82563932 infeksi saluran kemih pada kehamilan

Upload: andi-wija-indrawan-pangerang

Post on 10-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    1/13

    INFEKSI SALURAN KEMIH PADAKEHAMILAN

    ABSTRAK

    Latar Belakang:

    Infeksi saluran kemih sering dijumpai pada wanita dan paling sering dijumpai pada masa

    kehamilan, diakibatkan oleh berbagai faktor. Infeksi saluran kemih dapat berakibat merugikan bagi ibumaupun janin. Peningkatan kewaspadaan dan penanganan secara cepat dan tepat terhadap infeksi

    saluran kemih dalam kehamilan adalah sangat penting.

    Tujuan:

    Diketahuinya etiologi, cara penyebaran, pengaruh infeksi saluran kemih terhadap kehamilan,pengaruh kehamilan terhadap infeksi saluran kemih, manifestasi klinik, cara mendiagnosa, dan

    penatalaksanaan.

    Bahan dan Cara:

    Studi KepustakaanRingkasan:

    Infeksi saluran kemih adalah keadaan klinis akibat berkembangbiaknya mikroorganisme yang

    menyebabkan inflamasi pada saluran kemih. Organisme tersebut berasal dari flora normal perineum

    yang masuk ke saluran kemih melalui uretra, menyebar secara hematogen, limfogen, dan paling sering

    melalui infeksi secara asending.

    Masuknya kuman tersebut dapat tanpa gejala dan disebut bakteriuria asimptomatik maupun

    menimbulkan gejala yang disebut bakteriuria simptomatik. Bakteriuria simptomatik meliputi sistitis,

    uretritis dan yang menimbulkan gejala sistemik yaitu pielonefritis akut dan kronik.

    Diagnosa pasti infeksi saluran kemih ditegakkan dengan biakan urin. Dikatakan hasil positif

    jika ditemukan > 100.000 bakteri per ml urin midstream.

    Infeksi ini dapat memberikan beberapa efek, baik bagi ibu maupun bagi janin, seperti

    kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan janin, preeklamsia, anemia pada ibu, mortalitas perinatal

    meningkat. Pada infeksi yang mengenai saluran kemih bagian atas seperti pada pielonefritis akut dapat

    menyebabkan sepsis pada ibu.

    Pengobatan dilakukan dengan memberikan antimikroba seperti nitrofurantoin, amoksisilin,

    ampisilin, sulfonamid, fosmycin, sefalosporin. Ada beberapa antimikroba seperti floroquinolon dan

    tetrasiklin yang tidak boleh diberikan pada wanita hamil.

    Prognosa pada umumnya baik jika diterapi secara tepat.

    Kata Kunci:

    Infeksi saluran kemih, kehamilan

    PENDAHULUAN

    Infeksi saluran kemih adalah keadaan klinis akibat berkembangbiaknya

    mikroorganisme yang menyebabkan inflamasi pada saluran kemih. Infeksi bakteri ini

    paling sering dijumpai selama kehamilan. Walaupun bakteriuria asimptomatik

    merupakan hal biasa, infeksi simptomatik dapat mengenai saluran bawah yang

    1

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    2/13

    menyebabkan sistitis, atau menyerang kaliks, pelvis, dan parenkim ginjal sehingga

    mengakibatkan pielonefritis. 1,2

    Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita daripada pria,

    diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain: uretra wanita yang lebih pendek

    daripada pria, bagian distal uretra wanita sering terkontaminasi dengan kuman

    patogen yang berasal dari rektum dan vagina, pengosongan kandung kemih pada pria

    lebih baik daripada wanita, bakteri yang masuk ke saluran kemih saat melalukan

    hubungan seks. 3

    Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal

    perineum yang masuk ke saluran kemih melalui uretra. Bakteri tersebut dapat masuk

    ke dalam saluran kemih melalui kateterisasi, hubungan seksual, hambatan sebagian

    dari jalan keluar urin (misalnya karena tekanan terhadap kandung kemih dari uterus

    yang membesar) sehingga urin yang tersisa sebagai media untuk pertumbuhan

    kuman.1,4

    Kuman yang tersering dan terbanyak sebagai penyebab adalah Escherichia

    coli (E. coli), di samping kemungkinan kuman-kuman lain seperti Enterobacter

    aerogenes, Klebsiella, Pseudomonas, dan lain-lain. Sekarang terdapat bukti bahwa

    beberapa galurEscherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya. Pili

