admin.ebimta.com · web viewbahasa berperan penting dalam perkembangan aspek kognitif, afektif, dan...
TRANSCRIPT
PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) TERHADAP PENULISAN KARANGAN DESKRIPSI
OLEH SISWA SD 02 BESITO
Oleh
INDAH HERAWATI
201733096
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURI KUDUS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahBahasa berperan penting dalam perkembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa serta sebagai sarana penunjang ketercapaian
dalam mempelajari semua bidang stusi. Pemahaman penggunaan bahasa
dapat mempermudah siswa dalam menerima maupun menyampaikan
informasi khususnya dalam proses pembelajaran. Seharusnya
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD perlu diberikan mengkreasikan
model pembelajaran yang menarik sehingga siswa mudah menangkap dan
memahami keterampilan berbahasa secara optimal khususnya
keterampilan menulis karangan narasi dan karangan deskripsi, sehingga
kompetensi yang diharapkan tercapai
Pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan
empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis adalah
suatu keterampilan bebrbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung. Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus
terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata bahasa
untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin diungkapkan.
Menurut Tarigan (2008 : 21) “menulis adalah menurikan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipakai seseorang sehingga orang laian dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
itu”.
Menurut (Tarigan 2008 :4-19) Keterampilan menulis merupakan
keterampilan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam pembelajran bahasa Indonesia melalui
keterampilan menulis siswa dapat menuangkan ide, gagasan dan perasaan
beupa tulisan yang runtut menggunakan ejaan yang benar.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
paling kompleks dan sangat penting sebagai penunjang keberhasilan
proses belajar-mengajar, karena menulis merupakan keterampilan
menuangkan dan mengembangkan ide atau gagasan dari hasil proses
menyimak, berbicara, ataupun membaca. Namun pada kenyataannya
masih banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan menulis yang baik
pada jenjang kelas rendah hingga kelas tinggi.
Dari keterampilan menulis tersebut siswa secara tidak langsung
dapat menuangkan ide dan gagasan atau dapat dikatakan dengan
mengarang. Menurut Komariah (2008 :2) menyatakan bahwa mengarang
adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan ide
pikiran atau gagasan dan menyampaikan melalui tulisan kepada pembaca
untuk dipahami. Selain itu, mengarang juga diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk mengekspresikan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan
pengalaman hidup yang disampaikan melalui tulisan yang jelas, sehingga
dapat dinikmati dan dipahami orang lain.
Jenis – jenis karangan ada lima yaitu, karangan narasi, karangan
deskripsi, karangan argumentasi, karangan persuasi, dan karangan
eksposisi. Disini kita akan membahas karangan deskripsi.Karangan
deskripsi adalah karangan yang bersifat menyebutkan karakteristik-
karakteristik suatu objek secara keseluruhan, jelas dan sistematis.
Tompkins (dalam Zainurrahman, 2011 :45) menyebutkan bahwa deskripsi
adalah tulisan yang seolah-olah “melukiskan sebuah gambar dengan
menggunakan kata- kata”. Dengan kata lain deskripsi digunakan oleh
penulis untuk menggambarkan suatu keadaan atau situasi, objek secara
komprehensif, dengan mengandalkan kosa kata.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang sesuai dengan aturan,
kaidah, dan pola penulisan sesuai dengan EYD, Menurut Gantamitreka,
(2016 :9) “ejaan adalah kaidah-kaidah cara penggambaran bunyi- bunyi
(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca”, untuk itu siswa dituntut agar menguasai bahasa
Indonesia. Ejaan merupakan hal penting dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Penggunaan ejaan yang tepat sangat dibutuhkan ketika
melakukan penulisan karya ilmiah atau laporan tugas. Ketepatan
penggunaan ejaan tentu akan memberikan banyak manfaat seperti
ketepatan dalam menyampaikan makna. Selain itu, penggunaan ejaan yang
tepat merupakan dasar dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar menurut kaidah Ejaan
yang disempurnakan (EYD) merupakan slah satu faktor yang sangat
penting dalam hal tulis menulis. Pemilihan kata yang berhubungan erat
dengan kaidah sintaks, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah
mengarang. Kaidah-kaidah ini sering mendukung sehingga tulisan menjadi
lebih berstruktur dan bernilai, serta lebih mudah dipahami dan dimengerti
oleh orang lain atau pembaca. Namun pada kenyataannya, masih banyak
kesalahan pada penggunaan ejaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah
kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainnya)
dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (KBBI, 2008).
Pada dasarnya, ejaan hanya terkait dengan tata tulis yang meliputi
pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau istilah
serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam ejaan tidak terdapat kaidah
pemilihan kata atau penyusunan kalimat.
Ejaan yang digunakan dalam Bahasa Indonesia saat ini dikenal
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Menurut
Badudu (1985:31), ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf. Ejaan
yang disempurnakan ini berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan
ejaan sebelumnya, seperti ejaan Ch. A. Van Ophuijsen (1901), ejaan
Soewandi (1947), dan ejaan yang disempurnakan (1972).
Masalah ejaan merupakan sesuatu yang sangat sederhana, namun
dari kesederhanaan itulah ejaan sering dilupakan. (Putrayasa 2007 : 21)
berpendapat bahawa ketepatan penggunaan pedoman ejaan dapat dijadikan
patokan sejauh mana pemahaman seseorang mengenai penulisan bahasa
dengan baik dan benar. Pentingnya mempelajari EYD dimaksudkan agar
dapat meminimalisir kesalahan siswa terhadapap penulisan suatu karya.
Dalam perkembangannya hingga kini, pengaruh bahasa daerah
maupun bahasa modern dikalangan siswa sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam membuat karangan. Berdasarkan PLP 2 yang
dilakukan peneliti, terdapat siswa yang masih belum dapat menguasai
bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Dalam membuat sebuah
karangan deskripsi siswa masih banyak melakukan kesalahan, salah
satunya kesalahan dalam bidang ejaan yang seharusnya sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Masih terdapat berbagai kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menulis karangan, terutama karangan
deskripsi. Jenis kesalahan yang sering dilakukan adalah kesalahan
menggunakan ejaan, pilihan kata atau diksi dan struktur kalimat.
Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis disebabkan karena
pemahaman siswa yang masih kurang terhadap kemampuan menguasai
kaidah baku, EYD, dan pilihan kata atau diksi. Hal inilah yang
menyebabkan kesalahan berbahasa siswa dalam menulis. Kesalahan dalam
penulisan karya sastra harus diminimalisir agar tidak menjadi suatu
kebiasaan yang terulang.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji
permasalahan tersebut lebih lanjut dengan menggunakan penelitian
kualitatif yang berjudul “ Analisis Kesalahan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) Terhadap Penulisan Karangan Deskripsi Oleh Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan penelitian dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk kesalahan EYD dalam penulisan karangan
deskripsi?
2. Bagaimana bentuk kesalahan diksi dalam penulisan karangan
deskripsi?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan
tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan bentuk kesalahan EYD dalam penulisan karangan
deskripsi.
2. Mendeskripsikan bentuk kesalahan pemilihan kata atau diksi dalam
penulisan karangan deskripsi.
3. Mendeskripsikan upaya yang dapat dilakukan guru untuk
meminimalisir dan mengatasi permasalahan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian inidapat memberikan ilmu tentang
teori-teori yang berkaitan dengan penulisan yang benar dengan
memperhatikan ejan sesuai dengan EYD yang berlaku.
2. Manfaat Praktik
1. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dalam menulis karangan yang baik dan benar sesuai
dengan EYD.
2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagi bahan
evaluasi atau untuk dapat meningkatkan pemahaman serta
menyadari pentingnya penulisan sesuai dengan EYD
3. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumber pengetahuan tentang bagaimana pentingnya penulisan
sesuai kaidah EYD.
