ad sek infrastruktur

11
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2008-2010 Rizki Anggun Sukmawati Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma This research aims to know and analyze whether company size, profitability levels, solvency levels and Public Accounting Firms, either partially or jointly influential on audit delay in infrastucture company that listed on Indonesia Stock Exchange. Selection on the sample using purposive sampling method. Secondary data that used in this research were obtained from Infrastructure Company's financial statements from 2008 to 2010 that published online in www.idx.co.id. As for dependent variable is audit delay and independent variable are Total Assets, return on assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Public Accounting Firms. Testing in this research performed using SPSS software version 17. Analysis result showed that jointly Total Assets, Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Public Accounting Firms affect significantly on audit delay. Partially ROA significantly affect audit delay, while Total Assets, Debt to Equity Ratio (DER) and KAP had no effect on audit delay. The average audit delay in infrastructure companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2008 up to 2010 is 85.75 days. Keywords : Audit Delay PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu waktu atau pada periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Sejalan dengan perkembangan pasar modal memberikan pengaruh pula terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak ektern dan intern. Setiap perusahaan dan badan hukum tersebut wajib untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen yang bertujuan untuk menilai

Upload: rivan-akbar-s

Post on 29-Dec-2014

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: AD Sek Infrastruktur

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT

DELAY PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2008-2010

Rizki Anggun Sukmawati

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

This research aims to know and analyze whether company size,

profitability levels, solvency levels and Public Accounting Firms, either partially

or jointly influential on audit delay in infrastucture company that listed on

Indonesia Stock Exchange.

Selection on the sample using purposive sampling method. Secondary

data that used in this research were obtained from Infrastructure Company's

financial statements from 2008 to 2010 that published online in www.idx.co.id.

As for dependent variable is audit delay and independent variable are Total

Assets, return on assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Public

Accounting Firms. Testing in this research performed using SPSS software

version 17.

Analysis result showed that jointly Total Assets, Return on Assets (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER) and Public Accounting Firms affect significantly on

audit delay. Partially ROA significantly affect audit delay, while Total Assets,

Debt to Equity Ratio (DER) and KAP had no effect on audit delay. The average

audit delay in infrastructure companies listed on Indonesia Stock Exchange in

2008 up to 2010 is 85.75 days.

Keywords : Audit Delay

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pada suatu

waktu atau pada periode tertentu

akan melaporkan semua kegiatan

keuangannya. Sejalan dengan

perkembangan pasar modal

memberikan pengaruh pula terhadap

perkembangan profesi akuntan

publik di Indonesia. Sebagai bentuk

pertanggungjawaban manajemen

perusahaan kepada pihak ektern dan

intern. Setiap perusahaan dan badan

hukum tersebut wajib untuk

membuat laporan keuangan

perusahaan.

Laporan keuangan ini

digunakan untuk kepentingan

manajemen perusahaan dan juga

digunakan oleh pemilik untuk

menilai pengelolaan dana yang

dilakukan oleh manajemen

perusahaan.

Pemeriksaan laporan

keuangan oleh auditor independen

yang bertujuan untuk menilai

Page 2: AD Sek Infrastruktur

kewajaran penyajian laporan

keuangan, artinya bahwa laporan

keuangan yang disajikan manajemen

perlu verifikasi apakah telah sesuai

dengan standar pelaporan yang

berterima umum. Lamanya waktu

penyelesaian audit diukur dari

berakhirnya tahun fiskal sampai

dengan tanggal ditandatanganinya

laporan audit (tanggal opini)

selanjutnya disebut sebagai audit

delay. Berdasarkan keputusan yang

dikeluarkan oleh ketua BAPEPAM

yaitu Peraturan Pasar Modal No.

Kep-17/PM/2002 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala disebutkan bahwa laporan

keuangan tahunan harus disertai

dengan laporan akuntan dengan

pendapat yang lazim dan

disampaikan kepada BAPEPAM

selambat-lambatnya pada akhir

bulan ketiga setelah tanggal laporan

keuangan tahunan. Peraturan ini

mulai berlaku untuk laporan

keuangan yang berakhir pada 31

Desember 2002.

