abstrak - nabilsoccer.files.wordpress.com file · web viewdan mencari mana yang lebih menguntungkan...
TRANSCRIPT
PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK(L1)
NABIL AHMAD RIZALDI
1413100109
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan hukum Joule Panas yang Ditimbulkan oleh Arus Listrik
dengan kode percobaan L1. Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan panas yang
ditimbulkan oleh arus arus listrik dan membuktikan hukum Joule serta menentukan
harga satu Joule. Pada percobaan ini digunakan dua rangkaian. Kemudian dihitung
waktu untuk setiap kenaikan suhu satu derajat. Dari percobaan didapatkan data besar
panas yang dihasilkan oleh rangkaian alat 1152,567 Joule dan panas yang diserap
0,258 kalori. Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa arus listrik dapat
menimbulkan panas. Dan mencari mana yang lebih menguntungkan antara rangkaian
1 dan rangkaian 2, dimana jika kalor yang dilepaskan lebih banyak akan tidak
menguntungkan.
Keywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi,
Tahanan Geser
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................4
I.1 Latar Belakang................................................................................................4
I.2 Tujuan.............................................................................................................4
I.3 Permasalahan..................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
DASAR TEORI.........................................................................................................5
2.1 Panas(Kalor)...................................................................................................5
2.2 Kalorimeter.....................................................................................................6
2.3 Energi Potensial Listrik...................................................................................6
2.4 Beda Potensial.................................................................................................7
2.5 Resistivitas (Hambatan Jenis).........................................................................7
2.6 Arus.................................................................................................................9
2.7 Kapasitas Listrik.............................................................................................9
2.8 Energi dan Daya Listrik..................................................................................9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN...................................................................11
3.1 Peralatan dan Bahan......................................................................................11
3.2 Langkah Kerja...............................................................................................11
BAB IV........................................................................................................................12
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN.................................................................12
4.1 Analisa Data......................................................................................................12
4.2 Perhitungan..................................................................................................12
4.3 Grafik............................................................................................................15
4.4 Pembahasan...................................................................................................16
BAB V.........................................................................................................................18
KESIMPULAN...........................................................................................................18
LAMPIRAN................................................................................................................19ii
6.1 Konstanta......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangDalam arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian dapat menghasilkan
panas yang disebabkan oleh adanya resistansi(hambatan). Dalam percobaan yang
dilakukan pada peralatan yang menggunakan arus listrik baik alat elektronik berupa
televisi, laptop, dan lain lain maka akan timbul panas di bagian rangkaian yang
merupakan dimana pusat dari arus listrik itu berada. Maka dikarenakan timbulnya
panas dalam rangkaian listrik yang biasanya disebabkan adanya
resistansi(hambatan)yang lebih besar dari arus listrik, maka hal ini jugalah yang
melatar belakangi pratikum tentang panas yang disebabkan oleh arus listrik ini. Selain
resistansi terdapat juga beda potensial, yang memengaruhi timbulnya panas yang
disebabkan oleh arus listrik dan secara umum juga tiap unit dari panas terdapat aliran
panas yang mengalir yang bergerak melalui permukaan suatu aliran yang disebut
kalori(Giancoli,389,1980)
I.2 TujuanDalam pratikum ini bertujuan untuk menentukan panas yang ditimbulkan oleh
arus listrik serta membuktikan dari hukum Joule dan menentukan berapa harga dari 1
Joule itu.