4. Bagi peneliti, sebagai tuntunan atau landasan untuk dijadikan
sebagai bahan kajian
BAB II
KAJUAN PUSTAKA
2.1Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ejaan2.1.1.1 Ejaan
Ejaan yang digunakan dalam bahasa Indonesia saat ini dikenal
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Menurut
Badudu (1985 : 31), ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf.
Ejaan yang disempurnakan ini berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, seperti ejaan Ch. A. Van Ophuijsen
(1901), ejaan Soewandi (1947), dan ejaan yang disempurnakan (1972).
Ejaan adalah suatu kaidah yang terkait dalam perlambang bunyi
bahasa, penulisan dalam bahasa, dan penggunaan tanda baca bahasa.
Menurut Gereda (2012 :109), ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan
antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam
suatu bahasa). Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ejaan merupakan kaidah bahasa demi
keteraturan dan keseragaman hidup, dalam bahasa tulis.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran,
pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda
baca (Alek & Achmad 2011 : 259). Ejaan dalam Bahasa Indonesia
memiliki berbagai kaidah. Sebelumnya telah terjadi beberapa tahap
perkembangan hingga sekarang telah terjadi penyempurnaan. EYD
atau ejaan yang disempurnakan terdiri atas empat bab yaitu (1)
pemakaian huruf, (2) penulisan kata, (3) pemakaian tanda baca, dan (4)
penulisan unsur serapan.
Dari beberapa peneliti di atas dapat disimpulkan bahawa ejaan
adalah kaidah- kaidah cara menggambarkan bunyi – bunyi (kata,
kalimat dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Terdapat empat bab dalam ejaan yaitu (1)
pemakaian huruf, (2) penulisan kata, (3) pemakaian tanda baca, dan (4)
penulisan unsur serapan. Tapi disi peneliti hanya meneliti tiga bab saja
yaitu (1) pemakaian kata, (2) penulisan kata dan (3) pemakaian tanda
baca.
2.2Pemakaian Huruf
2.2.1 Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.
Huruf Nama PengucapanKapital NonkapitalA A a AB B be BéC C ce CéD D de DéE E e ÉF F ef ÉfG G ge GéH H ha HaI I i IJ J je JéK K ka KaL L el élM M em émN N en ÉnO O o oP P pe péQ Q ki KiR R er érS S es ésT T te téU U u uV V ve véW W we wé
X X eks éksY Y ye yéZ Z zet zét
2.2.2 Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e,i, o dan u.
Huruf Vokal Contoh Pemakaian dalam KataPosisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
A Api padi Lusae* Enak petak Sore
Ember pendek -Emas kena Tipe
I Itu simpan MurniO Oleh kota RadioU Ulang bumi Ibu
Keterangan :*Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, diakritik berikut ini dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.1. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya :Anak-anak bermain di teras (téras).Kedelai merupaakan bahan pokok kecap (kécap).
1. Diakkritik (é) dilafalkan [Ɛ]Misalnya :
Kami menonton film seri (séri)Pertahanan milliter [militér] Indonesia cukup kuat.
2. Diakritik (é) dilafalkan [Ə]Misalnya :
Pertandingan itu berakhir seri (séri).Upacara itu dihadiri pejabat teras (téras) Bank Indonesia.Kecap ( kécap) dulu makanan itu.
2.2.3 Huruf KonsonanHuruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf yaitu b, c,d, e, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v,w,x,y,dan z.
Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam KataPosisiAwal
PosisiTengah
PosisiAkhir
b bahasa sebut adabc cakap kaca -d Dua ada abadf fakir kafan maafg guna tiga Gudegh hari saham Tuahj jalan manja mikrajk kami paksa Politikl lekas alas Kesalm maka kami diamn nama anak daunp pasang apa siapq* quran iqra -r Raih bara putars sampai asli lemast tali mata rapatv variasi lava molotovw wanita hawa takrawx* xenon - -y yakin payung -z zeni Lazim Juz
Keterangan :*Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s]
2.2.4 Huruf Diftong Dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai,au,ei, dan oi.
HurufDiftong
Contoh Pemakaian dalam KataPosisiAwal
PosisiTengah
PosisiAkhir
ai aileron balairung pandaiau autodidak taufik Harimauei eigendom geiser surveioi - boikot amboi
2.2.5 Gabungan Huruf KonsonanGabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan Huruf Kosonan
Contoh Pemakaian dalam KataPosisiAwal
PosisiTengah
PosisiAkhir
kh khusus akhir tarikhng ngilu bangun senangny nyatas banyak -sy syarat musyawarah arasy
2.2.6 Huruf Kapital 1. Huruf kapital dipaki sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Misalnya :Apa maksdunya?Dia membaca buku.Kita harus bekerja keras.Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.Misalnya :
Amir HamzahDewi Sartika
Wage Rudolf SupratmanHalim Perdanakusumah
Jendral KancilDewa Pedang
Alessando VOltaAndré- Marie AmpéreMujairRudolf Diesel
Catatan :(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran :Misalnya :
ikan mujairmesin diesel5 ampere10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’,seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.Misalnya :
Abdul Rahman bin ZainiSiti Fatimah binti SalimIndani boru SitanggangCharles Adriaam van OphuijsenAyam Jantan dari TimurMutiara dari Selatan
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalan petikan langsung.Misalnya :
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”“ Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.“ Besok pagi,” kata dia, “merekan akan berangkat.”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.Misalnya :
Islam Alquran AllahKristen Alkitab TuhanHindu Weda
Allah akan menunjukan jalan kepada hamba-Nya. Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
\5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.Misalnya :
Sultan HasanuddinMahapura YaminHaji Agus Salim
Imam HambaliNabi IbrahimRaden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad HattaAgung Permana, Sarjana HukumIrwansyah, Magister Humaniora
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipaki sebagi sapaan.Misalnya :
Selamat datang, Yang Mulia.Semoga berbahagia, Sultan.Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.Silahkan duduk, Prof.Mohon izin, Jendral.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipaki sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.Misalnya :
Wakil Presiden Adam MalikPerdana Menteri NehruProfesor SupomoLaksamana Muda Udara Husein SastranegaraProklamator Republik Indonesia ( Soekarno-Hatta)Sekretaris Jendral Kementerian Pendidikan dan KebudayaanGubenur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.Misalnya :
bangsa Indonesiasuku Danibahasa Bali
Catatan :
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital .Misalnya :
pengindonesiaan kata asingkeinggris-inggrisankejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.Misalnya :
tahun Hijriah tarikh Masehibulan Agustus bulan Maulidhari Jumat hari Galunganhari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.Misalnya :
Konferensi Asia AfrikaPerang Dunia IIProklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan :Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.Misalnya :Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.Misalnya :
Jakarta Asia TenggaraPulau Barisan Amerika SerikatDataran Tinggi Dieng Jawa BaratJalan Sulawesi Gunung SemeruNgarai Sianok Jazirah ArabSelat Lombok Lembah BaliemSungai Musi Pegunungan HimalayaTeluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan CicadasGang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan :(1). Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital.Misalnya :
berlayar ke teluk mandi di sungaimenyebrangi selat berenang di danau
(2). Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.Misalnya :
jeruk bali (Citrus maxima)kacang bogor (Voandzeia subterranea)nangka belanda (Anona muricata)petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.Misalnya :
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gule tebu, gula aren, dan guka anggur.Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.Dia mengkoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.Selain filim Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata ( termasuk semua undur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari dan, yang dan untuk.Misalnya :
Republik IndonesiaMajelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat IndonesiaPeraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan /atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya Periserikatan Bangsa- BangsaKitab Uundang-Uundang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata ( termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.Dia adalah agen surat kabar Sinar PembangunanIa menyajikan makalah “ Penerapan Asas- Asas Hukum Perdana”.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.Misalnya :
S.H. sarjana hukumS.K.M sarjana kesehatan masyarakatS.S. sarjana sastraM.A. master of artsM.Hum. magister humanioraM.Si. magister sainsK.H. kiai hajiHj. hajahMgr. monseigneurPdt. pendetaDg. daengDt. datukR.A. raden ayuSt. sutanTb. tu bagusDr. doktorProf. profesorTh. tuanNy. nyonya
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adaik dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.Misalnya :
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.Dendi bertanya, “ Itu apa Bu?”“Silahkan duduk, Dik!” kata orang itu.Surat Saudara telah kami terima dengan baik.“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa”“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.
