai sosial dengan norma sosial
2. Menyimpulkan perbedaan nilai dengan norma sosial
3. Menyusun kesimpulan mengenai jenis nilai sosial
1. Laporan hasil diskusi
2. Laporan hasil telaah buku teks
3. Presentasi Diskusi kelompok :a. Peng
uasaan substansi materi
b. Kejelasan bahasa
c. Tekn
4.2. Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
46
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
(Laws)6. Norma Agama7. Norma Mode
(Fashion)
mengenai jenis-jenis nilai sosial yang berlaku di masyarakat
3. Meminta peserta didik menjelaskan latar belakang dan beragam jenis norma sosial yang berlaku di masyarakat
4. Mengajukan pertanyaan tentang konsekuensi pelanggaran terhadap nilai dan norma sosial
Mencoba/Mengumpulkan informasi1. Membaca atau
menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa,
Sosial5. Mendes
kripsikan jenis-Jenis Norma Sosial
6. Menjelaskan konsekuensi pelanggaran terhadap Nilai dan Norma Sosial yang berlaku di masyarakat
7. Menjelaskan tujuan mematuhi Nilai dan
aspek:1. Kelengkapan tugas1. Kesesuaian2. substansi Isi
Tes
UH EssayUTS Pilihan Ganda dan Essay
berikut contohnya
4. Menyusun kesimpulan mengenai jenis norma sosial berikut contohnya
ik bertanya
d. Teknik menjawab
47
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
lingkungan sosial) tentang nilai sosial
2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang ciri-ciri nilai sosial
3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis nilai sosial
4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media
Norma Sosial yaitu Keteraturan dan Tertib Sosial
48
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
massa, lingkungan sosial) tentang norma sosial
Mengasosiasi1. Diskusi tentang
tentang nilai sosial
2. Diskusi tentang ciri-ciri nilai sosial
3. Diskusi tentang jenis nilai sosial
4. Diskusi tentang norma sosial
Mengomunikasikan1. Mempresentasik
an hasil diskusi kelompok
2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok
4. Interaksi Sosial
1. Pengertian Interaksi sosial
2. Syarat Interaksi sosial
Mengamati1. Mengamati video
tentang interaksi sosial
2. Membaca buku teks dan artikel
Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin
1. Menjelaskan pengertian interaksi sosial
Tugas 1 :Menyusun Laporan hasil diskusi, meliputi
1. Menyusun laporan hasil diskusi
2. Menyu
Performance :Presentasi hasil diskusi, mencaku
49
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial :
a. Sugestib. Imitasic. Identifikasid. Simpatie. Empatif. Motivasi
4. Bentuk-bentuk interaksi sosial(asosiatif dan disosiatif)
artikel mengenai interaksi sosial
Menanya1. Mengajukan
pertanyaan tentang pengertian interaksi sosial
2. Mengajukan pertanyaan tentang syarat terjadinya interaksi sosial dan ciri-ciri interaksi sosial
3. Menanyakan kepada peserta didik tentang jenis-jenis interaksi sosial
4. Meminta peserta didik menyampaikan pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Mencoba/Mengumpulkan
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif
2. Menjelaskan syarat terjadinya interaksi sosial
3. Menjelaskan jenis-jenis interaksi sosial
Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
aspek:1. Kejelas
an tulisan
2. Kesesuaian laporan diskusi dengan pokok bahasan
3. Kedalaman pembahasan
Tugas 2 :Menyelasikan Pekerjaan Rumah : Membuat laporanhasil observasi tentang contoh faktor-fantor
sun laporan hasil observasi
Presentasi hasil diskusi
p aspek:1. Pengua
saan materi
2. Kemampuan menjawab pertanyaan
3. Kemampuan mempertahankan argumentasi
Proyek :Observasi meliputi aspek:1. Penyus
unan panduan observasi
2. Pelaksa
50
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
informasi1. Membaca atau
menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian interaksi sosial
2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang syarat interaksi sosial
3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa,
yang mempengaruhi interaksi sosial
Tes
UH EssayUTS Pilihan Ganda dan Essay
naan observasi
Laporan hasil observasi, mencakup aspek:1. Sistem
atika penyajian
2. Tata bahasa
3. Substansi laporan
51
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
lingkungan sosial) tentang jenis-jenis interaksi sosial
4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Mengasosiasi1. Diskusi tentang
tentang pengertian interaksi sosial
2. Diskusi tentang syarat-syarat interaksi sosial
3. Diskusi tentang jenis-jenis interaksi sosial
4. Diskusi tentang faktor-faktor yang
52