    ini, yang juga disebut adhesin atau fimbriae-P, memungkinkan bakteri melekat ke

    reseptor glikoprotein di membran sel uroepitel. Penanda lain untuk virulensi adalah

    strain yang menghasilkan hemolisin dan memiliki gen papG yang mengkode adhesin

    di ujung fimbriae-P. Walaupun kehamilan tidak meningkatkan faktor-faktor virulensi

    ini, stasis air kemih menyebabkan hal tersebut. 1,4

    Pada kehamilan, dimulai pada minggu ke-6 dan mencapai puncak pada

    minggu ke-22 sampai minggu ke-24, terjadi perubahan struktur dan fungsi dari

    saluran kemih. Peningkatan volume plasma mengakibatkan peningkatan laju filtrasi

    glomerulus (GFR) dan jumlah keluaran urin serta dilatasi ureter dan relaksasi

    kandung kemih sebagai akibat dari produksi hormon terutama progesteron

    mengakibatkan terjadinya stasis urin. Dengan adanya stasis urin dan terjadinya refluks

    vesikoureter merupakan faktor predisposisi pada sebagian wanita untuk terjadinya

    infeksi saluran kemih bagian atas dan pielonefritis. Lebih dari 70% wanita hamil

    mengalami glikosuria, yang memungkinkan bakteri tumbuh dalam urin. Peningkatan

    progestin dan estrogen memegang peranan penting dalam peurunkan kemampuan

    saluran kemih bagian bawah untuk melawan bakteri yang masuk. 3,5

    2

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    3/13

    Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih

    di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau

    spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak

    nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau

    hematom dinding vagina. Setelah melahirkantrauma saat infus oksitosin dihentikan

    terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih.

    Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering

    menyebabkan infeksi saluran kemih. 1

    Dikatakan infeksi saluran kemih bila pada pemeriksaan urin ditemukan bakteri

    yang jumlahnya lebih dari 100.000 per ml. Urin yang diperiksa harus bersih, segar

    dan dari aliran tengah (midstream) atau diambil dengan pungsi suprasimfisis.

    Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 105 per ml ini disebut dengan istilah

    bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria

    asimptomatik, dan mungkin pula disertai gejala-gejala, disebut bakteriuria

    simptomatik. Walaupun infeksi dapat terjadi karena penyebaran kuman melalui

    pembuluh darah atau saluran limfe, akan tetapi yang terbanyak atau tersering adalah

    kuman-kuman naik ke atas melalui uretra (infeksi secara ascending) ke dalam

    kandung kemih dan saluran kemih yang lebih atas. 2,6

    Diagnosis infeksi saluran kemih dibuat berdasarkan anamnesis adanya

    gejala/tanda infeksi saluran kemih, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

    Pemeriksaan yang terpenting adalah biakan urin sebagai baku emas diagnosis. 2

    BAKTERIURIA ASIMPTOMATIK

    Kondisi ini mengacu pada perkembangan bakteri yang terus-menerus secara

    aktif di dalam saluran kemih tanpa menimbulkan gejala. Prevalensi bakteriuria pada

    wanita tidak hamil adalah sekitar 5 sampai 6%. Insiden selama kehamilan bervariasi

    dari 2 sampai 7%, dan bergantung pada paritas, ras, dan status sosioekonomi. Insiden

    tertinggi pernah dilaporkan pada multipara Amerika-Afrika pembawa sifat sel sabit,

    dan insiden terendah dijumpai pada wanita berkulit putih kaya dengan paritas rendah.1

    Bakteriuria biasanya sudah ada pada saat kunjungan prenatal pertama.

    Spesimen porsi tengah yang mengandung lebih dari 100.000 organisme per ml

    dianggap bukti adanya infeksi. Walaupun jumlah bakteri yang lebih sedikit mungkin

    menunjukkan kontaminasi, kadang-kadang hitung koloni yang rendah merupakan

    infeksi aktif, terutama apabila ada gejala klinis. Oleh karena itu, konsentrasi yang

    3

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    4/13

    rendah perlu diobati karena pielonefritis dapat terjadi walaupun jumlah kuman hanya