Catatan :(1). Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan
atau pengacuan.Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2). Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.Misalnya :
Sudahkan Anda tahu?Siapa nama Anda?
2.2.7 Huruf Miring1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.Misalnya :
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moies.Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.Berita ini muncul dalam surat kabar Cakrawala.Pusat Bahasa .2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Edit Keempat ( Cetakan Kedua).Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.Misalnya :
Huruf terakhir kata abad adalaha d.Dia tidak diantar, tetapi mengantar.Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.Buatlah kalimat menggunakan ungkapan lepas tangan.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.Misalnya :
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan :(1). Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2). Dalam nasakah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
(3). Kalimata atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
2.2.8 Huruf Tebal1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.Misalnya :
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.Misalnya :
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa daerah, dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diiuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1 Latar BelakangMasyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.
1.1.2 MasalahPenelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikao masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil
1.2 TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa- bahasa yang ada di Indonesia
2.3Penulisan Kata2.3.1 Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuanMisalnya :
Kantor pajak penuh sesak.Saya pergi ke sekolah.Buku itu sangat tebal.
2.3.2 Kata Berimbuhan Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan, awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya Misalnya :
berjalanberkelanjutanmempermudahgemetarlukisankemauanperbaikan
Catatan : Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti –isme – man, - wan, atau –wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.Misalnya :
suku isme kamerawanseniman gerejawi
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.Misalnya :
adiusana biokimiaaerodinamika dekameterantarkota demoralisasiantibiotik dwiwarnaawahama ekabahasabikarbonat ekstrakulikulerinfrastruktur proaktifinkonvensional purnawirawankontraindikasi saptakridakosponsor semiprofesionalmancanegara subbagianmultilateral swadayanarapidana telewicaranonkolaborasi transmigrasiparipurna tunakarya
pascasarjana tritunggalpramusaji tansuaraprasejarah ultramodern
Catatan :
Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya :
non-Indonesia
pan- Afrikanisme
non- ASEAN
anti-PKI
Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat. Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya :
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
2.3.3 Bentuk UlangBentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya.Misalnya :
anak-anak biri-biribuku-buku cumi-cumihati- hati kupu-kupukuda- kuda kura-kuralauk-pauk berjalan-jalanmondar-mandir mancari-cariramah-tamah terus-menerussayur-mayur porak-porandaserba-serbi tunggang-langgang
Catatan :Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.Misalnya :
surat kabar : surat-surat kabarkapal barang : kapal-kapal barangrak buku : rak-rak bukukereta api cepat : kereta-kereta api cepat
2.3.4 Gabungan KataUnsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.Misalnya :
duta besar model linearkambing hitam persegi panjangorang tua rumah sakit jiwasimpang empat meja tulismata acara cendera mata
Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan dengan membubuhkan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya.Misalnya :
Anak-istri pejabat anak istri-pejabatIbu-bapak kami ibu bapak-kamiBuku-sejarah baru buku sejarah-baru
Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.Misalnya :
Bertepuk tanganMenganak sungaigaris bawahisebar luaskan
Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.Misalnya :
dilipatgandakanmenggarisbawahimenyebarluaskanpenghancurleburanpertanggungjawaban
Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.Misalnya :
acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamargaapalagi kasatmata saputangan
bagaimana kilometer saripatibarangkali manasuka sediakalabeasiswa matahari segitigabelasungkawa olahraga sukacitabilamana padahal sukarelabumiputra peribahasa syahbandardarmabakti perilaku wiraswastadukacita puspawarna
2.3.5 Pemenggalan KataPemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.a. Jika di tengah kata terdapat vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.Misalnya :
bu-ah ni-atma-in sa-at
b. Huruf diftong ai, au, ei dan oi tidak dipenggal.Misalnya :
pan-dai sur-veiau-la am-boisau-da-ra
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah huruf vikal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.Misalnya :
ba-pak ke-nyangla-wan mu-ta-khirde-ngan mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dsar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.Misalnya :
Ap-ril sang-gupcap-lok som-bongmakh-luk swas-taman-di
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga buah huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya :ul-tra ben-trok
in-fra in-stru-men
Catatan :Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.Misalnya :
bang-krut kong-resbang-sa makh-lukba-nyak masy-hurikh-las sang-gup
Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.Misalnya :
ber-jalan mem-pertanggungjawabkanmem-bantu memper-tanggungjawabkandi-ambil mempertanggung-jawabkanter-bawa mempertanggungjawab-kanper-buat me-rasakanmakan-an merasa-kanletak-kan per-buatanpergi-lah perbuat-anapa-kah ke-kuatan
kekuat-an
Catatan :(1.) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya
mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.Misalnya :
me-nu-tupme-ma-kaime-nya-pume-nge-catpe-no-longpe-mi-kirpe-nga-rangpe-nge-tikpe-nye-but
(2.)Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.Misalnya :
ge-lem-bung si-nam-bungge-mu-ruh te-lun-jukge-ri-gi
(3.)Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya :Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan....Walaupun Cuma-Cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.
Jika sebuah kata terdiri atas lebih dari satu unsur atau lebih dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain,pemenggalan-nya dilakukan di antara unsur-unsur itu.tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.Misalnya :
biografi bio-grafi bi-o-gra-fibiodata bio-data bi-o-da-tafotografi foto-grafi fo-to-gra-fifotokopi foto-kopi fo-to-ko-piintrospeksi intro-speksi in-tro-spek-siintrojeksi intro-jeksi in-tro-jek-sikilogram kilo-gram ki-lo-gramkilometer kilo-meter ki-lo-me-terpascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen
Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.Misalnya :
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman.Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.Misalnya :
Ia bekerja di DLLAJRPujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Catatan :Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja DLL-AJR.Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita
2.3.6 Kata Depan
Kata depan di,ke dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :Di mana dia sekarang ?Kain itu disimpan di dalam lemari.Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.Mari kita berangkat ke kantorSaya pergi ke sana kemari mencarinya.Ia berasal dari Pulau Penyengat.Cincin itu terbuat dari emas
2.3.7 Partikel1. Partikel –lah,-kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik!Apakah yang tersirat dalam surat itu?Siapakah gerangan dia?Apatah gunanya bersedih hati?
2. Pertikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinnya.Misalnya :
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.Jika kita hendak pulang tengah malam pun,kendaraan masih tersedia.Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.
Catatan :Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai
Misalnya :Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.Dia tetap bersemangat walaupun lelah.Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misalnya :
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.Harga kain itu Rp 50.000,00 per meter.Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
2.4 Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.Misalnya :A.H. Nasution Abdul Haris NasutionH. Hamid Haji HamidSuman Hs. Suman HasibunW.R. Supratman Wage Rudolf SupratmanM.B.A. master of business administrationM.Hum. magister humanioraM.Si. magister sainsS.E. sarjana ekonomiS.Sos. sarjana sosialS.Kom. sarjana komunikasiS.K.M. sarjana kesehatan masyarakatSdr. SaudaraKol. Darmawaati Kolonel Darmawati
2. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.Misalnya :NKRI Negara Kesatuan Republik IndonesiaUI Universitas IndonesiaPBB Perserikatan Bangsa-BangsaWHO World Health OrganizationPGRI Persatuan Guru Republik IndonesiaKUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.Misalnya :
PT perseroan terbatasMAN madrasah aliah negeriSD sekolah dasarKTP kartu tanda pendudukSIM surat izin mengemudiNIP nomor induk pegawai
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.Misalnya :
hlm. halamandll. dan lain lain
dsb. dan sebagainyadst. dan seterusnyasda. sama dengan di atasybs. yang bersangkutanyth. yang terhormatttd. tertandadkk. dan kawan-kawan
Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat- menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.Misalnya :
a.n. atas namad.a. dengan alamatu.b. untuk beliauu.p. untuk perhatians.d. sampai dengan
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.Misalnya :
Cu kuprumcm sentimeterKva kilovolt-amperel literkg kilogramRp rupiah
Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.Misalnya :
BIG Badan Informasi GeospasialBIN Badan Intelijen NegaraLIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaLAN Lembaga Administrasi NegaraPASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.Misalnya :
Bulog Badan Urusan LogistikBappenas Badan Perencanaan Pembangunan NasionalKowani Kongres Wanita IndonesiaKalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam- Indonesia- Malaysia
Suramadu Surabaya- Madura
Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.Misalnya :
ipek ilmu pengetahuan dan teknologipemilu pemilihan umumpuskemas pusat kesehatan masyarakatrapim rapat pimpinanrudal peluru kendalitilang bukti pelanggaran
2.4.1 Angka dan Bilangan Angka arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilang atau nomor.Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C
(100), D (500), M (1.000),
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.Misalnya :
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.Koleksi perpustakaan itu mencapai satu juta buku.Di antara 72 anggota yang hadir, 52orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.Misalnya :Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan :50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
b. Apabila bilangan pada awal kalimata tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.Misalnya :
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan :Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.Misalnya :
Dia mendapatkan batuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 10 triliun rupiah.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.Misalnya :
0,5 sentimeter 10 liter5 kilogram 2 tahun 6 bulan 5 hari4 hektare 1 jam 20 menitRp5.000,00 £5,10US$3,50
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar Misalnya :
Jalan Tanah Abang I No. 15 atauJalan Tanah Abang I/15Jalan Wijaya No.14Hotel Mahameru, Kamar 169Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.Misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 252Surah Yasin: 9Markus 16:15-16
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.a. Bilangan Utuh
Misalnya :dua belas (12)tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)
b. Bilangan Pecahan Misalnya :
setengah atau seperdua (12 )
seperenam belas (116 )
tiga perempat (34 )
dua persepuluh ( 2
10 )
tiga dua-pertiga ( 3 23 )
satu persen (1%)
satu permil (1%0 )
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.Misalnya :
abad XXabad ke-20abad kedua puluhPerang Dunia IIPerang Dunia Ke-2Perang Dunia Kedua
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan cara berikut.Misalnya :
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)uang 5.000-an (uang lima-ribuan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.Misalnya :
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp. 2.950.000,00 (dua juta sembilan . ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut.Misalnya :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.Misalnya :
Kepaladua SimpanglimaKotonanampek TigaraksaRajaampat
2.4.2 Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nyaKata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Misalnya :
Rumah itu lelah kujual.Majalah ini boleh kaubaca.Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan diperpustakaan.Rumahnya sedang diperbaiki.
2.4.3 Kata Sandang si dan sangKata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misalnya :
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.
Catatan :Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang
merupakan unsur nama Tuhan.Misalnya :
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.
2.5 Pemakaian Tanda Baca
2.5.1 Tanda Titik (.)1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya :Meraka duduk di sana.Dia akan datang pada pertemuan itu.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.Misalnya :a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia1. Kedudukan2. Fungsi
B. Bahasa Daerah1. Kedudukan2. Fungsi
C. Bahasa Asing1. Kedudukan2. Fungsi
b. 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 2. Patokan Khusus 2.1 ... 2.2 ...
Catatan :(1) Tanda titik titik dipakai pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.Misalnya :Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai1) Bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) Lambang kebanggaan nasional,b) Identitas nasional, danc) Alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara....
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b)
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.Misalnya :Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di IndonesiaTabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di IndonesiaBagan 2 Struktur OrganisasiBagan 2.1 Bagian UmumGrafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa IndonesiaGrafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan UsiaGambar 1 Gedung CakrawalaGambar 1.1 Ruang Rapat
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.Misalnya :
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik )01.35.20 jam (1jam, 35 menit, 20 detik)00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)00.00.30 jam (30 detik)
4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.Misalnya :
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nsional.2008.Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia.Jakarta.Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
5. Tanda tiitk dipakai untuk memisahkan bilangan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.Misalnya :
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orangAnggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan :
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.Misalnya :
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.Kata sila terdapat dalam Kamus Besa BahasaIndonesia Pusat Bahasa halaman 1305.Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.Misalnya :
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan KebudayaanBentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD 1945)Gambar 3 Alat Ucap ManusiaTabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.Misalnya :
Yth. Direktur Taman Ismail MarzukiJalan Cikini Raya No. 73MentengJakarta 10330Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaJalan Daksinapati Barat IVRawamangunJakarta TimurIndrawati, M.Hum.Jalan Cempaka II No.9Jakarta Timur
21 April 2013
Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
2.5.2 Tanda Koma (,)1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.Misalnya :
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.Satu, dua,... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).Misalnya :
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.Misalnya :
Kalau diundang, saya akan datang.Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan :Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.Misalnya :
Saya akan datang kalau diundangDia mempunyai banyak teman karena baik hati.Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.Misalnya :
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar.Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan / atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.Misalnya :
O, begitu?Wah, bukan main!Hati-hati, ya, jalannya licin!Nak, kapan selesai kuliahmu?Siapa namamu Dik?Dia baik sekali, Bu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.Misalnya :
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”“Kita harus berbagi dalam hidup ini,”kata nenek saya,“karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan :Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya :“Di mana Saudara tinggal?”tanya Pak Lurah.“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah ataub negeri yang ditulis berurutran.Misalnya :
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, JakartaSurabaya, 10 Mei 1960Tokyo, Jepang
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.Misalnya :
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik internasional.Jakarta : Restu Agung
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1.Jakarta : Pusat Bahasa
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahri di Wilayah Indonesia Timur. Ambon : Mutiara Beta.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.Misalnya :
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta : Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia ( Bandung : Alumni, 1977), hlm.12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang- mengarang (Jogjakarta : UP Indonesia, 1967), hlm.4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau negara.Misalnya :
B.Ratulangi, S.E.Ny. Khadijah, M.A.Bambang Irawan, M.Hum.Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan :Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. ( Siti Khadijah Mas Agung).
11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.Misalnya :
12,527,3 kgRp 500,50Rp 750,00
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.Misalnya :
Di derah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian. Misalnya :
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa derah.Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan :Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.Atas perhatian Saudara kami ucapakan terima kasih.
2.5.3 Tanda Titik Koma (;)1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.Misalnya :
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.Misalnya :
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah (1) berkewarganegaraaan Indonesia(2) berijazah sarjana S-1;(3) berbadan sehat; dan (4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.Misalnya :
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputia. pemilihan ketua, sekertaris, dan bendahara;b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan
program kerja; danc. pendapat anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
2.5.4 Tanda Titik Dua (:)1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian atau penjelasan.Misalnya :
Mereka memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.Misalnya :
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputia. persiapan,b. pengumpulan datac. pengolahan data dan d. pelaporan
3. tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.Misalnya :
a. Ketua : Ahmad WijayaSekertaris : Siti AryaniBendahara : Aulia Arambi
b. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat EffendiPemandu : Abdul Gani, M.Hum.Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.Misalnya :
Ibu :”Bawa koper ini, Nak!”Amir :”Baik, Bu.”Ibu :”Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalan kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.Misalnya :
Horison, XLIII, No. 8 / 2008: 8Surah Albaqarah: 2-5Matius 2: 1-3Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.
