adaptabilitas beberapa nomor seleksi kopi arabika ketunman...

11
Pelita Perkebunan 2002, 18(2), 56-66 Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman Varietas Catimor Adaptability of Several Arabica Coffee Selection Numbers of Catimor Progenies Retna Hulupi 1 ) dan Surip Mawardi l ) Ringkasan Varietas Catimor memiliki beberapa nomor seleksi keturunan yang sangat beragam keragaal111ya. Meskipun beberapa nomor seleksinya di India, Brasil, Costarica dan Queensland dilepas sebagai varietas unggul, namun belunl tentu nomor-nomor seleksi tersebut sesuai ditanam di Indonesia. Untuk mengetahui sifat adaptabilitasnya maka sebanyak tujuh nomor seleksi keturunan Catimor hasil seleksi pohon induk di Balai Penelitian Kopi Gayo (Aceh Tengah), diuji lanjutan pada dua kondisi lingkungan di Jawa Timur, yaitu di Kebun Blawan (1.200 m dpl., tipe iklirn D) dan Kebun Percobaan Andungsari (950 m dpl., tipe iklim C). Sebagai varietas pembanding adalah varietas Bergendal (Typica dari Aceh Tengah) yang dikenal memiliki mutu biji bail<, dan S 1934 yang diketahui tahan penyakit karat daun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa BP-LTA77-5 merupakan varietas Catimor yang memiliki daya hasil paling tinggi di antara varietas Catimor lairillya yang diuji. Varietas tersebut juga memiliki persentase biji normal paling tinggi, walaupun rendemel111ya cukup rendah. Sementara itu Catimor yang dinilai tahan penyakit karat daun adalah BP-LTA77-6, . bahkan lebih tahan dibanding S 1934 yang digunakan sebagai pembanding. Summary Although its hybrids have been recommended as the best Arabica coffee varieties in their origin country (India, Brasil, Costarica and Queensland), Catimor has a various number of progenies that must be tested for their yielding adaptability and resistance to leaf rust before being released as commercial varieties in Indonesia. The purpose of this study was to investigate genotype x environment interactions of seven progenies of Catimor varieties selected as mother trees in Gayo Coffee Research Station, at two locations, i. e.: Blawan Estate (1200 m asl., type of climate D according to Schmidt-Ferguson clas- sification) and Andungsari Estate (950 m asl., type of climate C), especially in yielding ability, resistance to leaf rust and physical bean characteristics. 1) Peneliti dan Ahli Peneliti (Researcher and Senior Researcher); Pusat Penclitian Kopi Sudirman 90, Jember 68118, Indonesia. Naskah diterima 17 April 2002 (Manuscript received 17 April 2002). dan Kakao Indonesia, JI. EB. 56

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Pelita Perkebunan 2002, 18(2), 56-66

Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman Varietas Catimor

Adaptability of Several Arabica Coffee Selection Numbers of Catimor Progenies

Retna Hulupi 1) dan Surip Mawardi l )

Ringkasan

Varietas Catimor memiliki beberapa nomor seleksi keturunan yang sangat beragam keragaal111ya. Meskipun beberapa nomor seleksinya di India, Brasil, Costarica dan Queensland dilepas sebagai varietas unggul, namun belunl tentu nomor-nomor seleksi tersebut sesuai ditanam di Indonesia. Untuk mengetahui sifat adaptabilitasnya maka sebanyak tujuh nomor seleksi keturunan Catimor hasil seleksi pohon induk di Balai Penelitian Kopi Gayo (Aceh Tengah), diuji lanjutan pada dua kondisi lingkungan di Jawa Timur, yaitu di Kebun Blawan (1.200 m dpl., tipe iklirn D) dan Kebun Percobaan Andungsari (950 m dpl., tipe iklim C). Sebagai varietas pembanding adalah varietas Bergendal (Typica dari Aceh Tengah) yang dikenal memiliki mutu biji bail<, dan S 1934 yang diketahui tahan penyakit karat daun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa BP-LTA77-5 merupakan varietas Catimor yang memiliki daya hasil paling tinggi di antara varietas Catimor lairillya yang diuji. Varietas tersebut juga memiliki persentase biji normal paling tinggi, walaupun rendemel111ya cukup rendah. Sementara itu Catimor yang dinilai tahan penyakit karat daun adalah BP-LTA77-6, . bahkan lebih tahan dibanding S 1934 yang digunakan sebagai pembanding.

Summary

Although its hybrids have been recommended as the best Arabica coffee varieties in their origin country (India, Brasil, Costarica and Queensland), Catimor has a various number of progenies that must be tested for their yielding adaptability and resistance to leaf rust before being released as commercial varieties in Indonesia. The purpose of this study was to investigate genotype x environment interactions of seven progenies of Catimor varieties selected as mother trees in Gayo Coffee Research Station, at two locations, i. e.: Blawan Estate (1200 m asl., type of climate D according to Schmidt-Ferguson clas­sification) and Andungsari Estate (950 m asl., type of climate C), especially in yielding ability, resistance to leaf rust and physical bean characteristics.

