a. lansiarepository.ump.ac.id/154/3/bab ii_eza kemal f..pdftugas perkembangan lansia adalah: 1....
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian
Lansia menurut Masdani (1990 dalam Nugroho, 2000) mengemukakan bahwa
lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi
4 bagian pertama fase iufentus usia antara 25-40 tahun, kedua fase verilitas usia
antara 40-50 tahun, ketiga fase prasenium usia antara 55-65 tahun, ke empat fase
senium usia antara 65-tutup usia.
Lanjut usia menurut Surini dan Utomo (2003) bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua
individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stress lingkungan.
Lansia menurut Reimer (1999 dalam Stanley dan Beare, 2007) berdasarkan
karateristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika
menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi.
Dalam peran masyarakat tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa,
seperti pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk
wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang
dianggap tua ketika cucu pertamanya lahir. Dalam masyarakat kepulauan Pasifik,
seseorang dianggap tua ketika ia berfungsi sebagai kepala dari garis keluarganya.
11 Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
Usia tua menurut Hurlock (2006) adalah periode penutup dalam rentang
hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang
penuh manfaat.
Usia lanjut menurut Widiyatun (2003) adalah masa merasa sudah sangat tua,
ada rasa takut menghadapinya dan ditandai dengan kemunduran fungsi organ.
2. Batasan Lanjut Usia
Lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis (WHO dalam maryam,
2008) digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age)
antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74
tahun, lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas
90 tahun.
Lanjut usia menurut Setyonegoro (2002 dalam Azizah, 2011) dikelompokkan
menjadi usia dewasa muda (elderly adulhood) yaitu 18 atau 25-29 tahun, usia
dewasa penuh (middle years) atau maturitas yaitu 30-60 tahun atau 65 tahun,
lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 75 tahun yang dibagi lagi
dengan 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).
Dewasa akhir (late adulthood) atau lanjut usia biasanya merujuk pada tahap
siklus kehidupan yang dimulai pada usia 65 tahun. Ahli gerontologi membagi
lanjut usia menjadi dua kelompok: young-old, berusia 65-74 tahun; dan old-old,
berusia 75 tahun ke atas. Kadang-kadang digunakan istilah oldest old untuk
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
merujuk pada orang-orang yang berusia 85 tahun ke atas (Sadock dan Sadock,
2007).
Lanjut usia menurut organisaasi kesehatan dunia di bagi menjadi 4 bagian,
yaitu: Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia antara 45 sampai 59
tahun, lanjut usia ( elderly) yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua
(old) yaitu usia antara 75 sampai 90 tahun dan lanjut usia yang sangat tua (very
old) yaitu usia di atas 90 tahun (hanum, 2008).
Lanjut usia menurut Masdani (2005 dalam Azizah, 2011) merupakan
kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat di bagi menjadi empat bagian,
yaitu: Fase iuventus yaitu usia antara 25 sampai 40 tahun, fase vertilitas yaitu usia
antara 40 sampai 50 tahun, fase praesenium yaitu usia antara 55 sampai 65 tahun
dan fase senium yaitu usia 65 tahun sampai tutup usia.
Lansia menurut Departemen kesehatan RI terbagi menjadi sebagai berikut:
- Kelompok menjelang usia lanjut (45-54th) sebagai masa vibrilitas
- Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
- Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai senium (mayam, 2008).
3. Ciri-ciri Lanjut Usia
Ciri-ciri lansia menurut Sabri (2003) adalah sebagai berikut :
a. Ada perubahan individu yang menonjol sebagai akibat dari usia lanjut,
yaitu ketuaan yang bersifat fisik mendahului ketuaan psikologis yang
merupakan kejadian yang bersifat umum.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
b. Ada beberapa masalah dari penyesuaian diri dan sosial yang khas bagi
usia lanjut, misalnya meningkatnya ketergantungan fisik dan ekonomi
pada orang lain, membentuk kontak sosial baru, mengembangkan
keinginan dan minat baru serta kegiatan untuk memanfaatkan waktu luang
yang jumlahnya meningkat.
c. Perubahan yang umum terjadi pada masa ini adalah perubahan yang
menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan fisik, perubahan
dalam fungsi psikologis, perubahan pada sistem saraf, perubahan
penampilan dan kemampuan seksual, serta kecenderungan sikap yang
canggung dan kikuk.
