abs trak

23
Tugas Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Disusun oleh : Kelompok : 2 B Ketua : Ryan Supriono (0661 12 046) 1. Sri Wulandari (0661 12 056) 2. Desta Rissani (0661 12 065) 3. Deta Meila Putri (0661 12 076) 4. Indah (0661 12 0 ) Dosen Pembimbing : Assisten Dosen : 1. Dra. Moerfiah, M.Si 1. Evi Julianti Gani 2. Ir. E. Mulyati Efendi, M.Si 2. Anthoni Basit Erlangga 3. Rouland Ibnudarda, M.Si 3. Doni Ardiansyah

Upload: deta-meila-putri

Post on 28-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abs Trak

Tugas Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia

Disusun oleh :

Kelompok : 2 B

Ketua : Ryan Supriono (0661 12 046)

1. Sri Wulandari (0661 12 056)

2. Desta Rissani (0661 12 065)

3. Deta Meila Putri (0661 12 076)

4. Indah (0661 12 0 )

Dosen Pembimbing : Assisten Dosen :

1. Dra. Moerfiah, M.Si 1. Evi Julianti Gani

2. Ir. E. Mulyati Efendi, M.Si 2. Anthoni Basit Erlangga

3. Rouland Ibnudarda, M.Si 3. Doni Ardiansyah

Laboboratorium Farmasi

Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

Bogor

2013

Page 2: Abs Trak

ABSTRAK

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 09 Desember 2013 yang

bertempat di Laboratorium Farmasi Universitas Pakuan Bogor

Sistem sirkulasi memegang peranan penting terhadap metabolisme tubuh. Sistem

sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem

transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah

yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tujuan dari

penelitian ini untuk mempelajari morfologi dan denyut jantung, mempelajari

beberapa faktor yang mempengaruhi denyut jantung, mempelajari otomasi

jantung, mempelajari asal denyut jantung, mempelajari sifat-sifat aliran darah

dalam sistem pembuluh darah arteri, kapiler dan vena. Denyut jantung

mengalami perubahan denyut (cepat /lambat) ketika dipengaruhi rangsang

berupa larutan ringer, air panas, air es.

A. Dasar Teori

Jantung sangat berperan penting

dalam hubungannya dengan

pemompaan darah ke seluruh

tubuh melalui sistem sirkulasi

darah. Sirkulasi darah adalah

sistem yang berfungsi dalam

pengangkutan dan penyebaran

enzim, zat nutrisi, oksigen,

karbondioksida, garam-garam,

antibodi (kekebalan) dan senyawa

N, dari tempat asal ke seluruh

bagian tubuh sehingga diperlukan

tekanan yang cukup untuk

menjamin aliran darah sampai ke

bagian jaringan-jaringan tubuh

(Afrianto, 2012).

Keefektifan kerja jantung

dikendalikan oleh faktor instrinsik

dan faktor ekstrinsik. Faktor ins-

trinsik adalah sistem nodus, yang

mengantarkan rambatan depolari-sasi

dan pacu jantung (sinus spenosus ke

bagian-bagian dari jantung.

Meskipun kontraksi otot jantung

tidak tergantung pada im-puls saraf

tetapi laju kontraksinya dikendalikan

oleh saraf otonom. Selain itu

aktivitas jantung juga dipengaruhi

oleh bermacam-mac-am bahan

kimia, hormon, ion-ion, dan

metabolit.

Sistem kardiovaskular terdiri

dari jantung sebagai pemompa dan

pembuluh darah sebagai saluran.

Darah dipompakan oleh jantung ke

dalam pembuluh darah dan akan

disebarkan ke seluruh tubuh dan

kemudian kembali lagi ke jantung

Page 3: Abs Trak

sebagai suatu sirkulasi (Halwatiah,

2009: h. 42).

Otot jantung berbeda dari otot

kerangka dalam hal struktur dan

fungsinya. Untuk berkontraksi otot

jantung tidak memerlukan

stimulus sebab otot jantung

memiliki sifat otomatis. Pada sel

otot jantung dapat terjadi peristiwa

depolarisasi secara spontan tanpa

ada stimulus. Selain itu otot

jantung juga memiliki sifat ritmis,

peristiwa depolarisasi dan

repolarisasi berjalan menurut

irama tertentu (Susanto, 2012).

