acara 7 metode dan teknik analisis wilayah

22
ACARA 7 I. TUJUAN: Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana hingga kompleks yang berupa: Memilih lokasi dengan memilih sejumlah kriteria yang rumit II. ALAT DAN BAHAN: Bahan untuk acara ini meliputi : 1. Basis data digital Kabupaten Sleman (disimpan dalam folder C:\Praktikum MT2) yang terdiri dari : Jalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garis Sungai. Shp, Perkebunan.shp dan landuse.shp (di bawah folder C:\Praktikum MT2\shp) mewakili kenampakan poligon. 2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil. Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi : 1 Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor,

Upload: galih-rakasiwi

Post on 09-Nov-2015

246 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Acara 7 Praktikum Metode dan Teknik Analisis Wilayah dalam Bidang Kajian Keilmuan Pembangunan Wilayah

TRANSCRIPT

ACARA 7

I. TUJUAN:Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana hingga kompleks yang berupa: Memilih lokasi dengan memilih sejumlah kriteria yang rumit

II. ALAT DAN BAHAN:Bahan untuk acara ini meliputi :1. Basis data digital Kabupaten Sleman (disimpan dalam folder C:\Praktikum MT2) yang terdiri dari : Jalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garis Sungai. Shp, Perkebunan.shp dan landuse.shp (di bawah folder C:\Praktikum MT2\shp) mewakili kenampakan poligon.2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil.

Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi :1 Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard) dengan Sistem Operasi Windows 98 (minimal)2 Software ArcView Versi 3.2 atau Versi 3.33 Beberapa ArcView Extension misalnya Geoprocessing dan XTools.

III. PENDAHULUANMenurut Undang-Undang RI No. 4 tahun 1992, tentang perumahan dan permukiman, arti rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.Perumahan adalah hal yang langsung menyangkut berbagai aspek kehidupan dan harkat hidup manusia. Beberapa faktor yang berpengaruh pada pembangunan perumahan saat ini adalah : kependudukan, pertanahan, daya beli masyarakat, perkembangan teknologi dan industri jasa konstruksi, kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan, swadaya dan swakarsa serta peran serta masyarakat dalam pembangunan perumahan (Yudhohusodo, 1991:85-96).Faktor perubahan nilai-nilai budaya masyarakat juga sangat berpengaruh pada pembangunan perumahan, hal ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan, karena sifatnya yang dinamis dan pluralistis, masyarakat kota mempunyai ciri budaya yang beraneka ragam.Dalam membuat keputusan tentang rumah, manusia akan memperhitungkan antara nilai rumah yang ada dengan kebutuhan masing-masing individu, meliputi : prosedur, barang dan pelayanan. Hal yang paling penting adalah tentang lokasi dan akses kepada masyarakat dan tempat-tempat lain, biaya sewa dan kemudahan untuk dipindah tangankan, serta privasi dan kenyamanan (Turner, 1976 : 64).Kriteria Pembangunan PerumahanBerdasarkan petunjuk Rencana Kawasan Perumahan Kota yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1997, suatu kawasan perumahan selayaknya memenuhi persyaratan dasar untuk pengembangan kota, yakni : Aksesibilitas, yakni kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan perumahan dalam bentuk jalan dan transportasi. Kompatibilitas, yakni keserasian dan keterpaduan antara kawasan yang menjadi lingkungannya. Fleksibilitas, yakni kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran kawasan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana. Ekologi, yakni keterpaduan antara tata kegiatan alam yang mewadahinya.

Sedangkan prasarana dan sarana yang perlu disediakan adalah :PrasaranaSarana

Air bersih dan listrik.Pembuangan air hujan dan air kotor (limbah)Jalan lingkungan.Pembuangan sampahPendidikan, mulai dari TK, SD, SMP dan SMAKesehatan, seperti : Balai pengobatan, RS Bersalin (BKIA), Puskesmas, praktek dokter dan apotik.Perniaagaan dan industri.Pemerintahan dan pelayanan umumKebudayaan dan rekreasi.PeribadatanOlahraga dan taman

Sumber : Dep. PU : Standar-standar Rencana Perkampungan, 1984 dan Pedoman Perencanaan Lingkungan, 1983.

