abstrak, bab 1-v
DESCRIPTION
komputerTRANSCRIPT
JUDUL LAPORAN
“PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA
SISWA KELAS VI SDN 3 MUARA SUGIHAN TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN (FPB DAN KPK)”
NAMA : EKO TRIONONIM : 821999655EMAIL : [email protected]
Abstrak
Berdasarkan hasil tes formatif mata pelajaran Matematika materi pokok “Operasi hitung campuran (FPB dan KPK)” yang dilaksanakan di Kelas VI SDN 3 Muara Sugihan, hanya 4 siswa dari 15 siswa yang dapat menguasai materi pembelajaran sebesar 26% ke atas atau yang mendapat nilai 60 ke atas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman matematika siswa SDN 3 Muara Sugihan kelas VI dalam memahami materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan melalui model Numbered Head Together(NHT). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas sebanyak dua siklus. Hasil penelitian ditemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together memberikan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal-soal FPB dan KPK pelajaran matematika. Pada siklus pertama nilai rata-rata 64,00 Sejalan dengan peningkatan latihan dan teknik pengajaran, maka pada siklus kedua nilai rata-rata anak meningkat menjadi 72,3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas VI SDN 3 Muara Sugihan disebabkan oleh cara penyampaian materi pelajaran guru yang belum menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran Matematika.
Kata Kunci: FPB dan KPK, model Numbered Head Together, peningkatan belajar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang guru tentu saja menginginkan siswanya mendapatkan hasil
belajar yang maksimal dari kegiatan belajar mengajar di sekolah seperti yang di
ungkapkan Gagne ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan
intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan, senada dengan Bloom
mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang
harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik
(Sudjana, 1990:22). Jadi hasil belajar tercermin dari kognitif menyangkut kecerdasan
atau intelektualitasnya, seperti pengetahuan yang dikuasai maupun cara berpikir,
afektif menyangkut aspek perasaan dan emosi, dan psikomotorik mencakup
kemampuan yang menyangkut ketrampilan fisik dalam mengerjakan atau
menyelesaikan sesuatu, seperti ketrampilan dalam bidang.
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil tes formatif mata pelajaran Matematika materi
pokok “Operasi hitung campuran (FPB dan KPK)” yang dilaksanakan di
Kelas VI SDN 3 Muara Sugihan, hanya 4 siswa dari 15 siswa yang dapat
menguasai materi pembelajaran sebesar 26% ke atas atau yang mendapat nilai
60 ke atas. Sedangkan 11 siswa nilainya kurang dari 60 sehingga belum tuntas
dalam belajar serta rata-rata nilainya 43,00. Sedang target yang ingin dicapai
85% siswa menguasai materi.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut diketahui beberapa kekurangan
dalam proses pembelajaran, yaitu :
a. Siswa mengerjakan soal dengan tergesa-gesa.
b. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai.
c. Pembelajaran di kelas yang tidak dikelola dengan baik
d. Guru tidak menggunakan media yang tepat.
e. Metode yang digunakan tidak sesuai.
f. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
2
2. Analisis Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah langkah yang harus dilakukan adalah
melengkapi kekurangan dan kelemahanya dalam proses pembelajaran agar
tujuan pembelajaran kita dapat berhasil. Misalnya :
a. Bagaimana guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai.
b. Bagaimana guru mengelola kelas dengan baik,
c. Apakah guru sudah menggunakan media pembelajaran yang tepat dan
mudah dipahami siswa.
d. Apakah metode yang digunakan sudah bervariasi atau sudah tepat.
e. Apakah guru sudah memberikan kepada siswa untuk bertanya.
Berdasarkan pertanyaan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa guru
memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran
untuk mengatasi permasalahan diatas. Guru harus pandai menggunakan
model, media, dan metode pembelajaran yang akan disampaikan..
3. Alternatif Prioritas Pemecahan Masalah
Bedasarkan praktik dilapangan kegagalan belajar yang dialami oleh
peserta didik pada umumnya karena peserta didik tidak memiliki motivasi
misalnya dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together yang dapat mengaktifkan siswa contohnya :
a. Mengaitkan topik dengan kehidupan sehari – hari.
b. Meminta siswa kerja kelompok.
c. Setiap siswa akan termotivasi untuk bisa menyelesaikan masalah.
d. Dengan adanya tuntutan setiap anak dalam kelompok tersebut harus bisa
menjawab maka teman sekelompok tersebut akan berusaha membantu
temanya yang belum bisa.
