aburohiman01 - konsultasi, komunikasi, dan sistem informasi laboratorium
DESCRIPTION
LaboratoriumTRANSCRIPT
Konsultasi, Komunikasi, dan Sistem Informasi Laboratorium
JOSEPH M. CAMPOS
Arus informasi laboratorium klinik mengalami revolusi lebih dari 30
tahun lalu dengan diperkenalkannya Sistem Informasi Laboratoris
(Laboratory Information System, LIS) terkomputerisasi yang pertama (2,13).
Dasar pemikiran awal dari adanya LIS terkomputerisasi ini adalah murni
alasan finansial, yaitu LIS memungkinkan adanya penagihan yang lebih
efisien untuk beberapa layanan laboratorium. Tak lama kemudian, perbaikan
pelaporan dari sejumlah hasil uji tekstual dan numerik juga menjadi mungkin
dengan adanya pengembangan perangkat fitur. Laboratorium mikrobiologi
klinik pun mulai menuai beberapa keuntungan penting ketika laporan tentang
kultur dan kepekaan antimikroba kompleks dapat ditampilkan melalui LIS.
Kini LIS terus berkembang pesat di laboratorium mikrobiologi klinik.
Laboratorium ini meyediakan informasi penting bagi para penyedia layanan
kesehatan, khususnya yang merawat pasien dengan penyakit menular. Hasil
uji laboratorium yang penting untuk diagnosis dan pengobatan penyakit
infeksi pun dapat dilaporkan dengan penyajian yang jelas dan logis melalui
LIS. Informasi tambahan yang dapat mengoptimalkan manajemen pasien,
seperti: pedoman pengumpulan spesimen, interpretasi hasil uji labotarorium,
AF 1 AR01
dan saran untuk pengujian tambahan, juga dapat disertakan (16). Saat ini,
para ahli mikrobiologi klinik merupakan perantara informasi penting yang
sangat bermanfaat bagi perawatan pasien (20). Tujuan dari artikel ini adalah
untuk meninjau kondisi manajemen informasi di laboratorium mikrobiologi
klinik dewasa ini, dengan menekankan peran utama dari LIS.
HEALTH INSURANCE PORTABILITY AND ACCOUNTABILITY ACT OF
1996
Sebuah peristiwa penting yang sangat mempengaruhi manajemen dari
informasi pelayanan kesehatan di Amerika Serikat adalah Health Insurance
Portability and Accountability Act of 1996 (HIPAA). HIPAA telah memiliki
pengaruh yang begitu besar untuk memulai artikel ini dengan penjelasan
mengenai dampaknya. Salah satu tujuan utama dari HIPAA adalah untuk
mengatur keamanan dan kerahasiaan informasi dalam catatan medis pasien.
Di dalamnya juga menyebutkan mekanisme dimana informasi dapat
dikodekan dan dipertukarkan secara elektronik (non-manual). Pertukaran
tersebut meliputi distribusi data uji laboratorium untuk dokter, pihak asuransi,
dan pasien.
HIPAA juga menetapkan cara dimana informasi kesehatan spesifik
dari pasien dapat dihasilkan, disebarkan, dan disimpan di Amerika Serikat
(26). Regulasi terkait yang dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan
AF 2 AR01
HIPAA telah diumumkan secara resmi dan dinamakan sebagai Standards for
Privacy of Individually Identifiable Health Information (The Privacy Rule, TPR)
(21). Hal ini ditetapkan oleh Department of Health and Human Services dan
berlaku efektif per tanggal 14 April 2001. Sebagian besar institusi layanan
kesehatan dan rencana pemeliharaan kesehatan diwajibkan untuk mematuhi
aturan tersebut per tanggal 14 April 2003. Untuk penyedia layanan kesehatan
skala kecil diperbolehkan untuk menunda mematuhi peraturan tersebut
hingga tanggal 14 April 2004. Meskipun ketentuan HIPAA dan TPR tidak
berlaku untuk penyedia layanan kesehatan di luar Amerika Serikat, tetapi
mereka telah menetapkan standar tersendiri untuk pengelolaan informasi
pasien yang relevan dan layak dipertimbangkan oleh pemerintah di semua
negara.
TPR menyediakan perlindungan yang harus digunakan oleh penyedia
layanan kesehatan untuk melindungi kerahasiaan dari informasi kesehatan.
TPR juga menetapkan aturan-aturan yang dapat melindungi catatan medis
dan informasi kesehatan pribadi pasien lainnya. Hal ini memberi kesempatan
lebih pada pasien untuk mengontrol data kesehatan mereka sendiri dan
menetapkan batasan-batasan penggunaan dan penyebaran catatan
kesehatan oleh pihak lain. Aturan tersebut menyatakan bahwa pasien berhak
memeriksa dan memperoleh salinan catatan kesehatan mereka, serta
meminta informasi yang salah dikoreksi. Pasien juga berhak untuk mencari
AF 3 AR01
tahu apa saja informasi kesehatan mereka yang diungkap dan kepada siapa
diberikan. Bagi para pelanggar aturan tersebut, TPR akan menghukumnya
dengan hukuman perdata dan pidana. Namun aturan tersebut juga
memungkinkan pengungkapan informasi kesehatan khusus dari pasien
tertentu kepada otoritas kesehatan masyarakat tertentu untuk melindungi
kesehatan masyarakat luas.
Data khusus pasien dari laboratorium mikrobiologi klinik di Amerika
Serikat berada di bawah hak hukum/hak kekuasaan HIPAA, baik itu berupa
informasi lisan, tertulis, ataupun elektronik. Informasi tersebut dapat
didistribusikan selama tahap pra-analisis, analisis, maupun paska-analisis
pengujian, dan dapat dilaporkan, dijadikan bahan pelajaran, atau interpretatif.
Para ahli mikrobiologi klinik diharapkan dapat memberikan informasi ini
kepada penyedia layanan kesehatan secara tepat waktu dan mudah
dipahami tanpa melanggar aturan HIPAA.
MEMBANGUN KOMPONEN MIKROBIOLOGI DARI LISs
LISs yang digunakan saat ini menawarkan banyak sarana yang
mendukung komunikasi informasi antara laboratorium mikrobiologi klinik
dengan penyedia layanan kesehatan. Untuk memanfaatkan sarana tersebut,
pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk membangun komponen
mikrobiologi dari LIS harus memahami detail dari uji mikrobiologi. Idealnya,
AF 4 AR01
mereka haruslah merupakan ahli mikrobiologi klinik dengan minat dan
komitmen yang kuat untuk membuat laporan berdasarkan LIS. Jika tidak
memungkinkan, pembuat laporan mikrobiologi tersebut harus meminta dan
memperoleh bimbingan intensif dari para ahli mikrobiologi klinik selama
proses konfigurasi sistem dan validasi pengujian.
Dengan meningkatnya jumlah fasilitas layanan kesehatan, uji
laboratorium tidak lagi ditangani langsung melalui LIS oleh petugas
laboratorium tetapi diminta oleh dokter yang bersangkutan dengan
menggunakan sistem komputerisasi LIS. Pada kondisi ini, ahli mikrobiologi
klinik harus memiliki andil yang dominan selama proses seleksi dan proses
memformat informasi, dimana proses tersebut akan dilihat oleh pihak yang
meminta uji mikrobiologi. Ahli mikrobiologi klinik dalam hal ini diperlukan
untuk meyakinkan bahwa mereka juga ikut berpartisipasi dalam
pembangunan sistem masukan informasi dan/atau proses validasi.
Seringkali, para petugas laboratorium terabaikan ketika timnya berkumpul
untuk tujuan ini.
Permintaan uji mikrobiologi dan review hasil uji mikrobiologi berbeda
dari bidang laboratorium lainnya. Spesimen untuk pengujian mikrobiologi
dikumpulkan dari berbagai bagian tubuh, dan harus ada ketentuan untuk
menginformasikan laboratorium asal tempat spesimen tersebut dikumpulkan.
Karena kualitas spesimen mikrobiologi sering tidak bertahan lama, waktu
AF 5 AR01
pengumpulan spesimen tersebut harus didokumentasikan selama proses
permintaan. Hasil uji mikrobiologi biasanya berupa data non-numerik yang
terdiri dari teks dan tabel berisi data kepekaan antimikroba. Dalam beberapa
kasus, hasil awal uji mikrobiologi menyarankan dilakukannya permintaan uji
“reflex” (contohnya, permintaan uji kepekaan antimikroba bila hasil kulturnya
positif).
Kode Uji
Karena dimasukkan dalam LIS, semua uji laboratorium merupakan
kode assigned (mnemonik) dan kode translasi. Hal ini akan menguntungkan
jika ketentuan tersebut dilaksanakan dengan benar selama proses assigning
kode. Ketentuan pengkodean yang telah dirancang dengan tepat akan
memudahkan para pengguna LIS dalam mengingat kode-kode tersebut.
Mayoritas sistem memungkinkan kode sampai enam karakter dan terdiri dari
karakter alfabet ataupun numerik. Meskipun banyak laboratorium bergantung
pada kode alfabet yang diambil dari nama uji sebenarnya (misalnya, URICUL
untuk kultur urin dan BLOCUL untuk kultur darah), tetapi beberapa
laboratorium menggunakan skema pengkodean numerik untuk mencocokkan
kode dengan sistem informasi kelembagaan lainnya dan untuk
menghilangkan kesamaan kode antar beberapa uji dengan nama yang mirip.
AF 6 AR01
Sebuah uji laboratorium dapat memiliki lebih dari satu nama yang
digunakan secara umum (misalnya, uji serologi sifilis dan uji reagin plasma
cepat [Rapid Plasma Reagen, RPR]). Pengguna LIS disarankan untuk
melakukan pengecekan ulang pada nama uji laboratorium yang umum
digunakan untuk uji diidentifikasi. Dengan begitu, diharapkan mereka tetap
akan terhubung ke kode pengujian yang sama untuk nama uji yang berbeda.
Jika tidak, pengguna LIS akan tidak dapat menemukan uji laboratorium yang
mereka inginkan dan mereka akan memesan uji laboratorium yang tidak
sesuai.
