a. ilatar belakangsiakpel.bppsdmk.kemkes.go.id:8102/akreditasi... · penyalahgunaan narkoba di...
TRANSCRIPT
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page1
A. Latar Belakang
Masalah Penyalahgunaan Napza merupakan adalah suatu masalah bio-psiko-sosial-kultural yang sangat komplek. Masalah penyalahgunaan Napza merupakan fenomena sosial yang sudah ada sejak jaman dulu, seiring munculnya perkembangan peradaban manusia di muka bumi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, swasta ataupun lembaga lembaga kemasyarakatan dalam menangani masalah penyalahgunaan Napza sehingga penanganannya harus bersifat holistik dengan memperhatikan faktor biologis, psikologis dan kepribadian, serta faktor sosial kultural dalam arti yang luas termasuk spiritual, ekonomi, legal. Faktor biologis relatif mudah diatasi dengan pendekatan farmakologis, sedangkan faktor sosio kultural seringkali sulit untuk dijangkau oleh berbagai upaya terapi dan rehabilitasi, sebab dibentuk oleh berbagai faktor, tidak saja klien itu sendirir, melainkan juga keluarga, keluarga besar, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah / pekerjaan dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu program terapi dan rehabilitasi terutama ditujukan kepada individu klien, yaitu menjadikan klien lebih mampu menepis penggunaan Napza. Dalam konteks ini, peran terapi psikologis termasuk konseling memegang peran penting. Dari evaluasi hasil yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan ditemukan bahwa masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan untuk Gangguan Penggunaan Napza yang tersedia di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Beberapa penyebab kurangnya pemanfaatan itu adalah antara lain: - Adanya stigma terhadap gangguan jiwa sehingga seorang klien dengan
Gangguan Penggunaan Napza segan untuk berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
- Pelayanan yang diberikan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak memenuhi kebutuhan klien. Beberapa Fasyankes hanya memberikan pelayanan detoksifikasi saja, sedangkan modalitas terapi lainnya serta kemampuan sumber daya manusia yang ada masih terbatas
Oleh karena itu, untuk meningkatakan kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan layanan Gangguan Penggunaan Napza, diperlukan pelatihan Konseling Dasar Masalah Penggunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
PENDAHULUAN
BAB
I
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page2
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas
Kesehatan diselenggarakan dengan memperhatikan:
1. Prinsip andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk: a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di dalam
konteks pelatihan. c. Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap
proses pembelajaran. d. Tidak dipermalukan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana bahwa peserta berhak untuk:
a. Mendapatkan satu paket bahan belajar b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi, menguasai
materi dan dapat melakukan umpan balik. c. Belajar dengan modal pengetahuan dan atau pengalaman yang dimiliki
masing masing, saling berbagi antar peserta maupun fasilitator d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka. e. Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitator) dan
dievaluasi tingkat kemampuannya
3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.
4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi berbagai kasus b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu dengan
bimbingan fasilitator
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page3
A. Peran Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu berperan sebagai tenaga kesehatan penatalaksana konseling dasar masalah penyalahgunaan napza di fasilitas pelayanan kesehatan
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta mampu: 1. Menerapkan Etika Konseling 2. Menjelaskan Tahapan Perubahan Perilaku 3. Melakukan Teknik Dasar Konseling 4. Melakukan Teknik Konseling pada Individu 5. Melakukan Teknik Konseling pada Pasangan 6. Melakukan Teknik Konseling pada Keluarga 7. Melakukan Tata Laksana Burn Out pada Petugas
C. Kompetensi
Petugas mampu: 1. Menerapkan Etika Konseling 2. Melakukan Analisis Tahapan Perubahan Perilaku 3. Melakukan Teknik Dasar Konseling 4. Melakukan Teknik Konseling pada Individu 5. Melakukan Teknik Konseling pada Pasangan 6. Melakukan Teknik Konseling pada Keluarga 7. Melakukan Tata Laksana Burn Out pada Petugas
