adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
TRANSCRIPT
ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS IBU POST PARTUM
Oleh Kelompok 1:• Adriana Mitjo• Auxilia
Dendeng• Merty Yakobus• Mega Gayo• Ria Maun
• Riskawati Nyonya• Stevani Salai• Veronica
Pelapu• Veronika
Malicang• Victorya
Bambung
ADAPTASI FISIOLOGIS IBU POST PARTUM
SISTEM REPRODUKSIUTERUS• Involusi uterus: uterus mengecil, kembali ke keadaannya sebelum kehamilan. • Periode 6 minggu paska melahirkan diperlukan untuk pemulihan kembali ke bentuk awal uterin secara menyeluruh (involusi).
Perubahan uterus pada ibu post partum dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFUnya.Pada saat bayi lahir, fundus uteri
setinggi pusat dengan berat 1000 gram
Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari di bawah pusat
Pada 1 minggu post partum, TFU teraba di pertengahan pusat simpisis dengan berat 500 gram
Pada 2 minggu post partum, TFU teraba di atas simpisis dengan berat 350 gram
Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tak teraba) dengan berat 50 gram
Lochia
Pengeluaran pada vagina selama puerperium terdiri atas darah, jaringan, dan lendir biasanya disebut lochia
Jenis-Jenis LochiaTipe Waktu Normal Abnormal
Lochia Rubra 1-3 hari Aliran merah sebagian besar darah, gumpalan-gumpalan kecil, bau amis
Bau amis, gumpalan besar, jumlah keluaran vagina memenuhi pembalut
Lochia Serosa 4-10 hari Keluarnya serum merah muda atau kecoklatan, berair, aliran berkurang
Terus menerus berwarna merah, kering berlebihan, bau amis
Lochia Alba 11 hari- 6 minggu Krem-Keputihan, kuning ringan, jumlah menurun
Pengulangan lochia rubra, berlanjutnya lochia serosa, bau amis
ServiksSetelah melahirkan serviks tidak terbentuk dengan pembukaan cukup lebar untuk memasukkan tangan.
Vagina dan Perineum
• Vagina tampak tertarik, membusung dan memar, pembukaan terbuka pada vagina, terdapat peningkatan tekanan intraabdominal• Perineum paska melahirkan akan membusung. Perineum mungkin robek saat melahirkan atau ibu mengalami sayatan bedah (episiotomi) pada perineum.
Sistem Kardiovaskuler• Selama kehamilan terdapat
40%-50% peningkatan volume sirkulasi darah (Hipervolemia), yang memungkinkan ibu menoleransi hilangnya darah saat melahirkan tanpa efek akut.• Selama kelahiran dan post
partum, terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 mL
Sistem Gastrointestinal
• Ibu merasa sering haus dan lapar setelah melahirkan terkait besarnya tenaga yang dikerahkan saat proses persalinan dan lamanya waktu tanpa mengasup air dan makanan.
• Persoalan sembelit kerap terjadi setelah melahirkan akibat dari:
- Menurunnya gerak peristaltik disebabkan efek pelepasan progesteron
- Penarikan otot-otot perut, yang mempersulit feses turun
- Rasa nyeri dan bengkak pada perineum dan wasir
- Takut akan rasa sakit
Sistem Perkemihan
• uretra, kandung kemih, dan jaringan di sekeliling lubang urin mungkin menjadi membengkak dan luka.
• Kesadaran kebutuhan yang hilang untuk kencing mungkin menghasilkan penurunan sensitivitas terhadap tekananan cairan, dan wanita tersebut mungkin tidak merasa ada keinginan untuk mengosongkannya.
Sistem Muskuloskeletal Selama beberapa
hari setelah kelahiran, banyak
wanita mengalami
kelelahan atau sakit otot. efek
progesteron pada pola otot hilang, sehingga pola
otot mulai pulih sepanjang tubuh. Otot bagian perut,
termasuk otot rectus abdominis, mungkin terpisah.
Anjurkan ibu untuk senam
nifas.
SISTEM INTEGUMEN•Segera setelah kelahiran anak, kadar hormon mulai menurun dan kulit secara perlahan kembali ke posisi sebelum hamil. •Kadar hormon yang menstimulasi melanocyte (MSH), esterogen, dan progesteron, yang menyebabkan pigmentasi berlebihan selama kehamilan, berkurang dengan cepat setelah kelahiran anak. •Stirae gravidarum yang melebar pada daerah perut, paha dan payudara secara perlahan menghilang
Sistem Saraf• Perubahan neurologis selama periode paska
melahirkan dihasilkan dari pembalikan adaptasi ibu terhadap kehamilan dan luka dari proses kelahiran.