Jantung berongga ditemukan

pada vertebrata. Jantung ini

merupakan organ berotot yang

mampu mendorong darah ke

berbagai bagian tubuh. Jantung

bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah

dengan ban-tuan sejumlah klep

yang melengkapinya. Untuk

menjamin kelang-sungan sirkulasi,

jantung berkontraksi secara

periodik. Apabila cairan tubuh

berhenti sirkulasi maka hewan

mati (Isnaeni, 2006:178-179).

` Otot jantung (cardiacmuscle)

vertebrata hanya ditemukan pada

satu tempat yakni jantung. Seperti

otot rangka, otot jantung berlurik.

Perbedaan utama antara otot rangka

dan otot jantung ada-lah dalam sifat

membran dan listriknya. Sel-sel otot

jantung mempunyai daerah khusus

yang disebut cakram berinterkalar

(intercalateddisc), dimana

persambungan longgar memberikan

pengkopelan listrik langsung di

antara sel-sel otot jantung. Dengan

demikian su-atu potensial aksi yang

dibang-kitkan pasa satu bagian

jantung akan menyebar keseluruh sel

otot jantung. Dengan demikian, suatu

potensial aksi yang dibangkitkan

pada satu bagian jantung akan

menyebar ke seluruh sel otot jantung.

Dan jantung akan berkontraksi. Sel-

sel otot jantung tidak akan

berkontraksi kecuali dipicu oleh

impuls neuron motoris yang

mengontrolnya. Akan tetapi, sel-sel

otot jantung dapat membangkitk-an

potensial aksinya sendiri, tanpa suatu

input apapun dari sistem saraf.

Membran plasma otot jantung

mempunyai ciri pacu jantung yang

menyebabkan depolarisasi berirama,

yang memicu potensial aksi dan

menyebabkan sel otot jantung

tunggal untuk berdenyut bahkan

ketika diisolasi dari jantung dan

ditempatkan dalam biak-an sel.

Potensial aksi sel otot jant-ung

berbeda dari potensial aksi sel otot

rangka, yang bertahan sampai dua

puluh kali lebih lama. Poten-sial aksi

sel otot rangka hanya berfungsi

Page 4: Abs Trak

sebagai pemicu kontrak-si dan tidak

menguntrol durasi ko-ntraksi

tersebut. Pada sel jantung durasi

potensial aksi memainkan peranan

penting dalam pengon-trolan durasi

kontraksi (Campbell, 2004: h. 262).

Katak dan amfibia lainnya

mempunyai jantung berbilik tiga,

dengan dua atria dan satu ventrikel.

Ventrikel akan memompakan darah

ke dalam sebuah arteri bercabang

yang mengarahkan darah melalui dua

sirkuit : pulmokutaneuscircuit

mengarah ke jaringan pertukaran gas

(dalam paru-paru dan kulit pada

katak), dimana darah akan

mengambil oksigen sembari

mengalir melalui kapiler. Darah yang

kaya oksigen kembali ke atrium kiri

jantung, dan kemudian sebagian

besar di antaranya dipompakan ke

dalam sirkuit sistematik. Sirkuit

sistemik (systemiccircuit) membawa

darah yang kaya oksigen ke seluruh

organ tubuh dan kemudian

mengembalikan darah yang miskin

oksigen ke atrium kanan melalui

vena. Skema ini, yang disebut

sirkulasi ganda (doublecirculation),

menjamin aliran darah yang keluar

ke otak, otot, dan organ-organ lain,

karena darah itu dipompa untuk

kedua kalinya setelah kehilangan

tekanan dalam hamparan kapiler

pada paru paru atau kulit (Campbell,

2004: h. 45).

