a2_36_hesti retno budi arini

Upload: hesti-arini

Post on 10-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS TIGER DIET (LOW CARBOHYDRATE-HIGH PROTEIN)

OLEH :Hesti Retno Budi Arini (125070301111006)

JURUSAN GIZI KESEHATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2013

A. DEFINISITiger diet (atau ada yang menyebutnya high protein diet) adalah cara makan yang sangat ketat dengan hanya mengonsumsi daging dan olahannya saja dengan karbohidrat yang sangat sedikit. Diet ini dahulu dilakukan oleh serdadu yang akan berangkat perang tetapi masih mengalami kelebihan berat badan. Inti dari diet ini adalah konsumsi karbohidrat yang sangat rendah dengan konsumsi protein (terutama daging merah) yang sangat tinggi menyerupai diet harimau.

B. PRINSIP Konsumsi karbohidrat yang rendah memaksa tubuh untuk mengolah protein dan lemak yang ada untuk menghasilkan energi. Sedangkan pemecahan lemak dan protein ini memerlukan energi yang lebih besar dan tidak sebanding dengan energi yang dihasilkan sehingga terjadi penurunan berat badan. Tiger diet dapat dilaksanakan oleh orang yang tidak mengalami gangguan pada ginjalnya, sehingga memang untuk diet ini harus di bawah pengawasan ahli gizi dan dokter. Tiger diet hanya memperbolehkan memakan daging tanpa lemak (daging kualitas 1) sekitar 5 kg sehari tanpa bumbu sebab bumbu terutama garam dapat meretensi air dalam tubuh sehingga meningkatkan berat badan. Daging yang dikonsumsi hanya boleh direbus. Karbohidrat hanya sedikit sekali. Minum dibatasi max 3 x 1 gelas kecil kira-kira 150 cc per gelas. Selama diet orang tersebut harus melakukan aktivitas fisik cukup berat dengan olah raga yang banyak menghabiskan kalori seperti lari maraton dan olah raga beban lainnya. Diet ini menjanjikan penurunan berat badan yang cepat dan sehat kurang lebih dari 80 kg menjadi 50 kg selama 3 minggu. Rata-rata penurunan berat badan adalah 10% per minggu dari berat badan awal.

C. LATAR BELAKANGSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tiger diet ini awalnya direkomendasikan untuk dilakukan oleh para serdadu yang akan berangkat perang tetapi masih mengalami kelebihan berat badan. Sedangkan latar belakang secara umum timbulnya diet ini di kalangan masyarakat tentunya sama seperti diet-diet yang lain yakni karena tingginya keinginan untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Salah satu contoh analisis penyebab timbulnya bermacam-macam diet adalah sebagai berikut:Diet penurunan berat badan memang menarik termasuk juga bagi orang-orang Amerika yang overweight, yang populasinya mulai meningkat. Sebagai contoh fad diet menjanjikan penurunan berat badan yang cepat, mudah, pembatasan porsi makanan favorit, dan segala efek baik lainnya. Popularitas fad diet menjanjikan penurunan berat badan secara tradisional yakni sekitar 0,45 0,9 kg per minggu. Sebenarnya, bila diterapkan dengan tekun dan disiplin, program penurunan diet tradisional ini dapat mengajarkan kita tentang gaya hidup baru terkait makan sehat. Sayangnya, 70% pelaku penurunan berat badan kembali ke kebiasaan lama mereka setelah 2 tahun mencapai penurunan separuh berat badannya. Pada umumnya pasien-pasien ini memiliki pemikiran yang sempit terhadap penambahan berat badannya setelah diet tradisional tersebut, dan menganggapnya sebagai suatu kegagalan dari program diet tersebut sehingga mereka lebih tertarik dengan diet yang menjanjikan penurunan berat badan yang cepat dan mudah. Sedangkan perkembangan dari berbagai macam diet rendah karbohidrat tinggi protein tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:Diet rendah karbohidrat tinggi protein memiliki sejarah panjang pada popularitasnya. Orang-orang Olympus memakan banyak daging dan sedikit sayur lebih dari 2000 tahun lalu untuk meningkatkan performa atletnya. Dr William Harvey merekomendasikan diet dengan pembatasan makanan manis dan pati, serta mengizinkan konsumsi banyak daging yang membutuhkan diuresis. Seiring dengan kemajuan ilmu gizi dan penemuan vitamin esensial, diet ini hilang pamor dan muncul lagi di akhir 1960an dan awal 1970an dengan publikasi diet Atkin, Stillman, Drinking Man, Scarsdale, dan Air Force. American Medical Association sangat mengkritik diet-diet ini sehingga menyebabkan penurunan pamor dari diet-diet tersebut.Kebangkitan diet rendah karbohidrat kembali muncul dengan meningkatnya obesitas dan resistensi insulin di populasi. Walaupun diet Atkin adalah prototipnya, diet Sugar Busters, Carbohydrate Addicts, Protein Power, dan Zone adalah variasi yang muncul saat itu.Beberapa diet tersebut menjanjikan, sepanjang Anda membatasi konsumsi karbohidrat, Anda akan dapat menurunkan berat badan dan Anda dapat memakan makanan sebanyak yang Anda mau.Untuk beberapa pasien, intake tinggi protein menekan nafsu makan. Sedangkan pada pasien lainnya, ketosis dari pembatasan karbohidrat juga menekan nafsu makan. Pembatasan karbohidrat mengeliminasi beberapa makanan populer yang sering dikonsumsi seperti roti, sereal, soft drink, french fries, dan pizza. Dengan pengurangan karbohidrat yang sederhana, pengikut diet Atkin mengonsumsi 500 kalori kurang dari kebutuhannya per hari.

