acara 4 hidro

11
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI PENGUKURAN SEDIMEN PADA SUNGAI Oleh : Rosmalia Dwi Hastuti NIM A1H009038

Upload: rosmaliadwihastuti

Post on 24-Jul-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 4 HIDRO

LAPORAN PRAKTIKUMHIDROLOGI

PENGUKURAN SEDIMEN PADA SUNGAI

Oleh :Rosmalia Dwi Hastuti

NIM A1H009038

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2011

Page 2: ACARA 4 HIDRO

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang

tererosi disebut sedimen. Sedangkan sedimentasi (pengendapan) adalah proses

terangkutnya/ terbawanya sedimen oleh suatu limpasan/aliran air yang diendapkan

pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti seperti pada

saluran sungai, waduk, danau maupun kawasan tepi teluk/laut (Arsyad, 1989).

Erosi dapat mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS

bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir (sekitar

muara sungai) yang berupa hasil sedimen.

Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh

tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai

membawa batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai

menuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu,

pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin

besar pula daya angkutnya. Di padang pasir misalnya, timbunan pasir yang luas

dapat dihembuskan angin dan berpindah ke tempat lain. Sedangkan gletser,

walaupun lambat gerakannya, tetapi memiliki daya angkut besar.

Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah

diangkut oleh tenaga air atau angin tadi. Pada saat pengikisan terjadi, air

membawa batuan mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada

saat kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di

daerah aliran air tadi. Karena itu pengendapan ini bisa terjadi di sungai, danau,

dan di laut.

Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil

pengendapan ini biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan

lumpur yang menutupi dasar sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik

dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan jalan. Oleh karena itu tidak

Page 3: ACARA 4 HIDRO

sedikit orang yang bermata pencaharian mencari pasir, kerikil, atau batu hasil

endapan itu untuk dijual.

B. Tujuan

Tujuan adanya praktikum kali ini adalah melatih mahasiswa dalam

mengukur dan menganalisis sedimen pada aliran sungai.

Page 4: ACARA 4 HIDRO

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan DAS dan penerapan tata guna lahan yang harus dilakukan

secara terpadu dan terencana dengan baik, karena hal itu akan dapat

mempengaruhi proses terjadinya erosi dan sedimentasi. Erosi adalah proses

terkikisnya dan terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah oleh media alami

yang berupa air. Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat

yang tererosi disebut dengan sedimen. Sedangkan sedimentasi adalah proses

terangkatnya/terbawanya sedimen oleh suatu limpasan/aliran air yang diendapkan

pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti seperti pada

saluran sungai, waduk, danau maupun kawasan tepi teluk/laut. Erosi dapat

mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS bagian hulu

dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir (sekitar muara

sungai) yang berupa hasil sedimen.

Material dasar yang yang terangkut dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu

muatan sediment melayang dan muatan sediment dasar. Muatan sedimen

melayang (suspended load) merupakan material dasar sungai yang melayang di

dalam aliran sungai dan terdiri terutama dari butiran pasir halus yang didukung

oleh air dan hanya sedikit sekali interaksinya dengan dasar sungai, karena selalu

didorong ke atas oleh turbulensi aliran. Pada bagian alur sungai yang relatif

pendek, muatan sedimen melayang dapat dianggap tetap konsentrasinya.

Angkutan sedimen dapat bergerak, bergeser, disepanjang dasat sungai atau

bergerak melayang pada aliran sungai, tergantung dari pada :

1. komposisi (ukuran dan berat jenis)

2. kondisi aliran (kecepatan aliran, kedalaman aliran, dan sebagainya)

Berikut ini disajikan pembagian angkutan sedimen. Menurut sumber asalnya

angkutan sedimen dibedakan menjadi :

1. muatan material dasar (bed material load),

2. muatan bilas (wash load).

Sedangkan menurut mekanisme pengangkutannya dibedakan menjadi :

Page 5: ACARA 4 HIDRO

1. muatan sedimen melayang (suspended load),

2. muatan sedimen dasar (bed load).