Alternatif lain untuk mengaktifkan siswa adalah :
a. Guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan benda konkret
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila belum
jelas.
c. Guru memberikan unjuk kerja.
3
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa perlu
untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) tentang Memahami dan menggunakan operasi hitung
campuran khususnya KPK dan FPB dalam pemecahan masalah sehari-hari
pada mata pelajaran Matematika di Kelas VI SDN 3 Muara Sugihan
Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini agar pembelajaran lebih efektif dan siswa
memperoleh pemahaman maka akan dipergunakan penugasan dan latihan yang
berupa soal – soal dalam penyelesaianya akan digunakan model pembelajaran
NHT (Numbered Head Together) . Tujuanya adalah pembelajaranya menjadi
lebih menarik sehingga kompetensi yang diharapkan dapat terwujud
Berdasarkan hal diatas maka permasalahan yang muncul adalah “Apakah
Penerapan Model Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VI SDN 3 Muara Sugihan tentang Operasi hitung campuran (FPB
dan KPK)?”
Peningkatan hasil pembelajaran dapat ditunjukan dengan nilai tes hasil
siswa dari siklus ke siklus.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan masalah diatas tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang ingin
dicapai adalah :
1. Untuk memenuhi Mata Kuliah PKP (Pemantapan Kemampuan Profesoal)
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap proses belajar mengajar
yang ditunjukkan adanya peningkatan nilai hasil tes dari siklus ke siklus.
3. Meningkatkan penggunaan materi matematika siswa kelas VI semester I
SDN 3 Muara Sugihan.
4. Untuk menambah pengalaman guru dalam mengajar menjadi lebih
profesional.
5. Untuk memperbaiki pembelajaran matematika di Kelas VI SDN 3 Muara
Sugihan
4
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan memberi manfaat bagi :
1. Bagi Siswa
Meningkatkan penguasaan konsep Matematika (pada materi sifat
Operasi Hitung penjumlahan dan perkalian). Khususnya di kelas VI semester
I sehingga hasil belajar dapat meningkat. Serta dapat meningkatkan minat
siswa terhadap pelajaran matematika dan menganggap pelajaran matematika
itu tidak sulit.
2. Bagi Guru
Menambah kreatifitas dalam mencari model yang tepat dalam
pembelajaran. Sesuai dengan tuntutan kurikulum dan lebih jauh lagi
pendekatan media dan model tersebut dapat diharapkan pula di kelas lain di
luar kelas yang diteliti menjadi guru yang lebih profesional dan menjadi guru
yang dapat menarik minat siswa untuk belajar matematika.
3. Bagi Sekolah
Dapat memberikan bantuan yang berguna dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah serta meningkatkan citra sekolah dimata
masyarakat.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pelajaran Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda
disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Istilah ”matematika” (dari yunani: mathematikos ialah ilmu pasti, dari
katamathema atau mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan, atau ilmu
pengetahuan). Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua, terbentuk dari
penelitian bilangan dan ruang.
1. Sejarah Matematika
Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh
dunia, contoh-contoh tertulis dari pengembangan matematika telah
mengalami kemilau hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno
yang telah ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar
1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-
1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar
1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai
teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika
tertua dan paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Dari zaman kuno melalui Zaman Pertengahan, ledakan kreativitas
matematika seringkali diikuti oleh abad-abad kemandekan. Bermula pada
abad Renaisans Italia pada abad ke-16, pengembangan matematika baru,
berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, dibuat pada pertumbuhan
eksponensial yang berlanjut hingga kini.
Tokoh-Tokoh matematika :
a. Thales (624-550 SM) Dapat disebut matematikawan pertama yang
merumuskan teorema atau proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas
setelah dijabarkan oleh Euclid. Landasan matematika sebagai ilmu
6
terapan rupanya sudah diletakan oleh Thales sebelum muncul Pythagoras
yang membuat bilangan.
b. Pythagoras (582-496 SM) Pythagoras adalah orang yang pertama kali
mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-postulat yang perlu dijabarkan
terlebih dahulu dalam mengembangkan geometri. Pythagoras bukan orang
yang menemukan suatu teorema Pythagoras namun dia berhasil membuat
pembuktian matematis. Persaudaraan Pythagoras menemukan Ö2 sebagai
bilangan irrasional.
c. Socrates (427-347 SM) Ia merupakan seorang filosofi besar dari Yunani.