d. Keterkaitan terhadap agama bertambah dan sering dipusatkan pada
masalah tentang kematian pada usia tersebut yang bersifat pribadi tidak
abstrak seperti masa-masa sebelumnya.
e. Di antara sekian banyak bahaya fisik yang bersifat umum yang merupakan
ciri usia lanjut, ialah penyakitan, hambatan yang bersifat jasmaniah,
kurang gizi, gigi banyak yang tanggal dan hilangnya kemampuan seksual.
f. Bahaya yang bersifat psikologis meliputi kepercayaan terhadap pendapat
klise tentang lanjut usia, perasaan rendah diri, perasaan tidak berguna,
perubahan tidak enak akibat perubahan fisik, perubahan pola hidup,
perasaan bersalah karena menganggur.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
Ciri-ciri usia lanjut (Hurlock, 2006) adalah :
a. Periode kemunduran
Kemunduran pada usia lanjut sebagian datang dari faktor fisik yang
merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus
tapi karena proses menua. Selain itu kemunduran usia lanjut juga datang dari
faktor psikologis yaitu sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain,
pekerjaan, dan kehidupan yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
b. Perbedaan individual pada efek menua
Setiap orang yang menjadi tua pasti berbeda karena mereka mempunyai
sifat bawaan yang berbeda pula, sosioekonomi, latar pendidikan yang
berbeda, dan pola hidup yang berbeda. Perbedaan kelihatan di antara orang-
orang yang mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria
dibandingkan dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda
pada masing-masing jenis kelamin.
c. Dinilai dengan kriteria yang berbeda
Pada waktu anak-anak mencapai remaja, mereka menilai lanjut usia dalam
cara yang sama dengan penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal penampilan
diri, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya. Dengan mengetahui bahwa
hal tersebut merupakan dua kriteria yang amat umum untuk menilai usia
mereka banyak orang berusia lanjut melakukan segala apa yang dapat mereka
sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik
dengan memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
mempunyai tenaga muda. Inilah cara mereka untuk menutupi dan membuat
ilusi bahwa mereka belum lanjut usia.
d. Stereotipe pada orang lanjut usia
Pendapat klise yang telah dikenal masyarakat tentang lanjut usia adalah
pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun,
jalannya membungkuk, dan sulit hidup bersama dengan siapa pun, karena
hari-harinya yang penuh manfaat telah lewat, sehingga perlu dijauhkan dari
orang-orang yang lebih muda.
e. Sikap sosial terhadap lanjut usia
Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar
terhadap usia lanjut maupun terhadap orang berusia lanjut dan kebanyakan
pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, maka sikap sosial tampaknya
cenderung tidak menyenangkan.
f. Menua membutuhkan perubahan peran
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut usia,
pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia bukan dengan
keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi
lanjut usia menumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu
perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial seseorang.
g. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut usia, yang
nampak dalam cara orang memperlakukan mereka, maka tidak heran lagi
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
kalau banyak orang usia mengembangkan konsep diri yang tidak
menyenangkan. Hal ini cenderung diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
buruk dengan tingkat kekerasan yang berbeda pula. Mereka yang masa
lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat
ketimbang mereka yang pada masa lalunya mudah dalam menyesuaikan diri.
h. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lanjut usia
Dewasa ini berbagai cara dilakukan untuk menjadi muda kembali seperti
obat-obatan telah mengambil alih tugas-tugas tersebut yang mencoba
menahan ketuaan, tukang sihir, ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Kemudian muncul orang-orang yang mempunyai kekuatan magis
yang dipercayai untuk mengubah lanjut usia menjadi lebih muda lagi dan bisa
membuat orang tetap awet muda,
4. Tugas perkembangan lansia
Tugas perkembangan lansia lebih banyak berkaitan dengan kehidupan
pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain (Hurlock, 2006). Adapun
tugas perkembangan lansia adalah:
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
(penghasilan) keluarga
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4. Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
6. Menyesuaikan dengan peran sosial secara luwes
5. Perubahan-Perubahan Pada Lansia
Perubahan yang dialami lansia (Hutapea, 2005) meliputi:
a. Perubahan Fisik
1. Perubahan pada system kekebalan atau immunologi, dimana tubuh
menjadi rentan terhadap penyakit dan alergi
2. Konsumsi energik turun secara nyata diikuti dengan menurunnya
jumlah energi yang dikeluarkan tubuh
3. Air didalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya sel-sel
mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif
4. Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal, kemampuan
mencerna makanan serta penyerapan menjadi lamban dan kurang
efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingg sering konstipasi
5. Sistem syaraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun dekat,
kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang,
reaksi menjadi lambat, fungsi mental menurun dan ingatan visual
berkurang
6. Perubahan pada system pernafasan ditandai dengan menurunnya
elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat
mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah meningkat
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
7. Perubahan system metabolik, yang menyebabkan gangguan
metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi
juga menurun karena timbulnya lemak
8. Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai
keropos
b. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa
penyakit selalu mengancam, sering bingung, panik, dan depresi. Hal itu
disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosial ekonomi.
Ketergantungan sosial finansial pada waktu pensiun menyebabkan kehilangan
rasa bangga, hubungan sosial, kewibawaan, dan sebagainya.
c. Perubahan Emosi dan Kepribadian
Setiap ada kesempatan lansia selalu melakukan instropeksi diri. Terjadi
proses kematangan dan bahkan tidak jarang terjadi pemeranan gender yang
terbalik. Para wanita lansia bisa lebih tegar dibandingkan lansia pria, apalagi
dalam memperjuangkan hak mereka. Sebaliknya, bayak lansia pria yang tidak
segan-segan memerankan peran yang sering wanita kerjakan, seperti
mengasuh cucu, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah dan sebagainya.
Persepsi tentang kondisi kesehatan berpengaruh kepada kehidupan
psikososial, dalam hal memilih bidang kegiatan yang sesuai dan cara
menghadapi persoalan hidup.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
Perubahan yang terjadi akibat proses menua (Harlock, 2006) meliputi:
1. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,
diantaranya system pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria,
endokrin dan integrumen.
2. Perubahan Kondisi Mental
Pada umumnya lanjut usia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan–perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan
perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan
serta situasi lingkungan. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan
pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental
akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut di telantarkan
karena tidak berguna lagi.
3. Perubahan Psikososial
Masalah–masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat
beragam, tergantung kepada kepribadian invidu yang bersangkutan. Pada saat
ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak
diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Tetapi bagi
banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman–teman
yang akrab dan disingkirkan untuk duduk–duduk dirumah dengan begitu
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
dapat menimbulkan perasaan kesepian akibat pengasingan dari lingkungan
sosial, kehilangan hubungan teman dan keluarga, perubahan mendadak dalam
kehidupan rutin yang membuat mereka merasa kurang melakukan kegiatan
yang berguna, antara lain:
a. Minat
Pada umumnya minat seseorang akan berubah kuantitas dan kualitasnya
pada masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam aktifitas fisik cenderung
menurun dengan bertambahnya usia. Kendati perubahan minat pada usia
lanjut jelas berhubungan dengan menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat
diragukan bahwa hal–hal tersebut dipengaruhi oleh faktor– faktor sosial.
b. Isolasi dan kesepian
Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia terisolasi
dari yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti aktivitas yang
melibatkan usaha.Makin menurunnya kualitas indera yang mengakibatkan
ketulian, penglihatan yang makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya
membuat orang lanjut usia merasa terputus dari hubungan dengan orang–
orang lain. Faktor lain yang membuat isolasi makin manjadi lebih parah
adalah perubahan sosial, terutama mengendornya ikatan kekeluargaan. Bila
orang lanjut usia tinggal bersama saudaranya, lansia bisa bersikap toleran
terhadap mereka, sayangnya mereka jarang menghormatinya sehingga lansia
tersebut terisolasi dan merasa hidup sendiri.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
c. Peranan iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang
yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang
akhir dari kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian,
hampir tidak disangkal lagi bahwa iman yang teguh adalah senjata yang
paling ampuh melawan rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang
merupakan masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat.