I.3 PermasalahanPermasalahan yang akan dibahas dalam percobaan ini adalah menghitung
harga H dengan persamaan H=V i t, yang dimana sebelumnya nilai dari V, I, dan t
dari waktu yang telah ditentukan telah dianalisis, kemudian mencari harga H dan T
yang dimana T sebagai fungsi t selama arus listrik mengalir
Permasalahan lainya yang akan dibahas adalah mengitung Q1 dan Q2 dengan
persamaan Error: Reference source not found=w (Ta-Tm) (kalori), dan menghitung
juga dengan persamaan Error: Reference source not found0,26 w(Ta-Tm) (kalori) lalu
dibandingkan dengan harga H dan menentukan tarif kalor mekanik dengan 1 J= 0,24
Kalori.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Panas(Kalor)Panas adalah transfer energi dari suatu benda ke benda lainya dengan
perbedaan suhu yang sangat signifikan. Sesuai dengan satuan internasional(SI) satuan
energi adalah joule. Terkadang dalam penentuan harga joule ini masih digunakan
kalori. Kalori dibagi menjadi beberapa istilah walaupun istilah-istilah tersebut seing
menjadi bagian dalam penentuan jumlah dari cairan. Energi dalam adalah jumlah
keseluruhan dari semua molekul. Kita ambil contoh perhitungan dari energi dalam
dengan n sebagai mol, energi dalam U, adalah translasi dari energi kinetik seluruh
atom. Jumlah ini juga setara dengan rata-rata dari energi kinetik dimana energi per
molekul waktu dengan total molekul dari N adalah
U= N(Error: Reference source not foundmError: Reference source not
found).......................................................(2.1)
Dengan menggunakan persamaan 2.1.1 Error: Reference source not foundmError:
Reference source not found=Error: Reference source not found k T maka dapat
dituliskan
U= Error: Reference source not found k
T.............................................................(2.2)
Dengan mengulangi persamaan 2.1.2
U= Error: Reference source not found n R
T..........................................................(2.3)
Ketika n menyatakan jumlah dari mol. Walaupun energi dalam dari gas ideal
bergantung pada suhu dan jumlah mol dari suatu gas tersebut. Energi dalam juga
merupakan gas yang sebenarnya yang juga bergantung pada suhu utama, tetapi
dimana gas yang sebenarnya terbagi ke dalam beberapa sifat gas dan kesulurahan
energi dalam itu juga ternyata bergantung pada tekanan dan volumenya.Kapasitas
panas spesifik dimana aliran pana mengalir ketika suhunya meningkat, berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan pada abad 18 mengemukakan bahwa jumlah dari
panas dinyatakan dalam Q yang berindikasi dari perubahan temperatur dengan
proporsi material yang telah diberikan ke massa m dari bentuk material dan
perubahan suhu Error: Reference source not foundT dan dapat dirumuskan berikut
Q = m c Error: Reference source not
foundT.............................................(2.4)
5
Yang dimana c adalah kuantitas dari karakteristik dari suatu bahan yang disebut kalor
spesifik, karena c = Q / mError: Reference source not foundT. Kalor spesifik
termasuk dalam unit J/kg Error: Reference source not found
Dalam tekanan atmosfir tetap c = 4,19 x Error: Reference source not found Error:
Reference source not found atau 100 kcal/kg Error: Reference source not found.
2.2 KalorimeterTerdapat beberapa kategori dari sebuah sistem yaitu sistem tertutup yang tidak
terdapat beberapa massa yang masuk maupun keluar sistem, sedangkan sistem
terbuka yaitu adanya massa yang keluar masuk sistem. Jika sebuah sistem
sepenuhnya terisolasi dan tidak ada energi yang ditransfer baik keluar maupun masuk
maka energi konservasi akan kembali berpengaruh dimana panas yang hilang sedikit
demi sedikit setara dengan panas yang bertambah di bagian lainya dan dapat
disimpulkan seperti berikut
Panas yang hilang = Panas yang bertambah...................(2.5)
Contoh dari macam-macam kalorimeter seperti gambar berikut ini :
Gambar 2.2 Bom Kalorimeter
Gambar 2.1 Kalorimeter Coffee Cup 1
Terdapat dua percobaan dengan menggunakan kalorimeter salah satunya yaitu
berfungsi untuk pelepasan energi termal ketika permukaan terbakar. Pembuktian
sampel dengan perlahan di permukaan secara bersamaan akan menyebabkan
kelonjakan jumlah oksigen pada tekanan tinggi, dan menempatkan pada lapisan
tertutup.Bom diletakkan dalam cairan kalori dan kabel yang melewati secara perlahan
akan timbul panas dikarenakan campuran dari pembakaran tersebut. Energi tersebut
terlepas dan proses pembakaran bertambah oleh adanya air dan bom tersebut
(Physical for Scientist and Engineer, 1980)
6
2.3 Energi Potensial ListrikBila sebuah gayaError: Reference source not found beraksi pada sebuah
partikel bergerak dari titik a ke titik b, kerja Error: Reference source not found→b
yang dilakukan oleh gaya itu diberikan oleh sebuah integral garis :
Error: Reference source not found→b = Error: Reference source not