2.5.5 Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.Misalnya :
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-ra baru....nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-put laut.Kini ada cara yang baru untuk meng-ukur panas.Parut jenis ini memudahkan kita me-ngukur kepala.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambungkan unsur kata ulang.Misalnya :
anak- anakberulang-ulangkemerah- merahanmengorek-ngorek
3. Tanda penghubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.Misalnya :
11-11-2013p-a-n-i-t-i-a
4. Tanda hubung dapat dipaki untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapanMisalnya :
ber- evolusimeng- ukurdua-puluh-lima ribuan (25 × 1.000)23/25 (dua-puluh-tiga-perdua-puluh-lima)
Bandingkan denganbe-revolusime-ngukurdua-puluh lima-ribuan (20 ×5.000)20 3/25 (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)mesin hitung tangan
5. Tanda hubung dipaki untuk merangkaia. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital ( se- Indonesia, se-Jawa Barat);b. ke- dengan angka (peringkat ke -2);c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari- H, sinar- X, ber-KTP, di- SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan- Nya, atas rahmat- Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan g. kata ganti –ku,-mu, dan –nya dengan singkatan yang
berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).
Catatan :Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.Misalnya :
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)LP31 ( Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.Misalnya :
di- sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)di-back upme-recallpen-tackle-an
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikatyang menjadi objek bahasan.Misalnya :
Kata pasca- berasal dari bahasa SanskertaAkhiran –isasi pada kat betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.
2.5.6 Tanda Pisah (‒)1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di laur bangun kalimat.Misalnya :
Kemerdekaan bangsa itu ‒ saya yakin akan tercapai ‒ diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.Keberhasilan itu ‒ kita sependapat ‒ dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.Misalnya :
Soekarno - Hatta‒ Proklamator Kemerdekaan RI ‒ diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.Rangkaian temuan ini‒evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom‒telah mengubah konsepsi kita tentang alam semestaGerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia‒amanat Sumpah Pemuda‒harus terus digelorakan.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang bearti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.Misalnya :
Tahun 2010-2013Tanggal 5‒10 April 2013Jakarta‒Bandung
2.5.7 Tanda Tanya (?)1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.Misalnya :
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
2.5.8 Tanda Seru (!)Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.Misalnya :
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!Bayarlah pajak tepat pada waktunya!Masa! Dia bersikap seperti itu?Merdeka!
2.5.9 Tanda Elipsis (•••)1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.Misalnya :
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.Dalam Undang- Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah....
...,lain lubuk lain ikannya.
Catatan :(1) Anda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah)
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.Misalnya :
“Menurut saya... seperti ... bagaimana, Bu?”“Jadi, simpulannya...oh, sudah saatnya istirahat.”
Catatan :(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).
2.5.10 Tanda Petik (“...”)1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.Misalnya :
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya.“besok akan dibahas dalam rapat.”Menurut pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.Misalnya :Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novelSaya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif”menarik perhatian peserta seminar.Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.Misalnya :
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!
2.5.11 Tanda Petik Tunggal (‘...’)1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang
terdapat dalam petikan lain.Misalnya :
Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”“Kudengar teriak anakku,’Ibu, Bapak pulang!’, dan rasaletihku lenyap seketika,”ujar Pak Hamdan.“kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,”kata Ketua KONI.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.Misalnya :
tergugat ‘yang digugat’retina ‘dinding mata sebelah dalam’noken ‘tas khas Papua’tadulako ‘panglima’marsiadap ari ‘saling bantu’tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’policy ‘kebijakan’wisdom ‘kebijaksanaan’money politics ‘politik uang’
2.5.12 Tanda Kurung ( (...) )1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.Misalnya :
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk). Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.Misalnya :
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahu 1962.Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.Misalnya :
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.Misalnya :
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.Dia harus melengakapi berkas lamaranya dengan melampirkan (1) akta kelahiran,(2) ijazah terakhir, dan(3) surat keterangan kesehatan.
2.5.13 Tanda Kurung Siku ( [...] ) 1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.Misalnya :
Sang Sapurba men[d] engar bunyi gemerisik.Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa IndonesiaUlang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalan kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.Misalnya :
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan da dalam Bab II [lihat halaman 35-38] perlu dibentangkan di sini.
2.5.14 Tanda Garis Miring ( / )1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalan dua tahun takwim.Misalnya :
Nomor : 7/PK/II/2013Jalan Kramat III/ 10
tahun ajaran 2012/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagi pengganti kata dan, atau, serta setiap.Misalnya :mahasiswa/ mahasiswi‘mahasiswa dan mahasiswi’dikirimkan lewat darat/laut‘dikirimkan lewat darat atau lewat laut’buku dan / atau majalah‘buku dan majalah atau buku atau majalah’harganya Rp 1.500,00/ lembar‘harganya Rp 1.500,00 setiap lembar’
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.Misalnya :
Buku pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.Asrama/n/ dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.Dia sedang menyelesaikan /h/ utangnya di bank.
2.5.15 Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.Misalnya :
Dia ‘kan kusurati. (‘kan =akan)Mereka sudah datang, ‘kan?(‘kan = bukan)Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)5-2 –’13 (’13 = 2013)
2.6 Fungsi Ejaan
Azwardi (2008:15) menyatakan fungsi ejaan adalah sebagai landasan
pembakuan tata bahasa, pembakuan kosakata dan peristilahan, dan juga sebagai
alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam
memahami dan mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Adapun fungsi ejaan secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
2. Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Sebagai alat penyaringan dari masuknya unsur-unsur bahasa lain baik
secara kosa kata maupun istilah ke dalam Bahasa Indonesia
Dari pendapat peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi ejaan
adalah untuk menunjang pembakuan tata bahasa Indonesia baik kaitannya
dengan kosa kata maupun peristilahan.
2.7 Diksi atau Pemilihan Kata
Diksi atau pemilihan kata merupakan aspek penting dalam kejelasan
kalimat, karena kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik lisan maupun tulisan. Jika
pemilihan kata tidak tepat, selain dapat menyebabkan komunikasi terputus,
juga dapat menggangu kejelasan informasi yang disampaikan
Arifin dan Tasai (1995:141), Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya
memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Ketepatan memilih kata
dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, sehingga pendengar atau pembaca
dengan mudah menangkap dan mengerti pesan atau ide yang hendak akan
disampaikan.
Kata yang dipilih oleh seorang penulis atau pembicara harus dapat
menyampaikan gagasan seperti apa yang hendak dituturkannya. Diksi yang
dipilih jangan sampai membuat suatu kalimat menjadi janggal atau membuat
kesalahpahaman sehingga pembaca atau pendengar menangkap pengertian
yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis atau pembicara. Bila
pilihan kata yang digunakan mampu menyampaikan gagasan seperti apa yang
hendak disampaikan pembicara atau penulis, maka diksi tersebut merupakan
diksi yang baik.
Menurut Keraf (2007 : 87), diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan yang sesuai dengan situasi
dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Memiliki
kemampuan dalam memilih kata-kata yang tepat pada petuturan akan
membantu dalam menyampaikan gagasan dengan baik.
Kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan apa yang ingin
disampaikan. pembaca menangkap kata itu sesuai dengan maksud penulis.
Kesesuaian mencakup kecocokan antara yang dipakai dengan situasi dan
keadaan pembaca. Pilihan kata yang secara efektif, tepat, serta sesuai dengan
pokok masalah, situasi, dan kejadian merupakan syarat diksi yang baik.
Dengan demikian, segala ide dan perasaan yang dituangkan ke dalam sebuah
karangan akan dapat dipahami oleh pembaca.
Agar mamou menyampaikan berbagai gagasan secara memadai, harus
dapat menguasai kosakata seluas-luasnya. Lebih dari itu, di dalam konteks
keterampilan menulis, perlu pula memiliki kepekaan terhadap diksi atau
pemilihan kata secara tepat dan sesuai.
Menurut Widjono Hs, (2007 : 98) diksi adalah ketepatan pilihan kata.
Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan
penggunaan bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami,
menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diksi.......
2.8 Upaya Guru mengatasi kesalahan ejaan dan diksi atau pemilihan kata
1. Memberikan pengetahuan tentang kaidah EYD yang baik dan benar
kepada siswa di setiap proses pembelajaran khususnya di saat sebelum
mengarang karangan. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
pendekatan proses dalam pembelajaran menulis.