Tugas jantung sebagai pompa

darah dengan dua sistem sirkulasi

yang terpisah. Sistem sirkulasi yang

lebih besar, meliputi seluruh jaringan

tubuh, sehingga untuk itu jantung

memompa darah ke pembuluh nadi

lewat aorta. Sedangkan sistem

sirkulasi yang lebih kecil, meliputi

sirkulasi darah ke paru-paru

(pulmonium), tempat dimana terjadi

pertukaran udara (oksigenasi).

Setelah kembali ke paru-paru darah

yang kembali ke jantung itu

merupakan da-rah bersih yang kaya

akan zat as-am (oksigen). Untuk

kemudian di-pompa oleh jantung

keseluruh tubuh. Setelah darah

memberimak-an jaringan ke seluruh

tubuh, maka darah kembali ke

jantung lewat pembuluh balik (vena),

darah ini miskin akan zat asam.

Darah ini kemudian dipompakan ke

paru paru kembali untuk

diperbaharui (dioksigenasi).

Cara kerja jantung pada saat

berdenyut, setiap ruang jantung

mengendur dan terisi darah (disebut

diastol). Selanjutnya jantung

berkontraksi dan memompa darah

keluar dari ruang jantung (disebut

sistol). Kedua serambi mengendur

dan berkontraksi secara bersamaan,

Page 5: Abs Trak

dan kedua ventrikel juga mengendur

dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan oksigen

dan mengandung banyak

karbondioksida (darah kotor) dari

seluruh tubuh mengalir melalui dua

vena berbesar (vena kava) menuju ke

dalam atrium kanan. Setelah atrium

kanan terisi darah, dia akan

mendorong darah ke dalam ventrikel

kanan. Darah dari ventrikel kanan

akan dipompa melalui katup pulmoner

kedalam arteri pulmonalis, menuju ke

paru-paru . Darah akan mengalir

melalui pembuluh yang sangat kecil

(kapiler) yang mengelilingi kan-tong

udara di paru-paru, menyerap oksigen

dan melepaskan karbon-dioksida yang

selanjutnya dihembuskan. Darah yang

kaya akan oksigen (darah bersih)

mengalir di dalam vena pulmonalis

menuju ke atrium kiri. Peredaran darah

di antara bagian kanan jantung, paru-

paru dan atrium kiri disebut sir-kulasi

pulmoner. Darah dalam atrium kiri

akan didorong menuju ventrikel kiri,

yang selanjutnya akan memompa

darah bersih ini melewati katup aorta

masuk ke dalam aorta (arteri terbesar

dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini

disediakan untuk seluruh tubuh,

kecuali paru-paru.

B. Tujuan Percobaan

- Mempelajari morfologi dan

denyut jantung

- Mempelajari beberapa faktor

yang mempengaruhi denyut

jantung

- Mempelajari otomasi jantung

- Mempelajari asal denyut jantung

- Mempelajari sifat-sifat aliran

darah dalam sistem pembuluh

darah arteri, kapiler dan

mengidentifikasi morfologi

jantung.

C. METODOLOGI KERJA

1. Alat dan Bahan

- Katak,larutan fisiologis 0,65%

kapas, khloroform.

- Papan berlubang, jarum sonde,

jarum pentul, stoples.

- Mikroskop.

2. Prosedur Percobaan

- Morfologi dan denyut jantung.

1. Katak dibius dengan khlorofrom

atau katak deserebrasi.

2. Letakkan katak telentang dan

fiksasi kaki-kakinya pada papan

fiksasi dengan jarum pentul.

Dengan sebuah pinset jepitlah

kulit bagian dada kemudian

gunting arah kranial terus kearah

lateral.

3. Lipat kulit keatas, potong tulang

sternum dan klavikula

Page 6: Abs Trak

4. Dari rongga akan terlihat jantung

yang masih berdenyut, bebaskan

dari lapisan perikardium maka

akan tampak bulbus

arteriosusnya.

5. Gambarlah bagian-bagian

jantung.

6. Amati kontraksi jantung,

kontraksi otot jantung yang

disebut sistole ditandai oleh

warna pucat, relaksasi jantung

disebut diastole ditandai dengan

warna merah kecoklatan.