Menyertakan Hasil Uji Saat Proses Permintaan Uji Laboratorium
Beberapa LISs memperbolehkan atau bahkan mengharuskan hasil
untuk satu atau lebih komponen uji dari satu atau serangkaian uji dimasukkan
selama proses pemesanan uji laboratorium. Hal ini sering berlaku untuk
kultur mikrobiologi, di mana deskripsi dari spesimen merupakan salah satu
atau serangkaian komponen uji. Ketika deskripsi dari spesimen dapat
ditentukan untuk sebuah uji laboratorium (misalnya, swab faring untuk kultur
faring), hal ini akan sangat membantu jika LIS secara otomatis dapat
menjelaskan deskripsi spesimen tersebut dengan kode spesimen
sebelumnya. Hal itu akan mempersingkat alur proses pemesanan dan
AF 7 AR01
menghilangkan kesalahan pemesanan. Tentu saja, kode deskripsi spesimen
sebelumnya harus dapat dikesampingkan bila perlu.
Pending Text (Teks Penunda)
Beberapa LISs dapat diatur untuk menampilkan teks informatif secara
otomatis saat hasil tes masih belum dapat ditampilkan (Tabel 1). Contoh
pending text yang mungkin digunakan dalam uji mikrobiologi mencakup
waktu perputaran yang diharapkan untuk hasil tes, nomor telepon yang dapat
dihubungi bila ada pertanyaan mengenai tes laboratorium tersebut, atau
pemberitahuan mengenai “reflex” test yang harus diminta jika hasilnya positif.
Pending text dihentikan bila hasil tes telah didapat dan dimasukkan ke dalam
LIS.
Kamus Kode Teks
Upaya terberat selama pembuatan bagian mikrobiologi dari LIS
mungkin adalah mempersiapkan kamus kode teks. Beberapa kamus harus
dibuat, termasuk untuk kode teks mikrobiologi, kode metode mikrobiologi,
kode media pertumbuhan, kode beban kerja, kode kepekaan antimikroba,
kode deskripsi spesimen, dan kode nama mikroorganisme.
Selama pembuatan kamus mikrobiologi, ada sebuah hal penting yang
harus dilakukan berkaitan dengan kode nama mikroorganisme. Penggunaan
AF 8 AR01
skema yang dapat dipahami oleh petugas laboratorium mikrobiologi
menyederhanakan proses masukan data hasil kultur, karena kode yang
benar untuk mikroorganisme kebanyakan dapat ditentukan “on the fly”. Salah
satu cara umum untuk menentukan kode nama mikroorganisme adalah
dengan mengambil huruf pertama dari nama genus mikroorganisme dan
beberapa huruf pertama dari nama spesies (Tabel 2). Keterbatasan cara ini
terjadi saat kode yang sebenarnya ditujukan untuk mikroorganisme yang
berbeda menjadi sama (misalnya, ECOLI untuk Escherichia coli dan
Entamoeba coli). Cara lain yang digunakan oleh beberapa laboratorium
adalah dengan mengambil tiga huruf pertama dari nama genus dan tiga huruf
pertama dari nama spesies (dengan asumsi bahwa LIS menggunakan kode
enam huruf). Dalam hal ini, kode untuk bakteri E.coli menjadi ESCCOL dan
protozoa E.coli menjadi ENTCOL. Namun, beberapa masalah masih terjadi
dalam menentukan kode nama mikroorganisme, seperti Oligella ureolytica
dan Oligella urethralis (OLIURE untuk keduanya). Setiap cara pengkodean
yang digunakan pasti akan memiliki kendala. Maka dari itu, perlu digunakan
cara alternatif bila kode yang ditetapkan dengan cara pertama masih
menimbulkan ambiguitas/ketidakjelasan (misalnya, penggunaan ECOLI untuk
bakteri dan ENCOLI untuk protozoa).
Beberapa LISs memperbolehkan pembuatan kode kelompok yang
memudahkan pengguna merujuk kepada sekelompok mikroorganisme terkait
AF 9 AR01
secara bersamaan. Secara umum, anggota kelompok mikroorganisme
tersebut memiliki sifat yang sama. Contoh kode kelompok antara lain: ANA
untuk kelompok bakteri anaerob, GNB untuk batang gram negatif, MOLD
untuk jamur berfilamen, dan VIRUS untuk virus. Pengelompokan
mikroorganisme dalam kelompok harus dilakukan oleh seseorang yang
paham betul tentang laboratorium mikrobiologi dan perencanaan
penggunaan kode kelompok mikroorganisme dalam LIS.
Data tentang Kepekaan Antimikroba
Pembuatan sejumlah data tentang kepekaan antimikroba merupakan
bagian penting dari penyusunan bab mikrobiologi dalam LIS. Hal ini didahului
dengan mendefinisikan uji agen antimikroba yang memberikan hasil numerik
atau kode teks yang menunjukkan apakah isolat tersebut peka/sensitif, cukup
sensitif, atau resisten terhadap zat antimikroba. Kelompok uji ini kemudian
digabungkan untuk disesuaikan dengan serangkaian agen antimikroba yang
menjadi syarat pelaporan laboratorium. Rangkaian terpisah biasanya
ditetapkan untuk kategori mikroorganisme yang berbeda seperti batang gram
negatif, kokus gram positif, anaerob, isolat saluran kemih gram negatif,
streptokokus, dan enterokokus. Dalam beberapa kasus, rangkaian terpisah
harus dibuat untuk spesies mikroorganisme tunggal (contohnya
Streptococcus pneumoniae) apabila hal itu sesuai dengan kebiasaan yang
AF 10 AR01
berlaku setempat (misalnya, standar yang diumumkan oleh the Clinical and
Laboratory Standards Institute [CLSI] di Amerika Serikat) (10). Ketika sebuah
isolat termasuk dalam lebih dari satu kategori isolat (misalnya, isolat kultur
urin dari Escherichia coli termasuk kategori batang gram negatif maupun
kategori isolat saluran kemih gram negatif), maka kategori yang
menggambarkan isolat secara lebih spesifik harus didahulukan (dalam
contoh ini, termasuk dalam rangkaian isolat saluran kemih gram negatif).
Pengelompokan agen antimikroba dalam setiap rangkaian harus
didasarkan pada masukan dari para ahli (khususnya dokter spesialis penyakit
menular), dari laboratorium mikrobiologi, dan dari rekomendasi yang
diterbitkan oleh CLSI (10). Banyak LISs yang memperbolehkan pencatatan
dan penyimpanan hasil uji untuk sekelompok besar agen antimikroba, tetapi
untuk sekelompok agen tertentu digunakan pelaporan yang selektif
(misalnya, untuk agen yang ada dalam formularium rumah sakit). Sebagai
alternatif pengendalian biaya, beberapa LISs memperbolehkan pengujian
yang bertahap. Jadi pengujian terhadap agen yang mahal atau berpotensi
racun dilakukan hanya jika hasil uji untuk agen yang lebih murah atau aman
ternyata resisten (misalnya, hasil ceftriaxone untuk Escherichia coli
dilaporkan hanya jika hasil cefazolin resisten). Keputusan yang menimbulkan
laporan pada situasi yang berbeda harus berdasarkan kesepakatan dari
kelompok-kelompok yang disebutkan di atas.
AF 11 AR01
Sebelum hasil uji kepekaan antimikroba dapat dilaporkan, kode teks
khusus (kode kepekaan antimikroba) harus ditetapkan sebutan standar untuk
sensitif, cukup sensitif, dan resisten (misalnya, S untuk sensitif, I untuk cukup
sensitif, dan R untuk resisten). Beberapa LISs menawarkan pilihan untuk
mendefinisikan kode tambahan pada kode kepekaan antimikroba yang dapat
digunakan untuk laporan kepekaan antimikroba yang lebih fungsional.
Sebagai contoh, kode dapat ditempatkan pada laporan kepekaan antimikroba
untuk mengingatkan para klinisi dalam mengambil tindakan tertentu. Sebuah
kode seperti NOINTP dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa uji dari
agen antimikroba tertentu terhadap mikroorganisme tertentu belum
dibakukan oleh CLSI. Sebuah kode seperti ESBL dapat dipakai untuk
menjelaskan hasil uji ceftazidime terhadap Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Klebsiella oxytoca, dan Proteus mirabilis bila MIC > 1 ug/ml.
Kode ini akan mengingatkan para klinisi untuk memeriksa isolat untuk
produksi beta-laktamase spektrum luas sebelum laporan akhir disampaikan.
Laporan tentang kepekaan antimikroba yang canggih, yang meliputi
informasi biaya dan dosis anjuran untuk agen antimikroba, dapat dibuat oleh
beberapa LISs. Laporan berisi informasi biaya yang relatif atau aktual dapat
mengurangi pengeluaran dari segi farmasi dengan mendorong dokter untuk
memilih agen antimikroba yang lebih murah namun masih dapat
menunjukkan aktivitas in vitro yang baik. Sedangkan laporan berisi dosis
AF 12 AR01
anjuran akan sangat membantu mahasiswa kedokteran, dokter magang,
maupun residen yang sedang menempuh pendidikan di rumah sakit.
Penagihan untuk Uji Laboratorium
Dorongan yang menyebabkan perkembangan dari LIS pertama adalah
keinginan untuk membuat penagihan uji laboratorium menjadi lebih efisien
daripada yang dapat dicapai secara manual. Karena transaksi penagihan
bisa dimulai saat permintaan uji laboratorium atau setelah spesimen diterima,
maka tidak perlu lagi mengisi nota pembayaran secara manual atau sistem
penagihan dilakukan secara elektronik (23).
Penagihan untuk bagian mikrobiologi di bagian laboratorium lain bisa
lebih rumit karena ada permintaan uji lanjutan (misalnya, permintaan uji
kepekaan antimikroba bila secara klinik hasil kulturnya positif). Hal semacam
ini dapat dilakukan mengikuti permintaan kultur pertama selama beberapa
hari. Maka dari itu, di Amerika Serikat kemungkinan sulitnya mengganti biaya
akan semakin meningkat bila transaksi penagihan tidak ditangani dengan
baik. Untung saja, sebagian besar LISs cukup mampu untuk menangani
penagihan pesanan dari laboratorium dengan cara yang memuaskan para
pengguna layanan laboratorium.
Kode Current Procedural Terminology (CPT) pertama kali dibuat oleh
American Medical Association pada tahun 1966. Di antara 8.736 kode di
AF 13 AR01
dalam daftar yang sudah ada pada tahun 2006, terdapat sekelompok kecil
kode yang dapat digunakan untuk pengujian mikrobiologi. Pembayaran untuk
pengujian laboratorium bergantung pada kode CPT yang sesuai dalam
tagihan layanan laboratorium yang diberikan. Susunan uji laboratorium dan
tagihannya di LISs menunjukkan penggunaan kode CPT sehingga sejumlah
informasi penting dapat diteruskan secara elektronik ke sistem informasi
penagihan rumah sakit. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi
perbaikan yang signifikan dalam hal pendeskripsian kode CPT mikrobiologi,
namun masih terdapat ambiguitas apakah orang dengan keahlian
mikrobiologi harus dilibatkan untuk memasukkan kode CPT ke LIS.
