a. deskripsi teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3871/3/sagita aji prasetyo bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu
a. Pengertian Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 138)
adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan
didengar. Suyadi (2013: 9) memberikan pendapat lain tentang Rasa
ingin tahu yaitu cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan
penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar,
dan dipelajari secara lebih mendalam.
Manusia dalam setiap aktivitasnya pasti memiliki rasa ingin
tahu, hanya saja setiap manusia memiliki persentase rasa ingin tahu
yang berbeda. Siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu agar ilmunya
dapat bertambah dalam pembelajaran. Pluck (2011:24) berpendapat
bahwa Curiosity is an aspect of intrinsic motivation that has great
potential to enhance student learning. Pendapat Pluck (2011:24) dapat
diartikan bahwa rasa keingintahuan yang ada pada diri seseorang pada
hakekatnya merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dapat
meningkatkan perbaikan pada proses pembelajaran.
Samani, dkk (2012:119) mengemukakan bahwa keingintahuan
adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap
7
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
9
rahasia alam atau peristiwa sosial yang sedang terjadi.
Listyarti
(2012:6) mengemukakan bahwa rasa ingin tahu adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajari.
Beberapa pernyataan di atas mengenai pengertian tentang rasa
ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan
suatu rasa pada diri seseorang untuk mencari berbagai informasi dari
apa yang ingin diketahuinya, tentang hal yang belum dapat dipahami
maupun dimengerti oleh seseorang tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan baru. Pengetahuan disini dapat berupa isi
materi dalam pembelajaran maupun informasi yang dapat menunjang
pembentukan sikap maupun karakter siswa.
b. Indikator Rasa Ingin Tahu
Daryanto dan Darmiatun (2013: 147) mengemukakan indikator
rasa ingin tahu, yaitu :
1. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran;
2. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi; 3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial budaya,
ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar; 4. Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi
pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur sikap rasa ingin tahu
siswa dengan menggunakan lembar skala sikap. Rasa ingin tahu yang
dimaksud dalam penelitian ini dapat dilihat dari kegiatan siswa pada
saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung. Rasa
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
10
keingintahuan siswa dapat dilihat dari bagaimana seorang siswa
membaca bacaan yang terkait pembelajaran, mendiskusikan hal yang
sedang dipelajari, bertanya kepada guru mengenai materi
yang sedang
dipelajari maupun peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan
pembelajaran.
2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, dalam bahasa
Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Arifin (2011: 12)
menjelaskan prestasi belajar merupakan :
Suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing –
masing. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai
pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-
kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagian hasil dari
aktivitas dalam belajar. Siswa dapat dikatakan memiliki prestasi apabila
dalam diri siswa tersebut telah mengalami perubahan. Siswa yang
tadinya tidak tahu menjadi mengetahui akan sesuatu hal dan yang
sebelumnya belum bisa menjadi bisa melakukan sesuatu hal dari apa
yang dipelajarinya.
Arifin (2011:12) menjelaskan prestasi belajar mempunyai
beberapa fungsi utama, antara lain :
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
11
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasi siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,
termasuk kebutuhan siswa dalam suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) siswa.
Prestasi belajar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
memiliki beberapa fungsi. Prestasi belajar dapat dijadikan pelaksana
pendidikan khususnya guru untuk dapat mengetahui seberapa jauh siswa
dalam menyerap pembelajaran yang dilaksanakan. Prestasi belajar dapat
dijadikan tolak ukur untuk melaksanakan inovasi dalam pembelajaran
yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Prestasi
belajar juga dapat dijadikan indikator keberhasilan pada tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan oleh suatu sekolah, dan prestasi
belajar juga dapat dijadikan ukuran seberapa jauh siswa dalam menerima
dan menyerap pengetahuan yang diberikan guru pada saat pelaksanaan
pembelajaran.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Mulyasa (2013: 191) menyebutkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
12
Faktor fisisologis berkaitan dengan kondisi jasmani pada
umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi
jasmani tertentu terutama indera.
b) Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar.
c) Minat
Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses
pelaksanaan pendidikan.
b) Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
c) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
c. Sistem Penilaian Prestasi Belajar
Proses pembelajaran di dalam pelaksanaannya, pada tujuan
akhirnya akan melakukan suatu penilaian yang nantinya dapat menjadi
sebuah tolak ukur keberhasilan dari pembelajaran itu sendiri. Penelitian
yang akan dilaksanakan ini, dalam mengukur atau memberikan penilaian
pada prestasi belajar siswa dengan menggunakan penilaian acuan
patokan. Sudjana (2011: 8) berpendapat bahwa:
Penilaian acuan patokan (PAP) adalah penilaian yang diacukan
kepada tujuan instruksioanal yang harus dikuasai oleh siswa.