    20.000 sampai 50.000/ml dari satu jenis uropatogen. 1

    Apabila bakteriuria asimptomatik tidak diobati, sekitar 25% pasien kemudian

    akan mengalami infeksi simptomatik akut selama kehamilan tersebut. Eradikasi

    bakteriuria dengan antimikroba telah dibuktikan dapat mencegah sebagian besar

    infeksi klinis tersebut. Walaupun penapisan rutin untuk bakteri dianjurkan bagi wanita

    yang berisiko tinggi, penapisan melalui biakan urin mungkin tidak efektif dari segi

    biaya apabila prevalensi penyakit rendah. Pemeriksaan-pemeriksaan yang lebih

    murah, misalnya dipstik nitrit-esterase lekosit, terbukti efektif dari segi biaya pada

    prevalensi 2%. Penapisan dengan menggunakan deteksi enzimatik aktivitas katalase

    dalam urin tidak efektif. Pendekatan lain untuk populasi beresiko rendah adalah

    pemeriksaan biakan penapis yang diseleksi berdasarkan faktor-faktor dari anamnesis.1

    Pada beberapa penelitian, bakteriuria yang tersamar dilaporkan menyebabkan

    sejumlah efek merugikan pada kehamilan seperti iritasi pada uterus dan menyebabkan

    kontraksi, persalinan prematur, mortalitas perinatal meningkat, gangguan

    pertumbuhan janin, anemia dalam kehamilan, preeklamsia. 1,4

    Pada sebagian besar wanita ini, bakteriuria menetap setelah melahirkan, dan

    pada sebagian juga menunjukkan bukti-bukti radiografik adanya infeksi kronik, lesi

    obstruktif, atau kelainan kongenital saluran kemih. Infeksi simptomatik berulang

    sering terjadi. 1

    Terapi

    Wanita dengan bakteriuria asimptomatik dapat diberi pengobatan dengan salah

    satu dari beberapa regimen antimikroba. Pemilihan dapat didasarkan pada sensitivitas

    in vitro, tetapi umumnya dilakukan secara empiris. Terapi selama 10 hari dengan

    makrokristal nitrofurantoin, 100 mg per hari, terbukti efektif untuk sebagian besar

    wanita. 1,5

    Regimen lain adalah ampisilin, amoksisilin, sefalosporin, nitrofurantoin, atau

    sulfonamid yang diberikan empat kali sehari selama 3 hari. Sulfonamid dapat

    diberikan pada trimester pertama dan kedua, tetapi pada trimester ketiga penggunaan

    sulfonamide dapat menimbulkan risiko terjadinya kernicterus terutama pada bayi

    prematur. Terapi antimikroba dosis tunggal untuk bakteriuria juga pernah dilaporkan

    berhasil. Fosfomycin merupakan antibiotik yang digunakan dalam dosis tunggal.1,5

    Angka kekambuhan untuk semua regimen ini adalah sekitar 30%. Kegagalan

    4

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    5/13

    regimen dosis tunggal mungkin merupakan petunjuk adanya infeksi saluran bagian

    atas dan perlunya terapi yang lebih lama, misalnya nitrofurantoin 100 mg sebelum

    tidur selama 21 hari. Bagi wanita dengan bakteriuria yang menetap atau sering

    kambuh, mungkin diindikasikan terapi supresif sepanjang sisa kehamilannya. Salah

    satu regimen yang telah terbukti berhasil adalah nitrofurantoin 100 mg sebelum tidur.

    Antibiotik lain seperti floroquinolon dan tetrasiklin adalah kontraindikasi karena akan

    menimbulkan efek toksik pada janin.1,5

    Obat Antimikroba yang Digunakan untuk Wanita Hamil dengan Bakteriuria

    Asimptomatik1

    Dosis Tunggal

    Amoksisilin, 3 g

    Ampisilin, 2 g

    Sefalosporin, 2 g

    Nitrofurantoin, 200 mg

    Sulfonamid, 2 g

    Trimetoprim-sulfametoksazol, 320/1600 mg

    Pemberian tiga hari

    Amoksisilin, 500 mg tiga kali sehari

    Ampisilin, 250 mg empat kali sehari

    Sefalosporin, 250 mg empat kali sehari

    Nitrofurantoin, 50 100 mg empat kali sehari; 100 mg dua kali sehari

    Sulfonamid, 500 mg empat kali sehari

    Lain-lain

    Nitrofurantoin, 100 mg empat kali sehari selama 10 hari

    Nitrofurantoin, 100 mg sebelum tidur selama 10 hari

    Kegagalan Pengobatan

    Nitrofurantoin, 100 mg empat kali sehari selama 21 hari

    Supresi terhadap persistensi atau kekambuhan bakteriuria

    Nitrofurantoin, 100 mg sebelum tidur selama sisa masa kehamilan

    5

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    6/13

    BAKTERIURIA DENGAN GEJALA (SIMPTOMATIK)

    SISTITIS DAN URETRITIS

    Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang saluran kemih

    bagian atas. Sistitis ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman

    penyebab utama adalahE. coli, di samping dapat pula oleh kuman-kuman lain. 4

    Faktor predisposisi lain adalah uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya

    sisa air kemih yang tertinggal, di samping penggunaan kateter yang sering dipakai

    dalam usaha mengeluarkan air kemih dalam pemeriksaan ginekologi atau persalinan.

