abdul aziz1) surabayarepository.dinamika.ac.id/id/eprint/529/1/2012-mgp-13.pdf · tidak dapat...
TRANSCRIPT
SNASTI 2012, MGP - 13
PEMANFAATAN SENSOR GERAK DALAM Hi-Speed PHOTOGRAPHY
Abdul Aziz1)
1) Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, email: [email protected]
Abstract:Hi-Speed Photography merupakan teknik yang digunakan dalam fotografi untuk menangkap gambar dengan kecepatan sangat tinggi dan banyak digunakan untuk adegan yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pemanfaatan sensor gerak menjadi ketermungkinan untuk dapat menghasilkan teknik pemotretan Hi-Speed Photography. Keywords:Hi-Speed Photography, sensor gerak, kecepatan
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa
ini fotografi sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Terlebih lagi dengan perkembangan
teknologi digital, sehingga membuat fotografi lebih
diminati oleh masyarakat karena kemudahan dalam
penggunaan serta akan hasil yang bisa langsung
dinikmati setelah memotret.
Dalam perkembangan teknologi fotografi tersebut
memungkinkan para fotografer menciptakan karya seni
fotografi yang lebih kreatif. Salah satunya adalah
penerapan dalam teknik Hi-Speed Photography.Yaitu
sebuah teknik yang digunakan dalam fotografi untuk
menangkap gambar dengan kecepatan sangat cepat dan
banyak digunakan untuk adegan yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
Dalam pemotretan menggunakan teknik Hi-Speed
menjadi diperlukan untuk menangkap obyek yang
relatif cepat gerakkannya. Untuk itu dibutuhkan alat
yang dapat menangkap gerakan obyek cepat tersebut.
Sensor gerak merupakan alat yang dapat merespon
gerakan cepat suatu obyek bergerak, sehingga dapat
dipakaia dalam pemotretan Hi-Speed.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Hi-Speed Photography Dalam penggunaan umum, Hi-Speed Photographydapat
diartikan sebagai berikut :
1. Bahwa foto tersebut diambil dengan cara
membekukan gerakan.
2. Serangkaian foto dapat diambil pada frekuensi
sampling yang tinggi atau frame rate. Yang
pertama memerlukan sensor dengan sensitivitas
yang baik -sistem yang sangat baik shuttering atau
cahaya strobe sangat cepat. Yang kedua
membutuhkan beberapa sarana untuk menangkap
frame yang berurutan, baik dengan perangkat
mekanik atau dengan memindahkan data dari
sensor elektronik yang sangat cepat.
2. Flash (Lampu Kilat)
Menurut Audy Mirza Alwi untuk memotret
menggunakan lampu flash, digunakan kecepatan yang
diberi warna merah atau tanda silang pada angka seperti
1/60, 1/125,1/250. Atau kecepatan dengan simbol X
atau simbol petir (Alwi, 2006).
3. Kecepatan rana
Menurut Abdul Aziz dalam Modul Fotografi
Dasar STIKOM SURABAYA, bahwa rana berfungsi
mengatur cahaya yang masuk berdasarkan lamanya
cahaya masuk. Jika kita membuka bagian belakang
kamera seperti saat akan memasang film, rana terlihat
sebagai tirai yang membatasi ruang film dengan ruang
lensa, yang disebut sebagai Rana Celah (Focal Plane
Shutter). Pada gambar 1. ditunjukkan celah rana yang
dapat membuka dan menutup kembali.
STIKOM S
URABAYA
SNASTI 2012, MGP - 14
Gambar 1Focal Plane Shutter. Sumber :
http://www.tpub.com/content/photography/14209/css/14209_
89.htm
Rana membatasi lamanya cahaya masuk dengan satuan
detik, misalnya 1/125 detik atau 1/1000 detik. Rana
dapat membuka selama mungkin dan bahkan hingga
berjam-jam sesuai keperluan. Dan bisa dikatakan bahwa
lama waktu rana membuka akan berpengaruh terhadap
banyak sedikitnya sinar yang masuk kebidang
film.Waktu lama sama dengan sinar banyak yang
masuk dan diserap oleh sensor, sedang waktu singkat
sama dengan sinar sedikit yang diserap oleh sensor.
