agu diesel
DESCRIPTION
yyyTRANSCRIPT
BAB I
TEORI DASAR
A. URAIAN UMUM MOTOR DIESEL
Pada tahun 1892 seseorang bangsa jerman bernama Rudolf Diesel,
merencanakan motor bakar jenis baru yang tidak memerlukan busi untuk
menyalahan bahan bakar. Motor tersebut direncanakan dengan mempergunakan
perbandingan konverensi yang tinggi, disamping bukan menggunakan campuran
udara dan bensin melainkan hanya udara segar saja yang dihisap masuk kedalam
silinder pada langkah isap. Maka dengan mempergunakan perbandingan kompresi
yang tinggi dapatlah diperoleh tempratur udara yang tinggi pada akhir langkah
kompresi, sehingga pada saat demikian disemprotkan bahan bakar berupa minyak
solar atau minyak diesel kedalam ruang bakar, bahanbakar tersebut segera
menyalah / tebakar tampa memerlukan loncatan bunga api dari busi sebagaimana
pada motor bensin umumnya.
Selain digunakan pada mobil pribadi, mesin diesel juga digunakan pada
bus, truk, traktor, kapal laut, pabrik-pabrik atau industri besar dan sebagai tenaga
pengerak pada pengbangkit tenaga listrik. Menggunakan mesin diesel pada
kendaraan bertenaga besar lebih menguntungkan disbanding dengan kendaraan
yang bertenaga kecil sehingga mesin diesel hamper tidak pernah digunakan pada
mesin-mesin yang memerlukan tenaga besar seperti pada mesin pada kapal laut,
kereta api atau pembangkit tenaga listrik.
Prinsip kerja motor diesel berbeda dengan prinsip kerja motor bensin,
dalam motor bensi campran bansin dan udara dinyatakan oleh letusan bunga api
dari busi, sedangkan dalam motor diesel hanya udara yang dihisap kedalam
silinder yang kemudian dikompresi. Karena kompresi itu udara akan menjadi
sedemikian panas sehingga bahan bakar solar yang disemprotkan kedalam silinder
akan menyala dengan sendirinya.
Proses pembakaran pada motor diesel berbeda dengan motor bensin, pada
motor bensin proses ini dapat dimulai busi sedangkan pada motor diesel proses ini
1
dapat dimulai pada sembarang titik didalam ruang bakar, dimana terdapat
campuran bahan bakar dan udara yang memungkinkan tejadinya penyalaan. Jadi,
motor diesel di proses pembakaran tersebut dapat dimulai sekaligus pada beberapa
tempat.
Supaya penyemprotan/injector bahan bakar dapt memenuhi fungsinya
dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan tekananpenyemprotan yang sesuai
dengan kebutuhannya, tekanan penyemprotan tersebut pada umunnya berkisar
antara 150 sampai 200 barometer dan sangat tergantung pada jenis ruang bakar
digunakan. Oleh karena itu diperlukan pompa bahan bakar untuk menekan bahan
bakar tersebut masuk ke dalam ruang bakar dengan sarana penyemprotan atua
nosel atau disebut dengan injector.
Komponen Mesin
Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama
mengisap udara murnidari saringan udara , sedang pemasukan bahan bakar
dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinngi yang
menghasilkan suhu yang menyalahkan bahan bakar. Proses penyalaannya nukan
dengan loncatan bunga api listrik tetapi langkah hisap hanya udara segar saja yang
masuk kedalam silinder. Pada saat torak hampir mencapai TMA (titik mati atas)
bahan bakar disemprotkan melalui nosel injeksi atau pengabut kedalam ruang
bakar silinder. Karena tekanan sangat tinggi pada ruang bakar maka terjadilah
penyalaan untuk pembakaran, dengan sendirinya suhunya pun terjadi tinggi
karena tekanan kompersi tersebut.
Perbandingan kompresi antara 12 – 25, artinya langkah usaha (volume
silinder) disbanding dengan volume ruang kompresi adalah 12 : 1-25: 1.
umumnya motor diesel bekerja pada perbandingan kompresi berkisar antara 14
dan 17.
Udara bersih yang dimampatkan /dikompresikan mencapai tekanan 30
kg/cm2 dan suhu pembakaran terjadi berkisar antara 1200 – 1600 derajat. Celsius.
2
Bagian komponen mesin
Keterangan gambar :
1. Saluran udara /bahan bakar
masuk
2. Katup pemasukan
3. Saluran pembuangan
4. Klep pembuangan
5. Silinder
6. Piston
7. Pena torak / pen Gambar 1 Bagian Komponen Mesin
8. Batan penggerak
9. pena engkol
11. Pipa engkol
12. Poros mesin
13. Roda penerus
14. Bak pelumas
15. Pondasi mesin
3
Gambar 2. Detail komponen utama mesin
1. Detail komponen mesin
Pada mesin mobil baik yang berupa motor bensin maupun mesin diesel
mempunyai bagian-bagian komponen mesin yang sama, artinya kedua mesin
tersebut sama-sama mempunyai torak, silinder, batang torak, engkol, mekanisme
katup, roda penerus dan lain-lain.
a. Torak/piston
torak ini bergerak naik turun sepanjang dindin silinder sebelah dalam,
untuk mencegah yang terjadi sehingga gas yang berada diata torak tidak bisa
mengalir kebagian bawah maka dipasanglah cincin torak, yang berfungsi
4
mengalirkan minyak pelumas sehingga torak dan cincinnya tidak lekas aus
bergesekan dengan dinding diberi pendingin air. Torak harus dibuat dari bahan
yang sifatnya ringan, kuat mempunyai penghantar yang baik, kofisien pemuaian
yang kecil, tahan aus dan harganya murah. umunnya tidak
tidak dibuat bahan besi tuang kelabu, baja tuang atau campuran alminium dimana
bahan tersebut tahan panas tinggi dan tahan aus.
Fungsi torak adalah menerima tek anan sebagai hasil pembakaran dan
mengubah tenaga tekanan tersebut menjadi gerak lurus, setiap torak dilengkapi
dengan beberapa buah ring (cincin) torak yang berupa gelang yang mempunyai
dua ujung.
Gambar 3. Torak dengan penekanan ring pembawa.
b. Ruang Bakar
Ruang dimana pelaksanaan pembakaraan bahan bakar berlangsung
dinamakan ruang bakar. Disitulah tenaga kimia bahan bakar diubah menjadi
panas, ruang bakar itu berfungsi untuk menyempurnakan system penyeprotan
dan mengadakan pembkaran dengan sebaik mungkin, pelepasan tenaga kimia
bahan bakar harus terlaksana sebaik-baiknya dengan demikian fungsi utama
ruang bakar adalah sebagai berikut.
5
1. Mempersiakan sebaik mungkin
a. Pendistribusian bahan bakar yang disemrotkan kedalam ruang
bakar ,
b. Pencampuran bahan bakar pada udara agar penbakaraan dapat berlangsung
sempurna pada kelebihan udara yang rendah.
2. Pembentuk pembakara yang halus, untuk itu ruang bakar harus sanggup:
a. Mempertahan temptatur cukup tinggi.
b. Membuat tahap pembakaran tertunda yang pendek.
c. Mengadakan kecepatan kenaikan tekanan normal selama pembakaran
cepat.
d. Mengendalikan pembakaran selama tahap pembakaran teratur.
e. Memendekkan tahap penbakaran susulan, dan
f. Mereduksi kerugian panas kedinding ruang bakar.
Perencanaan ruang bakar adalah salah satu faktor penting dalam
membangung motor diesel kecepatan tinggi . didalam banyak hal bahkan dapat
dikatakan rencana ruang bakar membawa keuntungan khususnya pada motor
diesel. Oleh sebab itu motor-motor diesel diklafikasikan juga atas bentuk ruang
bakar tersebut.
c.Pegas /ring torak
pegas torak atau disebut juga cincin torak dibedakan atas dua jenis ialah:
1. Cincin kompresi
Fungsinya untuk merapatkan anatara torak dengan dinding selinder
sehingga tidak terjadi kebocoran pada waktu kompresi.
2. Cincin Minyak
Disampin pada deretan paling / bagian bahhwa yang berfungsi
untuk membawa minyak pelumas, melumasi dinding silinder yang
bergesekan dengan torak.
6
Gambar 4. Cincin Torak
Cincin kompresi biasanya dibuat dari besi tuang kelabu, karena
keuntungan bahan ini terhadap aus dengan gaya pegas, gesekan cincin
kompresi kepada tabung silinder direduksi dengan jalan pelumasan.
Cincin-cincin torak juga bertugas membantu mendinginkan torak
karana ia menyalurkan sejumlah panas dari dari torak kedinding silinder.
Diameter cincin dalam keadaan bebas sedikit lebih besar daripada
diameter tabung silinder, setelah cincin tersebut dipasang pada torak ia
akan menekan ke dinding silinder. Cincin minyak ditempatkan pada
bagian bawah, cincin minyak dibuat dari besi tuang
Gambar 5. Pegas Torak
7
d. Batang Penggerak/ Batang Torak
Batang Torak Berfungsi menghubungkan antara pistong dan engkol,
mengubah tenaga atau gaya lurus (bolak balik) sehingga menjadi tenaga putar
dengan perentara engkol dengan poros utama atau as mesin, batang penggerak
dari besi tuang.
e. Poros Engol
Poros engkol meneruskan putaran dari batang penggerak kesumbu mesin
dari roda gaya (roda penerus), ia didukung dari beberapa buah bantalan utama,
banyaknya bantalan tergantung dari jumlah selinder motor. Bantalan dibuat
dari babit atau aluminium, poros engkol dibuat dari bahan besi tuang.
Gambar 6. Poros Engkol
f. Roda Penerus (Flyweel)
Poros engkol hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja, agar
supaya dapat bekerja pada langkah yang lainnya, poros engkol harus dapat
menyimpan tenaga putaran ini diperolehnya, bagian yang menyimpan tenaga
putaran ini adalah roda penerus. Roda penerus juga dilengkapi dengan ring gear
yang dipasang pada bagian luar untuk perakitan dengan stater pinion pada
8
motor stater. Roda penerus juga disebabkan roda pemberat maka kejutan yang
terjadi pada pembakaran motor dapat dikurangi. Ukuran roda penerus
tergantung dari besar kecilnya motor dan jumlah silinder. Roda penerus juga
berfungsi sebagai penghubungantar putaran motor dengan kopling dan
transmisi pada waktu pertamakali berputar ia dihubungkan dengan motor stater
diputarannya sehingga menghidupkan mesin.
Gambar 7. Roda Penerus
g. silinder, Blok silinder, dan kepala silinder.