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
13
Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan
dengan rata-rata kelompoknya. Biasanya keberhasilan siswa
ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen.
Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian ini dalam penilaian
Evaluasi Individu Siswa secara klasikal menggunakan prosentase 75 %
sampai dengan 80 %.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Pengertian IPA
Peristiwa maupun gejala alam yang terjadi pada lingkungan
manusia secara tidak langsung membawa dampak baik maupun buruk
bagi kehidupan manusia. Manusia tidak dapat terlepas dari apa yang
terjadi pada lingkungan alam sekitarnya. Manusia agar dapat
memahami tentang sesuatu tersebut yang terjadi di alam sekitarnya,
maka manusia wajib untuk mempelajari alam itu sendiri.
Pengetahuan tentang alam dan kejadian apa saja yang terjadi di
dalamnya dapat tertuang dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
atau yang biasa disebut dengan IPA. Samatowa (2010: 3) menjelaskan
tentang hakikat IPA yaitu ilmu yang membahas tentang gejala-gejala
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Penjelasan
tersebut dapat menjadi acuan bahwa betapa pentingnya pembelajaran
IPA itu untuk dipelajari khsusnya pada siswa SD yang dapat dijadikan
sebagai dasar pengetahuannya. Siswa melalui pembelajaran IPA dapat
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
14
diperkenalkan tentang berbagai gejala alam yang mungkin mereka
temui dan diketahui pada lingkungan sekitarnya.
Pendapat lainnya mengenai pengertian IPA atau sains
diutarakan oleh Toharudin, dkk (2011: 28) yang menyebutkan bahwa :
Sains (IPA) merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan
yang telah mengalami pengujian kebenarannya melalui metode
ilmiah. Ciri-ciri metode ilmiah adalah objektif, metodik,
sistematik, universal, dan tentatif. IPA merupakan ilmu yang
pokok bahasannya alam dan segala isisnya. IPA merupakan
upaya yang dilakukan manusia secara sistematis, terorganisir,
dan terstruktur sebagai proses yang kreatif yang didorong oleh
rasa ingin tahu (sense of knowledge), keteguhan hati, dan
ketekunan (konsistensi) yang dapat diulang kembali oleh orang
lain berulang kali.
Pengertian di atas dapat diartikan bahwa sains (IPA) merupakan
ilmu yang mempelajari alam beserta seisinya serta kejadian apa saja
yang menyertainya. Pembelajaran IPA disampaikan dengan cara
sistematis dan terorganisir serta membutuhkan pembuktian untuk dapat
mendapat informasi yang sebenarnya.
Berdasarkan penjelasan mengenai IPA di atas dapat disimpulkan
bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari alam beserta isinya, serta
kejadian yang ada di alam yang berdampak baik maupun buruk bagi
kehidupan manusia. Pembelajaran IPA dapat menumbuhkan rasa ingin
tahu untuk mengetahui lebih jauh tentang alam semesta ini.
b. Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di
SD. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu
diajarkan, kiranya ada suatu maksud dan tujuan yang akan
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
15
disampaiakan. Samatowa (2010: 3) menyebutkan mengenai tujuan
mengapa perlunya IPA untuk dipelajari adalah sebagai berikut :
1) IPA merupakan tulang punggung pembangunan, kaena IPA
memliki materi cakupan yang luas untuk dipelajari mengenai
berbagai gejala alam,
2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan
kesempatan berfikir kritis,
3) IPA bila diajarkan dengan percobaan-percobaan maka tidak
hanya sekedar mata ppelajaran hafalan saja,
4) IPA merupakan mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai
pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.
c. Silabus Pembelajaran IPA kelas IV SD
Tabel 2.1
SK dan KD Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester II
Materi Dampak Pengambilan Bahan Alam Terhadap Lingkungan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
11. Memahami hubungan
antara sumber daya alam
dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat.
Dampak pengambilan bahan
alam terhadap lingkungan.
Pada materi ini menjelaskan tentang bahan alam apa saja yang
dapat diambil untuk dipergunakan sebagai keperluan manusia. Serta
dampak apa saja yang akan terjadi bila manusia terus mengambilnya
tanpa dibarengi dengan pemeliharaannya.