1) Peneliti dan Ahli Peneliti (Researcher and Senior Researcher); Pusat Penclitian Kopi Sudirman 90, Jember 68118, Indonesia.

Naskah diterima 17 April 2002 (Manuscript received 17 April 2002).

dan Kakao Indonesia, JI. EB.

56

Page 2: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Adaptabilitas beberapa nomor seleksi kopi Arabika keturunan varietas Catimor

Bergendal and S 1934 were used as control varieties. Results of this study revealed that BP-LTA 77-5 was the best in yielding ability and had good physical bean characteristics, although it .,was not as good as the new recommended variety of Catimor, Andungsari 1, whereas BP-LTA77-6 was the best Catimor progeny in its resistance to leaf rust.

Key words': Catimor, adaptability, g x e interactions.

PENDAHULUAN

Lokasi untuk penanaman kopi Arabika yang optimum adalah lahan yang terletak pada ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl. Padahal lahan tersebut juga memiliki sebaran tipe iklim serta jenis tanah yang beragam. Di lain pihak, setiap kondisi lingkungan spesifik berkaitan dengan adaptabilitas suatu varietas yang akan ditanam. Hal ini juga dikemukakan oleh Shafii et al. (1992) pada penelitiannya dengan tanaman rapeseed, bahwa adaptabilitas daya hasil dan kandungan minyak tanaman tersebut pada suatu kondisi lingkungan tertentu erat kaitannya dengan kemiripan kondisi lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut.

Selain melakukan seleksi dan penguj ian terhadap genotipe hasil persilangan, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia juga melakukan introduksi beberapa genotipe kopi Arabika dari beberapa lembaga penelitian di luar negeri. Varietas-varietas introduksi tersebut meskipun di daerah asalnya direkomendasi sebagai varietas unggul, nan1un belulTI tentu menunjukkan reaksi yang sarna apabila ditanam pada kondisi lingkungan penanaman di Indone­sia. Oleh karena itu, sebelum digunakan sebagai bahan tanam anjuran perlu diuji adaptabili tasnya.

Varietas Catimor merupakan hasil persilangan antara varietas Caturra dengan Hibrido de Timor (HdT) yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Penyakit Karat Daun di Portugal (Mawardi, 1992). Sebagai induk yang berperawakan katai, varietas Caturra memiliki potensi daya hasil tinggi tetapi rentan penyakit karat daun, sedangkan sebagai pejantan, Hibrido de Timor berperawakan tinggi, potensi produksi tinggi dan tahan penyakit karat daun. Hasil persilangan generasi pertama, FI (Catin10r) memiliki potensi produksi tinggi, tahan karat daun, berperawakan katai dan kompak, sehingga man1pu ditanam dengan

o

populasi lebih tinggi dibanding populasi kopi Arabika berperawakan tinggi. Dengan penanaman populasi tinggi tersebut maka produktivitas per satuan lahan varietas Catimor menjadi tinggi. Di samping itu dengan perawakannya yang katai juga akan lebih memudahkan di dalan1 pemanenannya. Ketahanan terhadap penyakit karat daun pada persilangan generasi pertan1a (F1)

diperoleh dari gen ketahanan tetua bapaknya (HdT). Beberapa nomor seleksi generasi F2 keturunan varietas Catin10r tersebut kemudian disebar di beberapa lembaga penelitian kopi dunia dan beberapa di antaranya menjadi varietas anjuran di negara penghasil kopi. Hasil pengujian beberapa nomor seleksi keturunan Catimor

57

Page 3: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Hulupi dan Mawardi

asal Colunlbia, Brasil, dan Costarica di KP Sumberasin (550 m dpl., tipe iklim D) menunjukkan bahwa hampir semua nomor seleksi Catimor yang diuji tersebut memiliki daya hasil lebih rendah dan lebih rentan penyakit karat daun daripada Catimor asal CIFC Portugal yang akhir­nya dilepas sebagai varietas Kartika 1 dan Kartika 2 (Mawardi & Hulupi, 1992, Purwanto & Hulupi, 1995). Demikian pula dengan perawakannya, beberapa di antaranya mengalami segregasi seperti tetuanya, sehingga menjadi beragam karena sebagian di antaranya tunlbuh tinggi dengan ruas panjang. Oleh karena itu nomor-nomor tersebut selanjutnya tidak diuji pada kondisi lingkungan yang lebih luas.

