repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · web view...

16
JURNAL TUGAS AKHIR STUDI IDENTIFIKASI DAN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR Oleh : NURUL AZIZAH D121 10 269 PROGRAM STUDI TEKNIK LLINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 1

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI IDENTIFIKASI DAN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN

AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA

MAKASSAR

Oleh :

NURUL AZIZAH

D121 10 269

PROGRAM STUDI TEKNIK LLINGKUNGANJURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

1

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

STUDI IDENTIFIKASI DAN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN

AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA

MAKASSAR

Mary Selintung 1, Achmad Zubair 2 , Nurul Azizah 3

ABSTRAK : Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Makassar berbanding terbalik dengan pelayanan sanitasi terpadu yang tersedia. Kecamatan Manggala merupakan salah satu contoh kecamatan dimana terdapat beberapa kawasan padat penduduk yang memiliki sistem sanitasi terpadu yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Namun, IPAL yang terbangun belum mencukupi dan belum menggambarkan kualitas yang memenuhi standar, tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada pemeliharan IPAL dan akhirnya terbengkalai. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi lokasi yang membutuhkan IPAL komunal di Kecamatan Manggala agar pembangunan IPAL tepat sasaran dengan cara survey lokasi dan mengevaluasi IPAL komunal yang sudah ada di Kecamatan Manggala dengan menguji parameter TSS, BOD, COD, Amonia (NH3), Minyak dan lemak, dan pH dari air sampel inlet dan outlet dari IPAL lalu membandingkannya dengan baku mutu Pergub Sulsel No. 69 Tahun 2010 agar diketahui efektifitas dari pengolahan IPAL tersebut. Berdasarkan hasil survey didapatkan 29 titik lokasi identifikasi IPAL di kecamatan Manggala. Sedangkan untuk hasil evaluasi IPAL di 3 kelurahan didapatkan bahwa pada Kelurahan Antang dan Kelurahan Batua hanya nilai TSS yang tidak memenuhi baku mutu sedangkan pada Kelurahan Tamangapa terdapat 3 parameter yang tidak memenuhi baku mutu yaitu TSS, BOD, dan COD.

Kata Kunci : Limbah, IPAL Komunal, Manggala, Identifikasi, Evaluasi

ABSTARCT : Rapid population growth in Makassar is inversely proportional to the capacity of integrated sanitation services which available. Subdistrict Mangala is one example of the sub-district where there are some densely populated areas have a integrated sanitation system that is Waste Water Treatment Plant (WWTP) Communal. However, WWTP which built not enough and not describe of the quality that meets the standards, not sustainable, and lack of attention to the maintenance the WWTP and ultimately abandoned. This study aims to identify locations that require communal wastewater treatment in Manggala so that the construction of the WWTP is targeted by way survey location and evaluate existing WWTP in District Mangala to test the parameters of TSS, BOD, COD, ammonia (NH3), Oils and grease, and pH of the sample water in inlet and outlet of the WWTP and compares the quality standards of South Sulawesi governor regulations number 69 In 2010, in order to know the effectiveness of the wastewater treatment. Based on survey results obtained 29 points in the district WWTP location identification Mangala. As for the results of the evaluation the WWTP in three villages found that the Village Antang and Village Batua only TSS values that do not meet quality standards while at the Village Tamangapa there are three parameters that do not meet the quality standard that TSS, BOD, and COD.

Key Word : Waste, Communal WWTP, Mangala, Identification, Evaluation

1 Professor, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA3 Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

2

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

PENDAHULUANLatar Belakang

Kota Makassar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki pola perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang cepat dimana dampak yang berakibat pada perubahan lingkungan yang kurang mendapat perhatian, sehingga sering muncul permasalahan yang sulit diatasi. Berbagai persoalan lingkungan di Kota Makassar memiliki hubungan yang signifikan dengan kondisi cakupan layanan sanitasi bagi masyarakat yang belum merata dan belum menggambarkan kualitas yang memenuhi standar. Beberapa hal yang mendorong terjadinya hal diatas, juga disebabkan lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan pembangunan sanitasi tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat.

Pengertian sanitasi itu sendiri adalah perilaku yang disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Contoh permasalahan sanitasi yang paling banyak terjadi dan berhubungan langsung dengan masyarakat adalah air limbah domestik.

Kemenetrian Lingkungan Hidup (2003) mendefinisikan air limbah domestik sebagai air limbah yang berasal dari perumahan atau pemukiman, perkantoran, pusat perbelanjaan/ perdagangan,

restaurant/ rumah makan dan tempat rekreasi.