PERAN, FUNGSI, DAN
KOMPETENSI BAB
II
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page4
A. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu berfungsi sebagai konselor
dasar masalah penyalahgunaan napza di fasilitas pelayanan kesehatan
B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan
Napza bagi Petugas Kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, peserta
mampu:
1. Menerapkan Etika Konseling 2. Melakukan Analisis Tahapan Perubahan Perilaku 3. Melakukan Teknik Dasar Konseling 4. Melakukan Teknik Konseling pada Individu 5. Melakukan Teknik Konseling pada Pasangan 6. Melakukan Teknik Konseling pada Keluarga 7. Melakukan Tata Laksana Burn Out pada Petugas
TUJUAN PELATIHAN BAB
III
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page5
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka disusunlah materi yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut:
1 jpl@45 menit. T=Penyampaian teori; P=Penugasan;
1 jpl @60 menit PL=Praktek Lapangan
NO MATERI WAKTU
T P PL JLH
A. MATERI DASAR
1. Kebijakan Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Napza di Indonesia
2. Gangguan Penggunaan Napza
2
2
0
0
0
0
2
2
SUB TOTAL 4 0 0 4
B MATERI INTI
1. Etika Konseling 2. Tahapan Perubahan Perilaku 3. Teknik Dasar Konseling 4. Teknik Konseling pada Individu 5. Teknik Konseling pada Pasangan 6. Teknik Konseling pada Keluarga 7. Tata Laksana Burn Out pada Petugas
1 2 2 2 1 1 1
2 2 2 5 4 4 2
0 0 0 0 0 0 0
3 4 4 7 5 5 3
SUB TOTAL 10 21 0 31
C MATERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment 2. RTL 3. Anti Korupsi
0 0 2
3 2 0
0 0 0
3 2 2
SUB TOTAL 2 5 0 7
JUMLAH 16 26 0 42
STRUKTUR PROGRAM BAB
IV
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page6
Nomor : MD.1 Materi Dasar 1 : Kebijakan Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Napza di Indonesia Waktu : 2 jpl ( T= 2 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl ) TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu menjelaskan kebijakan penanggulangan masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia
Nomor : MD.2
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan Metode
Alat bantu/
Media Referensi
Setelah mengikuti pelatihan,
peserta mampu :
1. Menjelaskan perkembangan masalah gangguan penggunaan Napza di Indonesia
2. Menjelaskan kebijakan penanggulangan masalah gangguan penggunaan Napza di Indonesia
3. Menjelaskan strategi Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan masalah Gangguan Penggunaan Napza
1. Perkembangan masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia
2. Kebijakan penanggulangan masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia
3. Strategi Kementerian Kesehatan dalam penganggulangan masalah penyalahgunaan Napza
CTJ
LCD
Laptop
Flipchart
1. Kementerian Kesehatan, 2010. Modul
Konseling Dasar Adiksi Napza 2. Isfandari, S., dkk. 2010. Analisis
Penyalahgunaan Napza di Indonesia:Implikasi UU 35/2009 dan UU
3. Kementerian Kesehatan, 2014. Buletin dan Jendela Informasi.
4. BNN, 2016. Ringkasan Eksekutif Hasil Survei Penyalahgunaan Narkoba pada Kalangan Pelajar dan Mahasiswa di 18 Provinsi Tahun 2016
5. BNN. 2017. Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2017
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
BAB
V
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page7
Materi Dasar 2 : Gangguan Penggunaan Napza
Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl; P = 0 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu menjelaskan gangguan penggunaan Napza dan penatalaksanaannya
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan,
peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian gangguan peggunaan Napza dan proses ketergantungan Napza
2. Menjelaskan jenis-jenis napza
3. Menjelaskan proses pemulihan
4. Menjelaskan peran intervensi psikososial dalam proses pemulihan
5. Menjelaskan masalah terkait penggunaan Napza
1. Pengertian gangguan Penggunaan Napza dan proses ketergantungan napza
2. Jenis-jenis Napza
3. Proses Pemulihan 4. Peran intervensi psikososial
dalam proses pemulihan
5. Masalah terkait penggunaan Napza
CTJ
LCD
Laptop
Bahan tayang
1. UNODC (United Nations Office on
Drugs and Crime): Advanced Level Training Curriculum For Drug Councellor, Hanoi, November 2008.
2. Materi UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) volume B, 2006)
3. ICD X, XI 4. DSM 5 5. A handbook for health professional:
Alcohol & Other Drugs, National Centre for Education and Training on Addiction (NCETA) Consortium.
