a. deskripsi teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/sagita aji prasetyo bab...

19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 138) adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Suyadi (2013: 9) memberikan pendapat lain tentang Rasa ingin tahu yaitu cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Manusia dalam setiap aktivitasnya pasti memiliki rasa ingin tahu, hanya saja setiap manusia memiliki persentase rasa ingin tahu yang berbeda. Siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu agar ilmunya dapat bertambah dalam pembelajaran. Pluck (2011:24) berpendapat bahwa Curiosity is an aspect of intrinsic motivation that has great potential to enhance student learning. Pendapat Pluck (2011:24) dapat diartikan bahwa rasa keingintahuan yang ada pada diri seseorang pada hakekatnya merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dapat meningkatkan perbaikan pada proses pembelajaran. Samani, dkk (2012:119) mengemukakan bahwa keingintahuan adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap 7 Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Upload: vothuy

Post on 28-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 138)

adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan

didengar. Suyadi (2013: 9) memberikan pendapat lain tentang Rasa

ingin tahu yaitu cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan

penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar,

dan dipelajari secara lebih mendalam.

Manusia dalam setiap aktivitasnya pasti memiliki rasa ingin

tahu, hanya saja setiap manusia memiliki persentase rasa ingin tahu

yang berbeda. Siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu agar ilmunya

dapat bertambah dalam pembelajaran. Pluck (2011:24) berpendapat

bahwa Curiosity is an aspect of intrinsic motivation that has great

potential to enhance student learning. Pendapat Pluck (2011:24) dapat

diartikan bahwa rasa keingintahuan yang ada pada diri seseorang pada

hakekatnya merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dapat

meningkatkan perbaikan pada proses pembelajaran.

Samani, dkk (2012:119) mengemukakan bahwa keingintahuan

adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap

7

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 2: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

9

rahasia alam atau peristiwa sosial yang sedang terjadi.

Listyarti

(2012:6) mengemukakan bahwa rasa ingin tahu adalah sikap dan

tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajari.

Beberapa pernyataan di atas mengenai pengertian tentang rasa

ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan

suatu rasa pada diri seseorang untuk mencari berbagai informasi dari

apa yang ingin diketahuinya, tentang hal yang belum dapat dipahami

maupun dimengerti oleh seseorang tersebut dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan baru. Pengetahuan disini dapat berupa isi

materi dalam pembelajaran maupun informasi yang dapat menunjang

pembentukan sikap maupun karakter siswa.

b. Indikator Rasa Ingin Tahu

Daryanto dan Darmiatun (2013: 147) mengemukakan indikator

rasa ingin tahu, yaitu :

1. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran;

2. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi; 3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial budaya,

ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar; 4. Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi

pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur sikap rasa ingin tahu

siswa dengan menggunakan lembar skala sikap. Rasa ingin tahu yang

dimaksud dalam penelitian ini dapat dilihat dari kegiatan siswa pada

saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung. Rasa

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 3: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

10

keingintahuan siswa dapat dilihat dari bagaimana seorang siswa

membaca bacaan yang terkait pembelajaran, mendiskusikan hal yang

sedang dipelajari, bertanya kepada guru mengenai materi

yang sedang

dipelajari maupun peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan

pembelajaran.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Arifin (2011: 12)

menjelaskan prestasi belajar merupakan :

Suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan

manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing –

masing. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai

pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-

kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagian hasil dari

aktivitas dalam belajar. Siswa dapat dikatakan memiliki prestasi apabila

dalam diri siswa tersebut telah mengalami perubahan. Siswa yang

tadinya tidak tahu menjadi mengetahui akan sesuatu hal dan yang

sebelumnya belum bisa menjadi bisa melakukan sesuatu hal dari apa

yang dipelajarinya.

Arifin (2011:12) menjelaskan prestasi belajar mempunyai

beberapa fungsi utama, antara lain :

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 4: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

11

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasi siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,

termasuk kebutuhan siswa dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari

suatu institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) siswa.