Dia juga menjadi pencipta ajaran serba cita, karena itu filosofinya
dinamakan idealisme. Ajarannya lahir karena pergaulannya dengan kaum
sofis. Plato merupakan ahli piker pertama yang menerima paham adanya
alam bukan benda.
d. Ecluides (325-265 SM) Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri”
karena menemuka teori bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang
dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan dalam
aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang, teori proporsi dan lain-lain.
Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka.
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD
Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran
pada tingkat SMP maupun SMA. Karena disesuaikan dengan perkemban
gan peserta didiknya. Adapun ciri-ciri pembelajaran matematika di SD
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral
Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan
pendekatan dimana pembelajaran konsep atau topik matematika selalu
mengaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya.
b. Pembelajaran matematika bertahap
Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai
dari konsep-konsep yang sederhana menuju yang lebih sulit. Selain itu
7
pembelajaran matematika dimulai dari yang konkrit, ke semi konkrit,
dan akhirnya kepada konsep abstrak.
c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
Metode induktif sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik usia
Sekolah Dasar, karena metode induktif ini dimulai dari contoh-contoh.
Misalnya pengenalan bangun-bangun ruang tidak dimulai dari definisi,
melainkan dengan memperhatikan contoh-contoh dari bangun tersebut.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya
tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran
yang lainnya.
e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Pembelajaran yang bermakna merupakan cara mengajarkan materi
pelajaran yang mengutamakan pengertian dan pemahaman daripada
hafalan. Dalam pembelajaran bermakna siswa mempelajari matematika
mulai dari proses terbentuknya suatu konsep kemudian menerapkanya dan
memanipulasi konsep-konsep tersebut pada situasi baru.
B. Definisi Belajar, Hasil Belajar, Dan Manfaat Hasil Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu,
oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar,
dimana didalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami
perubahan, dan perkembangan zaman begitu pesat. Belajar merupakan suatu
proses perubahan sikap dan prilaku yang berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman. Pendapat tersebut didukung oleh penjelasan Slameto (2010:2)
bahwa: “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkunganya”.
8
Dari uraian yang mengacu pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu usaha perubahan tingkah laku yang melibatkan
jiwa dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan oleh seorang individu melalui
latihan dan pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan yang
selanjutnya dinamakan hasil belajar.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku
baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan
Hamalik (1995: 48) hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang
meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu
berkat pengalamannya berulang-ulang”.
Hasil belajar merupakan tingkat kemampuan yang dapat dikuasai dari
materi yang telah diajarkan mencakup tiga kemampuan sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Bloom (2007:22-32) bahwa tingkat kemampuan atau
penugasan yang dapat dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek yaitu:
a. Kemampuan kognitif (cognitive domain) adalah kawasan yang berkait
an dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur
dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini terdiri dari:
1. Pengetahuan (Knowledge), mencakup ingatan akan hal-hal yang
pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
2. Pemahaman (Comprehension), mengacu pada kemampuan memah
ami makna materi.
3. Penerapan (Application), mengacu pada kemampuan menggunakan
atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru
dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.
4. Analisis (Analysis), mengacu pada kemampuan menguraikan materi
kedalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan
9
mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan
lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
5. Sintesis (synthesis), mengacu pada kemampuan memadukan konsep
atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur
atau bentuk baru.
6. Evaluasi (Evaluation), mengacu pada kemampuan
memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan
tertentu.
b. Kemapuan afektif (the affective domain) adalah kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
1. Kemampuan menerima (Receiving), mengacu pada kesukarelaan
dan kemampuan memperhatikan respon terhadap stimulasi yang tepat.
2. Sambutan (Responding), merupakan sikap mahasiswa dalam
memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar,
mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
perpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3. Penghargaan (Valueving), mengacu pada penilaian atau pentingnya
kita mengaitkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-
reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak memperhitungkan.
Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi sikap yang
apresiasi.
4. Pengorganisasian (Organizing), mengacu pada penyatuan nilai
sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
5. Karakteristik nilai (Characterization
by value), mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi
(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur
kehidupannya.
c. Kemampuan psikomotor (The psychomotor domain) adalah
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang
10
melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan
fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
1. Persepsi (Perseption), mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan
perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan.
2. Kesiapan (Ready), mencakup kemampuan untuk menempatkan
dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan atau rangkaian
gerakan.
3. Gerakan terbimbing (Guidance response), mencakup kemampuan
untukmelakukan suatu rangkaian gerakgerik, sesuai dengan
contoh yang diberikan (imitasi).
4. Gerakan yang terbiasa (mechanical response), mencakup kemampuan
untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena
sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan.
5. Gerakan kompleks (Complexs response), mencakup kemampuan untuk
melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen,
dengan lancer, tepat, dan efisien.
6. Penyesuaian pola gerak (Adjusment), mencakup kemampuan
untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik
dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf
keterampilan yang telah mencapai kemahiran
7. Kreatifitas (Creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka
pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan sendiri.
Dari ketiga kemampuan ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam
menempuh pembelajaran selanjutnya.
3. Manfaat Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan dan
pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak
11
pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya
yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang
dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya.
4. Model Numbered Head Together
a. Pengertian model Numbered Head Together (NHT)
Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif
struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Numbered Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang
lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah,
dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
b. Kelemahan Metode Numbered Head Together
1. kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru
2. tidak semua anggota kelompok dipanggil guru
c. Kelebihan Metode Numbered Head Together
1. Semua siswa aktif memikirkan jawaban;
2. Siswa mendapat pengetahuan dari pikiran temannya;
3. Siswa bekerja sama secara kooperatif;
4. Siswa merasa cukup percaya diri untuk memberi jawaban ketika
dipanggil;
5. meningkatkan keselarasan kelas
12
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi : SDN 3 Muara Sugihan Kecamatan Muara Sugihan
Kabupaten Banyuasin
2. Waktu : Siklus I : Senin, 30 September 2013
Siklus II : Jum’at, 04 Oktober 2013
3. Mata Pelajaran : Matematika
4. Kelas : VI
5. Karakteristik : Jumlah Siswa 15 anak terdiri 5 Laki – laki dan 10
Perempuan dengan usia antara 11 – 12 tahun
6. Pihak-pihak yang turut membantu dalam penelitian ini adalah : Kepala
UPBJJ-UT Palembang (Bapak Drs. Jamaludin,MS.I), Kepala Pokjar Muara
Padang (Bapak Abdul Haris, S.Ag), Supervisor 1 (Bapak Syahrial,S.Pd),
Kepala Sekolah SDN 3 Muara Sugihan (Bapak Parlan, S.Pd SD), Supervisor
2 (Bapak Warno, S.Pd SD).
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dan
pelaksanaanya berlangsung dua siklus, dimana tiap siklus terdiri atas empat tahap
kegiatan yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan /pengumpulan
data (d) refleksi.
Selanjutnya rencana tindakan persiklus disusun dalam buku Rencana
Pembelajaran perbaikan Sebagai berikut :
Siklus (I)
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, guru antara lain melakukan hal – hal sebagai
berikut :
1. Membaca dan menganalisis kurikulum dan silabus untuk menentukan
materi yang akan diajarkan dalam perbaikan
13
2. Membuat RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran), yang disesuaikan
dengan tindakan perbaikan yang akan dilakukan,
3. Menyiapkan media yang akan diajarkan,
4. Menyiapkan pedoman observasi.
5. Menyiapkan alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan siklus I dilaksanakan tanggal 30 September
2013 dengan kompetensi dasar :1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung
termasuk operasi campuran, FPB, dan KPK.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam perbaiakan siklus I
1. Kegiatan Awal (10 meit)
a. Apersepsi
b. Memotivasi siswa
c. Memberikan game untuk membangkitkan semangat siswa
d. Menuliskan materi dan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti ( 40 menit)
a. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim
yang beranggotakan 5 orang dan memberi mereka nomor sehingga
tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
b. Guru menjelaskan pengertian FPB dan KPK
c. Guru menjelaskan pengertian bilangan prima
d. Guru menyebutkan jenis bilangan prima
e. Guru menjelaskan cara mencari faktorisasi bilangan prima dengan
cara tabel
f. Guru menjelaskan cara mencari FPB, dan KPK
g. Guru memberikan soal untuk diselesaikan secara kelompok
h. Guru mengajukan bekerja dan berpikir bersama untuk
menyelesaikan soal tersebut serta menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
i. Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas.