- Pengaruh suhu dan zat kimia

terhadap denyut jantung.

1. Basahi jantung dengan larutan

Ringer (suhu kamar) hitunglah

frekuensi denyutnya.

2. Dinginkan cairan ringer dengan

dengan es yang tersedia sampai

suhu 4-10°C, teteskan beberapa

tetes disekitar jantung, biarkan

sebentar kemudian hitung

frekuensi denyutnya.

3. Perlakuan cairan ringer dingin

berturut-turut diganti dengan

ringer panas (40-50°C), asetiklin,

adrenalin.

4. Setiap pergantian perlakuan

hendaknya denyut jantung

dinormalkan dulu dengan

pemberian ringer suhu kamar.

- Mempelajari otomasi jantung.

1. Sediakan cawan petri yang diisi

larutan ringer suhu kamar.

2. Jepitlah ujung ventrikel jantung

dan angkat keatas.

3. Bebaskan jantung dari jaringan

sekitarnya, kemudian potong

pembuluh-pembuluh darah

yang berhubungan dengan

jantung sejauh mungkin dari

jantung.

4. Angkat jantung dan simpan

diatas cawan petri, jantung akan

tetap berdenyut, hitung

frekuensinya.

- Asal denyut jantung

1. Letakkan jantung pada kertas

saring yang dibasahi dengan

cairan ringer, amati denyut

bagian-bag-ian jantung dan

hitung lagi frekuensinya.

2. Dengan menggunakan pipet yang

berisi air dingin atau batang gelas

dingin, tempelkan pada ba-gian

sinus venosus, hitung

frekuensinya.

3. Ulangi hal tersebut diatas deng-

an menempelkan pipet yang

berisi air panas atau batang gelas

panas pada sinus venosus.

4. Setiap pergantian perlakuan

normalkan denyut jantung

Page 7: Abs Trak

dengan pemberian ringer suhu

kamar.

5. Potong jantung pada batas atrium

ventrikel, hitung frekuensi

potongan-potongan tersebut.

- Sirkulasi pada pembuluh darah

perifer.

1. Katak dibius dengan khloroform

atau katak deserebrasi.

2. Bentangkan selaput renang pada

papan berlubang dan jepitlah

dengan jarum pentul

3. Amati dibawah mikroskop

dengan perbesaran 100x atau

450x

4. Identifikasi pembuluh darah

arteri, kapiler & vena dengan

cara memperhatikan ketebalan

dinding dan percabangan

pembuluh, sifat aliran dan

kecepatannya.

D. Hasil Percobaan

1. Sebelum jantung di potong

Larutan Frekuensi per

15 detik

1. Ringer 15 x 4 = 60

2. Air dingin 9 x 4 = 36

3. Air panas 9 x 4 = 36

4. Adrenalin 4 x 4 = 16

5. Asetilklin 6 x 4 =

24

2.

3. Setelah jantung di potong

Macam percobaan Frekuensi per

15 detik

Otomasi 7 x 4 = 28

Air dingin 8 x 4 = 32

Air panas 14 x 4 = 56

Arterium ventrikel TidakBerhasil

E. PEMBAHASAN

Jantung katak berbeda dengan

jantung manusia. Secara anatomis

jantung katak terbagi menjadi tiga

ruang yaitu sinus venosus, dua atrium

dan satu ventrikel. Sinus venosus

adalah ruangan sekitar jantung.

Melalui pengamatan darah mengalir

melalui sinus venosus kemudian darah

mengalir ke atrium dan mengisi ruang

ventrikel sebelum darah dipompa

kembali oleh otot-otot di ventrikel

keseluruh tubuh. Darah vena dari

seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus

venosus dan kemudian mengalir

menuju ke atrium. Dari atrium, darah

mengalir ke ventrikel yang kemudian

di pompa keluar melalui arteri

pulmonalis. Secara garis besar

peredaran darah katak sama seperti

peredaran darah ma-nusia namun saat

darah dialirkan kembali melalui vena

darah ter-lebih dahulu mengisi sinus

veno-sus. Jantung katak memiliki

respon yang kurang lebih sama dengan

Page 8: Abs Trak

jantung manusia, contohnya denyut

jantung akan meningkat saat panas dan

melambat saat dingin, kerjanya dapat

dipengaruhi oleh hormone, dan

memiliki band moderator.

