acara 2 kultur tanaman khasiat obat.docx

17
ACARA II KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT (JAHE) A. Pendauluan 1. Latar Belakang. Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas 19

Upload: abda-ingastryan

Post on 30-Jan-2016

275 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

ACARA II

KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT

(JAHE)

A. Pendauluan

1. Latar Belakang.

Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan

berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun

maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai

arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika

tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek

resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Jahe

merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe

berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Kedua

bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan

jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan

tradisional.

Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili

dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha),

temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur

(Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama

daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak

Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa

dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak

tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara

generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa

keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya,

dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu

membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan

jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih

19

Page 2: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

20

terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan

perbanyakan konvensional.

Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa

genetika, dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan

metabolit sekunder sangat penting dalam rangka pengembangan bahan

obat yang berasal dari tanaman obat ini. Pada kemajuan yang pesat dalam

bidang bioteknologi ini telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman

transgenik yang dapat memproduksi vaksin rekombinan

2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 2 mengenai Kultur Tanaman Khasiat

Obat (Kencur dan Jahe) adalah :

a. Mengetahui teknik kultur jaringan jahe.

b. Mengetahui pengaruh BAP terhadap pertumbuhan dan perkembangan

eksplan jahe dan kencur.

3. Waktu dan Tempat Praktikum.

Praktikum kultur jaringan acara 2 mengenai Kultur Tanaman

Khasiat Obat (Jahe) di lakukan pada hari Senin tanggal 04 Mei 2015

pukul 13.30-15.30 bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 3: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

21

B. Tinjauan Pustaka

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah salah satu bumbu dapur yang

sudah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Sebagai bumbu dapur,

rimpang jahe digunakan untuk mengolah masakan dan penganan. Pamakaian

jahe sebagai tanaman obat semakin berkembang dengan pesat seiring dengan

mulai berkembangnya pemakaian bahan-bahan alami untuk pengobatan.

Semula penggunaannya hanya berdasarkan kebiasaan orang tua zaman

dahulu, yang diwariskan secara turun-temurun (Tim Lentera 2005)

Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih

sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan

hingga kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri.

Minyak atsiri adalah minya yang mudah menguap dan memberikan bau khas

pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama yang berupa senyawa

zingiberen (C12H24) dan zingiberol (C12M26O2). Senyawa yang menyebabkan

rimpang jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin (fexed oil).

Senyawa oleoresin yang terdapat dalam rimpang jahe adalah sebanyak 3% -

4%. Senyawa oleoresin ini dapat di ekstrak dengan dengan pelarut alkohol

dan seton (Hieronymus Budi 2005).

Propagasi secara in vitro dari tanaman obat telah dilakukan untuk

menghasilkan obat ataupun bahan obat yang berkualitas tinggi. Disamping itu

teknik mikropropagasi juga telah dikembangkan dan digunakan untuk

beberapa tanaman obat, karena terbukti multiplikasinya lebih cepat dan aman.

Regenerasi tanaman dengan teknik kultur jaringan ini terbukti menghasilkan

bahan kimia yang sama dengan tanaman induknya (Maksum Radji 2005)

Pemeliaraan dan Pengembangan Pengobatan tradisional sebagai

warisan budaya bangsa (Etnomedisine) terus ditingkatkan dan didorong

pengembangannya melalui penggalian, penelitian, pengujian, dan

pengembangan serta penemuan obat-obat termasuk budidaya tanaman obat

tradisional yang secaa medis dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini

dapat di formulasikan menjadi 5 hal pokok yang arus diperhatikan yaitu

etnomedicine, agroindustri tanaman obat, iptek kefarmasian, dan kedokteran,

Page 4: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

22

teknologi kimia, dan proses pembinaan dan pengawasan produksi atau

pemasaran bahan dan produk obat tradisional.(I Made Mega 2010).

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuan rumpun berbatang

semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina.

Kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali

memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan

obat-obat tradisional (Warintek 2010).

Page 5: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

23

C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja.

1. Alat

a. LAFC lengkap dengan lampu bunsen.

b. Petridish dan botol-botol kultur.

c. Peralatan diseksi yaitu pinset besar / kecil dan pisau pemes

2. Bahan-bahan untuk pembuatan media.

a. Eksplan : Jahe (Zingiber officinale Rosc).

b. Media kultur.

c. Alkohol 96 %

d. Aquadest Steril.

e. Spirtus.

f. Chlorox (Sunclin)

3. Cara Kerja.

a. Persiapan eksplan

1) Melakukan persemaian pada semua bahan tanaman dan

melakukan pengamatan sampai tumbuh tunas.

2) Mengambil tunas dengan mengikutsertakan sedikit bagaian daging

buah.

3) Memotong bagian tunas dengan ukuran tertentu, maksimal 6 cm

datau bisa kurang.

4) Mencuci bagian tunas yang telah di potong sebelumnya dengan air

mengalir hingga bersih.

5) Menyiapkan media steril dalam botol berisi aquadest kemudian

menggojok bagian tunas tersebut engan aquadest sebanyak 3-4

kali.

b. Streilisasi eksplan (dilakuakn dalam LAFC)

1) Merendam eksplan dengan chlorox 50% ( Sunclin 100%) selama ±

6-8 menit.

2) Membilas eksplan dengan aquadest steril.

3) Mengangkat dan menaruh eksplan seterla dibersihkan pada botol

kosong.

Page 6: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

24

4) Mengambil eksplan dan memotong tunas ingga 2,5 cm dengan

tetap mengikutsertakan daging buah.

5) Mecelupkan tunas yang telah dipotong ke dalam larutan spirtus

lalu dibakar.

6) Mengupas atau membersihkan kembali sampai bagian yang

terbakar hilang.

c. Penanaman eksplan

1) Membuka plastik penutup botol media kultur.

2) Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.

3) Mendekatkan mulut botol dengan api selama penanaman untuk

menghindari kontaminasi.

d. Pemeliharaan.

1) Menempatkan botol-botol media berisi eksplan di rak-rak kultur.

2) Menjaga keadaan suhu, kelembapan dan cahaya pada lingkungan

di luar botol.

3) Menyemprotkan botol-botol kultur dengan spirtus dilakukan 2 hari

sekali untuk mencegah kontaminasi.

e. Pengamatan selama 5 minggu, yang diamati :

1) Mengamati setiap hari pengamatan saat muncul akar, tunas, daun,

dan kalus (HST)

2) Mengamati 1 minggu sekali pengamatan jumlah akar, jumlah

tunas, dan jumlah daun.

3) Melakukan deskripsi kalus (struktur dan warna kalus) pada akhir

pengamatan.

4) Membuat presentase keberhasilan dan melakukan perhitungan

data analisis pada akhir pengamatan.

Page 7: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

25

D. Hasil dan Pembahasan1. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Kultur Tanaman Jahe

Eksplan TanggalSaat Muncul (HST) Jumlah

Keterangan Akar Tunas Daun Kalus Akar Tunas Daun

Jahe(Zingiber officinale

Rosc).

11-Mei-2015

- - - - - - -Kontaminasi Bakteri dan

Jamur

18-Mei-2015

- - - - - - -Kontaminasi Bakteri dan

Jamur

25-Mei-2015

- - - - - - -Kontaminasi Bakteri dan

Jamur

4-Juni-2015

- - - - - - -Kontaminasi Bakteri dan

Jamur

Sumber : LogBookTabel 2.2 Kondisi Eksplan

Kondis Awal Eksplan Kondisi Akhir Eksplan

Sumber : Hasil Pengamatan2. Pembahasan.

Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan jenis temu-

temuan yang potensial dalam mendukung peningkatan ekspor non migas,

sumber bahan baku industri dan obat. Umumnya jahe diperbanyak dengan

menggunakan potongan rimpang yang membutuhkan waktu yang lama

(10-12 bulan) dan bahan tanam yang banyak, serta menyebabkan tanaman

mudah terinfeksi penyakit. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah

Page 8: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

26

dalam budidaya jahe tersebut adalah melalui teknik kultur jaringan atau

teknik in vitro (Marlin 2005)

Eksplan merupakan komponen yang harus ada dalam kultur

jaringan. Karena menjadi komponen utama, maka karakteristik eksplan

yang diambil harus baik, sehat dan muda sehingga mudah ditumbuhkan

dalam media. Eksplan yang baik biasanya berasal dari pohon muda, dan

diambil bagian jaringan meristemnya berupa pucuk, ketiak daun dan

meristem akar. Eksplan yang umum digunakan adalah pucuk karena

proses pertumbuhannya sudah terarah untuk membentuk tunas. Komposisi

media untuk pertumbuhahan pucuk lebih mudah dibandingkan dengan

bagian vegetatif lainnya.

Eksplan sangat penting dan menentukan keberhasilan. Eksplan

yang baik adalah eksplan yang sehat dan muda. Eksplan yang muda

diharapkan kandungan alkaloidnya masih rendah. Bila eksplan berasal dari

alam usahakan tidak rusak atau mati, simpan pada tempat yang lembab

misalnya disimpan dalam tisu yang dibasahi air. Eksplan harus dicuci

dengan deterjen untuk menghilangkan fenol, alkaloid atau zat kimia lain

yang terkandung dalam tanaman atau menghilangkan bulu-bulu pada

tanaman keras (tanaman berkayu). Untuk memperoleh eksplan baik ambil

eksplan dari trubusan atau buat trubusan bila belum ada. Semakin besar

eksplan peluang tumbuh semakin tinggi, tetapi sebaliknya semakin besar

eksplan peluang kontaminan juga tinggi. Oleh karena itu ukuran eksplan

yang optimal adalah 0,5 – 1.0 cm dan 0.05 – 0.1 mm untuk eksplan dari

meristem.