Air limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari permukiman penduduk yang pada umumnya terdiri atas buangan dari dapur, air kamar mandi, air cucian, dan kotoran manusia. Salah satu solusi efisien untuk masalah ini adalah pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal bagi masyarakat.

IPAL komunal adalah tempat pengolahan air limbah domestik dalam skala besar yang dipakai secara bersama-sama oleh beberapa rumah tangga. Namun, ada juga IPAL yang sudah di bangun malah terbengkalai karena beberapa faktor terutama salah sasaran dan tidak adanya pemeliharaan lanjutan oleh masyarakat.

Beberapa IPAL komunal khususnya di Kota Makassar sudah ada seperti dikawasan padat penduduk di Kecamatan Manggala. Kepadatan penduduk di Kecamatan Manggala dari tahun ke tahun menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 mencapai 41 jiwa/Ha hingga pada tahun 2012 kepadatan penduduk mencapai angka 51 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk yang terus meningkat ini tidak berbanding lurus dengan pelayanan sanitasi.

Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan dalam latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi dan Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal di Kecamatan Manggala”

Rumusan Masalah1. Lokasi mana saja yang

membutuhkan dan memenuhi syarat pembangunan Instalasi

3

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Kecamatan Manggala?

2. Bagaimana kualitas effluent dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Kecamatan Manggala?

METODOLOGI PENELITIANRancangan PenelitianPenelitian dilakukan dengan 2 metode yaitu identifikasi dan evaluasi. Untuk identifikasi dilakukan survey lokasi yang memenuhi syarat untuk pembangunan IPAL komunal di Kecamatan Manggala. Sedangkan, untuk evaluasi di lakukan dengan menguji air sampel inlet dan outlet dari IPAL yang sudah ada di Kecamatan Manggala dan membandingkannya dengan Pergub Sulsel No. 69 Tahun 2010 mengenai Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Domestik, agar diketahui apakah sistem pengolahan masih efektif atau tidak sehingga menghasilkan effluent yang masih memenuhi baku mutu atau tidak.

Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan pada

KecamatanManggala Kota Makassar. Untuk waktu penelitian evaluasi, pengambilan air sampel inlet dan outlet IPAL Komunal dilakukan pada tanggal 18 agustus 2014. Sedangkan untuk identifikasi, survey identifikasi IPAL Komunal dilakukan pada tanggal 20-21 september 2014.

Gambaran Umum Kecamatan Manggala

Berikut merupakan Tabel mengenai jumlah penduduk dan

tingkat kepadatan di kecamatan Manggala

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan di Kecamatan Manggala (Arsip, 2013)

Kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kelurahan Batua, sedangkan kelurahan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kelurahan Tamanggapa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Manggala meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2010 kepadatan penduduknya yaitu 41 jiwa/Ha hingga tahun 2012 menjadi 51 jiwa/Ha.

Variabel yang DiamatiVariabel yang ditinjau dalam

pengolahan air limbah domestik IPAL komunal ini adalah Kadar BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, NH3 dan pH yang diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.

Menghitung Persen EfektivitasPerhitungan nilai efektivitas

dilakukan agar di ketahui keefektivan dari sistem pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal dalam mengolah limbah domestik sebelum di alirkan ke badan air. Rumus persen (%) nilai efektivitas adalah sebagai berikut

4

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

Persamaan 1. Persen Efektifitas (Sugiarto, 1987)

Keterangan : A = Kadar parameter pada inlet

B = Kadar parameter pada outlet

HASIL DAN PEMBAHASAN

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Kecamatan Manggala

Kecamatan Manggala memiliki layanan sanitasi berbasis masyarakat seperti IPAL komunal yang tersebar di beberapa kelurahan yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah IPAL Komunal yang ada di Kecamatan Manggala (Arsip, 2013)

Identifikasi IPAL Komunal di Kecamatan Manggala

Dalam menentukan lokasi pembangunan IPAL Komunal yang baik dan memenuhi persyaratan teknis diperlukan berbagai pertimbangan dari segi teknis seperti hal berikut :1. Kawasan pemukiman padat

kumuh.

2. Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak segera ditangani seperti pencemaran limbah atau terjadinya genangan.

3. Tersedia lahan yang cukup, 100 m2 untuk 1 (satu) unit bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Komunal.

4. Tersedia Sumber Air.5. Adanya saluran/sungai untuk

menampung efluent pengolahan air limbah.