• Periode mati rasa dan perasaan geli kuku yang mengganggu 5% wanita hamil biasanya hilang setelah kelahiran, kecuali kalau menggendong bayi memperparah kondisi tersebut.
• Sakit kepala paska melahirkan membutuhkan pemeriksaan yang cermat karena bisa jadi diakibatkan berbagai kondisi, termasuk hipertensi kehamilan, tekanan, dan kebocoran cairan serebrospinal selama penempatan jarum bius epidural atau anastesi.
Sistem Endokrin
• Tingkat esterogen dan progesteron menurun setelah pengeluaran plasenta.
• Kepulihan kadar esterogen dan progesteron sebelum kehamilan lebih lamban bagi wanita yang memberi ASI.
• Laktasi diawali ketika prolaktin meningkat, dan seiring meningkatnya pemberian ASI prolaktin meningkat cepat.
• Penurunan ekstrem hormon dalam sistem kelenjar endokrin memungkinkan terjadi dua peristiwa signifikan: laktasi (sekresi susu) dimulai dengan bayi menghisap, dan kembalinya fungsi siklus menstruasi.
Sistem Hematologi• Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma
serta faktor-faktor pembekuan darah makin meningkat. • Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun, tetapi darah akan mengental sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah .
• Leukositosis yang meningkat dengan jumlah sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama proses persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari post partum.
• Jumlah HB, Hmt dan eritrosit sangat bervariasi pada saat awal-awal masa post partum s
• tingkat volume darah yang berubah-ubah. • Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan Hmt dan Hb pada hari ke 3 sampai hari ke 7 post partum, yang akan kembali normal dalam 4-5 minggu post partum
• jumlah sel darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah merah dan Hb akan berfluktuasi,
• namun 1 minggu pasca persalinan biasanya semuanya akan kembali pada keadaan semula.
• Curah jantung atau jumlah darah yang dipompa oleh jantung akan cukup tinggi pada masa nifas dan dalam 2 minggu akan kembali pada keadaan normal.
Perubahan Tanda Vital
• Suhu BadanDalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,5° - 38° C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke 3 suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
• NadiDenyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
• Tekanan DarahTekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat post partum dapat menandakan terjadinya pre eklamsi post partum.
• PernapasanKeadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran pernapasan.
ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
Reva Rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain:• Periode “Taking In”• Periode “Taking Hold”• Periode “Letting Go”
POST PARTUM BLUES• Post partum blues biasanya
dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari.
• Karakteristik post partum blues meliputi menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan, menarik diri, serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga. Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai pengalaman puncak, ibu baru mungkin merasa perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang tepat, jika bayangan melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian keluarganya tiba-tiba berfokus pada bayi yang baru saja dilahirkannya.
KESEDIHAN DAN DUKA CITA• Dalam bahasan kali ini, digunakan
istilah “berduka”, yang diartikan sebagai respon psikologis terhadap kehilangan.
• “Kehilangan” dapat memiliki makna, mulai dari pembatalan kegiatan (piknik, perjalanan atau pesta) sampai kematian orang yang dicintai.
• Seberapa berat kehilangan tergantung dari persepsi individu yang menderita kehilangan. Derajat kehilangan pada individu direfleksikan dalam respon terhadap kehilangan. Contohnya, kematian dapat menimbulkan respon berduka yang ringan sampai berat, bergantung pada hubungan dan keterlibatan individu dengan orang yang meninggal.
Dalam hal ini berduka dibagi dalam 3 tahap, antara lain:• Tahap Syok• Tahap Penderitaan (fase realitas)• Tahap Resolusi (fase menentukan hubungan yang bermakna)
TINDAKAN PERAWAT
LAKUKAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
DAFTAR PUSTAKA• Johnson Joyce 2014.Keperawatan Maternitas:Buku Wajib Bagi
Praktisi & Mahasiswa Keperawatan.Rapha Publishing:Yogyakarta• Medforth Janet et al 2011.Kebidanan Oxford:Dari Bidan Untuk
Bidan.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta • Roito Juraida, Noor Nurmalis, Mardiah 2011.Asuhan Kebidanan
Ibu Nifas:Penuntun Belajar Praktik Klinik.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta
• Sulistyawati Ari 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.C.V Andi Offset: Yogyakarta
• Varney Helen 2002.Buku Saku Bidan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta