air limbah dan pengelolaannya

70
Air Limbah dan Pengelolaannya Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut : a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air

Upload: paulus-iskandar

Post on 29-Jun-2015

534 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Air Limbah dan Pengelolaannya

Air Limbah dan Pengelolaannya

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup.

Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya.

Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.

Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :

a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.

b. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak,

Page 2: Air Limbah dan Pengelolaannya

lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

c. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

1. Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut :

a. Karakteristik Fisik

Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.

b. Karakteristik Kimiawi

Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk.

Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni :- Gabungan yang mengandung nitrogen, missalnya urea, protein, amine dan asamamino.- Gabungan yang tak mengandung nitrogen,, misalnya lemak, sabun

Page 3: Air Limbah dan Pengelolaannya

dankarbohidrat, termasuk selulosa.

c. Karakteristik Bakteriologis

Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.

Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah ini maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera,typhus abdominalis, disentri baciler.b. Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.c. Menjadi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat hidup larvanyamuk.d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hiduplainnya.f. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak nyamandan sebagainya.

Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut :a. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum.b. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah.c. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atautempat-tempat rekreasi.d. Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempatberkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.

Page 4: Air Limbah dan Pengelolaannya

e. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai olehanak-anak.f. Baunya tidak mengganggu.

2. Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.

Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain :

2.1 Pengenceran (Dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.

Disamping itu cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

2.2 Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus

Page 5: Air Limbah dan Pengelolaannya

jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.

Cara kerjanya antara lain sebagai berikut :

Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.

Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan.

Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).

2.3 Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan.

Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

Penyediaan Air Bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.

Page 6: Air Limbah dan Pengelolaannya

Didalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %.

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari.

Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1. Syarat Fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

2. Syarat Bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.

3. Syarat Kimia

Page 7: Air Limbah dan Pengelolaannya

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut :

--------------------------------------------------------------------Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)--------------------------------------------------------------------Fluor (F) 1-1,5Chlor (Cl) 250Arsen (As) 0,05Tembaga (Cu) 1,0Besi (Fe) 0,3Zat organik 10Ph (keasaman) 6,5-9,0CO2 0--------------------------------------------------------------------

Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

Sumber-Sumber Air Minum

Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :

1. Air Hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat

Page 8: Air Limbah dan Pengelolaannya

dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.

2. Air Sungai dan Danau

Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

3. Mata Air

Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.

4. Air Sumur Dangkal

Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.

5. Air Sumur Dalam

Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).

Pengolahan Air Minum Secara Sederhana

Page 9: Air Limbah dan Pengelolaannya

Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.

Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :

1. Pengolahan Secara Alamiah

Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.

2. Pengolahan Air dengan Menyaring

Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.

3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia

Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).

4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara

Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2

Page 10: Air Limbah dan Pengelolaannya

dan juga menaikkan derajat keasaman air.

5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih

Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :

5.1 Pengolahan Air Minum untuk Umum

5.1.1 Penampungan Air Hujan

Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.

Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.

5.1.2 Pengolahan Air Sungai

Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.

Page 11: Air Limbah dan Pengelolaannya

5.1.3 Pengolahan Mata Air

Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.

5.2 Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga

5.2.1 Air Sumur

Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.

Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :- Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk kedalamnya.- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agarair dari atas tidak dapat mengotori air sumur.- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangikekeruhan.

Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).

Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.

Page 12: Air Limbah dan Pengelolaannya

5.2.2 Air Hujan

Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.

Pembuangan Kotoran Manusia

Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).

Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.

Karena kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara. Hal ini dapat diilustrasikan di bawah (lihat gambar).

Dari skema tersebut tampak jelas bahwa peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya, juga air, tanah, serangga, lalat, kecoa dan sebagainya, dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut.

Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang

Page 13: Air Limbah dan Pengelolaannya

sudah menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton). Maka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar.

Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.

1. Pengelolaan Pembuangan Kotoran Manusia

Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.b. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.c. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-binatang lainnya.e. Tidak menimbulkan bau.f. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).g. Sederhana desainnya.h. Murahi. Dapat diterima oleh pemakainya.

Page 14: Air Limbah dan Pengelolaannya

Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :a. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung daripanas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung daripandangan orang (privacy) dan sebagainya.b. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yangkuat, dan sebagainya.c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidakmengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.d. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.

2. Teknologi Pembuangan Kotoran manusia Secara Sederhana

Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah barang tentu berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena itu, teknologi jamban di daerah pedesaan disamping harus memenuhi persyaratan-persyaratan jamban sehat seperti telah diuraikan di atas, juga harus didasarkan pada sosiobudaya dan ekonomi masyarakat pedesaan. Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain sebagai berikut :

2.1 Jamban Cemplung, Kakus (Pit Latrine)

Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah pedesaan di jawa. Tetapi sering dijumpai jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup. Sehingga serangga mudah masuk dan bau tidak bisa dihindari. Disamping itu karena tidak ada rumah jamban, bila musim hujan tiba maka jamban itu akan penuh oleh air.

Hal lain yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kakus cemplung itu tidak boleh terlalu dalam. Sebab bila terlalu dalam akan mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5-3 meter saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut

Page 15: Air Limbah dan Pengelolaannya

dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa ataupun daun padi. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

2.2 Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine = VIP Latrine)

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan, pipa ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu.

2.3 Jamban Empang (Fishpond Latrine)

Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Didalam sistem jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling), yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan, demikian seterusnya.

Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).

2.4 Jamban Pupuk (the Compost Privy)

Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :- Mula-mula membuat jamban cemplung biasa..- Dilapisan bawah sendiri, ditaruh sampah daun-daunan.- Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran biinatang (kalau ada) tiap-tiap hari.- Setelah kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun sampah, selanjutnyaditaruh kotoran lagi.- Demikian seterusnya sampai penuh.- Setelah penuh ditimbun tanah dan membuatt jamban baru.- Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakkan pupuk tanaman.

Page 16: Air Limbah dan Pengelolaannya

2.5 Septic Tank

Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni :

2.5.1 Proses Kimiawi

Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70 %) zat-zat padat akan mengendap didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tanki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

2.5.2 Proses Biologis

Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga mengurangi volume sludge sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Sampah dan Pengelolaannya

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waster) adalah

Page 17: Air Limbah dan Pengelolaannya

sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya.

Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.b. Adanya hubungan langsung / tidak langsung dengan kegiatan manusia.c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.

1. Sumber-Sumber Sampah

Sampah bersumber dari :

1.1 Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.

1.2 Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun dan sebagainya.

1.3 Sampah yang berasal dari perkantoran

Page 18: Air Limbah dan Pengelolaannya

Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish).

1.4 Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.

1.5 Sampah yang berasal dari kawasan industri

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.

1.6 Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.

1.7 Sampah yang berasal dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

1.8 Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.

2. Jenis-Jenis Sampah

Page 19: Air Limbah dan Pengelolaannya

Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas.

Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yakni :

a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi :- Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,misalnya logam / besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.- Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.

b. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar :- Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kainbekas, dan sebagainya.- Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi /logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.

c. Berdasarkan karakteristik sampah :- Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yangumumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel,dan sebagainya.- Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang

Page 20: Air Limbah dan Pengelolaannya

mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya maupun yangtidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dansebagainya.- Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar,termasuk abu rokok.- Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihanjalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan,kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.- Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.- Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karenaalam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.- Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepedamotor, dan sebagainya.- Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari prosespembangunan gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing,potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya.

3. Pengelolaan Sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bacteri patogen) dan juga binatang serangga sebagai pemindah / penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat.

Pengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan,

Page 21: Air Limbah dan Pengelolaannya

pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut :

3.1 Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA).

Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.

3.2 Pemusnahan dan Pengolahan Sampah

Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut :a. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanahkemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.b. Dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakardidalam tungku pembakaran (incenerator).c. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk(kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dansampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah

Page 22: Air Limbah dan Pengelolaannya

biasasedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumahtangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganikkemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual ataudipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segeradipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akanberkurang.

Perumahan

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.

Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah

1. Faktor lingkungan

Baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat gunung

Page 23: Air Limbah dan Pengelolaannya

berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya.

Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, menghadapnya dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.

2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu dipertimbangkan.

3. Teknologi yang dimiliki masyarakat

Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun.

Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif.

Contoh : Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun rumbai yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat lubang angin (jendela) yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.

4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut

Page 24: Air Limbah dan Pengelolaannya

tata gunatanah

Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.

Syarat-Syarat Rumah yang Sehat

1. Bahan bangunan

1.1 Lantai

Ubin atau semen adalah baik namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan.

Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.

1.2 Dinding

Tembok adalah baik namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah.

1.3 Atap

Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat

Page 25: Air Limbah dan Pengelolaannya

membuatnya sendiri.

Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.

1.4 Lain-lain (Tiang, Kaso dan Reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman, bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut ruas-ruas bambu tersebut. Apabila tidak pada ruas maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.

2. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.

Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).

Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban (humudity) yang optimum.

Page 26: Air Limbah dan Pengelolaannya

Ada 2 macam ventilasi, yakni :

2.1 Ventilasi Alamiah

Dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.

2.2 Ventilasi Buatan

Yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.

Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

3. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :

3.1 Cahaya alamiah, yakni matahari.

Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.

Page 27: Air Limbah dan Pengelolaannya

Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.

Perlu diperhatikan didalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya.

Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).

Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa waktu pembuatannya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.

3.2 Cahaya buatan

Yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.

4. Luas Bangunan Rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded).

Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5-3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).

5. Fasilitas-Fasilitas didalam Rumah Sehat

Page 28: Air Limbah dan Pengelolaannya

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut :a. Penyediaan air bersih yang cukupb. Pembuangan tinjac. Pembuangan air limbah (air bekas)d. Pembuangan sampahe. Fasilitas dapurf. Ruang berkumpul keluarga

Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).

Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni :

g. Gudang

Tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian dari rumah tempat tinggal tersebut atau bangunan tersendiri.

h. Kandang ternak

Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibikinkan kandang tersendiri.

Kecelakaan Kerja

Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja.

Sumakmur (1989) membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja disini berarti kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Page 29: Air Limbah dan Pengelolaannya

Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni a) kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan b) kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.

Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni :a. Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia) yang tidak memenuhi keselamatan,misalnya karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya.Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkanfaktor manusia ini.b. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety conditionmisalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang terbuka, dansebagainya.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni :

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :- Terjatuh- Tertimpa benda- Tertumbuk atau terkena benda-benda- Terjepit oleh benda- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan- Pengaruh suhu tinggi- Terkena arus listrik

Page 30: Air Limbah dan Pengelolaannya

- Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi.

b. Klasifikasi menurut penyebab :- Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu,dan sebagainya.- Alat angkut, alat angkut darat, udara dan air.- Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya.- Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, gas, zat-zat kimia,dan sebagainya.- Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam bangunan dan dibawah tanah).- Penyebab lain yang belum masuk tersebut diatas.

c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :- Patah tulang- Dislokasi (keseleo)- Regang otot (urat)- Memar dan luka dalam yang lain- Amputasi- Luka di permukaan- Geger dan remuk- Luka bakar- Keracunan-keracunan mendadak- Pengaruh radiasi- Lain-lain

d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :- Kepala- Leher- Badan- Anggota atas- Anggota bawah- Banyak tempat- Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.

Page 31: Air Limbah dan Pengelolaannya

Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya 1 faktor tetapi banyak faktor.

Faktor Fisik Dalam Kesehatan Kerja

Telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karyawan atau tenaga kerja. Sebaliknya lingkungan yang higienis disamping tidak menjadi beban tambahan, juga meningkatkan gairah dan motivasi kerja.

Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi 2, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial dan kedua-duanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Lingkungan fisik mencakup pencahayaan, kebisingan dan kegaduhan, kondisi bangunan, dan sebagainya.

Dibawah ini akan diuraikan beberapa lingkungan kerja yang sering menjadi tambahan kerja.

1. Kebisingan

Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik / komputer, mesin cetak, dan sebagainya.