found.Error: Reference source not found Error: Reference source not found cosError:
Reference source not found dl (kerja yang dilakukan oleh gaya).........(2.6)
Dimana Error: Reference source not found adalah sebuah pergeseran yang sangat
kecil sepanjang lintasan partikel itu dan Error: Reference source not found adalah
sudut antara Error: Reference source not found dan Error: Reference source not found
di setiap titik panjang lintasan itu dan jika gaya Error: Reference source not found
adalah konservatif maka kerja yang selalu dilakukan oleh Error: Reference source not
found dapat dinyatakan sebagai energi potensial U.Maka ketika perubahan dari titik
satu ke titik lainya maka dapat dirumuskan Error: Reference source not foundU
adalah :
Error: Reference source not found→b = Error: Reference
source not found - Error: Reference source not found = -(Error: Reference source not
found - Error: Reference source not found) = -Error: Reference source not
foundU............................(2.7)
dan bila Error: Reference source not found→b adalah positif, Error: Reference
source not found lebih besar daripada Error: Reference source not found maka Error:
Reference source not foundU adalah negatif dan energi potensialnya berkurang
(Freedman, 1986)
2.4 Beda PotensialPotensial adalah energi potensial per satuan muatan. Dapat didefinisikan
bahwa V di sembarang titik dalam sebuah medan listrik sebagai beda potensial U per
satuan muatan yang diasosiasikan dengan sebuah muatan uji di titik tersebut ;
V = Error: Reference source not found, atau U = Error:
Reference source not found V.........................................(2.8)
Baik beda potensial maupun muatan adalah besaran skalar, sehingga potensial itu
adalah sebuah besaran skalar, dari persamaan 2.8 dapat diperoleh dengan membagi
satuan energi dengan suatu muatan. Menurut satuan internasional( SI ) dapat
dinyatakan satu volt sama dengan satu joule per coloumb :
Error: Reference source not found = - Error: Reference source not found = -
(Error: Reference source not found - Error: Reference source not found ) = -(Error:
7
Reference source not found - Error: Reference source not found) = Error: Reference
source not found- Error: Reference source not found .......................................(2.9)
dimana Error: Reference source not found= Error: Reference source not found/Error:
Reference source not found adalah energi potensial persatuan muatan dititik a dan
demikian juga untuk Error: Reference source not foundkita menamakan Error:
Reference source not found dan Error: Reference source not found merupakan
berturut-turut potensial di titik a dan potensial di titik b dan jika selisih dari Error:
Reference source not found- Error: Reference source not found dinamakan potensial
dari a terhadap b dan hal ini sering kali dinamakan selisih potensial antara a dan b dan
seringkali dapat disebut selisih potensial anatara dua titik disebut tegangan yang
menyatakan bahwa Error: Reference source not found dimana potensial a dan b
menyamai kerja yang dilakukan oleh gaya listrik itu bila sebuah satuan bergerak dari
a ke b(Freedman, 1986)
2.5 Resistivitas (Hambatan Jenis)Kerapatan arus Error: Reference source not found dalam sebuah konduktor
bergantung pada medan listrik Error: Reference source not found dan pada sifat-sifat
material itu.Tetapi khusus untuk beberapa material khususnya logam pada suhu yang
diberikan Error: Reference source not found hampir berbanding langsung dengan
Error: Reference source not found dan rasio besarnya Error: Reference source not
found adalah konstan dan dari hubungan tersebut maka didapatkan istilah dari
Hukum Ohm itu sendiri. Hukum Ohm itu sama seperti persamaan gas ideal dan
hukum Hooke adalah sebuah model yang diidealkan yang menjelaskan perilaku dari
beberapa material yang cukup baik tetapi bukan merupakan deskripsi umum dari
semua materi. Resistivitas (p) merupakan sebuah material sebagai rasio dari besarnya
medan listrik dan kerapatan arus dapat dirumuskan
p = Error: Reference source not found (Definisi dari
resistivitas).....................(2.10)
Semakin besar resistivitas semakin besar pula medan yang diperlukan untuk
menyebabkan sebuah kerapatan arus yang diberikan atau semakin kecil pula
kerapatan arus yang disebabkan oleh sebuah medan yang diberikan. Dari persamaan
2.10 satuan p (V/m)/(A/Error: Reference source not found) = V . m/A. Kebalikan dari
resistivitas adalah konduktivitas. Satuanya adalah( Error: Reference source not
found . mError: Reference source not found dimana konduktor listrik baik yang
mempunyai konduktivitas yang lebih besar daripada isolator. Semi konduktor
mempunyai resistivitas pertengahan(intermediet) diantara resistivitas logam dan
8
resistivitas isolator.Material semikonduktor penting karena ressitivitasnya
dipengaruhi oleh suhu dan oleh sejumlah kecil ketakmurnian.
