abstract 2010wwi 2

Upload: firman-dheka-wijaya

Post on 02-Mar-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Abstract 2010wwi 2

    1/3

    ABSTRACT

    WAHYU WIDAYAT. Improvement of Quality of Raw Water for DrinkingWater Treatment Plant Using Biofiltration Process with Honeycomb Plastic

    as Media. Under direction of SUPRIHATIN and ARIE HERLAMBANG

    In big cities, quality of raw water (source: river water) are decreased, as

    result of industrial and domestic waste water are discharged to river, without any

    treatment. Existing concentrations of organic, ammonia and detergent of raw

    water of PDAM TKR Tangerang respectively are 19.2 mg/l, 3.8 mg/l, and 0.9

    mg/l, which are above threshold limit value of raw water for drinking water. A

    biofiltration process is use as one alternative to reduce concentrations of organic,

    ammonia, detergent and total suspended solid (TSS) in raw water. In this

    treatment, biofilter reactor is use with plastic of Honeycomb tube type as media.Operational condition of treatment is variation of HRT (Hidrolisis Retention

    Time) between 14 hours and air supply between 030 l/min. The selected

    operational condition of treatment found at HRT of 2 hours and air supply of 20

    l/min, with removal efficiency of concentration of organic, ammonia, detergent

    and TSS are 68%, 65%, 64% and 74% respectively. From this experiment, it was

    found that linear regression equations between removal efficiency and organic

    loading as yo= -5.98xo+ 81.16, between removal efficiency and ammonia loading

    as ya = -91.19xa+ 77,12, linear regression equation between removal efficiency

    and detergent loading as yd = -301.25xd + 71.53, linear regression equation

    between removal efficiency and TSS loading as yt= -0.84x

    t+ 83.26.

    Keywords: raw water, biofiltration, honeycomb tube, removal efficiency, loading

  • 7/26/2019 Abstract 2010wwi 2

    2/3

    RINGKASAN

    Kualitas air sungai yang dipakai sebagai sumber air baku perusahaan air

    minum (PAM) semakin menurun seiring dengan kenaikan jumlah penduduk,sebagai akibatnya biaya produksi semakin mahal dan pada kondisi tertentu

    menyebabkan PAM tidak dapat lagi memberikan pelayanan yang baik kepada

    masyarakat karena kualitas air olahan buruk. PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR)

    kabupaten Tangerang melakukan pemantauan kualitas air baku pada instalasi

    pangolahan air (IPA) wilayah Bojong Renged, Tangerang pada bulan September

    2000. Kualitas air baku (sungai Cisadane) sudah tidak layak lagi digunakan

    sebagai sumber air baku PAM karena tidak memenuhi kriteria mutu air Golongan

    I untuk air baku perusahaan air minum (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

    Pencemaran Air). Konsentrasi zat organik dalam air baku berkisar antara 10-19

    mg/l, amoniak 0.06-1.09 mg/l dan deterjen (MBAS) 0.2-0.9 mg/l. Kondisitersebut dapat menjadi dua kali lipat bahkan lebih pada musim kemarau.

    Pertengahan bulan Agustus 2009 konsentrasi zat organik (KMnO4) mencapai

    19.02 mg/l, amoniak (NH4-N) 3.8 mg/l dan deterjen (MBAS) 0.9 mg/l, sehingga

    PDAM TKR menghentikan proses pengolahan untuk sementara waktu, karena

    instalasi pengolahan yang ada sudah tidak mampu lagi mengolah dengan kondisi

    air baku seperti tersebut diatas.

    PDAM di Indonesia menggunakan senyawa klor (gas klor atau kalsium

    hipoklorit) untuk mereduksi mikroorganisma (desinfeksi). Dalam proses

    desinfeksi gas klor juga bereaksi dengan senyawa organik, amoniak, logam besi

    dan mangan. mangandigunakan untuk menghilangkan senyawa logam Fe, Mn,organik dan amoniak. Meningkatnya konsentrasi zat pencemar tersebut

    mengakibatkan kebutuhan klor untuk proses desinfeksi semakin banyak, sebagai

    akibatnya muncul hasil samping dari proses klorinasi, yaitu terbentuknya senyawa

    trihalometan atau THM dan diikuti kenaikan konsentrasi senyawa halogen organik

    lainnya. Peningkatan konsentrasi senyawa amoniak dalam air baku

    mengakibatkan amoniak bereaksi dengan klor menjadi kloramin yang daya

    desinfeksinya lebih lemah, sehingga mengakibatkan konsumsi khlor menjadi lebih

    besar dan biaya operasionalnya meningkat.

