agus gindo 220

8
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-R1STEK ISSN 1410-6086 PENGUKURAN PARTIKEL UDARA AMBIEN (TSP, PMIO, PM2,s) DI SEKITAR CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG AgusGindo S., Budi Hari H. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN ABSTRAK PENGUKURAN PARTIKEL UDARA AMBIEN (TSP, PMJo, PM2,s) DI SEKITAR CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Telah dilakukan analisis partikel udara ambien (TSP, PMIO, PM2•5) di sekitar lokasi calon PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) Semenanjung Lemahabang. Pengukuran dilakukan pada bulan Mei 2007 dengan tujuan menyediakan informasi tentang konsentrasi partikel udara ambien (TSP, PMIO dan PM2•5) dan distribusi diameter partikelnya. Lokasi pengukuran di tiga daerah yaitu : I) Desa Balong, 2) Bayuran dan 3) Bondo. Konsentrasi TSP, PMIO ,dan PM2•5 dengan lama sampling 24 jam. di semua lokasi yang diukur di daerah calon PLTN melebihi baku mutu udara ambien nasional yang ditetapkan pemerintah . Seluruh lokasi pengukuran untuk TSP, PMIO, dan PM2•5 termasuk kategori ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) sedang. ABSTRACT MEASUREMNT OF AMBIENT AIR PARTICLE (TSP, PMllJo PMzsJ AROUND CANDIDATE LOCATION OF PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Measurement analysis of ambient air particle (TSP, PMJO• PM2.sJ around location candidate of PLTN ( Power Station of Nuclear Energy) Semenanjung Lemahabang has been carried out. The measurement was conducted in May 2007 with a purpose to providing information about concentration of ambien air particle (TSP, PMJO and PM2,j) and diameter distribution of its air particle. The measurement was conducted in three locations i.e. I). Balong vi/age 2). Bayuran 3). Banda. Concentration of TSP, PMJO• and PM2.j per 24 hours in all measured locations in area candidate of PLTN exceed quality standard of national ambient air is specified by government. All measurement locations for the TSP. PMu}. and PM2,j was include category of ISPU (Standard Index of Air Pollution) moderato PENDAHULUAN Republik Indonesia berencana akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PL TN) dan diharapkan akan beroperasi pada tahun 2016. Calon lokasi PL TN kemungkinan berada di Kabupaten Jepara, pantai utara Semarang, tepatnya di semenanjung Lemahabang, kecamatan Bangsri. Lokasi tersebut sebagian besar masih berupa kebun kelapa yang terletak di tepi pantai, kebun karet, coklat dan tumbuhan liar. Guna mendukung rencana pembangunan PL TN dalam memenuhi kebutuhan Iistrik yang cukup tinggi, diperlukan kajian yang komprehensif terhadap Iingkungan di sekitar lokasi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Iingkungan hidup dan program yang dicanangkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, agar setiap pembangunan selalu memperhatikan kelestarian Iingkungan di sekitar proyek, baik sebelum, pada saat, maupun sesudah adanya proyek [1]. Salah satu bahan pencemar udara adalah debu yang mempunyai diameter 0,1 sampai 100 ~lm dan menjad i perhatian bersama khsususnya debu yang dihasilkan 220 oleh pengolahan bahan padat dari industri. Partikel udara dalam wujud padat yang berdiameter kurang dari 10 ~m yang biasanya disebut dengan PM 10 (particulate matter) dan kurang dari 2,5 ~m di dalam rumah (PM1•5) diyakini oleh para pakar lingkungan dan kesehatan masyarakat sebagai pemicu timbulnya infeksi saluran pemafasan, karena pertikel padat PMIO dan PM1•5 dapat mengendap pada saluran pemafasan daerah bronki dan alveoli [2]. Partikel debu yang berdiameter kurang dari 10 ~m (PMIO) sangat memprihatinkan, karena memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menembus ke dalam paru. Rambut di dalam hidung dapat menyaring debu yang berukuran lebih besar dari 10 ~m. PMIO diperkirakan berada antara 50 dan 60 % dari partikel melayang yang mempunyai diameter hingga 45 J.!m {total suspended particulate, [3]. Partikel yang lebih besar dari 10 ~m, seperti TSP, tidak terhirup ke dalam paru. Partikel dibawah 2,5 11m (PM1.5) tidak disaring dalam sistem pernapasan bagian atas dan menempel pada gelembung paru, sehingga dapat menurunkan pertukaran gas. Berdasarkan