    Penggunaan kateter ini akan mendorong kuman-kuman yang ada di uretra distal untuk

    masuk ke dalam kandung kemih. Dianjurkan untuk tidak menggunakan kateter, bila

    tidak benar-benar diperlukan. 4

    Terdapat bukti bahwa infeksi kandung kemih selama masa kehamilan terjadi

    tanpa didahului bakteriuria tersamar. Biasanya sistitis ditandai oleh nyeri saat

    berkemih terutama pada akhir berkemih (disuria), meningkatnya frekuensi berkemih

    (polakisuria) dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian atas simfisis, perasaan ingin

    berkemih yang tidak dapat ditahan (urgensi), air kemih kadang-kadang terasa panas,

    suhu badan mungkin normal atau meningkat, dan nyeri di daerah suprasimfisis. 1,6

    Pada pemeriksaan laboratorium, biasanya ditemukan bakteriuria dan piuria.

    Hematuria mikroskopik sering terjadi, dan kadang-kadang terjadi hematuria

    makroskopik akibat sistitis hemoragik. Proteinuria biasanya tidak ditemukan.

    Walaupun infeksi asimptomatik menyebabkan bakteriuria ginjal pada separuh kasus,

    lebih dari 90% kasus sistitis terbatas di kandung kemih. Walaupun sistitis biasanya

    tidak berpenyulit, saluran kemih bagian atas dapat terkena akibat infeksi asendens.

    Kurang lebih 40% wanita hamil dengan pielonefritis akut sebelumnya mengalami

    gejala-gejala infeksi saluran kemih bawah. 1,4

    Terapi

    Wanita dengan sistitis cepat berespons dengan salah satu dari beberapa

    regimen, antara lain sulfonamid, ampisilin, eritromisin. Dilaporkan angka

    kesembuhan 97% pada regimen ampisilin 10 hari. Sulfonamid, nitrofurantoin, atau

    sefalosporin juga efektif apabila diberikan selama 10 hari. Baru-baru ini, seperti pada

    bakteriuria tersamar, timbul kecenderungan pemberian terapi selama 3 hari. Regimen-

    regimen pada tabel di atas umumnya terbukti memuaskan untuk sistitis. Terapi dosis

    6

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    7/13

    tunggal yang digunakan untuk bakteriuria asimptomatik terbukti efektif untuk wanita

    hamil maupun tidak hamil, tetapi sebelumnya harus dipastikan tidak ada pielonefritis.

    Perlu diperhatikan obat-obat lain yang baik digunakan untuk pengobatan infeksi

    saluran kemih yang mempunyai efek yang merugikan bagi ibu maupun janin. 1,6

    Frekuensi, urgensi, disuria, dan piuria yang disertai oleh biakan urin yang

    steril mungkin merupakan konsekuensi uretritis yang disebabkan oleh Chlamydia

    trachomatis, suatu patogen umum di saluran kemih kelamin. Biasanya juga terdapat

    servisitis mukopurulen dan efektif dengan terapi eritromisin. 1

    PIELONEFRITIS AKUT

    Pielonefritis akut merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai

    dalam kehamilan, dan frekuensinya kira-kira 2%, terutama pada kehamilan akhir dan

    permulaan masa nifas. 5

    Pielonefritis akut selama kehamilan merupakan penyakit sistemik yang serius

    yang dapat menyebabkan terjadinya sepsis pada ibu, kelahiran preterm dan prematur.

    Diagnosa pielonefritis akut ditegakkan apabila adanya bakteriuria yang disertai

    dengan gejala sistemik seperti demam, menggigil, mual, muntah, nyeri pada panggul.

