abortus imminens

23
BAB I IKHTISAR KASUS I IDENTITAS Pasien Suami Nama Ny. M Tn I Umur 24 th 33 th Agama Islam Islam Pendidikan SMP D3 Pekerjaan IRT Pegawai Swasta Suku Jawa Jawa Alamat Setia Budi Setia Budi Masuk RS 24 September 2006 (Pk 07.00) VK II ANAMNESIS Autoanamnesis tgl 24 September 2006, pukul 07.00 A. Keluhan Utama Keluar darah dari kemaluan sejak 1 jam SMRS B Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 1 jam SMRS. Darah berwarna kehitaman sebanyak 1 pembalut. Keluar gumpalan daging disangkal. Pasien tidak mengeluh nyeri perut dan mules. Riwayat trauma dan coitus sebelumnya 1

Upload: thio-fransiska-marcheline-sipahutar

Post on 02-Aug-2015

153 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABORTUS IMMINENS

BAB I

IKHTISAR KASUS

I IDENTITAS

Pasien Suami

Nama Ny. M Tn I

Umur 24 th 33 th

Agama Islam Islam

Pendidikan SMP D3

Pekerjaan IRT Pegawai Swasta

Suku Jawa Jawa

Alamat Setia Budi Setia Budi

Masuk RS 24 September 2006 (Pk 07.00) VK

II ANAMNESIS

Autoanamnesis tgl 24 September 2006, pukul 07.00

A. Keluhan Utama

Keluar darah dari kemaluan sejak 1 jam SMRS

B Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 1 jam

SMRS. Darah berwarna kehitaman sebanyak 1 pembalut. Keluar

gumpalan daging disangkal. Pasien tidak mengeluh nyeri perut dan

mules. Riwayat trauma dan coitus sebelumnya disangkal. Keputihan

tidak ada. Pasien mengaku hamil 3 bulan. ANC di bidan.

C. Riwayat menstruasi

Menarche 12 th, siklus haid teratur 28 hari lamanya 5/6 hari,

banyaknya 2 x ganti pembalut/hari, nyeri haid (+).

HPHT 3-7-06 TP : 10-4-07

1

Page 2: ABORTUS IMMINENS

D. Riwayat perkawinan

Menikah pertama kali, pada umur 24 th, lamanya perkawinan 9 bulan

E. Riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya :

1. Ini

F. Riwayat kehamilan sekarang

- mual-mual (-), muntah (-)

G. Riwayat KB

Tidak pernah KB

H. Riwayat penyakit

Disangkal

I. Riwayat operasi

Tidak pernah

J. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada

K. Riwayat kebiasaan diri pribadi

Merokok,alkohol,jamu dan narkoba disangkal

III PEMERIKSAAN FISIK

A. Status generalis

KU/kes : sakit sedang / Compos Mentis

TD : 110/70 mmHg

FN : 90 x/menit

FP : 24 X/m

S : afebris

TB/BB skrg : 162 cm/ 57 kg

Kepala : normocephali, rambut hitam, tidak mudah

2

Page 3: ABORTUS IMMINENS

dicabut

Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Mulut : tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis, gigi geligi dbN

Leher : KGB dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Toraks : mammae : simetris, hiperpigmentasi pada kedua

Areola retraksi putting (-)

Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : SN vesikuler, rhonki dan wheezing tidak

ada

Abdomen : lihat status ginekologis

Anogenital : lihat status ginekologis

Extremitas : akral hangat, edema tungkai (-)

B, STATUS GINEKOLOGIS

Abdomen:

Inspeksi : sedikit membuncit

Palpasi : Nyeri perut bawah (-), kontraksi (+),

defans muscular (-)

Perkusi : Nyeri Ketok (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal, DJJ sulit dinilai

Anogenital

I : vulva/uretra tenang.