Pada praktikum acara 2, keadaan akhir dari eksplan jahe yang di

tanaman di media mengalami kontaminasi pada 7 HST. Timbul bercak

putih pada eksplan yang ditanaman. Kontaminasi terjadi karena pada saat

menanam eksplan jahe keluar dari LAF sehingga mengakibatkan

terjadinya kontaminasi jamur pada eksplan jahe. Eksplan agar terhindar

dari kontaminasi dengan cara membersihkan tangan sebelum melakukan

eksplan agar meminimalisir terjadinya kontaminasi. Pemberian alkohol

Page 9: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

27

pada botol dan tangan juga berpengaruh dalam terjadinya kontaminasi.

Tangan dan botol yang diberi alkohol dapat meminimalisir terjadinya

kontam. Eksplan yang digunakan juga harus bagus dan bersih. Faktor yang

mempengaruhi keberahasilan dari suatu kultur adalah 1) Genotipe tanaman

asal yang di eksplan; 2) kebutuhan nutrisi, Zat Pengatur Tumbuhan, dan

lingkungan; 3) Media yang digunakan saat menanam eksplan.

Kemungkinan kontaminasi dapat terjadi karena proses sterilisasi

alat dan media yang kurang baik, kondisi ruangan yang kurang aseptik,

para pekerja yang kebersihan badannya kurang terjaga, kondisi ruang

inkubasi yang tidak memadai, seperti kotor dan banyak dilalui orang lain,

plastik penutup botol kultur yang terbuka sehingga mikroba dapat masuk

ke dalam botol kultur dan faktor-faktor pendukung lainnya. Salah satu

faktor pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adalah kontaminasi

yang dapat terjadi pada setiap kegiatan kultur eksplan. Kontaminasi dapat

berasal dari beberapa hal, diantaranya: (1) eksplan, baik eksternal maupun

internal; (2) organisme kecil yang masuk ke dalam media, seperti semut;

(3) botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril; (4) lingkungan

kerja dan ruang kultur yang kotor (spora di udara); dan (5) kecerobohan

dalam pelaksanaan (Unram 2009).

Page 10: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

28

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari acara 2 mengenai Kultur Tanaman Khasiat Obat

adalah :

a. Eksplan sangat menentukan keberhasilan dari suatu kultur. Eksplan

yang muda dan sehat yang dipilih saat mengkultur tanaman.

b. Kontaminasi berasal dari beberapa hal, diantaranya: (1) eksplan, baik

eksternal maupun internal; (2) organisme kecil yang masuk ke dalam

media, seperti semut; (3) botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang

steril; (4) lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor (spora di

udara); dan (5) kecerobohan dalam pelaksanaan

c. Hasil kultur jaringan jahe acara 2 terjadi kontaminasi bakteri dan

jamur.

d. Faktor yang mempengaruhi keberahasilan dari suatu subkultur adalah

1) Genotipe tanaman asal yang di eksplan; 2) kebutuhan nutrisi, Zat

Pengatur Tumbuhan, dan lingkungan; 3) Media yang digunakan saat

melakukan eksplan.

2. Saran

Saran untuk acara 2 mengenai Kultur Tanaman Khasiat Obat adalah

agar praktikan pada saat mengkulturkan tanaman jahe tidak jauh-jauh dari

api agar menghindari terjadinya kontaminasi. Tangan para praktikan juga

harus diperhatikan agar tidak keluar dari LAFC. Memakai masker penutup

mulut baik co-ass maupun praktikan jika di dalam ruangan.

e.

Page 11: ACARA 2 KULTUR TANAMAN KHASIAT OBAT.docx

29

DAFTAR PUSTAKA

Hieronymus Budi Santoso 2005. Usaha Tani Jahe. Kanisius. Yogyakarta

I Made Mega dan Dewa Ayu Swastini 2010. Screening Fitokimia dan Aktivitas Anti Radikal Bebas Ekstra Metanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia. 4(2) : 187-192.

Maksum Radji 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 3(3) : 113 – 126.

Marlin 2005. Regenerasi In Vitro Planlet Jahe Bebas Penyakit Bakteri pada Beberapa Taraf Konsentrasi 6-Benzyl Amino Purine (BAP) dan 1-Naphthalene Acetic Acid (NAA). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 7(1) : 8-14.

Tim lentera 2005. Khasiat Dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Gramedia. Jakarta.

Unram. 2009. Penggunaan Laminar Air Flow Cabinet. http://e-learning.unram.ac.id. Diakses tanggal 20 Mei 2015 pukul 10.00 WIB.

Warintek 2010. Jahe. www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jahe. Di akses pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 22.00