Namun sering bunyi-bunyi tersebut meskipun merupakan bagian dari kerja kita tetapi tidak kita inginkan, misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas pendengaran, dan sebagainya. Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising atau kebisingan.

Kualitas bunyi ditentukan oleh 2 hal yakni frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik yang disebut hertz (Hz), yaitu jumlah gelombang-gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya. Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan

Page 32: Air Limbah dan Pengelolaannya

intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel (dB).

Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak dikehendaki / bising.

Skala Intensitas Kebisingan

--------------------------------------------------------------------Skala Intensitas Desibel Batas Dengar Tertinggi---------------------------------------------------------------------------------------------- 120 ------------------------------------HalilintarMenulikan 110 MeriamMesin uap-------------------------- 100 ------------------------------------Jalan hiruk pikukSangat hiruk 90 Perusahaan gaduhPluit--------------------------- 80 -------------------------------------Kantor gaduhKuat 70 Jalan pada umumnyaRadio--------------------------- 60 -------------------------------------Rumah gaduhSedang 50 Percakapan kuatKantor pada umumnya--------------------------- 40 -------------------------------------Rumah tenangTenang 30 Percakapan biasaKantor perorangan--------------------------- 20 -------------------------------------BerisikSangat tenang 10 Suara daun jatuhTetesan air----------------------------- 0 ------------------------------------

Page 33: Air Limbah dan Pengelolaannya

--------------------------------------------------------------------

Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB.

Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.

Disamping itu kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja berteriak didalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi terhadap orang lain.

Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras. Bisa jadi timbul salah persepsi di kalangan keluarga karena dipersepsikan sebagai sikap marah. Lebih jauh kebisingan yang terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja.

Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.

Tetapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risi adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan akhirnya mau memakainya.

Page 34: Air Limbah dan Pengelolaannya

2. Penerangan atau Pencahayaan

Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja.

Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang didalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja juga mempengaruhi. Pekerja di suatu pabrik arloji misalnya objek yang dikerjakan sangat kecil maka intensitas penerangan relatif harus lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas penerangan di pabrik mobil.

Demikian juga umur pekerja dimana makin tua umur seseorang, daya penglihatannya semakin berkurang. Orang yang sudah tua dalam menangkap objek yang dikerjakan memerlukan penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.

Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir.

Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna mmeperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur.

Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :a. Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar

Page 35: Air Limbah dan Pengelolaannya

belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harusberwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.b. Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat kerja.Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan denganlampu-lampu tersendiri.c. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenagakerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak diberikantugas di malam hari.

Disamping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti diuraikan diatas, penerangan / pencahayaan baik kurang maupun cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah apabila pengaturannya kurang baik yakni silau. Silau juga menjadi beban tambahan bagi pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah.

Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain :a. Pemilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. Lampu neon kurangmenyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.b. Menempatkan sumber-sumber cahaya / penerangan sedemikian rupa sehinggatidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.c. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendelayang langsung memasukkan sinar matahari.d. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatubenda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan.

Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :

Page 36: Air Limbah dan Pengelolaannya

a. Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja.b. Kelemahan mental.c. Kerusakan alat penglihatan (mata).d. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.e. Meningkatnya kecelakaan kerja.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan, dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai berikut :a. Jarak antara gedung dan abngunan-bangunan lain tidak mengganggu masuknyacahaya matahari ke tempat kerja.b. Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup,seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan.c. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus digantidengan penerangan lampu yang cukup.d. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidakmelebihi 32 derajat celsius).e. Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yangmengganggu kerja.f. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebarserta tidak berkedip-kedip.

3. Bau-Bauan

Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi higiene pada umumnya.

Page 37: Air Limbah dan Pengelolaannya

Cara pengukuran bau-bauan yang dapat mengklasifikasikan derajat gangguan kesehatan belum ada sehingga pengukurannya masih bersifat objektif. Hal ini disebabkan karena seseorang yang mencium bau tertentu dan merasa tidak biasa dengan bau tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau aneh tersebut maka akhirnya menjadi terbiasa dan tidak mencium bau yang aneh tersebut.

Orang yang bekerja di lingkungan yang berbau bensin atau oli, mula-mula merasakan bau tersebut tetapi lama-kelamaan tidak akan merasakan bau tersebut meskipun bau tersebut tetap di lingkungan kerja itu. Hal ini disebut penyesuaian penciuman.

Dalam kaitannya dengan kesehatan kerja atau dalam lingkungan kerja, perlu dibedakan antara penyesuaian penciuman dan kelelahan penciuman. Dikatakan penyesuaian penciuman apabila indera penciuman menjadi kurang peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus-menerus, seperti contoh pekerja tersebut diatas.

Sedangkan kelelahan penciuman adalah apabila seseorang tidak mampu mencium kadar bau yang normal setelah mencium kadar bau yang lebih besar. Misalnya orang tidak mencium bau bunga setelah mencium bau yang kuat dari bangkai binatang.

Ketajaman penciuman seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan psikologis atau stress, ia tidak dapat mencium bau-bauan yang aneh, yang dapat dicium oleh orang yang tidak dalam keadaan tegang.

Disamping itu penciuman juga dapat dipengaruhi oleh kelembaban udara. Pada kelembaban antara 40-70 % tidak mempengaruhi penciuman tetapi dibawah atau diatas kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman.

Pengendalian bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan antara lain :a. Pembakaran terhadap sumber bau-bauan misalnya pembakaran butil

Page 38: Air Limbah dan Pengelolaannya

alkoholmenjadi butarat dan asam butarat.b. Proses menutupi yang didasarkan atas kerja antagonistis diantara zat-zat yangberbau. Kadar zat tersebut saling menetralkan bau masing-masing. Misalnya baukaret dapat ditutupi atau ditiadakan dengan paraffin.c. Absorbsi (penyerapan), misalnya penggunaan air dapat menyerap bau-bauanyang tidak enak.d. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat yangberbau menjadi netral (tidak berbau). Misalnya menggunakan pengharumruangan.e. Alat pendingin ruangan (air conditioning) disamping untuk menyejukkan ruanganjuga sebagai cara deodorisasi (menghilangkan bau-bauan yang tidak enak) ditempat kerja.