Silinder dan blok motor ada yang dibuat menjadi satu tetapi ada pula yang
dibuat terpisah, bahannya dibuat dari besi tuang kelabu. Untuk motor-motor
yang ringan bahan ini dicampur dengan alminium, bahan blok motor dipilih
agar memenuhi syarat-syarat pemakaiannya, yakni tahan terhadap suhu tinggi,
dapat menghantarkan panas yang baik dan tahan terhadap gesekan. Blok
silinder sebagai bentuk dasar kerja mesin dan biasanya dibuat dari besi tuang
tetapi belakangan ini banyak juga blok silinder yang terbuat dari panduan
alminium segan maksud untuk mengurangi berat serta menambah panas
radiasi, beberapa silinder disusun pada blok silinder, bagian atas tertutup
dengan kepala silinder, bagian bawah blok silinder ini menbentuk ruang engkol
untuk pemasangan poros engkol, subu nok dan mekanik katup.
Pada blok silinder ini terdapat lubang-lubang silinder yang berdinding
halus, dimana torak bergerak bolak balik, silinder bersama-sama dengan kepala
silinder membentuk ruang bakar, blok silinder dan ruang engkol dapat dihitung
9
menjadi satu bagian atau terpisah satu sama lain, kemudiandisatukan dengan
baut-baut. Tabung silinder dibuat dari besi tuang atau baja tuang.
Blok silinder dan rumah engkol motor mobil biasanya dibuat dari besi
tuang, logam ini tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi yang terjadi dalam
silinder, mudah dikerjakan dengan mesin, dapat memberikan permukaan yang
halus, mempunyai kesanggupan yang tinggi terhadap keausan, dapat meredam
getaran dan tahan terhadap benda tuang yang mempunyai bentuk rumit,
misalnya blok silinder didalamnya harus terdapat ruang air, lubang katup,
tempat duduk dan sebagainya.
Gambar 8. Blok Silinder
Kepala silinder adalah bagian motor yang berfungsi sebagai motor yang
berfungsi sebagai penutup silinder dan merupakan dinding ruang bakar, kepala
silinder (silinder head) dipasang pada blok silinder dengan pertolongan baut-
baut tap sehingga memudahkan pemeriksaan dan perbaikan.
h. Mekanik Katup
Pada motor bakar 4 tak selalu terpasang katup pemasukan dan
pembuangan, katup ini digerakkan oleh batang pendorong yang ditekan naik
10
turun oleh poros bubungan dimana poros bubungan tersebut mempunyai
bulatan yang sebagian sisinya menonjol keluar sehingga ia dapat mendorong
keatas dan mekanik katup akibat katup terbuka untuk mengalirkan gas ke
dalam silinder atau mengeluarkan gas dalam langkah pembuangan. Masin-
masin katup digerakkan oleh sebuah poros bubungan, perbandingan antara
putaran poros engkol dan poros bubungan atau noken as dalah 1:2.
Kepala katup mempunyai perana yang sangat penting karena ia harus
bekerja walaupun temratur yang berubah-ubah, katup buan mengalami
pemanasan yang lebih besar dati pada katup masuk sebab gas buang yang
bertempratur tinggi mengalir melalui kadtup ini.
Gambar 9. Katup/Klep Samping.
1. Ktup/klep
2. Bush penghantar
3. Pegas katup
4. Sekrup penyetel
5. Mur pengontrol
6. Tapper
11
7. Poros cam.
Gambar 10. Katup over head/diatas kepala
1. Katup/klep
2. Bush penghantar
3. Pegas katupn
4. sekrup penyeterl
5. Mur pengontrol
6. Tappet
7. Poros Cam
8. Batang penekan
9. pengungkit/ Rocker
Tugas karup adalah membuka dan menutup saluran keruang bakar,
maka katup tersebut harus ditahan terhadap suhu atau panas yang tinggi, maka
bahanya dibuat dari bahan yang tahan panas seperti baja krom nikel. Katup
atau klep penghisap /pemasukan biasanya mempunyai diameter yang lebih
besardibandingkan dengan katup pembuangan, maksudnya adalah dapat
menambah efisiensi pengisian. Pada mesin diesel, udara di dalam silinder
dikompresikan hingga menjadi panas. Bahan bakar diesel yang berbentuk kabut
kemudian disemprotkan ke dalam silinder-silinder. Pada mesin bensin, bahan
bakar diatomisasikan, dicampur dengan udara, dikompresikan dan kemudian
12
dibakar dengan loncatan bunga api listrik. Pada mesin diesel, bahan bakar
dibakar oleh panas udara yang telah dikompresikan di dalam silinder. Untuk
memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut maka temperatur udara yang
dikompresikan di dalam ruang bakar harus mencapai 500ºC (932ºF) atau lebih.
Oleh karena itu, mesin diesel perbandingan kompresinya dibuat (15:1 –
22:1) lebih tinggi dari pada mesin bensin (6:1 – 12:1) dan juga mesin diesel di
buat dengan konstruksi yang jauh lebih kuat dari pada mesin bensin.
Dibandingkan dengan mesin bensin pada mesin diesel mempunyai
keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Keuntungan
a. Mesin diesel mempunyai efisiensi panas yang lebih besar. Hal ini berarti
bahwa penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada mesin bensin.
b. Mesin diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan electric igniter. Hal ini
berarti bahwa kemungkinan kesulitan lebih kecil dari pada mesin bensin.
c. Momen pada mesin diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan
yang luas. Hal ini berarti bahwa mesin diesel lebih fleksibel dan lebih
mudah dioperasikan dari pada mesin bensin (Hal inilah sebabnya mesin
diesel digunakan pada kendaraan-kendaraan yang besar).
Kerugian
a. Tekanan pembakaran maksimum hampir dua kali mesin bensin. Hal ini
berarti bahwa suara dan getaran mesin diesel lebih besar.
b. Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi, maka mesin diesel harus dibuat
dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan harus mempunyai struktur yang
sangat kuat. Hal ini berarti bahwa untuk daya kuda yang sama, mesin diesel
jauh lebih berat dari pada mesin bensin dan biaya pembuatannya-pun
menjadi lebih mahal.
13
c. Mesin diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi. Dan ini
bararti bahwa harganya lebih mahal dan memerlukan pemeliharaan yang
lebih cermat dibanding dengan mesin bensin.
d. Mesin diesel mempunyai perbandingan kompresi yang lebih tinggi dan
membutuhkan gaya yang lebih besar untuk memutarnya. Oleh karena itu
mesin diesel memerlukan alat pemutar seperti motor starter dan baterai
yang berkapasitas lebih besar.
Gambar 11. Penampang Mesin 2C
2 ). PRINSIP KERJA
a. Langkah Hisap
Pada langkah hisap, udara dimasukkan ke dalam silinder. Piston
membentuk kevakuman di dalam silinder seperti pada mesin bensin, piston
bergerak ke bawah dari titik mati atas ke titik mati bawah. Terjadinya vakum
ini menyebabkan katup hisap terbuka dan memungkinkan udara segar masuk
ke dalam silinder. Katup buang tertutup selama langkah hisap.
14
Gambar 12. Langkah Hisap
b. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah menuju
titik mati atas. Pada saat ini kedua katup tertutup. Udara yang dihisap selama
langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik sekitar 30 kg/cm2 (427 psi,
2,942 kpa) dengan temperatur sekitar 500-800ºC (932-147ºF).
Gambar 13. Langkah Kompresi
c. Langkah Pembakaran
Udara yang terdapat didalam silinder didorong ke ruang bakar
pendahuluan (precombustion chamber) yang terdapat pada bagian atas
masing-masing ruang bakar. Pada akhir langkah pembakaran, ignition
nozzle terbuka dan menyemprotkan kabut bahan bakar ke dalam ruang bakar
pendahuluan dan campuran udara bahan bakar selanjutnya terbakar oleh
panas yang dibangkitkan oleh tekanan. Panas dan tekanan keduanya naik
15
secara mendadak dan bahan bakar yang tersisa pada ruang bakar
pendahuluan ditekan ke ruang bakar utama di atas piston. Kejadian ini
menyebabkan bahan bakar terurai menjadi partikel-partikel kecil dan
bercampur dengan udara pada ruang bakar utama (main combustion) dan
terbakar dengan cepat. Energi pembakaran mengekspansikan gas dengan
sangat cepat dan piston terdorong ke bawah. Gaya yang mendorong piston
ke bawah diteruskan ke batang piston dan poros engkol dan dirubah menjadi
gerak putar untuk memberi tenaga pada mesin.
Gambar 14. Langkah usaha
d. Langkah Buang
Pada saat piston menuju titik mati bawah, katup buang terbuka dan
gas pembakaran dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston bergerak
ke atas lagi. Gas akan terbuang habis pada saat piston mencapai titik mati
atas, dan setelah itu proses dimulai lagi dengan langkah hisap. Selama mesin
menyelesaikan empat langkah (hisap, kompresi, pembakaran dan buang),
poros engkol berputar dua kali dan menghasilkan satu tenaga. Ini disebabkan
dengan siklus diesel.
16
Gambar 15. Langkah Buang
Tabel dibawah ini menunjukkan perbandingan diesel dengan mesin
bensin.
Bensin Diesel Mesin bensin Mesin Diesel
Langkah
Hisap
Campuran udara bahan-
bakar dihisap ke dalam
Hanya udara yang dihisap
masuk
Langkah
Kompresi
Piston mengkompresikan
campuran udara bahan-
bakar
Piston mengkompresikan
udara untuk menaikkan
tekanan dan temperatur
Langkah
Pembakaran
Busi menyalakan campuran
yang bertekanan
Bahan bakar disemprotkan
ke dalam udara yang
bertemperatur dan
bertekanan tinggi dan
terbakar oleh panas dari
udara yang ditekan
Langkah
Buang
Piston mendorong gas
buang keluar dari silinder
Piston mendorong gas
buang keluar dari silinder
Pengaturan
ouput tenaga
Diatur oleh banyaknya
campuran udara bahan-
bakar yang dimasukkan
Diatur oleh banyaknya
bahan bakar yang
diinjeksikan
Tabel 1. Perbandingan Mesin Bensin dan Mesin Diesel
17
Proses Pembakaran Pada Mesin Diesel.
Udara yang diisap ke dalam ruang bakar akan dikompresi oleh gerakan
piston. Bahan bakar diinjeksikan pada + 150 sebelum TMA pada langkah
kompresi hingga + 100 setelah TMA ke udara tekan dan bersuhu tinggi.
Akibatnya, bahan bakar terbakar dengan sendirinya oleh udara kompresi. Suhu
udara kompresi harus di atas 500 C0 (9320 F).
Periode I : Waktu pemakaran
tertunda.
(Delai periode) A-B.
Periode II : Pembakaran api (pembakaran
eksplosif) C-D.
Periode III: Pembakaran langsung
C-D.
