93108110 askep harga diri rendah
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU
Kesehatan No. 23 th 1992 ). Sedangkan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain (UU
No. 3 th 1966 pasal 1 ).
Dengan melihat kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan diantaranya
mengenai jiwa yang merupakan bagian integral dari bagian lainnya baik fisik,
sosial maupun ekonomi. Dan ketika seseorang dalam pertumbuhan dan
perkembangannya tidak optimal baik fisik, intelektual dan emosionalnya dalam
keselarasan dengan orang lain maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut
mengalami kelainan jiwa.
Dalam kenyataannya, ada individu yang mampu mencapai derajat kesehatan
secara optimal sehingga bisa selaras dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Namun terdapat pula individu yang tidak mampu mencapai derajat kesehatan
secara optimal dalam pertumbuhan dan perkembangannya sehingga terjadilah
konflik dalam dirinya dan dengan ketidakmampuannya tersebut membawa
dampak pada kelainan jiwa.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
2/26
8
Jenis gangguan jiwa yang terjadi dapat berupa Neurosa, Psikosomatik,
Gangguan Kepribadian, Mental Retardasi, Gangguan Akibat Zat Psiko Aktif dan
Psiko Adiktif serta Psikosa, dimana Psikosa ini terbagi 2 bagian yaitu Psikosa
Organik (terjadi pada otak : Meningitis, Ensepalitis, Tumor Otak) dan Psikosa
Fungsional terdiri dari Schizofrenia, Afektif dan Paranoid. Penyakit Schizofrenia
masih dapat dibagi-bagi lagi menjadi Schizofrenia Simpleks, Schizofrenia
Hebefrenik, Schizofrenia Katatonik, Schizofrenia Paranoid, Schizofrenia
Residual, Episode Schizofrenia Akut dan Schizofrenia tak tergolongkan.
Menurut data laporan kasus klien yang berkunjung ke RSJP Cimahi periode
Januari – Juni 2002 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah Penderita Gangguan Jiwa yang dirawat di RSJP Cimahi
Periode Januari – Juni 2002
No Kode DiagnosaBulan
Jmh01 02 03 04 05 06
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1. F00-03 Gg. mental organik termasuk symtomatik 0 0 0 1 0 0 1
2.
F04-09 Gg. mental lain akibat disfungsi otak 1 0 0 1 0 0 2
3. F10-19 Gg. mental dan perilaku akibat zat psikoaktif 0 0 0 0 1 0 1
4.
F20.0 Schizofrenia Paranoid 13 8 12 3 19 13 68
5. F20.1 Schizofrenia Hebeprenik 0 0 5 3 2 3 13
6.
F20.2 Schizofrenia Katatonik 4 8 2 8 4 7 33
7.
F20.3 Schizofrenia Tak Terinci 1 0 4 0 0 0 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
8. F20.4 Depresi pasca Schizofrenia 0 0 1 0 0 0 1
9.
F20.5 Schizofrenia Residual 30 38 21 29 29 17 164
10.
F20.6 Schizofrenia Simpleks 0 0 0 0 0 1 1
11.
F20.8 Schizofrenia Form 0 0 1 1 0 1 312. F20.9 Schizofrenia YTT 3 5 5 4 8 7 32
13.
F23 Gg. Psikosa akut dan sementara 17 22 35 20 32 20 146
14. F24 Gg. Waham Induksi 0 0 0 0 0 0 0
15.
F25 Gg. Schizoaffektif 2 1 2 6 4 0 15
16. F28 Gg. Psikotik non organik lainnya 0 0 0 0 0 0 0
17.
F29 Psikosa tak khas 0 1 0 0 0 0 1
18.
F31 Gg. Affektif Bipolar 0 0 0 0 1 0 1
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
3/26
9
19.
F32 Gg. Episode Depresi 3 1 3 4 2 1 14
20. F40-41 Gg. Anxietas Fobik, Gg. Anxietas lainnya 0 0 0 0 0 0 0
21.
F70-79 Retardasi Mental 1 0 1 0 0 0 2
22.
