8.doc

14
KELOMPOK 5: NI MADE SINTYA SURYA DEWI (1206305008) (12) ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN (SAP KE – 8) 8.1 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Definisi Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memikirkan, mengelola, dan memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan yang akan berdampak di masa depan. Berikut ini langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, yaitu : a. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atas suatu peluang Langkah ini berupa suatu respon terhadap suatu kejadian yang problematis, suatu ancaman, atau suatu peluang. b. Pencarian atas tindakan alternative dan kuantitatif atas konsekuensinya. Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang praktis didefinisikan dan dievaluasi. c. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan. Tahap paling penting dalam pengambilan keputusan adalah memilih satu dari beberapa alternatif dengan lebih didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis dibandingkan pada fakta-fakta ekonomi.

Upload: sintya-surya-dewi

Post on 02-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK 5:

NI MADE SINTYA SURYA DEWI (1206305008) (12)

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN(SAP KE 8)

8.1 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Definisi

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memikirkan, mengelola, dan memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan yang akan berdampak di masa depan. Berikut ini langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, yaitu :

a. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atas suatu peluang

Langkah ini berupa suatu respon terhadap suatu kejadian yang problematis, suatu ancaman, atau suatu peluang.

b. Pencarian atas tindakan alternative dan kuantitatif atas konsekuensinya.

Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang praktis didefinisikan dan dievaluasi.

c. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan.

Tahap paling penting dalam pengambilan keputusan adalah memilih satu dari beberapa alternatif dengan lebih didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis dibandingkan pada fakta-fakta ekonomi.

d. Penerapan dan tindak lanjutKesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi dari penerapannya. Motif Kesadaran

Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu yang masih berada dalam tingkat kesadaran seseorang. Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :

1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian.Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan untuk memprediksikan. Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian- bagian dari konsep yang cocok satu sama lain secara konsisten. 2. Keinginan akan kompleksitas dan keragaman.Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif.

Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah mengembangkan empat jenis model keputusan :a. Model keputusan yang diprogram secara sederhana.

Model ini ditandai dengan aturan-aturan prediksi yang tidak kompleks, yang ditetapkan oleh orang lain yang bukan si pengambil keputusan. Alternatif-alternatif tersebut dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang sederhana dengan risiko yang minimum, yang penerapannya dilakukan secara individu.

b. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.

Pada model ini, apa pun akan terlihat baik pada saat itu bagi si pengambil keputusan yang langsung memilih alternatif tersebut. Informasi bersumber dari prasangka melalui keyakinan-keyakinan umum.

c. Model keputusan yang diprogram secara kompleks.

Pada model ini melibatkan perencanaan yang begitu rinci. Masalah dan peluang diantisipasi dengan skala prioritas yang begitu hati-hati. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang.

d. Model keputusan yang tidak diprogram secara kompleks

Model ini memiliki ciri khas yaitu partisipasi yang terus-menerus dari semua orang yang terlibat untuk memaksimalkan perolehan informasi dan koordinasi.

Jenis Jenis dari Model Proses

Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seorang pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, model-model tersebut adalah:a) Model Ekonomi

Model tradisional ini mengasumsikan bahwa seluruh kegiatan dan keputusan manusia adalah rasional sempurna dan dalam suatu organisasi terdapat konsistensi antara beragam motif dan tujuan.

b) Model Sosial

Model ini kebalikan dari model ekonomi, karena model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya adalah irasional dan keputusan yang dihasilkan didasarkan pada interaksi sosial.

c) Model Kepuasan Simon

Model ini lebih berguna dan praktis, karena didasarkan pada konsep simon tentang manusia administratif yang memandang manusia sebagai makhluk yang rasional dengan memiliki kemampuan untuk berfikir, mengolah informasi, membuat pilihan, dan belajar.

8.2 CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

1. Rasional Terbatas

Salah satu aspek yang menarik dari konsep rasional terbatas adalah membuat urutan pertimbangan beberapa alternatif. Pengurutan alternatif tersebut sangat penting dalam menentukan alternatif yang dipilih. Jika pengambil keputusan sedang melakukan optimasi, semua alternatif akhirnya akan dicantumkan dalam hierarki urutan preferensi.