Periode IV: Pembakaran lanjut D-E
Diagram 1. Proses pembakaran pada motor diesel
Proses pembakaran pada mesin diesel dibagi menjadi 4 periode. Pada
gambar 1 dapat dilihat bahwa dari 4 periode tersebut terjadi perubahan tekanan
mulai awal sampai akhir proses pembakaran. Perubahan tekanan ini yang
menyebabkan bahan bakar terbakar dengan sendirinya. Untuk lebih jelasnya 4
periode proses pembakaran pada mesin diesel ini yaitu :
1. Periode pertama : Waktu pembakaran tertunda (A-B).
Persiapan ini merupakan fase persiapan pembakaran dimana partikelpartikel
bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar
mudah terbakar. Penambahan tekanan dalam hal ini diakibatkan oleh
perubahan posisi poros engkol.
18
2. Periode kedua : Perambatan api (B-C).
Pada akhir langkah pertama, campuran akan terbakar di beberapa tempat
dalam silinder sehingga pembakaran mulai di beberapa tempat. Nyala api ini
akan merambat dengan kecepatan tinggi seolah-olah campuran terbakar
sekaligus menyebabkan tekanan dalam silinder cepat naik. Karena itu periode
ini kadang-kadang disebut pembakaran letup. Kenaikan tekanan pada periode
ini sesuai dengan jumlah campuran yang tersedia pada langkah pertama.
3. Periode ketiga : Pembakaran langsung (C-D)
Akibat nyala api di dalam silinder maka bahan bakar yang diinjeksikan
langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat sikontrol dari jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan, jadi periode ini sering disebut proses
pembakaran dikontrol.
4. Periode keempat : Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi berakhir pada titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi
walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila
pembakaran lanjut ini terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi
menyebabkan efisiensi turun.
Penyaluran Bahan Bakar Pada Mesin Diesel
Berdasarkan uraian tentang prinsip kerja mesin diesel yang membakar
bahan bakar berdasarkan suhu kompresi secara bertahap, maka penyaluran bahan
bakar pada mesin diesel harus memenuhi syarat:
Mesin diesel harus mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi agar
mempunyai suhu dan tekanan kompresi yang tinggi sehingga mampu
membakar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan
bakar mesin diesel mempunyai sifat titik nyalanya tinggi sehingga harus
dibuat menjadi partikel atau butiran yang lebih kecil.
19
Agar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin diesel dapat
mudah terbakar maka diperlukan ruang bakar yang dapat memungkinkan
bahan bakar dan udara dapat bercampur secara homogen dalam bentuk
partikel yang lebih kecil-kecil dari sebelumnya
Di samping mesin diesel harus memiliki ruang bakar yang memungkinkan
atomisasi bahan bakar, maka bahan bakar yang disalurkan ke dalam ruang
bakar harus dengan injeksi. Dengan injeksi maka bahan bakar akan
berbentuk partikel-partikel atau butiran-butiran yang kecil. Oleh karena itu
dalam mesin diesel diperlukan peralatan untuk injeksi yaitu pompa injeksi
dan injector (pengabut). Pompa injeksi berfungsi menekan bahan bakar
dari tangki ke injector, sedangkan injector berfungsi menyemprotkan
bahan bakar tepat waktu ketika diperlukan pada akhir langkah kompresi.
Berdasarkan 3 hal di atas maka pada mesin diesel diperlukan suatu sistem
bahan bakar yang dapat memenuhi syarat agar terjadi pembakaran yang
baik. Sistem bahan bakar yang baik harus terdiri dari komponen-
komponen yang baik pula.
3. MACAM-MACAM MESIN DIESEL
Ruang bakar mesin diesel adalah merupakan bagian yang terpenting
untuk menentukan kemamuan mesin diesel. Telah dikembangkan berbagai
macam konfigurasi ruang bakar mesin diesel untuk menjamin bahan bakar
yang disemprotkan ke dalamanya dapat mengurai, mengabut, dan bercampur
rata dengan udara: Cara yang digunakan disini meliputi pembentukan saluran
masuk pada kepala silinder sedemikian rupa sehingga udara berputar di dalam
silinder, atau dengan jalan menambahkan ruang bakar bantu yang dapat
mempercepat ekspansi gas pada tahap pembakaran awal untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran. Ruang bakar yang digunakan pada kendaraan-kendaraan
adalah:
20
Ruang bakar Diesel
Ruang bakarlangsung
Tipe injeksi langsung(Direct Injection)
Ruang bakartambahan
Tipe ruang bakar kamar depan(precombustion chamber)
Tipe kamar pusar(Swirl chamber)
Diagram 2. Macam-macam Mesin Diesel
a). Tipe Injeksi Langsung (Direct Injection)
Injection nozzle menyemprotkan bahanbakar langsung ke ruang bakar
utama (main combustion) yang terdapat diantara cylinder head dna piston.
Ruang bakar ada pada bagian atas piston merupakan salah satu bentuk yang
dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
Gambar 16. Tipe Injeksi Langsung
21
Gambar 17. Macam-macam Ruang Injeksi Langsung
Keuntungan :
Effisiensi panas tinggi (tidak memerlukan glow plug).
Konstruksi cylinder head sederhana.
Karena kerugian panas kecil, perbandingan kompresi dapat diturunkan.
Kerugian :
Pompa injeksi harus menghasilkan tekanan yang tinggi.
Kecepatan maksimum lebih rendah.
Suara lebih besar (berisik).
Bahan bakar harus bermutu tinggi.
b) Tipe Ruang Bakar Kamar Depan (Precombustion Chamber)
Seperti terlihat pada gambar di bawah, bahan bakar disemprotkan oleh
ijection nozzle ke kamar depan (precombustion chamber). Sebagian akan
terbakar ditempat, dan sisa bahan bakar yang tidak terbakar ditekan melalui
saluran kecil antara ruang bakar kamar depan dan ruang bakar utama dan
selanjutnya terurai menjadi partikel yang halus dan terbakar habis di ruang
bakar utama (main chamber).
Gambar 18. Tipe Ruang Bakar Kamar Depan
22
Keuntungan :
Pemakaian bahan bakar lebih luas.
Detonasi dapat dikurangi karena menggunakan injektor tipe throttle.
Mesin tidak terlalu peka terhadap perubahan timing injeksi.
Kerugian :
Cylinder head rumit dan biaya pembuatan mahal.
Memerlukan glow plug.
Pemakaian bahan bakar lebih boros
c). Tipe Kamar Pusar (Swirl Chamber Type)
Seperti terlihat pada gambar di bawah, kamar pusar (swirl chamber)
mempunyai bentuk spherical. Udara yang dikompresikan oleh piston
memasuki kamar pusar dan membentuk aliran turbelensi ditempat bahan
bakar yang diinjeksikan. Tetapi sebagian bahan bakar yang belum terbakar
akan mengalir keruang bakar utama (main combustion chamber) melalui
saluran transfer untuk menyelesaikan pembakaran.
Gambar 19. Tipe Kamar Pusar
Keuntungan :
Kecepatan mesin tinggi.
Gangguan pada nozzle (tipe pin) lebih kecil.
23
Operasi mesin lebih halus.
Kerugian :
Konstruksi cylinder head rumit.
Effisiensi panas rendah.
Menggunakan glow plug.
Detonasi lebih mudah terjadi
B. SISTEM PELUMASAN
1. Kegunaan pelumasan
a. Memperkecil gesekan sehingga b. Mendinginkan komponen
dengan memperkecil keausan cara menghayutkan panas.
24
Bensin Oli
c.. Sebagai perapat, missal d. Sebagai pembersih dari bidang-
dengan dinding silinder bidang rongga-rongga antara ring
piston lumas
2. Macam- macam sistem pelumasan
a. Pelumasan campuran
Gambar 20. pelumasan campuran
Digunakan pada : Kebanyakan motor 2 Tak yang kecil
Seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki
Sifat-sifat yang menonjol :
Harus menggunakan oli baru
Timbul polusi dari gas buang
Pemakaian oli boros
Perbandingan oli 2 ÷ 4 %, dari bensin ( menurut spesifikasi pabrik )
25
Hanya untuk motor 2 T
b. Pelumasan panci sirkuit tekan
1. Tempat oli/ karter
oil
2. Saringan oli kasar
3. Pompa oli
4. Katup pelepas
5. Saringan
6. Katup by pass
7. Saklar tekan
Gambar 22. System pelumasan tekan
Sifat-sifat yang menonjol :
Pelumasan teratur dan merata
Digunakan pada motor 4T dan diesel 2T
Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu
Misal : - Motor otto setiap 10.000 Km
26
Keterangan gambar
1. Karter
2. Saringan pompa
3. Pompa oli
4. Katup pelepas
5. Saringan halus
6. Katup by-pass
7. Sakelar tekan
8. pemakai
Gambar 21. Pembagian oli kemasing-masing
pemakai
- Motor Diesel setiap 5.000 Km
Sistem pelumasan pada mesin diesel dasarnya sama dengan mesin
bensin. Mesin diesel lebih banyak menghasilkan karbon dari pada mesin
bensin selama pembakaran, jadi diperlukan oil filter yang dirancang khusus.
Sistem pelumasan mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oli (oil cooler)
untuk mendinginkan minyak pelumas karena temperatur kerjanya tinggi dan
bagian-bagian yang berputar juga kerjanya lebih berat dari pada mesin
bensin.
Gambar 23. Letak Komponen Sistem Pelumasan Pada Mesin 2C
Diagram 3. Aliran Pelumas Pada Mesin 2C
27
Fungsi Minyak Pelumas
Gesekan dan keausan dapat dikurangi dengan memisahkan atau membatasi
kedua permukaan yang bergesekan dengan pelumas. . Oli akan membentuk
lapisan tipis yang memisahkan kedua permukaan yang keras satu dengan
lainnya, sehingga permukaan tersebut “mengapung” di atas oli. Selain tersebut
di atas minyak pelumas berfungsi :
a) Sebagai pelumas
Oli mesin melumasi permukaan logam yang bersinggungan dalam mesin
dengan cara membentuk lapisan film oli. Lapisan oli (oil film) tersebut
berfungsi mencegah kontak langsung antara permukaan yang bergesekan dan
membatasi keausan.
b) Mendinginkan komponen-komponen mesin yang panas.
Panas ini bukan hanya karena gesekan tapi juga karena panas yang
ditimbulkan adanya pembakaran. Seperti pada torak, panas yang terjadi harus
diturunkan, sebab kalau tidak logam akan memuai yang berlebihan dan torak
akan macet terhadap dinding silinder .
c) Oli berfungsi untuk merapatkan, khususnya antara torak dan dinding silinder
dan mencegah gas hasil pembakaran masuk ke ruang engkol.
28
d) Oli digunakan untuk “menjebak” kotoran dan sisa pembakaran yang
disebabkan oleh terbakarnya campuran bahan bakar dan udara dalam silinder.
e) Sebagai peredam suara yang di timbulkan oleh mesin
Klasifikasi minyak pelumas untuk Motor Diesel
Mesin diesel mempunyai tekanan kompresi yang sangat tinggi
membutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan komponen-komponennya.
Oleh karena itu oli mesin pada mesin diesel harus dapat membentuk lapisan oli
yang lebih kuat.