Kemampuan tanah untuk terkikis tidak hanya tergantung pada ukuran

partikelnya tetapi juga pada sifat fisik bahan organik dan anorganik yang terikat

bersama partikel tersebut. Apabila partikel tanah tersebut terkikis dari permukaan

bumi maka endapan yang dihasilkan akan bergerak atau berpindah secara

kontinyu menurut arah alirannya menjadi angkutan sedimen yang dapat diukur di

lokasi pos duga air sungai, sehingga dapat dihitung produksi sedimennya.

Metode yang biasa dipakai untuk mengetahui konsentrasi sedimen yaitu,

metode penguapan dan metode penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara

paling cepat untuk menganalisa sampel sedimen yang konsentrasinya rendah,

akan tetapi untuk sampel yang berkonsentrasi tinggi, partikelnya menyumbat alat

penyaring, sehingga metode penyaringan tidak sesuai untuk sampel yang

mempunyai konsentrasi tinggi. Analisa penyaringan terbaik dilakukan untuk

sampel yang mempunyai konsentrasi sedimen sampai dengan 10000 mg/l atau

terutama kandungannya berupa pasir serta kira-kira 200 mg/l berupa tanah liat.

Konsentrasi sedimen dapat dihitung dengan persamaan berikut:

C =

1000V

x (b−a ) x 1000

Dimana C = konsentrasi sedimen (mg/l)

V = volume sampel sedimen (ml)

b = berat cawan berisi endapan sedimen (gram)

a = berat cawan kosong (gram)

Proses sedimentasi meliputi proses erosi, transportasi (angkutan),

pengendapan (deposition) dan pemadatan (compaction) dari sedimentasi itu

sendiri proses tersebut berjalan sangat komplek, dimulai dari jatuhnya hujan yang

menghasilkan energi kinetik yang merupakan permulaan dari proses erosi. Begitu

tanah menjadi partikel halus, lalu menggelinding bersama aliran, sebagian akan

tertinggal di atas tanah sedangkan bagian lannya masuk ke sungai terbawa aliran

menjadi angkutan sedimen. Bentuk, ukuran dan beratnya partikel tanah tersebut

akan menentukan jumlah besarnya angkutan sedimen.

Page 6: ACARA 4 HIDRO

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

Selongsong roll film

Bahan :

Sampel air dari aliran sungai

B. Prosedur Kerja

1. Meletakkan selongsong roll film di bagian dasar Sungai Sigupit.

2. Menunggu hingga ada sedimen DAS yang masuk.

3. Menutup selongsong roll film.

Page 7: ACARA 4 HIDRO

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Praktikum yang telah kami lakukan yaitu tentang pengukuran sedimen

pada sungai. Sedimen yang diukur adalah sedimen dasar dan sedimen melayang.

Pengukuran sedimen dilakukan dengan mengambil sedimen di dasar dan atas

dasar sungai, lalu menyaring air sedimen tersebut dan mengeringkannya di dalam

oven selama 24 jam setelah itu ditimbang dan konsentrasi sedimen dihitung

menggunakan persamaan :

C =

1000V

x (b−a ) x 1000

Dimana C = konsentrasi sedimen (mg/l)

V = volume sampel sedimen (ml)

b = berat cawan berisi endapan sedimen (gram)

a = berat cawan kosong (gram)

Konsentrasi sedimen pada pengukuran sedimen melayang adalah 0

gram/ml dan pada pengukuran sedimen dasar juga 0 gram/ml.

B. Saran

Praktikum yang telah kami lakukan yaitu tentang pengukuran sedimen

sungai. Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebaiknya pada saat

praktikum dilakukan pengukuran data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya

sehingga praktikan dapat paham mengenai bagaimana pengukuran debit aliran

sungai yang benar.

Page 8: ACARA 4 HIDRO

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Asdak, Chay,. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 570 hal.

Kartasapoetra, G. dkk. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT. Melton Putra, Jakarta.

Kartasapoetra, AG. 1989. Kerusakan Tanah Pertanian dan Uasaha Untuk Merehabilitasinya. Bina Aksara, Jakarta.

Seyhan, E. 1990. Dasar – Dasar Hidrologi. Penerjemah Sentot Subagyo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soewarno. 1991. Hidrologi : Pengukuran Dan Pengelolaan Data Aliran Sungai

(Hidrometri). Nova, Bandung. 825 hal.