6. Joewana S, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Napza Psikoaktif, edisi 2, 2005.
7. Stahl.M.S : Essential Psychopharmacology
8. National Institute on Drug Abuse : Principles of Drug Addiction
Treatment, A Research Based Guide, 2nd ed.
Nomor : MI.1
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page8
Materi Inti 1 : Etika Konseling
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta menerapkan etika konseling
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta
mampu :
1. Menjelaskan pedoman etika konseling 2. Menerapkan prinsip Kerahasiaan Klien 3. Menjelaskan konteks Legal dalam
Konseling Gangguan Penggunaan Napza
4. Melakukan tatalaksana etika dalam konseling
1. Pedoman Etika Konseling
1.1. Tujuan 1.2. Prinsip Etika Konseling
2. Prinsip Kerahasiaan Klien
2.1. Perlindungan Identitas Klien 2.2. Perlindungan Data Klien
3. Konteks Legal dalam Konseling Gangguan Penggunaan Napza
4. Etika dalam konseling
CTJ
Role Play
LCD
Laptop
Skenario Role Play
1. Direktorat
Pelayanan
Kesehatan
Jiwa (2010).
Konseling
Adiksi
Nomor : MI.2
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page9
Materi Inti : Tahapan Perubahan Perilaku
Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta melakukan analisis tahapan perubahan perilaku
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan,
peserta mampu :
1. Menjelaskan tahap-tahap dan proses perubahan perilaku
2. Menjelaskan pendekatan
Yang digunakan berdasarkan tahapan perubahan Perilaku
3. Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan perilaku
4. Melakukan analisis tahapan perubahan perilaku
1. Tahap-tahan dan proses
perubahan perilaku
2. Pendekatan yang digunakan
berdasarkan tahapan
perubahan perilaku
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan
perilaku.
4. Analisis tahapan perubahan
perilaku
CTJ
Diskusi Kasus
LCD
Laptop
Flipchart
Lembar Kasus
1. Doweiko, H. E.2009. Concepts
Of Chemicals Dependency. 7th.ed.
2. Grant, A.M & Greene, J. 2001. Coach Your Self. Make real canges in your life
3. Johnson, S.L. 2003. Therapist’s Guide to Subtance Abuse Intervention
4. NIDA US Departement of Helath and Human Services ,Approaches of Drug Abuse Counseling and Principels of Drug Addiction Treatment. A Research Based Guide
5. Sperry, L. dkk. 2nd ed. Health Promotion and Health Counseling.Effective Counseling and Pshcyotherapeutic Stategies
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page10
Nomor : MI.3
Materi Inti 3 : Teknik Dasar Konseling
Waktu : 4 Jpl (T = 2 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta melaksanakan Teknik Dasar Konseling
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta
mampu :
1. Menjelaskan prinsip dasar konseling 2. Melaksanakan teknik dasar konseling
1. Prinsip Dasar Konseling
2. Teknik Dasar Konseling
CTJ
Roleplay
LCD
Laptop
Flipchart
Skenario role play
1. Australian Government Department Health and Ageing, Alcohol and Others Drugs : A Handbook for Health Professionals, Commonwealth of Australia, 2004
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page11
Nomor : MI.4
Materi Inti 4 : Penerapan Teknik Konseling pada Individu
Waktu : 7 Jpl (T = 2 Jpl; P = 5 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan teknik konseling pada Individu
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Pokok dan Sub Pokok
Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : 1. Menjelaskan Isu umum
pemulihan pada individu pengguna napza
- 2. Melakukan wawancara
motivasional
3. Melakukan teknik pencegahan kekambuhan
1. Isu umum pemulihan
pada individu pengguna napza
2. Wawancara motivasional
3. Teknik Pencegahan
kekambuhan
CTJ
Role Play
LCD
Laptop
Flipchart
Skenario role play
Pedoman wawancara
1. Steinberg, K.L, Roffman, R.A., Carroll,
K.M, McRee, B., et al. 2006. Brief Counseling forMarijuana Dependence: a Manual for Treating Adults. DHHS Publication No. (SMA) 06-4211. Rockville, MD: Center for Substance Abuse Treatment, Substance Abuse and Mental Health Services Administration.