14
j. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
k. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
l. Guru memberikan umpan balik
3. Kegiatan Penutup (20 menit)
a. Memberikan soal latihan untuk lebih memantapkan keterampilan
siswa
b. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
c. Merefleksi proses dan hasil belajar.
c. Pengamatan/pengumpulan data
Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, kegiatan
pengamatan dilakukan oleh guru sendiri dan juga dengan bantuan Kepala
Sekolah supervisor II. Guru secara pribadi disamping melaksanakan
perbaikan pembelajaran juga mengamati prilaku siswa selama proses
pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan supervisor II adalah pengamatan
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru dan terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh siswa. Diakhir kegiatan guru melakukan evaluasi secara
tertulis untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap
materi.
Lembar Observasi guru, lembar observasi supervisor dan hasil siklus I
dapat dilihat di lampiran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat
terhadap proses pembelajaran siklus I diperoleh temuan hanya beberapa anak
saja yang aktif dan antusias terhadap materi pelajaran, yang lain cenderung
pasif.
Jika melihat dari hasil evaluasi setelah perbaikan dengan
menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan keberhasilan siswa dalam mata pelajaran Matematika ( yaitu
60,00. %)
15
Akan tetapi dari hasil ketuntasan klasikal, kegiatan perbaikan I belum
berhasil, karena ketuntasan baru berhasil jika sudah mencapai 85% untuk itu
guru perlu melaksanakan kegiatan perbaikan ke II agar ketuntasan dapat
tercapai.
Siklus (II)
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, guru antara lain melakukan hal – hal sebagai
berikut:
1. Membaca dan menganalisis kurikulum dan silabus untuk menentukan
materi yang akan diajarkan dalam perbaikan
2. Membuat RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran), yang disesuaikan
dengan tindakan perbaikan yang akan dilakukan
3. Menyiapkan media yang akan diajarkan
4. Menyiapkan pedoman observasi.
5. Menyiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan siklus I dilaksanakan tanggal 4 oktober 2013
dengan kompetensi dasar : 1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung
termasuk operasi campuran, FPB, dan KPK.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam perbaiakan siklus I
1. ..Kegiatan awal ( 10 menit)
a. Apersepsi dan motivasi
b. Memberi games untuk membangkitkan semangat siswa
c. Menanyakan materi yang telah lalu
2...Kegiatan Inti ( 40 menit )
a. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim
yang beranggotakan 5 orang dan memberi mereka nomor sehingga
tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda Kegiatan.
b. Guru menjelaskan cara mencari FPB, dan KPK tiga bilangan
dengan cara tabel.
c. Guru memberikan soal untuk diselesaikan secara berkelompok
16
d. Guru mengingatkan kembali bahwa setiap siswa harus berpikir bersama untuk menyelesaikan soal tersebut serta menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap siswa mengetahui jawaban tersebut.
e. Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
f. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
g. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
h. Guru memberikan umpan balik
3.…Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru menyimpulkan materi
b. Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
c. Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
c. Pengamatan/pengumpulan data
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, disamping
melakukan pembelajaran, guru juga mengamati minat dan aktivitas siswa
dalam melakukan pengamatan atas pembelajaran yang dilakukan guru.
Disamping itu juga guru masih meminta Kepala Sekolah dan Supervisor 2
untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Diakhir proses pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari.
Lembar pengamatan guru, lembar observasi supervisor II dan hasil
evalusi dapat dilihat pada lampiran.
d. Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran Siklus II guru berdiskusi dengan
supervisor 2 tentang hasil pengamatannya. Guru dan supervisor 2
memperoleh keaktifan siswa meningkat. Pada akhir pembelajaran, guru
17
mengadakan evaluasi dan hasilnya 95,23% siswa memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh guru.