Sementara itu beberapa nomor seleksi keturunan Catimor yang diuji di Balai Penelitian Kopi (BPK) Gayo, Aceh Tengah (1.300 m dpl., tipe iklim A) me­nunjukkan potensi hasil yang jauh lebih tinggi dan lebih tahan penyakit karat daun dibanding varietas lokal Aceh Tengah yang termasuk dalam seri Typica (Bergendal). Namun, mengingat lnasih dijumpainya keragaman di antara populasi tersebut, maka sebelum dilakukan pengujian pada kondisi lingkungan berbeda terlebih dahulu dilakukan seleksi individual untuk mendapatkan pohon induk.

Enam pohon induk terpilih hasil seleksi dari setiap genotipe kemudian diuji pada dua kondisi lahan penanaman kopi Arabika yang berbeda, khususnya pada ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl., dengan tipe iklim yang nlemiliki bulan kering tegas, seperti kondisi

lingkungan penanaman kopi Arabika di Jawa Timur.

BAHAN DAN METODE

Sebanyak enam genotipe keturunan varietas Catinl0r hasil seleksi pohon induk di Balai Penelitian Kopi Gayo, Aceh Tengah (1.400 m dpl., tipe iklim A) dan satu genotipe keturunan Catimor yang dianjurkan di India (Cauvery) diuji. adaptabilitasnya pada lahan penanaman kopi Arabika di Jawa Timur, yaitu di Kebun Blawan (1.250 m dpl., tipe iklim D) dan Kebun Percobaan Andungsari (950 m dpl., tipe iklim C). Penelitian di Kebun Blawan dimulai dua tahun lebih awal daripada di Kebun Percobaan Andungsari, yaitu pada tahun 1994. Sebagai pembanding mutu biji kopi dan mutu seduhan digunakan varietas tipe tinggi, yaitu varietas Bergendal (Typica dari Aceh Tengah) sedangkan pemban­ding varietas tahan penyakit karat daun adalah S 1934. Pengujian dilakukan dengan bahan tanaman asal benih dari setiap pohon induk terpilih.

Setiap lokasi pengujian dirancang secara acak kelompok dengan empat ulangan. Masing-masing petak perlakuan ditanam 24 tanaman, diatur dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m (untuk lahan datar) dan 2 m dalam teras (untuk lahan berteras). Jarak antarpetak 3 m, sedangkan antarblok 4 m atau selang satu teras. Penaung tetap berupa lamtoro (Leucaena sp.), ditanam dengan jarak 4 m x 7,5 m. Penleliharaan tanaman dilakukan sesuai baku teknis budi daya

58

Page 4: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Adaptabilitas beberapa nomor seleksi kopi Arabika keturunan varietas Catimor

Tabel 1. Tujuh nomor seleksi varietas Catimor yang diuji dan asal-usulnya dengan varietas Bergendal dan S 1934 sebagai varietas pembanding

Table 1. Seven accession numbers of Catimor progenies tested and their pedigree with Bergendal and S 1934 as control varieties

Asal-usulNomor aksesi PedigreeAccession numbers

BP-LTA 77-1

BP-LTA 77-2

BP-LTA 77-3

BP-LTA 77-4

BP- LTA 77~5

Cauvery

BP- LTA 77-6

Pembanding (control)

S 1934

Bergendal

Hasil seleksi pohon induk pada populasi Catimor yang diintroduksi dari Queensland oleh LTA 77 dengan nama genotipe C 41 dan ditanam di Kebun BPK Gayo A selection result of mother tree at Catimor population introduced from Queensland by LTA­77 under genotype name C 41 and grown [;1 Gayo Research Station

Hasil seleksi pohon induk pada populasi Catimor yang diintroduksi dari Queensland oleh LTA 77 dengan nama genotipe C 47 dan ditanam di Kebun BPK Gayo A selection result of mother tree at Catimor population introduced from Queensland by LTA­77 under genotype name C 47 and grown in Gayo Research Station

Merupakan hasil seleksi pohon induk pada populasi Catimor yang diintroduksi dari Queensland oleh LTA 77 dengan nama genotipe C 48 dan ditanam di Kebun BPK Gayo As a selection result of mother tree at Catimor population introduced from Queensland by LTA­77 under genotype name C 48 and grown in Gayo Research Station

Hasil seleksi pohon induk pada populasi Catimor yang diintroduksi dari Queensland oleh LTA 77 dengan nama genotipe C 50 dan ditanam di Kebun BPK Gayo A selection result of mother tree at Catimor population introduced from Queensland by LTA­77 under genotype name C 50 and grown in Gayo Research Station

Hasil seleksi massa pada populasi Catimor yang berkembang di Desa Jaluk (Aceh Tengah) kemudian kembali dilakukan seleksi pohon induk pada keturunannya yang ditanam di Kebun BPK Gayo A mass selection result of Catimor population developed in laluk Village (Central Aceh) which mother tree was reselected on its progenies grown in Gayo Research Station

Varietas Catimor anjuran India yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Kopi di India A Indian recommended Catimor variety produced by India Coffee Research Institute