Upload: abi-gemala

Post on 05-Dec-2014

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-R1STEK

ISSN 1410-6086

PENGUKURAN PARTIKEL UDARA AMBIEN (TSP, PMIO, PM2,s)DI SEKITAR CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG

AgusGindo S., Budi Hari H.Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN

ABSTRAK

PENGUKURAN PARTIKEL UDARA AMBIEN (TSP, PMJo, PM2,s) DI SEKITARCALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Telah dilakukan analisis partikeludara ambien (TSP, PMIO, PM2•5) di sekitar lokasi calon PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)Semenanjung Lemahabang. Pengukuran dilakukan pada bulan Mei 2007 dengan tujuan menyediakaninformasi tentang konsentrasi partikel udara ambien (TSP, PMIO dan PM2•5) dan distribusi diameterpartikelnya. Lokasi pengukuran di tiga daerah yaitu : I) Desa Balong, 2) Bayuran dan 3) Bondo.Konsentrasi TSP, PMIO ,dan PM2•5 dengan lama sampling 24 jam. di semua lokasi yang diukur didaerah calon PLTN melebihi baku mutu udara ambien nasional yang ditetapkan pemerintah . Seluruhlokasi pengukuran untuk TSP, PMIO, dan PM2•5 termasuk kategori ISPU (Indeks Standar PencemarUdara) sedang.

ABSTRACT

MEASUREMNT OF AMBIENT AIR PARTICLE (TSP, PMllJo PMzsJ AROUNDCANDIDATE LOCATION OF PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Measurement analysisof ambient air particle (TSP, PMJO• PM2.sJ around location candidate of PLTN ( Power Station ofNuclear Energy) Semenanjung Lemahabang has been carried out. The measurement was conductedin May 2007 with a purpose to providing information about concentration of ambien air particle(TSP, PMJO and PM2,j) and diameter distribution of its air particle. The measurement was conductedin three locations i.e. I). Balong vi/age 2). Bayuran 3). Banda. Concentration of TSP, PMJO• andPM2.j per 24 hours in all measured locations in area candidate of PLTN exceed quality standard ofnational ambient air is specified by government. All measurement locations for the TSP. PMu}. andPM2,j was include category of ISPU (Standard Index of Air Pollution) moderato

PENDAHULUAN

Republik Indonesia berencana akanmembangun Pembangkit Listrik TenagaNuklir (PL TN) dan diharapkan akanberoperasi pada tahun 2016. Calon lokasiPL TN kemungkinan berada di KabupatenJepara, pantai utara Semarang, tepatnya disemenanjung Lemahabang, kecamatanBangsri. Lokasi tersebut sebagian besarmasih berupa kebun kelapa yang terletakdi tepi pantai, kebun karet, coklat dantumbuhan liar. Guna mendukung rencanapembangunan PLTN dalam memenuhikebutuhan Iistrik yang cukup tinggi,diperlukan kajian yang komprehensifterhadap Iingkungan di sekitar lokasi. Halini sesuai dengan Undang-Undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaanIingkungan hidup dan program yangdicanangkan oleh Menteri LingkunganHidup, agar setiap pembangunan selalumemperhatikan kelestarian Iingkungan disekitar proyek, baik sebelum, pada saat,maupun sesudah adanya proyek [1].

Salah satu bahan pencemar udaraadalah debu yang mempunyai diameter0,1 sampai 100 ~lm dan menjad i perhatianbersama khsususnya debu yang dihasilkan

220

oleh pengolahan bahan padat dari industri.Partikel udara dalam wujud padat yangberdiameter kurang dari 10 ~m yangbiasanya disebut dengan PM 10