Faktor Manusia Dalam Kerja

Sejak zaman purbakala, manusia telah menggunakan alat dalam bekerja. Pada zaman batu misalnya, manusia telah membuat alat-alat dari batu, antara lain kapak, cangkul, palu dan sebagainya untuk membantu dalam melakukan pekerjaan mereka.

Dengan perkembangan zaman, alat-alat tersebut berkembang ke arah yang lebih sempurna seperti cangkul atau alat untuk bercocok tanam dibuat dari besi baja. Bahkan sampai dewasa ini petani dari beberapa daerah telah menggunakan traktor untuk bercocok tanam. Demikian pula di bidang lain manusia secara berangsur-angsur telah mengganti peralatan kerja dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling canggih.

Peralatan-peralatan kerja tersebut dibuat dan digunakan karena manusia menyadari bahwa dengan hanya menggunakan tenaga

Page 39: Air Limbah dan Pengelolaannya

manusia saja kurang efektif dalam menyelesaikan pekerjaannya. Bisa kita bayangkan bagaimana seandainya pengolahan tanah pertanian hanya dengan tangan manusia saja, tanpa menggunakan cangkul, bajak atau traktor.

Akhirnya disadari bahwa tenaga manusia merupakan alat produksi yang paling tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga dan keluaran atau hasilnya. Dari penelitian para ahli kesehatan kerja, ternyata tenaga yang dapat dikeluarkan oleh rata-rata pekerja pria normal berumur antara 25-40 tahun hanya sebesar 0,2 PK. Seorang pekerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga maksimumnya selama 8 jam sehari (Silalahi, 1985).

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai konsekuensinya, tuntutan manusia semakin tinggi. Selanjutnya dalam memenuhi tuntutan hidup ini, manusia semakin memerlukan peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai hasil yang efisien. Akan tetapi semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan.

Bahaya kecelakaan akibat menggunakan mesin tenun modern, jelas akan lebih besar daripada bahaya kecelakaan akibat dari alat tenun tradisional meskipun mesin tenun modern lebih efisien daripada alat tenun tradisional.

Namun bagaimanapun tidak efisiensinya tenaga manusia dalam kerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. Masalahnya sekarang adalah bagaimana tenaga kerja (manusia) tetap aman dan sehat atau tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja tersebut.

Hal ini semua adalah sangat tergantung kepada tenaga kerja itu sendiri yang memegang kendali alat dan lingkungan kerjanya. Dengan kata lain aspek manusia adalah merupakan faktor penting dalam mencapai keselamatan dan kesehatan kerja. Dua faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal ini adalah ergonomi dan psikologi kerja.

Page 40: Air Limbah dan Pengelolaannya

1. Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja dan nomos artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Selanjutnya seirama dengan perkembangan kesehatan kerja ini maka hal-hal yang mengatur antara manusia sebagai tenaga kerja dan peralatan kerja atau mesin juga berkembang menjadi cabang ilmu tersendiri.

Sehingga dewasa ini, batasan ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa ergonomi tersebut terdiri dari 2 sub sistem, yakni sub sistem peralatan kerja dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia ini terdiri dari bagian-bagian yang lain diantaranya psikologi, latar belakang sosial, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Di berbagai negara tidak menggunakan istilah ergonomi, misalnya di negara-negara Skandinavia menggunakan istilah bioteknologi. Sedangkan di negara-negara lain seperti Amerika Utara menggunakan istilah Human Factors Enginering.

Meskipun istilah ergonomi di berbagai negara berbeda-beda namun mempunyai misi tujuan yang sama. Dua misi pokok ergonomi adalah :a. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yangmenggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja aspek fisiknya (ukurananggota tubuh : tangan, kaki, tinggi badan) tetapi juga kemampuan intelektualatau berpikirnya. Cara meletakkan dan penggunaan mesin otomatik dankomputerisasi di suatu pabrik misalnya, harus disesuaikan dengan tenaga kerja

Page 41: Air Limbah dan Pengelolaannya

yang akan mengoperasikan mesin tersebut, baik dari segi tinggi badan dankemampuannya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adalahmencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut.b. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocokmaka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proseskerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja yang tinggi.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama ergonomi adalah mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja (meningkatkan produktivitas kerja). Disamping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja.

Apabila dalam menyelesaikan pekerjaan orang tidak memerlukan peralatan bukan berarti ergonomi tidak berlaku. Dalam hal ini ergonomi dapat berlaku, yakni bagaimana mengatur cara atau metode kerja sehingga meskipun hanya dengan menggunakan anggota tubuh saja pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan.

Misalnya bagaimana cara mengangkat beban berat secara ergonomis, dapat dilakukan menurut prosedur sebagai berikut :a. Beban yang akan diangkat harus dipegang tepat dengan semua jari-jari.b. Punggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai keseluruhan.c. Kaki diletakkan pada jarak yang enak, sebelah kaki di belakang beban sekitar 60derajat ke sebelah dan kaki yang satunya diletakkan disamping beban menujuke arah beban yang akan diangkat.d. Dagu ditarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus.e. Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat beban.

Page 42: Air Limbah dan Pengelolaannya

f. Lengan harus dekat dengan badan.

Ergonomi juga dapat digunakan dalam mengkaji dan menganalisis faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin dalam kaitannya dengan sistem produksi. Dari kajian atau analisis tersebut akan dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada manusia dan yang mana diberikan kepada mesin.

Beberapa prinsip ergonomi dibawah ini antara lain dapat digunakan sebagai pegangan dalam program kesehatan kerja :a. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk,cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah, kekuatan dan sebagainya).b. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuranterbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara sehingga ukuran tersebutdapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil, misalnyatempat duduk yang dapat dinaikturunkan, dimajukan atau diundurkan.c. Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan alat-alat kerja adalah sebagai berikut :- Berdiri : tinggi badan, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depan, panjanglengan.- Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah & tangan,jarak lekuk lutut.d. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-10 cmdibawah tinggi siku.e. Dari segi otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk sedangdari sudut tulang, dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak

Page 43: Air Limbah dan Pengelolaannya

bungkuk danotot perut tidak lemas.f. Tempat duduk yang baik adalah :- Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengantinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.- Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 centimeter.- Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung.g. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat ke bawahsedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan 32-44 derajat ke bawah.Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat.h. Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 50 kilogram.i. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu efisiensidan kualitas kerja menurun.