D. PROSESTiger diet yang merupakan salah satu tipe diet rendah karbohidrat tinggi protein (RKTP) ini menimbulkan pro kontra dalam penerapannya. Proses kerja tiger diet dalam menurunkan berat badan juga mirip dengan diet RKTP lain, memanfaatkan sumber energi selain karbohidrat sehingga simpanan tubuh berkurang, termasuk air, sehingga berat badan memang berkurang drastis, tanpa melihat efek sampingnya. Bagaimana diet rendah karbohidrat dapat menginisiasi penurunan berat badan yang besar? Dapat dijelaskan seperti salah satu analisis berikut:Mengurangi intake kalori 500 kkal/hari dapat menurunkan berat badan 0,45 - 0,9 kg per minggu dan pada awal minggu dapat menurunkan hingga 2 3 kg berat badan. Tetapi hal ini bukan karena keajaiban perubahan metabolisme tubuh yang membakar lemak bukan karbohidrat seperti prinsip diet RKTP, melainkan karena diuresis. Ketika intake karbohidrat sangat rendah, dua proses metabolik terjadi, yang mengurangi total air tubuh. Proses pertama adalah mobilisasi simpanan glikogen hati dan otot. Setiap gram glikogen dimobilisasi dengan kurang lebih 2 gram air, padahal simpanan glikogen adalah sekitar 100 gram di hati dan 400 gram di otot. Mobilisasi ini menghasilkan penurunan berat badan sekitar 1 kg. Pasien menganggap perubahan ini sebagai gejala penggembungan dan sangat gembira dengan efek ini. Proses kedua adalah pembentukan badan keton dari katabolisme lemak endogen. Badan keton difilter oleh ginjal sebagai anion nonreabsorbable. Keadaan ini meningkatkan kadar natrium ginjal dan penurunan air.Pada studi yang membandingkan diet campuran 800 kkal dengan diet rendah karbohidrat-tinggi lemak 800 kkal selama sepuluh hari, terjadi penurunan berat badan 4,6 kg pada diet ketogenik (tinggi lemak) dan 2,8 kg pada diet campuran. Studi keseimbangan nitrogen-energi mendokumentasikan bahwa perbedaan penurunan berat badan semua dikarenakan pengurangan kadar total air tubuh.Efek diuretik diet rendah karbohidrat memang masih belum terlalu tinggi pada minggu pertama. Penurunan berat badan selanjutnya adalah efek dari hukum keseimbangan energi. Kalori yang diambil dari berbagai sumber selain karbohidrat menentukan keberhasilan penurunan berat badan selanjutnya.Pada studi tentang diet Atkin, pasien yang melakukannya mengurangi kalori hingga 500 kkal per hari. Rata-rata penurunan berat badannya 7,7 kg pada 8 minggu, yang tidak lebih besar dari diet rendah kalori. Sedangkan pada beberapa studi komparasi lainnya, diperoleh bukti bahwa sepanjang intake kalorinya konstan, tidak ada keuntungan dari diet pembatasan karbohidrat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan berat badan jangka panjang dipengaruhi oleh pembatasan kalori, bukan pembatasan karbohidrat, baik itu pada tiger diet, Atkin diet, ataupun diet ekspres yang lain.