(particulate matter) dan kurang dari 2,5~m di dalam rumah (PM1•5) diyakini olehpara pakar lingkungan dan kesehatanmasyarakat sebagai pemicu timbulnyainfeksi saluran pemafasan, karena pertikelpadat PMIO dan PM1•5 dapat mengendappada saluran pemafasan daerah bronkidan alveoli [2]. Partikel debu yangberdiameter kurang dari 10 ~m (PMIO)

sangat memprihatinkan, karena memilikikemampuan yang lebih besar untukmenembus ke dalam paru. Rambut didalam hidung dapat menyaring debu yang

berukuran lebih besar dari 10 ~m. PMIO

diperkirakan berada antara 50 dan 60 %dari partikel melayang yang mempunyai

diameter hingga 45 J.!m {total suspendedparticulate, [3]. Partikel yang lebih besardari 10 ~m, seperti TSP, tidak terhirup kedalam paru. Partikel dibawah 2,5 11m(PM1.5) tidak disaring dalam sistempernapasan bagian atas dan menempelpada gelembung paru, sehingga dapatmenurunkan pertukaran gas. Berdasarkan

Page 2: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian IImli Pengetahllan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun

1999 tentang pengendalian pencemaranudara, baku mutu udara ambien nasional

untuk PMIO adalah sebesar 150 J.Lglm3 (24jam), untuk PM2•S adalah sebesar 65J.Lglm3 (24 jam), sedang untuk TSP adalah230 J.Lglm3 (24 jam) [4].

Calon lokasi PLTN keberadaannyaberdekatan dengan PL TU (PembangkitListrik Tenaga Uap) di Tanjung Jati Byang berjarak ±5 km di sebc1ah barat dayaSemenanjung Lemahabang. Berdasarkandata arah angin dominan di SemenanjungLemahabang angin bertiup dari arah Utarake Selatan atau Timur Laut ke arah Barat

Daya sedangkan letak PLTU diantara arahSelatan dan Barat Daya, dengan demikiandalam jangka waktu tidak terlalu lamaakan terjadi pertukaran partikel udara darikedua pembangkit terse but [5]. Olehkarena itu perlu dilakukan analisiskarakteristik partikel udara ambien,khususnya konsentrasi TSP, PM 10, PM2•S

dan distribusi diameter partikel di daerahsekitar calon lokasi PLTN sebelum

dibangun, sekaligus mengetahuiperbedaan dengan partikel udara yang adadi daerah sekitar PLTU Tanjung Jati B.

Penelitian ini dilakukan dengantujuan untuk menyediakan data daninformasi ten tang keberadaan partikeludara ambien (TSP, PMIO dan PM2•S) dandistribusi diameter partikelnya. Penelitianini dilakukan pada bulan Mei 2003 di tigalokasi yaitu : I) Balong, 2) Bayuran, 3)Bondo. (Gambar I).

Partikel udara

Perubahan lingkungan hidup padaumumnya disebabkan oleh pencemaranudara dimana masuknya zat pence mar(berbentuk gas dan partikel kecil yangdinamakan aerosol) ke dalam udara [6].Aerosol didefinisikan sebagai partikel cairmaupun padat yang tersuspensi di dalamgas [7]. Ukuran partikel aerosol antara0,00 I dan 100 J.Lm.

Karakteristik partikulat debutermasuk diantaranya ukuran, distribusiukuran, bentuk kepadatan, kelengketan,sifat korosif, reaktivitas dan toksisitas.Salah satu karakteristik yang palingpenting dari suspensi partikel debu adalahdistribusi ukuran partikel aerosol. Ukuranpartikel merupakan parameter terpentinguntuk memberi ciri perilaku aerosol.

221

Semua sifat aerosol sangat bergantungpada ukuran partikel. Partikel yangberdiameter kurang dari 2,5 J.Lm umumnyadianggap halus dan yang lebih besar dari2,5 J.Lm dianggap kasar.