Io : portio licin, livide, ostium tertutup, fluor(-), fluxus(+),

perdarahan akut (-)

VT : CUT sebesar telur angsa, Adnexa massa -/-,

Nyeri goyang portio (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Darah : Ht : 36 vol % Hb : 13 g/dl

Leuko : 7.700 ul Trombo : 185.000 ul

3

Page 4: ABORTUS IMMINENS

GDS : 90 mg/dl

USG: Hamil intrauterine, janin gemelli hidup keduanya, sekat (+)

Bayi I: CRL 4,9 BJJ (+)

Bayi II: CRL 4,6 BJJ (+)

Kesan: Hamil 12 minggu, gemelli hidup keduanya

Abortus Imminens

ß-HCG : (+)

IV. RESUME

Pasien Ny.M, 24 thn, datang dengan keluhan perdarahan dari

kemaluan sejak 1 jam SMRS. Darah berwarna kehitaman sebanyak 1

pembalut. Keluar gumpalan daging disangkal. Pasien tidak mengeluh

nyeri perut dan mules. Riwayat trauma dan coitus sebelumnya

disangkal. Keputihan tidak ada. Pasien mengaku hamil 3 bulan. ANC di

bidan.

HPHT : 03-7-2006

TP : 10-4-2007

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Status generalis : dbN

Status ginekologis :

Abdomen :

Inspeksi : sedikit membuncit

Palpasi : Nyeri perut bawah (-), kontraksi (+),

defans muscular (-)

Perkusi : Nyeri Ketok (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal, DJJ sulit dinilai

Anogenital

I : vulva/uretra tenang.

Io : portio licin, livide, ostium tertutup, fluor(-), fluxus(+),

perdarahan akut (-)

VT : CUT sebesar telur angsa, Adnexa massa -/-, nyeri

goyang portio(-)

4

Page 5: ABORTUS IMMINENS

Pemeriksaan penunjang :

LAB : Darah : DBN

USG : Hamil 12 minggu, gemelli hidup keduanya

Abortus Imminens

ß- HCG : (+)

V. DIAGNOSIS

Ibu :G1P0A0 Hamil 12 mgg dengan Abortus Imminens

Janin : janin gemelli hidup keduanya

VI. PROGNOSIS

Ibu : Dubia

Janin : Dubia

VII. PENATALAKSANAAN

1. Observasi perdarahan, USG

2. Bedrest

3. Duphaston 2x1 tablet

4. Duvadillan 2x1 tablet

VIII. Follow up

25/9/06

S: jantung berdebar-debar setelah minum Duvadillan

O: Status generalis

KU/Kes: sakit sedang/Compos Mentis

T: 110/70 N: 84 X/menit

RR: 20 x/menit S: 36,6 oC

Tanda akut abdomen (-)

Status ginekologi

I: v/u tenang, perdarahan (-)

A: Abortus imminens pada G1 Hamil 12 minggu

P: Duphaston 2x1

5

Page 6: ABORTUS IMMINENS

Duvadillan 2x1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN

Abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum mencapai berat 500

gram atau kurang dari 20 minggu yang berlangsung tanpa tindakan disebut

abortus spontan. Sedangkan pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu

akibat tindakan disebut abortus buatan. Dan abortus buatan yang dilakukan

atas indikasi medik disebut abortus terapeutik. Diperkirakan frekwensi abortus

spontan berkisar 10-15%.1,2,3

Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus

insipiens, abortus inkomplit dan abortus komplet. Dan dikenal pula abortus

servikalis, missed abortion, abortus habitualis, abortus infektious, dan abortus

septik.

Abortus imminens ditandai dengan terjadinya perdarahan dari uterus

pada masa kehamilan kurang dari 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam

uterus , belum didapati adanya pembukaan serviks, disertai atau tidak dengan

adanya rasa mules. Abortus ini sifatnya adalah baru mengancam dan masih

ada harapan untuk mempertahankan janin.

Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi

mengeluh perdarahan pervaginam setelah mengalami keterlambatan haid,

sering terdapat rasa mules. Sehingga untuk mendiagnosa suatu keadaan

abortus imminens, penting bagi kita untuk mengetahui etiologi, patofisiologi,

dan gejala klinis dari abortus imminens yaitu untuk menjadi salah satu dasar

pertimbangan, penatalaksanaan, apakah suatu kehamilan akan terus

dipertahankan atau tidak, dan juga untuk mengetahui prognosisnya. Dan

untuk mengetahui apakah perdarahan yang terjadi itu keluar jaringan fetal

atau jaringan maternal. Dan bagaimana dengan kualitas hidup hasil konsepsi

yang telah mengalami cedera akibat perdarahan pada usia kehamilan muda

tersebut.

