actuating
DESCRIPTION
Makalah ActuatingTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
MKK 13009
Disusun oleh:
Eka Dharma Yanthi (1215333005)
Kelas I C
D3K PLN-TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI BALI
Tahun ajaran
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah karya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Paper yang berjudul “Penggerakan (Actuating)” penulis susun untuk dapat
diperkenalkan lebih luas kepada mahasiswa.
Dalam penyusunan paper ini, kami sangat menyadari sepenuhnya atas kekurangan
paper ini, dan tidak mungkin akan terwujud tanpa partisipasi dan bantuan pihak lain dan
kami yakin paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
merasa wajib mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberi masukan, saran maupun kritikan yang sangat berharga demi kelengkapan
materi dan kesempurnaan penyajian paper ini dan juga teman-teman yang telah memberikan
motivasi baik moral maupun spiritual dalam usaha penyempurnaan paper ini. Kami yakin
tanpa bantuan Bapak/Ibu dosen maupun teman-teman paper ini tidak akan selesai dengan
sempurna.
Akhirnya harapan kami, betapa pun kecilnya, semoga karya tulis ini selalu
bermanfaat untuk seluruh mahasiswa.
Penulis
PENGGERAKAN (DIRECTING)
1. Pengertian (Pengarahan / Pergerakan)
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam
fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek
abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada
kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting,atau mendesak,
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
2. Sasaran dan Tujuan Penggerakan
Sasaran daripada penggerakan adalah untuk mendapatkan ketaatan disiplin, kepatuhan
dan kesediaan dari orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas yang dipercayakan
kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pedoman yang diberikan. Tujuan
penggerakan supaya manajemen berhasil secara efektif dan efisien.
3. Istilah-istilah daripada Actuating
Ada bermacam-macam terminologi dalam bahasa asing untuk penggerakan, antara lain adalah sebagai berikut : Actuating adalah menggerakan orang lain secara umum. Directing adalah menggerakan orang lain dengan memberikan
petunjuk-petunjukdanpengarahan. Commanding adalah menggerakan orang lain dengan memberikan
alasan-alasan, bimbingan dan nasehat. Staffing adalah menggerakan orang lain dengan menempatkan
pada fungsi-fungsi yang sesuai ataupun dengan memberikan jabatan-jabatan yang tertentu.
Leading adalah menggerakan orang lain dengan memberi contohdan teladan yang baik, membawa kepada tujuan.
4. PRINSIP-PRINSIP PENGARAHAN
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif
serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia
dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang
berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang
pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin
efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-
faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup,
pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak
mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan
harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik
akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang
wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik,
dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan
tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur
didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan
saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
5. Cara-cara pengarahan
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat
berupa:
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan
kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan
pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah
menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang
pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang
membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan
kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.
2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan
atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah
tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang
lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer,
kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus
bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi
apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis
memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya,
sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan
akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya
perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan
sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula
berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel
dibandingkan dengan perintah informal.
3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian
perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahan. Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana
tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan
dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk
mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan
perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas
itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini
dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah
selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut
dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang
secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong
diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha
untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi
manajemen melalui bagan dibawah ini :
6. Elemen pengarahan dalam manajemen
Penentuan masalah
Penetapan tujuan
Penetapan tugas dan sumber daya penunjang
Menggerakan dan mengarahkan
Memiliki keberhasilan SDM
I. COORDINATING
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu
komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai .
II. MOTIVATING
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen penting dalam
manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka
kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal.
III. COMMUNICATION
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja
yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik
dalam berbagai kegiatan perusahaan.
IV. COMMANDING
Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus
memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu
ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas
dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu
sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus.
Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu
perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Fungsi fundamental ke tiga dalam perusahaan setelah menata perencanaan dan
pengorganisasian adalah bagaimana cara menggerakan manusia secara sukarela untuk
melakukan aktiftas personal yang sesuai dengan tujuan perusahaan. “Menggerakan
merupakan usaha untuk menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan
anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut”
(Terry:2006:313)
Fungsi pundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah menggerakan orang untuk
melaksanakan aktifitas organisasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Menggerakan jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman
terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan dinamis, sehingga
membutuhkan adanya sinkronisasi. Sehingga bisa dikatakan fungsi actuating jauh lebih rumit
oleh karena harus berhadapan langsung sehingga fungsi leadershif begitu kentara sekali
dibutuhkan sekalipun semuanya melalui proses planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
Premis yang begitu fenomenal diungkapkan Doghlas McGregor bahwa seorang
karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif :
Teori X yang menganggap
Kebanyakan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sesedikit mungkin
dan mereka umumnya menentang perubahan,
Kebanyakan karyawan harus dibujuk.dipersuasi, diberikan penghargaan, diuhkum dan
diawasi untuk mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
organisasi.
Kebanyakan karyawan ingin diberikan pengarahan oleh seorang menejer formal dan
dimana ada kesempatan mereka berusaha untuk menghindari tanggungjawab.
Teori Y menyatakan :
Kebanyakan karyawan memiliki kapasitas untuk menerima tanggungjawab dan
potensi untuk pengembangan tetapi manajemen melalui tindakan-tindakannya harus
membuat mereka sadar tentang sifat-sifat tersebut.
Kebanyakan karyawan ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan akan
pengahrgaan dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sendiri.
7. Manfaat dan Pentingnya Penggerakan
Pergerakan itu sangat penting, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
Pergerakan adalah usaha untuk menggerakan manajemen.
Manusia adalah unsur yang pertama dan utama dalam kegiatan manajemen.
Perencanaan berhasil karena manusia menyatukan dan menghimpun
kegiatan-kegiatan bersama yang tepat.
Organisasi menjadi efektif apabila manusia menggunakan untuk bekerja sama
secara baik dan tertib.
Pengawasan akan efektif karena digunakan untuk membantu manusia dalam
mencapai tujuannya.
Manajemen akan berhasil apabila menggerakan orang-orang atau manusia
yang kompeten dengan tepat.
8. Fungsi-Fungsi dari Penggerakan
Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf
bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia
harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan yaitu :
1. Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus
memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada
waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang
bertugas harus :
a. Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
b. Mengkoordinasikan kegiatan
c. Menyampaikan keputusan
2. Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
3. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukan meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan
b. Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan
pengembalian barang )
c. Akuntasi
d. Organisasi
4. Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan
Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi
kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.
9. Peranan Perintah, Komunikasi, dan Disiplin dalam Menjalankan Penggerakan
Penggerakan adalah menggerakan orang-orang lain untuk dengan sadar dan ikhlas
bekerja. Agar penggerakn dapat diperoleh dengan efektif maka sangat perlu menjalankan: (a)
perintah, (b) komunikasi, (c) disiplin, supaya manajemen dapat berhasil dengan baik dalam
penerapannya.
10. Pentingnya Penggerakan
Betapa pentingnya penggerakan dalam proses manajemendapat dimengerti dari apa
yang dinyatakan oleh Dr. moekijat: “Inti daripada manajemen adalah penggerakan dan inti
daripada menggerakan adalah memimpin. Siapa yang dapat menggerakan orang yang ada di
bawah kekuasaannya, berarti ia dapat menjalankan manajemen dan siapa yang dapat
memimpin orang-orang yang ada di bawah kekuasaannya berarti ia dapat menggerakan
orang-orang itu.” Jadi penggerakan itu sangat penting, hal-hal yang menyebabkan
penggerakan itu penting sebagai berikut:
- Pergerakan (Actuating) adalah usaha untuk menggerakan manajemen.
- Manusia adalah unsur yang pertama dan utama dalam kegiatan manajemen.
- Perencanaan berhasil karena manusia menyatukan dan menghimpun kegiatan-
kegiatan bersana yang tepat.
- Organisasi menjadi efektif apabila manusia menggunakannya untuk bekerja
sama secara baik dan tertib.
- Pengawasan akan efektif karena digunakan untuk membantu manusia dalam
mencapai tujuannya.
- Manajemen akan berhasil apabila menggerakan orang-orang atau manusia
yang kompeten dengan tepat.