Bahan bakar diesel mengandung sulfur yang ber-reaksi menjadi asam
belerang akibat pembakaran. Oli mesin harus mempunyai kekuatan untuk
menetralisir asam ini dengan baik dan tenaga deterjent-dispersent yang baik untuk
mencegah timbulnya jelaga di dalam mesin.
Klasifikasi
API
PENGGUNAAN DAN KUALITAS OLI
CA Digunakan untuk mesin diesel operasi beban ringan
yang mengandung detergent dispersent, anti oxidant,
dll
CB
Digunakan untuk mesin diesel operasi beban sedang
dengan bahan bakar kualitas rendah. Yang
mengandung detergent dispersent, anti oxidant, dll
CC
Mengandung sejumlah besar detergent dispersent,
anti oxidant, dll. Dapat digunakan dalam mesin diesel
turbo charged dan dapat juga dalam mesin bensin
dengan pelayanan kondisi mesin operasi temperatur
sedang.
CD Digunakan untuk mesin diesel turbo charged dengan
kandungan sulfur solar kecil. Sedangkan kandungan
detergent-dispersent dalam jumlah besar.
Tabel 2. Klasifikasi minyak pelumas
29
Komponen Pelumasan Mesin
1) Pompa oli (oil pump)
Berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan dan
menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Ada 2 model pompa :
a) Model roda gigi
Pompa oli model roda gigi adalah pompa yang terdiri dari dua
buah gigi yang berputar untuk memompa oli dua buah roda gigi tersebut
ada roda gigi penggerak (drive gear) dan ada roda gigi yang digerakkan
(driven gear). Ada dua tipe pompa oli model roda gigi yaitu:
Tipe internal gear
Roda gigi yang digerakkan (driven gear) digerakkan oleh roda gigi
penggerak yang dihubungkan langsung ke camshaft, ruang volume
dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah saat berputar. Tipe ini
memiliki konstruksi yang sederhana dan kemampuannya dapat
diandalkan.
Tipe external gear
Sama halnya seperti model internal ada drive gear & driven gear
untuk memompa oli seperti terlihat pada gambar disamping. Aliran oli
juga terlihat seperti gambar. Tipe ini sudah lama digunakan karena
konstruksinya lebih sederhana dan lebih akurat.
b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang
digerakkan).
Gambar 24. Tipe roda gigi
30
Gambar 25. Tipe trochoid
2) Sistem pengaturan tekanan
Katup pengatur tekanan oli (oil pressure relief valve), berfungsi mengatur
tekanan oli yang disalurkan ke sistem pelumasan. Pada tekanan minyak yang
tinggi (rpm tinggi,katup akan membuka dan kelebihan oli akan disalurkan ke
bak oIi melalui lubang by pass. Sehingga tekanan oli yang masuk ke sistem
pelumasan dapat dibatasi besarnya.
Gambar 26. Pengatur tekanan
3) Saringan Oli (Twin-element Oli Filter)
Mesin bensin pada umumnya menggunakan saringan full-flow type
singgle elemen. Sedangkan mesin diesel menggunakan filter dua elemen yang
terdiri dari elemen aliran penuh dan elemen by-pass. Elemen filter aliran
penuh ditempatkan antara oil pump dan mesin dan seperti terlihat pada
31
gambar di bawah, elemen filter by-pass ditempatkan antara oil pump dengan
oil pan dari mesin.
Gambar 27. Oil Filter
Elemen alirah penuh menyaring kotoran-kotoran yang mempengaruhi
kerja bagian-bagian mesin yang berputar dan elemen by-pass menyaring
lumpur dan kerak karbon yang tercampur jadi satu di dalam minyak pelumas.
Kedua elemen ini mengalirkan minyak pelumas yang sangat bersih untuk
melumasi bagian-bagian mesin.
Diagram 4. Diagram Aliran Oli
4) Pendingn Oli
Kebanyakan pendingin oli (oil cooler) yang digunakan pada mesin diesel
adalah sejenis dengan pendinginan air. Tergantung pada tipe mesin, oil cooler
32
dapat ditempatkan di depan mesin, disamping atau di bawah radiator. Pada
gambar di bawah diperlihatkan oil cooler yang dipasang disamping mesin.
Minyak pelumas dipompa oleh oil pump dan bersirkulasi melalui oil filter, oil
pan dan oil cooler. Minyak pelumas didinginkan oleh air pendingin mesin
yang ada disekelilingnya selama mengalir di dalam inti saluran minyak
pelumas di dalam oil cooler. Dan kemudian mengalir ke saluran minyak
utama.
Gambar 28. Oil Cooler
Pendingin oli (oil cooler) umumnya dilengkapi dengan by-pass valve
untuk mencegah terjadinya kerusakan karena kenaikan viskositas minyak
temperatur rendah. Bypass valve akan bekerja apabila kekentalan oli tinggi
atau saat oil cooler element tersumbat. Hal tersebut akan menyebabkan
tahanan aliran menjadi tinggi, sehingga bypass valve akan terbuka agar oli
kembali secara langsung ke oil filter element tanpa melalui oil cooler.
Gambar 29. Katup By-pass
33
5) Oil Nozzle
Pada banyak mesin diesel, oil nozzles tersedia pada cylinder block untuk
mendinginkan piston. Bagian lubricationtion oil pumping dari main oil
gallery pada cylinder block mengalir melalui check valve dan diinjeksi dari
oil nozzle untuk mendiginkan bagian dalam piston.
Check vale ball menutup oil passage oleh daya pegas spring ketika tekanan
oli jatuh di bawah kira-kira 140 kPa (1,4 kgf/cm2). Ini untuk mencegah oil
pressure di lubrication circuitry jatuh terlalu rendah dengan menutup oil
passage.
Gambar 30. Oil Nozzle
Beberapa Pelumasan pada Komponen-komponen Mesin
Komponen-komponen mesin yang saling berhubungan perlu dilumasi
untuk memperkecil keausan serta menghindari korosi, sehingga umur pemakaian
mesin akan lebih panjang dan menjadikan kinerja mesin lebih baik lagi.
a) Pelumasan pada Conecting Rod, Piston dan Main Bearing
Pada pelumasan ini, terdapat lubang oli yang menghubungkan main oil
gallery ke setiap bearing. Oli mengalir masuk melalui lubang oli yang
terdapat padacrankshaft untuk melumasi connecting rod bearing kemudian
masuk melalui lubang yang terdapat pada connecting rod untuk
melumasi connecting rod small end bushing. Oli disemprotkan dari oil
jet yang terdapat pada connecting rod small end untuk melumasi piston.
34
Gambar 31. Pelumasan pada Conecting Rod
Gambar 32. Pelumasan pada piston
b) Pelumasan pada Camshaft dan Mekanisme katup
Camshaft bushing dilumasi oleh oli yang mengalir melalui saluran main
oil gallery ke setiap bushing. Pada bagian ujung depan camshaft
journal terdapat lubang oli yang menyalurkan oli untuk melumasi camshaft
gear dan mekanisme katup. Oli masuk ke rocker shaft braket bagian depan,
kemudian masuk ke rocker shaft dan melumasi setiap rocker bushing. Pada
saat yang sama, oli memancar dari lubang yang terdapat pada bagian
atas rocker arm untuk melumasi permukaan atas dimana terdapat valve
35
cam dan valve stem. Oli masuk ke lubang push rod pada cyclinder
head dan crankshaft untuk melumasi cam sebelum kembali ke oil pan.
Gambar 33. Pelumasan mekanisme katup
Gambar 34. Pelumasan camshaft
c) Pelumasan Timming Gear
Oli yang melewati main oil gallery mengalir melalui bagian
dalam camshaft dan idler shaft, untuk melumasi setiap gear selama berputar.
Pada bagian dalam timming gear case terdapat oil jet yang secara otomatis
memberikan tekanan pelumasan secara konstan. Pada idler
gear, shaft dilengkapi oil jet untuk pelumasan auto timmer.
36
Oil jet dipasang pada bagian bawah komponen main oil gallery pada
setiap silinder dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oli kearah
bagian dalampiston. Oil jet dipasang dengan check valve yang membuka dan
menutup berdasarkan tekanan yang ditentukan. Check valve menutup pada
putaran rendah, hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya tekanan
volume oli pada komponen sistem pelumasan.
Gambar 35. Pelumasan rantai timing
C. SISTEM PENDINGINAN
Umumnya mesin didinginkan oleh sistem pendinginan air dan udara.
Mesin mobil banyak menggunakan sistem pendinginan air. Sistem
pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi
untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin
pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga
gerak.
Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil
pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang
37
melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar
ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk
konversi panas hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi
gerakan mekanis, dengan hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin
selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga
mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah
lingkungan.
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin
mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi.
Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak
ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu
jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur
yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja
mesin. Sistem pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada
batas temperatur kerja yang ideal.
Sistem pendingin air mempunyai kerugian konstruksi rumit dan biaya
mahal dan mempunyai keuntungan lebih aman dan berfungsi sebagai
peredam bunyi juga dapat digunakan sebagai sumber panas untuk heater
(pemanas ruangan) Sistem pendinginan air dilengkapi oleh water jacket,
pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet (hose),
fan clutch dan lain-lain.
1. Kegunaan pendinginan
Menyarap panas pada bagian-bagian motor sehingga mengurangi keausan
dan kerusakan.
Untuk mendapatkan temperatur kerja motor yang tepat dan merata
38
Udara pengapian
Panas
Panas
2. Macam-macam sistem pendingin
a. Pendinginan udara
Gambar 36. Pembandingan Udara
Cara kerja :
Panas yang ditimbulkan oleh motor dipindahkan ke udara luar.
Untuk meningkatkan efisiensi pendinginan permukaan bidang pendinginan
diperluas dengan sirip-sirip.
Digunakan pada :
Kebanyakan sepeda motor, motor-motor unit kecil.
Mesin VW lama, Deutch Diesel.
Sifat-sifat yang menonjol :
Konstruksi sederhana
Suara motor keras akibat getaran sirip-sirip
Pendinginan tidak merata
Jarang ada gangguan
39
b. Pendinginan air sirkuit pompa
Gambar 37. Pendinginan air sirkuit pompa
1. Air pada rongga-rongga blok motor dan kepala silinder menyerap panas
motor
2. Air pendingin yang panas disalurkan ke radiator melalui slang bagian atas
3. Radiator memindahkan panas ke udara luar
4. Kipas menjamin aliran udara yang melewati radiator
5. Air pendingin kembali ke motor melalui slang bagian bawah
6. Pompa air membangkitkan sirkulasi air
7. Termostat mengatur aliran air ke radiator agar temperatur motor tetap (
80°C )
Sifat-sifat yang menonjol :
Pendinginan lebih merata dibanding pendingin dengan udara
Temperatur kerja motor tetap
Gangguan lebih sering terjadi dan kemungkinannya lebih banyak ( seperti
: bocor, pompa air rusak, dsb )
40
Cara Kerja Mesin Pendingin Mobil
a) Pada waktu mesin dingin
Gambar 38 keadaan mesin dingin
Ketika mesin dalam keadaan dingin, air pendingin juga masih dingin
dan termostat masih tertutup, sehingga aliran air pendingin adalah water
pump ke water jacket ke by pass hose kembali ke water pump.
b) Pada waktu mesin panas
Gambar 39. Keadaan mesin panas
Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka sehingga aliran air
pendingin adalah radiator ke lower hose ke water pump ke water jacket ke
upper hose kembali ke radiator.