Prestasi belajar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

memiliki beberapa fungsi. Prestasi belajar dapat dijadikan pelaksana

pendidikan khususnya guru untuk dapat mengetahui seberapa jauh siswa

dalam menyerap pembelajaran yang dilaksanakan. Prestasi belajar dapat

dijadikan tolak ukur untuk melaksanakan inovasi dalam pembelajaran

yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Prestasi

belajar juga dapat dijadikan indikator keberhasilan pada tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan oleh suatu sekolah, dan prestasi

belajar juga dapat dijadikan ukuran seberapa jauh siswa dalam menerima

dan menyerap pengetahuan yang diberikan guru pada saat pelaksanaan

pembelajaran.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Mulyasa (2013: 191) menyebutkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 5: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

12

Faktor fisisologis berkaitan dengan kondisi jasmani pada

umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi

jasmani tertentu terutama indera.

b) Intelegensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar.

c) Minat

Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya.

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses

pelaksanaan pendidikan.

b) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

c) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

c. Sistem Penilaian Prestasi Belajar

Proses pembelajaran di dalam pelaksanaannya, pada tujuan

akhirnya akan melakukan suatu penilaian yang nantinya dapat menjadi

sebuah tolak ukur keberhasilan dari pembelajaran itu sendiri. Penelitian

yang akan dilaksanakan ini, dalam mengukur atau memberikan penilaian

pada prestasi belajar siswa dengan menggunakan penilaian acuan

patokan. Sudjana (2011: 8) berpendapat bahwa:

Penilaian acuan patokan (PAP) adalah penilaian yang diacukan

kepada tujuan instruksioanal yang harus dikuasai oleh siswa.

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 6: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

13

Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan

dengan rata-rata kelompoknya. Biasanya keberhasilan siswa

ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen.

Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian ini dalam penilaian

Evaluasi Individu Siswa secara klasikal menggunakan prosentase 75 %

sampai dengan 80 %.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Pengertian IPA

Peristiwa maupun gejala alam yang terjadi pada lingkungan

manusia secara tidak langsung membawa dampak baik maupun buruk

bagi kehidupan manusia. Manusia tidak dapat terlepas dari apa yang

terjadi pada lingkungan alam sekitarnya. Manusia agar dapat

memahami tentang sesuatu tersebut yang terjadi di alam sekitarnya,

maka manusia wajib untuk mempelajari alam itu sendiri.

Pengetahuan tentang alam dan kejadian apa saja yang terjadi di

dalamnya dapat tertuang dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

atau yang biasa disebut dengan IPA. Samatowa (2010: 3) menjelaskan

tentang hakikat IPA yaitu ilmu yang membahas tentang gejala-gejala

alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil

percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Penjelasan

tersebut dapat menjadi acuan bahwa betapa pentingnya pembelajaran

IPA itu untuk dipelajari khsusnya pada siswa SD yang dapat dijadikan

sebagai dasar pengetahuannya. Siswa melalui pembelajaran IPA dapat

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 7: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

14

diperkenalkan tentang berbagai gejala alam yang mungkin mereka

temui dan diketahui pada lingkungan sekitarnya.

Pendapat lainnya mengenai pengertian IPA atau sains

diutarakan oleh Toharudin, dkk (2011: 28) yang menyebutkan bahwa :

Sains (IPA) merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan

yang telah mengalami pengujian kebenarannya melalui metode

ilmiah. Ciri-ciri metode ilmiah adalah objektif, metodik,

sistematik, universal, dan tentatif. IPA merupakan ilmu yang

pokok bahasannya alam dan segala isisnya. IPA merupakan

upaya yang dilakukan manusia secara sistematis, terorganisir,

dan terstruktur sebagai proses yang kreatif yang didorong oleh

rasa ingin tahu (sense of knowledge), keteguhan hati, dan

ketekunan (konsistensi) yang dapat diulang kembali oleh orang

lain berulang kali.

Pengertian di atas dapat diartikan bahwa sains (IPA) merupakan

ilmu yang mempelajari alam beserta seisinya serta kejadian apa saja

yang menyertainya. Pembelajaran IPA disampaikan dengan cara

sistematis dan terorganisir serta membutuhkan pembuktian untuk dapat

mendapat informasi yang sebenarnya.