4. Perubahan Kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya :
a. Kemunduran umumnya terjadi pada tugas–tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas yang membutuhkan memori jangka pendek.
b. Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
c. Kemampuan verbal dalam bidang kosakata akan menetap bila tidak
ada penyakit.
5. Perubahan Spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari – hari.
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah perkembangan yang
dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara
memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
B. Kesepian
1. Pengertian
Kesepian merupakan perasaan tersisihkan, terpencil dari orang lain, karena
merasa berbeda dengan orang lain sehingga individu cenderung mengisolasikan
diri dari kerumunan orang-orang. Kesepian merupakan hal yang bersifat pribadi
dan akan ditanggapi berbeda oleh setiap orang, bagi sebagian orang kesepian
merupakan hal yang bisa diterima secara normal namun bagi sebagian orang
kesepian bisa menjadi sebuah kesedihan yang mendalam.
Kesepian adalah suatu reaksi emosional dan kognitif terhadap dimilikinya
hubungan yang lebih sedikit dan lebih tidak memuaskan daripada yang diinginkan
oleh orang tersebut (Peplau dan Perlman 1980 dalam Baron dan Bryne, 2005).
Kesepian merupakan kondisi dimana orang merasa tersisih dari kelompoknya,
tidak diakui eksistensinya, tidak diperhatikan oleh orang-orang sekitarnya, tidak
ada tempat berbagi rasa, terisolasi dari lingkungan sehingga menimbulkan rasa
sunyi, sepi, pedih dan tertekan (Hanum, 2008).
Kesepian menurut Gierveld (1980 dalam Latifa, 2008) adalah kondisi isolasi
sosial yang subyektif(subjective social isolation), dimana situasi yang dialami
individu tersebut dirasa tidak menyenangkan dan tidak diragukan lagi terjadi
kekurangan kualitas hubungan (lack of quality ofrelationship).
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
Deaux, Dane dan Wrightsman (2002) menyimpulkan ada tiga elemen dari
definisi kesepian yang dikemukakan oleh Peplau dan Perlman, yaitu:
1. Merupakan pengalaman subjektif, yang mana tidak bisa diukur dengan
observasi sederhana
2. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan
3. Secara umum merupakan hasil dari kurangnya/terhambatnya hubungan
sosial.
2. Jenis Kesepian
Perasaan kesepian dalam dua jenis yaitu kesepian emosional dan kesepian
sosial. Dalam kesepian emosional, seseorang merasa tidak memiliki kedekatan
dan perhatian dalam berhubungan sosial, merasa tidak ada satu orang pun yang
peduli terhadapnya, sedangkan kesepian sosial muncul dari kurangnya jaringan
sosial dan ikatan komunikasi atau dapat dijelaskan sebagai suatu respon dari tidak
adanya ikatan dalam suatu jaringan sosial (Weiss dalam Sharma, 2002).
Perasaan kesepian menurut Weiss (1997 dalam Sears, 2004) dapat dibedakan
kedalam 2(dua) tipe, yaitu :
a. Kesepian Emosional (Emotional Loneliness)
Kesepian ini terjadi karena tidak adanya figur kelekatan dalam hubungan
intimnya, seperti anak yang tidak ada orang tuanya atau orang dewasa yang tidak
memiliki pasangan atau teman dekat. menurut Weiss (1997 dalam De Jong
Gierveld & Van Tilburg, 2006) kesepian emosional adalah kurangnya kedekatan
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
emosional dengan seseorang sehingga tidak dapat bergantung kepada siapapun,
tidak adanya hubungan intim atau keterikatan emosional yang dekat, misalnya
dengan pasangan atau sahabat. Kesepian emosional dapat terjadi karena tidak
adanya hubungan dekat dengan orang lain, kurang adanya perhatian satu
samalain. Jika individu merasakan hal ini, meskipun dia berinteraksi dengan
orang banyak dia akan tetap merasa kesepian.
Dalam kesepian emosional, seseorang merasa tidak memiliki kedekatan dan
perhatian dalam berhubungan sosial, merasa tidak ada satu orang pun yang peduli
terhadapnya, sedangkan kesepian sosial muncul dari kurangnya jaringan sosial
dan ikatan komunikasi atau dapat dijelaskan sebagai suatu respon dari tidak
adanya ikatan dalam suatu jaringan sosial (Juniarti dkk,2008).
b. Kesepian Situasional (Situational Loneliness)
Kesepian ini terjadi ketika sesorang kehilangan interaksi sosial atau
komunitas yang didalamnya terdapat hubungan sosial. Kesepian ini disebabkan
karena ketidakhadiran orang lain, sehingga tidak terjadi interaksi antara satu sama
lain dan menyebabkan kesepian/kesunyian pada orang tersebut.