Mayoritas vendor telah menyesuaikan laporan mikrobiologi LIS
mereka sehingga penagihan untuk uji refleks yang paling sering pun, yaitu
pengujian kepekaan antimikroba, terjadi secara otomatis tanpa intervensi
manual. Transaksi penagihan meliputi kode CPT yang sesuai untuk
mengirimkan data ke sistem informasi penagihan di rumah sakit. Beberapa
LIS juga dapat menggunakan fitur penagihan otomatis yang sama untuk uji
refleks lainnya, seperti Western blotting untuk spesimen antibodi positif dari
Human Immunodeficiency Virus Type 1 (HIV-1) dan uji konfirmasi fluoresens
antibodi treponemal untuk spesimen positif-RPR. Dalam hal ini, uji refleks
dapat disusun dengan cara yang mirip dengan rangkaian agen antimikroba.
Misalnya, setiap band/pita pada strip Western blot dapat didefinisikan
AF 14 AR01
sebagai uji agen antimikroba, dan kode spesifik dari hasil uji kepekaan dapat
didefinisikan untuk menunjukkan ada tidaknya tiap-tiap band antibodi.
Terlepas dari fitur penagihan otomatis, cara ini menawarkan keuntungan dari
hasil uji refleks lainnya dengan menggunakan laporan mikrobiologi LIS
secara fungsional.
Laboratorium Mikrobiologi diperbolehkan mengajukan tagihan
tambahan untuk kegiatan tertentu yang dilakukan selama proses
pengumpulan spesimen atau identifikasi isolat (Tabel 3). Contohnya meliputi
pengambilan jaringan sebelum inokulasi kultur dan pelaksanaan tiga atau
lebih uji biokimia untuk identifikasi isolat kultur. Karena kegiatan ini hanya
berlaku untuk spesimen atau kultur tertentu, maka penagihannya perlu
dilakukan dengan cara tersendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memasukkan biaya klinisi atau biaya bisa dimasukkan per kelompok ketika
hasil kultur akhir dilaporkan.
Lembar Kerja LIS
Lembar kerja individual (atau daftar kerja) yang digunakan untuk uji
laboratorium kelompok sejenis dalam LIS, memberikan kemudahan dalam
hal pembagian beban kerja laboratorium di antara para ahli teknologi. Lembar
kerja individual dapat dicetak di awal waktu kerja untuk mendata daftar
spesimen atau kultur yang harus mereka kerjakan pada hari itu. Lembar kerja
AF 15 AR01
tersebut juga dapat dicetak pada akhir waktu kerja untuk memeriksa ulang
ada tidaknya spesimen atau kultur yang terlewatkan. Status uji yang
ditetapkan pada masing-masing lembar kerja dapat dipantau dengan melihat
laporan standar LIS. Misalnya daftar hasil uji yang tertunda atau hasil uji yang
terlambat.
Uji mikrobiologi biasanya dimasukkan pada lembar kerja yang sesuai
dengan meja kerja laboratorium, seperti meja kultur darah, meja kultur
pernapasan, dan meja kultur urin. Karena itulah pihak-pihak yang memahami
bagaimana laboratorium mikrobiologi bekerja seharusnya memiliki hak dalam
menetapkan sejumlah tes pada lembar kerja.
Beberapa LISs memperbolehkan lembar kerja kelompok, yang
merupakan kumpulan lembar kerja perorangan dengan karakteristik sama
(Tabel 4). Lembar kerja kelompok berguna untuk para ahli mikrobiologi yang
bertanggung jawab untuk mengawasi lebih dari satu meja kerja. Bila staf
laboratorium mikrobiologi meliputi pengawasan bagian tersendiri untuk
pengujian bakteri, pengujian jamur, dan uji virologi, maka lembar kerja
kelompok dapat didefinisikan sedemikian hingga memungkinkan setiap
pengawas bagian memantau status uji dalam wilayah kerjanya sendiri.
Demikian pula, yang mencakup lembar kerja kelompok dapat didefinisikan
sedemikian hingga mencakup semua lembar kerja mikrobiologi. Dengan
AF 16 AR01
meminta lembar kerja ini, pengawas laboratorium dapat memonitor semua uji
yang dilakukan dalam laboratorium.
Pemeliharaan lembar kerja meliputi pilihan dalam menentukan jumlah
hari setelah spesimen didapatkan di mana hasil uji pada masing-masing
lembar kerja dianggap melampaui batas waktu. Agar log kelambatan
(overdue log) menjadi fungsional, hasil uji yang ditetapkan pada masing-
masing lembar kerja harus melebihi batas waktu yang ditetapkan setelah
periode waktu yang sama. Hal ini akan menjadi tidak praktis untuk
menempatkan kultur darah rutin (diinkubasi selama 5 hari) dan kultur darah
jamur (diinkubasi selama 21 hari) pada lembar kerja yang sama jika sistem
overdue log digunakan.
Aturan LIS
Aturan-aturan LIS memungkinkan laboratorium untuk menghilangkan
kesalahan, mengotomatisasi tugas-tugas tertentu, dan meminimalkan entri
data secara manual (3, 30). Aturan LIS dapat diterapkan secara pra-analisis
untuk memandu permintaan uji laboratorium berdasarkan usia pasien,
diagnosis pasien, atau hasil sebelumnya dari data laboratorium pasien.
Aturan tersebut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi permintaan tes
yang tidak perlu untuk menghilangkan pemborosan reagen dan waktu. Aturan
tersebut dapat digunakan selama tahap analisis hasil uji untuk menandai
AF 17 AR01
hasil uji kepekaan antimikroba yang masih dipertanyakan atau untuk
mengingatkan klinisi agar melaporkan hasil uji laboratorium yang penting
melalui telepon. Aturan tersebut juga dapat dibuat secara pasca-analisis
untuk memberikan tanggapan interpretif standar bagi dokter. Hal ini
diharapkan dapat memperjelas hasil uji klinik dan merekomendasikan
pengujian tambahan sebagai bahan pertimbangan. Pembuatan aturan LIS
yang sesuai untuk pengujian mikrobiologi memerlukan seseorang yang
paham tentang laboratorium dan kemampuan dari perangkat yang
bersangkutan.
Aturan LIS biasanya didefinisikan sebagai pernyataan “jika-maka”.
Sebuah pernyataan “jika” menunjukkan kondisi yang menyebabkan timbulnya
aturan. Suatu pernyataan “maka” menunjukkan tindakan yang harus diambil
bila kondisi “jika” terpenuhi. Contohnya: jika Staphylococcus aureus isolat
resisten terhadap oxacillin (pernyataan “jika”), maka hasil uji kepekaan untuk
semua agen antimikroba beta-laktam harus dilaporkan sebagai resisten
(pernyataan “maka”). Perangkat yang lebih canggih dapat memproses
pernyataan “jika-maka” yang lebih rumit, misalnya yang mencakup beberapa
kondisi yang dihubungkan oleh “dan”, “atau”, “lebih besar dari”, “kurang dari”,
dan “sama dengan”.
Aturan LIS ini harus diatur menjadi satu hirarki atau lebih. Satu hirarki
harus menentukan di mana aturan harus mulai dilaksanakan. Hal ini penting
AF 18 AR01
sebab ketika dua atau lebih peraturan berlaku dengan kondisi yang hampir
sama satu sama lain, maka perlu diambil tindakan yang sesuai berdasarkan
urut-urutan logis. Sebagai contoh, aturan tentang pemesanan kultur urin
“clean catch” bagi pasien lebih dari 18 tahun. Bila hasil kulturnya positif, maka
hasil uji kepekaan fluoroquinolon harus dilaporkan. Dan hal tersebut harus
dievaluasi dalam urutan yang benar. Aturan tentang umur pasien berada
pada tahap permintaan dan aturan mengenai uji kepekaan berada pada
tahap hasil. Urutan untuk melaksanakan aturan ini adalah (i) aturan
permintaan dan (ii) aturan hasil, dimana aturan hasil diterapkan hanya jika
aturan permintaan sudah dilakukan. Urutan ini dapat mencegah
dilaporkannya hasil uji kepekaan fluoroquinolon untuk pasien berusia kurang
dari 18 tahun.
Hirarki kedua menentukan urutan tindakan ketika dua atau lebih aturan
yang berlaku memiliki titik eksekusi/tindakan yang sama. Contoh di sini
adalah (i) aturan yang mencegah permintaan duplikat uji antigen rotavirus
untuk pasien yang sama dalam waktu 24 jam dan (ii) aturan yang
menambahkan uji antigen rotavirus terhadap permintaan kultru untuk
spesimen tinja yang dikumpulkan dari pasien berusia kurang dari 12 bulan
antara 1 Januari dan 30 April. Jadi, tujuan laboratorium dengan adanya
aturan ini adalah mencegah supaya permintaan uji rotavirus kedua tidak lebih
lebih diutamakan daripada aturan yang benar-benar meminta uji rotavirus.
AF 19 AR01
BERBAGI INFORMASI SELAMA TAHAPPENGUJIAN PRA-ANALISIS
Selama tahap pengujian pra-analisis, para klinisi/dokter memilih
pengujian yang cenderung memberikan informasi yang berguna dari segi
diagnostik dan terapetik. Para ahli mikrobiologi klinik dapat sangat membantu
mereka selama tahap ini dengan memberikan informasi untuk pemilihan uji
yang sesuai.
Katalog Uji Laboratorium
Cara penting di mana para ahli mikrobiologi klinik dapat bermanfaat
bagi penanganan pasien adalah dengan membantu dokter dalam memilih
uji/tes yang rasional. Bantuan ini dapat ditawarkan melalui telepon. Namun,
metode yang lebih efektif adalah dengan menyediakan katalog uji yang
bersifat menyeluruh (komprehensif), kaya informasi, dan mudah diakses.
Katalog uji laboratorium harus berupa dokumen yang dinamis. Ketika
uji diagnostik baru sudah tersedia, baik itu dilakukan di rumah atau tidak,
daftar uji yang tersedia untuk dokter harus diperbarui. Pertimbangan yang
matang, lebih dari sekedar menginformasikan nama uji, juga harus diberikan.