Berdasarkan penjelasan mengenai IPA di atas dapat disimpulkan

bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari alam beserta isinya, serta

kejadian yang ada di alam yang berdampak baik maupun buruk bagi

kehidupan manusia. Pembelajaran IPA dapat menumbuhkan rasa ingin

tahu untuk mengetahui lebih jauh tentang alam semesta ini.

b. Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di

SD. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu

diajarkan, kiranya ada suatu maksud dan tujuan yang akan

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 8: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

15

disampaiakan. Samatowa (2010: 3) menyebutkan mengenai tujuan

mengapa perlunya IPA untuk dipelajari adalah sebagai berikut :

1) IPA merupakan tulang punggung pembangunan, kaena IPA

memliki materi cakupan yang luas untuk dipelajari mengenai

berbagai gejala alam,

2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan

kesempatan berfikir kritis,

3) IPA bila diajarkan dengan percobaan-percobaan maka tidak

hanya sekedar mata ppelajaran hafalan saja,

4) IPA merupakan mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai

pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk

kepribadian anak secara keseluruhan.

c. Silabus Pembelajaran IPA kelas IV SD

Tabel 2.1

SK dan KD Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester II

Materi Dampak Pengambilan Bahan Alam Terhadap Lingkungan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

11. Memahami hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan, teknologi,

dan masyarakat.

Dampak pengambilan bahan

alam terhadap lingkungan.

Pada materi ini menjelaskan tentang bahan alam apa saja yang

dapat diambil untuk dipergunakan sebagai keperluan manusia. Serta

dampak apa saja yang akan terjadi bila manusia terus mengambilnya

tanpa dibarengi dengan pemeliharaannya.

4. Model Pembelajaran Advance Organizer a. Pengertian Model Pembelajaran

Joyce, dkk (2011: 7) menyatakan bahwa model pembelajaran

sebenarnya juga bisa disebut dengan model pengajaran yang memiliki arti

yaitu suatu usaha yang terencana dengan tujuan membantu siswa

memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai, cara berpikir, dan tujuan

mengekspresikan diri mereka sendiri. Model pembelajaran disini

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 9: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

16

memiliki pengertian bahwasannya, guru memiliki peranan penting

sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran agar mempersiapkan segala

sesuatu dengan terencana agar tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat

tercapai. Arends (2008: 25) berpendapat bahwa : model pembelajaran

adalah sebuah perencanaan, atau pola, yang bersifat menyeluruh, untuk

membantu siswa mempelajari jenis pengetahuan, sikap, atau keterampilan

tertentu. Pengertian mengenai model pembelajaran dapat dijelaskan

bahwa setidaknya model pembelajaran tidak hanya dipergunakan untuk

membantu siswa untuk dapat memahami sebuah materi pembelajaran

saja. Model pembelajaran juga dapat membantu siswa untuk memhami

sikap maupun keterampilan tertentu.

Beberapa pendapat mengenai pengertian model pembelajaran di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran merupakan

suatu perencanaan atau konsep pembelajaran yang menggambarkan

prosedur sistematik dalam proses pembelajaran yang dijadikan sebagai

pedoman bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Rusman (2014: 136) menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran sebagai

berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli

tertentu;

2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya

model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan

proses berpikir induktif;

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

mengajar di kelas;

4. Memiliki bagian-bagian model;

5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran;

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 10: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

17

6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan

pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Pendapat lain diutaran oleh Kardi dan Nur dalam Majid (2013: 14)

yang menyatakan bahwa model pembelajaran memiliki empat ciri khusus

yang membedakan dengan strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangannya;

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar

(tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pembelajaran

tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

b. Pengertian Model Advance Organizer

Model Advance Organizer pertama kali digagas oleh David

Ausubel. Ausubel merupakan salah satu tokoh psikolog pendidikan yang

membahas tentang pembelajaran, pengajaran dan kurikulum sekaligus.