Aerosol dapat digolongkanmenjadi aerosol primer dan sekunder.Aerosol primer adalah aerosol yangdipancarkan langsung dari berbagaisumber, seperti debu yang terbawa olehudara sebagai akibat adanya angin ataupartikel asap yang dipancarkan daricerobong. Aerosol sekunder merujuk padapartikel yang dihasilkan di dalam atmosfiryang mengalami reaksi kimia darikomponen gas. Beberapa bahan partikulatudara dan ukuran jenis partikel dirincipada Gambar 2. [8]

Impaktor Bertingkat (CascadeImpactor)

Impaktor yang digunakan dalampenelitian ini adalah impaktor bertingkatbuatan Andersen, USA yang terdiri dari 9tingkat dan mampu menentukan diameterpartikel aerosol lebih kecil dari 0,43

sampai 10 J.Lm. Impaktor bertingkatAndersen yang terdiri dari 8 tingkat(tingkat 0 hingga 7) masing-masingdipasang foil milar dan satu tingkat palingbawah dipasang filter. Koleksikaraktetistik impaktor adalah koleksidengan efisiensi 50 % yang artinya 50 %partikel dengan diameter tertentumengendap pada pelat impaksi danselebihnya lolos. Diameter tersebutdinamakan diameter pangkas padaefisiensi 50% . Pada impaktor bertingkat,partikel yang lolos dari tingkat pertamaakan masuk ke impaktor tingkatberikutnya. Tiap tingkat impaktormempunyai ukuran diameter pangkasyang berbeda. Diameter pangkas padasuatu tingkat lebih besar dibandingkandiameter pangkas pada tingkat berikutnya.Pad a tiap tingkat dipasang foil milar yangberfungsi untuk mengendapkan partikelaerosol dan pada tingkat terakhir dipasangfilter (Gambar 3). [9]

METODE

Pengukuran Konsentrasi PartikelUdara

Metode baku pengukurankonsentrasi partike! udara PMu/PM2•Smenggunakan pencuplik udara yang

Page 3: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Oehu masuk!

Gambar 4. Sampling udara PMIO/PM2•5

dengan impaktor bertingkat

Konsentrasi partikel udara (C) dihitungmenggunakan persamaan :

CPo-;;;fla Isap ( 28,3 Ipm )

FlowmeterCascade ManometerImpactor

C2 = konsentrasi udara rata-rata hasilpengukuran dengan lamapeneuplikan eontoh t2 (dalam hal ini

C2 = [CD (f!g/m3)t) = lama peneuplikan eontoh 1 (24 jam)t2 = lama peneuplikan eontoh 2 dari

hasil pengukuran eontoh udaraGam)

p = faktor konversi dengan nilai antara0,17 dan 0,2

Tingkat bahaya partikel udara disuatu tempat dapat diketahui dengan earamembandingkan besarnya nilaikonsentrasi partikel dengan IndeksStandar Peneemar Udara (ISPU).Kategori ISPU untuk parameter partikulatudara serta efeknya terhadap kesehatandapat dilihat pada Tabell dan Tabel 2.

Analisis Distribusi Diameter PartikelUdara.

Analisis distribusi diameter partikeludara ditentukan dengan jalanmenghitung selisih penimbangan beratfilter setelah dan sebelum pengukuranpada setiap tingkat dari 9 tingkat cascadeimpactor, kemudian dibuat persentaseberat setiap tingkat terhadap berat totalseluruh tingkat. Persentase berat tersebutdigunakan untuk menentukan persentasekumulatif. Data persentase kumulatif daripenentuan distribusi diameter partikeludara didistribusikan dengan kertas grafiklog-probability dan diplot regresi linierterhadap diameter partikel sebagai fungsidari persentase kumulatif. Grafik log­probability dibuat dengan program SigmaPlot 5.0.

M, - Mo- 3

T. V (J.lg/m ) (1)

dilengkapi impaktor bertingkatAndersen untuk memisahkan udara

berdiameter lebih keeil dari 10J.lm dan

2,5J.lm [9]. Partikel yang lolos dariimpaktor akan mengendap pada filterselulosa berdiameter 8,1 em, beratnyaditimbang menggunakan timbanganelektronik orde J.lg. Impaktordihubungkan dengan flowmeter,manometer dan pompa isap. PengukuranTSP sarna dengan PM.JPM2•S

perbedaannya hanya pada pompa danjenis filternya. TSP menggunakan pompaair sampler dengan laju alir 35 literpermenit, filter menggunakan fibre glassdiameter 47mm dan waktu sampling 60menit sedangkan waktu samplingPM .JPM2.S 180 menit. Bagan alirimpaktor bertingkat seperti Gambar 4.