    Dapat disertai atau tanpa disertai gejala infeksi saluran kemih bagian bawah seperti

    polakisuria dan disuria. 5

    Penyakit ini biasanya disebabkan oleh Escherichia coli, dan dapat pula oleh

    kuman-kuman lain seperti Staphylococcus aureus, Bacillus proteus, dan

    Pseudomonas aeruginosa. Kuman dapat menyebar secara hematogen atau limfogen,

    akan tetapi terbanyak berasal dari kandung kemih. Predisposisinya antara lain yaitu

    penggunaan kateter untuk mengeluarkan air kemih sewaktu persalinan atau

    kehamilan, air kemih yang tertahan karena rasa sakit waktu berkemih akibat trauma

    persalinan, atau luka pada jalan lahir. Dianjurkan tidak menggunakan kateter untuk

    mengeluarkan air kemih, bila tidak benar-benar diperlukan. Penderita yang menderita

    pielonefritis kronik atau glomerulonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan,

    sangat mendorong terjadinya pielonefritis akut ini. 4

    Infeksi ginjal lebih sering terjadi setelah pertengahan kehamilan. Pada lebih

    dari separuh kasus, penyakitnya unilateral dan di sisi kanan, sedangkan pada

    seperempat bilateral. Pada sebagian besar wanita, infeksi disebabkan oleh bakteri

    yang naik dari saluran kemih bawah. Antara 75 dan 90% infeksi ginjal disebabkan

    oleh bakteri yang memiliki adhesin fimbriae-P. 1

    7

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    8/13

    Gejala-gejala penyakit biasanya timbul mendadak, wanita yang sebelumnya

    merasa sedikit sakit pada kandung kemih, tiba-tiba mengigil, demam, dan rasa nyeri

    tumpul di salah satu atau kedua regio lumbal (angulus costovertebralis) terutama

    sebelah kanan. Nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, kadang-kadang diare,

    dan dapat pula dijumpai jumlah urin yang sangat berkurang (oliguri). Perjalanan

    penyakit dapat sangat bervariasi dan dengan demam sampai setinggi 40oC atau lebih

    dan hipotermia sampai 34oC. Rasa nyeri biasanya dapat ditimbulkan dengan perkusi

    di salah satu atau kedua sudut costovertebra. Pada pemeriksaan sedimen urin

    ditemukan banyak sel-sel lekosit dan sering bergumpal-gumpal, silinder sel darah, dan

    kadang-kadang ditemukan bakteri seperti E. coli pada 77% kasus, Klebsiella

    pneumonia pada 11%, dan Enterobacter atau Proteus masing-masing 4%. Yang

    penting, sekitar 15% wanita dengan pielonefritis akut juga mengalami bakteriemia..

    Pembiakan air kemih menunjukkan hasil positif. 1, 6

    Walaupun diagnosis biasanya mudah, pielonefritis dapat disangka sebagai

    proses persalinan, korioamnionitis, apendisitis akut, solutio plasenta, atau infark

    mioma, dan pada masa nifas disangka sebagai endometritis dengan selulitis panggul. 1

    Hampir semua gambaran klinis pada para wanita ini disebabkan oleh

    endotoksemia, demikian pula penyulit-penyulit serius pada pielonefritis akut.

    Kelainan yang sering dijumpai dan kadang-kadang dramatik adalah instabilitas

    termoregulasi yang ditandai oleh lonjakan demam setinggi 42oC diikuti oleh

    hipotermia sampai 34oC. Terjadi penurunan resistensi vaskular sistemik yang

    bermakna dan peningkatan curah jantung pada wanita dengan infeksi akut.

    Perubahan-perubahan ini dicetuskan oleh berbagai sitokin yang dikeluarkan oleh

    makrofag yang antara lain interleukin-1, yang dahulu disebut pirogen endogen, atau

    faktor nekrosis tumor. 1

    Kreatinin plasma harus diukur pada awal terapi. Pielonefritis akut pada

    sebagian wanita hamil menyebakan penurunan bermakna laju filtrasi glomerulus yang

    bersifat reversibel. Sekitar 1 sampai 2% wanita dengan pielonefritis antepartum

    mengalami insufisiensi pernafasan dengan derajat bervariasi akibat cedera alveolus

    dan edema paru yang dipicu oleh endotoksin. Pada sebagian wanita, cedera parunya

    parah sehingga menimbulkan sindrom gawat nafas akut. Kadang-kadang diperlukan

    intubasi trakea dengan ventilasi mekanis untuk penyelamatan nyawa. 1

    Pemberian terapi antimikroba pada para wanita ini diikuti oleh peningkatan

    aktivitas uterus. Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan endotoksin. Dilaporkan

    8

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    9/13

    bahwa 8% wanita dengan pielonefritis akut yang menjalani tokolisis dengan agonis-

