agama dan sistem kepercayaan tiong hoa (penelitian di istana nagasakti klenteng xian ma)
DESCRIPTION
Penelitian di Istana Nagasakti Klenteng Xian Ma, jalan Sulawesi no. 112 Makassar Sulawesi SelatanTRANSCRIPT
METODE PENELITIAN BAHASA,
SASTRA DAN BUDAYA
(Penelitian di Istana Nagasakti Klenteng Xian Ma)
Created by:
Sulmi Magfirah 075214005
Fatimah M 075214016
Fitriani Razak 075214033
Dewi Rahmi F 075214035
ENGLISH LITERATURE AUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2010
Dr. Sukardi Weda, SS., M.Hum., M.Si., M.pd(Dosen Pembimbing Mata Kuliah MPBS)
Sulmi Magfirah, Dewi Rahmi Faizani, Fitriani Razak,
Fatimah M
Sekilas tentang Istana Nagasakti klenteng Xian Ma
Istana naga sakti klenteng Xian Ma bertempat di jalan Sulawesi no. 112
Makassar Sulawesi selatan. Klenteng ini memiliki fungsi utama sebagai pusat ibadah
oleh orang-orang Tionghoa atau orang-orang Buddha pada umumnya. Selain itu
klenteng ini juga terbuka bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui dan meneliti
tentang kebudayaan Tionghoa khususnya yang berkaitan dengan agama dan
kepercayaan orang-orang Tionghoa. Klenteng ini terdiri dari 5 lantai, dari kelima lantai
tersebut masing-masing memiliki patung-patung dewa yang berbeda-beda. Jumlah
patung dewa di klenteng ini sekitar ratusan.
Pada lantai lima terdapat patung Buddha yang sangat besar yang didampingi
oleh dua patung dewi Kwan im di samping kanan dan kirinya. Ketiga patung tersebut
merupakan patung terbesar di klenteng ini. Tangga menuju lantai empat terdapat
ukiran-ukiran yang menceritakan trntang kisah hidup Buddha. Di lantai empat, terdapat
jejeran patung-patung dewa yang berlapis emas, lalu di lantai tiga terdapat jejeran
patung dewa Shio, patung Dewa Pemberi Hoki, patung Dewi Zhu Sheng Niang Niang
yakni dewi yang dipercaya menentukan jenis kelamin calon bayi, juga sebagai dewi
tempat meminta keturunan yang baik. Di lantai dua, terdapat kitab-kitab suci, Patung
Dewa Singa yang dipercayai sebagai dewa yang mampu mengusir roh jahat, juga
terdapat kertas kertas nama donator yang digantung dan di tempel di salah satu dnding.
Kemudian di lantai satu, terdapat pagoda Budha, Dewa langit dan bumi yang terdapat
di sisi kanan dan kiri setelah pintu masuk, di lantai satu inilah tempat yang paling
sering padat dikunjungi, di tembok sebelah kiri terdapat ukiran sejarah berdirinya
kelenteng. Di setiap lantai dihiasi oleh lampion-lampion dan di setiap meja di depan
para dewa diletakkan berbagai makanan dan minuman sebagai penghormatan kepada
dewa-dewa.
SISTEM KEPERCAYAAN TIONG HOA
A. Agama dan Kepercayaan Tiong Hoa
Agama Budha dan Sejarah Singkatnya
Agama Buddha lahir di negara India, lebih tepatnya lagi di wilayah Nepal
sekarang, sebagai reaksi terhadap agama Brahmanisme. Sejarah agama Buddha
mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya Buddha Siddharta
Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di
dunia. Agama Buddha berkembang dengan unsur kebudayaan India, ditambah
dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur
dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya, agama ini praktis telah
menyentuh hampir seluruh benua Asia dan telah menjadi agama mayoritas di
beberapa negara Asia seperti Thailand, Singapura, Kamboja, Myanmar,
Taiwan, dsb. Pencetusnya ialah Siddhartha Gautama yang dikenal sebagai
Gautama Buddha oleh pengikut-pengikutnya. Ajaran Buddha sampai ke negara
Tiongkok pada tahun 399 Masehi, dibawa oleh seorang bhiksu bernama Fa
Hsien. Masyarakat Tiongkok mendapat pengaruhnya dari Tibet disesuaikan
dengan tuntutan dan nilai lokal.
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena
dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-
pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3
buku yaitu Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka
(peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran
hukum metafisika dan psikologi).