Ausubel (Slavin, 1994) dalam Baharuddin dan Wahyuni (2010: 130)

menyatakan bahwa guru mempunyai tugas untuk menyusun situasi

pembelajaran, memilih materi yang sesuai bagi siswa, kemudian

mempresentasikan dengan baik pelajaran yang dimulai dari umum ke

yang spesifik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa, guru dalam hal ini

memiliki tanggung jawab penuh terhadap materi apa saja yang sesuai

dengan kebutuhan siswanya supaya tujuan pembelajaran yang telah

dicanangkan dapat tercapai. Untuk dapat membantu pencapaian tujuan

tersebut maka Ausubel menggagas sebuah model pembelajaran yaitu

model Advance Organizer.

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 11: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

18

Advance Organizer menurut Arends (2008: 351) adalah pernyataan

yang dibuat guru sebelum sebuah presentasi atau sebelum memerintahkan

siswa untuk membaca bahan-bahan tekstual, yang memberikan struktur

bagi informasi baru untuk dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya dari

siswa. Pada hal ini dijelaskan bahwa Advance Organizer dalam proses

pembelajarannya, guru mencoba mengaitkan pengetahuan ataupun

pengalaman yang telah didapat oleh siswa.

Pengertian di atas dapat diartikan bahwa Advance Organizer

merupakan dasar atau suatu kerangka dalam suatu pembelajaran yang

tidak hanya mengenalkan sebuah materi semata akan tetapi dapat

membantu siswa memahami pembahasan yang lebih luas tentang materi

tersebut. Ausubel (1963) dalam Joyce, dkk (2011: 281) menyebutkan

bahwa :

model Advance Organizer ini dirancang untuk memperkuat

struktur kognitif siswa, pengetahuan mereka tentang pelajaran

tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara

pengetahuan tersebut dengan baik. Dengan kata lain, struktur

kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan dalam bidang apa

yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan

tersebut, dan bagaimana pengetahuan itu dikelola.

Model Advace Organizer ini bertujuan untuk lebih memperkuat

kembali pengetahuan yang telah didapat siswa sebelumnya. Dan dapat

membantu siswa mengelola segala informasi yang dianggapnya penting

dan menyimpannya lebih lama dalam ingatan.

c. Tahapan Kegiatan Model Advance Organizer

Model Advance Organizer menurut Joyce, dkk (2011: 288)

memiliki tiga tahapan. Tahap pertama adalah presentasi Advance

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 12: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

19

Organizer, tahap kedua adalah presentasi tugas pembelajaran atau materi

pembelajaran, dan tahap ketiga adalah penguatan pengolahan kognitif.

Tahapan terakhir ini menguji hubungan materi pembelajaran dengan

gagasan-gagasan yang ada untuk menghasilkan proses pembelajaran

aktif. Ketiga tahapan tersebut dapat terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer

Sintaks Jenis kegiatan Komponen Tahapan Pertama

1. Presentasi Advance Organizer

a. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran

b. Menyajikan Organizer; Mengidentifikasi

karakteristik-karakteristik yang konklusif;

Memberi contoh-contoh; Menyajikan konteks; Mmengulang.

c. Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa.

Tahap Kedua 2. Presentasi Tugas atau Materi Pembelajaran

a. Menyajikan materi; b. Membuat urutan materi

pembelajaran yang logis dan jelas;

c. Menghubungkan materi dengan Organizer

Tahap Ketiga 3. Memperkuat Pengolahan Kognitif

a. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integrative;

b. Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran;

c. Mengklarifikasi gagasan-gagasan;

d. Menerapkan gagasan-gagasan secara aktif (seperti dengan menguji gagasan tersebut)

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 13: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

20

Guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui model

Advance Organizer ini memiliki peran yang sangat penting karena

pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada aktivitas guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Aunurrahman (2011: 160)

menjelaskan bahwa :

Kegiatan yang dilakukan dalam menjelaskan tujuan pembelajaran

(tahap pertama) dimaksudkan untuk menarik minat siswa dan agar

pemikiran dan aktivitas yang mereka lakukan berorientasi pada

tujuan pembelajaran. Sedangkan pada penyajian tugas dan materi

pelajaran guru dapat mengembangkannya dalam bentuk ceramah,

diskusi, percobaan, film, dan sebagainya. Hal penting yang selalu

diperhatikan guru dalam tahap kedua (penyajian materi dan tugas)

ini adalah mempertahankan perhatian siswa yang sudah tumbuh

melalui kegiatan tahap pertama agar mereka dapat memahami arak

kegiatan secara jelas.

Hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru sebagai pelaksana

kegiatan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting, menjaga

minat dan perhatian siswa agar tetap antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Guru juga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

melalui model Advance Organizer ini berperan dalam menyajikan

aktivitas yang dapat menumbuhkan kemampuan kognitif siswa.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Advance Organizer

Suprijono (2016: 138) menyebutkan bahwa model pembelajaran

Advance Organizer memiliki beberapa kelebihan maupu kekurangan.

Berikut adalah kelebihan maupun kekurangn tersbut.

1) Kelebihan Model Advance Organizer :

a. Peserta didik dapat berinteraksi dapat berinteraksi dengan

memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep

yang dikembangkan;

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 14: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

21

b. Membangkitkan perolehan materi akademis dan

keterampilan sosial peserta didik;

c. Mendorong peserta didik mengetahui jawaban pertanyaan

yang diberikan;

d. Melatih peserta didik meningkatkan keterampilannya

melalui diskusi kelompok;

e. Meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik baik

secara individu maupun kelompok.

2) Kelemahan Model Advance Organizer :

a. Tidak ada kontrol yang intensif dari guru dalam situasi

jumlah siswa yang terlalu banyak, maka pembelajaran

menjadi kurang efektif.

Model Advance Organizer baik untuk digunakan pada

pembelajaran di kelas dikarenakan model tersebut memiliki beberapa

kelebihan yang dapat bermanfaat bagi siswa. Siswa pada pembelajaran

melalui model Advance Organizer ini dapat melatih kemampuan

berinteraksi sebagai upaya dalam memecahkan permasalahan khususnya

pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa melalui model Advance

Organizer ini juga dapat melatih ketrerampilan sosialnya serta dapat

meningkatkan keterampilan siswa baik secara individu maupun

berkelompok untuk menyelesaikan permasalahan secara berdiskusi.

Model Advance Organizer selain memiliki beberapa kelebihan,

juga memiliki kelemahan yang pada pelaksanaannya mungkin saja terjadi

kelemahan dari model tersebut adalah apabila dilaksanakan pada jumlah

siswa yang terlalu banyak. Pelaksanaan pembelajaran melalui model

Advance Organizer akan kurang efektif karena kurangnya kontrol dari

guru untuk membimbing siswa yang begitu banyaknya.

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 15: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

22

B. Hasil Penelitian yang relevan

Penelitian terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan. Peninjauan pada penelitian lain dapat dijadikan sebagai bahan

acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain penting

dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan

penelitian yang akan dilaksanakan. Berikut beberapa penelitian yang telah

dilaksanakan dan dapat dijadikan acuan dari penelitian yang akan

dilaksanakan ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Ayu Purnama Dewi, I Wayan

Rinda Suardika, dan I Wayan Darsana pada tahun 2014 dengan judul

penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis

Operant Conditioning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Gugus Letkol Wisnu”, menjelaskan bahwa penerapan model

pembelajaran Advance Organizer berbasis operant conditioning memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD

Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara Tahun Pelajaran

2013/2014.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bency Beulahbel and Raja Dharma

William pada tahun 2010 yang berjudul “Performance In Physical Science

Education By Dint Of Advance Organiser Model Of Teaching”,

menjelaskan bahwa :“An Advance Organizer, a cognitive strategy, allows

the learner to recall and transfer prior knowledge to the new information

being presented. Learning is facilitated, if the learner can find meaning in

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 16: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

23

the new information. If a connection can be made between the new

information and previous knowledge, the learning experience will become

more meaningful to the learner and hence the new information will be

learned. So all the universities must add models of teaching in the teacher

education curriculum and it must be made mandatory for practicing

teaching also”.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa Advance Organizer merupakan

strategi kognitif yang memungkinkan bagi para siswa untuk mengingat

kembali dan mentransfer pengetahuan atau pengalaman yang telah

diterima sebelumnya untuk dihubungkan dengan informasi baru yang

diterimanya. Pembelajaran akan terasa mudah jika siswa dapat

menemukan informasi yang bermakna. Apabila terjadi hubungan antara

kedua pengetahuan tersebut, pengalaman pembelajaran akan lebih

bermakna.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hudson Shihusa dan Fred N.