2. Psikologi Kerja

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi psikologis bagi yang melakukan pekerjaan itu. Reaksi ini dapat bersifat positif, misalnya senang, bergairah, dan merasa sejahtera, atau reaksi yang bersifat negatif, misalnya bosan, acuh, tidak serius, dan sebagainya. Reaksi positif tidak perlu dibahas disini, yang perlu dibahas adalah reaksi yang negatif.

Seorang pekerja atau karyawan yang bersikap bosan, acuh, tak bergairah melakukan pekerjaannya ini banyak faktor yang menyebabkannya, antara lain tidak cocok dengan pekerjaan itu, tidak tahu bagaimana melakukan pekerjaan yang baik, kurangnya insentif, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, dan lain-lainnya. Salah satu faktor yang sering terjadi mengapa karyawan atau pekerja ini melakukan pekerjaannya dengan sikap yang negatif adalah karena tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaannya secara baik dan efisien.

Page 44: Air Limbah dan Pengelolaannya

Melakukan pekerjaan secara efisien tidak hanya bergantung kepada kemampuan atau keterampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja (job description) yang jelas. Peralatan kerja yang tepat atau sesuai lingkungan kerja, dan sebagainya. Semuanya ini dicakup dalam satu istilah yakni cara kerja yang ergonomis.

Cara ergonomis yang sesuai dengan teori psikologis antara lain sebagai berikut (Silalahi, 1985) :a. Memberikan pengarahan dan pelatihan tentang tugas kepada pekerja sebelummelaksanakan tugas barunya.b. Memberikan uraian tugas tertulis yang jelas kepada pekerja atau karyawan.c. Melengkapi pekerja / karyawan dengan peralatan yang sesuai / cocok denganukurannya.d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman.

Kurangnya perhatian terhadap cara kerja ini oleh pimpinan perusahaan dapat menimbulkan kebosanan. Akibat kebosanan bagi pekerja, mereka akan mencari variasi kerja lain yang tidak dikuasai (untuk menghindari monoton ini) dan ini dapat berakibat kecelakaan kerja. Oleh sebab itu kebosanan dan kemonotonan kerja erat kaitannya dengan kecelakaan kerja.

Aspek lain dari psikologi kerja ini yang sering menjadi masalah kesehatan kerja adalah stres. Stres terjadi pada hampir semua pekerja, baik tingkat pimpinan maupun pelaksana. Memang di tempat kerja, lebih-lebih tempat kerja yang lingkungannya tidak baik, sangat potensial untuk menimbulkan stres bagi karyawannya.

Stres di lingkungan kerja memang tidak dapat dihindarkan, yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelola, mengatasi atau mencegah terjadinya stres tersebut sehingga tidak mengganggu pekerjaan. Untuk dapat mengelola stres, pertama sekali yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi sumber atau penyebab stres atau stressor.

Page 45: Air Limbah dan Pengelolaannya

Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab stres di lingkungan kerja dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni :a. Faktor internal, yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri, misalnya kurangnyapercaya diri dalam melakukan pekerjaan, kurangnya kemampuan atauketerampilan dalam melakukan pekerjaan dan sebagainya.b. Faktor eksternal, yakni faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini mencakuplingkungan fisik dan lingkungan sosial (masyarakat kerja). Lingkungan fisik yangsering menimbulkan stres kerja antara lain tempat kerja yang tidak higienis,kebisingan yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan manusia (sosial)yang sering menimbulkan stres adalah pimpinan yang otoriter, persaingan kerjayang tidak sehat, adanya klik-klik di lingkungan kerja, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengelola stres di lingkungan kerja tersebut juga diarahkan kedua faktor tersebut. Untuk para pekerja dilakukan pelatihan-pelatihan yang akhirnya juga dapat meningkatkan percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Sedangkan intervensi stres akibat faktor eksternal dengan meningkatkan higiene dan kondisi lingkungan kerja serta meningkatkan hubungan antar manusia.Sumber :

Page 46: Air Limbah dan Pengelolaannya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Praktek Gigi

Sunday, 17 January 2010 13:21 PuskesmasCarita.Com 0 Comments

Kesehatan dan keselamatan dalam bekerja terkadang sering kita

abaikan. Dalam websitenya Departemen Kesehatan menulis

beberapa hal tentang K3 dalam praktek gigi.

Ilmu kedokteran gigi meliputi perawatan dan pengobatan bucco-

dental dan maxillo-facial. Odontologists, stomatologists,

orthopaedists dan pedodontists adalah perawatan gigi dan mulut

serta operasi gigi, tulang maxilla, dan tulang-tulang wajah. Dokter

gigi bekerja pada ruang bedah khusus atau ruang konsultasi, rumah

sakit khusus dan umum, atau mendirikan pendidikan khusus

kedokteran gigi.

 

Hazards dan pencegahannya

Dalam perkembangannya sering dijumpai banyak perbedaan,

tergantung dari perlengkapan dan materi-materi yang dibutuhkan.

Hal ini bisa dibagi dalam 3 kelompok :

1. Instalasi bedah, yang terdiri dari instruments (turbines, micro-

motor, dll). Pencahayaan, control devices, dentist?s chair,

perlengkapan X-ray dan lemari penyimpan alat dan bahan-

bahan kedok.gigi.

2. Instrumen kecil, meliputi instrument bedah, grinding dan

polishing tools dan bur-bur.

3. Obat-obatan dan bahan-bahan kimia.

Penggunaan dari instrument dalam praktek gigi, kadang-kadang

mangakibatkan kecelakaan dan permasalahan untuk dokter gigi.