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
mempengaruhi interaksi sosial
Mengomunikasikan1. Mempresentasika
n hasil diskusi kelompok
2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok
5. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
1. Pengertian Sosialisasi
2. Jenis Sosialisasi
3. Pengertian Kepribadian
4. Faktor Pembentuk Kepribadian
5. Tahap Pembentuk Kepribadian
Mengamati1. Mengamati
tayangan video mengenai proses sosialisasi yang terjadi di masyarakat
2. Mengamati presentasi powerpoint mengenai proses sosialisasi dan pembentukkan kepribadian
Menanya1. Meminta peserta
didik
Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
Observasi,aspek:
1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro
1. Menjelaskan pengertian proses sosialisasi
2. Menjelaskan jenis sosialisasi
Tugas 1 :Menyusun Laporan hasil diskusi, meliputi aspek:1.Kejelasa
n tulisan
2.Kesesuaian laporan diskusi dengan pokok bahasa
1.Menyusun laporan hasil diskusi
2.Menyusun laporan hasil observasi
3.Presentasi hasil diskusi
Performance :Presentasi hasil diskusi, mencakup aspek:1.Pengua
saan materi
2.Kemampuan menjawab pertanyaan
3.Kemam
53
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
menyampaikan pendapat tentang tayangan video dan presentasi powerpoint mengenai proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang ditampilkan
2. Mengajukan pertanyaan mengenai fungsi sosialisasi dalam proses pembentukkan kepribadian
Mencoba/Mengumpulkan informasi1. Membaca atau
menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang
aktif 3. Menjelaskan pengertian kepribadian
4. Menjelaskan faktor pembentuk kepribadian
5. Menjelaskan tahap pembentuk kepribadian
n3.Kedala
man pembahasan
Tugas 2 :Menyelesaikan pekerjaan rumah, mencakup aspek:1. Ketepat
an waktu
2. Kelengkapan jawaban
3. Ketepatan jawaban
Tes
UH EssayUTS
puan mempertahankan argumentasi
Proyek :Observasi, mencakup aspek:
1.Penyusunan panduan observasi
2.Pelaksanaan observasi
Laporan hasil observasi, aspek:
54
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
pengertian sosialisasi
2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis sosialisasi
3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian kepribadian
4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media
Pilihan Ganda dan Essay
1.Sistematika penyajian
2.Tata bahasa
3. Isi
Portofolio, meliputi aspek:
1.Kelengkapan komponen portofolio
Kemajuan proses penyelesaian tugas-tugas
55
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
massa, lingkungan sosial) tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian
5. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang tahap-tahap kepribadian
Mengasosiasi1. Diskusi tentang
tentang pengertian sosialisasi
2. Diskusi tentang jenis-jenis sosialisasi
3. Diskusi tentang pengertian kepribadian
4. Diskusi tentang faktor-faktor yang
56
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
mempengaruhi pembentukan kepribadian
5. Diskusi tentang tahap-tahap perkembangan kepribadian
Mengomunikasikan1. Mempresentasika
n hasil diskusi kelompok
2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok
Mengomunikasikan1. Mempresentasika
n hasil diskusi kelompok
2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok
SEMESTER 2
3.3 Menganalisis berbagai gejala sosial dengan
Ragam gejala sosial
1. Definisi gejala sosial/penyimpangan sosial
Mengamati1. Mengamati video
tentang gejala
1. Menunjukkan sikap
Observasi,aspek:
1. Menjelaskan definisi
Tugas 1. Laporan hasil
1. Menyusun lapora
Performance. Presentasi
57
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat
dalam masyarakat
2. Ciri-ciri penyimpangan
3. Teori-teori penyimpangan
4. Keterkaitan hubungan sosial dengan gejala sosial (Faktor penyebab penyimpangan sosial)
5. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial
6. Jenis-jenis penyimpangan sosial
7. Definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial
8. Bentuk-bentuk pengendalian sosial
9. Lembaga pengendalian sosial
sosial yang terjadi di masyarakat
2. Membaca buku teks tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang
3. Membaca buku teks tentang berbagai teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial
4. Menyimak berita dari media massa tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder)
5. Mengamati video tentang jenis-jenis penyimpangan
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
2. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mensyukuri keberadan diri dan kebera