6. Elevasi muka tanah lahan perlu diperhatikan terutama untuk jalur yang dilewati jaringan pipa.

7. Jalan menuju calon lokasi lahan IPAL sebaiknya memungkinkan untuk dilewati truk/ kendaraan pembawa material.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pertimbangan penentuan lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal secara persyaratan teknis, berikut ini hasil identifikasi lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPAL) komunal di Kecamatan Manggala yang dapat dilihat pada Tabel 3 mengenai identifikasi lokasi IPAL Komunal.

Tabel 3. Identifikasi Lokasi IPAL Komunal di Kecamatan Manggala

5

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

Dari hasil survey dan analisa data didapatkan 29 lokasi yang diidentifikasi dapat dibangunkan IPAL komunal di Kecamatan Manggala. Pemilihan lokasi identifikasi IPAL se-Kecamatan Manggala dilakukan berdasarkan kepadatannya. Karena menurut Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yaitu kriteria ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah adalah bahwa kepadatan penduduk >300 jiwa/Ha diharapkan memiliki sebuah sistem jaringan dan pengolahan air limbah terpusat dengan kualitas effluent instalasi pengolahan air limbah tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan.

Lokasi identifikasi semuanya memiliki sarana air bersih yang cukup, namun saat kemarau panjang datang masyarakat mulai kesulitan mendapatkan air bersih, ini bisa berpengaruh pada kinerja IPAL yang akan dibangun. Pemilihan lahan lokasi pembangunan IPAL dipilih dekat dengan jalan utama agar dapat memudahkan pengangkutan material saat pembangunan IPAL komunal di lokasi yang telah di identifikasi. Sedangkan untuk pengaliran hasil pengolahan atau effluent dari IPAL di lokasi identifikasi terdapat fasilitas drainase.

Evaluasi IPAL Komunal di Kecamatan Manggala

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Kecamatan Manggala di bagi menjadi dua macam yaitu yang pertama evaluasi tingkat kebutuhan

IPAL komunal agar diketahui jumlah IPAL yang dibutuhkan masyarakat di Kecamatan Manggala dan IPAL yang belum terbangun pada lokasi yang memenuhi persyaratan teknis. Yang kedua untuk evaluasi kinerja IPAL komunal adalah untuk mengetahui efektivitas dari IPAL yang telah terbangun dengan cara menguji air sampel inlet dan outlet dari IPAL dan wawancara dengan beberapa pengguna IPAL tersebut.

1. Evaluasi Tingkat Kebutuhan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Kecamatan Manggala

Dari hasil survey didapatkan bahwa tingkat kebutuhan IPAL komunal di Kecamatan Manggala belum terpenuhi sepenuhnya, masih banyak pembangunan IPAL komunal yang dibutuhkan agar terciptanya sanitasi yang terpadu dan tidak mencemari lingkungan ataupun air tanah. Berikut tabel 4 mengenai tingkat kebutuhan IPAL komunal masyarakat di Kecamatan Manggala.

Tabel 4. Tingkat Kebutuhan IPAL di Kecamatan Manggala

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat kebutuhan

6

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

IPAL komunal di Kecamatan Manggala yaitu 36. Jumlah IPAL yang sudah ada yaitu hanya 7 dari. Untuk IPAL yang perlu dibangun lagi di Kecamatan Manggala yaitu 29 IPAL komunal dengan jumlah pemanfaat 8.990 jiwa.

2. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Kecamatan Manggala

Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kecamatan Manggala yang sudah terbangun jumlahnya ada 7 IPAL yaitu, di Kelurahan Antang dan Batua memiliki 2 IPAL. Sedangkan pada Kelurahan Tamangapa, Kelurahan Borong dan Manggala memiliki masing-masing 1 IPAL. Berikut Tabel 5 mengenai lokasi, luas, jumlah penduduk dan pengguna IPAL di Kecamatan Manggala.

Tabel 5. Lokasi, Luas, Jumlah Penduduk,dan Pengguna IPAL komunal (Arsip,2013)

Sistem Pengolahan IPAL KomunalTeknologi sistem pengolahan

IPAL komunal yang digunakan pada IPAL di Kecamatan Manggala dalah gabungan antara anaerobic fluidized bed bio-filter dan imhoff tank. Jadi imhoff tank merupakan tahap awal yaitu pengendapan kemudian

Anaerobic fluidized bed biofilter yang merupakan pengolahan dengan sistem anaerobic biofilter menggunakan bio-ball sebagai media melekatnya mikroorganisme, yang disusun secara bertingkat untuk mengoptimalkan proses anaerobic. Jadi, komponen dari sistem ini yaitu :1) Bak inlet untuk menyaring

material kasar sebelum masuk unit IPAL dilengkapi dengan screen

2) Imhoff tank untuk proses pengendapan yang terdiri dari 2 komponen.Komponen I untuk pengendapan dan proses anaerobic.Komponen II untuk memisahkan buangan lama dan baru melalui aliran up-flow menuju tanki biofilter.