41
1) Radiator
Gambar 40. Radiator
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang
telah menjadi panas.
2) Inti Radiator
Inti radiator (radiator core) terdiri dari pipa-pipa (tube) dimana cairan
pendingin melaluinya dari upper ke lower tank, dan juga dilengkapi
dengansirip-sirip pendingin (fin).Panas cairan pendingin pertama di serap
oleh fin, yang didinginkan oleh fan dan udara akibat gerakan kendaraan.
Ada 3 tipe radiator core : plate fin, corrugated fin, single row.
Gambar 41. Inti radiator
42
3) Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menjaga kuantitas dalam radiator yang
sesuai. Pada tutup radiator terdapat relief valve dan vacuum valve.
Gambar 42. Tutup radiator
- Cara kerja relief valve
Gambar 43. Cara Kerja Relief Valve
Bila suhu air pendingin naik akan menyebabkan tekanan akan bertambah,
bila tekanannya mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2 pada 110 – 120°C. Relief valve
akan terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe.
- Cara kerja vacuum valve
Gambar 44 Cara Kerja Vacuum Valve
43
Saat suhu air pendingin turun setelah mesin berhenti dan membentuk
kevakuman dalam radiator yang akan membuka vacuum valve menghisap air
pendingin dari reservoir.
4) Tangki Cadangan (Reservoir Tank)
Reservoir dihubungkan ke radiator melalui overflow pipe. Reservoir
berfungsi untuk mencegah terbuangnya air pendingin dan menjamin agar
tetap dapat mengirimkan cairan pendingin.
Gambar 45. Reservoir
5) Thermostat
Gambar 46. Thermostat
44
Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin.
Tipe thermostat yang umum digunakan adalah tipe wax (lilin). Pada
thermostat terdapat jiggle valve yang berfungsi untuk mempermudah
masuknya air saat pengisian
6) Pompa Air
Gambar 47. Pompa air
Pompa air berfungsi untuk memompakan cairan pendingin dari radiator ke
water jacket. Umumnya yang banyak digunakan adalah tipe sentrifugal.
Pompa air digerakkan oleh tali kipas atau timing belt
7) Kipas Pendingin dan Kopling Fluida
Radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginannya tidak cukup
apabila kendaraan berhenti. Untuk itulah diperlukan kipas (fan) yang akan
menambah pendinginan.
Kipas pendingin digerakkan oleh tali kipas atau motor listrik
45
Gambar 48. Kipas pendingin
kopling fluida
Gambar 49. Kopling fluida
Kopling fluida berfungsi untuk mendinginkan radiator dengan lebih
efisien. Saat temperatur udara rendah, kecepatan kipas rendah sehingga mesin
menjadi panas dan saat temperatur tinggi, otomatis putaran kipas menjadi
cepat.
46
Susunan kopling fuida
Gambar 50 Susunan Kopling Fluida
8) Tali Kipas
Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh tali kipas. Tali kipas terbagi
menjadi V-belt dan V ribbed belt.
- V Belt
Disebut V belt karena berbentuk V untuk menambah efisiensi pemindahan
tenaga. V belt terdapat 2 macam tipe conventional dan tipe cog.
Gambar 51. V Belt
47
- V Ribbed Belt
V ribbed belt mempunyai keuntungan mempunyai efisiensi pemindahan
tenaga yang besar dan panas yang tinggi, tahan lama.
Gambar 52. V Ribbed Belt
D. SISTEM BAHAN BAKAR
Pada prinsipnya sistem bahan bakar mempunyai komponen-komponen
yang terangkai menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan dan saling
membantu dalam rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin
dengan saat yang tepat dengan jumlah yang tepat pula. Komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tangki bahan bakar (fuel tank).
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan
bakar. Tangki bahan bakar dibuat dengan berbagai ukuran dan tiap ukuran
serta bentuk tangki tersebut dirancang untuk maksud persyaratan tertentu.
Anonim (2004).
Tangki bahan bakar pada motor diesel harus mempunyai
kemampuan yang cukup kuat, tangki bahan bakar pada mobil biasanya
diletakkan disamping chasis atau diatas chasis yang sejajar dengan motor.
Oleh sebab itu untuk mengalirkan bahan bakarnya diperlukan pompa
penyalu
Udara luar Breather tube
Main pipe
Gambar 53. Tangki bahan bakar solar.
48
2) Saringan bahan bakar (fuel filter).
Saringan bahan bakar berfungsi untuk memisahkan solar dari
kandungan air dan kotoran yang terdapat didalam tangki. Anonim (2004).
Penyaringan bahan bakar mesin diesel sangat penting karena bahan bakar
diesel cenderung tidak bersih baik dari kotoran partikel atau dari air,
sedangkan elemen pompa injeksi dan injektor dibuat presisi.
Untuk memisahkan air dari bahan bakar digunakan juga water
sedimenter yang bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang lebih besar
daripada bahan bakarnya. Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa
maka dapat menyebabkan kerusakan pada elemen pompa karena korosi
dan pengabutan menjadi terganggu.
Gambar 54: Saringan bahan bakar dan sedimenter
Untuk mengetahui bahwa air yang berada dalam sedimenter telah
banyak maka diketahui dari sistem lampu peringatan yang sirkit
kelistrikannya dapat dilihat pada gambar 42.
49
Gambar 55 Sistem kelistrikan sedimenter.
Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc)
maka pelampung akan menghubungkan water switch (lead switch) dengan
masa. Akibatnya arus listrik akan mengalir dari baterai ke lampu filter
terus ke masa, akibantnya lampu filter akan menyala untuk memberi
peringatan kepada pengendara bahwa air yang berada pada sedimenter
perlu segera dikeluarkan.
Konstruksi sedimenter dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada
gambar 43.
Gambar 56: Konstruksi sedimenter.
50
Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu
penyaringan bahan bakar, yaitu:
a) Penyaring pada tangki (filter screen) atau pada pompa pemindah, yang
berfungsi menahan partikel besar.
b) Penyaring primer (primary filter) berfungsi menyaring partikel-partikel
kecil.
c) Penyaring sekunder (secondary filter) berfungsi menyaring partikel
yang lembut.
3) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump).
Pompa pemindah bahan bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan
bakar dari tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke
ruang pompa injeksi. Pompa ini dinamakan juga pompa pemberi (feed
pump) atau pompa pencatu bahan bahan bakar (fuel supply pump) atau
pompa priming.
Pompa pemindah bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar
dengan pompa injeksi sebaris dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 57: Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris.
Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris adalah model pompa
kerja tunggal (sigle acting) dipasang pada sisi pompa injeksi dan
51
digerakkan oleh poros nok pompa injeksi. Pompa pemindah ini dilengkapi
dengan pompa tangan untuk membuang udara yang terdapat pada aliran
bahan baka sebelum mesin dihidupkan. Bahan bakar di dalam pompa
injeksi selamanya harus cukup, untuk itu perlu pengiriman bahan bakar ke
pompa injeksi dengan tekanan tertentu. Bila tekanan rendah di bawah
spesifikasi, elemen pompa tidak mampu memberikan bahan bakar yang
cukup pada kecepatan tinggi. Oleh karena itu, tekanan pengisian harus di
atas 1,8–2,2 kg/cm2 (2,56–3,11 psi).
Cara kerja pompa pemindah pada pompa injeksi sebaris dapat
dilihat pada gambar .
Gambar 58. Cara kerja pompa pemindah
Keterangan :
1. Poros nok. 6. Katup inlet.
2. Tappet roller. 7. Pegas.
3. Push rod. 8. Ruang tekanan.
4. Pegas. 9. Katup keluar.
5. Piston. 10. Ruang bakar.
Pompa pemindah ini digerakkan oleh poros nok sehingga piston
bergerak bolak-balik untuk mengisap dan menekan bahan bakar bila
tekanan masih rendah. Bahan bakar yang diisap akan ditekan ke dalm
pompa injeksi melalui saluran keluar dan katup tekan membuka
sedangkan katup masuk menutup. Bila poros nok tidak menekan tappet
roller maka katup tekan tetutup sedangkan katup isap terbuka terjadilah
52
pengiapan. Jika tekanan bahan bakar telah melebihi spesifikasi maka
tegangan pegas tidak mampu mendorong piston. Akibatnya piston tidak
bergerak dan pompa pemindah ini tidak bekerja lagi. Setelah tekanan turun
maka pompa pemindah ini akan bekerja lagi.
Pompa pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi
distributor dapat dilihat pada gambar 45.
Gambar 59. Priming pump untuk pompa injeksi distributor.
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi
dengan penyaring bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja priming pump
ini adalah Tekan handle pompa diafragma ke bawah dan bahan bakar atau
udara dalam ruang pompa akan membuka outlet check valve dan mengalir
ke saringan bahan bakar. Pada saat yang sama inlet check valve akan
menutup dan mencegah bahan bakar mengalir kembali. Lihat gambar 46.
Gambar 60. Penekanan priming pump untuk membuang udara.
53
Bila handel pompa dibebaskan, tegangan pegas mengembalikan
diafragma ke posisi semula danmenimbulkan vakum di dalam ruang
pompa. Hal tersebut menyebabkan inlet valve terbuka disebabkan adanya
kevakuman dan bahan bakar akan mengalir ke dalam ruang pompa. Pada
saat yang sama outlet valve akan menutup mencegah kembalinya aliran
bahan bakar. Bekerjanya turun dan naik dengan berulangulang dan
menyebabkan bahan bakar dikirim ke saringan bahan bakar.
Gambar 61. Pengisapan bahan bakar pada priming pump.
4) Pipa Injeksi
Pipa-pipa injeksi sistem bahan bakar diesel merupakan rangkaian
bahan bakar bertekanan tinggi antara pompa injeksi dan injektor bahan
bakar. Pengiriman bahan bakar yang bertekanan tinggi memerlukan pipa
injeksi yang memiliki konstruksi dinding baja tebal tanpa sambungan
dengan fitting/sambungan dobel berkekuatan tinggi supaya tidak terjadi
kebocoran.
Gambar 62: Sambungan (fitting) pipa injeksi bertekanan tinggi
54
5) Injektor Bahan bakar (fuel injector).
Injektor bahan bakar kadangkala disebut juga dengan pengabut
atau ada yang menyebut dengan nosel (nozzle). Disebut injector karena
tugas dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena
bahan bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan
disebut nosel karena ujung komponen ini luas penampangnya makin
mengecil.