Resistivitas sebuah konduktor logam hampir selalu bertambah dengan suhu
yang semakin bertambah. Jika suhu bertambah, ion-ion konduktor itu bergetar dengan
amplitudo yang semakin besar, yang membuat cenderung lebih terjadinya tumbukan
antara elektron yang bergerak dengan ion yang diam. Pada jangkuan suhu kecil(±
Error: Reference source not found C) maka resistivitas sebuah logam secara
aproksimasi dapat dinyatakan oleh persamaan
p(T) = Error: Reference source not found( 1- T - Error: Reference source not
found) (kebergantungan resistivitas pada suhu).......(2.11)
untuk sebuah konduktor dengan resistivitas p, maka kerapatan arus Error: Reference
source not founddi sebuah titik dimana medan listrik adalah Error: Reference source
not found maka diberikanlah persamaan
Error: Reference source not found = p Error: Reference
source not found...............................................................(2,12)
Dan apabila hukum Ohm dipatuhi maka p adalah konstan dan tidak tergantung dari
besarnya medan listrik sehingga Error: Reference source not found berbanding
langsung dengan Error: Reference source not found.Rasio V terhadap I untuk sebuah
konduktor tertentu dinamakan hambatan(resistansi)
R = Error: Reference source not
found ................................................................(2.13)
2.6 ArusArus adalah sembarang gerak dari suatu muatan dari satu daerah ke daerah
lainya. Dalam situasi elektrostatis medan listrik itu adalah nol dimanapun di dalam
konduktor dan tidak ada arus. Akan tetapi tidak berarti bahwa semua muatan di dalam
konduktor diam. Dalam logam biasa seperti tembaga serta aluminium sejumlah
elektron bebas bergerak di material konduksi tersebut. Elektron- elektron ini bergerak
menyebar ke segala arah. Dalam arus dikenal juga arus konvensional yang dimana
arah arusnya tidak perlu sama dengan arah partikel yang bermuatan yang sungguh-
sungguh bergerak namun kita dapat menandakan bahwa tanda muatan yang bergerak
begitu kecil signifikasinya dalam analisis rangkaian listrik. Kita dapat mendefinisikan
sebuah arus dalam suatu luas penampang A sebagai muatan netto yang mengalir
melalui luas itu per satuan waktu. Jadi jika sebuah muatan netto d Q mengalir melalui
sebuah luas dalam waktu dt, maka arus I yang melalui luas itu adalah
I = Error: Reference source not found (definisi
arus).............................(2.14)
9
(Zemansky, 1970)
2.7 Kapasitas ListrikKetika kapasitor diisi plat dari kapasitor tersebut dalam pengisianya setara dengan
medan magnet dengan muatan yang berbeda tanda : +q dan –q, bagaimanapun juga
pengisian dari kapasitor sebagai dari muatan q. Karena plat tersebut bersifat
konduktor maka mereka merupakan pelengkap dari energi potensial di permukaan
dan dari seluruh titik mempunya potensial listrik yang sama. Lebih dari itu terdapat
perbedaan potensial diantara dua plat. Perbedaan potensial dengan V bukan Error:
Reference source not foundV dengan notasi yang sebelumnya. Pengisian dari muatan
q dan perbedaan potensial V untuk kapasitor sangat proporsional untuk tiap masing-