Namun sejak tanggal 30

September 2003 BAPEPAM

memperketat peraturan dengan

dikeluarkannya lampiran surat

keputusan ketua BAPEPAM

No.36/PM/2003 tentang kewajiban

penyampaian laporan keuangan

berkala yang menyatakan bahwa

laporan keuangan disertai dengan

laporan akuntan dengan pendapat

yang lazim harus disampaikan

kepada BAPEPAM selambat-

lambatnya pada akhir bulan ketiga

(90 hari) setelah tanggal laporan

keuangan tahunan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang

masalah diatas, maka permasalahan

yang akan diangkat adalah apakah

terdapat pengaruh ukuran

perusahaan, profitabilitas,

solvabilitas dan Kantor Akuntan

Publik (KAP) terhadap audit delay

secara parsial maupun secara

bersama-sama?

Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini

penulis membatasi permasalahan

sebagai berikut:

1. Untuk mengukur ukuran

perusahaan yang digunakan

adalah total asset.

2. Tingkat profitabilitas akan

diwakili oleh Return On

Asset (ROA). Rasio ini

digunakan karena mampu

menunjukkan kemampuan

modal yang diinvestasikan

dari keseluruhan aktiva untuk

menghasilkan keuntungan.

3. Untuk mengukur tingkat

solvabilitas akan digunakan

rasio keuangan Debt to

Equity Rasio (DER). Bila

kewajiban lebih besar

daripada modal, maka akan

meningkatkan

kecenderungan kerugian dan

meningkatkan kehati-hatian

auditor dalam mengaudit

laporan keuangan.

4. Untuk mengukur Kantor

Akuntan Publik (KAP) akan

digunakan variabel dummy

yakni pemberian nilai 1

(satu) pada KAP yang

termasuk kategori Big Four

dan nilai 0 (nol) pada KAP

Page 3: AD Sek Infrastruktur

yang tidak termasuk kategori

Big Four.

5. Laporan keuangan yang

digunakan adalah laporan

keuangan Perusahaan

Infrastruktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2008 sampai dengan

tahun 2010.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk menganalisa pengaruh

ukuran perusahaan, profitabilitas,

solvabilitas dan KAP terhadap audit

delay secara parsial maupun secara

bersama-sama.

LANDASAN TEORI

Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah

asersi dari pihak manajemen, karena

itu harus diaudit untuk mengetahui

apakah laporan tersebut benar-benar

terjadi atau tidak.

Menurut Asmara (1996:7)

laporan keuangan perlu diaudit

karena:

1. Adanya perbedaan

kepentingan antara pemakai

laporan keuangan dengan

manajemen sebagai pihak

yang bertanggungjawab

terhadap penyusunan laporan

keuangan tersebut.

2. Laporan keuangan

memegang peranan penting

dalam proses pengambilan

keputusan oleh para pemakai

laporan keuangan.

3. Kerumitan data.

4. Keterbatasan akses pemakai

laporan terhadap catatan-

catatan akuntansi.

Audit

Audit adalah suatu proses

sistematik untuk menghimpun dan

mengevaluasi bukti-bukti secara

obyektif mengenai asersi-asersi

tentang berbagai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk menentukan

tingkat kesesuaian antara asersi-

asersi tersebut dengan kriteria yang

telah ditentukan dan menyampaikan

hasilnya kepada para pemakai yang

berkepentingan (Mulyadi, 1998).

Menurut Standar Profesional

Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi

508), ada lima jenis pendapat

akuntan, yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa

pengecualian (Unqualified

Opinion).

2. Pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa

penjelasan yang ditambahkan

dalam laporan audit bentuk

baku (Unqualified Opinion

with explanatory language).

3. Pendapat wajar dengan

pengecualian (Qualified

Opinion).

4. Pendapat tidak wajar

(Adverse Opinion).

5. Pernyataan tidak

memberikan pendapat

(Disclaimer Opinion).

Audit Delay

Audit delay adalah lamanya

penyelesaian laporan keuangan dari

tanggal penutupan tahun buku

sampai dengan tanggal

Page 4: AD Sek Infrastruktur

ditetapkannya opini audit

independen.

Perencanaan audit yang

memadai ini akan mempengaruhi

kinerja dari auditor. Pemenuhan

standar audit dapat menyebabkan

lamanya penyelesaian laporan audit,

tetapi juga dapat meningkatkan

kualitas hasil audit tersebut.