3) Anaerobic fluidized bed biofilter dilengkapi dengan media bio-ball sebagai tempat melekat dan pertumbuhan bakteri anaerobic yang disusun secara bertingkat untuk mengoptimalkan proses anaerobic.

4) Bak outlet berfungsi untuk monitoring kualitas dan pengambilan sampel air dilengkapi dengan penutup grill.

Proses pengolahan anaerobic biofilter menggunakan media bioball dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Proses Pengolahan Imhoff tank Biofilter dengan Media Bioball

7

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

Hasil EvaluasiPada evaluasi hanya akan di

gunakan 3 IPAL komunal saja yaitu Kelurahan Antang, batua, dan Tamangapa karena terdapat 2 kelurahan yang memiliki 2 IPAL di lokasi yang sama, sedangkan 2 IPAL yang lainnya sudah tidak berfungsi lagi.

1) Kelurahan AntangHasil uji sampel inlet dan

outlet pada IPAL komunal di Kelurahan Antang RT 06 RW 01 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini

Tabel 6. Hasil Uji Sampel IPAL Komunal di Kelurahan Antang

Dari tabel dapat dilihat bahwa pada Kelurahan Antang parameter TSS melebihi baku mutu. Hal ini dikarenakan kurangnya pemeliharaan dan pembersihan bak kontrol masing-masing warga sehingga IPAL tidak berjalan efektif.

2) Kelurahan BatuaHasil uji sampel inlet dan

outlet pada IPAL komunal di Kelurahan Batua dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Hasil Uji Sampel IPAL Komunal Kelurahan Batua

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa parameter TSS masih

melebihi baku mutu. Debit air limbah yang kurang dari debit yang

direncanakan mempengaruhi effluent, hal ini dikarenakan jika debit air limbah kurang maka makanan untuk mikroorganisme juga berkurang sehingga banyak mikroorganisme yang mati karena tidak mendapat makanan. Hal itulah yang menyebabkan kurangnya kefektifan dari pengolahan IPAL tersebut.

3) Kelurahan Tamangapa

Hasil uji sampel inlet dan outlet pada IPAL komunal di Kelurahan Tamangapa dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Hasil Uji Sampel IPAL Komunal Kelurahan

TamangapaDari tabel dapat dilihat terdapat 3

parameter yang melebihi baku mutu yaitu TSS, BOD, dan COD. Banyaknya parameter yang tidak memenuhi baku mutu ini dikarenakan ada sampah padat yang masuk pada bak Inlet. Dan juga pada saat pengambilan air sampel terjadi penyumbatan pada bak inlet. Sedangkan pada outlet air yang keluar masih ada pasir dan kotoran-kotoran kecil di dalamnya. Pembersihan bak kontrol, bak inlet dan pengontrolan bak imhoff tank sangat diperlukan pada sistem

8

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

pengolahan anaerobic biofilter karena pengolahan tidak efektif jika banyak terdapat padatan yang masuk ke dalam bak bioball. Jika padatan bertumpuk pada bioball maka akan terjadi blocking, yang akhirnya air limbah hanya melewati reaktor yang tidak tersumbat saja, hal inilah yang menyebabkan kinerja IPAL menurun drastis.

Grafik Hasil Uji ParameterBerikut ini merupakan grafik

parameter yang menunjukkan perbandingan antara hasil uji parameter inlet dan outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal ditiap kelurahan dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 mengenai baku mutu air limbah bagi kegiatan domestik (Kawasan permukiman, restoran, perniagaan, dan apartemen).

1) Zat Padat Tersuspensi (TSS)

Grafik 1. Perbandingan Inlet dan outlet Parameter TSS dengan Baku Mutu

Dari Grafik di 1 dapat dilihat bahwa nilai hasil uji TSS pada Kelurahan Antang, Batua, dan Tamangapa melebihi Baku mutu.

2) (NH3)

Grafik 2. Perbandingan Inlet dan Outlet Parameter NH3

Dari Grafik 2 diatas dapat dilihat pada grafik menunujukkan di Kelurahan Antang nilai NH3

mengalami penurunan dari inlet ke outlet. Sedangkan pada Kelurahan Batua dan Tamangapa nilai inlet mengalami kenaikan ke nilai outlet. Hal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu produk utama dari penguraian limbah nitrogen seperti pada urin dan feses yang masuk ke dalam sistem pengolahan air limbah. Jadi saat penguraian urin dan feses akan menghasilkan amonia oleh sebab itu pada outlet ada nilai amonia yang semakin meningkat.