E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN1. Kelebihan Penurunan berat badan yang cepat tanpa menyiksa bagi orang yang kurang suka mengonsumsi karbohidrat. Cepat kenyang karena makanan tinggi protein dan lemak akan meningkatkan rasa kenyang dan puas. Makan makanan kesukaan yang tinggi protein tanpa kecemasan akan efek kelebihan protein.2. Kelemahan Dengan kurangnya konsumsi serat dapat berakibat konstipasi. Makanan tinggi protein mayoritas miskin vitamin esensial dan zat gizi dari tumbuhan. Menurut Profesor Robert Eckel dari Universitas Colorado, konsumsi daging yang berlebihan menyebabkan penumpukan lemak jenuh di dalam badan sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya peningkatan kadar kolesterol, penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Konsumsi protein berlebihan, tentunya akan meningkatkan kadar amonia dalam darah dan dapat memberatkan kerja ginjal, ditambah dengan larangan banyak minum air sebab dapat meningkatkan berat badan bila diretensi dalam tubuh. Dari penelitian yang dilakukan Klevay dan Wildman pada tahun 2000, diet daging akan menjadikan tubuh kekurangan tembaga dan seng, sehingga bisameningkatkan terjadinya kerapuhan tulang. Dr. Fiastuti Witjaksono, seorang dokter gizi, menyatakan bahwa diet ini juga menurunkan kadar kalsium tubuh, karena metabolisme atau pengolahan protein dapat meningkatkan pembuangan kalsium melalui urin.Secara rinci efek dari tiger diet dan diet RKTP lain adalah sebagai berikut:1. Efek Metabolik yang Tidak Menguntungkan Komplikasi dari ketosis: Anak yang menerapkan diet ketogenik mengalami peningkatan kejadian dehidrasi, konstipasi, dan batu ginjal. Efek samping lainnya adalah hiperlipidemia, kegagalan fungsi neutrofil, neuropati optik, osteoporosis dan defisiensi protein. Selain itu karena diet ketogenik berpengaruh pada sistem saraf pusat, dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif. Efek jangka panjangnya adalah gangguan pada kinerja dan fleksibilitas mental. Komplikasi dari intake tinggi lemak jenuh: Selain efek penurunan berat badan, diet tinggi lemak tinggi protein meningkatkan level kolesterol dan LDL, baik pada studi diet Atkin maupun Stillman. Komplikasi dari intake tinggi lemak: Diet tinggi lemak meningkatkan aliran dan sirkulasi dari asam lemak bebas yang dapat berakibat pada aritmia jantung. Komplikasi dari pengurangan buah, sayur, dan padi-padian: Efek terbesarnya adalah defisiensi mikronutrien. Anak-anak yang mengonsumsi diet ketogenik rendah karbohidrat mengurangi intake kalsium, magnesium, dan besi. Dua pelaut yang menerapkan diet hipokalori-tinggi protein-rendah karbohidrat pada sebuah perjalanan mengalami neuropati optik akibat defisiensi tiamin. Walaupun defisiensi vitamin dapat dicegah dengan suplemen multivitamin, tetap akan terjadi defisiensi vitamin pada diet rendah karbohidrat karena zat aktif fitokimia hanya ada pada buah, sayur, dan padi-padian. Komplikasi dari intake tinggi protein: Peningkatan protein dalam diet akan meningkatkan glomerular filtration rate dan kadar asam urat dalam darah.2. Efek Merugikan Jangka Panjang Perkembangan nefrolitiasis: Diet tinggi protein rendah karbohidrat berhubungan dengan hiperkalsiuria, hiperuricosuria, dan hipositraturia yang dapat menyebabkan pembentukan kalkuli ginjal, yang tidak lain adalah faktor resiko dari nefrolitiasis. Perkembangan osteoporosis: Diet tinggi protein rendah karbohidrat menyebabkan suasana tubuh yang asam atau asidosis metabolik kronik subklinis. Asidosis metabolik menginisiasi mobilisasi kalsium dari tulang. Sedangkan osteoblas dan osteoklas akan dapat melakukan reabsorpsi tulang besar-besaran sebagai respon dari sedikit penurunan pH. Perkembangan chronic renal insufficiency: Pada beberapa studi, diet tinggi protein rendah karbohidrat berpotensial mempercepat gagal ginjal pada pasien dengan chronic renal insufficiency.