Dengan adanya audit delay

yang salah satunya dapat disebabkan

oleh perencanaan audit yang

dilakukan auditor, maka

penyampaian laporan keuangan

entitas dapat tertunda. Padahal

manfaat suatu laporan keuangan

akan berkurang jika laporan tersebut

tidak tersedia tepat pada waktunya.

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay

Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan

merupakan fungsi dari kecepatan

pelaporan keuangan karena semakin

besar suatu perusahaan maka

perusahaan akan melaporkan hasil

laporan keuangan yang telah diaudit

semakin cepat. Dalam penelitian ini,

penulis akan menggunakan total

asset sebagai proksi ukuran

perusahaan.

Profitabilitas

Penelitian ini melakukan

perhitungan Profitabilitas dengan

Return On Asset Rasio (ROA), rasio

ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba

berdasarkan tingkat asset tertentu.

Profitabilitas mempengaruhi

perusahaan yang mengumumkan

rugi atau profitabilitas yang rendah.

Ini berkaitan dengan akibat yang

dapat ditimbulkan oleh pasar

terhadap pengumuman rugi tersebut

bagi perusahaan. Perhitungan

profitabilitas di hitung dengan

rumus:

ROA = Laba(Rugi) Bersih x 100%

Total Asset

Solvabilitas

Tingkat solvabilitas

menunjukkan resiko perusahaan

sehingga berdampak pada

ketidakpastian harga saham. Bila

solvabilitas tinggi, maka resiko

kegagalan perusahaan dalam

mengembalikan pinjaman juga

tinggi, demikian pula sebaliknya.

Dalam penelitian ini, rasio yang

akan dipakai adalah Debt to Equity

Ratio (DER).

Perhitungan solvabilitas

dengan Debt to Equity Ratio (DER)

sendiri di hitung dengan rumus:

DER= Total Kewajiban x 100%

Total Ekuitas

KAP

Dalam penelitian ini, KAP

akan dikategorikan menjadi Big

Four dan Non Big Four. KAP yang

dikategorikan dalam KAP Big Four

antara lain:

1. KAP Purwantono,

Sarwoko&Sandjaja

(Ernst&Young)

2. KAP Sidharta&SWidjaja

(KPMG)

Page 5: AD Sek Infrastruktur

3. KAP Osman Bing

Satrio&Rekan (Deloitte)

4. KAP Haryanto

Sahari&Rekan (Price

Waterhouse Coopers)

Kategori KAP merupakan

variabel dummy dimana KAP yang

memiliki hubungan internasional

diberi nilai 1 (satu) dan yang tidak

memiliki hubungan internasional

diberi nilai 0 (nol).

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam

penelitian ini adalah laporan tahunan

(annual reports) perusahan

infrastruktur di Bursa Efek Indonesia

yang telah diaudit pada periode

2008 sampai dengan 2010.

Variabel Penelitian dan

Pengukurannya

Variabel Dependen (Y)

Yaitu variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel ini adalah perhatian utama

dalam sebuah pengamatan. Dalam

hal ini adalah audit delay yang

dihitung dari lama waktu

penyelesaian audit mulai dari

tanggal penutupan tahun buku

hingga tanggal laporan auditor

independen atas laporan keuangan

audit.

Variabel Independen (X)

Adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain.

Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Ukuran PerusahaanDalam

penelitian ini yang digunakan

untuk mengukur ukuran

perusahaan adalah total

asset.

b. Return On Asset

(ROA)Dalam penelitian ini

ROA digunakan untuk

mengukur profitabilitas

dengan membandingkan

antara laba (rugi) bersih

dengan total asset suatu

perusahaan.

c. Debt to Equity Rasio (DER)

merupakan perbandingan

antara hutang-hutang dan

ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan

kemampuan modal sendiri

perusahaan untuk memenuhi

seluruh kewajibannya.

d. Ukuran KAP Pengukuran

variabel menggunakan

variabel dummy dengan

kategorinya adalah bagi KAP

the Big Four masuk kategori

1 dan KAP Non Big Four

masuk kategori 0.

PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Setelah data diperoleh,

selanjutnya akan ditinjau secara

deskriptif mengenai kondisi masing-

masing variabel penelitian.

Statistik Deskriptif

digunakan untuk memberikan

gambaran atau deskriptif suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), nilai minimum, nilai

maksimum, dan standar deviasi.