Secara garis besar nosel injeksi dapat diklasifikasikan ke dalam 2
tipe yaitu: Anonim (2004).
(1) Tipe lubang (hole type).
Tipe lubang terdapat dalam 2 jenis yaitu: Lubang satu (single hole
type) dan, Lubang banyak (multiple hole type).
(2) Tipe pin (pin type).
Tipe pin terdapat dalam 2 jenis yaitu: Tipe throttle (throttle type),
dan Tipe pintle (pintle type).
Gambar 63. Konstruksi dan tipe nosel injeksi.
Tipe nosel injeksi sangat menentukan bagi proses pembakaran dan
bentuk ruang bakar. Tipe lubang banyak pada umumnya digunakan untuk
55
mesin diesel dengan injeksi langsung (direct injection), sedangkan tipe pin
pada umumnya digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai ruang
bakar muka (precombustion chamber) dan ruang bakar pusar (swirl
chamber).
Pada umumnya nosel injeksi model pin adalah yang berjenis
throttle yang pada saat permulaan injeksi jumlah bahan bakar yang ditekan
ke dalam ruang bakar muka hanya sedikit, tetapi pada akhir injeksi jumlah
bahan bakar semakin banyak.
Nosel injeksi ditempatkan pada mesin diesel dengan pemegang
nosel (nozzle holder) yang dapat menentukan jumlah bahan bakar dan
mengatur tekanan injeksi. Pada gambar berikut ditunjukkan konstruksi
nosel injeksi. Jarum nosel ditahan oleh pena tekanan (pressure pin) dan
pegas tekan (pressure spring) yang dapat diatur oleh sekrup penyetel
(adjusting screw) sehingga membukanya nosel injeksi dapat diatur.
Gambar 64. Konstruksi nosel injeksi
Cara kerjanya sebagai berikut.
Sebelum Penginjeksian
56
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi
melalui saluran minyak (oil passage) pada nozzle holder menuju ke oil
pool pada bagian bawah nozzle body.
Penginjeksian Bahan Bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan
permukaan ujung needle. Bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas,
maka nozzle needle akan terdorong ke atas dan menyebabkan nozzle
menyemprotkan bahan bakar.
Akhir Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan
bahan bakar turun, dan pressure spring mengembalikan nozzle needle
ke posisi semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagian bahan bakar
yang tersisa antara nozzle needle dan nozzle body, melumasi semua
komponen dan kembali ke over flow pipe.
6) Busi Pemanas/pijar
Bila mesin diesel dihidupkan dalam keadaan dingin, ruang
bakarnya masih dalam keadaan dingin dan tekanan udara kadang-kadang
panasnya kurang untuk membakar bahan bakar sehingga mesin sukar
dihidupkan. Problem ini sering terjadi pada mesin-mesin diesel yang
dilengkapi dengan ruang tambahan (auxiliary chamber), hal ini disebabkab
luas areal ruang bakar yang besar. Dengan alasan ini, diperlukan busi pijar
pada ruang bakar mesin diesel tipe ruang tambahan. Arus listrik dialirkan
ke busi pijar sebelum dan selama mesin dihidupkan untuk memanaskan
ruang bakar, dengan demikian dapat diatur temperatur udara yang
dikompresikan pada tingkat yang cukup tinggi. Sebagian besar sistem
injeksi langsung tidak mempunyai busi pijar, disebabkan mempunyai luas
permukaan yang kecil dan sedikit sekali panas yang hilang.
57
Di areal yang dingin, temperatur udara luar kadang-kadang sangat rendah
dan mesin sukar dihidupkan. Dengan alasan ini, pada beberapa mesin
diesel dilengkapi dengan intake air heater yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur udara masuk.
Gambar 65: Sistem busi pijar yang biasa digunakan pada mesin diesel
7) Governor
Governor mesin diesel merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol
kecepatan mesin agar sesuai dengan besarnya beban kerja. Governor adalah
alat mekanis yang biasanya digunakan berpasangan dengan pompa injeksi
bahan bakar. Kerja governor dapat dikontrol dengan berbagai alat misalnya
diafragma vakum, pembeban sentrifugal atau tekanan hidrolis. Fungsi utama
governor adalah mengontrol besarnya bahan bakar yang diberikan oleh pompa
injeksi sesuai posisi katup trotel yang ditentukan oleh operator atau
pengendara dan beban mesin. Oleh karena itu governor mengontrol
keseluruhan kecepatan mesin serta pada beberapa mesin juga mengontrol
kecepatan idle.
58
Gambar 66: Governor yang mengontrol kecepatan maksimum dan idle
Ada tiga jenis yang umum pada desain governor, yaitu diafragma yang
bekerja dengan vakum, pembeban sentrifugal dan hidrolis. Masing-masing
desain bekerja dengan cara yang berbeda satu sama lain tetapi memberikan
hasil yang sama. Prinsip dasar kerja ketiga governor sistem bahan bakar
diesel adalah sebagai berikut :
Governor Diafragma Vakum atau Pneumatis
Governor diafragma vakum atau pneumatis mengontrol kecepatan
trotel idle dan maksimum dengan menggunakan vakum manifold untuk
menggerakkan diafragma yang memperngaruhi batang bergigi pengontrol
dan pompa injeksi bahan bakar inline. Governor seperti yang ditunjukkan
dalam gambar 1.18 terdiri dari (a) sebuah unit vakum manifold yang
terpasang pada jalan masukan manifold. Termasuk pada unit ini adalah
sebuah katup cerat dan dua jalan masuk vakum, sebuah untuk bukaan
katup trotel idle dan yang lainnya untuk bukaan maksimum. (b) unit
diafragma yang terpasang pada pompa injeksi. Unit ini meliputi diafragma
59
yang mengoperasikan batang bergigi pengontrol bahan bakar dan sebuah
pegas pengembali diafragma yang menekan diafragma pada posisi bahan
bakar penuh. Kedua unit dihubungkan dengan dua buah saluran vakum.
Gambar 67: Governor jenis diafragma vakum atau pneumatis sederhana
Kerja Dasar Governor
Kerja dasar governor adalah sebagai berikut : pada saat mesin mati
pegas pengembali diafragma menekan diafragma dan batang bergigi ke
arah kiri pada posisi bahan bakar penuh. Jika mesin di-starter sumber
vakum dari plat trotel bekerja mendorong diafragma ke arah kanan
sehingga mengurangi penyaluran oleh pompa injeksi dan mengontrol
kecepatan mesin sesuai dengan posisi trotel. Saat trotel dibuka, suplai
vakum pada diafragma menurun sehingga diafragma terdesak ke kiri oleh
pegas pengembali yang meningkatkan penyaluran bahan bakar dan
kecepatan mesin.
Vakum manifold menjadi hilang saat trotel membuka penuh
sehingga pegas pengembali mendesak diafragma pada posisi bahan bakar
penuh. Vakum manifold yang tertinggi adalah pada saat posisi trotel
60
menutup dan diafragma terdesak pegas pengembali untuk menggerakkan
batang bergigi pada posisi bahan bakar minimum atau idle.
Governor Sentrifugal atau Mekanis
Governor sentrifugal atau mekanis menggunakan flyweight yang
berputar sebagai alat standar operasinya. Pinsip kerjanya serupa dengan
sistem maju mekanis distributor. Saat mesin dan pompa injeksi bahan
bakar berputar, bekerja gaya sentrifugal pada flyweight yang berputar
yang mengontrol posisi batang bergigi atau batang pengontrol bahan bakar
pompa injeksi.
Sebuah governor mekanis sederhana ditunjukkan pada gambar
1.19. Governor tersebut terdiri dari dua buah flyweight (A) yang beraksi
pada batang penghubung (sliding yoke) (E). Poros pompa injeksi yang
menggerakkan mesin mengakibatkan flyweight bergerak ke arah luar
sehingga mendesak sliding yoke pada pegas governor (D). Tekanan pada
pegas governor mengontrol posisi trotel, tekanan lemah pada idle, tekanan
kuat pada trotel membuka penuh.
Pada saat batang penghubung bergerak kembali karena tekanan
pegas governor ia juga mengontrol posisi batang pengontrol bahan bakar
(C) sehingga mengontrol penyaluran bahan bakar dan kecepatan mesin.
Semakin lemah tekanan pegas governor maka semakin kecil kecepatan
mesin yang diperlukan untuk menggerakkan pembeban sentrifugal keluar
untuk mengurangi penyaluran bahan bakar dan menjaga kecepatan mesin
agar tetap perlahan. Semakin kuat tekanan pegas governor maka semakin
besar kecepatan mesin yang diperlukan untuk menggerakkan beban
sentrifugal keluar untuk mengurangi penyaluran bahan bakar sehingga
kecepatan mesin tetap tinggi.
61
Gambar 68: Governor sentrifugal sederhana
Kerja Dasar Governor Sentrifugal
Kerja dasar governor adalah sebagai berikut : saat mesin telah
berhenti pegas governor menahan batang penghubung dan batang
pengonrol bahan bakar pada posisi bahan bakar penuh. Pada saat mesin
distarter terdapat gaya sentrifugal yang menggerakkan beban ke luar,
beban mengadakan aksi pada batang yoke dan menggerakkannya melawan
pegas governor yang bertekanan rendah, sehingga mendesak batang
bergigi pengontrol ke arah bahan bakar yang lebih sedikit (idle ) atau
posisi kecepatan mesin yang rendah.
Saat tekanan trotel meningkat maka tekanan pada pegas governor
meningkat sehingga mendesak batang yoke kembali pada posisi bahan
bakar penuh untuk meningkatkan kecepatan mesin. Akhirnya dicapai suatu
titik di mana beban bergerak keluar dengan gaya sentrifugal yang
mencukupi untuk mengurangi kembali peningkatan penyaluran bahan
bakar, sehingga menjaga kecepatan mesin yang konstan.
Bahan bakar penuh diperoleh saat tekanan pegas governor cukup
untuk menahan yoke terhadap gaya sentrifugal beban, sehingga terjadi
penyaluran bahan bakar dan kecepatan mesin yang maksimum.
Governor Hidrolis
Governor hidrolis merupakan alat mekanis yang menggunakan
tekanan minyak pelumas atau bahan bakar untuk menggerakkan piston
servo untuk mengontrol operasi batang pengontrol bahan bakar. Beberapa
62
governor hidrolis menggunakan flyweight untuk mengontrol tekanan
cairan yang menggerakkan batang pengontrol.
Tekanan hidrolis minyak pelumas atau bahan bakar diperoleh dari
pompa, baik yang bertipe baling-baling ataupun bertipe roda gigi, dan
biasanya merupakan pompa pengangkat utama dari pompa injeksi bahan
bakar. Tekanan pompa berubah jika kecepatan mesin berubah, sehingga
menjadi media yang efektif dalam meraba rpm mesin untuk mengontrol
penyaluran bahan bakar pompa injeksi.