F. HUBUNGAN DIET RKTP DENGAN PENYAKIT1. Diambil dari Effect of a High-Protein, Low-Carbohydrate Diet on Blood Glucose Control in People With Type 2 Diabetes - Mary C. Gannon and Frank Q. Nuttall 2004Pada penelitian tentang diet rendah karbohidrat tinggi protein yang dilakukan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (low-biologically-available-glucose diet), protein sebesar 15-30% dari total energi dengan pengurangan karbohidrat menghasilkan penurunan nilai glikohemoglobin (8,1-7,3%) setelah pelaksanaan diet selama 5 minggu dan ditujukan untuk mengurangi resiko penyakit jantung koroner. Pada studi terkini, diet rendah karbohidrat tidak hanya mengurangi konsentrasi glukosa postmeal tetapi juga mengurangi konsentrasi glukosa puasa semalam. Penyebab penurunan glukosa puasa ini belum pasti tetapi kemungkinan besar adalah karena penurunan tingkat glikogenolisis. Selain itu, diet rendah karbohidrat juga dapat meningkatkan konsentrasi insulin oleh karena diet tinggi protein ini menstimulasi sekresi insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Selain itu, terjadi pula penurunan kadar trigliserida tetapi untuk hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena hasilnya belum konsisten.2. Diambil dari Low-carbohydrate, high-protein diet score and risk of incident cancer; a prospective cohort study - Lena Maria Nilsson, Anna Winkvist, Ingegerd Johansson, Bernt Lindahl, Gran Hallman, Per Lenner and Bethany Van Guelpen 2013Dapat disimpulkan, studi kohort berdasarkan-populasi ini tidak mendukung peran penting apapun dari diet rendah karbohidrat tinggi protein terhadap resiko terjadinya kanker, walaupun dimungkinkan adanya peningkatan resiko kanker pernapasan dan peningkatan resiko kanker secara umum dalam waktu yang singkat. Sehingga untuk diet-diet lain yang menggunakan prinsip rendah karbohidrat tinggi protein ataupun prinsip lain terkait makronutrien untuk mengurangi resiko terjadinya kanker, membutuhkan studi lebih lanjut.3. Diambil dari Effect of an energy-restricted, high-protein, low-fat diet relative to a conventional high-carbohydrate, low-fat diet on weight loss, body composition, nutritional status, and marker s of cardiovascular health in obese women Manny Noakes, Jennifer B Keogh, Paul R Foster, and Peter M Clifton 2005Diet dengan pembatasan energi, tinggi protein, dan rendah lemak menghasilkan manfaat nutrisional dan metabolik yang sama dan terkadang lebih besar daripada diet tinggi karbohidrat. Rinciannya: Penurunan massa lemak (termasuk konsentrasi trigliserida) dengan diet tinggi protein lebih tinggi dibanding diet tinggi karbohidrat. Selain itu LDL, HDL, glukosa, insulin, asam lemak bebas, dan CRP menurun seiring dengan dengan penurunan berat badan Serum vitamin B-12 meningkat pada diet tinggi protein dan menurun pada diet tinggi karbohidrat Folat dan vitamin B6 meningkat pada kedua diet4. Diambil dari Comparative Effects of Low-Carbohydrate High-Protein Versus Low-Fat Diets on the Kidney Allon N. Friedman 2012Pada individu obese yang sehat, diet rendah karbohidrat tinggi protein untuk penurunan berat badan selama 2 tahun tidak berhubungan dengan efek berbahaya pada glomerular filtration rate, albuminuria, atau keseimbangan elektrolit dan cairan dibandingkan dengan diet rendah lemak. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan efek jangka panjangnya terhadap fungsi ginjal.5. Diambil dari Low carbohydratehigh protein diet and mortality in a cohort of Swedish women - P.Lagiou 2007Diet tinggi protein rendah karbohidrat berhubungan dengan peningkatan kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada wanita. Dibutuhkan kontrol terhadap diet penurunan berat badan sebagai wujud kewaspadaan terhadap efek jangka panjang dari program diet tersebut.