2. IntuisiTerdapat pengakuan yang semakin berkembang bahwa analisis rasional terlalu ditekankan dan bahwa dalam kasus-kasus tertentu mengandalkan pada intuisi dapat memperbaiki pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan intuitif merupakan suatu proses tidak sadar yang diciptakan dari pengalaman tersaring.

3. Indentifikasi MasalahMasalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kecenderungan terpilih yang lebih tinggi dibandingkan dengan masalah-masalah yang penting. Pernyataan ini didasarkan pada dua alasan. Pertama, mudah untuk mengenali masalah-masalah yang tampak. Kedua, perlu diingat bahwa semua orang menaruh perhatian yang besar terhadap pengambilan keputusan dalam organisasi. 4. Membuat Pilihan

Untuk menghindari informasi yang terlalu padat, para pengambil keputusan mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pegambilan keputusan. Terdapat dua kategori umum heuristik, yaitu ketersediaan dan keterwakilan. 5. Perbedaan Individual: Gaya Pengambilan Keputusan

Riset tentang gaya pengambilan keputusan telah mengindentifikasikan empat pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan.

a. Pendekatan berdasarkan cara mereka berpikir.

Berdasarkan pendekatan ini, ada orang yang memang logis dan rasional. Mereka mengolah informasi secara serial. Sebaliknya, ada orang yang intuitif dan kreatif. Mereka memahami segala sesuatu secara keseluruhan.

b. Pendekatan berdasarkan toleransi pribadi terhadap ambiguitas.

Berdasarkan pendekatan ini, ada orang mempunyai kebutuhan tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas, sementara yang lain mampu memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.

c. Pendekatan dengan gaya konseptual.

Para individu dengan gaya konseptual cenderung menjadi sangat luas dalam pandangan mereka dan mempertimbangkan banyak alternatif. Orientasi mereka adalah jangka panjang dan mereka sangat baik dalam menemukan solusi yang kreatif bagi masalah.

d. Pendekatan berdasarkan gaya perilaku yang dicirikan oleh pengambil keputusan yang dapat bekerja baik dengan pihak lain.

Mereka memperhatikan kinerja rekan kerja dan bawahan serta reseptif terhadap usulan-usulan dari orang lain dan sangat mengandalkan pertemuan untuk berkomunikasi.

2. Keterbatasan Organisasi

Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan. Para manajer, misalnya, membentuk keputusan-keputusannya untuk mencerminkan sistem penilaian kinerja dan pemberian imbalan, untuk mematuhi peraturan-peraturan formal, dan untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan organisasi. 8.3 ASUMSI KEPERILAKUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI1. Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan KeputusanCybert dan March menggambarkan empat konsep dasar relasional sebagai inti dari pengambilan keputusan bisnis, yaitu :

a) Resolusi Semu dari Konflik

Suatu organisasi adalah koalisi dari individu-individu dengan tujuan yang berbeda yang sering menimbulkan konflik, karena mengambil keputusan melibatkan pemilihan atas satu alternatif yang sesuai dengan tujuan dan harapan secara keseluruhan, maka diperlukan suatu prosedur untuk menyelesaikan konflik tujuan.

b) Menghindari Ketidakpastian

Pada saat mengambil keputusan, organisasi secara terus-menerus akan dihantui oleh ketidakpastian dalam lingkungan internal dan eksternal.

c) Perencanaan Masalah

Pencarian masalah merupakan proses menemukan suatu solusi atas suatu masalah tertentu atau sebagai suatu cara untuk bereaksi terhadap peluang.

d) Pembelajaran Organisasi

Walaupun organisasi tidak mengalami proses pembelajaran seperti individu, organisasi memperlihatkan perilaku adaptif dari karyawannya dengan belajar untuk mengurus bagian tertentu dari lingkungan tersebut.2. Manusia-Para Pengambil Keputusan OrganisasiPenting untuk diingat bahwa manusia, dan bukannya organisasi, yang mengenali, mendefinisikan masalah atau peluang, yang mencari tindakan alternatif secara optimal dan menerapkanya.

3. Kekuatan dan Kelemahan Individu sebagai Kengambilan KeputusanManusia merupakan makhluk yang rasional karena memilih kepastian untuk berpikir, memilih, dan belajar. Tetapi rasionalitas manusia adalah sangat terbatas karena mereka hampir tidak pernah memperoleh informasi yang penuh dan hanya mampu memproses informasi secara berurutan. 4. Peran Kelompok sebagai Pembuat Keputusan dan Pemecah Masalah1) Fenomena Pemikiran KelompokPemikiran kelomok(group think) menggambarakan situasi dimana tekanan untuk mematuhi mencegah anggota-anggota kelompok individual untuk mempresantasikan ide atau pandangan yang tidak populer. Karena mereka ingin menjadi bagian yang positif dari kelompok tersebut dan bukan sebagai kekuatan yang disruptif.