Hasil seleksi pohon induk pada populasi Catimor yang diintroduksi dari Thailand oleh LTA 77 dengan nama genotipe P 88 dan ditanam di Kebun BPK Gayo A selection result of mother tree at Catimor population introduced from Thailand by LTA-77 under genotype name P 88 grown in Gayo Research Station

Varietas introduksi dari India, digunakan sebagai pembanding varietas yang dinilai tahan penyakit karat daun Introduced variety from India, used as control for leaf rust resistant characteristic

Varietas Typica lokal banyak ditanarn di datanm tinggi Gayo (Aceh Tengah), sebagai varietas pembanding yang dinilai memiliki mutu biji baik, tetapi produktivitas rendah

Typica lokal variety widely grown in Central Aceh at Gayo highland, used as control variety having high bean quality but low yield

kopi Arabika, dengan sistem pangkas daya hasil selama tiga tahun pembuahan, batang tunggal. yaitu pembuahan kedua, ketiga, dan ke­

Adaptabilitas suatu genotipe pada kedua empat, sedangkan kemantapan daya hasil

kondisi lingkungan diamati berdasarkan sifat suatu genotipe sebagai akibat perubahan

59

Page 5: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Hulupi dan Mawardi

Tabel 2.

Table 2.

Sidik ragam gabungan untuk pengujian adaptabilitas dan stabiliras daya hasiJ beberapa nomor aksesi keturunan

Catimor

Combined analysis of variance for yield adaptability and stability on several accession Catimor progenies

Keragaman (Variance)

Sumber ragam 2 Lokasi, 3 panen Blawan, 5 Panen Source of variation 2 Location, 3 harvest 1 Location, 5 harvest

db KT db. KT df MS df MS

1. Varietas (Variety) 8 1173 * 8 1691 * 2. Lingkungan (Location) 5 2162 * 4

- Tahun (Year) 2 5118 * 4 1260 * - Kebun dalam tahun 3 684 * Estate in year

3. Ulangan dalam lokasi 18 25 * Replication in location

- Ulangan dalam tahun 9 16 * 15 22 * Replication in year

- Ulangan x Kebun/rh 9 811 * Replication x Estate/yr.

4. Varietas'x Lingkungan 40 365 * 32 Variety x Location

- Varietas x Talmn . 16 259 * 32 158 Variety x Year

- Varietas x Kebun/th. 24 418 * Variety x Estate/yr.

5. Varietas x Ulng/Kbnlth. 120 73 120 70 Varieties x Repl.lEstatelyr.

Catatan (Notes) db/df = derajad bebas (degrees of freedom) ; KT/MS = Kuadrat Tengah (Mean Square) , * = Berbeda nyata pada aras 5 % (Significantly different at 5 % level)

pengelolaan tanaman ataupun perubahan cuaca dari tahun ke tahun dipelajari di lokasi pengujian Kebun Blawan selama lima tahun pembuahan.

Analisis data daya hasH diawali dengan melakukan sidik ragam gabungan (combined

analysis), sehingga berdasarkan homogenitas keragaman galat (variance error) antar­lokasi pengujian dapat dilanjutkan dengan analisis adaptabilitas. Hal ini sebagaiInana

yang dilakukan pada penelitian interaksi genotipe beberapa tanaman lain pada berbagai kondisi lingkungan berbeda (Foucteau et al., 2001).

Suatu genotipe dinilai memiliki . adaptabilitas luas apabila mampu memberikan daya hasil tinggi dan stabil dari tahun ke tahun pada berbagai kondisi lingkungan penanaman, dan dinilai memiliki adaptabilitas spesifik apabila

60

Page 6: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Adaptabilitas beberapa nomor seleksi kopi Arabika keturunan varietas Catimor

hanya mampu berdayahasil tinggi dan stabil pada kondisi ,lingkungan tertentu. Adapun tolok ukur adaptabilitas daya hasil pada tipe iklim C dan D pada

,penelitian ini menggunakan parameter tiga kriteria stabilitas seperti yang dilakukan Hulupi & Mawardi (1998), yaitu berdasarkan nilai d. X (selisih antara rerata

I

daya hasil suatu genotipe dengan rerata seluruh genotipe yang diuji), d. CV (selisih

I

antara koefisien variasi masing-masing genotipe dengan rerata seluruh genotipe) dan b. (koefisien regresi). Nilai b. dihitung

I I

menurut metode Eberhart & Russells (1966). Suatu varietas dikatakan adaptif dayahasilnya apabila nilai d j X positif, nilai d

j CV negatif dan koefisien regresi b j tidak

berbeda nyata dengan 1.