G40 Epilepsi 1 0 2 0 0 4 7
T O T A L 76 84 94 80 102 74 510
Sumber : Rekapitulasi Medik, RSJP Cimahi tahun 2002
Dengan melihat tabel di atas ternyata penyakit Schizofrenia Residual
memiliki jumlah yang banyak sekitar 32% selama periode Januari – Juni 2002
sehingga diperlukan suatu penanganan dalam upaya - upaya untuk penyembuhan
penyakit melalui pemeliharaan kesehatan dengan perawatan dan pengobatan.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan studi kasus dengan
pendekatan proses keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Sdr. W
Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Di Ruang Merak RSJP
Cimahi”.
B. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
a. Memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
(HDR).
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah (HDR) secara langsung dan komprehensif
meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses
keperawatan.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
4/26
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
5/26
11
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Membahas tentang konsep dasar penyakit meliputi definisi, faktor
predisposisi dan presipitasi, psikodinamika ; proses keperawatan jiwa
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tinjauan kasus berisi dokumentasi asuhan keperawatan meliputi :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan catatan
perkembangan. Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan
antara kasus dengan konsep/ teori.
BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan serta rekomendasi yang operasional.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
6/26
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi Konsep Diri
Stuart dan Sundeen dalam Keliat (1992 : 2 ) mengemukakan bahwa :
„Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain‟. Sedangkan menurut Beck dalam Keliat
(1992 : 2) lebih menjelaskan lagi bahwa : „Konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual‟.
Berdasarkan dua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep
diri adalah penilaian individu terhadap dirinya secara menyeluruh baik bio-
psiko-sosio-spiritual yang diketahui secara sadar serta berpengaruh dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari
sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan
orang terdekat, dan dengan realitas kehidupan.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
7/26
13
Berdasarkan Stuart and Sundeen dalam Hamid, et al (2000 : 98 – 100 )
menjelaskan bahwa konsep diri terdiri dari komponen-komponen berikut :
a. Citra diri (Body Image)
Pandangan individu terhadap tubuhnya, disadari atau tidak disadari.
Termasuk persepsi dan perasaan masa lalu dan sekarang, tentang ukuran
tubuh, fungsi, penampilan dan potensi. Pandangan ini terus berubah oleh
pengalaman dan persepsi baru. Citra tubuh yang diterima secara realistis
akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani
kehidupan.
b. Ideal diri (Self Ideal)
Persepsi individu tentang perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan
standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan. Ideal diri diperlukan
oleh individu untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
c. Harga diri (Self Esteem)
Penilaian tentang nilai individu dengan menganalisa kesesuaian perilaku
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, sebagai individu yang penting dan berarti. Harga diri
diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor yang
mempengaruhi harga diri tinggi adalah perasaan diterima, dicintai,
dihormati serta frekuensi kesuksesan.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
8/26
14
d. Peran (Role Performance)
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan
fungsi individu di dalam masyarakat tersebut. Ada 5 faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
1) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
2) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
3) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5) Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran
e. Identitas (Identity)
Penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh,
berlanjut, konsisten dan unik. Ini berarti individu tersebut otonom, berbeda
dengan orang lain, termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin.
Pembentukan identitas dimulai sejak lahir dan berkembang melalui siklus
kehidupan dan terutama pada periode remaja.
Konsep diri dapat berkembang dengan baik apabila budaya dan
pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh
kemampuan yang berarti bagi individu / lingkungan dan dapat beraktualisasi,
sehingga individu menyadari potensi diri. Tetapi jika hal – hal tersebut
mengalami perubahan akan terjadi gangguan konsep diri.
Individu yang mengalami gangguan konsep diri tidak mempunyai salah
satu atau semua ciri kepribadian yang sehat :
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
9/26
15
a. Citra tubuh yang positif dan sesuai
b.
Ideal diri yang realistik
c. Konsep diri yang positif
d. Harga diri yang tinggi
e. Penampilan peran yang memuaskan
f. Rasa identitas yang jelas
Gangguan konsep diri dapat ditemukan pada klien dengan Schizofrenia
yang memiliki karakteristik tersendiri yang akan sedikit diuraikan berikut ini :
Schizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan
menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat,
klien tidak mempunyai kontak dengan realitas sehingga pemikiran dan
perilakunya abnormal (Ingram, 1993 : 51). Jadi bisa dikatakan bahwa
Schizofrenia adalah penyakit psikosa yang ditandai dengan penyimpangan
terhadap kenyataan, pikiran, dan perbuatan yang tidak wajar.