C. Teknik Analisis Data
Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran dan melaksanakanya
sementara guru pembimbing memeriksa rencana perbaikan dan memberi
penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran guru mengamati dan mencari
penyebab masalah yang timbul dan mencari pemecahannya.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
a. Data tentang rencana
Pada siklus perbaikan pembelajaran silkus I, guru telah
mempersiapkan segala sesuatu seperti yang direncanakan. Kemudian
guru memberitahukan Kepala Sekolah dan supervisor2 yang akan
mengamati jalanya pelaksanaan perbaikan dan memberikan lembar
observasi tentang kegiatan guru dan siswa.
Jawal Perbaikan Pembelajaran Matematika pada Siklus I
No Hari/TglMateri
PelajaranTindakan Media Pengamat
1 Senin, 30
September
2013
Operasi
Hitung
Campuran
(FPB dan
KPK)
Mengguna
kan Model
Numbered
Head
Together
LKS Warno,S.P
d SD dan
Parlan,
S.Pd SD
b. Pengamatan
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan Model Numbered
Head Together berlangsung, guru dan supervisor 2 mengamati keaktifan
siswa. Hasil pengamatan teman sejawat dilihat pada lampiran.
Diakhir pembelajaran siklus I guru melakukan evaluasi untuk
mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan media LKS.
Berikut ini disajikan perolehan tes tertulis Matematika pada siklus 0
yang belum menggunakan Model Numbered Head Together yaitu masih
19
menggunakan metode Ceramah dan nilai tes tertulis pada siklus I yang
telah menggunakan Model Numbered Head Together.
Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 3 Muara Sugihan Dalam Pembelajaran
Matematika
No Nama Siswa L/P
KKM 60
KetNilai
Siklus 0
Nilai
Siklus I
1 Ayu Purwitasari P 55 70 T
2 Aziz Nurcahyono L 25 50 BT
3 Adinda Maharani P 70 80 T
4 Abuya Kasiyani L 35 55 BT
5 Ajay Permana L 30 70 T
6 Agus Hadi Pramujo L 15 45 BT
7 Devi Listiani P 45 50 BT
8 Fani Agustin P 60 70 T
9 Fika Melantika P 25 50 BT
10 Haryani P 25 50 BT
11 Nadila Dea Amanda P 35 60 T
12 Pramudita P 70 85 T
13 Riki Adi Saputra L 50 75 T
14 Ayu Safira P 35 70 T
15 Putri Diah Anggreini P 70 80 T
Nilai tertinggi 70 85
Nilai terendah 15 45
Jumlah 645 960
Rata – rata 43,00 64,00
Dari daftar nilai diatas diperoleh data bahwa pada siklus 0 nilai rata – rata
adalah 45,00 pada siklus I nilai rata – rata siswa meningkat menjadi 64,00.
Nilai siswa individu juga mengalami peningkatan. Dari daftar diatas dapat
dilihat : 20
- 9 orang anak (60%) nilainya Tuntas pada Siklus 1 mengalami
peningkatan dari siklus 0 hanya ada 5 anak (26,60%)
- 6 orang anak (40,00%) nilainya Belum Tuntas
Diagram 1 Ketuntasan Belajar Siklus 0 dan Siklus I
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
Diagram diatas adalah diagram tentang ketuntasan belajar yang
dicapai siswa Kelas VI SDN 3 Muara Sugihan dalam pembelajaran
Matematika pada siklus 0 dan siklus 1.
Dari diagram diatas dapat dilihat kenaikan presentase ketuntasan
belajar siswa dari pembelajaran siklus 0 ke pembelajaran siklus 1. Pada
siklus 0 guru menggunakan Metode Ceramah, ketuntasan belajar siswa
mencapai 26,60 %. Setelah menggunakan Model Pembelajaran
Numbered Head Together pada siklus I hasil ketuntasan belajar siswa
meningkat menjadi 60.00%.
21
c. Refleksi
Dari perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus 0 dimana rata – rata hasil belajar siswa
hanya 43,00 meningkat menjadi 64,00 pada siklus I. Disamping itu siswa
mencapai ketuntasan belajar juga meningkat dari 26,00% pada siklus 0
menjadi 60,00% pada siklus I.