Dekade terbaru sekarang ini dengan tehnik pengenalan tentang

peralatan baru untuk dental surgery yang dapat mengakibatkan

resiko kesehatan kerja pada dokter gigi yang terekspos :

Page 47: Air Limbah dan Pengelolaannya

Radiodermatitis dan kelainan tulang belakang pada dokter gigi,

sekarang merupakan problem yang jarang terjadi. Disisi lain hazard

baru yang timbul sebagai infeksi berasal dari percikan cairan yang

dikeluarkan oleh water-cooled drills (bur) atau kerusakan

pendengaran yang berasal dari penggunaan ultrasonic turbin.

Radiodermatitis. Penggunaan peralatan radiology, didalam kasus-

kasus tertentu pada praktek gigi dapat mengakibatkan efek ionisasi

radiasi dari dosis yang belebihan. Radiasi ini menyebabkan efek

haematologi pada sum-sum tulang. Efek lokal terdiri dari :

1. Primer : finger lesions (hyperkeratosis, atrophy, telangiectasis)

2. Sekunder : radiodermatitis dengan ulserasi ( yang

berhubungan dengan kanker kulit stadium I ).

Bagaimanapun juga dalam prakteknya, bahaya akan lebih kecil bila

dosis yang dipakai kecil. Operator menjaga jarak dengan sumber

radiasi dan jangan memegang sendiri radiografik plate, serta

sumber sekunder dihapuskan atau dihilangkan (prothesa dalam

mulut ).

Kontaminasi septic. Penggunaan water sprays untuk

mendinginkan bur-bur gigi, terutama dari tipe turbin, beroperasi

dengan beberapa kecepatan, menimbulkan percikan air yang keluar

dari mulut pasien, bahkan sering mengenai wajah dokter gigi.

Analisa kwantitatif dan kwalitatif menunjukan bahwa percikan itu

mengandung 3 komponen : droplets, partikel-partikel yang baik dan

aerosols.

Droplets atau percikan ludah dan partikel-partikel yang baik adalah

pembawa yang pathogenic dan saprophytic yang akan mengenai

wajah dokter gigi; bagaimanapun juga factor pembawa bakteri ini

tidak lagi mengakibatkan hazard dibandingkan mikro-organisme

normal yang ditemukan di atmosphere.

Disisi lain, aerosols dapat menimbulkan bahaya besar yang masuk

dengan cara penetrasi yang kuat ke dalam saluran bronkus dokter

gigi. Walaupun telah dilindungi dengan imunisasi tetapi tidak efektif,

Page 48: Air Limbah dan Pengelolaannya

contohnya kuman staphylococcus. Lebih-lebih bakteri yang

saprophytic pada pasien dapat menjadi lebih virulent bila masuk

kedalam tubuh dokter gigi, bisa juga disebabkan dari dia sendiri

atan karena lingkungan baru yang lebih baik untuk berkembang.

Seharusnya mulut dan hidung dokter gigi, untuk selalu dilindungi

dengan menggunakan masker.

Perkembangan studi tentang penyakit ini dihubungkan secara

langsung dengan perkembangan alat-alat kedokteran gigi.

Pengumpulan dari semua partikel ini mungkin dapat dibuang,

terutama sekali melalui penggunaan mikromotor yang bekerja pada

kecepatan 120.000 rpm dengan efisiensi yang lebih besar, lebih

nyaman dan aman serta dengan instrument yang digerakan oleh

turbin.

Kebisingan. Laporan tentang kerusakan pendengaran yang

berhubungan dengan penggunaan bur dengan kecepatan rendah-

medium, kerusakan telinga yang disebabkan pada penggunaan bur-

bur tipe turbin (turbin drills). Pemeriksaan audiometric dapat

memeriksa gejala tertentu dari pemakaian mesin-mesin tersebut,

misalnya :

1. Getaran yang berlebihan yang disebabkan oleh perputaran

turbin.

2. Pengeboran dengan bur yang baru dengan ukuran yang kecil

(dengan diameter 0,8 mm), dapat menimbulkan suara dengan

cakupan frekwensi dasar 500006500 Hz.

3. Pada penggunaan bur, frekwensi yang timbul dapat mencapai

12.500 Hz, sedangkan bur dengban diameter lebih besar (1,5

mm ), atau dengan pemakaian turbin frekwensi dapat

mendekati ; mencapai 25.000 Hz dengan harmonis, yang

mana kan lebih baik dengan ultra sonic range.

4. Suara yang tinggi dari ultrasonik di arbsobsi oleh udara, akan

tetapi biasanya kekuatannya tidak cukup untuk menyebabkan

kerusakan pada pendengaran.

Page 49: Air Limbah dan Pengelolaannya

5. Suara yang dihasilkan dengan intensitas suara yang rendah,

sekitar 75 dB, tidak mungkin menimbulkan dampak yang

merusak.

Hal itu dapat disimpulkan bahwa, dipandang dari sudut

pengetahuan sekarang, penggunaan turbin dengan bur-bur yang

berdiameter kecil tidak terlalu merugikan, tetapi turbin tersebut

tidak dapat bergerak dengan clamp dan cashingnya, dan juga

dokter gigi berada pada posisi yang sesuai (duduk atau berdiri)

serta dengan jarak yang cukup jauh dari turbin.

Pandangan. Apabila dalam bidang penoperasian tidak cukup

penerangannya dan dokter gigi mengalami sakit kepala serta

hilangnya ketajaman visualisasi (pandangan). Untuk menghindari

permasalahan ini perlu pencahayaan yang memenuhi syarat,

diamana yang perlu dicermati adalah:

1. Perbandingan antara pencahayaan yang umum dengan

bidang operasi harus 1:4, itu berkisar 5000-8000 lux didalam

mulut, dan sekitar 1250-2000 dalam surgery ;

2. Perbandingan lampu penerangan anatara perbedaan posisi

kerja dan surgery harus 1:10;

3. Semua obyek yang berwarna putih atau yang menyilaukan

harus dihilangkan (chrom, pendukung-pendukung dari

metal/logam, handuk dll ).

