air terjun bawean
TRANSCRIPT
Air Panas Di Kepuhlegundi kec. Tambak Bawean
Air Panas Di Kepuhlegundi kec. Tambak Bawean
Air Panas Di Kepuhlegundi Kec. Tambak Bawean
Kondisi gua dekat air panas
Media Bawean hari ini (6/4) berkunjung ke salah satu obyek wisata Air Panas Kepuh Pulau Bawean.
Mencoba menyentuh air panas, ternyata dirasakan sangat panas
Sumber air panas mendidih terletak dibagian tengah bangunan berbentuk segi empat. Tapi sayang
kondisi bangunannya tidak terawat, didalamnya banyak lumut membiru. Termasuk bagian luar bangunan
sangat banyak lumutnya, menunjukkan obyek wisata ini tidak ada perawatan.
Di air panas Kepuhlegundi ada gua, saat Media Bawean memasuki kedalam gua ternyata kondisi
didalamnya sangat angker dan menakutkan. Menurut warga setempat, saat Media Bawean menanyakan
asal usul gua, mengatakan, "kata orang tua dulu, bila ada daun jatuh maka akan timbul bunyi
menggelegar dengan keras. Alasannya batu tersebut bertemu, dan suaranya bisa di dengar oleh warga
se Kepuh,"
"Tapi sekarang sudah tidak ada bunyi, mungkin sudah tidak aktif"
Pantai bayangkara
Bayangkara dari atas.
Sekitar Pantai Bayangkara.
Air Terjun Gunung Duren
Media Bawean, 5 Juni 2009
Air Terjun Grujukan Gunung Duren
PLTA Di Grujukan Gunung Duren
Mahsuni (60 Th.) Di Jembatan Yang Dibangun
Jalan Menuju Air Terjun Grujukan Gunung Duren
Media Bawean hari ini (5/6) berkunjung ke obyek wisata air terjun di Dusun Gunung Duren desa
Patarselamat Sangkapura, dengan dihantar Mahsuni (60 Th.) warga setempat.
."Obyek wisata air terjun Grujukan Gunung Duren sering dikunjungi wisatawan dari luar negeri, seperti
Malaysia, Singapura dan lain-lain. Warga asal Bawean berkunjung paling ramai dihari minggu untuk
mandi," kata Mahsuni
Mahsuni termasuk orang peduli dengan keberadaan obyek wisata air terjun, buktinya pembangunan
jembatan yang menghubungkan ke air terjun dibangun sendiri, termasuk jalan ditata dengan batu.
"Adakah bantuan dari pemerintah untuk obyek wisata seperti Grujukan Gunung Duren?, tanya Mahsuni
kepada Media Bawean. "Bila ada bisa dimanfaatkan pembangunan jalan menuju obyek wisata air terjun,"
ujarnya.
Selain berfungsi sebagai obyek wisata, air terjun Grujukan Gunung Duren dimanfaatkan sebagai PLTA ke
dusun Gunung Duren. "Ada sekitar 18 rumah dari 50 rumah di dusun Gunung Duren yang memanfaatkan
PLTA," papar Mahsuni. (bst)
Potensi air terjun Grujukan Suwari swari bawean
Grujukan Laccar Desa Kebuntelukdalam Sangkapura
Air Terjun Grujukan Laccar
Air Terjun Grujukan Laccar
S
Siswa Berjalan Menuju Grujukan Laccar
Siswa Berjalan Menuju Grujukan Laccar\
Melihat kondisi siswa saat berada dibawah air terjun sangat mengerikan dan menakutkan khawatir terjadi
longsor susulan. (bst)
Grujukan Kuduk - Kuduk Kurang Patarselamat Sangkapura
Kondisi Grujukan Kuduk - Kuduk Kurang Terawat
Kondisi Grujukan Kuduk - Kuduk Kurang Terawat
Grujukan Kuduk-Kuduk Patarselamat Sangkapura
objek wisata air terjun di Grujukan Kuduk-Kuduk Patarselamat Sangkapura. Melihat kondisi Grujukan dan sekitarnya kurang perawatan, sehingga pemandangan indah berubah menakutkan dengan banyaknya tanah longsor.
Sudah saatnya pemerintah peduli dengan obyek wisata di Pulau Bawean, untuk menjaga keindahan pemandangan air terjun yang masih alami atau perawan.
Untuk menuju Grujukan, Media Bawean yang dihantarkan warga setempat menempuh jalan berlumpur dengan berjalan kaki sepanjang 1 km naik turun bukit
Grujukan Kuduk-Kuduk Patarselamat Sangkapura
Media Bawean hari ini (27/5) berkunjung ke salah satu objek wisata air terjun di Grujukan Kuduk-Kuduk
Patarselamat Sangkapura. Melihat kondisi Grujukan dan sekitarnya kurang perawatan, sehingga
pemandangan indah berubah menakutkan dengan banyaknya tanah longsor.
Sudah saatnya pemerintah peduli dengan obyek wisata di Pulau Bawean, untuk menjaga keindahan
pemandangan air terjun yang masih alami atau perawan.
Untuk menuju Grujukan, Media Bawean yang dihantarkan warga setempat menempuh jalan berlumpur
dengan berjalan kaki sepanjang 1 km naik turun bukit.(bst)
Sulaeman (Kanan) Bersama Kades Balikterus Abd. Aziz
Sulaeman Bersama Isterinya
Sedang Nyabit Rumput
Sulaeman (43 Th.) warga Sungaiterus Selatan desa Balikterus Kecamatan Sangkapura layak dapat
penghargaan khusus, dengan hasil penemuan PLTA bisa memberikan penerangan beberpa kampung di
Pulau Bawean.