Kesepian menurut Sadler (1996 dalam Latifa, 2007) terbagi menjadi lima
jenis, yaitu :
a. Interpersonal Loneliness
Manakala individu merindukan seseorang yang dahulu pernah dekat
dengannya dan melibatkan kesedihan yang mendalam sehingga individu mencari-
cari orang baru untuk dicintai. Tapi jika menemukan orang yang potensial
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
menjadi pasangan baru sebelum ia mampu mengatasi kesedihan terdahulu, maka
individu akan takut atau menolak.
b. Kesepian Sosial (Social Loneliness)
Perasaan ketika individu tidak ingin terpisah dari kelompok sosial yang
dianggap penting bagi kesejahteraannya dan tidak ada hal lain yang dapat ia
lakukan untuk mengatasi hal itu sekarang.
c. Culture Shock
Terjadi ketika individu pindah ke suatu lingkungan kebudayaan baru.
d. Kesepian Kosmik (Cosmic Loneliness)
Dikenal dengan kesepian eksistensial yaitu perasaan ketidakmungkinan untuk
menjalin suatu hubungan yang sempurna dengan orang lain.
e. Kesepian Psikologikal (Psychological Loneliness)
Kesepian ini datang dari kedalaman hati individu, baik itu yang berasal dari
situasi masa kini ataupun sebagai reaksi dari trauma masa lalu.
Kesepian menurut Bruno (2000) digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Kesepian Kognitif (Cognitive Loneliness)
Kesepian kognitif terjadi jika individu mempunyai sedikit teman untuk
berbagi pikiran atau gagasan yang dianggap penting.
b. Kesepian Perilaku (Behavioral Loneliness)
Kesepian perilaku terjadi bila anda kurang atau tidak mempunyai teman
sewaktu berjalan ataumelakukan kegiatan di luar rumah, misalnya anda ingin
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
nonton film atau ingin makan di restoran tapi anda tidak memiliki seorang teman
yang anda kenal yang bisa di ajak.
c. Kesepian Emosional (Emotional Loneliness)
Kesepian jenis ini terjadi bila individu membutuhkan kasih sayang tapi tidak
mendapatkannya.Inilah kesepian yang sangat penting dan sangat buruk
dampaknya.
3. Ciri-ciri Kesepian
Orang yang kesepian menurut Baron dan Bryne (2005) cenderung untuk
menjadi tidak bahagia dan tidak puas dengan diri sendiri, tidak mau mendengar
keterbukaan intim dari orang lain dan cenderung membuka diri mereka baik
terlalu sedikit atau terlalu banyak, merasakan kesia-siaan (hopelessness), dan
merasa putus asa.
Orang yang kesepian menurut Robinson (2004) akan merasa terasing dari
kelompoknya, tidak merasakan adanya cinta disekelilingnya, merasa tidak ada
yang peduli dengan dirinya dan merasakan kesendirian, serta merasa sulit untuk
mendapatkan teman.