3) Biologycal Oxygen Demand (BOD)

Grafik 3. Perbandingan Inlet dan Outlet Parameter BOD dengan Baku Mutu

Dari Grafik 3 di atas dapat dilihat grafik menunjukkan bahwa hanya di Kelurahan Tamangapa nilai outlet melebihi baku mutu. Hal ini dikarenakan saat pengambilan air sampel IPAL ini dalam keadaan tersumbat pada bak screening dan bak pengolahan inilah penyebab kinerja IPAL menurun drastis sehingga effluent yang dihasilkan melebihi baku mutu.

9

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

4) Chemycal Oxygen Demand (COD)

Grafik 4. Perbandingan Inlet dan Outlet Parameter COD dengan Baku Mutu

Dari Grafik 4 dapat dilihat bahwa grafik menunjukkan hanya Kelurahan Tamangapa yang hasil uji parameter COD pada outletnya melebihi baku mutu. Hal ini dikarenakan saat pengambilan air sampel IPAL ini dalam keadaan tersumbat pada bak screening dan bak pengolahan inilah penyebab kinerja IPAL menurun drastis sehingga effluent yang dihasilkan melebihi baku mutu.

5) Minyak & Lemak

Grafik 5. Perbandingan Inlet dan Outlet Parameter Minyak & Lemak dengan Baku Mutu

Dari Grafik 5 diatas dapat dilihat grafik menunjukkan bahwa nilai parameter minyak & lemak pada outlet seluruh IPAL sangatlah kecil yaitu < 0,1. Jadi semua IPAL

untuk parameter minyak dan lemak memenuhi baku mutu Pergub No. 69 Tahun 2010.

6) pHGrafik 6. Perbandingan Inlet dan

Outlet Parameter pH dengan Baku Mutu

Dari Grafik 6 diatas dapat dilihat grafik menunjukkan bahwa nilai parameter pH pada inlet maupun outlet seluruh IPAL masih berkisar pada baku mutu pH yang telah ditetapkan yaitu 6-9. Jadi semua IPAL untuk parameter pH memenuhi baku mutu Pergub No. 69 Tahun 2010.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

1. Identifikasi yang dilakukan di Kecamatan Manggala menghasilkan 29 titik lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang tersebar di 6 Kelurahan.

2. Hasil evaluasi pengujian air sampel inlet dan outlet yang dilakukan pada Kelurahan Antang, Batua dan Tamangapa didapatkan bahwa pada Kelurahan Antang dan Batua parameter yang tidak memenuhi baku mutu yaitu TSS sedangkan untuk Kelurahan Tamangapa ada 3 parameter yang

10

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12545... · Web view repository.unhas.ac.idHal ini dikarenakan amonia merupakan ciri khas dari limbah domestik yaitu

tidak memenuhi baku mutu yaitu TSS, BOD, dan COD.

Saran

1. Pengontrolan terhadap IPAL semestinya tidak berhenti pada saat pembangunan selesai, mesti ada tindak lanjut evaluasi yang rutin dan berkala agar IPAL dapat berfungsi dengan baik.

2. Harus ada pembersihan yang rutin pada bak kontrol masing- masing warga dan bak inlet agar sampah padat yang tersaring pada screening tidak menyumbat aliran air limbah.

3. Perencanaan sistem pengolahan IPAL komunal harus disesuaikan dengan jumlah debit air bersih yang digunakan masyarakat di lokasi pembangunan.

4. Perlu diperhitungkan untuk desain IPAL komunal dengan 4 bak proses pengolahan yaitu Anaerobic baffled reactor, Anaerobic biofilter, dan proses Aerobic yaitu RBC dengan Imhoff tank.

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Kecamatan Manggala dalam Angka 2010. Makassar : Badan Pusat Statistik Kota Makassar.

Anonim. 2011. Kecamatan Manggala dalam Angka 2011. Makassar : Badan Pusat Statistik Kota Makassar.

Anonim. 2012. Kecamatan Manggala dalam Angka 2012. Makassar : Badan Pusat Statistik Kota Makassar.

Anonim. 2013. Kecamatan Manggala dalam Angka 2013. Makassar : Badan Pusat Statistik Kota Makassar.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 tahun 2003, Baku Mutu Air Limbah Domestik

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010, Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014, Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Kelurahan Antang.

Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Kelurahan Manggala.

Rencana KerjaMasyarakat (RKM) Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Kelurahan Tamangapa.

Sudjarwo, Hermanto dan Nao Tanaka. 2014. Manual Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Limbah. PUSTEKLIM. Yogyakarta.

11