    , mengalami insufisiensi pernafasan. Hal ini disertai oleh penurunan tekanan

    osmotik koloid plasma, cedera membran kapiler alveolus, serta sifat agonis- yang

    meretensi natrium dan cairan.1

    Hemolisis akibat endotoksin juga sering terjadi, dan sekitar sepertiga dari para

    wanita ini mengalami anemia akut. Bukti terakhir menunjukkan bahwa pielonefritis

    akut tidak mempengaruhi produksi eritropoetin baik secara akut maupun dalam

    beberapa hari setelah infeksi. 1

    Penatalaksanaan

    Satu skema penatalaksanaan wanita hamil dengan pielonefritis akut

    diperlihatkan pada tabel di bawah. Walaupun biasanya secara rutin melakukan biakan

    dari sampel urin dan darah, baru-baru ini diperlihatkan dalam uji-uji klinis prospektif

    bahwa biakan kurang bermanfaat secara klinis. Hidrasi intravena agar produksi urin

    memadai merupakan hal yang esensial. Karena sering terjadi bakteriemia dan

    endotoksinemia, para wanita ini harus diawasi secara ketat untuk mendeteksi syok

    endotoksin atau sekuelenya. Keluaran urin, tekanan darah, dan suhu dipantau secara

    ketat. Demam tinggi harus diatasi, biasanya dengan selimut pendingin. Ultrasonografi

    ginjal rutin belum terbukti bermanfaat dan seyogyanya dicadangkan bagi wanita yang

    kurang responsif terhadap pengobatan awal. 1

    Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi

    intravena dan terapi antimikroba. Pemilihan obat bersifat empiris; ampisilin, ditambah

    gentamisin, sefazolin, atau seftriakson terbukti 95% efektif dalam uji-uji klinis acak.

    Resistensi E. coli terhadap ampisilin semakin sering terjadi dan hanya separuh dari

    strain yang ada masih sensitif in vitro terhadap ampisilin, tetapi sebagian besar masih

    sensitif terhadap sefazolin. Karena itu, banyak dokter cenderung memberikan

    gentamisin atau aminoglikosida lain bersama dengan ampisilin. Apabila pasien

    mendapat obat-obat nefrotoksik, perlu dilakukan pengukuran kreatinin serum secara

    serial. Akhirnya, sebagian penulis cenderung menggunakan sefalosporin atau penisilin

    dengan spektrum luas yang terbukti efektif pada 95% wanita yang terinfeksi. 1

    Gejala klinis umumnya reda dalam 2 hari setelah terapi; tetapi walaupun

    gejala cepat menghilang, banyak penulis menganjurkan agar terapi dilanjutkan hingga

    7 sampai 10 hari. Biakan urin biasanya menjadi steril dalam 24 jam pertama. Karena

    9

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    10/13

    perubahan-perubahan pada saluran kemih yang dipicu oleh kehamilan masih ada,

    dapat terjadi reinfeksi. Apabila biakan urin selanjutnya memberi hasil positif,

    diberikan nitrofurantoin 100 mg sebelum tidur selama sisa kehamilan. 1

    Terminasi kehamilan segera biasanya tidak diperlukan, kecuali apabila

    pengobatan tidak berhasil atau fungsi ginjal makin memburuk. Prognosis bagi ibu

    umumnya cukup baik bila pengobatan cepat dan tepat diberikan, sedangkan pada hasil

    konsepsi seringkali menimbulkan keguguran atau persalinan prematur. 6

    Penatalaksanaan Wanita Hamil dengan Pielonefritis Akut 1

    1. Rawat inap

    2. Biakan urin dan darah

    3. Hemogram, kreatinin serum, dan elektrolit

    4. Monitor tanda-tanda vital secara sering, termasuk keluaran urin (bila perlu

    pasang kateter tetap)

    5. Kristaloid intravena agar keluaran urin paling sedikit 30 ml/jam

    6. Terapi antimikroba intravena

    7. Foto toraks apabila terjadi dispneu atau takipneu

    8. Ulangi hematologi dan pemeriksaan kimiawi dalam 48 jam

    9. Ganti dengan antimikroba oral apabila demam reda

    10. Pulangkan setelah afebris 24 jam; pertimbangkan terapi antimikroba selama 7-

    10 hari

    11. Biakan urin 1-2 minggu setelah penghentian terapi antimikroba

    Dimodifikasi dari Lucas dan Cunningham (1994).

    Penatalaksanaan Rawat Jalan

    Dilaporkan satu uji klinis teracak yang membandingkan terapi antimikrobaoral dengan intravena pada 92% wanita dengan pielonefritis antepartum yang

    diseleksi secara ketat. Mereka melaporkan tidak ada perbedaan bermakna dalam

    respon klinis atau hasil kehamilan antara pasien rawat inap dan rawat jalan.