Orang yang kesepian menurut Myers (1990 dalam Martin , 2001) secara
kronologis kelihatan terjebak di dalam lingkaran setan yang merupakan kegagalan
diri dalam kognisi sosial dan perilaku sosial. Orang yang kesepian memiliki
penjelasan yang negatif terhadap depresi yang dialami, menyalahkan diri sendiri
atas hubungan sosial yang buruk dan berbagai hal yang berada di luar kendali
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
(Anderson dan Snodgrass 1976 dalam McGhie, 2003). Lebih jauh lagi orang yang
kesepian menerima orang lain dalam cara yang negatif (McGie, 2003). Pandangan
negatif tersebut akan mempengaruhi keyakinannya dan akan menyebabkan orang
yang mengalami kesepian kehilangan kepercayaan sosial dan menjadi pesimis
terhadap orang lain, yang justru akan menghambatnya dalam mengurangi
kesepian mereka. Orang yang kesepian cenderung menjadi self-conscious dan
memiliki selfesteem yang rendah (Cheek, Melcior dan Vaux 1980 dalam Bruno,
2000). Ketika berbicara dengan orang asing, orang yang kesepian lebih banyak
membicarakan diri sendiri dan menaruh sedikit ketertarikan terhadap lawan
bicaranya. Setelah pembicaraan selesai biasanya kenalan baru tersebut memberi
kesan yang negative terhadap orang yang kesepian tersebut (Jones 1986 dalam
Sears, 2004). Tidak ada orang yang dapat kebal terhadap kesepian, tetapi
beberapa orang memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kesepian (Sears,
2004).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian
Faktor yang mempengaruhi kesepian (Middlebrook 1977 dalam Turnip, 2005)
adalah sebagai berikut :
a. Faktor Psikologis
1) Kesepian Eksistensial
Keterbatasan manusia yang terpisah dari orang lain sehingga seseorang
tersebuttidak mungkin berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang lain
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
dan seseorang tersebut harusmengambil keputusan sendiri dan menghadapai
ketidakpastian.
2) Pengalaman Traumatis
Kehilangan seseorang yang sangat dekat secara tiba-tiba bisa
menyebabkan orang merasa kesepian, tetapi akan lebih sanggup mentolerir
kesepian bila sering mengalaminya atau orang itu sendiri yang mulai menjauh
dari orang orang yang dekat padanya.
3) Kurang dukungan dari lingkungan
Seseorang bisa mengalami kesepian bila merasa tidak sesuai dengan
lingkungannya, sehingga orang tersebut menganggap dirinya diabaikan dan
ditolak oleh lingkungan.
4) Krisis dalam diri dan kegagalan
Seseorang bisa kehilangan semangat dan menghindar dari lingkungannya
bila merasa harga dirinya terganggu karena harapannya tidak terpenuhi, hal ini
dapat menyebabkan timbulnya gejala kesepian pada orang itu.
5) Kurangnya percaya diri
Kesepian dapat terjadi bila seseorang kurang dapat mengungkapkan diri
sepenuhnya dan hanya mampu berhubungan secara formil saja.Kalaupun bisa
berhubungan sosial dengan cukup baik, tetap saja merasa kurang dilibatkan.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
6) Kepribadian yang pemalu
sesuai dengan lingkungan Orang-orang yang temperamen tertentu seperti
pemalu dan yang tidak mampu berhubungan sosial akan menarik diri dari
lingkungan.
7) Ketakutan menanggung resiko sosial
Seseorang merasa takut untuk terlalu dekat dengan orang lain, karena
khawatir akan ditolak. Kedekatan sosial dilihat sebagai sesuatu yang
berbahaya dan penuh resiko.
b. Faktor Situasional
1) Takut dikenal orang lain
Seseorang yang takut dikenal secara mendalam oleh orang lain akan
cenderung menghilangkan kesempatan untuk berhubungan dekat dengan
orang lain, sehingga orang tersebut tidak punya teman berbagi rasa.
2) Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial
Nilai-nilai yang dianut seperti privasi dan kesuksesan dapat
menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai
tersebut.
3) Kehidupan di luar rumah
Rutinitas diluar rumah seperti kerja menyebabkan kurangnya kehangatan
hubungan seseorang dengan orang-orang tertentu.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31
4) Kehidupan di dalam rumah
Rutinitas dirumah seperti adanya jam makan, tidur, mandi akan
menyebabkan kejenuhan pada pelakunya.
5) Perubahan pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam jangka panjang pada sebuah keluarga akan
menyebabkan terganggunyahubungan antar anggota keluarga.
6) Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat lain akan menyebabkan
seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan lingkungan
baru, sehingga akan menimbulkan kesepian.
7) Desain arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi
sosial.Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan interaksi
sosial menjadi terbatas.