Gambar 69: Governor hidrolis sederhana
Kerja Dasar Governor
Bahan bakar diesel dari rangkaian tekanan rendah mendapat
tekanan dari pompa baling-baling atau pompa roda gigi. Jika kecepatan
mesin meningkat maka tekanan tersebut juga meningkat. Tetapi hal
tersebut diatur oleh alat regulasi pada sisi jalan keluar pompa penyuplai,
sehingga menjamin peningkatan tekanan yang proporsional terhadap
kecepatan mesin. Jika mesin berhenti maka pegas governor mendesak
batang pengontrol ke arah posisi bahan bakar penuh.
Saat mesin distarter dan trotel idle, tekanan pegas governor kecil
sehingga tekanan hidrolis dari pompa penyuplai menimbulkan aksi pada
63
piston governor dan menggerakkannya menekan pegas untuk
menggerakkan batang pengontrol pada posisi bahan bakar yang lebih
rendah (idle). Saat trotel dinaikkan hingga posisi medium, tekanan pegas
governor diperbesar oleh tuas pengontrol. Tekanan pegas mengalahkan
tekanan hidrolis pompa penyuplai sehingga menggerakkan batang kopntrol
bergerak ke arah posisi bahan bakar yang lebih tinggi dan kecepatan mesin
meningkat.
Kecepatan mesin diatur oleh tekanan pegas governor hingga
kecepatan mesin naik cukup tinggi supaya tekanan bahan bakar hidrolis
pompa penyuplai lebih besar dari tekanan pegas, maka penyaluran bahan
bakar dihentikan. Pada bukaan trotel maksimum, tekanan pegas governor
berada pada nilai maksimum sehingga penyaluran bahan bakar penuh
dapat berlangsung, bergantung pada tekanan pompa penyuplai.
Kecepatan maksimum mesin dikontrol oleh tekanan yang
dihasilkan oleh pompa penyuplai pada nilai yang dapat mengalahkan
tekanan pegas governor. Jika ini dicapai maka dicegah penyaluran bahan
bakar yang lebih banyak. Jika tuas kontrol digerakkan untuk mengurangi
trotel, maka tekanan pegas governor berkurang, kecepatan mesin menjadi
tinggi. Maka tekanan pompa penyuplai mendorong piston sehingga
mendesak pegas . Akibatnya batang kontrol bergerak mengurangi posisi
bahan bakar dan kecepatan mesin pun berkurang
8) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump).
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar
dengan tekanan yang cukup melalui kerja elemen pompa. Anonim (2004).
Pada pompa injeksi bahan bakar diesel terdapat dua type/model yang
sering dijumpai dalam industri yaitu pompa injeksi sebaris tipe bosh (PE)
atau biasa juga disebut dengan tipe in-line dan pompa injeksi distributor
tipe VE.
64
Gambar 70. Pompa injeksi sebaris tipe Bosch (PE)
Gambar 71. Pompa injeksi distributor tipe VE
a) Pompa injeksi sebaris ( in-line)
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang
bertenaga besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap
elemen pompa melayani satu silinder mesin. Pada bagian dalam pompa
tersebut terdapat elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger) dan
silinder (barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga celah antara plunyer
dan silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan
tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur
diagonal yang disebut alur pengontrol (control groove), adalah bagian dari
plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian
atas plunyer oleh sebuah lubang.
65
Gambar 72. Elemen pompa injeksi sebaris.
Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa
injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik dengan putaran
poros nok pompa injeksi. Gerakan bolak-balik ini sesuai dengan cara kerja
sebagai berikut:
Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir
melalui lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur
(delivery chamber) di atas plunyer.
Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet
roller maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer
bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan
dan mengalir keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke injector.
Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove
bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar
terhenti.
Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang
tertinggal dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan
atas plunyer dan mengalir kelubang
masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada
lagi bahan bakar yang disalurkan.
66
Gambar 73. Proses kerja elemen pompa injeksi sebaris
Keterangan:
1= Plunyer 6= Sleeve pengontrol plunyer
2= Silinder (barrel) 7= Pinion pengontrol plunyer
3= Alur pengontrol 8= Plunger driving face
4= Lubang masuk elemen 9= Batang pengatur (control rack)
Gambar
74. Cara kerja elemen pompa injeksi sebaris
Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada gambar 24. Tinggi pengangkatan
nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga sebesar 8 mm.
Pada saat plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk
kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan
67
demikian plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9
mm. Langkah ini disebu “prestroke” dan pengaturannya dapat dilakukan
dengan menyetel baut pada tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat
injeksi (injection timing) bahan bakar keluar pompa.
Gambar 75. Ukuran pada elemen pompa.
Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai
dengan kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang
berkaitan dengan control pinion yang diikatkan pada control sleeve. Control
sleeve ini berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens)
berkaitan dengan bagian bawah control sleeve. Jumlah bahan bakar yang
dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan besarnya langkah
efektif. Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai dari tertutupnya
lubang masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan lubang
masuk. Langkah efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah
efektif.
Gambar 76. Pengontrolan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.
68
Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup
penyalur (delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain
mencegah bahan bakar dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke
plunyer juga berfungsi mengisap bahan bakar dari ruang injector setelah
penyemprotan.
Gambar 77. Katup penyalur.
Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin
injektor akan menutup dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena untuk
mencegah bahan bakar menetes yang dapat menyebabkan pembakaran awal
(pre-ignition) selama siklus pembakaran berikutnya. Cara kerja katup
penyalur adalah sebagai berikut:
Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat
dari dudukan, dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar
dari pompa plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan
dialirkan ke nosel injeksi.
Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan
katup penyalur ke bawah, maka relief valve akan menutup hubungan
antara ruang penyalur dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan
masuk ke dalam sampai dudukan bersentuhan dengan body mencegah
menurunnya katup.
69
Gambar 78. Cara kerja katup penyalur.
Fungsi-fungsi katup penyalur adalah sebagai berikut :
Pada saat plunyer pemompaan pompa injeksi melakukan pukulan untuk
menghisap aliran maka katup penyalur berfungsi sebagai katup
pencegah aliran kembali. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahan bakar
yang ada di atas katup penyalur pada pipa injeksi dan injektor tertarik
kembali menuju ruang pemompaan.
Setelah penginjeksian/penyemprotan, katup piston menutup lubang
pengarah sehingga timbul penurunan mendadak pada tekanan bahan
bakar pada injektor bahan bakar dengan segera setelah dilakukan
penginjeksian. Penurunan tekanan secara mendadak membuat katup
jarum injektor menutup dengan cepat sehingga injeksi bahan bakar
terhenti secara cepat dan bersih tanpa terjadi “tetesan” (dribble).
Menjaga adanya suplai bahan bakar bertekanan rendah pada injektor
bahan bakar dan pipa injeksi setelah injeksi selesai dilakukan. Hal
tersebut dilakukan dengan pukulan penarikan kembali (retraction stroke)
bidang dudukan yang menyekat bidang permukaan pengarah sesudah
piston katup selesai memulai menyekat pengarah. Tekanan rendah
tersebut mengakibatkan terjadinya pemberian tekanan tinggi pada
penyaluran bahan bakar oleh gerakan ke atas plunyer pada pompa
injeksi. Hal ini menjamin kerja injektor yang efektif.
70
Gambar 79: Tiga tahap kerja katup penyalur, terbuka, tertutup dan
menarik kembali (retraksi)
b) Pompa injeksi distributor (VE).
Pompa injeksi distributor tipe VE ini dirancang dengan plunyer tunggal
untuk mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan
membagi pemberian bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan
urutan penginjeksiannya.
Pompa injeksi distributor terdiri dari beberapa komponen-komponen
sebagai berikut:
Pompa pemberi (feed pump).
Pompa pemberi tipe rotari ini berada dalam pompa injeksi yang
menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam rumah pompa melalui
sedimenter dan filter. Pompa pemberi ini digerakkan oleh poros penggerak
(drive shaft) dan selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar akibat
gaya sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan
bahan bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa.
71
Gambar 80. Cara kerja katup pemberi.
Katup pengatur tekanan bahan bakar (regulating valve).
Besarnya tekanan bahan bakar pada pompa pemberi ditentukan
oleh tekanan pegas pada piston katup pengatur ini, sedangkan piston
tertekan oleh tekanan bahan bakar. Bila kecepatan pompa bertambah maka
bertambah pula tekanan bahan bakarnya.
Gambar 81. Katup pengatur tekanan
bahan bakar.
Plunyer dan plat nok.
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak
(drive shaft). Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer
melawan roller. Plat nok mempunyai 4 buah muka nok (cam face), yang
bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer bergerak maju,
72
sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer
bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder
setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak bolak-balik.
Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu lubang
distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa
terdapat 4 saluran distribusi (distribution passage). Pengisapan terjadi bila
salah satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan
bakar berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah satu dari 4
saluran distribusi.
Gambar 82. Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi distributor tipe
VE.
Pada pompa injeksi distributor tipe VE ini dilengkapi dengan
penutup aliran bahan bakar ke pompa yang disebut dengan fuel cut-off
73
solenoid. Bila kunci kontak diputar ke posisi ON maka katup solenoid
akan tertarik oleh kemagnitan sehingga saluran isap akan terbuka. Bila
kuncikontak diputar ke arah OFF maka kemagnitan pada solenoid hilang
dan katup solenoid akan menutup saluran bahan bakar ke elemen pompa.
(a) (b)
Gambar 83. Solenoid penutup bahan bakar.
c) Tipe Common rail
Gambar 84. Common rail
Teknologi mesin diesel dengan sebuah mesin dengan bahan bakar
solar . sistem ini justru main di sistem Bahan bakar, di sistem konvensional
ada komponen-komponen penunjang sistem. di konvensional ada injection
74
pump assembly, priming pump dan juga feed pump yang menyalurkan
bahan bakar ke ruang pembakaran, sekarang Mesin diesel sudah bekerja
dengan sistem elektronis atau sekarang familiar dengan Common rail.
common rail terdiri dari pressure sensor,pressure limiter, solenoid injector
sebagai komponen tambahan.
Ada perbedaan dengan type diesel yang lama, yaitu sistem common
rail ini digabungkan dengan sistem injeksinya yang dikontrol secara
elektronik. type diesel yang lama injektor membuka karena tekanan bahan
bakar, tetapi pada common rail yang membuka injektor adalah arus dari
ECU. jadi injektornya prinsip kerjanya hampir sama dengan injekto mobil
bensin. Common Rail system adalah mesin diesel yang sistem bahan
bakarnya dikontrol secara elektrikal. Pada saat mesin bekerja selalu
terdapat tekanan bahan bakar yang cukup tinggi. Kontrol tekanan tinggi
tersebut pada setiap injector diatur secara independen. Sistem tekanan dan
waktu penginjeksian dirangcang untuk mesin high speed direct injection.
Parameter injeksi seperti waktu penginjeksian, jumlah injeksi dan tekanan
dikontrol olehElectronic Control Unit (ECU).