Untuk 'mengetahui sifat ketahanan terhadap penyakit karat daun, pengamatan ketahanan dilakukan selama dua tahun pembuahan pertama secara berturut-turut dengan metode Eskes & Thoma-Braghini (1987). Sifat ketahanan terhadap penyakit karat daun dicerminkan oleh Indeks Intensitas Penyakit (lIP dalam %) dan diinterpretasikan menurut metode Dakwa (1987) dan Mawardi (1996). Pengujian terhadap mutu fisik biji juga dilakukan selama dua tahun pembuahan, yaitu dengan cara membelah secara melintang 100 buah kopi yang telah berkembang penuh pada setiap genotipenya. Pengamatan diulang sebanyak 4 kali, kemudian dihitung persentase komponen sifat fisik bijinya, yaitu biji normal, biji bulat, biji triase, biji hampa dan biji gajah.

Varietas yang berdayahasil tinggi, tahan atau agak tahan penyakit karat daun,

memiliki mutu biji baik di beberapa kondisi lingkungan berbeda, serta mantap dari tahun ke tahun pembuahan dapat dinilai sebagai varietas unggul harapan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adaptabilitas Daya Hasil

Hasil sidik ragam gabungan selama tiga

tahun pembuahan di dua lokasi pengujian

menunjukkan bahwa kedua kondisi

lingkungan pengujian tersebut cukup

menimbulkan pengaruh berbeda nyata

terhadap varietas yang diuji, semngga dapat

dilakukan uji adaptabilitas (Tabel 2).

Berdasarkan pengan1atan daya hasil

selama tiga tahun pembuahan di masing­

masing lokasi pengujian, BP-LTA 77-5 memiliki potensi hasil yang paling tinggi.

Sementara itu berdasarkan hasil pengujian

adaptabilitas di kedua lokasi tersebut BP­

LTA 77-3, BP-LTA 77-4, BP-LTA 77­5, dan Cauvery dinilai cukup adaptif (Tabel

3). Apabila dibandingkan dengan daya hasil

varietas anjuran baru keturunan Catimor,

Andungsari 1 yang memiliki daya hasil

rata-rata sebanyak 2,3 ton kopi pasar/ha

(Hulupi & Mawardi, 2000), maka daya

hasil BP-LTA 77-5 masih lebih rendah.

Namun demikian, dibanding dengan

genotipe keturunan Catimor lainnya yang

diuji, dayahasilnya lebih tinggi (Tabel 3).

Stabilitas Daya Hasil di Kebun Blawan

Salah satu penyebab ketidakstabilan produktivitas kopi Arabika tipe katai adalah

61

Page 7: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

HuJupi dan Mawardi

Tabel 3. Adaptabilitas daya hasil beberapa keturunan varietas Catimor di dua lokasi pengujian selama tiga tahun pembuahan

Table 3. Adaptability of yield of several Catimor progenies tested at two locations during three harvest periods

Rerata dayahasil, Varietas g (buah kopi)/pohon d.

I X C.V d. C.V.

I b

1 Keterangan

Varieties A verage of yield, % Remarks g (berries)/plant

BP-LTA 77-1 716 (0.93) -298 46.3 11.9 0.71 '" Tidak adaptif (Not adaptable)

BP-LTA 77-2 995 (1.29) - 19 33.2 - 1.2 1.11 '" Tidak adaptif (Not adaptable)

BP-LTA 77-3 1054 (1.37) 40 37.2 2.8 1.30 liS Adaptif (Adaptable)

BP-LTA 77-4 1113 (1.45) 99 28.9 - 5.5 0.77 '''' Adaptif (Adaptable)

BP-LTA 77-5 1654 (2.15) 640 32.3 - 2.1 1.28 "" Adaptif (Adaptable)

BP-LTA 77-6 1128 (1.47) 114 62.4 28.0 2.38 * Tidak adaptif (Not adaptable)

Cauvery 1172 (1.53) 158 35.7 1.3 1.12 ", Adaptif (Adaptable)

Bergendal 388 (0.55) - 626 24.0 -10.4 0.17 * Tidak adaptif (Not adaptable)

S 1934 910 (1.29) - 104 . 9.5 - 24.9 0.15 * Tidak adaptif (Not adaptable)

Rerata (Mean) 1014 34.4

Catatan (Notes) :

* = Berbeda nyata dengan bi = 1 pada aras 1% (Significantly different with bi = 1 at 1% level).

- ns = Tidak berbeda nyata dengan b = 1 pada aras 1%; (Not significantly dijferelll with h = 1 at 1% level).I I

- CY = koefisien keragaman (coefficient of variation).