Persyaratan spesimen (mencakup jumlah minimum, wadah pengumpulan,
dan kondisi pengangkutan), perkiraan lamanya waktu kerja untuk
AF 20 AR01
memperoleh hasil uji, dan biaya uji adalah salah sekian dari informasi yang
harus disertakan (Tabel 5).
Banyak laboratorium komersial yang mempublikasikan katalog di atas
kertas dan mendistribusikannya ke seluruh pelanggan mereka. Beberapa
laboratorium menyiapkan katalog dalam format lembaran terpisah (loose-leaf)
yang memudahkan mereka untuk menambahkan daftar uji yang baru
ataupun mengeliminasi daftar uji yang lama. Ada juga jenis katalog elektronik
interaktif. Katalog ini menawarkan keuntungan lebih sebab kita dapat dengan
cepat menemukan informasi yang diinginkan dengan menggunakan kata
kunci atau frase. Katalog dapat dimodifikasi dengan mudah dan sesering
yang diinginkan. Dalam katalog ini, mereka juga dapat menyertakan akses
menuju artikel jurnal elektronik, buku, dan sumber di internet yang berisi
informasi lebih lanjut tentang uji yang bersangkutan.
Rekuisisi Laboratorium
Secara historis, rekuisisi laboratorium adalah lembaran berisi daftar uji
di mana dokter dapat memilih pesanan mereka. Rekuisisi dikirim ke
laboratorium disertai dengan spesimen berlabel yang sesuai. Kemudian
petugas laboratorium memasukkan pesanan tersebut dalam LIS (jika sedang
digunakan). Seiring dengan majunya teknologi sistem informasi, sejumlah
rumah sakit kini memanfaatkan sistem entri pesanan elektronik. Dengan
AF 21 AR01
sistem ini, pemesan dapat menetapkan pesanan mereka sendiri dan pesanan
dikirim secara elektronik ke LIS. Bersamaan dengan itu, petugas laboratorium
membuat label spesimen di lokasi pemesanan dan menempelkannya pada
wadah spesimen di hadapan pasien untuk meminimalkan kemungkinan
kesalahan pelabelan. Ketika spesimen berlabel tiba di laboratorium, pesanan
mereka dicatat dalam LIS. Teknologi bar code memungkinkan penerimaan
spesimen dan pengerjaannya di laboratorium dapat diselesaikan secara
cepat dan akurat dengan pemindai bar code pada label spesimen.
Penggunaan rekuisisi kertas saat ini mulai menurun. Kelemahan
terbesarnya adalah mereka tidak fleksibel digunakan bila ada penambahan
atau penghapusan uji dari daftar pilihan. Bagaimanapun juga, rekuisisi ini
masih dapat digunakan secara efektif dengan sedikit catatan, antara lain: (1)
rekuisisi seharusnya dicetak dalam lembaran kecil dan hanya berlaku untuk
beberapa bulan; (2) ketika ada pesanan baru, rekuisisi tersebut harus ditinjau
ulang dan dimodifikasi bila perlu; (3) rekuisisi harus menyediakan tempat
untuk menulis permintaan yang diinginkan namun tidak ada dalam daftar; (4)
tanggal permintaan juga harus dicetak jelas untuk memungkinkan
penghapusan rekuisisi yang telah lewat waktu pemesanan.
Rekuisisi elektronik dengan sistem komputerisasi jauh lebih fleksibel
daripada rekuisisi kertas. Rekuisisi ini dapat diakses melalui LIS, sistem
informasi rumah sakit, sebuah entri laporan yang terhubung dengan LIS, atau
AF 22 AR01
sistem entri order berbasis internet. Daftar uji pada rekuisisi elektronik juga
dapat dimodifikasi dengan cepat setiap kali ada perubahan tanpa perlu
khawatir akan habisnya rekuisisi. Sama seperti rekuisisi kertas, rekuisisi
elektronik juga memiliki sejumlah permintaan uji yang tidak terdaftar. Hal itu
umumnya digolongkan dalam kategori uji lain-lain yang spesifik (misalnya,
nama uji dan deskripsi spesimen), yang dimasukkan selama proses
pemesanan. Ketika sejumlah besar permintaan untuk uji lain-lain yang sama
diterima oleh laboratorium, pengerjaan harus dilakukan di tempat untuk
memasukkan uji dalam rekuisisi elektronik.
Frekuensi penggunaan internet untuk permintaan uji laboratorium telah
meningkat sebab kita dapat melakukannya di mana saja di seluruh dunia
(57). Yang dibutuhkan untuk pemesanan via internet hanyalah software untuk
browsing dan akses untuk masuk di sistem pemesanan yang memiliki
password. Satu hal yang perlu diperhatikan dari cara ini adalah kemungkinan
adanya penyadap.
INFORMASI MANAJEMEN SELAMA TAHAPANALISIS DARI PENGUJIAN
Meskipun alur informasi pada tahap pra-analisis pengujian dan tahap
pasca-analisis pengujian sebagian besar bermula dari dokter untuk
laboratorium, pada tahap pengujian analisis laboratorium dapat mencari
informasi dari sumber internal dan eksternal lainnya. Laboratorium
AF 23 AR01
mikrobiologi klinik, khususnya, sangat bergantung pada akses penyimpanan
informasi selama tahap analisis pengujian. Itu karena banyak petugasan
tabel visual atau berorientasi keputusan. Informasi yang diinginkan
laboratorium didapat dari sumber-sumber tersebut lalu ditindaklanjuti oleh
pihak laboratorium.
Prosedur Manual
Lembaga regulasi laboratorium mengharuskan semua laboratorium
untuk mengatur prosedur manual pembaruan yang dapat diakses oleh
petugas laboratorium setiap saat selama proses pengujian. Kebanyakan
laboratorium mengandalkan prosedur manual sederhana berupa lembaran
informasi pada kertas loose-leaf yang disimpan dalam binder. Format loose-
leaf sendiri memudahkan pengguna bila ingin memfotokopinya ataupun
menggantinya dengan versi yang lebih baru. Pendekatan yang lebih modern
adalah konversi prosedur manual sederhana menjadi serangkaian dokumen
online yang disimpan dalam format pengolah kata (misalnya, x.doc), format
dokumen portabel (misalnya, x.pdf), atau format internet browser ( misalnya,
x.htm) (25). Format dokumen seperti itu dapat dimodifikasi dengan mudah.
Bila perlu, dokumen juga dapat dicetak sewaktu-waktu. Dokumentasi dari
review tahunan dapat dikerjakan secara efisien dan tegas melalui tanda
tangan elektronik. Foto yang mengilustrasikan langkah-langkah prosedural
AF 24 AR01
juga dapat disertakan dalam dokumen. Mungkin kelebihan terbesar dari
format prosedur manual elektronik adalah pengguna dapat menggunakan
kata kunci atau frase untuk menemukan suatu prosedur tertentu atau
sekelompok prosedur dengan cepat. CLSI menerbitkan pedoman untuk
prosedur manual sederhana atau elektronik (diakui sebagai pedoman GP2-
A5) yang telah diterapkan oleh sebagian besar laboratorium (6).
Kumpulan Gambar
Foto-foto sangat diperlukan untuk keakuratan identifikasi
mikroorganisme, terutama kelompok jamur dan parasit. Foto-foto dari
beberapa koloni dan morfologi mikroskopis dari berbagai mikroorganisme
dapat ditampilkan untuk membedakan mikroorganisme yang mirip satu sama
lain. Setiap laboratorium mikrobiologi klinik harus memiliki kumpulan foto
yang merujuk pada pekerjaan mereka. Kumpulan foto dapat terdiri dari foto-
foto dalam buku-teks, gambar dalam sebuah atlas, atau slide 35 mm.
Salah satu bagian teknologi sistem informasi yang saat ini
berkembang di laboratorium adalah penggunaan gambar digital yang lebih
dipilih daripada gambar yang dicetak dalam film (24, 29). Gambar beresolusi
tinggi dapat disimpan pada media magnetik dan optik. Gambar ini juga dapat
dengan mudah dimanipulasi dan dimodifikasi dengan perangkat lunak
komputer. Banyak laboratorium telah mengambil keuntungan berupa
AF 25 AR01
penekanan biaya dengan menggunakan perangkat pengambil gambar
(misalnya, scanner dan kamera) dan mereka dapat mengolah gambarnya
sendiri. Gambar tersebut dapat ditempatkan pada server di manapun dan
dapat dilihat dan/atau diunduh sewaktu-waktu melalui internet (4).
Tabel Data Mikrobiologi
Identifikasi mikroorganisme di laboratorium didasarkan pada
perbandingan fisiologis dan sifat biokimia mereka yang dijelaskan dalam
database referensi. Perbandingan ini dapat dilakukan secara manual dengan
penilaian satu demi satu atau melalui analisis flowchart (diagram alur).
Banyak laboratorium mikrobiologi masih mengidentifikasi mikroorganisme
melalui analisis informasi yang ditemukan dalam tabel dan diagram alur di
buku, artikel dalam jurnal, dan dokumen pemerintah. Cara ini bisa sangat
melelahkan dan memakan waktu, namun memiliki keuntungan berupa
penilaian manusia dalam proses pengambilan keputusan.
Proses identifikasi mikroorganisme melalui tabel dilakukan dengan
mencocokkan sifat-sifat antara suatu mikroorganisme yang tidak diketahui
dengan mikroorganisme dari kelompok yang termasuk spesies yang sama.
Tabel biasanya menunjukkan persentase anggota spesies yang
menunjukkan hasil positif untuk uji tertentu. Cara ini efektif bila hasil uji untuk
mikroorganisme yang tidak diketahui cocok dengan mikroorganisme dari
AF 26 AR01
spesies yang telah dikenal. Namun, cara ini menjadi tidak akurat bila hasil uji
berbeda dengan spesies yang telah dikenal.
Informasi yang sama yang ditemukan pada tabel identifikasi di atas
dapat diubah menjadi data computer. Kemudian data tersebut dapat
dibandingkan dengan sifat-sifat suatu mikroorganisme yang tidak diketahui
secara cepat dan akurat. Metode ini telah digunakan selama bertahun-tahun
secara eksklusif oleh produsen dari beberapa sistem komersial untuk
identifikasi mikroba. Analisis yang canggih tersebut meliputi bobot sifat kunci
dan pola pengenalan untuk mendapatkan identifikasi yang tepat.
Kemungkinan identifikasi dan derajat ketidaksamaan mikroorganisme dari
mikroorganisme serupa juga dapat ditentukan.