1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif
ObservasiDiskusi, aspek:1. Percay
a diri2. Mengh
argai penda
perilaku menyimpang
2. Menjelaskan ciri-ciri penyimpangan
3. Menjelaskan teori-teori penyimpangan
4. Menjelaskan faktor penyebab penyimpangan sosial
5. Menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan sosial
diskusi, aspek:4. Kejelas
an tulisan
5. Kesesuaian laporandiskusi dengan pokok bahasan
6. Kedalaman pembahasan
Tugas 2. Penyelesaian pekerjaan rumah, aspek:4. Ketepat
an waktu
5. Keleng
n hasil diskusi
2. Menyusun laporan hasil observasi
3. Presentasi hasil diskusi
hasil diskusi, aspek:1. Pengua
saan materi sajian
2. Kemampuan menjawab pertanyaan
3. Kemampuan mempertahankan argumen
ProyekObservasi,aspek:1. Penyus
unan panduan
4.3 Melakukan kajian, diskusi dan mengaitkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat
58
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
sosial (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb)
6. Membaca buku teks tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial
7. Mengamati video tentang bentuk-bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara)
8. Membaca berita dari media massa tentang lembaga pengendalian sosial
9. Mengamati gejala sosial di masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa ingin tahu akan
gaman sosial
3. Menunjukkan sikap positif dalam menghadapi gejala sosial
pat orang lain
3. Toleransi
ObservasiProses KBM, aspek:1. Menun
jukkan sikap solidaritas yang benar dalam pergaulan
2. Memberikan arahan/solusi kepada teman
6. Menjalaskan jenis-jenis penyimpangan sosial
7. Menjelaskan definisi, ciri-ciri, tujuan pengendalian sosial
8. Menjelaskan bentuk-bentuk pengendaian sosial
9. Mejelaskan lembaga pengendalian sosial
10.Mengan
kapan jawaban
6. Ketepatan jawaban
UH (uraian)UTS (PG & uraian)UAS (PG)
observasi
2. Pelaksanaan observasi
Laporan hasil observasi, aspek:4. Sistem
atika penyajian
5. Tata bahasa
6. Isi
Portofolio,aspek:1. Keleng
kapan komponen portofolio
2. Kemaju
59
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
penciptaan dan kebesaran Tuhan yang terwujud dalam kehidupan sosial
Menanya1. Mengajukan
pertanyaan tentang hal yang berkaitan dengan tayangan video
2. Mengajukan pertanyaan tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang
3. Mengajukan pertanyaan tentang teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial
4. Mengajukan
yang berbuat salah
alisis keterkaitan gejala sosial dengan hubungan sosial
an proses penyelesaian tugas-tugas
60
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
pertanyaan tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder)
5. Mengajukan pertanyaan tentang jenis-jenis penyimpangan sosial berdasarkan hasil pengamatan video (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb)
6. Mengajukan pertanyaan tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial
61
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
7. Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara)
8. Mengajukan pertanyaan tentang lembaga pengendalian sosial berdasarkan hasil pengamatan video
9. Mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil pengamatan terhadap gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat
Mencoba1. Diskusi kelompok
tentang definisi penyimpangan
62
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
2. Diskusi kelompok tentang ciri penyimpangan sosial
3. Diskusi kelompok tentang teori penyimpangan sosial
4. Diskusi kelompok tentang faktor penyebab penyimpangan sosial
5. Diskusi kelompok tentang bentuk penyimpangan sosial
6. Diskusi kelompok tentang jenis penyimpangan sosial
7. Diskusi kelompok tentang definisi dan ciri pengendalian sosial
8. Diskusi kelompok tentang bentuk pengendalian
63
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
sosial9. Diskusi kelompok
tentang lembaga pengendalian sosial
MengasosiasiMenyimpulkan hasil diskusi
Mengomunikasikan1. Mempresentasika
nhasil diskusi tentang tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang
2. Mempresentasikanhasil diskusi tentang teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial
3. Mempresentasika
64
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
nhasil diskusi tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder)
4. Mempresentasikanhasil diskusi tentang jenis-jenis penyimpangan sosial (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb)