- Angka daya hasil dalam kurung menunjukkan kesetaraan daya hasiJ kopi biji dalam ton/ha (Figures in brackets showed yield equivalent in IOn green coffee/hay.

sifat mudahnya mengalan1i pembuahan perubahan pemeliharaan dari tahun ke berlebih, terutan1a apabila terjadi perubahan tahun, dipelajari sifat pembuahannya selama cuaca pacta tahun yang bersangkutan. Cuaca lima tahun berturut-turut di Kebun Blawan. yang berubah lebih kering dan kondisi Hasil pengujian n1enunjukkan bahwa BP­penaung yang lebih terbuka akan men1acu LTA 77-5 memiliki daya hasil yang mantap terjadiny~ pembuahan lebat. Apabila hara dibanding nomor aksesi keturunan Catimor yang diberikan pada saat tersebut tidak lain yang diuji, bahkan lebih mantap ditambah maka tanaman akan mengalami daripada S 1934 yang digunakan sebagai over bearing. Tanaman akan meranggas dan pembanding varietas tahan penyakit karat tahun berikutnya tidak berbuah karena daun. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman hanya akan melakukan pemulihan ketahanan terhadap penyakit karat daun dengan membentuk bagian vegetatif. Untuk bukan merupakan penyebab utama stabilitas menguji kemantapan daya hasil beberapa daya hasil suatu varietas untuk tidak keturunan varietas Catimor akibat mengalami pen1buahan berlebih pacta suatu perubahan kondisi lingkungan dan tahun yang diikuti oleh penurunan daya

62

Page 8: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Adaptabilitas beberapa nomor seleksi kopi Arabika keturunan varietas Catimor

Tabel 4. Stabilitas daya hasil beberapa keturunan varietas Catimor di Kebun Blawan selama lima tahun pembuahan

Table 4. Yield stability of several Catimor progenies tested at Blawan estate during five harvest periods

Rerata dayahasil Varietas Varieties

(g buah kopi/pohon) A verage of yield

d. I

X C.V

% diC.V. b.

I

Kererangan Remarks

(g berries per plant)

BP-LTA 77-1 651 (0.85) - 389 55.3 20.8 1.09 liS Tidak mantap (Unstable)

BP-LTA 77-2 1234 (1.60) 194 28.T - 5.8 0.88 liS Mantap (Stable)

BP-LTA 77-3 948 (1.23) - 92 45.3 108 1.46 liS Tidak mantap (Unstable)

BP-LTA 77-4 963 (1.25) -77 26.9 - 7.6 0.90'lS Mantap (Stable)

BP-LTA 77-5 1618 (2.11) 578 28.5 - 6.0 1.17 11S Mantap (Stable)

Cauvery 1271 (1.65) 177 24.5 - 10.0 1. 10 'IS Mantap (Stable)

BP-LTA 77-6 1186 (1.54) 146 40.0 5.5 1.86 * Tidak mantap (Unstable)

Bergendal 547 (0.71) - 493 37.1 2.6 0.20* Tidak mantap (Unstable)

S 1934 943 (1.23) - 97 24.0 - 10.5 0.2 * Tidak mantap (Unstable)

Rerata (Mean) 1040 34.5

Catatan (Notes)

* = berbeda nyata dengan bi = 1 pada aras 1% (Significantly different with bi

= 1 at 1% level).

- ns = Tidak berbeda nyata dengan bi

= 1 pada aras 1%; (Not significantly different with bi

= 1 at 1 % level).

- CV = koefisien keragaman (coefficient of variation).

- Angka daya hasil dalam kurung menunjukkan kesetaraan daya hasil kopi biji dalam ton/ha (Figures in the brackets showed yield equivalent in ton green coffee/haY.

hasil pada tahun berikutnya. Sebaliknya ketidakmantapan daya hasil S 1934 diduga lebih disebabkan oleh pengaruh perubahan kondisi lingkungan dari tahun ke tahun dibanding pengaruh ketahanan terhadap

penyakit karat d~un. Kejadian serupa juga dijelaskan oleh Ramachandran & Srinivasan (1979) pada penelitian dengan bahan tanam moyang yang sarna dengan S 1934, yaitu persilangan antara S 288 dengan varietas Kent.

Adapun hasil analisis kemantapan daya hasil beberapa genotipe keturunan varietas Catimor selama lima tahun pembuahan di Kebun Blawan disajikan pada Tabel 4.

Ketahanan Terhadap Penyakit Karat Daun

Peningkatan ketahanan suatu genotipe kopi Arabika di suatu tempat berkaitan dengan keberadaan ras fisilogi jamur karat daun (Hemileia vastatrix B. et Br.) yang saling sesuai untuk menyerang tanaman kopi di daerah tersebut (Eskes, 1983). Oleh karena itu reaksi ketahanan terhadap penyakit karat daun suatu varietas dapat berbeda untuk lokasi berbeda, dan adaptabilitas varietas Catimor yang dapat dikaitkan dengan adanya ras jamur karat daun juga akan berpengaruh terhadap dayahasilnya. Hal tersebut juga terbukti

63

Page 9: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Hulupi dan Mawardi

Tabel 5.

Table 5.