    Penatalaksanaan rawat jalan untuk wanita hamil dengan pielonefritis akut hanya dapat

    diterapkan pada segelintir pasien dan dalam hal ini diperlukan evaluasi ketat sebelum

    dan setelah pemulangan dari rumah sakit. 1

    Penatalaksanaan Bagi Mereka Yang Tidak Berespon

    10

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    11/13

    Hampir 95% dari wanita hamil akan afebris dalam 72 jam. Apabila perbaikan

    klinis belum tampak jelas dalam 48 sampai 72 jam, wanita yang bersangkutan perlu

    menjalani pemeriksaan obstruksi saluran kemih. Dilakukan pemeriksaan untuk

    mencari ada tidaknya distensi abnormal pada ureter atau pielokaliks. Sebagian besar

    wanita yang infeksinya berlanjut dan mengalami sekuele serius tidak memperlihatkan

    tanda-tanda obstruksi, tetapi sebagian terbukti mengalami obstruksi akibat batu.

    Banyak peneliti menganjurkan sonografi ginjal untuk mendeteksi kelainan yang

    mendasari, tetapi sensitivitas cara ini rendah pada kehamilan dan batu mungkin tidak

    terlihat. Mungkin tampak dilatasi pielokaliks, batu saluran kemih, dan mungkin abses

    atau flegmon intrarenal atau perinefrik. Sonografi tidak selalu berhasil menemukan

    lesi-lesi ini; karena itu, hasil pemeriksaan yang negatif seyogyanya tidak

    menghentikan pemeriksaan lanjutan pada wanita yang terus mengalami urosepsis. 1

    Pada sebagian kasus, diindikasikan foto polos abdomen, karena hampir 90%

    batu ginjal radioopak. Kemungkinan manfaatnya jauh di atas resiko minimal pada

    janin akibat radiasi. Apabila hasilnya negatif, dianjurkan pielografi intravena, yang

    dimodifikasi untuk membatasi jumlah foto yang diambil setelah penyuntikan kontras.

    Pielogram satu kali foto (one-shot pyelogram), yakni satu kali pemotretan pada 30

    menit setelah injeksi kontras, biasanya sudah menghasilkan citra yang memadai

    tentang sistem duktus koligentes sehingga batu atau kelainan struktur dapat terlihat. 1

    Pemasangan double-J stentdi ureter akan mengatasi obstruksi pada sebagian

    besar kasus. Apabila gagal, dilakukan nefrostomi per cutaneum. Apabila hal ini juga

    gagal, perlu dilakukan pengeluaran batu ginjal secara bedah agar infeksi reda.

    Pielografi retrograd dapat menampilkan obstruksi ginjal stadium akhir yang disertai

    pionefrosis sebagai kausa sepsis yang berkepanjangan. Pada kasus ini, juga sering

    terdapat batu, dan nefrektomi mungkin dapat menyelamatkan nyawa. 1

    Tindak Lanjut

    Infeksi berulang, baik tersamar maupun simptomatik, sering terjadi dan dapat

    dibuktikan pada 30 sampai 40% wanita setelah pengobatan pielonefritis mereka

    selesai. Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urin, pasien

    sebaiknya diberi nitrofurantoin 100 mg sebelum tidur sampai kehamilannya selesai.

    Regimen ini mengurangi kekambuhan bakteriuria menjadi 8%. 1

    PIELONEFRITIS KRONIK

    11

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    12/13

    Penyakit ini adalah suatu nefritis interstitial kronik yang diperkirakan

    disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada banyak kasus, terjadi pembentukan jaringan

    parut klasik yang terdeteksi secara radiologis dan disertai refluks ureter sewaktu

    berkemih; oleh karenanya penyakit ini juga disebut sebagai nefropati refluks. Infeksi

    kronik sering tidak bergejala, dan pada kasus lanjut, yang muncul adalah gejala

    insufisiensi ginjal. Kurang dari separuh wanita dengan pielonefritis kronik

    mempunyai riwayat sistitis, pielonefritis akut, atau gangguan obstruksi yang nyata.