Setiap ahli mikrobiologi klinik dapat mengkonversi tabel identifikasi
mereka sendiri dan yang berada pada domain publik ke dalam database
queriable. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan program software
database off-the-shelf untuk menyiapkan database tersebut secara manual.
Perangkat lunak tersebut juga dapat digunakan untuk menetapkan
pertanyaan yang mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk database di
mana hasil uji biokimianya sesuai dengan mikroorganisme yang tidak
diketahui.
Algoritma Bagan
AF 27 AR01
Algoritma bagan merupakan pendekatan lain dalam mengidentifikasi
mikroorganisme dan telah digunakan bertahun-tahun. Pendekatan ini
berbeda dengan pendekatan menggunakan tabel, dimana hasil tes
identifikasi dengan kekuatan pembeda terbesar berada pada puncak bagan
keputusan dan mempunyai bobot lebih besar daripada hasil tes yang berada
di bagian bawahnya. Meskipun keputusan awal pada bagan algoritma
seringkali diambil berdasarkan hasil tes yang jelas, keputusan pada bagian
yang lebih bawah diambil berdasarkan hasil tes yang lebih ambigu atau tes
yang kekuatan pembedanya lebih lemah.
Kartu Kerja Laboratorium
Selain itu pada sebagian besar laboratorium kedokteran, pemeriksaan
mikrobiologi yang akurat bergantung pada aliran informasi yang terpecaya
antara teknisi laboratorium yang bekerja pada waktu dan hari yang berbeda.
Hal ini disebabkan pemeriksaan mikrobiologi dengan berbagai spesimen,
terutama kultur, tidak dapat diselesaikan dalam satu hari sehingga lebih dari
satu teknisi terlibat dalam suatu tes. Oleh karena itu, laboratorium harus
memiliki mekanisme setempat agar antar teknisi dapat berbagi informasi
yang secara singkat menjelaskan status suatu pemeriksaan. Beberapa
bentuk dari kartu kerja laboratorium merupakan solusi bagi sebagian besar
laboratorium. Beberapa laboratorium mikrobiologi, bahkan yang memiliki LIS,
AF 28 AR01
menggunakan laporan kartu kerja yang terpelihara pada setiap stasiun kerja.
Teknisi mencatat pekerjaan mereka setiap hari pada kartu kerja individu.
Informasi tersebut dicatat pada formulir dengan kode terstandar bertulis
tangan, frase pendek, atau kotak checklist, yang dapat dimengerti oleh teknisi
lain yang membaca. Kartu kerja yang telah diperiksa oleh supervisor akan
disimpan sedikitnya dua tahun per kebutuhan yang teregulasi.
Hampir semua LIS tercatat pada informasi kultur mikrobiologi pada
template elektronik yang dapat diakses oleh individu yang bekerja pada kultur
yang sama di kemudian hari (tabel 6). Informasi dapat dicatat pada kartu
kerja elektronik dalam bentuk kode tertulis atau rangkaian pendek teks
bebas. Catatan yang masuk pada kartu kerja biasanya diatur berdasarkan
isolasi atau medium kultur dan urutan kronologi pada tiap kategori.
Keuntungan menggunakan catatan elektronik antara lain, legibilitas yang
terjamin, kemudahan pemeriksaan oleh supervisor, pengindeksan data
secara otomatis sehingga memudahkan query data di kemudian hari. Kartu
kerja elektronik dapat juga diatur untuk menstandarkan hasil pemeriksaan
kultur dan menambah data workload untuk analisis produktivitas.
Penghubung Instrumen
Perkembangan instrument semi-otomatis dan otomatis untuk tes
laboratorium telah meningkatkan jumlah transfer data antara instrument dan
AF 29 AR01
LIS. Transfer informasi dapat dikerjakan dengan transkripsi manual atau
komunikasi otomatis dari data-data via penghubung elektronik.
Transfer informasi dari dan ke instrumen yang tidak memiliki
penghubung elektronik dengan LIS dapat dikerjakan dengan catatan manual.
Jumlah dari keystroke yang dibutuhkan untuk proses tersebut terbatas pada
LIS. Keterbatasan ini disebabkan penggunaan kode teks dan pemetaan
keyboard dalam memasukan kata-kata, frase, ataupun blok teks yang sering
digunakan. Karena keterbatasan manusia saat memasukan data-data,
kesalahan transkripsi merupakan ancaman yang tak terhindari sehingga
ketelitian dalam memasukan data harus diawasi secara terus-menerus oleh
supervisor.
Proses yang lebih mudah dan terpecaya daripada transkripsi manual
adalah transfer informasi otomatis antara instrument dan LIS (8,9). Transfer
tersebut dapat dikerjakan dengan script atau penghubung elektronik.
Penghubung script merupakan kunci dalam pengetikan elektronik yang
sangat cepat. Penghubung tersebut merekam informasi dari suatu instrument
ke LIS dalam cara yang sama yang teknisi inginkan, tetapi lebih cepat dan
akurat. Penghubung elektronik lebih rumit karena alat ini mengubah urutan
suatu data dari satu sistem ke dalam suatu format agar dapat dipahami oleh
sistem lain. Sejumlah penghubung mengirimkan data sesuai permintaan dan
penghubung dinamis mengirim data segera setelah alat ini tersedia.
AF 30 AR01
Penghubung satu arah mengirim informasi dari LIS ke instrument (download)
atau dari instrument ke LIS (upload). Penghubung dua arah lebih mahal dan
rumit karena data harus mengalir dari dua arah.
Menentukan jenis penghubung yang tepat untuk instrumen
mikrobiologi tergantung pada data, bandwidth penghubung, dan besarnya
biaya yang dibutuhkan dalam menggunakan aliran data satu atau dua arah.
Penghubung yang dapat mengakses informasi karakteristik suatu spesimen
dari LIS ke instrumen lebih banyak diinginkan karena penghubung tersebut
mengurangi kebutuhan pencatatan informasi dari suatu sistem ke sistem lain.
Penghubung yang dapat memasukan data dari instrumen ke LIS sangat
bernilai ketika data yang ditentukan banyak dan berisi informasi yang harus
segera dikirim ke dokter di rumah sakit (misalnya, identifikasi mikroba dan
data resistensi antimikroba). Ketika data instrumen hanya sebagai
pendahuluan dan membutuhkan tinjauan ulang di laboratorium
(misalnya,hasil positif kultur darah diambil dari instrument otomatis),
penggunaan penghubung dua arah lebih mahal dan susah.
Manajemen Inventaris
Modul manajemen inventaris dapat tersedia pada beberapa LIS dan
diperuntukan untuk mengatur dan memonitor penggunaan alat-alat
laboratorium. Beberapa modul juga dilengkapi dengan aktivitas
AF 31 AR01
pemeliharaan. Sistem tersebut melaporkan pola pemesanan kebutuhan
laboratorium dan mencetak catatan pemeliharaan. Sistem tersebut juga
memiliki data yang berguna untuk pengkajian analisa pembiayaan berdasar
pemanfaatan kebutuhan. Jika catatan mengenai penggunaan alat
laboratorium dapat dimasukan pada suatu jenis modul, modul tersebut
menyediakan inventaris yang dapat diakses kapanpun. Beberapa modul
inventaris juga menunda waktu habis suatu alat laboratorium. Modul
tersebut mengingatkan teknisi laboratorium kapan suatu peralatan harus
dipesan dan mencetak daftar pemesanan baik dalam bentuk printout atau
elektronik ke departemen subsidi. Ketika suatu peralatan baru telah
diterima,catatan inventaris dapat diperbarui dalam modul peralatan tersebut
dan jika belum diterima, modul dapat memperingatkan teknisi laboratorium
untuk menghubungi vendor sehingga dapat diketahui penyebabnya.
Kontrol Kualitas
Modul kontrol kualitas yang banyak ditemukan di LIS membantu
manajer laboratorium mikrobiologi dengan kemudahan data masukan dan
peninjauan data kontrol kualitas. Modul tersebut menyediakan masukan data
dan laporan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan laboratorium dan
mengingatkan teknisi laboratorium ketika data kontrol kualitas belum
dimasukkan. Modul tersebut juga mengirimkan peringatan ketika hasil kontrol
AF 32 AR01
kualitas berada di luar jangkauan dan memerlukan masukan tentang tindakan
perbaikan. Ketika hasil kontrol kualitas yang berada di luar jangkauan
tersebut dimasukan, individu tersebut segera diperingatkan. Kemudian, LIS
menunggu pergantian hasil lainnya atau balasan mengenai data yang telah
dibetulkan. Hasil kontrol kualitas yang telah dibetulkan tersebut memenuhi
syarat laporan yang harus ditinjau setiap hari oleh supervisor.
Sebagian besar LIS dapat merencanakan data angka kontrol kualitas
pada grafik pengawasan Levey-Jennings, mengevaluasi data, dan
memberitahu pengguna ketika hasil berada di luar kendali. Grafik kontrol
Levey-Jennings adalah grafik yang menunjukkan hasil kontrol kualitas yang
menunjukkan rata-rata yang diinginkan, ± 2 standar deviasi yang mendekati
rata-rata, dan ± 3 standar deviasi yang mendekati rata-rata. Asumsinya
adalah jika uji metode stabil dan dilakukan dengan benar, hasil kontrol
kualitas yang baru menunjukan kesesuaian distribusi statistik dengan hasil
kontrol kualitas yang lama. Hasil yang berada di luar ± 2 standar deviasi
harus ditemukan tidak lebih dari 5% dan hasil di luar ± 3 standar deviasi
ditemukan tidak lebih dari 1%. Ketika hasil kontrol kualitas turun tetapi masih
dalam batas yang ditentukan maka pengujian terkontrol sehingga hasil dapat
diterima dan dapat dilaporkan. Namun, jika hasil tersebut di luar batas
standar deviasi yang ditentukan, pengujian yang dilakukan tidak terkontrol
sehingga hasil tidak dapat diterima, dan tidak dapat dilaporkan. Kriteria CLSI
AF 33 AR01
dalam mengevaluasi data kontrol kualitas uji resistensi antimikroba juga
menggunakan prinsip yang mirip dengan grafik Levey-Jennings.
LIS juga dapat mengevaluasi data angka kontrol kualitas menurut
peraturan yang dikembangkan oleh Westgard beberapa tahun yang lalu (31).
Pengujian data dapat terbatas pada satu kontrol atau beberapa kontrol.