Aliran darah diawali dari seluruh

tubuh yang kaya CO2 masuk ke

jantung melalui vena kava. Darah ini

mula-mula berkumpul di sinus

venosus dan akan masuk ke atrium

kanan, dan menuju ventrikel, lalu

dipompa menuju paru-paru.

Selanjutnya, darah dari paru-paru

yang kaya O2 masuk ke atrium kiri

dan menuju ventrikel. Selain dari

paru-paru, O2 juga dapat diperoleh

melalui kapilerka-piler di bawah

kulit. O2 ini masuk ke dalam kulit

secara difusi. ke kapiler-kapiler di

bawah kulit. Darah beredar dari

jantung ke seluruh tubuh, kemudian

kembali lagi ke jantung. Selain itu,

juga terjadi aliran darah dari jantung

menuju paru-paru, kemudian ke-mbali

lagi ke jantung.

Jadi, didalam ventrikel kedua

jenis darah bercampur. Selanjutnya,

darah kaya O2 dari ventrikel dipompa

menuju arteri untuk diedarkan ke

seluruh jaringan tubuh. Kulit amfibi

juga berperan sebagai alat

pernapasan. Oksigen masuk melalui

kulit secara difusi, ke kapiler-kapiler

di bawah kulit. Darah beredar dari

jantung ke seluruh tubuh, kemudian

kembali lagi ke jantung. Selain itu,

juga terjadi aliran darah dari jantung

menuju paru-paru, kemudian kembali

lagi ke jantung.

Pada percobaan pertama

melakukan sirkulasi pada pembuluh

darah perifer. Pada data yang diamati

bahwa pembuluh darah terbagi 2

yaitu : Pembuluh arteri, dimana

pembuluh ini memiliki satu arah

mengalir cepat kecabang – cabang

pembuluh yang berwarna merah.

Berdasarkan percobaan

diperoleh bahwa arteri memiliki

percabangan divergen (

Page 9: Abs Trak

menyebar/dari satu pembuluh

menjadi banyak pembuluh ) dengan

sifat aliran cepat. Karena arteri

menyalurkan darah bertekanan tinggi

ke jaringan. Arteriol memiliki

percabangan divergen dengan sifat

aliran cepat. Kapiler memiliki

percabangan divergen dengan sifat

aliran lambat

Sedangkan pembuluh vena,

dimana pembuluh ini memiliki

cabang – cabang yang kemudian

mengalir lambat pada satu pembuluh

berwarna merah kecoklatan.

Sedangkan vena memiliki

percabangan konvergen

( mengumpul/dari banyak pembuluh

menjadi satu pembuluh) dengan sifat

aliran lambat. Karena vena

menyalurkan darah dari pembuluh

kapiler ke jantung melalui vena

sehingga darah bertekanan rendah

dan lambat.

Selanjutnya yaitu pengaruh suhu

terhadap jantung katak. Saat jantung

katak di beri larutan Ringer pada

suhu kamar jantung bekerja

60x/menit, itu adalah kerja normal

jantung pada suhu normalnya, dalam

rata-rata 59,25. Dapat dilihat bahwa

kontraksi jantung terdiri dari

kontraksi atrium dan kontraksi

ventrikel (pada perubahan warna,

dimana saat jantung berkontraksi

warna jantung pucat, dan saat

relaksasi warna jantung merah

kecoklatan). Kedua macam kontraksi

menunjukkan bahwa siklus jantung

terdiri dari sistole dan diastole.