6

Page 7: ABORTUS IMMINENS

B. DEFINISI1

Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus

pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan berat badan janin kurang dari

500 gr tanpa disertai dengan adanya pembukaan serviks.

Abortus dapat digolongkan atas dasar

1. Abortus spontan

Abortus imminens

Abortus insipiens

Abortus inkompletus

Abortus kompletus

2. Abortus provokatus

Abortus medicalis

Abortus kriminalis

Abortus imminens diperkirakan terjadi pada setiap pengeluaran sekret

vagina yang mengandung darah atau setiap perdarahan pervaginam yang

tampak pada awal trimester kehamilan. Perdarahan yang terjadi umumnya

ringan dan hasil konsepsi masih berada dalam uterus, sehingga sebagian

besar kehamilan dapat dipertahankan. Mengakibatkan gangguan terhadap

hasil konsepsi berupa persalinan preterm, berat badan lahir rendah serta

kematian prenatal.5

C. ETIOLOGI1,3,4

Umumnya pada kehamilan muda, abortus selalu didahului oleh

kematian janin. Adapun faktor-faktor itu adalah :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, meliputi :

- kelainan kromosom ( trisomi dan poliploidi) ditemukan sekitar

75% pada kehamilan trimester 1

- > 90% kelainan sitogenik dan morfologik mengakibatkan

abortus.

- Lingkungan endometrium kurang sempurna, misal karena

infeksi

- Pengaruh dari luar, contoh: radiasi, virus dan obat-obat

7

Page 8: ABORTUS IMMINENS

2. Kelainan pada plasenta, contoh: endarteritis

3. Penyakit ibu, seperti: pneumonia,tifus abdominalis, pielonefritis,

malaria

4. Kelainan traktus genitalis

- anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)

- retrofleksi uteri fiksata, retroversio uteri gravidi inkarserata

- mioma submukosa

- uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

- distorsio uterus

5. Kelainan ovum

6. Antagonis Rhesus

7. Faktor paternal

C. PATOFISIOLOGI1,2,3

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian

diikuti dengan adanya nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi

terlepas dan dianggap sebagai benda asing di dalam uterus, kemudian uterus

berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan, 8

minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis

belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu

villi korialis menembus desidua secara mendalam, sehingga umumnya

plasenta tidak dapat dikeluarkan dengan sempurna dan perdarahan lebih

banyak. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu biasanya abortus didahului

dengan ketuban pecah, diikuti dengan keluarnya hasil konsepsi, kemudian

disusul dengan plasenta.

D. DIAGNOSIS1

Abortus imminens dapat ditegakkan yaitu :

a. Anamnesis

- Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu

( merah segar )

- Jumlah tidak terlalu banyak

- Mules (+)

b. Pemeriksaan Fisik

8

Page 9: ABORTUS IMMINENS

- Uterus : Bentuk dan ukuran sesuai masa gestasi

Kontraksi uterus +/+

Lunak ( isthmus )

c. Pemeriksaan Ginekologik

Inspekulo : Perdarahan melalui OUE (+)

Serviks masih menutup

Tidak tampak jaringan pada servix.

VT : Servix lunak, CUT sesuai usia kehamilan, Adnexa

massa - / -, nyeri goyang portio (-)

d. Pemeriksaan Penunjang :2

1. - HCG

2. Pemeriksaan kadar Hb dan Ht

3. Pemeriksaan golongan darah dan skrining antibodi

4. Pemeriksaan kadar progesteron serum

5. USG

E. DIAGNOSA BANDING 5

1. Kehamilan ektopik terganggu ( KET )

Pada KET ditemukan amenore, perdarahan pervaginam,

biasanya sedikit sedangkan pada abortus biasanya perdarahan cukup

banyak, nyeri bagian bawah perut dan pembesaran di belakang uterus. Tetapi

nyeri pada KET biasanya lebih hebat. Pemeriksaan seperti kuldosintesis dan

USG dapat dikerjakan untuk menyingkirkan diagnosis banding ini. Sebelum

timbul KET, suatu kehamilan ektopik hanya berupa kehamilan ektopik yang

belum terganggu. Pada keadaan ini yang ditemui berupa gejala – gejala hamil

muda atau abortus imminens.

