abs trak

3
ABSTRAK Osteoporosis merupakan penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dengan terapi farmakologis untuk memastikan keuntungan antifracture. Denosumab dapat menurunkan resiko untuk fraktur vertebral, non-vertebral, dan pinggul dalam kurun waktu 36 bulan berdasarakan penelitian Fracture Reduction Evaluation of Denosumab in Osteoporosis Every 6 month (FREEDOM). Penghentian konsumsi denosumab sering dihubungkan dengan peningkatan sementara dari remodeling tulang dan dapat menurunkan bone mineral density (BMD), efek ini terhadap resiko fraktur pada saat penurunan terapi masih belum dijabarkan secara mendalam. Untuk memahami kejadian fraktur antara kelompok pengobatan setelah dilakukan penghentian konsumsi obat yang diteliti, peneliti akan mengevaluasi subjek pada penelitian FREEDOM yang menghentikan pengobatan setelah menerima 2-5 dosis denosumab atau palcebo, dan tetap berpartisipasi dalam penelitian selama ≥ 7 bulan. Periode observasional tanpa pengobatan untuk setiap subjek dimulai pada bulan ketujuh setelah pemberian dosis terakhir dan bertahan hingga akhir penelitian. Subkelompok ini terdiri dari 797 subjek (470 placebo, 327 denosumab), yang dievaluasi pada saat periode tanpa pengobatan (off-treatment), dan menunjukkan karakteristik dasar yang sama untuk usia, prevalensi fraktur, dan BMD T-score total untuk lumbal dan panggul. Pada saat pengobatan, kebanyakan subjek yang diobati dengan placebo yang dibandingkan dengan subjek yang dioabti dengan denosumab lebih sering mengalami fraktur dan penurunan bermakna dari nilai BMD. Pada saat periode off-treatment (median 0.8 tahun per subjek), 42% versus 28% dari subjek yang diobati dengan placebo dan denosumab, terpaksa memulai terapi lainnya. Setelah penghentian pengobatan, persentase yang sama dari subjek di kedua kelompok mengalami kejadian fraktur yang baru (9% placebo, 7% denosumab), yang menyebabkan tingkat fraktur per 100 subjek setiap tahunnya dimana 13.5 kasus untuk kelompok placebo dan 9.7 kasus untuk kelompok denosumab (hazard ratio [HR] 0.82; 95% confidence itnerval [CI], 0.49-1.38), yang disesuaikan berdasarkan usia dan nilai total BMD T-score panggul sebagai patokan. Tidak terlihat adanya perbedaan dari pola kejadian fraktur antara kedua kelompok pada saat periode off-treatment. Sebagai kesimpulan, tidak terliaht adanya peningkatan resiko fraktur