Ketahanan beberapa genotipe Catimor terhadap penyakit karat daun di dua kondisi lingkungan berbeda menurut metode Eskes & Toma-Braghini

LeaJ rust resistance oj several Catimor genotypes at two different locations according to Eskes & Toma-Braghini method

Genotipe

Indeks Intensitas Penyakit Index oj disease intensity Koefisien variasi, %

Coeffisien oj Interpretasi ketahanan

Interpretation oj Genotypes variation. % resistance

Blawan Andungsari

BP-LTA 77-1 78.9 78.2 34 Rentan (Susceptible)

BP-LTA 77-2 82.1 65.3 59 Agak rentan-Rentan Moderate resistant to susceptible

BP-LTA 77-3 62.9 59.6 25 °Agak rentan (Moderate resistant)

BP-LTA 77-A 58.2 ffJ.7 36 Agak rentan (Moderate resistant)

BP-LTA 77-5 73.3 ffJ.5 28 Agak rehtan-Rentan Moderate resistant to susceptible

BP-LTA 77-6 35.1 22.7 38 Tahan (Resistant)

CauveiY 71.7 62.5 52 Agak rentan-Rentan Moderate resistal1l to susceptible

Bergendal 86.3 77.0 44 Rentan (Susceptible)

S 1934 39.6 61.9 61 Agak tahan-Agak Rentan Almost resistant to moderate susceptible

Catatan (Notes): 0 = Kebal (Immune); 1-29% =:= Tahan (Resistant); 30-49% = Agak Tahan (Almost resistalll); 50-69% = Agak Rentan (Moderate resistant); > 70% = Rentan (Susceptible) (Dakwa, 1987; Mawardi, 1996).

pada penelitian ini. H'asil penguj ian ketahanan penyakit karat daun pada beberapa genotipe keturunan Catimor se1ain menunjukkan reaksi ketahanan yang beragam, untuk genotipe yang sarna sering menunjukkan reaksi -ketahanan berbeda. Penanaman BP-LT A 77 -5 di Kebun Andungsari (950 m dpl.) menunjukkan reaksi agak rentan,' sedangkan penanaman di Kebun Blawan (1.250 m dpl.) menun­jukkan reaksi rentan (Tabel 5).

Di antara beberapa genotipe keturunan Catimor yang diuji ketahanannya terhadap penyakit karat daun, BP-LTA 77-6

menunjukkan. reaksi paling tahan, yaitu dengan nilai rata-rata lIP kurang dari 29 %, diinterpretasikan tqhan. Sementara itu pacla pengujian ketahanan penyakit karat daun beberapa nomor keturunan varietas Catimor lain dengan kondisi lingkungan serupa (ketinggian tempat 1.300 m dpl., tipe iklim D), BP-LTA 77-6 menunjukkan reaksi tahan, sedangkan BP-LTA 77-5 menun­jukkan reaksi agak rentan, dan Andung­sari 1 agak t,!han. Demikian pula hasil pengujian ketahanan di laboratorium denganmetode cakram daun, BP-LTA 77­5 dinilai lebih rentan daripada varietas Andungsari 1 (Hulupi & Mawardi, 2000).

64

Page 10: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Adaptabilitas beberapa nomor seleksi kopi Arabika keturunan varietas Catimor

Tabel 6. Nilai rata-rata komponen sifat fisik biji beberapa nomor seleksi Catimor di dua kondisi lingkungan berbeda

Table 6. Mean ofphysical bean characteristic components ofsome Catimor selection numbers in two different environments

Komponen sifat fisik biji (Components of physical bean characteristics)

Varietas Varieties

Rendemen Outtum

Berat 100 butir biji Weight of

Biji normal Normal bean

Biji gajah Elephant bean

Biji kosong Empty bean

Biji bulat Round bean

Biji tiga Triage bean

(%) 100 g bean (%) (%) (%) (%) (%) (g)

BP-LTA 77-1 14.8 b 17.5 be 70.4 a 2.3 ab 10.0 a 14.2 a 2.1 a BP-LTA 77-2 18.1 ab 18.4 abe 70.9 a 1.4 b 10.7 a 14.4 a 2.2 a BP-LTA 77-3 16.4 b 15.9 e 71.9a 1.8 b 11.0a 13.4 a 1.9 a BP-LTA 77-4 18.2 ab 17.5 be 73.1 a 1.2 b 9.1 a 12.1 a 2.7 a BP-LTA 77-5 16.6 b 19.0 ab 82.0 a 2.2 ab 4.9 a 8.3 a 2.4 a BP-LTA 77-6 20.9 a 17.2 be 78.5 a 1.4 b 5.8 a 12.6 a 1.5 a Cauvery 17.5 ab 18.9 ab 79.9 a 1.5 b 6.4 a 10.7 a 1.6 a Bergendal 18.5 ab 19.9 a 79.9 a 0.5 b 4.3 a 6.7 a 0.1 a S 1934 18.6 ab 16.5 be 72.9 a 7.7 a 7.6 a 11.9 a 2.6 a

Catatan (NOles): Angka pada kolom sama yang diikuti dengan huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurul Tukey uji pada aras 5%(Numbers in each coloumn followed by the same letter was flot significantly different according to Tukey test at 5% level).