Adapun kriteria diagnostik dari Schizofrenia secara umum menurut
Kaplan, et al ( 1997 : 707) adalah harus ada sedikitnya dua atau lebih dari
gejala – gejala berikut selama periode satu bulan :
a. Waham
b.
Halusinasi
c. Bicara terdisorganisasi ( misal : sering menyimpang atau inkoheren )
d. Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas seperti keadaan gaduh,
gelisah, fleksibilitas cerea, negativisme dan mutisme.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
10/26
16
e. Gejala negatif seperti sifat yang apatis, bicara yang jarang, respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar.
Ada beberapa jenis dari Schizofrenia, salah satu diantaranya yaitu
Schizofrenia Residual yang memiliki karakteristik menurut Kaplan, et al
(1997 : 713 ) :
a. Tidak adanya kumpulan lengkap gejala aktif (waham, halusinasi, bicara
terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi dan gejala negatif).
b.
Sering ditemukan penumpulan emosional, penarikan sosial, perilaku
eksentrik, pikiran yang tidak logis dan pengunduran asosiasi ringan.
c. Jika waham atau halusinasi ditemukan, maka hal tersebut tidak menonjol
dan tidak disertai oleh afek yang kuat
2. Definisi Harga Diri Rendah ( HDR )
Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain ( Hamid, et al, 2000 : 98 ).
HDR atau yang disebut gangguan harga diri dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba – tiba, misalnya : harus operasi , kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
11/26
17
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama sebelum sakit
atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi yang negatif terhadap dirinya.
Stuart dan Sundeen dalam Keliat (1992 : 18) mengemukakan cara
individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah :
a. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
b.
Merendahkan / mengurangi martabat
c. Rasa bersalah dan khawatir
d. Manifestasi fisik
e. Menunda keputusan
f. Gangguan berhubungan
g. Menarik diri dari realitas
h. Merusak diri
i. Merusak atau melukai orang lain.
Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah menurut
Stuart dan Sundeen dalam Hamid, et al ( 2000 : 102 ) adalah sebagai berikut :
a. Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
b.
Produktifitas menurun.
c. Destruktif pada orang lain.
d. Gangguan berhubungan
e. Merasa diri lebih penting
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
12/26
18
f. Merasa tidak layak
g.
Rasa bersalah
h. Mudah marah dan tersinggung
i. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
j. Pandangan hidup yang pesimis
k. Keluhan – keluhan fisik.
l. Pandangan hidup terpolarisasi.
k.
Mengingkari kemampuan diri.
m. Mengejek diri sendiri
n. Mencederai diri sendiri
o. Isolasi sosial
p. Penyalahgunaan zat
q. Menarik diri dari realitas
r. Khawatir
s. Ketegangan peran
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah :
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
13/26
19
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai
dengan kebudayaan.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak
percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang
berubah.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau luar
individu ( internal or eksternal sources ), yang dibagi dalam 5 (lima)
katagori sebagai berikut :
1) Ketegangan peran
Adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu
dalam peran atau posisi yang diharapkan seperti konsep berikut ini :
(a) Konflik Peran
Ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang
diinginkan
(b) Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya.
(c) Peran yang berlebihan
Kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran
yang kompleks.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
14/26
20
2) Perkembangan transisi
Adalah perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk
menyesuaikan diri.
3) Situasi transisi peran
Adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan
individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti.
4) Transisi peran sehat sakit
Yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan sakit.
Transisi ini dapat disebabkan :
(a) Kehilangan bagian tubuh
(b) Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
(c) Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan.
(d) Prosedur pengobatan dan perawatan
5) Ancaman fisik
Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan,
ketidakseimbangan biokimia, gangguan penggunaan obat, alkohol dan
zat.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
15/26
21
4. Psikodinamika
a.
Proses terjadinya Schizofrenia
1) Faktor Biologis
Schizofrenia dapat terjadi pada individu yang mengalami kerusakan
otak yaitu kerusakan otak di sistem limbik, lobus frontalis dan
ganglia basalis. Sistem limbik karena peranannya dalam
mengendalikan emosi, dihipotesiskan terlibat dalam dasar
patofisiologis untuk Schizofrenia. Sedangkan ganglia basalis terlibat
dalam mengendalikan pergerakan, dengan demikian patologi pada
ganglia basalis dilibatkan dalam patofisiologis Schizofrenia. Faktor
lain yang melibatkan ganglia basalis dalam patofisiologi Schizofrenia
adalah kenyataan bahwa ganglia basalis berhubungan timbal balik
dengan lobus frontalis, dengan demikian meningkatkan kemungkinan
bahwa kelainan pada fungsi lobus frontalis mungkin disebabkan oleh
patologi di dalam ganglia basalis bukannya di dalam lobus frontalis
itu sendiri ( Kaplan, et al, 1997 : 697 ).