5. Mempresentasikanhasil diskusi tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial
6. Mempresentasikanhasil diskusi tentang bentuk-
65
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara)
7. Mempresentasikanhasil diskusi tentang lembaga pengendalian sosial
8. Mempresentasikanhasil diskusi keterkaitan gejala sosial dengan hubungan sosial
9. Menyampaikan pendapat pribadi tentang solusi dalam mengatasi gejala sosial yang terjadi di masyarakat
3.4 Menerapkan metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala sosial
Metode penelitian sosial
1. Definisi Penelitian
2. Jenis-jenis penelitian
3. Metode penelitan
Mengamati1. Membaca buku
teks tentang definisi penelitian dan jenis-jenis penelitian
1. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggu
Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin
1. Menjelaskan definisi penelitian
2. Menjelas
Tugas 1. Laporan hasil diskusi, aspek:1. Kejelas
1. Menyusun rancangan penelitian
Performance. Presentasi hasil diskusi, aspek:
66
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
sosial4. Rancangan
penelitian sosial
5. Melaksanakan penelitian sosial
6. Mengolah dan menganalisis data penelitian
7. Menyusun laporan penelitian
8. Mengomunikasi-kan laporan hasil penelitian
Prinsip/Prosedur:Tahapan atau langkah-langkah penelitian
2. Membaca buku teks tentang metode penelitian sosial
3. Membaca buku teks tentang rancangan penelitian
4. Membaca buku teks tentang populasi dan sampel penelitian
5. Membaca buku teks tentang data penelitian
6. Membaca buku teks tentang pengumpulan data penelitian
7. Membaca buku teks tentang pengolahan data penelitian
8. Membaca buku teks tentang penulisan laporan penelitian
9. Membaca buku teks tentang
ngjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
2. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial
3. Menunj
3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif
ObservasiDiskusi, aspek:1. Percay
a diri2. Mengh
argai pendapat orang lain
3. Toleransi
Observasi
kan sikap dan cara pikir peneliti
3. Menjelaskan jenis-jenis penelitian
4. Menjelaskan poulasi dan sampel penelitian
5. Menjelaskan data penelitian
6. Menjelaskan teknik pengumpulan data penelitia
an tulisan
2. Kesesuaian laporandiskusi dengan pokok bahasan
3. Kedalaman pembahasan
Tugas 2. Penyelesaian pekerjaan rumah, aspek:7. Ketepat
an waktu
8. Kelengkapan jawaban
2. Melaksanakan penelitian
3. Menyusun laporan hasil diskusi
4. Presentasi hasil diskusi
1. Penguasaan materi sajian
2. Kemampuan menjawab pertanyaan
3. Kemampuan mempertahankan argumen
Proyek (Menyusun rancangan penelitian, melaksanakan penelitian, dan
4.4 Menyusun rancangan, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian sederhana serta mengomunikasikannya dalam bentuk tulisan, lisan dan audio-visual
67
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian
Menanya1. Mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian (misal sikap dan cara pikir peneliti, alur berpikir dalam penelitian)
2. Mengajukan pertanyaan tentang metode penelitian
3. Mengajukan pertanyaan tentang rancangan penelitian
4. Mengajukan pertanyaan tentang populasi dan sampel penelitian
ukkan sikap positif dalam menghadapi gejala sosial
Proses KBM, aspek:1. Menun
jukkan sikap solidaritas yang benar dalam pergaulan
2. Memberikan arahan/solusi kepada teman yang berbuat salah
n7. Menjelas
kan pengolahan data penelitian
8. Menjelaskan sistematikan laporan penelitian
9. Menjelaskan manfaat diskusi kelas hasil laporan penelitian
9. Ketepatan jawaban
UH (uraian)UTS (PG & uraian)UAS (PG)
menyusun laporan hasil penelitian).Rancangan penelitian, aspek:
1. Pemilihan atau penentuan masalah penelitian
2. Sistematika rancangan penelitian
3. Kesesuaian isi
4. Ketepatan penera
68
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
5. Mengajukan pertanyaan tentang data penelitian
6. Mengajukan pertanyaan tentang pengumpulan data penelitian
7. Mengajukan pertanyaan tentang pengolahan data penelitian
8. Mengajukan pertanyaan tentang penulisan laporan penelitian
9. Mengajukan pertanyaan tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian
Mencoba10. Diskusi
pan metode penelitian
Pelaksanaan penelitian, aspek:1. Penyus
unan instrumen penelitian
2. Proses pengumpulan dan analisis data
Laporan hasil penelitian, aspek:1. Sistem
atika laporan
69
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
kelompok tentang definisi dan jenis-jenis penelitian.