Identifikasi Faktor dalam Menentukan Lokasi PerumahanPerumahan mempunyai fungsi dan peranan yang penting, Rees dalam Yeates dan Garner (1980:291) berpendapat bahwa terdapat tiga elemen yang mempengaruhi keputusan seseorang atau sebuah keluarga dalam menentukan pilihan lokasi tempat tinggal, yaitu: Posisi keluarga dalam lingkup sosial, mencakup status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan). Lingkup perumahan, mencakup: nilai, kualitas dan tipe rumah. Lingkup komunitas. Lingkup fisik atau lokasi rumah.

Hubungan antara perilaku manusia di dalam area perkotaan dengan ruang sosial di perkotaan telah banyak diteliti, sampai saat ini para ahli geografi telah mengidentifikasikan bahwa gaya hidup, status sosial, dan tingkat kehidupan sangat berpengaruh di dalam hubungan antar tingkah laku individu dengan lingkungan spasial. (Golledge & Stimson, 1990:267).Perpindahan manusia dari satu lokasi ke lokasi lain di perkotaan memegang peranan penting dalam membentuk area sosial perkotaan. Penilaian lokasi perumahan antara individu pasti berbeda, hal ini disebabkan latar belakang tingkat kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda. (Knox, 1989:171-173).Pengetahuan tentang lokasi perumahan diperoleh dari interaksi antar individu, setelah berproses, informasi yang diperoleh tersebut akan mempengaruhi pandangan tentang populasi dan pendapat/persepsi tempat tinggalnya. Individu tersebut akan membentuk kelompok yang membentuk variasi kluster. Kluster dari individu-individu yang mempunyai persamaan di dalam ekonomi, sosial dan politik akan mempunyai referensi yang sama tentang lokasi tempat tinggal. Kerangka dari referensi ini merupakan hasil dari beberapa faktor termasuk usia, latar belakang sosial, kepercayaan (agama) dan latar belakang etnis.

IV. LANGKAH KERJAI. Pembuatan Project baru dalam ArcViewLakukan langkah-langkah pembuatan project baru dalam ArcView yang berisikan kenampakan untuk:Nama ViewKenampakan (Theme)

View3-Jalan, Batas (arc), -Sungai (poligon) -Perkebunan.shp (poligon)

Atur legenda dari masing-masing kenampakan sesuai dengan kaidah kartografi sehingga kenampakan dalam View3 seperti yang disajikan pada Gambar 7.1. Simpan project baru tersebut dengan nama Acara7.apr.

Gambar 7.1. Tayangan View3 dalam Project Acara7.apr

II. Melakukan analisis unsur spasial Proses berikutnya adalah melakukan pemilihan lokasi menggunakan kriteriakriteria yang telah ditentukan dalam skenario terhadap project yang bernama Acara7.apr dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Memilih lokasi yang memenuhi sejumlah kriteria yang rumitTugas :Tentukan lokasi perumahan yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Lahan berupa belukar, rumput, tegalan Jarak dari sungai utama minimal 100 m, dan maksimal 250 m. Jarak maksimal dari jalan arteri/kolektor 1 km Luas minimal 7 Ha.

Langkah-Langkah:1. Pilih Jalan, lakukan query untuk memilih kriteria jalan arteri dan jalan kolektor

2. Pilih menu Xtools, kemudian pilih Buffer Selected Feature

3. Pilih Meter pada dialog box buffer unit

4. Pilih Jalan pada dialog box In Theme

5. Simpan lokasi file pada folder yang diinginkan

6. Pilih Buffer Distance pada buffer input

7. Masukkan nilai 1000 m pada buffer distance

8. Pilih Line pada Line Buffer Options

9. Pilih Contiguous pada Output structure

10. Langkah selanjutnya adalah melakukan buffer pada sungai, pilih atribut sungai kabupaten Sleman, kemudian lakukan query untuk memilih sungai dan sungai musiman

11. Jika sudah terpilih selanjutnya adalah melakukan buffer, lakukan langkahnya persis dengan buffer pada jalan

12. Untuk buffer minimal sungai masukkan nilai 100

13. Untuk buffer maksimal pada sungai masukkan nilai 250

14. Jika sudah, selanjutnya pilih menu Xtools: Erase Features, untuk menghapus fitur buffer maksimal sungai dengan fitur buffer inimal sungai

15.

16.