Keraro, Egerton University, Egerton, Kenya dengan judul penelitian

“Using Advance Organizer to Enhance Student’s Motivation in Learning

Biology”, di dalam penelitiannya menjelaskan bahwa :

Anova and Ancova results indicated a significant difference was identified

between group means of students who were taught using Advance

Organizer and those taught using conventional teaching methods. Even

thought there was a significant gender difference in motivation in favour

of male students there was an improvement in both mean scores after the

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 17: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

24

treatment. This Advance Organizer enhance students motivation to lern

biology compared to conventional teaching methods

Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa, diperoleh hasil yang

signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran biologi

dengan menggunakan model Advance Organizer dibandingkan dengan

menggunakan pembelajaran yang konvesional.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini bahwa dengan menggunakan

model Advance Organizer ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Beberapa penelitian di atas juga terdapat persamaan model pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu model Advance Organizer

untuk meningkatkan prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa kelas IV B SD

N 3 Pageraji tahun ajaran 2016/2017.

C. Kerangka Berpikir

Berkaitan dengan pembelajaran, khususnya pada penelitian ini adalah

pembelajaran dalam mata pelajaran IPA, diperlukan suatu adanya rancangan,

prosedur ataupun cara agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Supaya tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai di dalam pengajaran

dibutuhkan sebuah pendekatan, metode, model, ataupun strategi yang tepat

agar materi dalam suatu bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik.

Kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama ada salah

satu komponen dalam pembelajaran yang terabaikan. Salah satu dari

komponen tersebut adalah model pembelajaran. Model pembelajaran

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 18: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

25

merupakan salah satu komponen untuk dapat mencapai tujuan dari

pembelajaran itu sendiri. Model pembelajaran akan memudahkan bagi guru

maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pemilihan

model pembelajaran yang tepat dapat menjadikan tantangan bagi para

pengajar.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan minat

belajar dan rasa ingin tahu siswa khususnya terhadap mata pelajaran IPA.

Salah satunya dengan menggunakan model Advance Organizer yaitu dengan

membuat rancangan konep secara umum dan urut dalam aktifitas

pembelajaran. Fungsi dan tujuan model pembelajaran Advance Organizer ini

adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat

informasi baru serta dengan mengkombinasikan dengan komponen yang

lainnya diharapkan juga mampu merangsang rasa ingin tahu dari siswa.

Uraian mengenai model Advance Organizer dengan memperhatikan

fungsi dan tujuan penerapan model Advance Organizer yakni mempersiapkan

siswa menerima materi baru, maka siswa akan lebih mudah memahami materi

yang akan disampaikan guru. Fakta adanya kemudahan itu diduga dapat

meningkatkan prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap mata

pelajaran IPA khususnya materi Dampak Pengambilan Bahan Alam Terhadap

Lingkungan.

Kondisi Awal

Guru belum

menerapkan

model Advance

Organize

Rendahnya rasa

ingin tahu siswa

Rendahnya

prestasi belajar

siswa

Proses Tindakan

Kegiatan

pembelajara

n dengan

menerapkan

model

Advance

Organize

Kegiatan Refleksi

Dilakukan

pada siklus I

dan siklus II

Kondisi Akhir

Rasa ingin tahu

siswa meningkat

Prestasi belajar

siswa meningkat Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017

Page 19: A. Deskripsi Teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/SAGITA AJI PRASETYO BAB II.pdf · ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa

26

Gambar. 2.1 Bagan kerangka berpikir penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan berupa :

1. Pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat

meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA materi

dampak pengambilan bahan alam terhadap lingkungan di SD N 3

Pageraji.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

dampak pengambilan bahan alam terhadap lingkungan.

Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017