11. Diskusi kelompok tentang metode penelitian
12. Diskusi kelompok tentang rancangan penelitian
13. Diskusi kelompok tentang populasi dan sampel penelitian
14. Diskusi kelompok tentang data penelitian
15. Diskusi kelompok tentang pengumpulan data penelitian
16. Diskusi kelompok tentang pengolahan data penelitian
17. Diskusi kelompok tentang penulisan laporan penelitian
2. Teknik penulisan laporan penelitian
3. Kesesuaian isi
4. Prosedur pengolahan data
5. Ketepatan dalam analisis data
6. Rumusan kesimpulan
Portofolio,aspek:3. Keleng
kapan kompo
70
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
18. Diskusi kelompok tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian
MengasosiasiMenyimpulkan hasil diskusi
Mengomunikasikan1. Mempresentasika
n hasil diskusi tentang definisi dan jenis-jenis penelitian.
2. Mempresentasikan hasil diskusi tentang metode penelitian
3. Mempresentasikan hasil diskusi tentang rancangan penelitian
4. Mempresentasika
nen portofolio
4. Kemajuan proses penyelesaian tugas-tugas
71
Kompetensi DasarMateri Pokok
Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
n hasil diskusi tentang populasi dan sampel penelitian
5. Mempresentasikan hasil diskusi tentang data penelitian
6. Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengumpulan data penelitian
7. Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengolahan data penelitian
8. Mempresentasikan hasil diskusi tentang penulisan laporan penelitian
9. Mempresentasikan tentang laporan hasil penelitian
72
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya
bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil
belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya
pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari
analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama
proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan
sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung
terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan
dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-
1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
73
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang
terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-
1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan
silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip
dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi
penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan
autentik.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : SosiologiKelas/Semester : X/1Peminatan : Ilmu ilmu SosialMateri Pokok : Fungsi SosiologiAlokasi Waktu : 3 x 3 JP
Kompetensi IntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama
lain
2.1 Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai
anugerah Tuhan Yan Maha Kuasa
2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan
sekitar
76
3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial
yang
terjadi di masyarakat
a) Menjelaskan pengertian Sosiologib) Menjelaskan Fungsi Sosiologic) Menjelaskan Konsep dasar Sosiologid) Mendeskripsikan gejala sosiale) Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial
4.1 Melakukan kajian pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat
para
ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi
a) Menghubungkan berbagai teori Sosiologi b) Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahlic) Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahlid) Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahlie) Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosialf) Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam
tinjauan Sosiologi
Tujuan PembelajaranMelalui proses mencari informasi, menanya, mengasosiasi, mengomunikasikan dan berdiskusi peserta didik dapat: Menjelaskan pengertian Sosiologi Menjelaskan fungsi Sosiologi Menjelaskan konsep dasar Sosiologi Menjelaskan gejala Sosial Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial Menghubungkan berbagai teori Sosiologi Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam tinjauan
Sosiologi
Materi Pembelajaran
7. Pengertian Sosiologi8. Peran dan Fungsi Sosiologi9. Konsep dasar sosiologi10. Realitas Sosial11. Macam-macam Realitas/fakta Sosial12. Gejala/Fenomena Sosial Sosial
77
Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Strategi : Pembelajaran Koperatif Metode Pembelajaran : Kajian Pustaka, Diskusi, Presentasi
Media, Alat dan Sumber Pembelajaran Media : LCD, Hand Out Alat/bahan : Papan tulis, Spidol Sumber Pembelajaran : Buku Sosiologi kelas X dan referensi
lain yang relevan
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Apersepsi (Guru bertanya “apakah peserta didik sudah
pernah mendengar istilah “Sosiologi” ? Orientasi (Guru menampilkan gambar yang berhubungan
dengan materi “Sosiologi”) Motivasi (Memberi contoh tentang manfaat mempelajari
Sosiologi) Pemberian Acuan :
(Garis besar materi tentang “Pengertian dan Fungsi Sosiologi”)
Pembentukan Kelompok diskusi
20 menit