[C) =

Keterangan :Dp 84,13 % = diameter aerodinamis pada

persen kumulatif 84, I3 %Dp 15,87 % = diameter aerodinamis pada

persen kumulatif 15,87 %

Regresi linier dari grafik terse butdapat digunakan untuk menentukandiameter aerodinamis median massa

(MMAD = Mass Median AerodynamicDiameter) dengan eara menarik garislurus pada persen kumulatif tepat padaposisi 50 %.

Standar deviasi geometri (crg)ditentukan menggunakan persamaanberikut [9] :

Keterangan :M. = berat filter ditambah udara (J.lg)Mo = berat filter bersih (J.lg)T = lama peneuplikan (jam)V = laju peneuplikan udara (m3/jam)

Konsentrasi yang diperoleh daripersamaan (1) dikonversikan kepersamaan model konversi Canter untukmendapatkan konsentrasi udara denganwaktu peneuplikan 24 jam [4].Persamaan konversi Canter sebagaiberikut :

C, ~C2 (;: ru ••••••••••••• u •••• (2)

Keterangan :C) = Konsentrasi udara rata-rata dengan

lama peneuplikan eontoh t1 (f!g/m3)

crg = D p 84,13 %D 15,87 % (3)p

222

Page 4: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioakJif-BATANPusat Penelitian I1mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

u

t

ISSN 1410-6086

Kl'tl'rilllgtUj :

1 • 3 : Lokt\Si SaIHIJlilig udiIra

cD : C.11011 tdpi\k PLTN

3

Gambar 1. Lokasi pencuplikan partikel udara

Kabut asap Au-omdan kabu! Uap air

~ .c .~u.

4 A"'p nJinpkAsap ttmbokau

• ...- D~bu m~t:a1'JX!i

• Trpnng sari •BlIbuk ba",bar:!

Uap u1<talllrgi

Sari ptmbabra:JC ~

Sihka kolodial-.•

Ftmlo ,tn. oIcsidaC - ••

•Karbon hitl!U

Virm

rrttu" nrbuli••rC •

Debn iultL1i,ida4 ~

Abu trrbang

Pigmrn C.1r

•T,pung gihng

BaL1rri

--+r<tmu pipa hidroJiIc

L_n_0.001

1000

L­0,01 0.1 10

J

100

Diam~ter p.\rtik~l (~lm)

Gambar 2. Ukuranjenis-jenis partikel [11,12,13,14]

223

Page 5: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioakJifBATANPusat Penelitian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

Udara mas ukl

Pompa vakum

Pelat impaksi

ISSN 1410-6086

Gambar 3. Penampang impaktor bertingkat [9]

Tabel 1. Kategori ISPU untuk partikulat udara ambien berdasarkan standar NationalAmbient A ir Quality Standards dan BAPEDAL selama 24 jam [10].

ISPU

TSPPM2,5PMIO

Kategori(llg/mJ) (1l2/mJ)(llg/mJ)

0-50

0-750-150-50Baik51- I00

76-26016-6551-150Sedang101-200

261-37566-150151-350Tidak Sehat201-300

376-625151-250351-420Sangat Tidak Sehat> 300

> 625> 251> 421Berbahaya

Tabel2. Kategori ISPU terhadap efek kesehatan masyarakat [10]

Kategori ISPU I EfekBaik

Sedan_Tidak sehat

Sangat tidaksehat

Berbahaya I Tingkat berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran distribusidiameter dan konsentrasi TSP, PMIO,

PM2•S di calon lokasi PLTN semenanjungLemahabang ditunjukkan pada Tabel 3.Seluruh lokasi pengukuran distribusidiameter partikel udara termasuk Bimodalyang berarti mempunyai ukuran diametermedian massa (MMAD) yang berbedadan mempunyai dua puncak frekuensi(Gambar 5). Hal ini menunjukkan partikeludara beragam di lokasi yang diukur.Diameter partikel udara di Desa Balong

dominan pada 0,04 dan 2,40).tm. Bila

224

partikel udara tersebut terdeposisi disa luran pemapasan, maka dapatdiperkirakan akan terdeposisi di pamyakni di bronki sekunder dan bronkioles.Di des a Bayuran dominan pada 0,09 dan2,37/lm, sedangkan di Desa Bondodominan pada 0,07 dan 2,60/lmkemungkinan terdeposisi di bronkisekunder dan bronkioles (Gambar 6).Distribusi diameter di sekitar lokasi calon