17. Selanjutnya simpan hasil erase features tersebut pada folder yang diinginkan

18. Lakukan intersect atribut kelurahan dengan jalan, hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah ini

19. Selanjutnya lakukan intersect terhadap intersect antara kelurahan dan jalan tadi dengan atribut sungai, hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah ini

20. Selanjutnya pilih atribut penggunaan lahan untu memilih belukar, rumput, dan tegalan

21. Lakukan intersect dari hasil intersect kelurahan, jalan, dan sungai, intersectkan dengan atribut penggunaan lahan, hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah ini

22. Pilih menu Xtools, lakukan convert multiples shape to single shape pada hasil final intersect yang sudah dilakukan

23. Lakukan layout pada hasil peta pemilihan perumahanV. HASIL PRAKTIKUM1. Peta Lokasi Perumahan Kabupaten Sleman (Terlampir)

VI. PEMBAHASANTerdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan lokasi perumahan, diantaranya adalah: Aksesibilitas ke pusat kota: jalan raya utama, sekolah dan tempat rekreasi. Karakteristik fisik dan lingkungan permukiman: kondisi jalan, pedestrian, pola jalan dan ketenangan. Fasilitas dan pelayanan: kualitas dari utilitas, sekolah, polisi dan pemadam kebakaran. Lingkungan sosial: permukiman bergengsi, komposisi sosial ekonomi, etnis dan demografi. Karakteristik site rumah: luas tanah, luas bangunan, jumlah kamar dan biaya pemeliharaan.Dari beberapa faktor tersebut, pada umumnya faktor aksesibilitas merupakan faktor yang paling mempengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan lokasi tempat tinggal. Kualitas kehidupan yang berupa kenyamanan dan keamanan dari suatu rumah sangat ditentukan oleh aksesibilitas lokasi dan lingkungannya. Aksesibilitas merupakan daya tarik yang ditentukan oleh kemudahan dalam pencapaian ke berbagai pusat kegiatan seperti pusat perdagangan, pusat pendidikan, daerah industri, jasa pelayanan perbankan, tempat rekreasi, pelayanan pemerintahan, jasa profesional dan bahkan merupakan perpaduan antara semua kegiatan tersebut.Dalam kriteria penentuan lokasi perumahan, setidaknya terdapat 4 kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: aksesibiltas menuju jalan arteri atau kolektor maksimal 1 km, jarak dari sungai minimal 100 m dan maksimal 250 km, jenis lahan berupa tegalan, rumput, dan belukar, serta luas lahan minimal 7 Ha. Pada peta calon lokasi perumahan kabupaten Sleman terlihat titik-titik lokasi calon perumahan yang sudah memenuhi kriteria dari segi aksesibilitas menuju jalan, jarak dari sungai, dan jenis lahan. Namun untuk kriteria yang terakhir, yaitu luas lahan minimal 7 Ha hanya terdapat 4 lokasi yang memenuhi kriteria, dua diantaranya berada di desa Hargobinangun, Pakem; sedangkan sisanya berada di Desa Madurejo, Prambanan; dan desa Caturtunggal, Depok. 4 lokasi ini merupakan lokasi yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai calon lokasi perumahan dibandingkan calon lokasi lain yang luasnya kurang dari 7 Ha. 4 lokasi calon perumahan yang memenuhi kriteria tersebut seluruhnya berada di lahan tegalan dengan luas yang bervariasi. Desa Madurejo memiliki luas 9,7 Ha, desa Caturtunggal memiliki luas 8,8 Ha, sedangkan desa Hargobinangun memiliki luas 8,5 Ha dan 32,5 Ha. Dari keterangan luas lahan tersebut terlihat bahwa desa Hargobinangun memiliki luas lahan yang cukup mencolok dibandingkan lokasi lainnya. Namun lokasinya yang berada di utara dan agak jauh dari pusat kota membuatnya kurang menarik minat developer untuk membangun perumahan di sana. Sedangkan untuk desa Madurejo sendiri cukup bagus karena lokasinya yang dekat dengan perbatasan provinsi antar DIY dengan Jawa Tengah. Lokasi perumahan di desa Caturtunggal bisa dikatakan sebagai lokasi calon perumahan paling ideal dibandingkan dengan lokasi lainnya, karena letaknya yang dekat dengan pusat kota Yogyakarta. Karena itu diperkirakan nilai tanahnya juga akan jauh lebih mahal dibandingkan lokasi perumahan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asteriani, Febby (2005). Analisis Peringkat Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Ruko Dari Sudut Pandang Pengguna dan Pengembang Ruko Di Kota Pekanbaru. Tesis S-2 MPKD, UGM, Yogyakarta.