Kegiatan IntiMengamati Peserta didik menyimak pendapat para ahli tentang
pengertian “Sosiologi” Peserta didik menyimak berbagai fungsi Sosiologi Guru menilai keterampilan peserta didik mengamatiMenanya Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku
mengenai makna gambar dan pengertian “Sosiologi” Peserta didik mendiskusikan dengan teman sebangku
mengenai berbagai fungsi Sosiologi Guru bertanya tentang makna gambar yang ditampilkan Guru bertanya tentang pendapat para ahli tentang pengertian
100 menit
78
Rincian Kegiatan Waktu“Sosiologi” yang terdapat pada buku teks
Guru bertanya tentang berbagai fungsi SosiologiMencoba Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan
pengertian Sosiologi menurut berbagai ahli Sosiologi Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai fungsi
SosiologiMengasosiasi Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5 orang Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan
pendapat para ahli mengenai pengertian Sosiologi Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan
berbagai fungsi Sosiologi dalam memahami berbagai gejala sosial di masyarakat
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori , dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik memahami pengertian dan fungsi Sosiologi
peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompokMengomunikasikan Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai
pengertian dan fungsi Sosiologi Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok Memberi Pekerjaan Rumah Melaksanakan postes
15 menit
Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang pengertian dan fungsi Sosiologi
20 menit
Kegiatan IntiMengamati dan Menanya
Dua orang peserta didik dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil pengamatan terhadap gambar dan artikel mengenai realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat
Mencoba Kelompok diminta untuk mendiskusikan pengertian
100 menit
79
Rincian Kegiatan Wakturealitas/fakta sosial
Kelompok mencoba memilah jenis-jenis realitas/fakta sosial menurut berbagai ahli
Setiap kelompok mencoba menganalisis salah satu contoh realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat
Kelompok mendiskusikan realitas/fakta sosial tersebut dan menghubungkannya dengan pengertian Sosiologi
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja
Mengasosiasi Kelompok mendiskusikan hubungan antara realitas/fakta
sosial dengan pengertian dan fungsi Sosiologi Dengan fasilitasi guru, peserta didik diminta merumuskan
kembali dengan kalimat sendiri mengenai pengertian realitas/fakta sosial dan jenis-jenisnya
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalarMengomunikasikan Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi kelompoknya Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan pengertian dan jenis-
jenis realitas/fakta sosial Memberikan tugas membaca materi berikutnya Melaksanakan postes
15 menit
Pertemuan Ketiga
Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang gejala/fenomena sosial
hubungannya dengan Sosiologi
20 menit
Kegiatan IntiMengamati Peserta didik menyimak gambar mengenai gejala/fenomena
sosial Peserta didik menyimak pengertian gejala/fenomena sosial
menurut ahli Sosiologi Peserta didik menyimak berbagai gejala/fenomena sosial Guru menilai keterampilan peserta didik mengamatiMenanya Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku
100 menit
80
Rincian Kegiatan Waktumengenai pengertian gejala/fenomena sosial
Guru bertanya tentang pengertian gejala/fenomena sosial seperti yang terdapat pada buku teks
Guru bertanya tentang berbagai gejala/fenomena sosial Guru bertanya tentang penelitian mengenai gejala/femonena
sosialMencoba Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan
pengertian gejala/fenomena sosial Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai
gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakatMengasosiasi Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5 orang Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan
pengertian gejala/fenomena sosial Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan
berbagai gejala/fenomena sosial di masyarakat Peserta didik diminta mendiskusikan kemungkinan
pelaksanaan penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori , dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik memahami gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompokMengomunikasikan Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai
pengertiangejala/fenomena sosial
Bersama peserta didik menyimpulkan berbagai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
Bersama peserta didik menyimpulkan kemungkinan penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok Memberi Pekerjaan Rumah Melaksanakan postes
15 menit
81
Penilaian1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaianInstrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)
.................... ,..... 2013Mengetahui Guru Mata Pelajaran SosiologiKepala SMA ....