4. Model Pembelajaran Advance Organizer a. Pengertian Model Pembelajaran
Joyce, dkk (2011: 7) menyatakan bahwa model pembelajaran
sebenarnya juga bisa disebut dengan model pengajaran yang memiliki arti
yaitu suatu usaha yang terencana dengan tujuan membantu siswa
memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai, cara berpikir, dan tujuan
mengekspresikan diri mereka sendiri. Model pembelajaran disini
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
16
memiliki pengertian bahwasannya, guru memiliki peranan penting
sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran agar mempersiapkan segala
sesuatu dengan terencana agar tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat
tercapai. Arends (2008: 25) berpendapat bahwa : model pembelajaran
adalah sebuah perencanaan, atau pola, yang bersifat menyeluruh, untuk
membantu siswa mempelajari jenis pengetahuan, sikap, atau keterampilan
tertentu. Pengertian mengenai model pembelajaran dapat dijelaskan
bahwa setidaknya model pembelajaran tidak hanya dipergunakan untuk
membantu siswa untuk dapat memahami sebuah materi pembelajaran
saja. Model pembelajaran juga dapat membantu siswa untuk memhami
sikap maupun keterampilan tertentu.
Beberapa pendapat mengenai pengertian model pembelajaran di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran merupakan
suatu perencanaan atau konsep pembelajaran yang menggambarkan
prosedur sistematik dalam proses pembelajaran yang dijadikan sebagai
pedoman bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Rusman (2014: 136) menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran sebagai
berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu;
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya
model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan
proses berpikir induktif;
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar
mengajar di kelas;
4. Memiliki bagian-bagian model;
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran;
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
17
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Pendapat lain diutaran oleh Kardi dan Nur dalam Majid (2013: 14)
yang menyatakan bahwa model pembelajaran memiliki empat ciri khusus
yang membedakan dengan strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pembelajaran
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
b. Pengertian Model Advance Organizer
Model Advance Organizer pertama kali digagas oleh David
Ausubel. Ausubel merupakan salah satu tokoh psikolog pendidikan yang
membahas tentang pembelajaran, pengajaran dan kurikulum sekaligus.
Ausubel (Slavin, 1994) dalam Baharuddin dan Wahyuni (2010: 130)
menyatakan bahwa guru mempunyai tugas untuk menyusun situasi
pembelajaran, memilih materi yang sesuai bagi siswa, kemudian
mempresentasikan dengan baik pelajaran yang dimulai dari umum ke
yang spesifik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa, guru dalam hal ini
memiliki tanggung jawab penuh terhadap materi apa saja yang sesuai
dengan kebutuhan siswanya supaya tujuan pembelajaran yang telah
dicanangkan dapat tercapai. Untuk dapat membantu pencapaian tujuan
tersebut maka Ausubel menggagas sebuah model pembelajaran yaitu
model Advance Organizer.
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
18
Advance Organizer menurut Arends (2008: 351) adalah pernyataan
yang dibuat guru sebelum sebuah presentasi atau sebelum memerintahkan
siswa untuk membaca bahan-bahan tekstual, yang memberikan struktur
bagi informasi baru untuk dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya dari
siswa. Pada hal ini dijelaskan bahwa Advance Organizer dalam proses
pembelajarannya, guru mencoba mengaitkan pengetahuan ataupun
pengalaman yang telah didapat oleh siswa.
Pengertian di atas dapat diartikan bahwa Advance Organizer
merupakan dasar atau suatu kerangka dalam suatu pembelajaran yang
tidak hanya mengenalkan sebuah materi semata akan tetapi dapat
membantu siswa memahami pembahasan yang lebih luas tentang materi
tersebut. Ausubel (1963) dalam Joyce, dkk (2011: 281) menyebutkan
bahwa :
model Advance Organizer ini dirancang untuk memperkuat
struktur kognitif siswa, pengetahuan mereka tentang pelajaran
tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara
pengetahuan tersebut dengan baik. Dengan kata lain, struktur
kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan dalam bidang apa
yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan
tersebut, dan bagaimana pengetahuan itu dikelola.
Model Advace Organizer ini bertujuan untuk lebih memperkuat
kembali pengetahuan yang telah didapat siswa sebelumnya. Dan dapat
membantu siswa mengelola segala informasi yang dianggapnya penting
dan menyimpannya lebih lama dalam ingatan.
c. Tahapan Kegiatan Model Advance Organizer
Model Advance Organizer menurut Joyce, dkk (2011: 288)
memiliki tiga tahapan. Tahap pertama adalah presentasi Advance
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
19
Organizer, tahap kedua adalah presentasi tugas pembelajaran atau materi
pembelajaran, dan tahap ketiga adalah penguatan pengolahan kognitif.
Tahapan terakhir ini menguji hubungan materi pembelajaran dengan
gagasan-gagasan yang ada untuk menghasilkan proses pembelajaran
aktif. Ketiga tahapan tersebut dapat terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Sintaks Jenis kegiatan Komponen Tahapan Pertama
1. Presentasi Advance Organizer
a. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran
b. Menyajikan Organizer; Mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik yang konklusif;
Memberi contoh-contoh; Menyajikan konteks; Mmengulang.
c. Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa.