2. Marek, C., 2009. Behavioral Drug Risk Reduction Counseling: a presentation for BDRRC research training. Connecticut: Yale University
3. Tomlin, K.M, and Richardson, H. 2004. Motivational Interviewing and Stages of Change:Integrating Best Practices for Substance Abuse Professionals. Minnesota: Hazelden
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page12
Nomor : MI.5
Materi Inti 5 : Teknik Konseling Pada Pasangan
Waktu : 5 Jpl (T = 1 Jpl; P = 4 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan teknik konseling pada pasangan
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : 1. Menjelaskan karakteristik
hubungan pasangan dengan pengguna napza dalam proses pemulihan
2. Menjelaskan teknik konseling pasangan terhadap pemulihan pengguna napza
3. Melakukan teknik konseling
terhadap pemulihan pengguna napza
1. Karakteristik Hubungan Pasangan dengan Pengguna Napza dalam Proses Pemulihan
2. Teknik Konseling Pasangan Terhadap Pemulihan Pengguna Napza
3. Teknik Konseling terhadap
pemulihan pengguna 3.1. Penguatan Dukungan
Bagi Pasangan Napza
CTJ
Role play
LCD
Laptop
Flipchart
Skenario role play
1. Brichler, G.R., Fals-Stewart, W.,
O’Farrel, T.J. (2008), Couple Therapy for Alcohol and Drug Abuse. Dalam Gurman, A.J. (ed)., Clinical Handbook of Couple Therapy, 4th
2. Jongsma, E.A. Jr (2006). The Complete Adult Psychotherapy Treatment Planner. John Wiley & Sons, Hoboken: N.J.
3. O’Farrel, T.J.. Fals-Stewart, W. (2006). Behavioral Couples Therapy for Alcoholism and Drugs Abuse. Guillford Press : New York.
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page13
Nomor : MI.6
Materi Inti 6 : Praktik Konseling pada Keluarga
Waktu : 5 Jpl (T = 1 Jpl; P = 4 Jpl; PL = 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan teknik konseling pada keluarga
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pentingnya
konseling pada keluarga terkait masalah adiksi NAPZA
2. Menjelaskan dampak masalah adiksi NAPZA pada keluarga
3. Melakukan teknik konseling pada keluarga
1. Pengertian masalah pentingnya
konseling pada keluarga terkait masalah adiksi NAPZA
2. Dampak masalah adiksi NAPZA pada keluarga
3. Teknik konseling keluarga
CTJ
Roleplay
LCD
Laptop
Flipchart
Skenario role play
1. Kaufman E, Yoshioka M. Substance Abuse Treatment and Family Therapy. A Treatment Improvement Protocol (TIP 39). Rockville: U.S. Department of Health and Human Services; 2005.
2. Daley DC. Family and social aspects of substance use disorders and treatment. Journal of Food and Drug Analysis. 2013; 2: 873-876.
3. Marsh A, Dale A. Addiction Counselling Content and Process. 1st ed. Melbourne: IP Communications; 2006.
4. Galanter M, Kleber H, Brady KT. Textbook of substance abuse treatment. 5thed.The Arlington: American Psychiatric Publishing; 2015.
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page14
Nomor : MI.7
Materi Inti 7 : Tata Laksana Burn Out pada Petugas
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan Tata Laksana Burn Out pada petugas
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang konsep
burnout
2. Menjelaskan penyebab burnout
3. Menjelaskan strategi
penanganan burnout pada
petugas kesehatan
4. Mampu melakukan tatalaksana
penanganan burnout
1. Definisi Burnout
2. Penyebab Burnout
3. Dampak Burnout
4. Penanganan Burnout
CTJ
Diskusi Kelompok
LCD
Laptop
Flipchart
Lembar petunjuk diskusi
1. Velimirovic, dkk.
2017. Burnout Syndrome in Mental Health Professionals: psychiatric hospital setting.
2. Schimp, J.B. 2015. Health Behaviours, Hardinness and Burnout in Mental Health Workers. Walden University
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page15
Nomor : MP.1
Materi Penunjang 1 : Membangun Komitmen Belajar
Waktu : 3 Jpl (T = 0 Jpl; P = 3 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta fasilitator saling mengenal serta menyepakati peraturan kelas yang akan dilaksanakan bersama selama pelatihan berlangsung
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Mengenal seluruh peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara
2. Menjelaskan tujuan pelatihan yang diikutinya
3. Menguraikan harapannya dalam
mengikuti pelatihan 4. Menyusun bersama tentang nilai dan
norma yang akan diterapkan selama pelatihan.