Page 6: AD Sek Infrastruktur

Standar deviation yaitu ukuran

penyebaran data dari rata-ratanya.

Perusahaan Infrastruktur

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2008 sampai

dengan 2010 adalah 85,75 hari,

dengan nilai minimum 28 hari dan

maksimum 167 hari. Total asset

memiliki nilai minimum sebesar Rp.

178.000.000 dan nilai maksimum

sebesar Rp. 99.800.000.000.000.

Rata-rata total asset adalah Rp.

11.509.000.000.000. ROA dalam

persen (%) memiliki nilai minimum

sebesar -38 dan maksimum sebesar

48,62 serta memiliki rata-rata

sebesar 1,1621. Sedangkan DER

dalam persen (%) memiliki nilai

minimum sebesar -3852,51 dan

maksimum sebesar 962,96 dengan

rata-rata 85,7556. Dan KAP

memiliki nilai minimum yaitu 0 dan

maksimumnya adalah 1 dengan rata-

rata sebesar 0,4167.

Uji Normalitas

Pengujian normalitas data

dalam penelitian ini menggunakan

uji statistic non-parametik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan

membuat hipotesis sebagai berikut:

H0 : data residual berdistribusi

normal

H1 : data residual tidak berdistribusi

normal

Apabila nilai signifikannya

lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima, sedangkan jika nilai

signifikannya lebih kecil dari 0,05

maka H0 ditolak.

Karena signifikansinya lebih

kecil dari 0,05 yaitu 0,006, maka

dapat dikatakan data untuk

penelitian ini berdistribusi tidak

normal.

Data dapat dilihat juga

melalui grafik histogram dan grafik

normal plot data.

Dari grafik diatas dapat

disimpulkan bahwa distribusi data

tidak normal, karena grafik

histogram menunjukkan distribusi

data tidak mengikuti garis diagonal.

Pada grafik normal plot,

kelihatan titik-titik menyebar di

Page 7: AD Sek Infrastruktur

sekitar garis diagonal dan

penyebarannya agak menjauhi garis

diagonal sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam model regresi

tidak terdistribusi secara normal.

Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas

dilakukan dengan melihat nilai

Inflation Factor (VIF) pada model

regresi lebih kecil dari 10.

Berdasarkan hasil diatas

dapat dilihat pada kolom VIF, nilai

pada tiap-tiap variabel kurang dari

10. Pada Total Asset nilai VIF

adalah 1,451, ROA sebesar 1,392,

DER sebesar 1,054 dan KAP sebesar

1,215. Maka dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak

ditemukan adanya masalah

multikolinearitas.

Pengujian Heteroskedastisitas

Berikut ini dilampirkan

grafik scatterplot untuk menganalisis

apakah terjadi heteroskedastisitas

atau terjadi homoskedastisitas

dengan mengamati penyebaran titik-

titik pada gambar.

Dari grafik scatterplot

terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar di atas

maupun dibawah angka 0 pada

sumbu Y, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model

regresi.

Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan menggunakan Uji

Spearman’s rho, yaitu

mengkorelasikan nilai residual

(Unstandardized Residual) dengan

masing-masing variabel independen.

Jika korelasi kurang dari 0,05 maka

pada model regresi terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Karena nilai signifikansi

korelasi Unstandardized Residual

dengan Total Asset, ROA, DER dan

KAP lebih dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa pada model

regresi tidak ditemukan adanya

masalah heteroskedastisitas.

Pengujian Autokorelasi

Pada pengujian autokorelasi

menggunakan uji Durbin-Watson

(uji DW). Nilai du dan dl dapat

diperoleh dari tabel statistic durbin-

Watson yang tergantung banyaknya

Page 8: AD Sek Infrastruktur

observasi dan banyaknya variabel

yang menjelaskan.

Berdasarkan hasil diatas

didapat nilai DW yang dihasilkan

dari model regresi adalah 1,550.

Sedangkan dari tabel DW dengn

signifikansi 0,05 dan jumlah data (n)

= 72, seta k = 4 (k adalah jumlah

variabel independen) diperoleh nilai

dl sebesar 1,53226 dan du sebesar

1,70539 (lihat dilampiran). Karena

DW 1,550 berada pada daerah antara

dl dan du, maka tidak menghasilkan

kesimpulan yang pasti (berada di

daerah keragu-raguan).