11. Kegiatan-Kegiatan Penggerakan
Kegiatan penggerakan akan memperoleh hasil yang maksimal apabila memperhatikan
factor-faktor di bawah ini :
- Memperlakukan manusia dengan sebaik-baiknya
- Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
- Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
- Menghargai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna
- Mengusahakan keadilan tanpa pilih kasih
- Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
- Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi diri
12. Penghalang-Penghalang Dalam Menjalankan Penggerakan
Apabila pelaksaan pergerakan tidak tepat, seringkali akan timbul hal-hal yang
menghalangi suksesnya kegiatan manajemen. Halangan-halangan itu antara lain :
- Keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu
- Kurangnya keahlian dalam menggunakan manajemen
- Tidak menepati janji-janji
- Diskriminasi dan pilih kasih di antara pegawai
- Tidak dapat mengembangkan kerjasama yang kompak
13. Cara Untuk Memperoleh Penggerakan Yang Efektif
Ada beberapa cara untuk mencapai penggerakan yang efektif dalam menjalankan
manjemen, diantaranya sebagai berikut :
a) Buatlah seseorang merasa dirinya penting
b) Sadarilah bahwa tiap-tiap anggota kelompok ada perbedaan-perbedaan individu
c) Jadilah pendengar yang baik
d) Hormatilah perasaan orang lain
e) Ketahuilah bahwa kebanyakan orang bersifat “tamak”
f) Hindarilah terjadinya perdebatan
g) Praktekanlah manajemen partisipasi
h) Pergunakanlah pernyataan-pernyataan untuk meyakinkan
i) Beri perintah-perintah yang lengkap dan jelas
j) Ketahuilah perasaan-perasaan orang lain secara mendalam
k) Gunakanlah instruksi-instruksi yang tepat
l) Jangan mendominasi
m) Sadarilah bahwa semua orang mempunyai kebutuhan
n) Gunakanlah pengawasan yang jitu dan serasi
14. Faktor - faktor penghambat fungsi penggerakan
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena
manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep
perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi
prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara
maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut
juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
15. Faktor – Faktor Pendukung Fungsi Penggerakan
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
(1). Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha
dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki
kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga
manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut
Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
(a). Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
(b). Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
(c). Memiliki kelancaran dalam berbicara
(d). Matang dalam berpikir dan emosi
(e). Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
(f). Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.
(2). Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya.
Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
(a). Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak
sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan
tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan
demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan
pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para
manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
(b). Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak
sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan
menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
(3). Tata hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti
dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi
dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
(a). Komunikasi intern
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara
atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan
bawahan atau sebaliknya.
(b). Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
(c). Komunikasi Horizontal
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan
yang sama.
(d). Komunikasi Vertikal
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan
bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
(4). Perangsang (Incentive) ;
insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
(5). Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka
timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control.
Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana
anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.
Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-
kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu
pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
(6). Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan
dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
(1) Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
(2). Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan
1. Manajer harus bekerja lebih produktif
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan
4. Manajer harus bersikap obyektif
KesimpulanPencapaian tujuan perusahaan sering kali tidak dapat dilakukan dengan mudah.
Berbagai kendala dapat dihadapi perusahaan dalam perjalanannya mencapai tujuan. Gejolak
perekonomian, aktivitas pesaing semakin agresif dan berbagai kesulitan yang menghadang
sering kali membuat tujuan yang hendak dicapai perusahaan menjadi tidak mudah.
Permasalahan yang sama terjadi pada saat perusahaan ingin melakukan perubahan
agar lebih sesuai dengan tuntutan pasar. Sumber daya manusia perusahaan yang sudah
terbiasa dengan cara lama (old fashion) akan memiliki keengganan untuk berubah (resistant
to change), karena tujuan baru perusahaan yang ingin dikejar masi terlalu samar. Sehingga
mereka khawatir perubahan tersebut hanya akan menimbulkan berbagai dampak yang
merugikan bagi kepentingan karyawan.
Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi-situasi tersebut di atas, perusahaan
membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan
dengan berjalannya fungsi actuating ini, kelancaran dalam operasional manajemen dapat
berlangsung dengan baik.
Daftar Pusaka
Bennis, Warren, Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming a Leader), Alih bahasa Anna
W.Bangun, Elex Media Komputindo, 1994
Covey, Stepehen R, The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang
sangat efektif), edisi revisi, alih bahasa Drs, Budijanto, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997
Jones, Gareth R. Organizational Theory : Text and Cases, Addison Wesley, 1995
Robbins, Stepehen P. Managing Today, 2nd Ed, Prentice Hall, 2000
Stoner, James A.F., et al., Management, 6th Ed., Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs, 1995