1. Pencairan/perkenalan antar peserta
serta fasilitator dan penyelenggara 2. Tujuan pelatihan yang diikuti sesuai
dengan kurikulum pelatihan 3. Harapan peserta dalam mengikuti
pelatihan 4. Nilai dan norma yang akan diterapkan
selama pelatihan
CTJ
- --CT
Flipchart
LCD
Laptop
Flipchart
1. Baderel Munir,
Dinamika Kelompok,
2. Depkes RI, Badan PPSDM Kesehatan, Pusdiklat Kesehatan, 2002, Kumpulan Instrumen Diklat, Jakarta.
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page16
Nomor : MP.2
Materi Penunjang 2 : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 Jpl (T = 0 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk pelaksanaan PTRM
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : 1. Menjelaskan pengertian dan ruang
lingkup RTL 2. Menyusun RTL untuk kegiatan yang
akan dilakukan sesudah pelatihan
1. Pengertian dan Ruang lingkup RTL 2. Formulir Isian RTL
CTJ
Diskusi
LCD
Laptop
Formulir RTL
1. Kementerian
Kesehatan. 2018. Modul Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza.
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page17
Nomor : MP.3
Materi Penunjang 3 : Anti Korupsi
Waktu : 2 Jpl (T = 2Jpl; P = 0 Jpl; PL= 0 Jpl)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami anti korupsi
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan Konsep
Korupsi 2. Menjelaskan Konsep Anti
Korupsi 3. Menjelaskan Upaya
Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi
4. Menjelaskan Tata Cara
Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi
1. Konsep Korupsi a. Definisi Korupsi b. Ciri-ciri Korupsi c. Bentuk/Jenis Korupsi d. Tingkatan Korupsi e. Faktor Penyebab Korupsi f. Dasar Hukum tentang Korupsi
2. Konsep Anti Korupsi a. Definisi Anti Korupsi b. Nilai-nilai Anti Korupsi c. Prinsip-prinsip Anti Korupsi
3. Upaya Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi a. Upaya Pencegahan Korupsi b. Upaya Pemberantasan Korupsi c. Strategi Komunikasi Anti Korupsi
4. Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi a. Laporan b. Pengaduan c. Peran Serta Masyarakat d. Tatacara Penyampaian
Pengaduan
CTJ
Bahan tayang
Papan dan kertas flipchart
LCD projector
Laptop
White board
Spidol
1. Undang-undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 232/MENKES/SK/VI/2013 tentang Strategi Komunikasi Pekerjaan dan Budaya Anti Korupsi
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page18
5. Menjelaskan Gratifikasi
5. Gratifikasi
a. Pengertian Gratifikasi b. Landasan Hukum Gratifikasi c. Gratifikasi merupakan Tindak
Pidana Korupsi d. Contoh Gratifikasi e. Sanksi Gratifikasi
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page19
Berikut adalah alur proses pembelajaran yang dimulai dari pembukaan sampai
dengan penutupan pelatihan:
DIAGRAM PROSES
PEMBELAJARAN BAB
VI
Rencana Tindak lanjut
Penutupan
Post Test
PEMBUKAAN
BLC (Buiding Learning Comitment)
WAWASAN:
1. Kebijakan Penanggulangan
Masalah Penyalahgunaan
Napza di Indonesia
2. Gangguan Penggunaan
Napza
METODE:
Curah pendapat
Ceramah dan tanya jawab
PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN:
1. Etika Konseling 2. Tahapan Perubahan Perilaku 3. Teknik Dasar Konseling 4. Teknik Konseling Pada Individu 5. Teknik Konseling Pada Pasangan 6. Praktik Konseling Pada Keluarga 7. Tata Laksana Burn Out Pada Petugas
METODE:
Curah pendapat
Ceramah dan tanya jawab
Diskusi Kelompok
Studi Kasus
Role Play
Evalu
asi
PRETEST
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page20
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Proses dan Metode Pembelajaran
A. Proses pembelajaran Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen
belajar diantara peserta. 2. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai
pengaruh terhadap perubahan perilaku dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan tugas.