2) Faktor Psikososial
Schizofrenia bisa dikatakan sebagai respon regresif terhadap frustasi
dan konflik yang melanda seseorang di dalam lingkungan.Pada
regresi ini melibatkan suatu penarikan penanganan emosional atau
cathexis dari perwakilan objek internal dan orang sebenarnya di
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
16/26
22
dalam lingkungan, yang menyebabkannya kembali ke suatu stadium
autoerotik dari perkembangan.Keadaan cathexis klien ditanamkan
kembali ke dalam diri, dengan demikian memberikan gambaran
penarikan autistik. Bila neurosis melibatkan suatu konflik antara ego
dan id, psikosis dipandang sebagai suatu konflik antara ego dan dunia
luar, dimana kenyataan diingkari dan selanjutnya dibentuk kembali
(Kaplan, et al, 1997 : 705).
b. Rentang Respon Konsep Diri
Rentang Respon Konsep Diri
Respon adaptif Respon Maladaptif
Konsep diri positif Kekacauan identitas
Aktualisasi Diri Harga Diri Rendah Depersonalisasi
Respon individu terhadap konsep diri berfluktuasi sepanjang rentang
respon adaptif sampai maladaptif.
Respon adaptif dari konsep diri meliputi :
1) Aktualisasi diri
Yaitu pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
17/26
23
2) Konsep diri positif
Yaitu apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.
Respon maladaptifnya meliputi :
1) Kekacauan identitas
Yaitu kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
2) Depersonalisasi
Yaitu perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
Sedangkan harga diri rendah adalah keadaan transisi antara respon
adaptif dan maladaptif dari konsep diri.
c. Dampak Harga Diri Rendah Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut teori Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia terbagi
kedalam 5 bagian yang berbentuk piramid dengan semakin ke atas
bentuknya semakin meruncing/mengecil. Adapun dampak terjadinya
gangguan konsep diri : HDR terhadap kebutuhan dasar tersebut adalah :
1) Kebutuhan Fisiologis
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
18/26
24
a) Kebutuhan Nutrisi
Tidak semua klien dengan HDR mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Sebagian memang ada,
dikarenakan klien selalu asyik dengan dunianya.
b) Istirahat dan Tidur
Pada klien dengan HDR ada kalanya mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur dikarenakan aktifitas
fisiknya yang hiperaktif atau karena pikirannya yang fokus pada
suatu masalah sehingga klien tidak bisa tidur.
c) Perawatan Diri
Klien dengan HDR hampir semuanya mengalami defisit
perawatan diri, hal ini disebabkan ketidaktahuan,
ketidakmampuan dan tidak ada minat. Tetapi ada juga yang bisa
merawat dirinya sendiri dengan baik.
d) Aktivitas
Klien dengan HDR cenderung menarik diri, kurang bergaul
dengan orang lain tetapi ada juga yang menjadi hiperaktif
sehubungan dengan adanya perubahan isi pikir.
e)
Eliminasi
BAB dan BAK tidak mengalami gangguan karena intake
makanan cukup dan aktifitas fisik meningkat.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
19/26
25
2) Kebutuhan Rasa Aman
Harga diri yang rendah bisa mengakibatkan individu marasa gelisah,
bingung, kadang takut terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi
sehingga menimbulkan dampak pada rasa aman.
3) Kebutuhan Mencintai dan Rasa Memiliki
Dengan harga diri yang rendah cenderung individu tidak
memperhatikan dirinya apalagi bila masalah yang dihadapi adalah
masalah keluarga, maka ia lebih memperhatikan keluarganya sendiri.
4) Kebutuhan Harga Diri
Dengan masalah yang dihadapinya, seperti masalah keluarga maka
individu cenderung untuk mengalah, diam sehingga menyebabkan
harga dirinya merasa direndahkan.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Dengan adanya harga diri rendah menyebabkan individu tidak dapat
mengatasi kelemahannya secara adekuat bahkan tidak bisa menyadari
bahwa ia memiliki kemampuan yang patut dibanggakan.
B. Proses Keperawatan Jiwa
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisa data
dan perumusan masalah klien.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
20/26
26
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Pengelompokkan data pada pengkajian klien dengan gangguan jiwa
termasuk klien dengan gangguan konsep diri : HDR meliputi : faktor
predisposisi dan presipitasi, fisik, psikososial, status mental dan kebutuhan
persiapan pulang. Setelah data dikelompokkan, dilakukan analisa data
kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang ada
pada klien. Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada
klien dengan gangguan konsep diri : HDR ialah :
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan : diarahkan pada diri sendiri dan
oranglain
b. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Perubahan proses pikir
e. Gangguan konsep diri : HDR
f. Berduka disfungsional
g. Gangguan pola tidur
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap lanjut dari pengkajian yang terdiri dari :
menentukan prioritas diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan,
menetapkan kriteria evaluasi, merumuskan intervensi dan aktifitas
keperawatan.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
21/26
27
Tujuan perencanaan terdiri dari : tujuan umum ( TUM ) dan tujuan
khusus ( TUK ). Tujuan umum berfokus pada penyelesaian permasalahan (P)
dari diagnosa tertentu. TUM dapat dicapai jika serangkaian TUK telah
tercapai. TUK berfokus pada penyelesaian etiologi dari diagnosa tertentu.
TUK merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki
klien.
Adapun intervensi dan rasionalisasi yang dilakukan pada klien dengan
gangguan jiwa terutama pada klien dengan gangguan konsep diri : HDR
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada pada pengkajian di atas adalah:
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan : diarahkan pada diri sendiri dan orang
lain
Intervensi Rasionalisasi
(1) (2)
1)
Bina hubungan saling percaya
2)
Pertahankan agar lingkungan klien
pada tingkat stimulus yang rendah
(penyinaran rendah, sedikit orang,
dekorasi yang sederhana, tingkat
kebisingan yang rendah). 3) Salurkan perilaku merusak diri ke
kegiatan fisik untuk menurunkan
ansietas.
4) Pertahankan penampilan dan perilaku
perawat yang tenang di hadapan klien.
1)
Hubungan saling percaya merupakandasar terjalinnya komunikasi terbuka.
2)
Tingkat ansietas akan meningkat dalam
lingkungan yang penuh stimulus yang
dirasakan sebagai ancaman
3) Latihan fisik adalah cara yang aman
dan efektif untuk menghilangkan
ketegangan yang terpendam.
4) Ansietas dapat ditransper dari perawat
pada klien.
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
22/26
28
b. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
Intervensi Rasionalisasi(1) (2)
1)
Bina hubungan saling percaya
2)
Klien dapat mengenal halusinasinya
3)
Klien dapat mengendalikan halusinasi-
nya
4) Klien mendapat dukungan keluarga
untuk mengendalikan halusinasinya
5) Klien menggunakan obat untuk
mengendalikan halusinasinya
1)
Hubungan saling percaya merupakan
dasar terjalinnya komunikasi terbuka
2)
Untuk memberikan intervensi yang
tepat pada saat klien menunjukkan
perilaku halusinasi
3) Mengajarkan kepada klien untuk
memilih tindakan yang positif pada
saat halusinasi terjadi
4) Memberikan motivasi kepada keluarga
untuk berperan serta dalam perawatan.