2. Guru hendaknya dapat menyesuaikan waktu pembelajaran dengan tepat
sebagai upaya memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk membuat
karangan yang baik dan benar sehingga kesulitan belajar dan kesalahan
ejaan dan penggunaan diksi dapat diatasi.
3. Penerapan teknik koreksi yang tepat sangat perlu diterapkan guru
sebagai sarana melatih keaktifan siswa. Selain itu, adanya umpan balik
dari guru juga sangat perlu sehingga siswa dan guru bersama-sama dapat
mengoreksi dan membenarkan kesalahan EYD dan penggunaan diksi.
4. Guru sebagai pilar teladan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
bagi siswanya hendaknya senantiasa memperluas kosa kata dan selalu
memberi contoh terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, siswa akan
termotivasi untuk menulis karangan yang baik pula.
4.9 Hakikat Menulis
4.9.1 Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
ekspresif dan produktif. Dikatakan sebagai ekspresif karena,menulis
merupakan hasil pikiran dan perasaan yang dapat dituangkan melalui
aktivitas menggerakkan motorik halus melalui goresan-goresan tangan.
Selanjutnya, dikatakan produktif karena merupakan proses dalam
menghasilkan satuan bahasa berupa karya nyata, hingga lahir dalam
bentuk tulisan. Dengan demikian, secara umum tulisan disebut sebagai
kaarya dari hasil gagasan seseorang yang dapat dipahami oleh orang lain.
Ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang pengertian menulis
sebagai berikut.
Menurut Lado (dalam Korib Farhan 2005:16) menulis adalah
meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan
pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat
membaca simbol-simbol grafis itu, sebagai penyajian satuan-satuan
ekspresi bahasa.
Menurut Akhadiah (dalam Korib Farhan 2005 :16) menulis adalah
suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan.
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008:13), menulis
merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya.
Senada dengan pengertian dari Nurgiyantoro Burhan dan Tarigan H. G.,
Suhendar dan Pien Supinah (2004) memberikan pengertian bahwa menulis
merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran atau angan-angan atau
perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang atau tanda atau tulisan,
melalui menulis kita dapat menuangkan apa yang kita rasakan, dan apa
yang kita inginkan. Selain itu menulis juga dapat dijadikan sebagai sarana
untuk menyimpan kenangan mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan.
Dari beberapa pendapat peneliti diatas dapat disimpulkan menulis
adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan atau ide yang miliki atau yang
dirasakan, dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya.
Isi atau gagasan yang melalui tulisanan itu akan dimengerti orang lain atau
pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang sederhana dan mudah untuk
dimengerti
4.9.2 Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa yang harus dikuasi siswa. Menurut pendapat Saleh Abbas
(2006 :125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan
gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa
tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan
bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008 : 3) keterampilan menulis adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara
tatap muka dengan pihak lain.
Menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 2006 :77) keterampilan menulis
karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam
bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga
dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Menurut Yeti
Mulyati, dkk. (2010:1.13) menulis dikatakan rumit karena menulis bukan
sekedar menyalin kata-kata dan kalimat- kalimat, tetapi juga
mengembangkan dan menungangkan pikiran-pikiran dalam struktur
tulisan yang teratur.
Dalam menulis siswa dituntut mampu menerapkan sejumlah
keterampilan sekaligus. Sebelum menulis perlu membuat perencanaan
misalnya, menyelesaikan topik, menata, dan mengorganisasikan gagasan.
Pada saat menuangkan ide, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
misalnya aspek kebahasaan seperti bentukan kata, diksi dan kalimat perlu
disusun secara tepat dan fungsional. Sejumlah keterampilan tersebut
menjadi bukti betapa kompleksnya keterampilan menulis.
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulanya bahwa keterampilan
menulis adalah kegiatan mengekspresikan sebuah gagasan atau pemikiran
dengan ketepatan penggunaan bahasa, kosa kata dan penggunaan ejaan.
Sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
4.9.3 Manfaat dan Tujuan Menulis
Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli. Berikut ini
jabaran para ahli tentang manfaat menulis, yakni sebagai sarana ;
a. Untuk menghilangkan stress. Dengan menulis dapat mencurahkan
perasaan sehingga tekanan batin yang dirasakan berkurang sedikit
demi sedikit sejalan dengan tulisan. Tulisan yang dibuat bisa tentang
apa sedang dirasakan ataupun menuliskan hal lain yang bisa
mengalihkan rasa tertekan tersebut (stress). Dengan demikian,
kesehatan fisik dan mental akan lebih terjaga.
b. Alat untuk menyimpan memori. Karena kapasitas ingatan sangat
terbatas, maka dengan menuliskannya, dapat menyimpan memori lebih
lama. Sehingga ketika membutuhkannya, akan mudah menemukannya
kembali. Misalnya menuliskan peristiwa-peristiwa berkesan di diari,
menuliskan setiap pendapatan dan pengeluaran keuangan, menulis
ilmu pengetahuan atau pelajaran, menulisakn ide atau gagasan,
menuliskan rencana-rencana, target-target dan komitmen-komitmen.
c. Membantu memecahkan masalah. Ketika ingin memecahkan suatu
permasalahan, maka bisa membuat daftar dengan menuliskan hal-hal
apa saja yang bisa membantu untuk memecahkan masalah tersebut.
Cara seperti itu akan lebih memudahkan dalam melihat duduk
permasalahan dengan tepat yang pada akhirnya bisa memberi
pemecahan yang tepat pula dalam jangka waktu yang relatif lebih
cepat.
d. Melatih berfikir tertib dan teratur. Ketika membuat tulisan khususnya
tulisan ilmiah atau dipublikasikan, maka dituntut untuk membuat
tulisan yang sistematis sehingga pembaca bis mengerti apa yang
sebenarnya ingin disampaikan.
Setiap penulis memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau
gagasan dan perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk diri sendiri dan
orang lain. Contoh tujuan menulis unruk diri sendiri antara lain agar tidak
lupa, agar rapi, untuk menyusun rencana, dan untuk menata gagasan atau
pikiran. Bentuk tulisan tersebut dapat dituangkan dalam buku harian,
catatan perkuliahan, cacatan rapat, catatan khusus, dan sebagainya. Contoh
tujuan menulis untuk orang lain antara lain untuk menyampaiakan pesan,
berita, informasi kepada pembaca, untuk memengaruhi pandangan
pembaca, sebagai dokumen autentik dan sebagainya.
4.10 Indikator menunjukan rendahnya keterampilan menulis siswa
Beberapa indikator yang menunjukan rendahnya keterampilan menulis
siswa disekolah sebagai berikut :
a. Gagasan utama yang disajikan tidak jelas dan banyak paragraf yang
memiliki lebih dari satu gagasan utama
b. Gagasan pengembang disajikan tidak padu dan tidak mendukung
gagasan utama
c. Banyak paragraf yang hanya terdiri dari kalimat
d. Kalimat-kalimat yang digunakan banyak yang memiliki struktur yang
tidak tepat
e. Pilihan kata yang digunakan masih terbatas dan kurang tepat,
utamanya pada penggunaan konjungsi.
f. Tanda baca dan ejaan yang digunakan masih banyak kesalahan
4.11Hakikat Karangan
4.11.1 Karangan
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi. Ditinjau dari cara menyampaikan masalahnya
dalam karangan, maka karangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis
– jenis karangan terdiri atas, Karangan Narasi, Karangan Deskripsi,
Karangan Eksposisi, Karangan Persuasi dan Karangan Argumentasi.
Menurut Saddhono dan Slamet (2014 :155) karangan merupakan suatu
tulisan yang dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan atau
karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan
dalam karangan itu, apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan
lancar. Begitu pula apakah karangan itu menggunakan paragraf yang tepat,
dan diksi yang tepat. Dari segi karangan, apakah karangan itu berupa fiksi
atau non fiksi, dan adakah kesesuian antara judul dan isi. Dilihat dari segi
bentuk dan cara penyajiannya, apakah karangan itu puisi atau prosa, jika
prosa apakah penyajiannya itu karangan narasi, ekposisi, argumentasi, atau
deskripsi.