Pada mesin diesel biasa, pompa digerakkan oleh engine dan
fungsinya adalah untuk memastikan jumlah bahan bakar yang sesuai dan
distribusi bahan bakar ke setiap injector dan mengatur bukaannya. Pada
sistem Common Rail, pompa hanya bertugas untuk manumpuk bahan
bakar pada tekanan yang sangat tinggi di dalam jalur pengumpan biasa
(common feeding line) dari cabang injectors.
Pembukaan injectors dikontrol oleh Electronic Control Unit (ECU)
dan sensor-sensor. Disamping meningkatkan performa dan mengurangi
noise serta menurunkan tingkat emisi gas buang, sistem Common Rail ini
juga memungkinkan mesin diesel untuk mencapai keinginan pemakai
kendaraan di dunia.
75
Kontrol secara elektronik pengiriman bahan bakar dan injeksi di
depan memungkinkan bahan bakar dapat dipompa secara optimal terlepas
dari kecepatan putaran mesin. Oleh karena itulah tekanan tinggi dapat
dipertahankan secara konstan meskipun mesin berputar dengan kecepatan
rendah. Masalah utama yang harus dihadapi untuk meningkatkan performa
dan konsumsi bahan bakar adalah : tingkat keakuratan jumlah bahan bakar
yang disemprotkan ke ruang bahan bakar.
Keunggulan Common rail
• Performa mesin optimal
• Hemat bahan bakar
• Suara dan getaran rendah
• Ramah lingkungan
Aliran Bahan Bakar
Di dalam low pressure circuit, bahan bakar ditarik ke tangki oleh
pre-supply pump, yang mendesak bahan bakar melalui jalur ke sirkuit
tekanan tinggi. Kotoran atau campuran yang ada di dalam bahan bakar
akan dibuang oleh pre-filter, sehingga bisa mencegah keausan dini pada
komponen yang mempunyai tingkat presisi tinggi.
Bahan bakar yang lewat melalui saringan bahan bakar ke pompa
tekanan tinggi yang mendesaknya masuk ke high-pressure accumulator
(rail) dan menghasilkan tekanan tinggi maksimal sebesar 1,350 bar. Untuk
setiap proses injeksi, bahan bakar ditarik dari high-prssure accumulator.
Tekanan di dalam rail tetap konstan, di dalamnya ada satu pressur-control
vavle yang berguna untuk memastikan bahwa tekanan di dalam rail tidak
melebihi angka yang diperbolehkan atau turun dibawah standar.
76
Closed-loop control pada tekanan rail
Pressure-control valve dijalankan oleh ECU. Pada saat membuka,
bahan bakar akan kembali ke tangki melalui return lines dan rail pressure
sinks. Agar supaya ECU dapat menjalankan pressure control valve secara
benar, tekanan rail pressure diukur oleh rail pressure sensor.
Injeksi bahan bakar
Setiap kali bahan bakar diinjeksikan, bahan bakar tersebut dicomon
dari rail pada kecepatan tinggi dan languns diinjeksikan ke dalam cylinder.
Masing-masing cylinder mempunyai injector. Setiap injector mempunyai
solenoid valve yang menerima perintah `membuka´ dari ECU. Selama itu
tetap membuka, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Komponen Pada Diesel Common rail
Gambar 85. Komponen common rail
1)Supply Pump
Supply Pump berguna untuk mengirimkan dan memompa bahan
bakar dari tangki bahan bakar serta menghasilkan tekanan bahan bakar
kecommon rail
2)Pump Control Valve ( PCV )
77
PCV berguna untuk mengatur jumlah volume bahan bakar dari
supply pump ke common rail. Hal ini juga berguna untuk mengatur
tekanan bahan bakar di common rail
3)Common Rail
Common rail adalah sebuah reservoir kecil yang berfungsi untuk
mempertahankan tekanan bahan bakar dan dikontrol dengan common rail
pressure sensor dan regulator sebelum dikirimkan kemasing-masing
injector secara bersamaan
4)Pressure Limiter
Pressure Limiter berguna untuk membatasi tekanan dan volume
bahan bakar di common rail dan mengalirkannya kembali ke supply
pump atau tangki bahan bakar
5)Electronic Control Unit ( ECU )
ECU memperhitungkan agar pembakaran menjadi optimal dengan
mengatur tekanan, jumlah dan waktu injeksi. ECU menjaga agar tekanan
bahan bakar tetap tinggi bahkan di saat Rpm mesin dalam keadaan
rendah sehingga membuat konsumsi bahan bakar menjadi efisien dan
rendah emisi
Ciri Khas Mesin Diesel Common Rail
Injeksi bertekanan tinggi
Pompa injeksi tipe distributor dengan tipe radial plunger dapat
menghasilkan tekanan 100 Mpa ( kira-kira 1.000 kgf/cm2) yang
dibutuhkan oleh mesi diesel berukuran kecil dengan injeksi langsung,
berbahan bakar yan irit , bertekanan tinggi dan bertenaga besar.
High pressure atomization bahan bakar yang diinjeksikan dari nozzle
Dengan injeksi bahan bakar bertekanan tinggi, bahan bakar yang
78
diinjeksikan dari nozzle dengan daya semprot yang besar dan dengan
penyebaran serta pendisrtibusian yang lebih luas (tercampur dengan udara
lebih baik) sehingga pembakaran lebih meningkat. Hal ini menghasilkan
gas buang yang lebih bersih.
Sistem injeksi bahan bakar yang optimal
Pengontrolan jumlah dan waktu injeksi bahan bakar dapat sesuai
dengan kemampuan mesin yang dilakukan oleh control unit,
memungkinkan pemakaian bahan bakar yang irit dan menghasilkan tenaga
yang besar.
Memperpanjang waktu penggunaan
Komponen-komponen yang digunakanan pada pompa sangat tahan
terhadap tekanan tinggi, sehingga memperpanjang waktu penggunaan
komponenkomponen tersebut.
Memperbaiki penyesuaian mesin
Karena injeksi pompa bahan bakar pada mesin dikontrol untuk
setiap cylinder, penyesuaian pada mesin dapat lebih mudah.
Memperingan biaya pemeliharaan
Karena penggunaan sistem control unit ganda yaitu control unit mesin dan
control unit pompa, sistem pengontrolan menjadi lebih baik.
Injeksi bertekanan tinggi
Jumlah injeksi bahan bakar yang optimal sesuai dengan posisi
akselerator yang dikontrol oleh control unit, memungkinkan bertambahnya
torque / momen pada posisi pedal akselerator rendah, sehingga
meningkatkan tenaga mesin.
Mengurangi asap pada akselerasi
79
Pada saat injeksi bahan bakar bertambah untuk menambah tenaga
mesin pada akselerasi, biasanya asap yang ditmbulkan oleh bahan bakar
yang berlebih. Pompa injeksi VP44, mengontrol jumlah injeksi bahan
bakar dengan tepat meskipun pada tersebut diatas untuk mencegah
timbulnya asap tanpa mempengaruhi akselerasi.
Peralatan tambahan tidak diperlukan
Peralatan tambahan seperti boost compensator dan aneroid
compensator tidakdiperlukan karena sebagai penggantinya dibuat conrol
unit berdasarkan signal dari setiap sensor. Hal ini mengakibatkan sedikit
“kekusutan”, (clutter) pada sekeliling pompa injeksi
E. MOTOR DIESEL PEMBAKARAN LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG
1) Tipe Injeksi Langsung (Direct Injection)
Injection Nozzel menyemprotkan bahan bakar langsung ke ruang
bakar utama (main combustion) yang terdapat diantara cylinder head dan
piston. Ruang yang ada pada bagian atas piston merupakan salah satu
bentuk yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
Gambar 86. Pembakaran langsung
80
Keuntungan :
1. Penampang permukaan ruang injeksi langsung yang kecil dapat
mengurangi kerugian panas, sehingga menaikkan temperatur udara yang
dikompresikan dan menyempurnakan pembakaran. Pada tipe ini
pemanasan awal tidak diperlukan untuk start dengan suhu udara sekitarnya
normal. Efisiensi panas yang tinggi disini juga dapat meningkatkan output
dan menghemat bahan bakar.
2. Struktur cylinder head lebih sederhana, jadi kemungkinan deformasi
karena panas akan lebih kecil.
3. Karena kerugian panasnya kecil, maka perbandingan kompresinya dapat
diturunkan.
Kerugian :
1. Pompa injeksi harus mampu menghasilkan tekana tinggi yang diperlukan
untuk mengatomisasi bahan bakar dengan memaksanya keluar melalui
nozzel tipe berlubang banyak.
2. Kecepatan maksimumnya lebih rendah karena pusaran campuran bahan
bakar lebih kecil daripada ruang bakar tipe kamar depan.
3. Tekanan pembakaran yang tinggi menimbulkan suara yang lebih keras dan
resiko diesel knocking besar
4. Mesin sangat peka terhadap kualitas bahan bahan bakar, biasanya perlu
yang bermutu tinggi.
81
b. Pompa pengalir kerja tunggal
Gambar 88. Pompa pengalir kerja tunggal
82
Nama – nama bagian :
1. Pompa tangan
2. Katup hisap
3. Katup tekan
4. Penumbuk rol
5. Rumah pompa
6. Torak / piston
7. Pegas
8. Saringan kasa
9. Tabung gelas
10. Nipel hisap
11. Nipel tekan
a. Pompa pengalir sistem torak
Gambar.87 Pengalir pompa system torak
Cara kerja :Penumbuk rol ditekan kebawah oleh eksentrik, volume dibawah
torak menjadi kecil, katup tekan membuka. Solar mengalir keruang diatas
torak karena, volume diatas torak menjadi lebih besar. Pada langkah ini
tidak terjadi pengisapan dan penekanan solar
Langkah isap dan tekan
Gambar 89. Pompa kerja tunggal pada saat langkah isap dan tekan
Cara kerja :
Eksentrik tidak menekan penumbuk rol, torak ditekan keatas oleh
pegas,Volume dibawah torak menjadi besar katup hisap membuka Solar
dihisap dari tangki lewat saringan kasa, volume diatas torak menjadi lebih
kecil, katup tekan menutup, solar ditekan kesaringan halus
C. Pompa pengalir kerja ganda
1. Langkah melawan pegas
Gambar 90. Pompa pengalir kerja ganda saat langkah melawan pegas
83
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik Volume dibawah torak menjadi
lebih kecil, solar mengalir keluar melalui KT1 volume diatas torak menjadi
lebih besar Solar mengalir melalui KI2 kedalam ruang atas torak.
2. Langkah pengembali
Gambar 91. Pompa pengalir kerja ganda saat langkah pengembali
Cara kerja :
Torak bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas torak
menjadi lebih kecil, solar mengalir keluar melalui KT2 volume dibawah
torak menjadi lebih besar, solar mengalir dari tangki melalui KI1 keruang
dibawah torak
84