Systole merupakan periode kontraksi

ventrikel, saat jantung memompakan

darahnya dari ventrikel ke sirkulasi

pulmonal (A pulmonalis) dan ke

sirkulasi sistemik (Aorta). Pada saat

sistole katub-katub AV (mitralis dan

bikuspidalis) menutup sedangkan

katub-katub semilunaris (katub aorta

dan katub pilmonal) membuka

sehingga ventrikel yang berkontraksi

(tekanannya meningkat)

memompakan darahnya ke aorta dan

A pulmonalis. Sedangkan diastole

menunjukkan periode relaksasi

ventrikel (kontraksi atrium) saat

ventrikel menerima darah dari atrium

yang sebelumnya telah menerima

darah dari paru (V pulmonalis) dan

dari seluruh tubuh (vena cava). Pada

saat distole katub-katub semilunaris

(katub aorta dan katub pulmonal)

menu tup sedangkan katub-katub AV

(mitralis dan bikuspidalis) membuka

sehingga atrium yang berkontraksi

(tekanannya meningkat)

memompakan darahnya ke ventrikel.

Kontraksi atrium terjadi hampir

bersamaan dengan relaksasi

ventrikel, walaupun pada saat

Page 10: Abs Trak

ventrikel relaksasi, atrium

berkontraksi namun besarnya

tekanan kedua ruangan ini hampir

sama. Sedangkan pada saat atrium

relaksasi juga tak tampak karena

tertutup oleh besarnya tekanan pada

ventrikel yang sedang berkontraksi,

dimana proses kontraksi dan

relaksasi (sistole dan diastole) dari

atrium maupun ventrikel pada

keadaan normal akan terjadi terus-

menerus.

Setelah jantung diberi tetesan

larutan Ringer pada suhu dingin

dimana sebelumnya bekerja

64x/menit ternyata ritme jantung

katak menurun menjadi 36x/menit.

Dari percobaan terlihat adanya

penurunan frekuensi dan amplitudo

setelah pemberian larutan Ringer

dengan suhu dingin. Hal ini

disebabkan oleh respon feed back

mekanisme otot jantung yang bekerja

lebih lambat untuk mempertahankan

suhu normal jantung. Penurunan

suhu menyebabkan penurunan

permeabilitas membran sel otot

jantung terhadap ion, sehingga

diperlukan waktu lama untuk

mencapai nilai ambang, jadi self

excitation juga akan menurun.

Akibatnya kontraksi otot jantung

juga mengalami

penurunan.Perubahan denyut jantung

pada suhu yang berbeda terlihat lebih

jelas pada percobaan ini karena

digunakan jantung katak yang

memiliki sifat poikilotermik yang

dapat menyesuaikan dengan suhu

lingkungan.

Suhu air yang digunakan

mungkin lebih tinggi dari suhu tubuh

katak itu sendiri serta lingkungannya,

itu sebabnya mengapa penelitian ini

tidak sesuai dengan beberapa

referensi yang ada. Begitu pula

seharusnya saat ditetes larutan ringer

yang kurang lebih memiliki suhu

yang sama dengan suhu tubuh katak

dan lingkungannya dimana

seharusnya denyut jantung katak

kembali pada kecepatan normal.

Namun hasil yang kami dapatkan

adalah denyut jantung melambat. Hal

ini mungkin dikarenakan kurang

telitinya praktikun saat mengamati

kecepatan denyut jantung dimana

sebenarnya kecepatan denyut jantung

katak saat ditetesi larutan ringer pada

suhu kamar mungkin kembali dalam

keadaan normal.

Begitu pula pada saat jantung

diberi tetesan larutan Ringer dengan

suhu panas. Jantung bekerja lambat

menjadi 36x /menit. Hal ini tidak

sesuai dengan apa yang seharusnya

terjadi pada jantung. Karena

seharusnya peningkatan suhu sebesar

Page 11: Abs Trak

1°C saja akan meningkatkan denyut

jantung sekitar 10 denyut per menit.

Kenaikan suhu mengakibatkan

permeabilitas membran sel otot

jantung terhadap ion meningkat,

sehingga mempercepat self excitation

proses dari SA node. Kenaikan suhu

menyebabkan permeabilitas sel otot

terhadap ion meningkat sehingga ion

inflow meningkat, terjadilah

depolarisasi. Saat potensial membran

mencapai nilai ambang, maka akan

terjadi potensial aksi yang kemudian

dikonduksikan ke AV node, lalu ke

bundle of his, kemudian ke saraf

purkinje dan akhirnya ke seluruh otot

ventrikel berkontraksi secara cepat.