PLTN semenanjung Lemahabang lebihmenyebar bila dibandingkan di daerahCilegon seperti yang ditampilkan padaTabel4. Distribusi diameter partikel udaradi sekitar caJon lokasi PLTN Lemahabang

Page 6: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

Pusat Penelitian J/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

ada yang berbentuk partikel halus « 2,5/lm) dan partikel kasar (> 2,5 /lm),sedangkan distribusi diameter di daerahCilegon kecenderungnya dominanpartikel halus dan monomodal.Hasil pengukuran konsentrasi TSP, PMIO

dan PM2,s per 24 jam di semua lokasitelah melebihi baku mutu udara ambiennasional berdasarkan PP No. 41 tahun

1999 yaitu masing-masing sebesar 230,150, dan 65 /lglm3•Hal ini mungkin disebabkan pada saatpengukuran kecepatan angin kencang danlokasinya berdekatan dengan pantai Vtarataut Jawa.

Hasil pengukuran TSP untuk semualokasi masih termasuk kategori ISPVsedang. Hasil pengukuran PMIO dan PM2•S

termasuk kategori ISPV tidak sehat.Konsentrasi PMIO tertinggi terletak dilokasi desa Bayuran, sedangkan

konsentrasi tertinggi untuk PM2•S terletakdi lokasi desa Bondo. Kedua lokasitersebut terletak di sebelah Timur dan

Barat PLTV Tanjung Jati B. Hal inikemungkinan juga disebabkan jumlahpenduduk dekat lokasi PLTV lebih padatdibandingkan dengan yang lain, sehinggaemisi gas dari rumah penduduknya lebihbanyak dibandingkan lokasi lainnya.Hasil pengukuran konsentrasi TSP sekitarlokasi calon PLTN bila dibandingkandengan TSP udara ambien di Jakarta,Bogor, Bekasi dan Tangerang pada tahun2002 dan 2003 (Tabel 6) tidak berbedajauh [II], kecuali pengukuran konsentrasiTSP pad a tahun 2002 di Bekasi danTangerang yang sangat jauh dari bakumutu udara ambien nasional [4] akantetapi konsentrasi TSP di Bekasi danTangerang tersebut lebih baik pada tahun2003.

Tabel 3. Hasil pengukuran diameter dan konsentrasi TSP, PM 10, PM2•S di lokasi calonPLTN, Semenanjung Lemahabang.

MMADcrgKonsentrasi (llg/m3) er 24 jam

No.Titik Lokasi

(/lm)(11m)TSPPMIOPM2S

Desa Balong,0,042,04

232,45330,31107,521.

Kec. Bangsri 2,402,57

Desa Bayuran,0,091,89

241,07337,77111,232.

Kec. Bangsri2,372,37

Desa Bondo,0,072,07

238,54316,39120,853.

Kec. Bangsri2,602,49

DJSTRlaUTJQN F~OM SJMU~ATED DATA

Gambar 5. Grafik distribusi partikel udara bimodal [12]

225

Page 7: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-R1STEK

ISSN 1410-6086

[ Ph ••rvnxLarynx

Tlngka. ke 5 [ a,onkioles1.1-2.1 Terminal

Tingkat ke 6 Bronkioles0.65 - 1,1 Bronkiolee

pernapasan.Tingkat ka 70,43 _0.65 Alveoli_

dan Pembuluh alveal ••,

Diameter Partike'dobu (um) pAd"Cascade Impactor

Tingkat ke a9,0 - 10,0

Tingkat ke 15,8 - 9,0

Tingkat ke 24.7 - 5.8

Tingkal ke 3 [3.3 - 4.7

Tingk.t ke 42.1 - 3.3

Hidungbelakang

Trakea

Bronkiprimer

Bronkieekunder

Daerahbronkiol.rOaerahatV&olarinterstisial

Gambar 6. Daerah deposisi partikel udara pada saluran pernapasan [12]

Tabel4. Hasil pengukuran diameter dan konsentrasi partikel udara di Cilegon, Banten [12]

MMAD

Konsentrasi per 24 jam

Lokasi

crg(ugjm3)No.