masing muatan
q = CV..............................................................(2.15)
dimana proporsional konstan dari C disebut kapasitas dari kapasitor. Dan nilainya
bergantung pada bentuk geometri dari plat tersebut dan tidak pada pengisian dalam
perbedaan potensial tersebut. Ukuran dari kapasitas menandakan berapa jumlah
kesuluruhan dari pengisian yang diletakkan di plat yang menghasilkan perbedaan
potensial diantara benda tersebut. (Resnick, 1980)
2.8 Energi dan Daya ListrikJika sebuah elemen rangkaian menyatakan dengan selisih potensial Error:
Reference source not found - Error: Reference source not found =Error: Reference
source not found diantara terminal-terminal dan arus I yang lewat rangkaian itu dalam
arah dari a menuju b . Elemen ini dapat berupa sebuah resistor , sebuah aki, atau
lainya. Ketika muatan melewati elemen rangkaian itu, medan listrik melakukan kerja
pada muatan tersebut. Kerja total yang dilakukan pada sebuah muatan q yang
melewati melalui elemen rangkaian itu sama dengan hasil kali q dengan selisih
potensial Error: Reference source not found dan bila Error: Reference source not
found positif maka gaya listrik melakukan sejumlah kerja positif q Error: Reference
source not found pada muatan itu akan jatuh dari potensial Error: Reference source
not found ke potensial Error: Reference source not found yang lebih rendah. Jika arus
itu adalah I maka dalam selang waktu dt, sejumlah muatan d Q = I dt lewat . Kerja d
W yang dilakukan pada muatan adalah
d W = Error: Reference source not found d Q = Error:
Reference source not found I dt..............................................(2.16)
Kerja ini menyatakan energi listrik yang dipindahkan ke dalam elemen rangkaian ini
perpindahan energi terhadap waktu adalah daya yang dinyatakan dengan P. Dengan
membagi persamaan diatas dengan dt, kita mendapatkan laju pada bagian selebihnya
10
dari rangkaian yang menghantarkan arus listrik ini(buku arus, hambatan,dan tegangan
elektrik hal239). Hambatan murni merupakan selisih potensial dari
Error: Reference source not found= IR...............................................(2.17)
dimana dalam kasus ini potensial di a(arus memasuki resistor itu) selalu lebih tinggi
daripada b( dimana arus itu keluar) Arus memasuki terminal potensial lebih tinggi
daripada alat tersebut dinyatakan dengan laju perpindahan potensial rangkaian listrik,
Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu dimana pekerjaan sedang
berlangsung atau kerja yang dilakukan pada persatuan waktu.
Daya Listrik(P) dapat dirumuskan sebagai berikut ;
Daya = Energi/waktu
P =Error: Reference source not found
P = Error: Reference source not found = V.i
P = Error: Reference source not found R
P = Error: Reference source not found(dalam satuan
volt-ampere, VA)...........(2.18)
(Zemansky, 1970)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1 set
kalorimeter beserta perlengkapannya, 1 buah amperemeter 6 A (A) dan 1 buah
voltmeter, 1 buah tahanan geser (Rg), 1 buah termometer, 1 buah sumber tegangan 12
V (E), 1 buah stopwatch, dan 1 set kabel.