Contoh dari pelanggaran peraturan Westgard yang menggunakan satu
kontrol adalah sebagai berikut: hasil kontrol yang berada di luar range,
diartikan sebagai ± 2 standar deviasi dari rata-rata. Contoh dari pelanggaran
peraturan yang menggunakan beberapa kontrol adalah sebagai berikut:
empat hasil kontrol kualitas yang berurutan memiliki lebih satu standar
deviasi yang jauh dari dari rata-rata. Modul kontrol kualitas pada sebagian
besar LIS dapat diatur dengan menggunakan peraturan Westgard yang telah
ditetapkan dalam sistem tersebut. Peraturan tersebut biasanya disesuaikan
secara individual berdasar pengujian kontrol kualitas.
Penjaminan Kualitas
Peraturan penjaminan kualitas yang umum dapat diterapkan secara
otomatis pada hasil pengujian sehingga identifikasi masalah dapat
ditingkatkan. Peraturan di bawah ini seringnya merupakan hard coded pada
piranti lunak LIS yang digunakan laboratorium. Tambahan peraturan yang
AF 34 AR01
spesifik dapat ditentukan dengan peraturan engine yang telah dideskripsikan
pada awal bab ini.
1. Penentuan nilai normal
Sebagian besar laboratorium klinik mengharuskan hasil tes dilengkapi
dengan nilai yang diharapkan atau nilai normal suatu tes. Nilai normal
suatu tes dapat ditunjukkan dengan range angka untuk tes kuantitatif
(misalnya, titer antistreptolysin < -200 IU/ml) atau dengan nominal
untuk tes kualitatif (misalnya, tes antibody HIV-1 “negatif”).
Pencatuman nilai normal membantu dokter menginterpretasi apakah
tes tersebut signifikan terhadap hasil klinis. Sebagian besar LIS juga
mencatumkan nilai normal berdasarkan umur, jenis kelamin, bahkan
jenis spesies. Nilai normal tersebut secara otomatis disertakan dalam
laporan hasil tes. Hasil tes yang berada di luar range normal
memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam laporan harian penjaminan
kualitas. Di laboratorium mikrobiologi, penentuan nilai normal terbatas
pada uji non kultur.
2. Perbandingan hasil tes sekarang dengan yang lalu
Pada hakekatnya, semua LIS memiliki kemampuan membandingkan
hasil tes sekarang dan yang lalu, dimana dilakukan pada pasien yang
sama dan tes yang sama pada periode waktu yang telah ditentukan.
Hasil sequential yang menunjukkan perbedaan yang signifikan
AF 35 AR01
memicu “delta check” flag. Hal ini merupakan tanggung jawab
laboratorium untuk menginvestigasi hasil tersebut dan menegaskan
spesimen berasal dari pasien yang sama atau penyimpangan hasil
tersebut tidak terjadi pada tes yang lain. Sekali konfirmasi telah
diambil, hasil yang flagged diloloskan sehingga dapat ditinjau oleh
dokter. Hasil yang berisi “delta check” memenuhi syarat untuk
dimasukkan dalam laporan harian penjaminan kualitas. Pada
laboratorium mikrobiologi “delta check” terbatas pada uji non-kultur.
3. Penentuan nilai kritis
Sangat disesalkan medical error di laboratorium disebabkan kebijakan
rumah sakit yang gagal dalam memberitahu dokter mengenai nilai
kritis suatu tes. Mendokumentasikan pemberitahuan kepada dokter
secara tepat hampir sama pentingnya dengan melaporkan nilai kritis.
Hasil tes kritis biasanya ditentukan oleh hasil tes yang membutuhkan
intervensi segera terhadap keselamatan hidup seorang pasien seperti
tes stain Gram positif dari cairan serebrospinal dan kultur darah positif.
Melalui penentuan hasil tes kritis secara otomatis atau peraturan
engine untuk menganalisis data laboratorium, LIS merupakan
pengaman penting dalam mencegah terjadinya medical error (14, 15,
17). Hasil yang telah dipertimbangkan memenuhi syarat untuk
dimasukkan dalam laporan penjaminan kualitas.
AF 36 AR01
4. Perbandingan uji smear dan kultur
Beberapa LIS dapat menampilkan penjaminan kualitas bagi
laboratorium mikrobiologi. Salah satunya adalah perbandingan hasil
stain Gram dan kultur. Ketika stain Gram menunjukan identifikasi
morfologi suatu mikroorganisme, LIS akan memperingatkan teknisi jika
hasil kultur tidak sesuai dengan morfologi stain Gram tersebut.
Penyimpangan hasil dari stain Gram dan kultur memenuhi syarat
pelaporan penjaminan kualitas.
5. Pendeteksi bug drug dari hasil resistensi antimikroba
Beberapa LIS memperbolehkan pengguna menentukan hasil
resistensi antimikroba yang diinginkan untuk antimikroba yang spesifik
terhadap mikroorganisme tertentu. Ketika hasilnya tidak sesuai
dengan harapan, munculah pesan yang meminta teknisi untuk
meninjau maupun mengubah dan menyimpan hasil tersebut secara
manual. Penerimaan hasil yang tidak diharapkan tersebut memenuhi
syarat pelaporan penjaminan kualitas.
PENYAMPAIAN INFORMASI SELAMA FASE PASCA-ANALISIS
Penyampaian informasi kepada dokter dari laboratorium sangatlah
penting selama fase pasca analisis dari pengujian karena informasi ini
dipakai untuk menentukan tindakan terhadap pasien selanjutnya. Bentuk
AF 37 AR01
komunikasi dapat berupa verbal, tertulis, maupun elektroinik, dan kadangkala
informasi tersebut tidak hanya berisi hasil tes.
Pelaporan Hasil Tes
Informasi yang sering diberikan kepada dokter selama fase analisis
adalah hasil tes. Hasil tes mikrobiologi dapat dikeluarkan sekali seluruhnya;
contohnya tes DNA, tes deteksi antigen, dan beberapa tes mikroskopis; atau
dapat dikeluarkan secara bertahap sampai data telah lengkap seperti hasil
negatif suatu deteksi antigen membutuhkan konfirmasi dengan metode yang
lebih sensitif dan hasil kultur biasanya disertai hasil stain Gram dan/atau data
resistensi antimikroba. LIS dapat melaporkan hasil awal pada laporan
pendahuluan lalu mengeluarkan hasil akhir setelah pengujian lengkap.
Beberapa LIS memperhitungkan waktu transport untuk spesimen
mikrobiologi yang kemudian dicantumkan pada laporan akhir. Waktu
transport dihitung dari waktu antara pengumpulan spesimen dengan
penerimaan spesimen oleh laboratorium, meskipun dalam beberapa sistem
permintaan eksternal waktu pengumpulan mungkin termasuk waktu
pemesanan tes juga. Ahli mikrobiologi harus mengerti mekanisme waktu
transport yang diperhitungkan LIS sebelum bergantung pada data investigasi
setelah terjadinya masalah.
AF 38 AR01
Poin penting dalam mengolah kultur spesimen mikrobiologi adalah
penentuan waktu plating, terutama jika laboratorium inokulasi kultur jauh dari
tempat pengambilan spesimen. Beberapa LIS mencantumkan waktu plating
pada laporan untuk mengidentifikasi spesimen yang mengalami
keterlambatan pemrosesan. Waktu plating juga digunakan LIS untuk
menghitung waktu yang berlalu pada laporan "tidak ada pertumbuhan"
(contohnya laporan pendahuluan kultur darah dapat dibaca “tidak ada
pertumbuhan kuman setelah inkubasi 18 jam).
Pemeriksaan mikroskopis dan hasil kultur biasanya dicantumkan pada
halaman terpisah pada laporan LIS. Hasil pewarnaan smear terletak pada
bagian awal karena hasilnya keluar lebih dulu dan lebih penting dari hasil
kultur. Hasil kultur biasanya berkembang sesuai waktu ketika satu atau lebih
isolat terdeteksi dan kemudian teridentifikasi melalui proses tertentu.
Contohnya, hasil kultur positif untuk Haemophilus influenzae, pada awalnya
dilaporkan sebagai “coccobacilli pleomorfik Gram negatif yang sesuai dengan
Haemophilus sp.”, kemudian dilaporkan menjadi “presumtif Haemophilus
sp.” , dan pada laporan akhir menjadi “Haemophilus influenza yang tidak
diketahui tipenya”.
Teknik taksonomi yang berkembang selama 30 tahun terakhir telah
menuntun reklasifikasi dari berbagai jenis mikroorganisme ke dalam spesies
dan genus baru. Walaupun personil laboratorium berusaha menyesuaikan
AF 39 AR01
nomenklatur baru, bahkan usaha ini menyusahkan mereka, hal tersebut
justru membingungkan dokter ketika menginpretasi hasil kultur. LIS
memberikan solusi efektif dengan menyediakan informasi yang up to date
bagi dokter yang kebingungan. Misalnya, LIS dapat melaporkan hasil kultur
“pertumbuhan 3+ Rhizobium (Agrobacterium) rediobacter” daripada
“pertumbuhan 3+ Rhizobium rediobacter”. Laporan yang pertama menolong
dokter yang lebih familier dengan taksonomi lama.
Laporan Interpretasi
Salah satu inovasi laboratorium yang bermanfaat bagi pasien adalah
menyertakan laporan interpretasi dalam hasil tes. Hal ini telah terbukti pada
hasil tes yang kompleks, seperti menentukan genotip dari HIV-1. Sebagian
besar LIS memperbolehkan ahli mikrobiologi menambakan komentar yang
telah dibukukan dan disimpan atau komentar bebas sesuai dengan kondisi
terkini. Komentar –komentar yang ditulis dapat disimpan di LIS dan
digabungkan dalam laporan secara individu atau dirangkai menjadi
sekumpulan komentar sesuai dengan keperluan.
Suplementasi Data Uji Mikrobiologi dengan Gambar Digital
Potensi untuk meningkatkan hasi tes mikrobiologi dengan gambar
digital sangat besar meskipun dalam prakteknya masih jarang. Pencantuman
AF 40 AR01
gambar digital dari stain Gram, stain tahan asam, preparat ova dan parasit,
ataupun pemeriksaan mikroskopis lainnya sangatlah mudah dilakukan di era
teknologi seperti sekarang. Sama halnya dengan gambar hasil tes yang
subjektif seperti antigen Streptococcus grup A, antigen Cryptococcus
neoformons, RPR, dan lain-lain dapat disimpan di database LIS dengan
manfaat penjaminan kualitas. Data dari tes objektif, seperti pengukuran
densitas optikal dari enzim immunoassay, biasanya sudah disimpan di LIS.