3. Penjajagan awal peserta dengan memberikan pre-test. 4. Pembahasan materi kelas. 5. Praktik kelas dalam bentuk penugasan-penugasan. 6. Penjajagan akhir peserta dengan memberikan post-test.
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam teori maupun penugasan, dimana: 1. Fasilitator mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses
pembelajaran. 2. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pada setiap materi. 3. Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan:
a. Penggalian pengalaman peserta. b. Penjelasan singkat tentang seluruh materi. c. Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok.
4. Setelah semua materi disampaikan, fasilitator dan atau peserta dapat memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.
5. Sebelum pemberian materi berakhir, fasilitator dan peserta dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.
B. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran ini berdasarkan pada prinsip: 1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan
yang terkait dengan tugas yang dilaksanakan. 2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran. 3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya
komunikasi dari dan ke berbagai arah. Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran diantaranya adalah: 1. Ceramah singkat dan tanya jawab. 2. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta
terkait dengan materi yang diberikan. 3. Penugasan berupa: diskusi kelompok, role play dan studi kasus.
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page21
C. Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut: 1. Pembukaan
Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut: a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang
perlunya pelatihan. c. Perkenalan peserta secara singkat.
2. Membangun komitmen belajar
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Kegiatannya antara lain: a. Penjelasan oleh fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar. b. Perkenalan antara peserta dan para fasilitator dan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan.
d. Kesepakatan antara para fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
3. Pengisian pengetahuan/wawasan Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini, sebagai berikut : Kebijakan Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Napza Tinjauan Singkat Gangguan penggunaan Napza
4. Pemberian ketrampilan
Pemberian materi ketrampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian
materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan
semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi
tersebut, yaitu metode tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok dan role
play.
5. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page22
Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut pelaksanakan
wajib lapor dan rehabilitasi medis pecandu narkotika.
6. Evaluasi Evaluasi dilakukan tiap hari dengan cara mereview kegiatan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk
menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga
dilakukan proses umpan balik dari pelatih ke peserta berdasarkan
penilaian penampilan peserta.
7. Penutupan Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page23
A. Peserta
a. Kriteria Peserta: Peserta pelatihan ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter, Perawat dan Psikolog dengan kriteria sebagai berikut: 1. Pendidikan Dokter minimal S-1 Kedokteran Umum, D-3 Keperawatan,
S-1 Psikolog 2. Bekerja pada unit pelayanan HIV/AIDS dan /atau Napza 3. Pernah mengikuti pelatihan Asesmen dan Rencana Terapi atau
Program Terapi Rumatan atau Skrining Dengan Menggunakan ASSIST 4. Bersedia mengikuti secara penuh kegiatan pelatihan
b. Jumlah Peserta: Dalam 1 kelas, peserta berjumlah maksimal 30 orang.
B. Pelatih/Fasilitator
Kriteria Pelatih/Fasilitator: 1. Menguasai materi yang dilatihkan atau mempunyai pengalaman dan
pengetahuan sesuai dengan materi yang dilatihkan 2. Pendidikan minimal setara dengan pendidikan peserta, dengan tambahan
keahlian dibidang materi yang akan diajarkan 3. Memiliki kemampuan melatih, yaitu widyaiswara atau telah mengikuti
AKTA atau pernah mengikuti Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK).