Kerusakan Mental. Meningkatnya jumlah pasien dan tuntutan

pekerjaan dokter gigi dalam periode yang lama dan juga dengan

konsentrasi kerja yang berlebihan, dapat mengakibatkan stress, hal

ini perlu dipertimbangkan untuk menghindari sakit dan penderitaan

kepada pasien. Dokter gigi juga mengalami ketegangan terus

menerus untuk menguasai tehnik baru. Akan tetapi hal tersebut

tidak separah yang terjadi pada penyakit mental, gangguan psikis

tidak terlampau mempunyai hubungan dengan masalah-masalah

kesehatan kerja dokter gigi.

Terpotong dan terkikis (abrasi). Sedikit sekali, khususnya

Page 50: Air Limbah dan Pengelolaannya

instrument dengan metalik seperti probes, reamers, scrapers dan

nerve extractors dengan pemakaian yang lebih luas dan sering

menyebabkan terpotong dan tergores pada jari dokter gigi;

penggunaan benda-benda metal yang tajam seperti emas, cincin

baja, lapisan metal dll, juga dapat menyebabkan luka atau

terpotong. Pecahan-pecahan yang tajam dari gigi dan metal oleh

alat bur, dapat mengenai kulit dan mata, sehingga dapat

mengakibatkan local infeksi yang sering disebabkan oleh bakteri

streptococcus, diperkirakan luka ini dari yang ringan,

pembengkakan local (akan terjadi jika tidak langsung diobati),

plegmon pada jari atau conjungtivitis pada mata. Perlindungan yang

utama untuk menghindari luka potong adalah dengan perawatan

instrument-instrumen yang tajam. Bagaimanapun juga, dokter gigi

disarankan untuk memakai pelindung mata seperti spectacles

dengan lensa optic atau netral.

Bahaya-bahaya Miscellaneous. Dokter gigi bisa juga terekspos, tapi

lebih sering terkena alergi reaksi kulit yang terjadi karena alat-alat

medis, bahan material, racun mercury, impairment of sight,

gangguan jantung dan vena varicose.

Rekomendasi ergonomis. Sejumlah peraturan-peraturan umum

harus diikuti dan dipatuhi untuk menghindari masalah-masalah

psikologis dan fisik :

1. Peralatan yan dipakai harus di disain dengan baik, semua

instrument harus dalam kondisi yang baik dan turbin

digerakan dengan mikromotor; dental chair harus diatur

sedemikian rupa supaya tidak menghalangi kaki dokter gigi

sewaktu bekerja dengan posisi duduk; lampu pencahayaan

harus dengan sinar yang cukup.

2. Suara yang keras atau mengejutkan dan frekwensi ultrasonic

(seperti suara turbin dan shrills bells) harus dinetralisir

dengan alat kedap suara pada ruang bedah.

3. Dokter gigi seharusnya mengikuti irama pekerjaan untuk

mengatur kehidupan pribadinya.

Page 51: Air Limbah dan Pengelolaannya

sumber : depkes.co.id

Kamis, 08 Januari 2009Kamis, 08 Januari 2009

Kesehatan Kerja

1. Definisi

            Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan

kedokteran beserta praktiknya yang brtujuan agar pekerja atau

masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-

tingginya, baik fisik, mental, ataupun social dengan usaha-usaha

preventive dan kuratif terhadap penyakit-penyakit kesehatan

yang diakibatkan  faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,

serta penyakit-penyakit umum.

2. Determinan

Page 52: Air Limbah dan Pengelolaannya

            Determinan kesehatan kerja mencakup:

4. Beban kerja

      Beban kerja merupakan beban yang ditanggung oleh para

pekerja. Beban kerja terdiri dua yaitu;

beban fisik, contoh pada kuli bangunan

beban mental dan sosial, contoh pada pegawai

perusahaan.

3. Beban tambahan

Beban yang diterima pekerja akibat lingkungan yang

mengganggu pekerja.ada lima faktor  beban tambahan yaitu;

·        faktor fisik, contoh pencahayaan yang kurang, suhu udara

yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kebisingan, dan

sebagainya.

·        faktor kimia, bahan-bahan kimia. Contoh: bau gas, uap atau

asap, debu, dan sebagainya.

·        faktor biologi, binatang atau hewan dan tumbuhan yang

menyebabkan pandangan tidak enak. Contoh: nyamuk, lalat,

taman yang tidak teratur dan sebagainya.

·        faktor fisiologis, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan

ukuran tubuh pekerja.

·        faktor sosial-psikologis, suasana kerja yang tidak harmonis.

Contoh: gossip, cemburu, dan sebagainya.

6. Kemapuan kerja

Kemampuan kerja merupakan kemampuan seseorang dalam

melakukan pekerjaan. Kemampuan kerja setiap pekerja bebeda.

Kemampuan kerja ditentukan umur, gizi, keturunan, dan

sebagainya.

Page 53: Air Limbah dan Pengelolaannya

3 Masalah

3.1. Ergonomik

            Ergonomik adalah peraturan tentang bagaimana

melakukan kerja termasuk menggunakan peralatan kerja.

            Subsistem ergonomik:

·        sistem peralatan kerja

·        sistem manusia

            Tujuan ergonomik untuk menciptakan suatu kombinasi

yang paling serasi antara subsistem peralatan kerja dengan

manusia. Jika pekerja tidak menggunakan  peralatan kerja dalam

melakukan pekerjaan, bukan berarti pekerja tidak menggunakan

sistem ergonomik. ergonomik tetap berlaku yaitu pekerja

menggunakan sistem ergonomik agar tidak kelelehan. Contoh

para pekerja yang mengangkat beban berat tanpa menggunakan

alat bantuan.

            Dua misi pokok ergonomik:

·        penyesuaian antara peralaan kerja dengan kondisi tenaga

kerja yang menggunakan.

·        kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien.

3.2. Psikologis

            Para pekerja cendrung menghasilkan psikologi dari

pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja baik itu positif maupun

negatif. Aspek psikologi kerja yang sering menjadi masalah

kesehatan kerja adalah “stress”.

            Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab stress:

a.       Faktor internal, faktor dari dalam diri pekerja. Contoh

kurangnya percya diri, kurangnya kemampuan, dan sebagainya.

Page 54: Air Limbah dan Pengelolaannya

b.      Faktor eksternal, faktor dari lingkungan kerja. Faktor

lingkungan kerja ada dua yaitu;

lingkungan fisik:

-         tempat kerja kurang hiegenis

-         kebisingan tinggi

-         dan sebagainya

4. lingkungan sosial:

-         pimpinan yang otoriter

-         persainagn kerja yang tidak sehat

-         gosip antara pekerja

-         dan sebagainya

3.3. Keselamatan dan Kecelakaan Kerja

4. Keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan

hubunan tenaga kerja dengan  mesin, alat-alat kerja, bahan dan

proses pengolahannya.

Tujuan keselamatan kerja:

·        melindungi hak keselamatan tenaga kerja selama melakukan

pekerjaan.

·        melindungi keselamatan orang lain yang berada di tempat

kerja.

·        memelihara sumber daya produksi.

2. Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan akibat dari kerja.

Page 55: Air Limbah dan Pengelolaannya

Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi

dua, yakni:

a.       Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi

keselamatan. Contoh: kelengahan, kecerobohan, ngantuk,

kelelahan, dan sebagainya.

b.      Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak

aman.Contoh: lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan

sebagainya.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional(ILO)

diklasifikasikan berdasarkan empat macam:

a.       Klasifikasi menurut jenis kecelakaan,

·        terjatuh

·        tertimpa benda

·        tertumbuk atau terkena benda-benda

·        terjepit oleh benda

·        gerakan-gerakan melebihi kemampuan

·        pengaruh suhu tinggi

·        terkena arus listrik

·        kontak bahan-bahan berbahaya

b.      Klasifikasi menurut penyebab,

·        mesin

·        alat angkut

·        peralatan lain

·        bahan-bahan

·        lingkngan kerja

c.       Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan,

·        patah tulang

·        diskolokasi

Page 56: Air Limbah dan Pengelolaannya

·        regang otot

·        memar

·        amputasi

·        geger

·        luka baker

·        keracunan

·        pengaruh radiasi

d.      Klasifikasi menurut letak kelainan atauluka di tubuh

·        kepala

·        badan

·        anggota di atas

·        anggota di bawah

·        banyak tempat

3.4. Penyakit Yang Timbul Akibat Kerja

            Penyakit-penyakit yang timbul atau yang disebabkan

oleh pekerjaan atau lingkungan kerja;

a.       Fisik

·        kebisingan,

-         kerusakan indra pendengaran

·        getaran,

-         argoneorosis

·        suhu tinggi,

-         heat rush

-         kelelahan karena panas

-         kejang panas

-         sengatan panas

·        suhu rendah,

Page 57: Air Limbah dan Pengelolaannya

-         radang dingin

·        tekanan udara,

-         dekompresi penyakit kaison tinggi

·        cahaya,

-         gangguan penglihatan

-         kerusakan mata

·        radiasi,

-         kanker

-         kemandulan

·        sinar ultraviolet,

-         konjungtivitis

·        sinar infra merah,

-         katarak

-         lensa mata merah

b.      Kimia

·        debu organik,

-         pneumoconiosis

·        timah hitam,

-         keracunan timah

·        air raksa(merkuri),

-         penyakit minimata

·        pestisida,

-         pingsan

-         keracunan pestisida

·        gas,

-         keracunan gas

·        asfiksan,

-         keracunan gas

c.       Biologi

Page 58: Air Limbah dan Pengelolaannya

·        Bacillus antharacis

-         antraksis kulit

-         antraksis paru dan usus

d.      Fisiologis

·        kesalahan kontruksi mesin

-         luka fraktur

-         trauma fisik lain

e.       Mental psikologis

·        hubungan kerja yang tidak harmonis

-         stres

4. Undang-Undang Kesehatan Kerja

            Berbagai peraturan perundang-undangan telh diterbitkan

dalam upaya pembinaan masyarakat pekerja, khususnya dalam

bidang kesehatan antara lain:

a. Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan

kerja.

Pasal 8:

Pengurus perusahaan wajib untuk memeriksakan kesehatan

tenaga kerja sejak akan masuk kerja, selama bekerja dan akan

dipindahkan ke tempat atau pekerjaan lain.

b. Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

Pasal 23 ayat (1):

Kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat

bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiridan

masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yag

Page 59: Air Limbah dan Pengelolaannya

optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

Pasal 23 ayat (2):

Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan

penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.

Pasal 23 ayat (3):

Setiap tempat kerja wjib menyelenggarakan kesehatan.kerja.

Pasal 23 ayat (4):

Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

Pasal 84 ayat (3):

Barang siapa yang menyelenggarakan tempat kerja yang tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23

ayat (3): dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau

pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000,- (lima belas juta

rupiah).

c. Undang-Undang RI No. 25 tahun 1997 tentang

Ketenagakerjaan

Pasal 108 ayat (1):

Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan

atas:

a.       Kesehatan dan Keselamatan kerja

b.      Moral dan kesusilaan

Perilaku yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai-nilai agama.

Pasal 108 ayat (2):

Page 60: Air Limbah dan Pengelolaannya

Untuk melindungi kesehatan pekerja guna mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya

kesehatan kerja.

d. Keputusan Presiden RI No.22 tahun 1993 tentang Penyakit

yang timbul karena hubungan kerja.

Pasal 2:

Setiap tenaga kerja yang enderita penyakit yang timbul karena

hubungan kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik

pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah

hubungan kerja berakhir.

e. Undang-Undang No. 22 tahun 1998 tentang Desentralisasi.

Undang-undang tersebut di atas merupakan salah satu bentuk

realisasi dukungan lealistik terhadap upaya keselamatan dan

kesehatan kerja di rumah sakit.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07_PenyakitAkibatKerjadiRS.pdf/07_PenyakitAkibatKerjadiRS001.png