Model Pembelajaran Numbered Head Together yang digunakan guru
sebagai tindakan pembelajaran pada siklus I telah mampu menarik
perhatian siswa dan membantu memudahkan siswa memahami apa yang
sedang dipelajarinya dari pada hanya membaca atau mendengarkan
penjelasan guru.
2. Siklus II
a. Data Tentang Rencana
Dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I, untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru menyusun rencana lebih
matang dan teliti.
Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran 2
No Hari/TglMateri
PelajaranTindakan Media Pengamat
1 Jum’at, 04
Oktober
2013
Operasi
Hitung
Campuran
( FPB dan
KPK )
Mengguna
kan Model
Numbered
Head
Together
LKS Warno,
S.Pd SD
b. Pengamatan
Berbeda dengan siklus 1, pada siklus 2 ini belajar dalam bentuk
berkelompok jadi siswa lebih bersemangat dan antusias dalam
menyelesaikan soal – soal yang dijelaskan guru .Berikut ini hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok.
22
No Aspek yang diobservasiKemunculan Komentar
Ada Tidak
1 Membaca LKS √ Baik
2 Menjawab LKS √ Baik
3 Menyimpulkan LKS √ Baik
Dari akhir pembelajaran siklus 2 ini, guru melakukan evaluasi untuk
mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together.
Berikut ini disajikan perolehan nilai tes tertulis Matematika pada
siklus 1 dan 2 untuk melihat sejauh mana hasil peningkatan belajar
Matematika siswa kelas VI SDN 3 Muara Sugihan.
Daftar Nilai Siklus 1 dan Siklus 2
No Nama Siswa L/P
KKM 60
KetNilai
Siklus 1
Nilai
Siklus II
1 Ayu Purwitasari P 70 75 T
2 Aziz Nurcahyono L 50 55 BT
3 Adinda Maharani P 80 85 T
4 Abuya Kasiyani L 55 75 T
5 Ajay Permana L 70 75 T
6 Agus Hadi Pramujo L 45 50 BT
7 Devi Listiani P 50 70 T
8 Fani Agustin P 70 80 T
9 Fika Melantika P 50 70 T
10 Haryani P 50 75 T
11 Nadila Dea Amanda P 60 80 T
12 Pramudita P 85 90 T
13 Riki Adi Saputra L 75 80 T
14 Ayu Safira P 70 70 T
15 Putri Diah Anggreini P 80 85 T
23
Nilai tertinggi 85 90
Nilai terendah 45 50
Jumlah 960 1115
Rata – rata 64,00 74,33
Dari daftar diatas diperoleh data bahwa pada sikus 1 rata – rata nilai
siswa 64,00, pada siklus 2 terjadi penigkatan rata – rata nilai siswa
menjadi 74,33. Nilai siswa secara individu juga mengalami peningkatan
sebanyak 17 orang (86,66%) tuntas dan sebanyak 2 orang (13,33%)
belum tuntas.
Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika setelah perbaikan pada siklus 1 dan siklus 2 adalah
sebagaimana dalam diagram berikut:
Diagram 2 Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan 2
Keterangan : T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
Dari diagram diatas dapat dilihat peningkatan ketuntasan belajar siswa
dari siklus 1 sebesar 76,19% menjadi 95,23 % pada siklus 2.
24
c. Refleksi
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan
menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together tentang
Operasi Hitung Campuran (FPB dan KPK), siswa 80 % aktif mengikuti
jalanya pembelajaran. Hasil belajar siswa juga mengalami penigkatan
baik secara individu maupun rata – rata kelas 86,66 % siswa mencapai
ketuntasan. Hal ini mungkin disebabkan faktor internal siswa itu sendiri.