11
3.2 Langkah Kerja
Gambar 3.1 Rangkaian Pertama 1
Gambar 3.2 Rangkaian Kedua 1
Dibuat rangkaian seperti gambar 3.1, lalu dihubungkan dengan tegangan PLN seijin
asisten. Diisi kalorimeter K dengan air, dicatat massa air dari kalorimeter. Diberi beda
potensial selama 10 menit, diusahakan arus konstan dengan mengatur tahanan geser
Rg. Dicatat kenaikan suhu tiap 30 detik selama 30 menit. Dilakukan pula langkah
diatas untuk rangkaian seperti gambar 3.2.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan dua tipe rangkaian, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil pengamatan pada percobaan dengan rangkaian pertama
No.Massa Air
(g)
Arus
Listrik (A)To (oC) T (oC) t (menit)
Tegangan
(V)
1. 120 0,5 12 13 2,49 9,512
2. 14 4,26
3. 15 5,59
4.
0,6 10
11 1,23
11,55. 12 2,10
6. 13 3,14
Tabel 4.2 Hasil pengamatan pada percobaan dengan rangkaian kedua
No.Massa Air
(g)
Arus
Listrik (A)To (oC) T (oC) t (menit)
Tegangan
(V)
1.
70,1
0,5 10
11 0,31
122. 12 1,01
3. 13 3,11
4.
0,6 10
11 1,53
155. 12 2,56
6. 13 4,28
4.2 Perhitungan
Diambil sample dari percobaan dengan rangkaian pertama, pengulangan kesatu
Diketahui: massa air : 120 g
Arus listrik (I) : 0,5 A
∆T (T – To) : 1oC
Waktu (t) : 2,49 menit = 169 detik
Tegangan (V) : 9,5 V
Ditanya: a. H (Joule) = ?
b. Q (Kalori) = ?
Jawab:
a. H = V I t
H = 9,5 x 0,5 x 169
H = 802,75 Joule
b. Q = Q1 + Q2
Q = (massa air x ∆T) + (0,26 x massa air x ∆T)
Q = (120 x 1) + (0,26 x 120 x 1)
Q = 120 + 31,2
Q = 151,2 Kalori
Tabel 4.3 Perhitungan Rangkaian (a) dengan Massa Air 120 g dan Arus listrik 0,5 A
13
Erro
r:
Ref
eren
ce
sour
ce
not
foun
d
(ᵒC)
T
(ᵒC)
∆T
(ᵒC)
Waktu
(detik)
Tegangan
(V)
H
(Joule)
Q1
(kalori)
Q2
(kalori)
Q
(kalori)
12 13 1 169 9.5 802.75 120 31.2 151.2
12 14 2 266 9.5 1263.5 240 62.4 302.4
12 15 3 359 9.5 1705.25 360 93.6 453.6
Tabel 4.4 Perhitungan Rangkaian (a) dengan Massa Air 120 g dan Arus listrik 0,6 A
Erro
r:
Ref
eren
ce
sour
ce
not
foun
d
(ᵒC)
T
(ᵒC)
∆T
(ᵒC)
Waktu
(detik)
Tegangan
(V)
H
(Joule)
Q1
(kalori)
Q2
(kalori)
Q
(kalori)
10 11 1 83 11.5 572.7 120 31.2 151.2
10 12 2 130 11.5 897 240 62.4 302.4
10 13 3 194 11.5 1338.6 360 93.6 453.6
Tabel 4.5 Perhitungan Rangkaian (b) dengan Massa Air 70,1 g dan Arus listrik 0,5 A
Erro
r:
Ref
eren
ce
sour
T
(ᵒC)
∆T
(ᵒC)
Waktu
(detik)
Tegangan
(V)
H
(Joule)
Q1
(kalori)
Q2
(kalori)
Q
(kalori)
14
ce
not
foun
d
(ᵒC)
10 11 1 31 12 186 70.1 18.226 88.326
10 12 2 61 12 366 140.2 36.452 176.652
10 13 3 191 12 1146 210.3 54.678 264.978
Tabel 4.6 Perhitungan Rangkaian (b) dengan Massa Air 70,1 g dan Arus listrik 0,6 A
Erro
r:
Ref
eren
ce
sour
ce
not
foun
d
(ᵒC)