Analisis Linier Berganda

Berikut adalah hasil

pengujian analisis regresi linier

berganda:

Berdasarkan tabel diatas

dapat disimpulkan bahwa constant

(konstanta) sebesar 80,621 artinya

jika variabel lainnya yaitu total asset,

ROA, DER dan KAP adalah 0 (nol),

maka audit delay adalah 80,621 hari.

Total assets sebesar 2.194E-

13 atau sebesar Rp.

21.940.000.000.000 artinya jika

Total asset mengalami kenaikan 1%,

maka audit delay akan mengalami

kenaikan sebesar Rp.

21.940.000.000.000 dengan asumsi

variabel independen lain nilainya

tetap. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan positif

antara total asset dengan audit delay.

Koefisiensi regresi variabel

ROA sebesar -0,97 artinya jika ROA

mengalami kenaikan 1%, maka audit

delay akan mengalami penurunan

sebesar 0,97 dengan asumsi variabel

independen lain nilainya tetap.

Koefisien bernilai negatif.

Koefisiensi regresi variabel

DER sebesar 0,009 artinya jika DER

mengalami kenaikan 1%, maka audit

delay akan mengalami kenaikan

sebesar 0,009 dengan asumsi

variabel independen lain nilainya

tetap. Jadi antara DER dengan audit

delay terjadi hubungan positif.

Koefisien regresi variabel

KAP sebesar 7.178 artinya jika KAP

mengalami kenaikan 1%, maka audit

delay akan mengalami kenaikan

pula.

Analisis Koefisien Korelasi dan

Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi (R)

menunjukkan seberapa besar

hubungan yang terjadi antara

variabel independen secara serentak

terhadap variabel dependen.

Nilai korelasi R lemah

karena korelasi atau hubungan antara

Page 9: AD Sek Infrastruktur

audit delay dengan variabel

independen yang lain berada

dibawah 0,5 yakni 0,464.

Angka adjusted R square

atau koefisien determinasi adalah

0,169. Hal ini berarti 16,9% variasi

atau perubahan dalam audit delay

dapat dijelaskan oleh variasi dari

total asset, ROA, DER dan KAP.

Sisanya sebesar 83,1% dijelaskan

oleh sebab-sebab lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian.

Standart error of the estimate

maksudnya banyaknya kesalahan

dalam memprediksi audit delay yaitu

24,31238 hari.

Pengujian Hipotesis

Pengujian Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model

regresi variabel independen secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Jika

nilai signifikansinya lebih kecil dari

0,05 maka variabel yang digunakan

berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (audit delay).

Berdasarkan data diatas

dapat disimpulkan bahwa pada

Total asset karena thitung < ttabel (1,389

< 1,993), maka total asset secara

parsial tidak berpengaruh terhadap

audit delay. Signifikansi penelitian

juga menunjukkan angka lebih besar

dari 0,05 (0,169 > 0,05), artinya total

asset tidak berpengaruh signifikan

terhadap audit delay.

ROA karena thitung < ttabel

(4,206>1,993), maka ROA secara

parsial berpengaruh signifikan

negatif terhadap audit delay.

Signifikansi penelitian menunjukkan

angka lebih kecil dari 0,05 (0,000 <

0,05), artinya ROA berpengaruh

signifikan terhadap audit delay.

DER dengan thitung < ttabel

(1,485 <1,993), maka DER secara

parsial tidak berpengaruh terhadap

audit delay. Signifikansi penelitian

sebesar 0,142 berarti lebih besar dari

0,05, artinya DER tidak berpengaruh

terhadap audit delay.

KAP karena thitung < ttabel

(1,122 < 1,993), maka KAP secara

parsial tidak berpengaruh terhadap

audit delay. Signifikan penelitian

menunjukkan angka lebih besar dari

0,05 yakni 0,266, artinya KAP tidak

berpengaruh terhadap audit delay.

Pengujian Bersama-sama (Uji F)

Uji F dapat dilihat pada

output ANOVA sebagai berikut:

Berdasarkan data diatas,

diperoleh Fhitung sebesar 4,606

dengan signifikansi sebesar 0,002

dan di dapat Ftabel 2,498918583

dengan signifikansi sebesar 0,05,

berarti Fhitung > Ftabel (4,606 > 2,499)

dan signifikansi penelitian sebesar

0,002, berarti lebih kecil dari 0,05

(0,002 < 0,05), artinya total asset,

Page 10: AD Sek Infrastruktur

ROA, DER dan KAP secara

bersama-sama berpengaruh terhadap

audit delay pada perusahaan

infrastruktur yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia pada tahun

2008 sampai dengan 2010.