Akibatnya frekuensi denyut jantung

meningkat, tetapi amplitu-donya tetap.

Tapi perlu diperha-tikan bahwa bila

peningkatan suhu>42˚C atau

berlangsung lama, dapat melemahkan

sistem metabolik. Hal ini disebabkan

karena enzim tidak bisa bekerja dalam

suhu tinggi sehingga menyebabkan

kerusakan protein.

Hal ini bisa dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain adalah

suhu air yang kami guna-kan baik air

dingin, normal dan panas tidak

berada dalam suhu yang stabil.

Dengan kondisi demikian tentunya

sangat berpengaruh pada hasil yang

diperoleh. Penurunan suhu sangat

menurunkan frekuensi denyut

jantung, sehingga turun sampai

serendah beberapa denyut per menit.

Dengan larutan ringer

tersebut, kita dapat mengetahui dan

melihat secara jelas dampak yang

terjadi terhadap jantung katak.

(Ganong, 1995), menyatakan bahwa

bertambah cepatnya denyut jantung

dapat disebabkan karena pada

jantung ditetesi dengan larutan

ringer, yang berperan dalam memacu

syaraf simpatis, sehingga frekuensi

dan amplitudo denyut jantung naik

dan menjadikan kebutuhan oksigen

(O2) dalam jantung juga bertambah.

Jantung katak mempunyai centrum

automasi sendiri/system jantung

sendiri yang tidak dipengaruhi oleh

system syaraf otaknya sehingga

ketika praktikan merusak susunan

sistem saraf otaknya kemudian

diputuskan semua sistem syaraf

pusatnya, maka jantung katak akan

tetap berdenyut seperti dalam

keadaan normal meski katak sudah

tidak berdaya. Hasil pengamatan dari

percobaan ini, dapat dilihat denyut

jantung normal pada katak permenit

sebanyak 60 x/menit denyutan.

Kemudian ditambahkan larutan

ringer denyutan menjadi berkurang.

Bertambahnya denyutan setelah

Page 12: Abs Trak

ditetesi larutan ringer ini tidak sesuai

dengan pernyataan (Ganong ,19-\95)

dimana pengaruh larutan ringer

mampu memacu kerja jantung. Akan

tetapi, dari percobaan penambahan

tidak tampak adanya pacuan

kecepatan denyut. Terhitung

kecepatan denyut menurun. Jumlah

ini tidak berubah meskipun telah

ditambahkan ringer kembali larutan

ringer, denyut jantung seharusnya

bertambah cepat, hal ini disebabkan

oleh kurang telitinya praktikan dalam

memisahkan jantung katak. Menurut

Adisowirjo (2003), ketidaksesuaian

tersebut dikarenakan ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi

denyut jantung, diantaranya:

a. Faktor Kimiawi

1. Larutan ringer: menaikkan

frekuensi denyut jantung.

2. Kadar dioksida: menaikkan

frekuensi dan kekuatan

kontraksi jantung.

b. Suhu Tubuh

Suhu tubuh naik, maka frekuensi

denyut jantung naik, sedang bila

suhu tubuh turun, maka frekuensi

denyut jantung menurun.

c. Umur Hewan

Muda mempunyai frekuensi deny-ut

jantung yang lebih cepat bila

dibandingkan dengan hewan yang

lebih tua.

d. Aktivitas

Aktivitas kerja tinggi, akan meni-

ngkatkan frekuensi denyut jantu-ng.

e. Ukuran Tubuh

Tubuh besar, maka frekuensi de-nyut

jantung lebih kecil, dan begi-tupun

sebaliknya.

Setelah itu jantung diberi

tetesan adrenalin. Jantung bekerja

lambat menjadi 16x /menit. Hal ini

tidak sesuai dengan apa yang

seharusnya terjadi pada jantung,

karena adrenalin dapat memacu detak

jantung lebih cepat.