2 Mola Hidatidosa

Pada mola hidatidosa, uterus biasanya membesar lebih cepat

dibandingkan dengan masa kehamilannya, dan kadang disertai dengan

adanya hiperemis gravidarum. Ini disebabkan oleh adanya kadar HCG yang

tinggi di dalam darah. Pada pemeriksaan USG akan didapatkan gambaran

seperti badai salju ( snowform like appearance )

3. Kelainan serviks

9

Page 10: ABORTUS IMMINENS

Karsinoma serviks uteri, polipus serviks dan sebagainya.

Perdarahan yang disebabkan oleh hal ini dapat menyerupai abortus

imminens. Pemeriksaan dengan spekulum , pemeriksaan sitologik dan biopsi

dapat membantu dalam menegakan diagnosis.

F. PROGNOSIS5

Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan

kehamilan. Prognosisnya menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung

lama, mules – mules disertai dengan perdarahan dan pembukaan serviks.

Jika kehamilan terus berlanjut, maka sering diikuti dengan persalinan

preterm, plasenta previa, dan IUGR.

G. PENATALAKSANAAN 2,4

Penanganan abortus iminens terdiri atas :

1. Istirahat tirah baring, tujuannya agar aliran darah ke uterus lebih lancar dan

berkurangnya rangsangan mekanik sehingga perdarahan berhenti, dilarang

untuk koitus selama 2 minggu . Pemberian sedatif juga bisa diberikan, dan

tidak melakukan aktifitas fisik yang berlebihan.

2. Pemeriksaan USG perlu untuk menentukan viabilitas janin

3. Pemberian Progesteron pada abortus imminens belum ada penyesuaian

faham. Sebagian ahli tidak menyetujuinya dan mereka yang menyetujuinya

menyatakan harus ditentukan dulu adanya kekurangan hormon progesteron.

Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului oleh kematian

hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka

pemberian hoemon progesteron memang tidak banyak manfaatnya.

H. KOMPLIKASI1,3

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah :

1. Perdarahan masif

Dapat diatasi dengan membersihkan uterus dari sisa – sisa hasil

konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah

2. Perforasi

10

Page 11: ABORTUS IMMINENS

Perforasi uterus dapat terjadi terutama pada uterus dalam

hiperetrofleksi . Jika ditemukan tanda – tanda abdomen akut

perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung luas dan

bentuk perforasi, penjahitan luka operasi atau perlu dilakukan

histerektomi.

3. Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada abortus.

Dapat menyebar ke miometrium, tuba, parametrium dan

peritonium. Apabila terjadi peritonitis umum atau sepsis dapat

disertai dengan terjadinya syok. Penanganan bisa diberikan

antibiotik pilihan dan dilakukan laparotomi.

4. Syok

Syok pada abortus biasanya bisa terjadi karena perdarahan

( syok hemoragik ) dan karena infeksi berat ( syok septik )

11

Page 12: ABORTUS IMMINENS

BAB III

ANALISA KASUS

Kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang.

Keluhan utama pada abortus adalah perdarahan pervaginan, dimana

pada pasien ini. Ny M , 24 th datang dengan keluhan perdarahan pervaginam

sejak 1 jam SMRS, tetapi tidak disertai dengan keluhan tambahan berupa

rasa mules dan nyeri perut. Darah berwarna kehitaman. HPHT 3-7-06 dan

pasien mengaku hamil 3 bulan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Status generalis : DBN

Status Ginekologis :

Abdomen : Sedikit membuncit, nyeri tekan perut bawah (-),

Bunyi jantung janin sulit dinilai.

Anogenital

I : vulva/uretra tenang.