PENUTUP

Kesimpulan

Secara parsial ROA

berpengaruh nyata terhadap audit

delay, sedangkan ukuran perusahaan

, DER dan KAP tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Dan secara

bersama-sama ukuran perusahaan,

ROA, DER dan KAP berpengaruh

nyata terhadap audit delay. Hal ini

berarti secara bersama-sama ukuran

perusahaan, ROA, DER dan KAP

bermanfaat dalam memprediksi

audit delay.

Keterbatasan

Diantaranya adalah

1. Peneliti hanya menggunakan

empat variabel saja.

2. Periode pengamatan hanya

mencakup tahun 2008

sampai dengan tahun 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2004. Auditing

(Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor

Akuntan Publik Edisi Ketiga. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Ermayanti, Dwi.2010. Audit

Keuangan.

http://dwiermayanti.wordpress.com/201

0/03/10/audit-keuangan-2/. Diakses

pada 10 Maret 2010

Ernawati.2010. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Audit Delay pada

Perusahaan Infrastruktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.

Universitas Gunadarma:Depok.

Helmi, Syafrizal.2009. Rasio-

rasio Keuangan Perusahaan.

http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04

/rasio-–-rasio-keuangan-perusahaan/.

Diakses pada 4 Maret 2009

Hertianto, Fauzi Alvaro. 2011.

Audit Delay.

http://ojialvaro.blogspot.com/2011/01/a

udit-delay.html. Diakses pada 19

Januari 2011

Khansamhamnida.2011. Pengertian Uji

Normalitas.

http://khansamhamnida.wordpress.com/

2011/04/15/normalitas-pengertian-uji-

normalitas/. Diakses pada 15 April 2011

Lestari, Dewi. 2010. Analisis

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Audit Delay Studi Empiris pada

Perusahaan Consumer Goods yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Skripsi. Universitas Diponegoro:

Semarang. (Dipublikasikan)

Priyatno, Duwi. 2008. 5 Jam

Belajar Olah Data dengan SPSS

17.Yogyakarta:Andi

_____________.2010. Paham

Analisa Statistik Data dengan SPSS

Plus! Tata Cara dan Tips Menyusun

Skripsi dalam Waktu Singkat.

Yogyakarta: Mediakom

Rikifajarlaode. 2011.

Pengertian Uji Normalitas dan Uji

Outlier Data.

http://id.shvoong.com/writing-and-

speaking/presenting/2202472-

Page 11: AD Sek Infrastruktur

pengertian-uji-normalitas-dan-uji/.

Diakses pada 19 Agustus 2011

Rachmawati, Sistya.2008.

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal

Perusahaan Terhadap Audit Delay dan

Timeliness. Jakarta. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan, Vol. 10, No.1: 1-10

Romney, Marshall B. dan Paul

John Steinbart.2004. Accounting

Information Systems.Jakarta: Salemba

Empat

SA, Rahayu Mumpuni.2011.

Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay pada

Perusahaan Non Keuangan di Bursa

Efek Indonesia tahun 2006-2008.

Skripsi. Universitas Diponegoro:

Semarang. (Dipublikasikan)

Sari, Candra Sari.2011. Analisis

Faktor-faktor yang Berpengaruh

Terhadap Jangka Waktu Penyelesaian

Audit (Kajian Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2008-2009).

Skripsi. Universitas Diponegoro:

Semarang. (Dipublikasikan)

Simbolon, Kartika P. 2009.

Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Skripsi. Universitas

Sumatra Utara: Medan.

(Dipublikasikan)

Soemarso.1992.Akuntansi

Suatu Pengantar Edisi Keempat.

Jakarta: Rineka Cipta

Suwardjono.2002. Akuntansi

Pengantar. Yogyakarta: BPFE

Utami, Wiwiek.2006. Analisis

Determinan Audit Delay Kajian Empiris

di Bursa Efek Jakarta. Buletin

Penelitian. No.09.

www.idx.com

www.konsultanstatistik.com

http://id.wikipedia.org/wiki/