. Sifat Fisik Bij i KESIMPULAN

Suatu varietas kopi Arabika dinilai 1. Di antara beberapa genotipe keturunan unggul selain dayahasilnya tinggi dan stabil Catimor yang diuji, BP-LTA 77-3, BP­juga harus tahan penyakit karat daun dan LTA 77-4, BP-LTA 77-5 dan Cauvery memiliki sifat fisik biji baik. Komponen beradaptasi baik pada dua kondisi mutu fisik biji yang penting dalam lingkungan pengujian. BP-LTA 77-5 menentukan

, mutu bij i baik adalah memiliki potensi hasil paling tinggi

persentase biji normal. Berdasarkan dibanding keturunan varietas Catimor pengamatan selama dua tahun pembuahan lain yang diuj i, yaitu sebesar 1600 di dua lokasi pengujian, BP-LTA 77-5 gram buah kopi per pohon. Nomor memiliki persentase biji normal 82,0% seleksi ini memiliki biji besar sarna (Tabel 6). Hal ini menunjukkan bahwa dengan varietas Bergendal dan varietas tersebut memiliki kualitas fisik biji persentase biji normalnya paling tinggi. baik, karena tidak berbeda nyata dengan

2. Dari segi ketahanan terhadap penyakit varietas pembanding mutu biji baik karat daun, di antara nomor seleksi(Bergendal = 79,9 %). Demikian pula keturunan varietas Catimor yang diuji, apabila dibandingkan dengan varietas BP-LTA 77-6 menunjukkan reaksiAndungsari 1 yang memiliki persentase biji paling tahan. normal 80,2 % (Hulupi & Mawardi, 2000).

65

Page 11: Adaptabilitas Beberapa Nomor Seleksi Kopi Arabika Ketunman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · lingkungan daerah asal genotipe tanaman tersebut

Hulupi dan Mawardi

DAFTAR PUSTAKA

Dakwa, J.T. (1987). The reaction of some coffee cultivars to natural infection by the coffee rust pathogen. Proc. 12e

Colloque Scientifique International sur le cafe, Montreux, 29 Juin - 3 Juillet 1987, ASIC, Paris, 629-632.

Eberhart, S.A. & W.A. Russells (1966). Stabi­lity parameters for comparing varieties. Crop. Sci., 6, 36-40

Eskes, A.B. (1983). Qualitative and quantitative variation in pathogenicity of races of coffee leaf rust (Hemileia vastatrix B. et Br.) detected in the state of Sao Pawo, Brazil. Neth. J. Pl. Pathol., '89, 31--46.

Eskes, A.B. & M. Toma-Braghini (1987). Assesment methods for resistance to coffee rust (Hemileia vastatrix B. et Br.). Pl. Prot. Bull. FAO.,29, 56-66.

Foucteau, V.; M. El Daouk & C. Baril (2001). Interpretation of genotype by environ­ment· interaction in two sunflower experimental networks. Theor. Appl. Genet., 102, 327.-334.

Hulupi, R. & S. Mawardi (1998). Daya hasil dan stabilitas beberapa varietas unggul harapan kopi Arabika pada berbagai kondisi lingkungan. Pelita Perkebunan, 3, 142-154.

Hulupi, R. & S. Mawardi (2000). Usulan pelepasan varietas kopi Arabika nomor seleksi BP 426 A. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indone­sia, 19 hal. (Tidak dipublikasikan).

Mawardi, S. (1992). Kopi Arabika varietas Catimor, Kopi Indonesia April - Juni 1992,7-11.

Mawardi, S. (1996). Kajian genetikaketahanan tak lengkap kopi Arabika terhadap penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B. et Br.) di Indonesia. Tesis Doktor Universitas Gadjah Mada, 221 hal.

Mawardi, S. & R. Hwupi (1992). Penanaman kopi Arabika tipe kate pada lahan ketinggian menengah. Makalah Temu Lapang Kopi 6 Oktober 1992, KP Sumberasin, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, 9 hal.

Purwanto, A.D. & R. Hulupi (1995). Pengujian pendahuluan kopi Arabika hasil introduksi ex FAO asal Colun1bia, Brasil dan Costarica di KP. Sumberasin. Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman III, 1995, 274-278.

Ramachandran, M. & C.S. Srinivasan (1979). Four generations of selection for resistance to race I of. leaf rust (Hemileia vastatrix 'B. et Br.) in Coffea arabica cv, S 288 x Kents. Indian Coffee, 6, 159-161.

Shafii, B.; K.A. Mahler; W.J. Price & D.L. Auld (1992). Genotype x environment interaction effects on winter rape seed yield and oil content. Crop Sci., 32, 9l2-m.

**********

66