    Karena itu, patogenesis penyakit ini masih belum jelas, tetapi tampaknya bukan hanya

    disebabkan oleh infeksi bakteri persisten. Yang jelas, hanya sedikit dari orang yang

    mengalami serangan infeksi saluran kemih berulang kemudian mengalami infeksi

    kronik atau menderita gangguan ginjal progresif. 1

    Gangguan fungsi ginjal dan pembentukan jaringan parut ginjal bilateral

    berkaitan dengan peningkatan penyulit pada ibu. Apabila pielonefritis kronik atau

    kelainan ginjal kronik lainnya mengalami penyulit bakteriuria selama kehamilan,

    dapat terjadi pielonefritis akut yang akan memperparah keadaan. Didapatkan bahwa

    hampir separuh wanita dengan pembentukan jaringan parut di ginjal akibat infeksi

    saluran kemih pada masa kanak-kanak mengalami bakteriuria saat hamil. Cedera

    ginjal akibat infeksi saluran kemih kronik yang berawal pada masa kanak-kanak saat

    ini jauh lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan permulaan abad ke-20, mungkin

    karena membaiknya pelayanan kesehatan. 1

    Pielonefritis kronik biasanya tidak atau sedikit sekali menunjukkan gejala-

    gejala penyakit saluran kemih, dan merupakan predisposisi terjadinya pielonefritis

    akut dalam kehamilan. Penderita mungkin menderita tekanan darah tinggi. Pada

    keadaan penyakit yang lebih berat didapatkan penurunan tingkat filtrasi glomerulus

    (GFR) dan pada urinalisis urin mungkin normal, mungkin ditemukan protein kurang

    dari 2 g per hari, gumpalan sel-sel darah putih. 6

    Prognosis bagi ibu dan janin tergantung dari luasnya kerusakan jaringan

    ginjal. Penderita yang hipertensi dan insufisiensi ginjal mempunyai prognosis buruk.

    Penderita ini sebaiknya tidak hamil, karena risiko tinggi. Pengobatan penderita yang

    menderita pielonefritis kronik ini tidak banyak yang dapat dilakukan, dan kalau

    menunjuk ke arah pielonefritis akut, terapi seperti yang telah disebutkan di atas. Perlu

    dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan pada penderita yang menderita

    pielonefritis kronik.6

    DAFTAR PUSTAKA

    12

  • 7/22/2019 82563932 Infeksi Saluran Kemih Pada Kehamilan

    13/13

    1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth K, Wenstrom

    KD. Urinary Tract Infection. In: Williams Obstetrics. 22nd ed. McGraw-

    Hill Companies. New York 2005; 1095-1099

    2. Mangatas, Suwitra Ketut. Diagnosis dan Penatalakanaan Infeksi Saluran

    Kemih Terkomplikasi. Dexa Media, No. 4, Vol. 17, Oktober-Desember

    2004. http://dexa-medica.com/test/htdocs/dexamedica/article_files/isk.pdf

    3. Kennedy Elicia. Pregnancy, Urinary Tract Infection. 2005.

    http://www.emedicine.com/EMERG/topic485.htm-75k-

    4. Shuman Tracy. Urinary Tract Infection in Pregnancy. 2005.

    http://webmd.com/content/article/51/40804.htm-50k-

    5. Delzell John E, Lefevre Michael L. Urinary Tract Infection During

    Pregnancy. American Family Physician, Vol. 61/No. 3, February 1, 2000.

    Missouri. http://www.aafp.org/afp/20000201/713.html-57k-

    6. Dartmouth-Hitchcock Medical Center. Urinary Tract Infection in Pregnancy.

    2006. http://www.dhmc.org/webpage.cfm?site_id=2&org_id =92&

    gsec_id=2016&sec_id=2016&item_id=2085-40k-

    13

    http://dexa-medica.com/test/htdocs/dexamedica/article_files/isk.pdfhttp://www.emedicine.com/EMERG/topic485.htm-75k-http://webmd.com/content/article/51/40804.htm-50k-http://www.aafp.org/afp/20000201/713.html-57k-http://www.dhmc.org/webpage.cfm?site_id=2&org_id=92&%20gsec_id=2016http://www.dhmc.org/webpage.cfm?site_id=2&org_id=92&%20gsec_id=2016http://dexa-medica.com/test/htdocs/dexamedica/article_files/isk.pdfhttp://www.emedicine.com/EMERG/topic485.htm-75k-http://webmd.com/content/article/51/40804.htm-50k-http://www.aafp.org/afp/20000201/713.html-57k-http://www.dhmc.org/webpage.cfm?site_id=2&org_id=92&%20gsec_id=2016http://www.dhmc.org/webpage.cfm?site_id=2&org_id=92&%20gsec_id=2016