Dalam Hi-Speed Photography diperlukan
kecepatan rana yang cepat guna dapat membekukan
obyeknya. Namun dalam pelaksanaan pemotretan
dibutuhkan kamera yang memiliki kecepatan yang
memadai misal kamera dengan kecepatan 1/8000 detik.
Pelaksanaan pemotretan hi speed dibutuhkan
pengamatan tajam oleh fotografer untuk dapat merekam
gerakan yang tepat antara gerakan obyek yang melintas
didepan lensa dengan tangan fotografer menekan
shutter pelepas rana. Namun mata normal akan susah
dalam melihat kecepatan yang tinggi. Sehingga perlu
pengualangan berkali-kali apabila obyek foto masuk
kedalam bidikan sesuai keinginan fotografer.
Untuk mengatasi kendala diatas, maka dibutuhkan
perangkat sensor guna menangkap gerakan obyek yang
cepat.
4. Mikrokontroler sebagai Pengendali Sensor
Mikrokontroler adalah alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan
program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara
khusus. Mikrokontroler merupakan komputer didalam
chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan
elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas
biaya. Secara harfiahnya bisa disebut "pengendali kecil"
dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya
banyak memerlukan komponen-komponen pendukung
seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil
dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroler ini. Dengan penggunaan mikrokontroler
ini maka :
- Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
- Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat
karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat
lunak yang mudah dimodifikasi.
- Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena
sistemnya yang kompak.
Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler
bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang
seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan
tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan
dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler
adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer
karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa
periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya
port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke
analog (DAC), konversi analog ke digital dan
sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang
tidak rumit atau kompleks.
IMPLEMENTASI DESAIN Pemotretan dilakukan pada ruangan dengan kondisi
gelap, karena pemotretan tersebut menggunakan
kecepatan rendah. Ini dilakukan agar lampu kilat dapat
maksimal dalam mencahayai obyeknya. Disamping itu,
penggunaan kecepatan rana yang rendah membutuhkan
ruang yang gelap pula, sehingga cahaya non lampu kilat
tidak dapat mengisi cahaya pada ccd/cmos didalam
kamera. Pada uji coba yang peneliti lakukan, peneliti
mencoba memberikan efek gerak pada obyek foto. Air
adalah yang paling mudah untuk memberikan efek
gerak dalam foto. Sehingga penekanannya adalah
seberapa kecepatan yang dapat ditangkap oleh lampu
STIKOM S
URABAYA
kilat seh
memanca
Dala
dengan g
tersebut a
dan perci
dijatuhi b
Dala
letak sens
untuk me
tepat diat
Baga
diletakka
merekam
Sensor di
waktu dan
Dala
mulut gel
posisi ata
benda itu
mengenai
G
ingga dapat
ar.
am penelitian t
gelas yang pe
ada keinginan
ikan tersebut
benda.
am bagan sepe
sor, untuk me
enyala ketika
tas gelas.
Gambar 2. B
an diatas
an sejajar de
m obyek ketika
iletakkan disa
n letak benda
am percobaan
las, sehingga k
as gelas, akan
u menyentuh p
i air.
Gambar 3. Bag
merekam ger
tersebut, pene
enuh dengan
n peneliti agar
dapat terekam
erti pada gam
emberikan siny
a benda yang
Bagan posisi pe
menunjukkan
engan tinggi
a menyentuh
amping gelas
saat melintas
n ini letak sen
ketika benda y
n terekam ole
permukaan ge
gan posisi senso
rakan air pad
eliti membuat
air. Dengan
r terjadi percik
m dengan ba
mbar 2. digam
yal pada lamp
akan menge
emotretan I
n bahwa k
gelas, agar
air pada detik
disesuaikan d
i sensor.