.................................. ..................................NIP. NIP.
Catatan Kepala Sekolah..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
82
Lampiran
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Program : X/Ilmu-ilmu Sosial
Kompetensi : KD 3.1 dan 4.1
No Nama Peserta didik
Observasi Kinerja PresentasiJml
SkorNilaIAkt tgjw
bKerjs
mPrnsrt Visual Isi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. A 4 4 3 4 3 3 21
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. dst
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Keterangan pengisian skor4. Sangat tinggi
83
3. Tinggi2. Cukup tinggi1. Kurang
84
b. Pretes/postes Pretes/Postes Pertama
1. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah
No Pernyataan Benar
Salah
1. Manusia selalu hidup dalam masyarakat dan berhubungan dengan manusia lain.
2. Hubungan tersebut selalu terjadi secara individual.
3. Hubungan manusia dengan lingkungannya menghasilkan suatu sistem kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat.
4. Selain membentuk masyarakat sebagai suatu sistem sosial, hubungan antara manusia dengan lingkungannya juga menghasilkan berbagai produk yang disebut kebudayaan
5. Sebagai suatu ilmu, sosiologi merupakan suatu kerangka pengetahuan yang disusun dan diuji hanya melalui keinginan pribadi.
2. Jawablah petanyaan berikut ini
a. Menurut Pitirim A Sorokin , Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, diantaranya adalah gejala....1.
2.
3.
c. Contoh Tes Tertulis
1. Jelaskan pengertian dan fungsi Sosiologi menurut salah seorang ahli !2. Apa yang dimaksud dengan realitas sosial dan sebutkan 7 bagian
realitas sosial menurut Soerjono Soekanto !3.
d. Tugas 1. Lengkapi tabel berikut dengan mengisi pengertian sosiologi menurut
pendapat berbagai ahli Sosiologi
No. Ahli Sosiologi Pengertian “Sosiologi”
1. Auguste Comte
85
2. Max Weber3. Emile Durkheim4. Joseph S. Roucek dan Roland R.
Warren5. William F. Ogburn dan Meyer F.
Nimkoff6. Alex Inkeles7. Pitirim Sorokin8. Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi9. Hasan Shadily
2. Amati gambar tentang fenomena “kemiskinan” di bawah ini kemudian analisis berbagai alternatif yang dapat dikembangkan dengan pemahaman “Sosiologi” untuk mengatasi masalah tersebut.
Buatlah grafik dengan m sebagai sumbu x dan L sebagai sumbu y
Jawablah pertanyaan berikut ini
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..........................................
86
FORMAT PENILAIAN LAPORAN PORTOFOLIO
Mata Pelajaran : SosiologiKelas/Peminatan : X/Ilmu-ilmu SosialMateri Pokok : Fungsi Sosiologi
No Nama Peserta didik
Aspek Penilaian
Skor rata-rata
Nilai
Tam
pila
n
Kele
ng
kap
an
Tata
Bah
as
Jaw
ab
an
Pert
an
yaan
1. A 3 4 4 3 3,50 87,5
2. dst.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan pengisian skor :
4. Sangat Baik 3. Baik2. Cukup 1. Kurang
87