Dan yang terakhir jantung

diberi tetesan asetilkolin. Jantung

bekerja lebih cepat dibandingkan saat

ditetesi adrenalin yaitu 24x / menit .

Percobaan selanjutnya adalah

melihat otomasi jantung diluar tubuh.

Jantung memang memiliki otomasi

sendiri di otot jantung berupa serabut

purkinje dan serabut his. Terbukti

tanpa adanya koordinasi saraf

simpatis dan parasimpatis jantung

tetap dapat berdetak diluar tubuh

yaitu 28x/menit. Tetapi karena

Page 13: Abs Trak

kondisi diluar tubuh tidak cocok

dengan jantung maka jantung

kerjanya menjadi semakin melemah.

Jadi, sifat otomasi jantung mampu

menyebabkan jantung tetap

berdenyut meski tanpa ada impuls

dari saraf. Kontraksi jantung tidak

semata-mata tergantung dari impuls

yang dihantarkan oleh saraf. Jantung

mempunyai kemampuan untuk self

excitation sehingga dapat

berkontraksi secara otomatis

walaupun telah dilepas dari tubuh

dan semua saraf menuju jantung

telah dipotong. Pada peristiwa self

excitation, SA node menghantarkan

impuls ke AV node yang kemudian

diteruskan keserabut purkinje

sehingga otot jantung dapat

berkontraksi. Ini menunjukkan

bahwa self excitation adalah suatu

sistem konduksi khusus dari SA node

sebagai pace maker. Self excitation

ini dilakukan oleh SA node sebagai

pace maker karena membran selnya

mudah dilewati ion Na sehingga

RMPnya rendah. Selain itu juga

karena kebocoran alamiah ion Na+.

Selanjutnya dilakukan

pemotongan antara sinus venosus

dengan ventrikel untuk melihat asal

denyut jantung. Kemudian jantung

ditetesi larutan dingin, jantung

berdetak lebih cepat yaitu 32x/menit.

Setelah itu ditetesi larutan panas,

jantung bekerja semakin cepat yaitu

56x/menit. Hal ini dikarenakan

pengaruh suhu, semakin tinggi suhu

maka denyut jantung semakin cepat.

F. KESIMPULAN

Jantung katak terbagi menjadi tiga

ruang yaitu sinus venosus, dua atrium

dan satu ventrikel. Suhu dan zat kimia

dapat mempengaruhi frekuensi denyut

jantung. Suhu rendah (dingin) akan

menurunkan frekuensi denyut jan-

tung, sedangkan suhu tinggi akan

meningkatkn frekuensi denyut jantung.

Jantung memiliki otomasi sendiri di

otot jantung berupa serabut purkinje

dan serabut his. Tanpa adanya

koordinasi syaraf simpatis dan

parasimpatis jantung tetap dapat

berdetak diluar. Sifat aliran darah

dipengaruhi oleh jenis pembuluh

beserta percabangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. Jane B. Reece,

dan Lawrence G. Mitchell,Biologi

Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga,

2004.

Page 14: Abs Trak

Campbell, N. A., Reece, J. B., &

Mitchell,L.G Junqueira, Luiz Carlos

and JoséCarneiro. (2007). Histologi

Dasar. Jakarta:EGC.

Gotera, Wira dan Muhammad

Ridwan.2009. Pengaruh Insulin

Terhadap Fungsi Kardiovaskula.

Denpasar : Universitas Udayana.

Ganong, W. F. (2008).Fisiologi

Kedokteran. Jakarta: EGC.

Guyton and Hall. 2002.

Fisiologi Kedokteran

Jakarta : EGC PenerbitBuku

Kedokteran

Halwatiah, Fisiologi. Makassar:

Alauddin press, 2009.

Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan.

Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Soewolo, dkk. 1999. FISIOLOGI

HEWAN. Um press: Malang.

Sumarjito, 2006. PANDUAN

BELAJAR BIOLOGI.Primagama:

yogyakarta .

Widodo,nur.2002. Fisiologi

Hewan.umm press: Malang.