nsor sejajar d
yang dijatuhk
eh sensor pad
elas dan selan
or pada obyek
da saat
setting
setting
kan air
aik saat
mbarkan
pu kilat
enai air
kamera
dapat
k awal.
dengan
dengan
kan dari
da saat
njutnya
ke
dih
air
ge
sep
dii
sen
ket
ke
ge
me
G
Pada percob
dalam gelas
harapkan akan
r dari gelas. S
las disiapkan
perti pada bag
isi dengan air
Sebelumnya
nsor dapat se
tika mengena
cepatan tingg
las. Sehingg
emberikan efe
Peralatan d
pemotretan
• Ka
• Le
• Le
• Di
• Sp
• ISO
Pada
mengetahui
benda pada
landasan se
dibawah ini
ambar 5. Area
baa 1 yaitu d
yang penu
n mendapatka
elanjutnya da
n pada posis
gan yang dite
sampai menca
a harus dicob
esuai dengan
ai air. Percob
i pada saat m
ga hasil ak
ek gerakan air
Gambar 4. P
an data teknis
percobaan I a
amera : N
ensa : 1
ens position : 4
iafragma : f/
peed : 1
O : 2
uji coba b
i efek gerak d
at. Peneliti m
ebagai area p
i :
a pemotretan danlampu
SNASTI 20
dengan memas
uh dengan a
an rekaman e
alam pelaksan
si yang tela
etapkan, dan g
apai bibir gela
ba terlebih du
gerakan bend
baan 1 ini m
memasukkan be
khir pemotre
yang menarik
Percobaan 1
s yang dipergu
adalah :
Nikon D60
8-55mm
40mm
f/36
0 second
200
berikutnya, a
dan pembekua
menggunakan
pemotretan se
n tata letak senkilat
12, MGP - 15
sukkan benda
air, sehingga
efek percikan
aan teknisnya
ah ditetapkan
gelas tersebut
as.
ulu agar letak
da yang jatuh
menggunakan
enda kedalam
etan tersebut
k.
unakan dalam
adalah untuk
an obyek dari
meja sebagai
eperti gambar
sor, obyek dan
5
a
a
n
a
n
t
k
h
n
m
t
m
k
i
i
r
STIKOM S
URABAYA
SNASTI 2012
Sela
saling b
Dengan
member
dramatis
Pad
benda y
besi. Ka
menjadi
Peralatan
pemotre
•
•
•
•
•
•
ANALISA Berdasar
mendapatkan
pembekuan
Pembekuan
tersebut dia
kecepatan ra
kemampuan
kecepatan ob
Secara
dikamera ak
tergantung d
itu melalui s
2, MGP - 16
anjutnya senso
erhadapan. A
pencahayaan
rikan efek c
s.
da percobaan
yang berat sep
arena beban ya
seakan-akan
Gambar 6
n dan data tek
tan percobaan
Kamera : Nik
Lensa : 18-55
Lens position
Diafragma :
Speed : 1.7 s
ISO : 200
HASIL UJIr hasil pe
n beberapa ke
obyek berd
gerakan yan
atas ditentuka
ana pada kam
kecepatan
byek yang berg
visual, gera
kan menghas
dari kemampu
sensor dan me
or dan flash d
Arah lensa kam
n dari sisi
cahaya sampi
n 2 peneliti
perti kunci y
ang berat terse
tidak bergerak
6. Percobaan 2
knis yang dipe
n 2 adalah :
kon D60
5mm
n : 40mm
f/36
second
ICOBA ercobaan ter
endala yang b
dasarkan kece
g didapat da
an bukan d
mera, namun
lampu kilat
gerak.
akan obyek
silkan gambar
uan lampu kil
enyalakan lam
diletakkan seja
mera dari dep
samping ak
ing yang le
meng-gunak
yang terbuat d
ebut posisi oby
k.
ergunakan dal
rsebut, pene
berkaitan deng
epatan gerak
alam pemotre
dari kemampu
ditentukan o
sesuai deng
yang terek
r yang berb
lat ketika oby
mpu kilat. Ket
ajar
pan.
kan
ebih
kan
dari
yek
lam
eliti
gan
kan.
etan
uan
oleh
gan
kam
eda
yek
tika
sensor
akan
obyek
geraka
dalam
benda
maka
oleh la
U
denga
menem
keterb
antara
Oleh
sensor
SIMPB
peranc
speed
a. P
ph
K
ce
la
ob
b. H
ke
ge
c. P
di
be
di
ki
SARAS
langka
ini dal
untuk
r gerak dihubu
memberikan
k bergerak di
an disesuaika
m membekuka
a yang lebih c
benda terseb
ampu kilat.