Ini berarti argumen yang lebih memaksa dapat digunakan untuk merekam
bukti visual dari hasil tes subjektif. Pemeriksaan patologi dan diagnostik
imaging dapat menjadi contoh yang baik bagaimana sistem penyimpanan
gambar digital diatur. Banyak penawaran penyimpanan gambar digital diatur
oleh server yang berbeda. Laporan patologi dan radiologi dapat
mencantumkan hypertext links yang menuntun pengguna ke tempat server
menyimpan gambar. Dengan cara ini, dokter memiliki kesempatan untuk
melihat gambar digital yang disimpulkan oleh ahli patologi dan radiologi.
Laporan Resistensi Antimikroba
Hasil tes resistensi antimikroba, dalam berbagai keadaan, lebih berarti
bagi dokter pasca analisis dibandingkan hasil kultur. Oleh karena itu, data
tersebut harus biasa ditampilkan supaya pemahaman hasil tes akan lebih
jelas sehingga keputusan jenis terapi yang tepat dapat dibuat. Sebagian
AF 41 AR01
besar LIS memungkinkan laboratorium mencantumkan data resistensi
antimikroba dalam berbagai format, seperti linear, kolumnar, dan tabular.
Sebagian besar juga memungkinkan penambahan dan pengurangan agen
antimikroba yang sudah dikenal dan memperbolehkan penambahan
informasi praktis, seperti komentar rekomendasi dari CLSI yang
menyinggung hasil tes resistensi antimikroba. Contohnya, pada laporan
dapat dicantumkan informasi dosis agen antimikroba dan route of
administration, kadar yang telah dicapai dalam darah dan urine, dan harga
dari antimikroba tersebut.
Hampir semua LIS memungkinkan data masukan resistensi secara
kualitatif (S, I, dan R) atau kuantitatif (MIC dan diameter zona inhibitor). Jika
data kuantitatif telah masuk, LIS dapat menunjukan data tabel kriteria
interpretasi pengguna (diperoleh dari CLSI atau agen resmi lainnya) untuk
mengubah data menjadi bentuk yang dapat dipahami dokter. Kriteria
interpretasi tersebut harus sering diperbarui oleh personel laboratorium
sebagai perubahan penting yang dibuat secara tahunan.
Penyusun CLSI Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility
Testing menyarankan untuk berhati-hati menggunakan kalimat yang
ditambahkan yang membantu dokter menginterpretasi hasil tes resistensi
secara benar (10). Komentar tersebut dapat ditambahkan dengan tulisan
AF 42 AR01
bebas manual dan blok tulisan manual atau otomatis yang sudah disimpan,
setelah diakui sesuai situasi regulasi LIS.
Pelaporan Hasil Tes Non-Kultur
Perkembangan tes yang cepat, dibebaskan CLIA, dan point of care
dari diagnosis penyakit infeksi telah menyebabkan peningkatan tes
mikrobiologi non-kultur. Sebagian tes ini tidak sesuai dengan pemeriksaan
mikrobiologi yang lama, seperti pemeriksaan mikroskopis, tes kultur mikroba,
dan tes resistensi antimikroba. Tes ini lebih sesuai dengan tes yang
dilakukan laboratorium klinis sehingga perlu dijelaskan dalam LIS dengan
cara yang berbeda dari yang dijelaskan dalam kultur. Jika tes tersebut tidak
dijelaskan sebagai tes mikrobiologi, sangat penting pada laporan
dicantumkan deskripsi dari spesimen, suatu informasi yang tidak selalu
menjadi bagian hasil tes laboratorium klinis.
Pengiriman Hasil Tes kepada Dokter
Banyak mekanisme pengiriman hasil tes mikrobiologi kepada dokter.
Syarat umum yang harus dipenuhi semua mekanisme tersebut adalah hasil
tes harus diterima oleh dokter.
1. Waktu yang tepat. Hasil tes harus segera tersedia bagi dokter dalam
batas waktu tertentu sehingga intervensi yang sesuai dapat dilakukan.
AF 43 AR01
2. Format yang jelas dan dimengerti. Hasil tes harus mudah dibaca dan
digambarkan dalam bahasa yang tidak ambigu sehingga tindakan
yang sesuai dapat diambil.
3. Formulir bebas dari cetakan dan transkripsi yang error. Sistem harus
berada di tempat untuk mengurangi data laboratorium yang sesat dan
salah.
Laporan berupa print out kertas masih sering digunakan untuk
mendistribusikan hasil tes laboratorium. Banyak LIS disiapkan untuk
mencetak print out laporan setiap hari yang kemudian didistribusikan oleh
kurir kepada dokter dan dimasukan ke dalam rekam medis pasien. Beberapa
LIS mencetak seluruh arsip laboratorium pasien yang up to date dengan
harapan laporan terdahulu akan ditiadakan. LIS lain hanya mencetak data
aktivitas laboratorium terbaru sehingga laporan harian akan digabung dengan
laporan lama dan kemudian diletakan di tempat kerja dokter atau di dalam
rekam medis.
Laporan sementara menunjukan aktivitas laboratorium terbaru tiap
pasien tertentu. Laporan dapat terbatas pada aktivitas baru karena laporan
sementara dan kumulatif yang lalu telah dicetak, atau laporan dicetak untuk
semua aktivitas yang terjadi selama rentang tanggal tertentu. Hasil tes pada
laporan sementara biasanya diurutkan berdasarkan kronologis dalam
susunan yang terbalik, dan tidak ada penggolongan lagi selanjutnya.
AF 44 AR01
Beberapa LIS memperbolehkan laporan sementara dierahkan untuk
sekelompok pasien berdasarkan permintaan dokter atau lokasi pasien.
Laporan kumulatif berisi hasil tes sekelompok pasien yang
digolongkan berdasarkan jenis tes atau tempat pengambilan spesimen.
Contoh judul laporan jika digolongkan berdasarkan jenis tes, seperti “Kultur
Bakteri”, “Kultur Jamur”, “Pemeriksaan DNA”, dan jika digolongkan
berdasarkan tempat pengambilan spesimen seperti, “Kultur Darah”, “Kultur
Urine”, “Pemeriksaan DNA Genitalia”. Tanggung jawab berada di tangan
kepala laboratorium mikrobiologi, yang mendapat masukan dari para dokter,
untuk memutuskan jenis laporan kumulatif yang sesuai untuk rumah sakit
tertentu. Dengan sekelompok tes berada di bawah judul laporan kumulatif,
hasil tes biasanya diurutkan berdasarkan kronologi dalam susunan yang
terbalik. Sebagian besar LIS dapat mengadakan laporan kumulatif
berdasarkan pasien, permintaan dokter, atau lokasi pasien. Sebagaian besar
rumah sakit bergantung pada laporan kumulatif post-discharge sebagai
laporan resmi dari hasil tes laboratorium.
Generasi Laporan Khusus (ditetapkan pengguna)
Ada beberapa kesempatan dimana tidak ada laporan LIS hard-coded
yang tersedia bagi laboratorium yang memuat informasi yang dibutuhkan
untuk tujuan spesifik. Hingga kini, setiap LIS menyimpan banyak elemen data
AF 45 AR01
yang berguna dengan tabel-tabel, yang mungkin tidak dapat diakses dengan
laporan terdahulu. Sebagian besar LIS menawarkan modul pilihan yang
memperbolehkan penggunanya menampilkan query yang mereka tetapkan
pada database LIS. Query dapat dibuat dengan pedoman spesifik LIS yang
berhak paten, atau jika data LIS disimpan pada koneksi database terbuka –
compliant relational database-, query dapat dibuat dengan software ODBC-
compliant (contohnya, Microsoft Access or Business Objects Crystal
Reports). Query tersebut pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan
data tinjauan retrospektif dari set data tertentu. Contohnya, jika seorang ingin
memperoleh data semua pasien selama 5 tahun ini yang memiliki kultur
darah positif dengan jumlah sel darah putih lebih dari 18.000 per mm3, query
khusus dapat menjadi cara termudah untuk mengumpulkan data.
Sekali query khusus dijelaskan dan dijalankan, informasi tersebut
disimpan di LIS atau di tempat kerja pengguna, biasanya sebagai dokumen
teks terbatas, dokumen spreadsheet, atau dokumen database. Dari sini
laporan dapat dicetak pada kertas atau jika anggota LIS dapat diunduh ke
personal komputer melalui koneksi serial port ke LIS atau melalui file transfer
protocol jaringan komputer rumah sakit. Dokumen laporan khusus pada
personal computer dapat dibuka dengan software database maupun
spreadsheet. Piranti spreadsheet (misalnya: sorting, filtering, dan tabel pivot
dari Microsoft Excel) dapat digunakan untuk menganalisis data (22). Piranti
AF 46 AR01
database (contohnya Microsoft Access and Business Objects Crystal
Reports) dapat digunakan untuk menampilkan query lebih jauh atau
mengatur tampilan data yang menarik.
Laporan Tanpa Kertas
Kecenderungan laboratorium klinis beroperasi tanpa menggunakan
kertas merupakan suatu momentum. Dalam paradigm ini, laporan LIS tidak
akan dicetak pada kertas melainkan dicetak pada dokumen yang tersimpan
pada media disk optikal atau magnetik. Laporan tersebut dapat disimpan
dalam format yang mudah diakses, siap didistribusikan kepada individu yang
berwenang, dan cepat didapatkan tinjauan setiap saat. Jika kita
membutuhkan laporan dalam bentuk kertas, dokumen dapat dikirim ke printer
secara elektronik.
Meskipun peningkatan jumlah rumah sakit mendorong dokter melihat
hasil tes melalui portal klinis dibandingkan dengan LIS, semua LIS
menyediakan peninjauan hasil tes laboratorium sesuai permintaan secara
online. Fungsi penyelidikan dari LIS memungkinkan peninjauan hasil tes
untuk spesimen yang diambil pada tanggal tertentu atau rentang tanggal,
atau untuk tes tunggal atau grup yang dilakukan pada bagian tertentu di
laboratorium. Beberapa LIS memungkinkan peninjauan data kuantitatif serial
dalam format grafikal sehingga tren numerikal dapat mudah dikenali.