    Upaya PAM untuk meningkatkan kualitas air olahan adalah dengan

    menerapkan pengolahan lanjutan (advanced treatment), yaitu menggunakan

    karbon aktif bubuk pada bak pengendap akhir atau granular memakai filter karbonaktif. Cara ini mampu meningkatkan kualitas air olahan, namun membutuhkan

    biaya yang tidak sedikit dan karbon aktif yang telah dipakai tidak dapat digunakan

    lagi (limbah padat). PAM sampai saat ini belum memungkinkan membuat

    instalasi baru yang menyesuaikan kualitas air baku, salah satu cara yang perlu

    dipertimbangkan saat ini adalah dengan melakukan pengolahan awal

    (pretreatment) secara proses biologis (biological process) untuk meningkatkan

    kualitas air baku dengan penerapan proses biofiltrasi menggunakan media plastik

    tipe sarang tawon. Zat organik, amoniak dan detergen dapat direduksi dengan

    proses biologi (grady dan Lim, 1980).

    Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakteristik dan membuat

    rekomendasi disain reaktor biofiltrer dengan media plastik tipe sarang tawon

  • 7/26/2019 Abstract 2010wwi 2

    3/3

    terhadap penyisihan konsentrasi senyawa organik, amoniak, deterjen dan padatan

    tersuspensi (TSS) dalam air baku PAM. Penelitian dilakukan dengan metode

    eksperimen, dengan lingkup kegiatan penelitian mencakup kegiatan lapang dan

    laboratorium. Kegiatan lapang adalah kegiatan pengambilan sampel, pengukuran

    oksigen terlarut (DO), pH dan suhu yang dilakukan setiap hari pada jam 08.00-09.00 WIB (disesuaikan dengan WTH) baik air umpan (masuk) maupun air hasil

    olahan (keluar). Kegiatan laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan di

    laboratorium untuk melakukan analisa sampel terhadap konentrasi zat organik,

    amonia, deterjen dan parameter terkait lainnya seperti nitrat, nitrit, kekeruhan dan

    TSS. Air umpan sebagai bahan penelitian diambil dari air baku PDAM TKR

    wilayah IPA Bojong Renget dan mikroba yang sudah ada di dalam air baku

    ditumbuhkan secara alami pada media penyangga plastik tipe sarang tawon dalam

    reaktor biofilter. Reaktor biofilter dibuat dari bahan FRP (fiberglass reinforce

    plastic)dengan dimensi panjang 180 cm, lebar 100 cm dan tinggi 160 cm. Total

    volume reaktor 2880 liter, sedangkan volume kerja yang digunakan 2520 liter.

    Penelitian dilakukan pada suhu kamar dengan variasi waktu tinggalhidrolis (WTH) 1 sampai 4 jam dan suplai udara 0 sampai 30 liter/menit, untuk

    mendapatkan WTH dan suplai udara terbaik. Pengukuran WTH diatur dengan

    cara menentukan laju alir air baku (debit), dimana untuk mendapatkanWTH 4 jam

    debit diatur 10.5 lpm, WTH 3 jam debit diatur 14 lpm, WTH 2 jam debit diatur

    21 lpm dan WTh 1 jam debit diatur 42 lpm. Kinerja reaktor biofilter diukur

    dengan tingkat penyisihan organik, amoniak, detergen dan TSS. Berdasarkan hasil

    analisa data penelitian dipilih WTH 2 jam dan suplai udara 20 liter/menit dengan

    pertimbangan kelayakan aplikasi sekala industri yaitu dipilih WTH dan suplai

    udara terendah tetapi efisiensi penyisihan senyawa organik, amoniak, deterjen dan

    TSS tertinggi. Pengoperasian reaktor biofilter untuk mengolah air baku PAMdengan WTH 2 jam dan suplai udara 20 iter/menit mampu menyisihkan senyawa

    organik, amoniak, detergen dan TSS dengan efisiensi 68 %, 65 %, 64 % dan 74

    %. Peningkatan efisiensi penyisihan polutan berbanding lurus dengan peningkatan

    kualitas air olahan. WTH semakin pendek laju pembebanan semakin besar dan

    efisiensi penyisihan organik, amoniak, detergen dan TSS semakin kecil. Proses

    biofiltrasi dengan menggunakan media plastik tipe sarang tawon mampu

    meningkatkan kualitas air baku perusahaan air minum (memenuhi kriteria mutu

    air golongan I, PPRI 82 tahun 2001). Rekomendasi disain reaktor biofilter

    dinyatakan dalam laju pembebanan sepesifik (Specific loading rate). Laju

    pembebanan organik, amoniak, detergen, dan total padatan tersuspensi (TSS)

    adalah 2.7, 0.2, 0.04 dan 15 g/m

    2

    .media.hari. Persamaan regresi yang diperolehdari hubungan laju pembebanan dan efisiensi penyisihan senyawa organik adalah

    yo = -5.98xo + 81.16 (R2 = 0.91), amoniak adalah ya = -91.19xa + 77,12

    (R2= 0.92), deterjen adalah yd= -301,25xd+ 71,53 (R2= 0.70) dan TSS adalah

    yt= -0.84xt+ 83.26 (R2= 0.92).

    Kata kunci : air baku, biofiltrasi, sarang tawon, efisiensi, laju pembebanan