()..tm)()..tm)TSPPMIOPM2.5

Desa Cilodan,1,652,07

1056,66943,60442,74I.

Kecamatan Ciwandan 6,201,56

2.

Desa Randakari

3,152,14917,39856,84344,02Kecamatan Ciwandan

3.

Perumahan Bukit Palm

2,402,38894,72851,78465,26

Indah Cilegon

Tabel 6. Konsentrasi TSP di Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang tahun 2002 dan2003 [12]

No. I Lokasi

I Jakarta Pusat

2 Jakarta Utara

3 Jakarta Timur

4 Jakarta Barat5 Jakarta Selatan

6 Bekasi

7 Bogor8 Tangeran

226

Konsentrasi TSP (J.!

Se t-Okt. 2002 Se t-Okt. 2003

192,13 161,13217,97 201,76

276,60 310,38108,94 159,49

159,64 249,83

622,00 170,71166,07 105,41250,59 130,90

Page 8: Agus Gindo 220

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis terhadappartikel udara di sekitar calon PLTNLemahabang, maka distribusi diameterpartikel udara termasuk Bimodal.Konsentrasi TSP, PMIO ,dan PM2,5 per 24jam di seluruh lokasi melebihi baku mutuudara ambien nasional yang ditetapkanpemerintah. Semua lokasipengukuranuntuk TSP, PMIO, dan PM2,5 termasukkategori ISPU sedang.

UCAP AN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasihkepada Bapak Gatot Suharyono(PTKMR-BATAN) yang telah membantupenelitian ini sehingga dapat diselesaikandengan baik.

DAFT AR PUST AKA

1. TAUFIQ, Segera, Nuklir untukListrik Indonesia, Majalah Proyeksi,Edisi XX, Tahun 2,

www.batan.go.id/fnews/html.php?id=20060423231606&db=info media, 2006.

2. BUNAWAS, RUSLANTO, O.P.,SURTIPANTI dan YUMIARTI,Partikel debu anorganik : Komposisi,diameter, pengendapan di saluranpernapasan dan efek terhadapkesehatan., Prosiding SeminarNasional Kimia Anorganik,Yogyakarta, 1999.

3. UNEP/WHO, Measurement ofsuspended particulate matter inambient air, Global EnvironmentMonitoring System! Air MetodologyReviews Handbook Series, Vol.3,WHO/EOS/94.3, NEP/GEMS/94.AA, Nairobi, Kenya, 1994.

4. PERATURAN PEMERINTAH,Pengendalian Pencemaran Udara, PPRI No. 41/1999, Jakarta, 1999.

5. NEWJEC, Inc, Topical Report onDemography (Step-l), INPB-REP­601,1992.

6. SOEDOMO, M" Kumpulan KaryaIlmiah Pencemaran Udara, lnstitutTeknologi Bandung (ITB), Bandung ,1999.

7. HINDS, W.C., Aerosol Technology:Properties, Behavior, andMeasurement of Airborne Particles,John Wiley & Sons Inc., New York,1999.

227

8. SAMUEL, J.W., Aerosol inFundamental of Air Pollution,Addition Willey, New York, USA,347-363, 1973.

9. ANDERSEN SAMPLER INC.,Operating Manual for Andersen LowPressure Impactor, Atlanta, Ga,30336, 1982.

10. BADAN PENGENDALIAN

DAMPAK LINGKUNGAN, Catatankursus Pengelolaan Kualitas Udara,Jakarta, 1999.

11. CRHRE-UI and ASSISTANTDEPUTY of VEHICLE EMISSION­

MOE, TSP and Noise RoadsideMonitoring in Jabotabek Areas, FinalReport, Jakarta-Indonesia, 2003.

12. GATOT SUHARIYONO,SYARBAINI, dan KUSDIANA,Perkiraan Deposisi Partikel Udara(PMIO/PM2,5 dan TSP) pada SaluranPernapasan Penduduk Cilegon,Banten Menggunakan PerangkatLunak LUDEP, Prosiding LokakaryaKomputasi Dalam Sains danTeknologi Nuklir XV, PusatPengembangan Teknologi Informasidan Komputasi, BATAN, Jakarta,2004.