5. Penyebab Kesepian
Penyebab kesepian pada lanjut usia (Hanum, 2008) ditinjau dari sudut
sosiologis antara lain karena beberapa hal sebagai berikut:
a. Teralienasi (Terasing)
Perasaan dapat disebabkan oleh adanya perasaan terasing dalam kehidupan
sosial sehingga merasa dirinya sendiri di dunia. Penderitaan akan kesepian ini
semakin menyiksa karena merasa tidak mempunyai kawan untuk berbagi rasa dan
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
32
terisolasi dari kehidupan bermasyarakat. Padahal tanpa disadari bahwa kehadiran
orang lain dapat mengalihkan perhatian terhadap diri sendiri sehingga secara tidak
langsung mengurangi kesepian (Schachter 1960 dalam Deaux dkk., 2001).
b. Anomie
Suatu situasi ketika terjadi suatu keadaan tanpa aturan, yaitu collective
consciousness (kesadaran kolektif) tidak berfungsi.Kondisi seperti itu terjadi
dalam suasana krisis, dimana kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi dan bertemu
dengan keadaan tidak berfungsinya aturan-aturan masyarakat pada akhirnya orang
merasa kehilangan arah di dalam kehidupan sosialnya.Lanjut usia yang
mengalami kesepian dan depresi dapat disebabkan ketidakmampuan dalam
menyesuaikan diri (maladjustment) dengan kondisi lingkungannya. Mereka
merasa kecewa dan frustasi dengan keadaan yang ada sehingga mendorong untuk
menarik diri dari partisipasi di masyarakat.
c. Perubahan pada pola kekerabatan
Nilai kekerabatan dalam kehidupan keluarga semakin lemah. Mengarah pada
bentuk keluarga inti, lanjut usia tidak jarang terpisah jauh dari anak cucu akibat
proses urbanisasi. Lanjut usia ditinggalkan oleh anggota keluarga dan kurang
diperhatikan, dan banyak diantara mereka hidup sendiri dan kesepian.
Keterpisahan lanjut usia dari anggota keluarga menyebabkan mereka tidak
intensif mendapat perhatian dan kesejahteraan. Oleh karena itu, perasaan sepi dan
tertekan kerap mewarnai para lanjut usia yang ditinggalkan orang-orang yang
dicintainya.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
33
Penyebab umum terjadinya kesepian menurut Martin dan Osborn (2001) ada
tiga faktor, yaitu:
1. faktor psikologis
Harga diri rendah pada lansia disertai dengan munculnya perasaan-perasaan
negatif seperti perasaan takut, mengasihani diri sendiri dan berpusat pada diri
sendiri.
2. faktor kebudayaan dan situasional
Terjadinya perubahan dalam tata cara hidup dan kultur budaya dimana
keluarga yang menjadi basis perawatan bagi lansia kini banyak yang lebih
menitipkan lansia ke panti dengan alasan kesibukan dan ketidakmampuan dalam
merawat lansia.
3. faktor spiritual
Agama seseorang dapat menghilangkan kecemasan seseorang dan kekosongan
spiritual seringkali berakibat kesepian.
Empat hal yang menyebabkan seseorang mengalami kesepian Menurut Brehm
(2002), yaitu:
a. Ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang
Menurut Brehm (2002) hubungan seseorang yang tidak adekuat akan
menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimiliki. Ada banyak
alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan (relationship) yang tidak
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
34
adekuat. Rubenstein dan Shaver (1991 dalam Brehm 2002) menyimpulkan
beberapa alasan yang banyak dikemukakan oleh orang yang kesepian sebagai
berikut:
1. Being unattached: tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner seksual,
berpisah dengan pasangan atau kekasih.
2. Alienation: merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan dan
tidak memiliki teman dekat.
3. Being alone: pulang ke rumah tanpa ada yang menyambut, selalu sendiri.
4. Forced isolation: dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit, tidak
bisa kemana-mana.
5. Dislocation: jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah
baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan.
b. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu
hubungan
Menurut Brehm (2002) kesepian juga dapat muncul karena terjadi perubahan
terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat tertentu
hubungan sosial yang dimiliki seseorang cukup memuaskan, sehingga orang
tersebut tidak mengalami kesepian. Tetapi di saat lain hubungan tersebut tidak
lagi memuaskan karena orang itu telah merubah apa yang diinginkannya dari
hubungan tersebut. Menurut Peplau (1990 dalam Brehm, 2002), perubahan itu
dapat muncul dari beberapa sumber, yaitu:
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
35
1. Perubahan mood. Jenis hubungan yang diinginkan seseorang ketika
sedangsenang akan berbeda dengan jenis hubungan yang diinginkan
ketikasedang sedih. Bagi beberapa orang akan cenderung membutuhkan
orang tuanya ketika sedang senang dan akan cenderung membutuhkan
teman-temannya ketika sedang sedih.
2. Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang
membawa berbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau
keinginan (desire) orang itu terhadap suatu hubungan. Jenis persahabatan
yang cukup memuaskan ketika seseorang berusia 15 tahun mungkin tidak
akan memuaskan ketika orang tersebut berusia 25 tahun.
3. Perubahan situasi. Banyak orang tidak mau menjalin hubungan emosional
yang dekat dengan orang lain ketika mereka sedang membina
karir.Namun, ketika karir sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan
pada kebutuhan yang besar akan suatu hubungan yang memiliki komitmen
secara emosional.
c. Self-esteem dan causal attribution
Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki
self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang
berisiko secara sosial (misalnya berbicara di depan umum dan berada
dikerumunan orang yang tidak dikenal). Dalam keadaan seperti ini orang tersebut
akan menghindari kontak-kontak sosial tertentu secara terus-menerus akibatnya
akan mengalami kesepian.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
36
d. Perilaku interpersonal
Perilaku interpersonal seseorang yang kesepian akan menyelidiki orang itu
untuk membangun suatu hubungan dengan orang lain. Dibandingkan dengan
orang yang tidak mengalami kesepian, orang yang mengalami kesepian akan
menilai orang lain secara negatif, mereka tidak begitu menyukai dan
mempercayai orang lain, menginterpretasikan tindakan dan intensi
(kecenderungan untuk berperilaku) orang lain secara negatif, dan cenderung
memegang sikap-sikap yang bermusuhan (hostile).
6. Dampak dari Kesepian
dampak dari kesepian menurut Robinson (2004) yaitu :
a. Mengalami rendah diri, bergantung pada teman untuk membangun harga
dirinya.
b. Menyalahkan diri sendiri.
c. Tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial.
d. Mempunyai kesulitan untuk memperlihatkan diri dalam berkelakuan dan takut
untuk berkata ya atau tidak untuk hal yang tidak sesuai.
e. Takut bertemu orang lain dan menghindari situasi baru.
f. Mempunyai persepsi negative tentang diri sendiri.
g. Merasakan keterasingan, kesendirian dan perasaan tidak bahagia terhadap
lingkungan sekitar.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
37
h. Seseorang yang kesepian cenderung menyalahkan diri sendiri atas kekurangan
mereka. Sebagai contoh, mereka menunjukkan keterbukaan diri yang tidak
tepat, perhatian untuk diri sendiri sebagai ganti perhatian terhadap pasangan
atau ketidakmampuan untuk membangun keintiman yang nyaman (Frankel
dan Prentice 1968 dalam Santrock, 2002).
Perasaan ketika kesepian (Brehm, 2002) yaitu:
a. Desperation , yaitu perasaan yang sangat menyedihkan, mampu melakukan
tindakan yang nekat, disertai dengan indikator perilaku yaitu putus asa, tidak
berdaya, takut, tidak punya harapan, merasa ditinggalkan serta mudah mendapat
kecaman dari orang lain.
b. Impatient Boredom, yaitu rasa bosan yang tidak tertahankan, jenuh, tidak suka
menunggu lama, dengan indikator perilaku seperti tidak sabar, ingin berada di
tempat lain, kesulitan menghadapi suatu keadaan, sering marah, serta tidak dapat
berkonsentrasi.
c. Self-Deprecation, yaitu perasaan dimana seseorang mengutuk serta menyalahkan
diri sendiri, tidak mampu menyelesaikan masalahnya, dengan indikator perilaku
seperti tidak atraktif, terpuruk, merasa bodoh, malu, serta merasa tidak aman.
d. Depression, merupakan tahapan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang
mendalam, perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, kurang tidur, dengan
indikator perilaku yaitu, sedih, tertekan, terisolasi, hampa, menyesali diri,
mengasingkan diri, serta berharap memiliki seseorang yang spesial.
Gambaran Kesepian dan Cara..., Eza Kemal Firdaus, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015