Tahap Kedua 2. Presentasi Tugas atau Materi Pembelajaran
a. Menyajikan materi; b. Membuat urutan materi
pembelajaran yang logis dan jelas;
c. Menghubungkan materi dengan Organizer
Tahap Ketiga 3. Memperkuat Pengolahan Kognitif
a. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integrative;
b. Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran;
c. Mengklarifikasi gagasan-gagasan;
d. Menerapkan gagasan-gagasan secara aktif (seperti dengan menguji gagasan tersebut)
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
20
Guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui model
Advance Organizer ini memiliki peran yang sangat penting karena
pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada aktivitas guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Aunurrahman (2011: 160)
menjelaskan bahwa :
Kegiatan yang dilakukan dalam menjelaskan tujuan pembelajaran
(tahap pertama) dimaksudkan untuk menarik minat siswa dan agar
pemikiran dan aktivitas yang mereka lakukan berorientasi pada
tujuan pembelajaran. Sedangkan pada penyajian tugas dan materi
pelajaran guru dapat mengembangkannya dalam bentuk ceramah,
diskusi, percobaan, film, dan sebagainya. Hal penting yang selalu
diperhatikan guru dalam tahap kedua (penyajian materi dan tugas)
ini adalah mempertahankan perhatian siswa yang sudah tumbuh
melalui kegiatan tahap pertama agar mereka dapat memahami arak
kegiatan secara jelas.
Hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting, menjaga
minat dan perhatian siswa agar tetap antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Guru juga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
melalui model Advance Organizer ini berperan dalam menyajikan
aktivitas yang dapat menumbuhkan kemampuan kognitif siswa.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Advance Organizer
Suprijono (2016: 138) menyebutkan bahwa model pembelajaran
Advance Organizer memiliki beberapa kelebihan maupu kekurangan.
Berikut adalah kelebihan maupun kekurangn tersbut.
1) Kelebihan Model Advance Organizer :
a. Peserta didik dapat berinteraksi dapat berinteraksi dengan
memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep
yang dikembangkan;
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
21
b. Membangkitkan perolehan materi akademis dan
keterampilan sosial peserta didik;
c. Mendorong peserta didik mengetahui jawaban pertanyaan
yang diberikan;
d. Melatih peserta didik meningkatkan keterampilannya
melalui diskusi kelompok;
e. Meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik baik
secara individu maupun kelompok.
2) Kelemahan Model Advance Organizer :
a. Tidak ada kontrol yang intensif dari guru dalam situasi
jumlah siswa yang terlalu banyak, maka pembelajaran
menjadi kurang efektif.
Model Advance Organizer baik untuk digunakan pada
pembelajaran di kelas dikarenakan model tersebut memiliki beberapa
kelebihan yang dapat bermanfaat bagi siswa. Siswa pada pembelajaran
melalui model Advance Organizer ini dapat melatih kemampuan
berinteraksi sebagai upaya dalam memecahkan permasalahan khususnya
pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa melalui model Advance
Organizer ini juga dapat melatih ketrerampilan sosialnya serta dapat
meningkatkan keterampilan siswa baik secara individu maupun
berkelompok untuk menyelesaikan permasalahan secara berdiskusi.
Model Advance Organizer selain memiliki beberapa kelebihan,
juga memiliki kelemahan yang pada pelaksanaannya mungkin saja terjadi
kelemahan dari model tersebut adalah apabila dilaksanakan pada jumlah
siswa yang terlalu banyak. Pelaksanaan pembelajaran melalui model
Advance Organizer akan kurang efektif karena kurangnya kontrol dari
guru untuk membimbing siswa yang begitu banyaknya.
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
22
B. Hasil Penelitian yang relevan
Penelitian terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan. Peninjauan pada penelitian lain dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain penting
dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang akan dilaksanakan. Berikut beberapa penelitian yang telah
dilaksanakan dan dapat dijadikan acuan dari penelitian yang akan
dilaksanakan ini.
1. Penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Ayu Purnama Dewi, I Wayan
Rinda Suardika, dan I Wayan Darsana pada tahun 2014 dengan judul
penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis
Operant Conditioning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD
Gugus Letkol Wisnu”, menjelaskan bahwa penerapan model
pembelajaran Advance Organizer berbasis operant conditioning memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara Tahun Pelajaran
2013/2014.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bency Beulahbel and Raja Dharma
William pada tahun 2010 yang berjudul “Performance In Physical Science
Education By Dint Of Advance Organiser Model Of Teaching”,
menjelaskan bahwa :“An Advance Organizer, a cognitive strategy, allows
the learner to recall and transfer prior knowledge to the new information
being presented. Learning is facilitated, if the learner can find meaning in
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
23
the new information. If a connection can be made between the new
information and previous knowledge, the learning experience will become
more meaningful to the learner and hence the new information will be
learned. So all the universities must add models of teaching in the teacher
education curriculum and it must be made mandatory for practicing
teaching also”.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa Advance Organizer merupakan
strategi kognitif yang memungkinkan bagi para siswa untuk mengingat
kembali dan mentransfer pengetahuan atau pengalaman yang telah
diterima sebelumnya untuk dihubungkan dengan informasi baru yang
diterimanya. Pembelajaran akan terasa mudah jika siswa dapat
menemukan informasi yang bermakna. Apabila terjadi hubungan antara
kedua pengetahuan tersebut, pengalaman pembelajaran akan lebih
bermakna.
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hudson Shihusa dan Fred N.
Keraro, Egerton University, Egerton, Kenya dengan judul penelitian
“Using Advance Organizer to Enhance Student’s Motivation in Learning
Biology”, di dalam penelitiannya menjelaskan bahwa :
Anova and Ancova results indicated a significant difference was identified
between group means of students who were taught using Advance
Organizer and those taught using conventional teaching methods. Even
thought there was a significant gender difference in motivation in favour
of male students there was an improvement in both mean scores after the
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
24
treatment. This Advance Organizer enhance students motivation to lern
biology compared to conventional teaching methods
Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa, diperoleh hasil yang
signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran biologi
dengan menggunakan model Advance Organizer dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran yang konvesional.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini bahwa dengan menggunakan
model Advance Organizer ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Beberapa penelitian di atas juga terdapat persamaan model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu model Advance Organizer
untuk meningkatkan prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa kelas IV B SD
N 3 Pageraji tahun ajaran 2016/2017.
C. Kerangka Berpikir
Berkaitan dengan pembelajaran, khususnya pada penelitian ini adalah
pembelajaran dalam mata pelajaran IPA, diperlukan suatu adanya rancangan,
prosedur ataupun cara agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Supaya tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai di dalam pengajaran
dibutuhkan sebuah pendekatan, metode, model, ataupun strategi yang tepat
agar materi dalam suatu bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik.
Kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama ada salah
satu komponen dalam pembelajaran yang terabaikan. Salah satu dari
komponen tersebut adalah model pembelajaran. Model pembelajaran
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
25
merupakan salah satu komponen untuk dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Model pembelajaran akan memudahkan bagi guru
maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pemilihan
model pembelajaran yang tepat dapat menjadikan tantangan bagi para
pengajar.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan minat
belajar dan rasa ingin tahu siswa khususnya terhadap mata pelajaran IPA.
Salah satunya dengan menggunakan model Advance Organizer yaitu dengan
membuat rancangan konep secara umum dan urut dalam aktifitas
pembelajaran. Fungsi dan tujuan model pembelajaran Advance Organizer ini
adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat
informasi baru serta dengan mengkombinasikan dengan komponen yang
lainnya diharapkan juga mampu merangsang rasa ingin tahu dari siswa.
Uraian mengenai model Advance Organizer dengan memperhatikan
fungsi dan tujuan penerapan model Advance Organizer yakni mempersiapkan
siswa menerima materi baru, maka siswa akan lebih mudah memahami materi
yang akan disampaikan guru. Fakta adanya kemudahan itu diduga dapat
meningkatkan prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap mata
pelajaran IPA khususnya materi Dampak Pengambilan Bahan Alam Terhadap
Lingkungan.
Kondisi Awal
Guru belum
menerapkan
model Advance
Organize
Rendahnya rasa
ingin tahu siswa
Rendahnya
prestasi belajar
siswa
Proses Tindakan
Kegiatan
pembelajara
n dengan
menerapkan
model
Advance
Organize
Kegiatan Refleksi
Dilakukan
pada siklus I
dan siklus II
Kondisi Akhir
Rasa ingin tahu
siswa meningkat
Prestasi belajar
siswa meningkat Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017
26
Gambar. 2.1 Bagan kerangka berpikir penelitian
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat
dirumuskan hipotesis tindakan berupa :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA materi
dampak pengambilan bahan alam terhadap lingkungan di SD N 3
Pageraji.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
dampak pengambilan bahan alam terhadap lingkungan.
Upaya Meningkatan Rasa..., Sagita Aji Prasetyo, FKIP UMP, 2017