T
(ᵒC)
∆T
(ᵒC)
Waktu
(detik)
Tegangan
(V)
H
(Joule)
Q1
(kalori)
Q2
(kalori)
Q
(kalori)
10 11 1 113 15 1017 70.1 18.226 88.326
10 12 2 236 15 2124 140.2 36.452 176.652
10 13 3 268 15 2412 210.3 54.678 264.978
Tabel 4.7 Perhitungan H dan Q
No.H
(Joule)
Q
(Kalori)
1 802.75 151.2
2 1263.5 302.4
3 1705.25 453.6
4 572.7 151.2
5 897 302.4
6 1338.6 453.6
7 186 88.326
8 366 176.652
9 1146 264.978
10 1017 88.326
15
11 2124 176.652
12 2412 264.978
Tabel 4.8 Perbandingan Joule dengan Kalori
No. Joule Kalori
1 1 0.188353
2 1 0.239335
3 1 0.266002
4 1 0.264013
5 1 0.337124
6 1 0.338861
7 1 0.474871
8 1 0.482656
9 1 0.23122
10 1 0.08685
11 1 0.083169
12 1 0.109858
Rata –Rata = 1 : 0,258
4.3 Grafik
Grafik 4.1 Grafik waktu terhadap suhu pada rangkaian (a) dengan arus 0,5 A
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa dalam grafik menunjukkan bahwa
ketika kita menggunakan arus 0,5 A terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan suhu
semakin meningkat seiring pertambahan suhunya16
Grafik 4.2 Grafik waktu terhadap suhu pada rangkaian (a) dengan arus 0,6 A
Pada grafik 4.2 terlihat bahwa grafik menunjukkan linier seiring
bertambahnya suhu waktu yang dibutuhkan semakin lama untuk menerima berapa
banyak kalor yang dibutuhkan
Grafik 4.3 Grafik waktu terhadap suhu pada rangkaian (b) dengan arus 0,5 A
Pada grafik 4.3 terlihat bahwa pada suhu 11Error: Reference source not found
sampai dengan suhu 12 Error: Reference source not found mengalami perubahan
waktu yang tidak signifikan dan ketika suhunya kembali meningkat melebih 12 Error:
Reference source not found waktu yang dibutuhkan semakin lama
Grafik 4.4 Grafik waktu terhadap suhu pada rangkaian (b) dengan arus 0,6 A
Pada grafik 4.4 terlihat sama dengan grafik sebelumnya hanya perbedaanya
meningkatnya suhu secara tajam pada suhu 12 Error: Reference source not found
menuju 13 Error: Reference source not found.
4.4 Pembahasan
Praktikum ini berjudul panas yang ditimbulkan oleh arus listrik, dan bertujuan
untuk mencari berapa jumlah kalor yang dilepaskan dan menentukan berapa harga 1
17
Joule itu dan membuktikan kebenaran dari hukum Joule itu sendri. Pada praktikum
ini digunakan dua rangkaian. Pada rangakaian (a) tahanan geser terletak pada akhir
rangkaian. Sedangkan pada rangkaian (b) tahanan geser terletak pada awal rangkaian.
Pada percobaan pertama digunakan air dengan massa 120 gram. Dan pada percobaan
kedua, massa air hanya 70,1 gram. Pada kelompok kami wadah air tidak ditimbang
berapa massanya. Terdapat dua variasi arus yang digunakan pada tiap percobaan.
Yang pertama 0,5 A dan yang kedua 0,6 A.