AF 47 AR01
Bagi rumah sakit yang menginginkan dokternya untuk meminta tes
laboratorium dan meninjau hasilnya dalam portal urutan masukan-hasil-
tinjauan klinis, sebuah penghubung harus disusun antara LIS dan portal
klinis. Keuntungan dari pendekatan ini, dokter dapat dilatih untuk melakukan
berbagai fungsi yang luas (misalnya meminta dan meninjau hasil
laboratorium, hasil diagnostik imaging, meminta obat-obat farmasi, dan
meninjau catatan tanda vital dan kemajuan pasien) pada sistem informasi
tunggal. Strategi ini sesuai dengan kecenderungan rumah sakit di Amerika
Serikat yang mengarah pada interaksi penyedia dengan sistem informasi
yang lebih besar. Kerugian utama dari pendekatan portal klinis ini adalah
format untuk menampilan hasil tes laboratorium tidak dapat terorganisasi dan
kurang memiliki ciri khas seperti halnya pada LIS.
Pengiriman Laporan secara Elektronis
Ketika LIS merupakan node pada jaringan lokal (LAN = Local Area
Network) maupun jaringan luas (WAN = Wide Area Network) komputer rumah
sakit, ini memudahkan mengirim dokumen laporan secara elektronik ke node
pada tempat kerja dan printer pada jaringan. Beberapa LIS memiliki
kemampuan pelaporan terjadwal, dimana laporan terdahulu dan khusus
dapat dijalankan sesuai design waktu harian, migguan, bulanan, kuartal, atau
interval tahunan, dan dapat otomatis dicetak pada dokumen, lalu dikirim ke
AF 48 AR01
tempat kerja atau tempat kerja grup yang berada dalam jaringan.
Kenyataannya, peningkatan jumlah laboratorium tidak lagi mencetak laporan
kumulatif pasien pada kertas. Sebagai alternatif, laboratorium mencetak
laporan pada dokumen kemudian mengirim dokumen melalui jaringan lokal
rumah sakit kepada departemen managemen informasi kesehatan (rekam
medis) supaya dicantumkan pada rekam medis elektronik pasien.
Tren terbaru lain antar laboratorium adalah pemberian akses untuk
melihat hasil tes laboratorium melalui internet (11). Individu yang berwenang
dapat masuk ke dalam server informasi internet dimana salinan database
hasil tes laboratorium yang up to the minute disimpan. Pengguna lalu dapat
melihat hasil tes melalui saluran komunikasi yang aman dan terenkripsi dari
seluruh tempat di dunia.
Perkembangan teknologi terbaru adalah kemampuan untuk mengirim
hasil tes melalui koneksi nirkabel ke peralatan yang mudah digenggam
seperti, pager alphanumeric, telepon digital, dan PDA (Personal Data
Assistants). Meskipun masih berada dalam pertumbuhan, metodologi ini
memiliki potensi menggantikan komunikasi telepon kepada dokter, jika cara
untuk mengakui penerimaan laporan tersebut diterapkan. Individu juga dapat
membayangkan pengunduhan harian dari laporan sementara untuk daftar
pasien ke peralatan yang mudah digenggam. Hal ini masih harus dilihat
AF 49 AR01
apakah data laboratorium kompleks yang ditemukan pada laporan dapat
dikirim dan dilihat secara efektif pada peralatan yang mudah digenggam ini.
Pengiriman Laporan secara Verbal
Pengiriman hasil laboratorium secara verbal, di hampir semua contoh,
merupakan tambahan untuk menyampaikan hasil tes dengan cara lain.
Laporan verbal seringnya merupakan metode pilihan untuk menyampaikan
hasil kritis. Di mikrobiologi kemungkinan hal ini merupakan hasil pendahulu,
seperti stain Gram morfologi dari pertumbuhan mikroorganisme pada kultur
darah, atau hasil final, seperti hasil positif dari deteksi antigen Cryptococcus
pada cairan serebrospinal. Ketika hasil laboratorium non-kritis disampaikan
secara verbal, hal ini sering terjadi dalam kondisi dimana dokter menelepon
laboratorium karena mereka tidak memiliki akses pada sarana standar dari
distribusi hasil. Metode dari pelaporan hasil mikrobiologi ini harus dilakukan
dengan penuh perhatian karena hal ini menyebabkan kebingungan dan
kesalahpahaman pada hasil yang rumit. Peninjauan kembali atas laporan
kritis yang dikomunikasikan secara verbal menjadi norma di Amerika Serikat.
Keadaan yang umum lainnya pada diskusi verbal tentang hasil tes
antara lain setelah konsultasi selesai, hasil tes telah dikeluarkan dengan
cara lain.
AF 50 AR01
Konsultasi berkenaan dengan Laporan Laboratorium
Konsultasi pasif dari sisi laboratorium adalah yang dilakukan dokter
ketika menghubungi laboratorium untuk meminta nasehat dalam
mengiterpretasi hasil tes. Konsultasi yang berkenaan dengan hasil tes
sebaiknya dilakukakan oleh kepala atau supervisor laboratorium yang mudah
dihubungi untuk tujuan ini kapanpun. Konsultasi aktif dipilih ketika kepala
atau supervisor laboratorium menemui dokter untuk mendiskusikan hasil tes
yang memiliki arti klinis dan menyarankan tes tambahan yang perlu
dipertimbangkan. Meskipun konsultasi aktif memerlukan komitmen dan usaha
dari staf laboratorium, keuntungannya sangat dihargai dalam hal
meningkatkan kondisi pasien.
Metode yang kurang dimanfaatkan dari komunikasi antara
laboratorium mikrobiologi dan dokter adalah penambahan informasi yang
disetujui kepala laboratorium ke dalam rekam medis pasien. Informasi
tersebut bermafaat sekali membantu dokter dalam menjelaskan hasil tes dan
menyediakan saran yang bernilai untuk tes follow up. Keuntungan dalam
pembagian informasi melalui rute ini adalah pengamatan ahli mikrobiologi
klinis dapat dibaca dalam kenyaman dokter dan informasi tersebut terletak
di dalam rekam medis sebagai informasi kunci dari pelayanan klinis yang lain.
Sebagian besar rumah sakit dan lembaga pengatur menghendaki
anggaran staf medis menentukan individu yang disahkan untuk memasukkan
AF 51 AR01
informasi ke dalam rekam medis. Hal ini merupakan tanggung jawab kepala
laboratorium dan koleganya di laboratorium kedokteran untuk memastikan
mereka memiliki kewenangan yang diperlukan jika hal ini adalah praktek
yang mereka inginkan.
Persiapan dari Laporan Antibiogram Periodik
Pelayanan berhaga yang disediakan oleh banyak laboratorium
mikrobiologi klinis adalah distribusi laporan data kumulatif resistensi
antimikroba institutional (28). Laporan ini disiapkan setiap tahun tetapi jika
diperlukan dapat dikeluarkan lebih sering. Dalam sebuah percobaan untuk
menstandarkan isi laporan antibiogram, CLSI mengeluarkan dokumen M39-
A2, yang berjudul Analysis and Presentation of Cumulative Antimicrobial
Susceptibility Test Data (5). Dokumen ini merekomendasikan metode untuk
mencatat dan menganalisis data resistensi antimikroba untuk
mikroorganisme yang penting secara epidemiologis. Untuk menghindari data
yang bias, peraturan tersebut merekomendasikan pencantuman isolat
pertama saja pada mikroorganisme tertentu dari pasien per periode analisis
dan pencantuman isolate yang berasal dari tindakan kultur yang bertujuan
untuk diagnostik. Untuk meningkatkan validitas statistik dari data, peraturan
standarisasi ini meminta pembatasan laporan hanya untuk organisme yang
diuji 30 kali atau lebih selama periode analisis.
AF 52 AR01
Pada saat penulisan ini, sebagian besar vendor dari LIS masih
menentukan bagaimana mereka dapat membantu laboratorium mengikuti
rekomendasi yang tercantum dalam dokumen M39-AZ. Pada waktu itu, ahli
mikrobiologi klinis seharusnya mempertimbangkan untuk mengunduh data
resistensi antimikroba mereka ke personal computer dan mempersiapkan
laporan kumulatif resistensi antimikroba dengan bantuan software
spreadsheet atau database yang dapat disesuaikan dengan dokumen CLSI
(tabel 7).
Penyampaian Hasil Laboratorium ke Tempat Penyimpanan Eksternal
Regulasi yurisdiksi (misalnya, yang dikeluarkan oleh lembaga lokal,
kabupaten/kota, provinsi, nasional) mengamanatkan rumah sakit dan/atau
laboratorium melaporkan hasil tes yang positif dari diagnosis beberapa
penyakit infeksi kepada lembaga kesehatan masyarakat yang berwenang.
Menurut tradisi, pelaporan tersebut telah dikerjakan melalui pemberitahuan
yang dikirim melalui surat dan fax kepada pihak yang berwenang. Beberapa
LIS sedang memulai untuk memasukkan piranti software yang memudahkan
laboratorium mikrobiologi klinis untuk mematuhi regulasi pelaporan tersebut
(19). Laporan yang secara otomatis dikirim via fax dengan nomor telepon
yang ditandai adalah keistimewaan dari LIS tertentu. Kemampuan ini telah
AF 53 AR01
diperluas oleh beberapa LIS untuk memungkinkan penyampaian laporan
terinskripsi HIPAA-compliant melalui e-mail atau internet.
Fenomena terbaru lainnya di beberapa rumah sakit adalah usaha
bersama antara laboratorium mikrobiologi klinis dan departemen pengawas
penyakit infeksi untuk mengekspor data dengan cara yang aman ke gudang
penyimpanan data eksternal yang komersial, dimana data dianalisis pada
pelayanan yang bebas biaya untuk mendeteksi tren epidemiologi yang
signifikan. Pengalaman yang dilaporkan menunjukkan beberapa program
memungkinkan identifikasi area yang bermasalah di dalam rumah sakit
dimana intervensi kontrol infeksi mungkin berguna (12).
RINGKASAN
LIS telah menunjukkan kemajuan luar biasa telah dilakukan dalam
penyebaran informasi dari laboratorium mikrobiolgoi klinis kepada pelayan
kesehatan (18). Data tes laboratorium dikirim dengan lebih efisien dan akurat
dari sebelumnya. Informasi lain yang sangat penting dalam meminta tes yang
benar, pengambilan spesimen dengan cara yang benar, dan interpretasi hasil
tes, telah disampaikan dengan efektif. Tugas dari sistem ini dalam
mikrobiologi klinis sehari-hari akan terus berlanjut untuk meningkatkan
kepentingan laboratorium. Hal ini menyebabkan ahli mikrobiologi memiliki
banyak pengetahuan dan merasa nyaman dengan sistem informasi, karena
AF 54 AR01
sistem tersebut merupakan alat paling kuat yang tersedia bagi kita dalam
tugas baru kita sebagai broker informasi.
AF 55 AR01