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa karangan atau
mengarang adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan atau perasaan dalam
suatu karya tulis. Kegiatan mengarang mengutamakan daya pemikiran
untuk menghasilkan suatu bacaan atau karya yang dapat dipahami oleh
pendengar atau pembacanya.
4.11.2 Aspek- Aspek Menulis Karangan
Dalam menulis terdapat beberapa aspek yang hendaknya perlu
diperhatikan oleh penulisnya. Iskandarwassid & Sunendar (2009, p.250)
mengidentifikasi aspek-aspek menulis karangan ada delapan yaitu: (1)
kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian cerita, (3)
komposisi, (4) kohesi dan koherensi, (5) gaya dan bentuk bahasa, (6)
mekanik: tata bahasa, ejaan dan tanda baca, (7) kerapian tulisan dan
kebersihan dan (8) respon afektif pengajar terhadap karya tulis.
2.11.3 Manfaat Menulis Karangan
Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi
pengembangan mental intelektual dan sosial siswa (Suparno dan
Mohammad Yunus, 2007:3). Melalui kegiatan menulis paragraf siswa
dapat mengkomuikasikan ide atau gagasan dan pengalamannya. Siswa
juga dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui
tulisan-tulisannya. Di samping itu ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari menulis, antara lain (1) peningkatan kecerdasaan, (2)
pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) menumbuhkan
keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi (Suparno dan Mohammad Yunus, 2007:4)
2.11.4 Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau
melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan,
dan mengalamainya sendiri.
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin “deskribere” yang berarti
menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk
karang yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
sebenarnya.sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mengdengar,
mencium, dan merasakan)apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra
penulisnya. Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan
tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain
kepada pembaca. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tentram,
dan masyarakatnya yang saling menolong, atau suasana di jalan raya,
tentang hiruk-pikuknya lalu lintas dapat dilukiskan dalam karangan
deskripsi. Perlu dipahami, sesuatu yang dapat dideskripsikan tidak hanya
terbats pada apa yang dilihat dan apa yang didengar saja, tetapi juga yang
dapat dirasakan dan yang dapat dipikir, seperti rasa takut, cemas, dan
tegang.
Disamping itu, penulis karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan
perasaan. Dalam menulis karangan deskripsi harus mampu
menghidupakan sebuah objek yang dilukiskan dengan sehidup-hidupnya,
sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang dilihat, dapat
mendengar apa yang didengar, dan dapat merasakan apa yang dirasakan.
Karangan deskripsi merupakan karangan yang disusun untuk
melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya
khayal pada si pembaca. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu, dituntut
untuk memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing
kesan serta citra dari dan suasana batin pembaca. Sesuatu yang
dideskripsikan harus disajikan secara gamblang, hidup dan tepat.
Suparno dkk, (2007:4.7) kata deskripsi berasal dari bahasa Latin
describere yang berarti menggambarkan atau memeriahkan suatu hal. Dari
segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan
sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai
(melihat, mendengar, mencium, dan merasakan ) apa yang dilukiskan itu
sesuai dengan citra penulisnya.karangan jenis ini bermaksud
menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-
geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca.
Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan suatu keadaan,
mengemukakan sifat, tingkah – laku seseorang, suasana dan keadaan
sesuatu tempat atau sesuatu yang lain.
Selanjutnya Suparno ddk, (2007:1.11) mengemukakan bahwa deskripsi
adalah ragam wacana yang melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan
dari pengamatan, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah
menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal)
pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri
apa yang dialami penulisnya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi
adalah karangan yang menggambarkan tau melukiskan sebuah objek yang
seakan benar-benar hidup atau dihadapanya, yang dapat dilihat, didengar
dan dirasakan dan dialami sendiri oleh pembaca.
2.12 Macam-Macam Karangan Deskripsi
2.12.1 Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif adalah deskripsi yang bertujuan membangkitkan
daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat
sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang
dialami secara fisik oleh penulisnya.
2.12.2 Deskripsi Teknis
Deskripsi teknis adalah deskripsi yang bertujuan memberikan
identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenal
bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu.
2.12.3 Ciri – Ciri Karangan Deskripsi
Dalman, (2015 : 94) membedakan ciri – ciri khas pada karangan
deskripsi yang dipaparkan sebagai berikut.
1. Deskripsi lebih memperlihatkan setai atau perincian tentang objek;
2. Deskripsi bersifat memberikan sensitivitas dan membentuk imajinasi
pembaca;
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat;
4. Deskripsi dituliskan dengan pemilihan kata yang menggugah;
5. Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat dirasakan oleh
pancaindera.
2.12.4 Langkah – Langkah Menulis Karangan Deskripsi
Menulis karangan deskripsi perlu dilakukan langkah-langkah untuk
membantu mempermudah pendeskripsian, berikut ini disajikan rambu-
rambu yang dapat anda ikuti. Suparno dkk, (2007 :4.22)
1. Menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan
mendeskripsikan orang atau tempat.
2. Merumuskan tujuan pendeskripsian : apakah deskripsi dilakukan
sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi atau
persuasi.
3. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: kalau yang
dideskripsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri fisik,
watak, gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh. Kalau yang
dideskripsikan tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan
tempat atau bagian-bagian tertentu saja yang menarik.
4. Merinci dan menyistematiskan hal – hal yang menunjang kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan: hal – hal apa saja yang akan
ditampilkan untuk membantu munculnya kesan dan gambaran kuat
mengenai sesuatu yang dideskripsikan? Pendekatan apa yang
digunakan penulisan.
2.12.5 Ciri atau Pembeda Karangan Deskripsi
Menurut Semi (2013), ada beberapa ciri dan penanda karangan deskripsi
sekaligus sebagai pembeda dengan jenis karangan lain adalah sebagai
berikut :
a. Deskripsi lebih berupaya dan berusaha untuk dapat memperlihatkan
detail atau perincian tentang objek. Maksudnya, untuk dapat
menghasilkan tulisan deskripsi yang baik maka seorang penulis harus
dapat memperlihatkan suatu objek secara detail dan lebih terperinci.
Misalnya, penulis ingin melukiskan tentang seorang laki-laki, maka
penulis harus mampu melukiskan berapa umur anak itu, bagaimana
pakaiannya, bagaimana rambutnya dan sebagainya. Seperti terdapat
pada contoh dibawah ini ; Teman anak gadis itu adalah seorang anak
laki-laki yang umurnya kira-kira tiga belas tahun. Pakaian anak laki-
laki itu memakai jas berwarna hitam. Sepatu dan kausnya berwarna
coklat.
b. Deskripsi lebih bersifat membentuk imajinasi pembaca. Artinya,
pembaca akan di giring ikut merasakan tentang objek yang dilukiskan
dan pembaca merasa objek yang dilukiskan itu seolah-olah dapat
dirasakan dengan imajinasi (daya khayal) yang disampaikan oleh
penulis.
c. Deskripsi biasanya akan disampaikan dengan gaya yang menarik dan
memikat serta dengan pilihan kata yang menggugah. Maksudnya,
pilihan katadidalam tulisan deskripsi dapat menggugah perasaan
pembaca, sehingga setelah membaca tulisan deskripsi maka imajinasi
pembaca akan terpancing dan mengikuti apa yang di gambarkan oleh
penulis. Misalnya, penulis ingin melukiskan suasana pedesaan yang
tenang, maka penulis harus mampu memilih diksi dan gaya bahasa
yang sesuai dan tepat, sehingga imajinasi pembaca terpancing.
d. Karangan deskripsi biasanya organisasi penyampiannya lebih banyak
menggunakan susunan ruang (spartial order). Artinya tulisan yang
melukiskan tentang suatu tempat, suatu ruang dan sebagainya. Seperti
terdapat conroh dibawah ini ; Rumah pamanku begitu besar.