Io : portio licin, livide, ostium tertutup, fluor(-), fluxus(+),

perdarahan akut (-)

Vt : CUT sebesar telur angsa, Adnexa massa -/-,

nyeri goyang portio(-)

Pemeriksaan Penunjang : Darah : DBN

USG : Kesan Hamil 12 minggu, gemelli

hidup keduanya

Abortus Imminens

ß-HCG : (+)

Pada pasien ini dapat didiagnosis banding dengan abortus inkomplit,

komplit, insipiens, dilihat dari adanya perdarahan pervaginam pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu. Pada pemeriksaan Anogenital ditemukan

portio yang licin dan masih tertutup dan tidak dijumpai adanya jaringan,

sehingga abortus yang lain dapat disingkirkan.

12

Page 13: ABORTUS IMMINENS

Selain itu perlu dicurigai adanya KET ataupun Mola sebagai diagnosis

banding lainnya.

KET, gejala awalnya berupa amenore seperti pada kehamilan biasa

dan kemudian terjadi perdarahan pervaginam, Tetapi hal ini dapat

disingkirkan sebab tidak terdapatnya tanda-tanda akut abdomen yang

merupakan tanda klasik pada KET dan pada pemeriksaan fisik tidak

ditemukan nyeri goyang portio dan pada pemeriksaan USG didapati bahwa

hasil konsepsi berada dalam kavum uteri sehingga diagnosis banding KET

dapat disingkirkan

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar

di mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami

perubahan hidropik. Pada awalnya gejala yang timbul mirip pada kehamilan

biasa, terjadi perdarahan. Tetapi diagnosa ini dapat disangkal, karena pada

pasien ini terdapat tanda-tanda kehamilan pasti, seperti terdapatnya gerakan

janin dan adanya BJJ, serta tidak ditemukannya snow flake pattern pada

pemeriksaan USG

Penangan abortus imminens yang utama adalah tirah baring (bed rest)

dan dilakukan sampai perdarahan berhenti. Diberikan pula obat-obatan yang

dapat menguatkan plasenta, sehingga diharapkan aliran darah ke janin lebih

lancar dan kehamilan dapat dipertahankan. Pemberian hormon progesteron

pada abortus imminens masih merupakan kontroversi sebab ‘keberhasilan’

dalam penggunaan obat ini sering mengakibatkan tidak lebih dari keadaan

missed abortion.

13

Page 14: ABORTUS IMMINENS

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pada kasus perdarahan pada masa kehamilan, dengan usia

kehamilan dibawah 20 minggu. Selain dicurigai sebagai abortus tapi perlu

juga dipikirkan adanya KET dan mola hodatidosa.

Pada abortus imminens, perlu penanganan yang adekuat, dimana

proses kehamilan dapat dipertahankan, dan sebisa mungkin dapat dicegah

menjadi berlanjut. Masih perlu juga dicari penyebab abortusnya, supaya

dapat mencegah terjadinya abortus habitualis pada kehamilan selanjutnya.

SARAN

Penanganan yang adekuat dari para tenaga medis (bidan/dokter)

dalam melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan

penunjang sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang adekuat

sehingga dapat mempengaruhi prognosanya.

14

Page 15: ABORTUS IMMINENS

DAFTAR PUSTAKA

1.Wiknjosastro, Hanifa. Prof.dr. DSOG. Ilmu Kebidanan, yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 1997 : 302-312

2.Cunningham, Macdonald. William Obstetrics. 21st edition. Appleton and

Lange. Stanford Connecticut. 2001:856-877

3.Mochtar, Rustam, Prof. Dr. Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta. 1998 : 209-217

4. Safuddin, Abdul bari. Prof. Dr. DSOG. Buku Acuan Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta. 2001:146-147

5. Perdarahan dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas

http://srobgyn.www3.50megs.com/mnh/Obs4.html

15

Page 16: ABORTUS IMMINENS

ABORTUS IMMINENS

PEMBIMBING

Dr. Aswin Wisaksono Sastrowardoyo, SpOG

PRESENTAN

ANTON030.00.041

OPONEN

OLIVIA P.DWI EVAYATI

ARI MURWANI

KEPANITERAAN KLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIPERIODE 11 SEPTEMBER – 18 NOVEMBER 2006

RSUP FATMAWATIJAKARTA

16