5)
Membantu mencegah terjadinyahalusinasi
c. Isolasi sosial
Intervensi Rasionalisasi
(1) (2)
1)
Bina hubungan saling percaya
2)
Luangkan waktu dengan klien
3)
Ajarkan teknik assertif interaksi
dengan orang lain
4)
Berikan penghargaan positif bila klien
secara sukarela berinteraksi dengan
orang lain
1)
Hubungan saling percaya merupakan
dasar terjalinnya komunikasi terbuka
2)
Kehadiran perawat dapat
meningkatkan persepsi diri klien
sebagai seorang pribadi yang berharga
3) Dapat meningkatkan hubungan klien
dengan orang lain
4) Penghargaan positif akan
meningkatkan harga diri dan
mendorong pengulangan perilaku yang
diharapkan
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
23/26
29
d. Perubahan proses pikir
Intervensi Rasionalisasi(1) (2)
1)
Bina hubungan saling percaya
2)
Jangan menyangkal keyakinan klien
3)
Bantu klien untuk mencoba
menghubungkan keyakinan yang salah
tersebut dengan peningkatan ansietas
yang dirasakan oleh klien
4) Bicarakan tentang kejadian dan orang –
orang yang nyata
5) Bantu dan dukung klien dalam
usahanya mengungkapkan perasaannya
secara verbal
1)
Hubungan saling percaya merupakan
dasar terjalinnya komunikasi terbuka
2)
Menyangkal keyakinan klien tidak
akan bermanfaat dan akan menghalangi
perkembangan hubungan saling
percaya 3)
Jika klien dapat belajar untuk
menghentikan ansietas yang
meningkat, pikiran wahamnya
mungkin dapat dicegah
4)
Diskusi yang berfokus pada ide – ide
yang ada tidak akan mencapai tujuan
dan mungkin akan menjadi lebih buruk 5)
Ungkapan perasaan secara verbal
dalam lingkungan yang tidak
mengancam akan menolong klien
untuk mengungkapkan perasaannya
yang mungkin sudah terpendam cukup
lama
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
24/26
30
e. Gangguan konsep diri : HDR
Intervensi Rasionalisasi(1) (2)
1)
Bina hubungan saling percaya
2)
Bersikap menerima klien dan
negativismenya
3)
Luangkan waktu bersama klien
4) Dorong klien untuk berpartisipasi
dalam terapi aktifitas kelompok
5) Bantu klien mengidentifikasi bagian
diri yang ingin dirubah.
6)
Bantu klien untuk melakukan aspek –
aspek perawatan diri saat dibutuhkan.
1)
Hubungan saling percaya merupakan
dasar terjalinnya komunikasi terbuka
2)
Meningkatkan perasaan makna diri
3) Untuk memperlihatkan penerimaan dan
perhatian perawat terhadap klien
4) Klien dapat menerima umpan balik
positif dan dukungan dari teman – temannya
5)
Harga diri yang rendah dapat
mengganggu persepsi tentang
kemampuan menyelesaikan masalah.
6)
Umpan balik positif meningkatkan
harga diri.
f.
Berduka disfungsional
Intervensi Rasionalisasi
(1) (2)
1) Bina hubungan saling percaya
2)
Perlihatkan sikap menerima dan
membolehkan klien untuk
mengekspresikan perasaannya
3) Dorong klien untuk meninjau proses
berdukanya
4)
Bantu klien dalam pemecahan masalah
1) Hubungan saling percaya merupakan
dasar terjalinnya komunikasi terbuka
2)
Sikap menerima menunjukkan kepada
klien bahwa ia merupakan seorang
pribadi yang bermakna
3) Klien harus menghentikan persepsi
idealisnya dan mampu menerima baik
aspek positif maupun negatif dari
proses berdukanya
4)
Membantu meringankan beban yang
dihadapi oleh klien
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
25/26
31
g. Gangguan pola tidur
Intervensi Rasionalisasi(1) (2)
1)
Buat catatan secara terperinci tentang
pola tidur klien
2)
Jangan dukung klien untuk tidur
sepanjang hari
3)
Bantu dengan tindakan yang dapat
menambah waktu tidur, seperti
minuman yang tidak merangsang,
mandi air hangat dan gosok punggung
4) Lakukan latihan relaksasi
menggunakan musik yang lembut
sebelum tidur
5) Batasi minuman yang mengandung
kaffein
1)
Data dasar yang akurat penting dalam
perencanaan keperawatan untuk mem-
bantu klien menangani masalahnya
2)
Untuk memberi kesempatan tidur yang
nyenyak malam hari
3)
Meningkatkan kenyamanan klien saat
tidur
4)
Membantu mengurangi ansietas yang
dialami klien
5)
Kaffein merupakan stimulan untuk SSP
sehingga mengganggu kemampuan
klien untuk istirahat tidur.
3. Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan
keperawatan maka perlu adanya kontrak dengan klien untuk menjelaskan apa
yang akan dikerjakan dan peran serta klien yang diharapkan.
Beberapa petunjuk pada pelaksanaan / implementasi adalah :
a. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi
b. Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi yang tepat
-
8/16/2019 93108110 Askep Harga Diri Rendah
26/26
32
c. Keamanan fisik dan psikologis dilindungi
d.
Dokumentasi intervensi dan respon klien
4. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi
proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi
hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan
khusus dan umum yang telah ditentukan.