Ukurannya hanya 26 x 16 meter. Dalam rumah terdapat lima kamar
dengan ukuran 6 x 4 meter. Bagian depan dari ruangan memanjang,
terdapat kursi tamu yang terbuat dari kayu jati dan pada bagian
belakangnya terdapat meja makan yang terbuat dari batu marmer.
2.13 Kajian Penelitian Relevan
Sebelum melakukan penelitian dengan judul ini, peneliti telah mencari
beberapa hasil penelitian yang relevan yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian yang dilakukan ini. Penelitian relevan itu sebagai berikut :
Menurut Muhriji (2012), mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan daerah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan penelitian tanda
mengenai “Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan Narasi
Siswa Kelas XI MA Al- Khaeriyah Karanga Tengah Cilegon, Banten
Tahun Pelajaran 2012/2013”. Masih banyak terjadi kesalahan tanda baca
pada karangan narasi yang di buat oleh siswa. Sehingga di butuhkan
metode yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang menulis
tanda baca yang sesuai dengan EYD. Dan di butuhkan perhatian dan
motivasi dari guru untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan
tentang tanda baca yang dimiliki siswa.
Berdasarkan penelitian oleh Muhriji mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahsa dan Sastra Indonesia dan daerah fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut
mempunyai persamaan yaitu meneliti kesalahan penggunaan tanda baca,
tetapi penelitian ini tidak hanya meneliti tanda baca saja, melainkan ada
pemakaian huruf dan penulisan kata. Sedangkan perbedaan dengan
penelitian tersebut adalah subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI,
sedangkan untuk penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas V.
Menurut Widyaningsih (2009), mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta melakukan penelitian yang berjudul
“Kesalahan Ejaan dan Ketidakbakuan Kata pada Karangan Argumentasi
Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2008/2009”menyatakan bahwa kesalahan yang dibuat siswa sebagian
besar terletak pada pemakaian huruf kapital, tanda baca, kata depan,
singkatan, dan kata tidak baku. Kesalahan disebabkan ketidaktahuan siswa
akan pembatasan kaidah-kaidah penulisan.
Berdasarkan penelitian oleh Widyaningsih mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammasdiyah Surakarta tersebut memiliki
persamaan yaitu meneliti kesalahan ejaan dan Ketidakbakuan kata.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih adalah karangan
argumentasi, sedangkan penelitiaan ini menggunakan karangan narasi dan
karangan deskripsi. Penelitian tersebut adalah subjek penelitiannya adalah
siswa kelas X sedangkan penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas V.
Menurut Indah Fitriana (2012) yang berjudul Analisis Kesalahan
Penggunaan EYD pada Majalah Dinding Siswa di SMK 1 Surakarta.
Penelitian ini membahas tentang penggunaan EYD yang digunakan siswa
dalam penulisan kreativitas mading di sekolah SMK Batik 1 Surakarta.
Penelitian ini meneliti tentang kesalahan dalam penggunaan singkatan,
kesalahan dalam penggunaan huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda
baca, dan kesalahan penggunaan awalan. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Indah Fitria kesalahan yang paling banyak pada artikel
mading siswa adalah kesalahan dalam penggunaan tanda baca,
penggunaan kata depan, awalan dan penggunaan bahasa baku.
Berdasarkan penelitian dari Indah Fitria yang berjudul Analisis
Kesalahan Penggunaan EYD pada Majalah Dinding Siswa di SMK 1
Surakarta mempunyai persamaan pada peneliti yaitu meneliti kesalahan
EYD yang meliputi kesalahan dalam penggunaan singkatan, huruf kapital,
penggunaan tanda baca dan kesalahan penggunaan awalan. Perbedaan
menurut Indah Fitria memfokuskan pada majalah dinding siswa,
sedangkan penelitian ini memfokuskan pada karangan narasi dan karangan
deskripsi siswa. Penelitian menurut Indah Fitria subjeknya adalalah siswa
SMK, sedangkan penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas V.
Menurut Ira Wibowo (2016) yang berjudul Analisis Kesalahan Ejaan
dan Kalimat dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP
Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini
membahas kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Kesalahan pada
kesalahan ejaan ada lima, yaitu (1) pemakaian huruf vokal dan huruf
konsonan, (2) pemakaian huruf kapital dan miring, (3) penulisan kata, (4)
penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca. Kesalahan kalimat
yang ditemukan pada penelitian ini ada tiga, yaitu (1) kekurangan unsur
kalimat, (2) kalimat tidak efektif, dan (3) kalimat ambigu. Kesalahan yang
paling banyak adalah pada kalimat efektif.
Berdasarkan penelitian dari Ira Wibowo yang berjudul Analisis
Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa
Kelas IX SMP mempunyai persamaan pada penelitian ini yaitu meneliti
Kesalahan Ejaan yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata dan
penggunaan tanda baca. Perbedaan menurut Ira Wibowo memfokuskan
pada teks cerita pendek karya siswa, sedangkan penelitian ini
memfokuskan pada karangan narasi dan karangan deskripsi yang dibuat
oleh siswa. Penelitian menurut Ira Wibowo subjeknya adalah siswa kelas
IX, sedangkan penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas V.
3 Kerangka Berfikir
Salah satu aspek kebahasaan yang harus dilatihkan kepada siswa adalah
menulis. Menurut Tarigan (2008,p.3) keterampilan menulis merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatp muka dengan orang lain.
Pengertian ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis menjadi suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam hal ini, seseorang harus
terampil dalam menyusun kata-kata untuk menghasilkan tulisan yang baik.
Tulisan yang baik ini dimaksudkan agar informasi di dalamnya sampai
kepada pembaca. Oleh karena itu, seseorang dituntut agar terampil
berbahasa khususnya menulis. Dari kegiatan keterampilan menulis
tersebut diharapkan siswa lebih kreatif dan bisa menghasilkan sebuah
karya seperti membuat karangan narasi dan deskripsi.
Salah satu jenis karangan yang dapat dibuat oleh siswa kelas tinggi
adalah karangan narasi. Karangan narasi merupakan salah satu bentuk
karangan yang tepat untuk dipelajari bagi siswa kelas V. Menurut Keraf
(2010) membatasi karangan narasi sebagai suatu bentuk wacana yang
sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin serta dirangkaikan
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.
Kemampuan menulis karangan sangat penting dikuasi siswa karena
dengan menulis karangan siswa dapat berpikir kritis, kratif, dapat
berkomunikasi dengan pembaca dan mampu memperdalam daya tangkap.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan menulis meliputi
penggunaan ejaan, pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan pembuatan
paragraf.
Pada kenyataan di lapangan, banyak ditemukan fakta beberapa
kesalahan ejaan dalam karangan siswa. Hal ini disebabkan kurang
pahamnya siswa mengenai ejaan yang baik dan benar. Misalnya
penggunan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata depan,
pemilihan kata (diksi) yang tepat, dan lain sebagainnya.
Dalam wacana deskriptif sesuatu yang dilukiskan secara objektif
dianalisis secara mendalam, sistematis dari berbagai segi. Menurut
Ekowardono (2011:3) karangan deskriptif berisi lukisan tentang sesuatu
secara objektif sampai kepada detail-detailnya secara mendalam dan
sistematis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang
dilukiskan itu. Pendapat tersebut sangat tepat dalam mendeskripsikan
selalu berdasarkan kenyataan tidak direkayasa.
Secara skematis, karangan pemikiran pada penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Analisis Kesalahan Ejaan
Pemakaian Huruf
Penulisan Kata
Pemakaian Tanda Baca
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian
Diksi atau Pemilihan Kata
Keterampilan Menulis
Karangan Deskripsi
Upaya Guru dalam meminimalisir dan
mengatasi permasalahan tersebut