Upload: marmutkupluk1396920

Post on 18-Aug-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

asjhcasjc

TRANSCRIPT

ABSTRAKOsteoporosis merupakan penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan jangkapanjang dengan terapi farmakologis untuk memastikan keuntungan antifracture. Denosumab dapat menurunkan resiko untuk fraktur ertebral! non"ertebral! danpinggul dalam kurun #aktu $% bulan berdasarakan penelitian &racture Reduction 'aluation of Denosumab in Osteoporosis 'ery % month (&R''DO)*. +enghentian konsumsi denosumab sering dihubungkan dengan peningkatan sementara dari remodeling tulang dan dapat menurunkan bone mineral density (B)D*! efek ini terhadap resiko fraktur pada saat penurunan terapi masih belum dijabarkan secara mendalam. ,ntuk memahami kejadian fraktur antara kelompok pengobatan setelah dilakukan penghentian konsumsi obat yang diteliti! peneliti akan mengealuasi subjek pada penelitian &R''DO) yang menghentikan pengobatan setelah menerima -". dosis denosumab atau palcebo! dan tetap berpartisipasi dalam penelitian selama / 0 bulan. +eriode obserasional tanpa pengobatan untuk setiap subjek dimulai pada bulan ketujuh setelah pemberian dosis terakhir dan bertahan hingga akhir penelitian. Subkelompok ini terdiri dari 010 subjek (203 placebo! $-0 denosumab*! yang diealuasi pada saat periode tanpa pengobatan (o4"treatment*! dan menunjukkan karakteristik dasar yang sama untuk usia! prealensi fraktur! dan B)D T"score total untuk lumbal dan panggul.+ada saat pengobatan! kebanyakan subjek yang diobati dengan placebo yang dibandingkan dengan subjek yang dioabti dengan denosumab lebih sering mengalami fraktur dan penurunan bermakna dari nilai B)D. +ada saat periode o4"treatment (median 3.5 tahun per subjek*! 2-6 ersus -56 dari subjek yang diobati dengan placebo dan denosumab! terpaksa memulai terapi lainnya. Setelah penghentian pengobatan! persentase yang sama dari subjek di kedua kelompok mengalami kejadian fraktur yang baru (16 placebo! 06 denosumab*! yang menyebabkan tingkat fraktur per 733 subjek setiap tahunnya dimana 7$.. kasus untuk kelompok placebo dan 1.0 kasus untuk kelompok denosumab (ha8ard ratio 9:R; 3.5-< 1.6 con=dence itneral 9>?;! 3.21"7.$5*! yang disesuaikan berdasarkan usia dan nilai total B)D T"score panggul sebagai patokan. Tidak terlihat adanya perbedaan dari pola kejadian fraktur antara keduakelompok pada saat periode o4"treatment. Sebagai kesimpulan! tidak terliaht adanya peningkatan resiko fraktur setelah dilakukan penghentian pengobatan degnan denosumab dibandingkan dengan placebo pada saat periode o4"treatment selama -2 bulan.KATA K,@>? ADenosumab! Osteoporosis +ostmenopausal! &raktur! +enghentian terapi! o4"treatment?ntroduction Sustained bene=t of a therapeutic agent for a chronic condition generally reBuires continued treatment. '4ects of therapeutic agents often are not sustained once treatment is discontinued! including in chronic diseases! suchas hypertension and diabetes mellitus. Among osteoporosis therapies! reersibility of treatment e4ect has been obsered #ith some! but not all! pharmacologic interentions! as judged by bone mineral density (B)D* and biochemical markers of bone turnoer! or bone turnoer markers (BT)s*! but e4ect on fracture risk is less clear. +ostmenopausal estrogen therapy and estrogen receptor agonistsCantagonists hae a similar pattern of reersibility #iththerapy discontinuation as assessed by B)D! BT)s! or both.(7D7-* Earge obserational studies #ith hormone therapy #ithdra#al hae not sho#n eFcess in osteoporotic fracture risk after therapy discontinuation! and data supporting hip fracture incidence are inconclusie.(7$D7%* Reersibility! as measured by B)D and BT)s! also has been obsered #ith the anabolic agent! teriparatide.(70!75* turnoer markers (BT)s*! but e4ect on fracture risk is less clear. +ostmenopausal estrogen therapy and estrogen receptor agonistsCantagonists hae a similar pattern of reersibility #ith therapy discontinuation as assessed by B)D! BT)s! or both.(7D7-* Earge obserational studies #ith hormone therapy #ithdra#al hae not sho#n eFcess in osteoporotic fracture risk after therapy discontinuation! and data supporting hip fracture incidence are inconclusie.(7$D7%* Reersibility! as measured by B)D and BT)s! also has been obsered #ith the anabolic agent! teriparatide.(70!75*+endahuluanKeuntungan menetap dari terapi obat untuk kondisi kronis! pada umumnya membutuhkan terapi yang berkelanjutan. 'fek dari obat terapi sering tidak stabilsetelah pengobatan dihentikan! termasuk pada pengobatan penyakit kronik! seperti hipertensi dan diabetes melitus. Diantara terapi osteoporosis! efek pengobatan reersibel pernah diamati pada beberapa! namun tidak semua interensi farmakologis! seperti penilaian dengan menggunakan bone mineral density (B)D* dan pananda biolimia#i dari tulang! atau bone turnoer marker (BT)*! namun efek dari resiko fraktur menjadi tidak jelas.Terapi estrogen postenopausal dan pemberian estreogen receptor agonistCantagonist memiliki pola serupa dalam reersibiltias efek setelah penghentian terapi! dan dinilai berdasarkan B)D! BT)! atau keduanya. +enelitian obserasional luas dengan penghentian terapi hormonal tidak menunjukkan adanya peningkatan dari resiko fraktur osteoporosis setelah terapi dihentikan! dan data yang mendukung tingkat kejadianfaktur panggul tidak sesuai.