B. Pembahasan
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika
dilakukan guru dengan menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head
Together sebagai tindakan perbaikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, telah terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dari siklus 0 sebelum menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head
Together ke siklus 1 dan 2 dimana guru telah menggunakan model Numbered
Head Together. Hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
No Nama Siswa L/P
KKM 60
Nilai
Siklus 0
Nilai
Siklus 1
Nilai
Siklus 2Ket
1. Ayu Purwitasari P 55 70 75 T
2. Aziz Nurcahyono L 25 50 55 BT
3. Adinda Maharani P 70 80 85 T
4. Abuya Kasiyani L 35 55 75 T
5. Ajay Permana L 30 70 75 T
6 Agus Hadi Pramujo L 15 45 50 BT
7. Devi Listiani P 45 50 70 T
8. Fani Agustin P 60 70 80 T
9. Fika Melantika P 25 50 70 T
10. Haryani P 25 50 75 T
11. Nadila Dea Amanda P 35 60 80 T
12. Pramudita P 70 85 90 T
13. Riki Adi Saputra L 50 75 80 T
25
14. Ayu Safira P 35 70 70 T
15. Putri Diah Anggreini P 70 80 85 T
Nilai tertinggi 70 85 90
Nilai terendah 15 45 50
Jumlah 645 960 1115
Rata – rata 43,00 64,00 74,33
Dari tabel diatas, pada siklus 0 proses pembelajaran yang dilakukan guru
belum menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together. Nilai rata –
rata kelas pada siklus 0 adalah 43,00 Setelah melakukan perbaikan pada siklus 1,
dan 2 dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together, nilai rata – rata
kelas meningkat 64,00 pada siklus 1 dan 74.33 pada siklus 2.
Berikut ini juga disajikan diagram ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika dikals V SDN 3 Muara Sugihan
Diagram 4 ketuntasan belajar siswa Dalam pembelajaran
matematika Siklus 0,1 dan 2
Keterangan :
T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
26
Dari diagram diatas ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari
siklus 0 = 26,66%, siklus 1 = 60,00%, siklus 2= 86,66%. Ini berarti penggunaan
Model Pembelajaran Numbered Head Together telah mampu meningkatkan
ketuntasan belajar siswa. Pada siklus 0 dari 15 siswa kelas VI yang mencapai
ketuntasan 4 (26,66%) orang. Setelah perbaikan pada siklus I meningkat menjadi
9 orang (60,00%) dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 13 (86,66%)orang.
27
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
1. Simpulan
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas VI
SDN 3 Muara Sugihan disebabkan oleh cara penyampaian materi pelajaran guru
yang belum menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together yang
sesuai dengan karakteristik materi pelajaran Matematika.
Setelah melakukan analisis kurikulum dan mengkaji beberapa literatur,
guru mengambil tindakan perbaikan dengan menggunakan Model Pembelajaran
Numbered Head Together.
Perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dengan menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Head Together telah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika dan meningkat kriteria ketuntasan belajar
siswa dalam pelajaran Matematika di kelas VI SDN 3 Muara Sugihan.
Pengalaman berharga yang dirasakan guru dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan Model Pembelajaran
Numbered Head Together bahwa proses pembelajaran yang dilakukan lebih
bermakna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi siswa.
2. Saran Tindak Lanjut
Dari kesimpulan diatas yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran, khususnya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Matematika adalah :
1. Guru harus mampu menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head
Together dalam pembelajaran Matematika.
2. Guru harus inovatif dalam melakukan pembelajaran agar dapat memperoleh
hasil yang optimal.
3. Guru harus berlatih menggunakan media gambar yang bervariasi dalam
mengajar sehingga lebih menarik minat siswa untuk belajar.
28
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Toha., dkk. 2007.Metode Penelitian, Jakarta : Universitas Terbuka.
Badan Nasional Standar pendidikan, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
Tingkat SD, MI, dan SD-LB,Jakarta : BNSP.
Gie, The Liang. 1999. Filsafat Matematika. Yogyakarta Pusat Belajar Ilmu
Berguna.
Hamalik, Oemar. 2005.Proses Belajar mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Kagan, Spencer.,dkk (1993). Model pembelajaran numbered head together. Di unduh
22 september 2013 dari
http://iniwebhamdan.wordpress.com/2012/05/10/pengertian-numbered-head-
together-nht/.
Muhsetyo, Gatot, 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :
UniversitasTerbuka.
Suprayekti, dkk. 2008. Pembaharuan Pembelajaran di SD, Jakarta :
UniversitasTerbuka.
Sumanto, Y.D.dkk. 2008 Gemar Matematika 6. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Tim FKIP. 2011. Pemantapan kemampuan Profesional, Jakarta : Universitas
Terbuka.
Wardani, IG.A.K., (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
.
29