G. KESIMPULANDari penjelasan mengenai tiger diet secara khusus dan diet RKTP pada umumnya, dapat disimpulkan bahwa tiger diet dan kawan-kawannya mengutamakan pembakaran sumber energi selain karbohidrat dan pengurangan kadar air tubuh untuk menurunkan berat badan secara cepat. Hal ini memang efektif tetapi kemungkinan dampak negatif bila dilakukan dalam jangka panjang sangat tinggi. Berbagai hasil penelitian memang belum menunjukkan hubungan yang negatif, tetapi kemungkinan kerusakan organ kronik tetap ada akibat diet RKTP ini. Sehingga akan sangat baik bila dalam menerapkan tiger diet ataupun diet ekstrem lainnya kita memperhatikan analisis para ahli mengenai efek jangka panjangnya.Prinsip penurunan berat badan yang tepat dan sehat adalah pengurangan kalori, bukan pengurangan karbohidrat, air, ataupun zat gizi tertentu. Sebagaimana dalam prinsip keseimbangan energi, berat badan akan berkurang dengan sendirinya bila energi yang dikonsumsi lebih sedikit daripada energi yang dibutuhkan karena tubuh akan memecah cadangan lemak menjadi energi. Sehingga pikiran untuk menurunkan berat badan secara cepat harus sedikit demi sedikit dikurangi dan diganti dengan pola hidup yang sehat seimbang untuk mendapatkan berat badan ideal tanpa efek yang merugikan.

DAFTAR PUSTAKADenke, Margo A., MD. 2001. Metabolic Effects of High-Protein, Low-Carbohydrate Diets. http://general.utpb.edu/fac/eldridge_j/kine6362/ancillaryfiles/High%20protein.pdfFriedman, Allon N. 2012. Comparative Effects of Low-Carbohydrate High-Protein Versus Low-Fat Diets on the Kidney. http://cjasn.asnjournals.org/content/early/2012/05/30/CJN.11741111.full.pdfGannon, Mary C. and Nuttall, Frank Q.. 2004. Effect of a High-Protein, Low-Carbohydrate Diet on Blood Glucose Control in People With Type 2 Diabetes. http://diabetes.diabetesjournals.org/content/53/9/2375.abstractHaurissa, Andreas Erick dr. 2008. Tiger Diet, Sehatkah? http://www.tanyadok.com/kesehatan/tiger-diet-sehatkahHidayat, Meilinah. 2011. Majalah Ilmiah Maranatha Volume 18: Perbandingan, Bukti dan Pertimbangan Klinis Beberapa Program Diet Populer. http://repository.maranatha.edu/1160/1/Majalah%20Ilmiah%20Maranatha_Perbandingan,%20Bukti%20dan%20Pertimbangan%20Klinis.pdfLagiou, P. 2007. Low CarbohydrateHigh Protein Diet and Mortality in A Cohort of Swedish Women. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2796.2007.01774.x/pdfLestari, Marintan Widi. 2013. Risiko Tiger Diet. http://www.vemale.com/topik/diet-dan-fitness/34440-risiko-tiger-diet.htmlNilsson, Lena Maria, et al. 2013. Low-Carbohydrate, High-Protein Diet Score and Risk of Incident Cancer; A Prospective Cohort Study. http://www.nutritionj.com/content/12/1/58Noakes, Manny, et al. 2005. Effect of An Energy-Restricted, High-Protein, Low-Fat Diet Relative to A Conventional High-Carbohydrate, Low-Fat Diet On Weight Loss, Body Composition, Nutritional Status, and Markers of Cardiovascular Health in Obese Women. http://ajcn.nutrition.org/content/81/6/1298.full.pdf-. 2011. Tiger Diet. http://www.obesitasinfo.com/2011/05/tiger-diet.html