PESERTA DAN PELATIH
BAB
VII
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page24
A. Penyelenggara
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan diselenggarakan oleh Institusi Pelatihan yang terakreditasi/ Instansi lain dengan bekerjasama/ pengampuan dari Balai : 1. Mempunyai Pengendali Pelatihan atau seseorang yang ditunjuk sebagai
Pengendali Proses pembelajaran yang menguasai materi pelatihan. 2. Mempunyai minimal 1 orang tenaga SDM yang pernah mengikuti Training
Officer Course (TOC) atau pernah menyelenggarakan pelatihan. B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan diselenggarakan di Instiutusi yang terakreditas/ BPPK Bapelkes/ Intansi lain tempat yang memiliki sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN BAB
VIII
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page25
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi: A. Evaluasi terhadap Peserta
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui: 1. Penjajagan awal melalui pre test. 2. Penjajagan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta terhadap
materi yang telah diterima melalui post test. 3. Penilaian terhadap keterampilan yang dilakukan melalui penilaian hasil
tugas kelompok. B. Evaluasi terhadap Pelatih/Instruktur
Evaluasi terhadap pelatih/instruktur ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan pelatih/instruktur dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi: a. Penguasaan materi b. Ketepatan waktu c. Sistematika penyajian d. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan e. Empati, gaya dan sikap kepada peserta f. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) g. Kesempatan tanya jawab h. Kemampuan menyajikan i. Kerapihan pakaian j. Kerjasama antar tim pengajar.
C. Evaluasi terhadap Penyelenggara Pelatihan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi: a. Tujuan pelatihan b. Relevansi program pelatihan dengan tugas c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja d. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan f. Pelayanan sekretariat terhadap peserta g. Pelayanan akomodasi dan lainnya h. Pelayanan konsumsi i. Pelayanan perpustakaan j. Pelayanan komunikasi dan informasi.
EVALUASI BAB
IX
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page26
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan kehadiran minimal 95% berhak mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan ketua penyelenggara.
SERTIFIKAT
BAB
X
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page27
TIM PENYUSUN dr. Christina Siste, SpKJ
dr. Esther S, SpKJ dr. Imelda Indriyani Meiske Y Suparman
dr. Lucia Maya Savitri, MARS dr. Hans Christian Dharma, SpKJ
Wini Wulansari, S.Si, MKM Endang Suharjanti, S.Sos, M.Si
Ns. Dewi Sartika, M.Kep, Sp.Kep.J Ns. Dian Pancaningrum, S.Kep., M.Kep
Utary Rezki Sakinah, SKM
Penasehat dr. Ratna Mardiati, SpKJ
Penanggung Jawab
dr. Herbet Sidabutar, SpKJ dr. Fatcha Nuraliyah,MKM
Ketua
drg. Luki Hartanti, MPH
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page28
MASTER JADWAL PELATIHAN KONSELING DASAR MASALAH PENYALAHGUNAAN
NAPZA JAKARTA, ................ 2020
HARI / TANGGAL
JAM
JPL
KEGIATAN KELAS
Senin, ……………
.
12.00 – 13.00 Registrasi peserta Panitia
13.00 – 13.30 Pembukaan Direktur P2MKJN
13.30 – 14.00 Pra tes Panitia
14.00 – 15.00 2
Kebijakan Penanggulangan Gangguan Penggunaan Napza di Indonesia
Fasilitator
15.00 – 15.15. Rehat
15.15 – 16.30 3 Building Learning Commitment
Fasilitator
16.30 – 18.00 2
Tinjauan Singkat Gangguan Penggunaan Napza
Fasilitator
Selasa, ………….
07.30 - 08.00 Refleksi MOT
08.00 – 10.00 3 Etika Konseling Fasilitator
10.00 – 10.15 Rehat
10.15 – 12.30 4 Tahapan Perubahan Perilaku dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
Fasilitator
12.30 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 14.15
Tahapan Perubahan Perilaku dan Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
Fasilitator
14.15 – 15.45 4 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator
15.45 – 16.00 Rehat
16.00 – 17.30 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page29
HARI / TANGGAL
JAM
JPL
KEGIATAN PEMBICARA/FASILIT
ATOR
Rabu, …………
07.30 – 08.00 Refleksi Panitia
08.00 – 10.00 7
Penerapan Tehnik Konseling pada Individu
Fasilitator
10.00 – 10.15 Rehat
10.15 – 12.00
Lanjutan Penerapan Tehnik Konseling pada Individu
Fasilitator
12.00 – 13.00
ISHOMA
13.00 – 14.30 Lanjutan Penerapan Tehnik
Konseling pada Individu Fasilitator
14.30 – 14.45
Rehat
14.45 – 17.00 3
Tata Laksana Burn Out pada Petugas
Fasilitator
Kamis,
………
07.30 – 08.00 Refleksi MOT
08.00 – 10.00 5 Tehnik Konseling pada Pasangan Fasilitator
10.00 – 10.15
Rehat
10.15 – 12.00 Lanjutan Tehnik Konseling pada
Pasangan Fasilitator
12.00 – 13.00
ISHOMA
13.00 – 15.30 5
Praktik Konseling pada Keluarga Fasilitator
15.30 – 15.45
Rehat
15.45 – 17.00 Lanjutan Praktik Konseling pada
Keluarga Fasilitator
17.00 – 18.00 2
Rencana Tindak Lanjut Fasilitator
Jumat,
……….
07.30 – 08.00 Refleksi MOT
08.00 – 09.30 2
Anti Korupsi BPPK Cilandak
09.30 – 09.45
Rehat
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page30
09.45 – 10.15
Post Test Panitia
10.15 – 10.30
Penutupan Kasubdit Masalah
Penyalahgunaan Napza
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page31
MASTER JADWAL PELATIHAN KONSELING DASAR MASALAH PENYALAHGUNAAN NAPZA
JAKARTA, ......... 2020
HARI /
TANGGAL JAM
JPL
KEGIATAN KELAS A KELAS B
Senin, …….
12.00 – 13.00 Registrasi peserta Panitia
13.00 – 13.30 Pembukaan Direktur P2MKJN
13.30 – 14.00 Pra tes Panitia
14.00 – 15.00 2
Kebijakan Penanggulangan Gangguan Penggunaan Napza di Indonesia
Fasilitator
15.00 – 15.15. Rehat
15.15 – 16.30 3 Building Learning Commitment
Fasilitator
16.30 – 18.00 2
Tinjauan Singkat Gangguan Penggunaan Napza
Fasilitator Fasilitator
Selasa, ………
07.30 - 08.00 Refleksi Panitia
08.00 – 10.00 3 Etika Konseling Fasilitator Fasilitator
10.00 – 10.15 Rehat
10.15 – 12.30 4 Tahapan Perubahan Perilaku dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
Fasilitator Fasilitator
12.30 – 13.30 ISHOMA
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page32
13.30 – 14.15
Tahapan Perubahan Perilaku dan Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
Fasilitator Fasilitator
14.15 – 15.45 4 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator Fasilitator
15.45 – 16.00 Rehat
16.00 – 17.30 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator Fasilitator
HARI / TANGGAL
JAM
JPL
KEGIATAN PEMBICARA/ FASILITATOR
Rabu, ……..
07.30 – 08.00 Refleksi Panitia
08.00 – 10.00 7
Penerapan Tehnik Konseling pada Individu
Fasilitator Fasilitator
10.00 – 10.15 Rehat
10.15 – 12.00
Lanjutan Penerapan Tehnik Konseling pada Individu
Fasilitator Fasilitator
12.00 – 13.00
ISHOMA
13.00 – 14.30 Lanjutan Penerapan Tehnik
Konseling pada Individu Fasilitator Fasilitator
14.30 – 14.45
Rehat
14.45 – 17.00 3
Tata Laksana Burn Out pada Petugas
Fasilitator Fasilitator
Kamis,
………..
07.30 – 08.00 Refleksi Panitia
08.00 – 10.00 5 Tehnik Konseling pada Pasangan Fasilitator Fasilitator
10.00 – 10.15
Rehat
10.15 – 12.00 Lanjutan Tehnik Konseling pada
Pasangan Fasilitator Fasilitator
-
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page33
12.00 – 13.00
ISHOMA
13.00 – 15.30 5
Praktik Konseling pada Keluarga Fasilitator Fasilitator
15.30 – 15.45
Rehat
15.45 – 17.00 Lanjutan Praktik Konseling pada
Keluarga Fasilitator Fasilitator
17.00 – 18.00 2
Rencana Tindak Lanjut Fasilitator
Jumat,
………..
07.30 – 08.00 Refleksi Panitia
08.00 – 09.30 2
Anti Korupsi BPPK Cilandak
09.30 – 09.45
Rehat
09.45 – 10.15
Post Test Panitia
10.15 – 10.30
Penutupan Kasubdit Masalah Penyalahgunaan Napza