2) Fenomena Pergeseran yang Berisiko (Dampak Kelompok)Pergeseran yang berisiko atau dampak kelompok, merupakan produk sampingan dari intraksi manusia, ini dicirikan oleh kelompok yang lebih memilih alternatif yang lebih agresif berisiko dibandingkan dengan apa yang mungkin oleh individu-individu jika mereka bertindak sendiri.

3) Kesatuan KelompokKesatuan Kelompok didefenisikan sebagai tingkat dimana anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama. 8.4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU VS OLEH PAKARPendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu.Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data dibagi kedalam kedalam tiga komponen:1. Pengujian Informasi

Pengujian didefinisikan sebagai kegiatan menganalisis informasi yang disajikan dan menyeleksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut, hanya informasi yang terlihat sangat relevan dengan tugas keputusan itu yang harus dilakukan. 2. Integrasi pengamatan dan temuan

Ketika mengintegrasikan pengamatan dan penemuan, para pendatang baru menghubungkan pengamatan dan temuan yang menjelaskan satu sama lain dan mengabaikan yang tidak. Sebaliknya para pakar menempatkan penekanan khusus pada kontradiksi yang potensial dalam pengamatan dan temuan sebagai alat untuk mendeteksi masalah yang mendasari.3. PertimbanganPertimbangan yang digunakan sepanjang proses pengambilan keputusan tampak lebih jelas dalam formulasi hipotesis, pengembangan petunjuk dalam formulasi pengambilan keputusan akhir, dan dalam penyusunan ringkasan temuan.8.5 PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSANKepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi.Memiliki gaya kognitif yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berintraksi dan mempengaruhi dampak dari informasi akuntansi.8.6 PERAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSANSecara definisi, keputusan manajemen mempengeruhi kejadian atau tindakan masa depan. Sedangkan informasi akuntansi memfokuskan pada peristiwa-peristiwa dimasa lalu tidak dengan sendirinya dapat mengubah kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses pengambilan keputusan dengan kejadian masa depan beserta konsekuensinya ditentukan.Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan.1. Data Akuntansi sebagai Stimuli dalam Pengenalan MasalahAkuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan masalah melalui pelaporan deviasi kinerja aktual dari sasaran standar anggaran atau melaluiinformasi kepada manajer bahwa mereka gagal untuk mencapai target output atau laba yang ditentukan sebelumnya.2. Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan KeputusanBobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan akhir sangat bervariasi. Hal itu bergantung pada sampai sejauh mana hal itu dipandang mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi proses pengambilan keputusan. Karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi manajer untuk pembuatan keputusan adalah informasi yang memiliki scope, timeliness, agregation, and integration. (Sigit, 2009). Informasi akuntansi memainkanperan yang lebih penting dalam keputusan jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan operasi sekarang.3. Hipotesis Keperilakuan dari Dampak Data AkuntansiInformasi akuntansi adalah salah satu input dalam model pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan dapat menyadari bahwa aura otentisitas akuntansi tidak berdasar dan bahwa akuntansi, paling tidak, adalah proses dengan mana dampak dari kejadian ekonomi dilaporkan seakurat mungkin, tetapi tanpa kepura-puraan akan kesempurnaan.Para peneliti menemukan bahwa ada dua faktor yang menentukan tingkat penyesuaian, yaitu umpan balik dan fiksasi fungsional.Umpan balikPengambil keputusan harus menerima informasi mengenai perubahan atau memiliki umpan balik tidak langsung mengenai perubahan tersebut. Fiksasi FungsionalHal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan ketidakmampuan di pihak pengguna informasi akuntansi untuk memahami apa yang tersirat di balik label yang diberikan kepada suatu angka. REFERENSI

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, "Akuntansi Keperilakuan," Salemba Empat.Hermawan, Sigit. 2009. Perilaku Informasi Akuntansi Manajemen Untuk Pengambilan Keputusan Dan Kinerja Manajerial. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.Vol: II No 1.2