Pada saat melakukan praktikum ini terdapat kendala. Pada percobaan
rangkaian (a), kami mengalami kesulitan dalam merangkai alat karena masih belum
tahu bagaiman cara merangkai alat. Kemudian dengan bantuan asisten untuk
merangkai alat. Setelah itu kami mengalami kesulitan untuk menimbang massa air
dan menurunkan suhu dan menyeimbangkan perubahan suhu ketika akan dimasukkan
ke dalam kalorimeter. Langkah pertama yang kami lakukan yaitu menimbang air
sebanyak 120 gram, kemudian kami turunkan suhunya hingga mencapai 10oC. Massa
air pun bertambah. Maka kami timbang lagi air tersebut. Dan segera kami masukkan
kedalam kalori meter. Hingga mendapat suhu 8oC dan massa air 120 gram. Pada
percobaan rangkaian (b), kami mengalami kendala dalam merangkai alat, dimana
terdapat ketidaksesuaian dalam pemasangan kabel amperemeter ke tahanan geser dan
kalorimeter. Kabel yang tersambung pada tahanan geser seharusnya dihubungkan
dengan kutub negatif amperemeter. Dan kabel dari kutub positif amperemeter
disambungkan pada kalorimeter. Setelah dirangkai, ternyata amperemeter tidak
menyala. Kemudian amperemeter diganti dengan amperemeter yang lain. Namun
tidak ada perubahan. Setelah itu, kami mencoba untuk mengganti rangkaian. Dari
tahanan geser dihubungkan dengan kutub positif amperemeter. Sedangkan kabel yang
dihubungkan dari kutub negatif amperemeter dihubungkan ke kalorimeter. Akhirnya
rangkaian dapat digunakan. Pada percobaan rangkaian (b) ini juga mengalami
kendala dalam mengukur massa dan penurunan suhu air. Kami melakukan perlakuan
yang sama pada saat melakukan percobaan rangkaian (a).
Dari percobaan ini, pada rangkaian (a) dibandingkan dengan rangkaian (b)
dengan arus 0,5 A didapat nilai H lebih besar menggunakan rangkaian (a). Yaitu nilai
rata-rata dari rangkaian (a) dengan arus 0,5 A adalah 1257,1 J dan dari rangkaian (b)
566 J. Dan nilai Q juga lebih besar menggunakan rangkaian (a). Nilai Q rata-rata
pada rangkaian (a) adalah 302,4 kalori dan rangkaian (b) adalah 176,6 kalori. Pada
percobaan yang menggunakan arus 0,6 A, didapat nilai H lebih besar pada rangkaian
(b). Nilai H rata-rata pada rangkaian (a) adalah 921,1 J dan pada rangkaian (b) adalah
1851 J. Sedangkan nilai Q lebih besar menggunakan rangkaian (a). Nilai Q rata-rata
pada rangkaian (a) adalah 302,4 kalori dan rangkaian (b) adalah 176,6 kalori. Pada 18
percobaan ini didapat nilai rata rata 1 joule pada rangkaian (a) adalah 0,269 kalori
sedangkan pada rangkaian (b) adalah 0,244 kalori. Sedangkan menurut teori 1 joule
sama dengan 0,24 kalori. Grafik hubungan suhu dan waktu dari hasil perhitungan dari
percobaan ini adalah berbanding lurus. Jika suhu naik, maka semakin banyak waktu
yang diperlukan. Dari data yang telah didapat dari percobaan, maka rangkaian (b)
lebih menguntungkan karena panas yang dikeluarkan oleh rangkaian (b) secara umum
lebih kecil daripada rangkaian (a). Dimana ketika arus yang dikeluarkan semakin
besar maka jumlah panas atau kalor yang dilepaskan semakin sedikit begitu pula
sebaliknya
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Nilai H rata-rata pada rangkaian (a) adalah 1096,6 J.
Nilai H rata-rata pada rangkaian (b) adalah 1208,5 J.
2. Nilai Q rata-rata pada rangkaian (a) adalah 302,4 kalori.
Nilai Q rata-rata pada rangkaian (b) adalah 176,6 kalori.
3. Didapat harga 1 Joule pada rangakaian (a) adalah 0,269 kalori. Hal ini
mempunyai perbedaan yang jauh dengan teori. Pada rangkaian (b) adalah
19
0,244 kalori. Hasil ini menunjukkan bahwa perhitungan ini sesuai dengan
teori.
LAMPIRAN
6.1 Konstanta
Harga air = 0,26 w
1 Joule = 1 Nm
20
DAFTAR PUSTAKA
Fisika Untuk Universitas1970JakartaErlangga
Fundamental of Physics 9th edition2003New York, USAJohn Willey & Sons, inc
Physical for Scientist and Engineer1980USAJohn Willey & Sons.inc
Physics for Scientist and Engineers1980USAJohn Willey & Sons.inc
Physics for University1986USAJohn Willey & Sons.inc
21