Kepercayaan Tradisional Tiong Hoa
Kepercayaan dan agama merupakan hal yang berbeda. Kepercayaan berupa
penyembahan kepada patung dan sang budha dan dewa-dewa). Budha tersebar
di india dan China. Kepercayaan tradisional Tionghoa ialah tradisi
kepercayaan rakyat yang dipercayai oleh kebanyakan bangsa Tionghoa dari
suku Han. Kepercayaan ini tidak mempunyai kitab suci resmi dan sering
merupakan sinkretisme antara beberapa kepercayaan atau filsafat antara lain
Buddhisme, Konfusianisme (atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau
Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, yang berarti agama dari orang-orang yang
lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah
pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang
sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku
bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut",
imlek adalah dr Kong Hu Chu) dan Taoisme (merupakan filsafat Laozi dan
Zhuangzi, tapi bukan sebuah agama. Taoisme yang mementingkan kesehatan,
pernah mendiskusikan “hidup abadi” dalam konteks ajarannya, Taoisme
dijadikan dasar perkembangan kepercayaan manusia untuk menjadi dewa
dalam mencapai keabadian). Kepercayaan tradisional Tionghoa ini juga
mengutamakan lokalisme seperti dapat dilihat pada penghormatan pada datuk
di kalangan Tionghoa di Sumatera sebagai pengaruh dari kebudayaan Melayu.
Secara umum, kepercayaan tradisional Tionghoa mementingkan ritual
penghormatan yaitu:
Penghormatan leluhur: Penghormatan kepada nenek moyang merupakan
intisari dalam kepercayaan tradisional Tionghoa. Ini dikarenakan pengaruh
ajaran Konfusianisme yang mengutamakan bakti kepada orang tua termasuk
leluhur jauh.
Penghormatan dewa-dewi: Dewa-dewi dalam kepercayaan tradisional
Tionghoa tak terhitung jumlahnya, ini tergantung kepada popularitas sang dewa
atau dewi. Mayoritas dewa atau dewi yang populer adalah dewa-dewi yang
merupakan tokoh sejarah, kemudian dikultuskan sepeninggal mereka karena
jasa yang besar bagi masyarakat Tionghoa di zaman mereka hidup.
Beberapa Dewa-Dewi kepercayaan Tiong Hoa (Gambar Kami ambil dari
sumber: “Kelenteng Naga Sakti Xian Ma”)
Dewi Zhu Sheng Niang Niang
merupakan dewi penghasil anak
(untuk meminta anak laki-laki atau
perempuan), dan meminta doa agar
anaknya tidak nakal. Alat
persembahan untuk pertanyaan:
1 terbuka, 1 tertutup berarti
permintaan dikabulkan. Ke duanya tertutup berarti dewi sedang marah.
Keduanya terbuka berarti dewi sedang tertawa, dan permintaan ini dilakukan
sampai tiga kali.
Dewi Kwan Im (Tiongkok) atau Avalokitesvara
Bodhisattva (India) adalah penjelmaan Buddha Welas
Asih, awalnya bersosok pria, namun seiring
berjalannya waktu, dan pengaruh ajaran Taoisme serta
Kong Hu Cu, menjelang era Dinasti Tang, profil
Avalokitesvara Bodhisattva berubah dan ditampilkan
dalam sosok wanita
Dewa Pemberi Rezeki/ Hoki
Dewa Namo Ksitigarbha (tom sam chong) awalnya
adalah seorang biksu yang diutus untuk memberikan
ajaran-ajaran yang baik untuk umat manusia, lalu akhirnya
menjadi dewa
Dewa macan merupakan dewa tempat meminta supaya tidak terganggu
oleh roh jahat
Beberapa Ritual yang masih kental dalam Kepercayaan Tiong Hoa:
- cap gomeh, dewi xian ma berkeliling ke rumah-rumah, xian ma
dianggap sebagai orang suci.
- barongsai (ciri khas), dari sejarah zaman dahulu (kepala singa dan naga)
yang dilambangkan sebagai hewan yang kuat.
- Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa.
Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama
(Chinese: 正 月 ; pinyin: zhēng yuè) di penaggalan Tionghoa dan
berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan
purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti
"malam pergantian tahun".
Benda benda yang dianggap Sakral dan Memiliki Makna Tersendiri:
- Lampion melambangkan hoki +terang, sama dengan lilin2 yang
dipasang di setiap rumah
- dupa digunakan untuk persembahan para dewa supaya menciptakan rasa
nyaman dan wangi yang dikeluarkan dari asap dihirup oleh para dewa.
- Kayu alat bertanya pada dewa, yang memiliki nomor.