Untuk itu per
an gerakan o
mpatkan sen
batasan kecepa
a sensor deng
karena itu
r gerak dengan
PULAN
Berdasarkan
cangan dan p
photographyd
ada pelaksan
hotography, m
Karena sensor
epat dari oby
ampu kilat ak
byek.
Hi-speed phot
eperluan fotog
erakan benda
embekuan ge
ipengaruhi da
enda. Demiki
ipengaruhi ol
ilat/flash.
AN Semoga pene
anya penelitia
lam penelitian
mencitrakan o
ungkan denga
sinyal kepad
depan senso
an dengan k
an gerakan.
cepat dengan
but tentunya
rlu adanya p
obyek yang
nsor dengan
atan, maka pe
gan kecepatan
dibutuhkan
n pelepas rana
hasil selur
pemanfaatan
dapat disimpu
naan pemotr
menjadi lebih
gerak mamp
yek benda ya
kan segera m
tographydapa
grafi yang me
yang bergerak
erakan dengan
ari jarak ant
ian pula kual
eh kondisi pe
litian ini bisa
an tentang fo
n, fotografi ha
obyek penelit
an lampu kilat
da lampu ki
or. Sehingga
kecepatan lam
Apabila ada
kecepatan lam
tidak dapat
penyesuaian
bergerak. Jik
n lampu k
erlu adanya sin
n rana didalam
penyambunga
a didalam kam
ruh penelitia
sensor gerak
ulkan bahwa :
retan dalam
mudah penge
pu mengamat
ang melintas
menyala dan
t dipergunak
enginginkan p
k secara cepat
n bantuan sen
tara sensor d
litas gerakan
encahayaan d
a menambah
otografi. Kare
anyalah dijadik
ian yang dilak
t, otomatis
lat ketika
kecepatan
mpu kilat
a gerakan
mpu kilat,
dicahayai
kecepatan
ka dalam
kilat dan
nkronisasi
m kamera.
an antara
mera.
an pada
dalam hi-
hi-speed
erjaannya.
ti gerakan
sehingga
menyinari
kan untuk
embekuan
t.
nsor akan
dan obyek
obyeknya
dari lampu
satu dari
ena sejauh
kan media
kukan.
STIKOM S
URABAYA
SNASTI 2012, MGP - 17
Penelitian tentang fotografi ini tentunya masih
memiliki banyak keterbatasan, baik penulisan, maupun
kajian literatur yang didapat. Untuk itu semoga
penelitian ini bisa dikembangkan serta dapat
menginspirasi pada penelitian fotografi selanjutnya.
RUJUKAN Andersen, Tom & Wendell. 2005. Homemade Strobe
Photography. O’Reilly Media Inc. Mirza, Audy. Foto Jurnalistik: Metode Memotret dan
Mengirim Foto ke Media Massa. Bumi Aksara: Jakarta.
Website : http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/22/0449072
5/memahami.flash.. durasi.singkat www.pdngearguide.com http://www.rpphoto.com/howto/view.asp?articleID=102
6 http://www.kenrockwell.com/tech/syncspeed.htm http://www.fotografer.net/isi/artikel/lihat.php?id=253 http://www.tpub.com/content/photography/14209/css/1
4209_89.htm http://www.kelas-mikrokontrol.com/ Modul dan Artikel : Aziz, Abdul. 2006. Modul Fotografi Dasar. Stikom
Surabaya
STIKOM S
URABAYA
SNASTI 2012, MGP - 18
STIKOM S
URABAYA