Ditemui Media Bawean hari ini (22/5), Sulaeman beserta isteri sedang menyabit rumput untuk pakan
sapinya. Menurut pengakuan Sulaeman, dirinya tidak lulus sekolah dasar (SD) hanya sampai kelas dua
pada tahun 1979. Kemudian 1981 berlayar ke negeri jiran Malaysia, bekerja sebagai kuli bangunan
bertempat di Damansara Kuala Lumpur Malaysia.
Di Malaysia pernah melihat siaran TV tentang kincir air, dari siaran TV inilah timbul keinginan untuk
mencoba memanfaatkan air disamping rumahnya di Sungaiterus desa Balik Terus untuk sebagai
pembangkit tenaga listrik.
Kemudian tahun 1988, Sulaeman pulang dari Malaysia ke Bawean, keinginannya untuk menciptakan
listrik dari PLTA dicobanya, tetapi belum berhasil. Tahun 1989 kembali ke Malaysia dan tahun 1991
pulang ke Bawean dan mencoba lagi keinginannya menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
dengan modal Rp.4,5 juta untuk membeli dyinamo, pipa paralon dan kabel, ternyata berhasil dan listrik
terang benderang.
Sulaeman sudah berhasil memasang PLTA dibeberapa tempat, diantaranya di kampungnya sendiri
(Sungaiterus : Red.) 2 milik sendiri dan 1 milik Amri, 1 buah di Nancel Kebuntelukdalam, 1 buah di
Gandariyah, 1 buah di Pasar Angin-Angin, 1 buah di Batu lentang, 1 buah di Laccar Kebuntelukdalam, 1
buah di Sungaiterus utara, dan 1 buah di Dabuk Sengkep Tanjungpinang.
Sulaeman, mengatakan, "Saya tidak pernah belajar dari buku, semuanya murni dari fikiran sendiri untuk
membuat PLTA," katanya.
"Ada empat model yang saya ketahui untuk pembuatan PLTA, tetapi di Pulau Bawean semuanya
menggunakan 1 model saja," ujarnya.
Kepala Desa Balikterus Abdul Aziz, mengakui didesanya sudah hampir semuanya bisa menikmati listrik
dengan menggunakan tenaga air yang dibuat oleh Sulaeman.
Menurut Sulaeman upahnya yang didapat dari pembuatan PLTA di Bawean berkisar Rp.1 juta sampai
Rp. 2 juta, yang paling besar waktu kerja di Dabuksengkep Tanjungpinang dapat upah Rp. 35 juta. (bst)
Pulau Bawean, Sungai Murtalaya
Media Bawean, 19 Mei 2009
Sungai Murtalaya Pulau Bawean
Orang Bawean dipastikan kenal dengan nama Murtalaya, jalan naik berliku dan dibawa terlihat jurang
yang dalam. Ternyata di bawah jurang ada pemandangan sangat indah yaitu sungai dengan bebatuan
tertata rapi.
Media Bawean berkunjung hari ini (19/5), melihat kondisi sungai sepertinya tidak ada perawatan pada
obyek wisata sungai di lokasi Murtalaya ini. Terkesan angker, tetapi melihat air mengalir dari atas dan
bebatuannya terasa indah dipandang mata. (bst)
Menengok Pemanfaatan Air dari Kawasan Suaka Alam
Pulau Bawean
24 Apr 2008 (16:47)
Baungcamp.com - Pulau
Bawean yang berbentuk
menyerupai lingkaran memiliki
luas ± 190 Km2 dengan jumlah
penduduk sekitar 68.086 jiwa
ini terletak ± 150 Km dari
sebeleh Utara Pulau Jawa.
Kondisi Pulau bawean yang realtif kecil dan cukup terisolasi
dengan jumlah penduduk yang cukup padat maka isu-isu
pemanfaatan air dalam pulau cukup relevan untuk diangkat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kawasan Suaka Alam P. Bawean yang saat ini
menutupi sekitar 63 % areal daratan Pulau Bawean berfungsi sebagai penyangga
hidup (buffer zone) meningat jasa ekologinya dapat memberikan konstribusi yang
sangat berharga bagi kehidupan. Salah satunya adalah fungsi hidroorologis..
Fungsi hidroorologis yang dimaksud adalah mampu menyuplai air secara kontinyu
baik untuk fungsi irigasi, pertanian amupun kehidupan lainnya yang sangat penting
bagi masyarakat Pulau Bawean.
Sumber dan Penguna Air
Adanya sumber-sumber air di Pulau Bawean karena menyediakan tempat resapan
air seperti hutan primer di kawasan G. Nangka, G. Besar, G. Bengkoang, G.
Dedawang dan juga menyediakan danau sebagai tempat resapan air yaitu Danau
Kastoba dengan vegetasi yang masih utuh mengitari sekeliling danau. Ada banyak
sumber air di Pulau Bawean tapi sampai saat ini belum pernah dihitung berapa
besarnya jasa hidrologi secara menyeluruh di Pulau Bawean. Namun demikian dari
data pemanfaatan air yang sudah ada, rekan-rekan polhut di Bawean telah
mengumpulkan data pada tahun 2003 ini tercatat ada 18 sumber air berasal dari
sumber di dalam kawasan Suaka Alam Pulau Bawean yang sudah dimanfaatkan
untuk kepentingan sehari-hari seperti minum, cuci, mandi dll. Ke 18 sumber air
tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat dari 46 dusun dari 16 desa dalam 2
wilayah kecamatan Sangkapura dan Tambak. Sumber dan desa yang
memanfaatkan air tersebut dapat dilihat pada tabel (file tambahan).
Saat ini pemanfaatan air dari sumber-sumber teresebut belum
dikelola secara baik, pengguna air dari masing-masing desa
menggunakan saluran sendiri-sendiri menggunakan pipa paralon
dengan berbagai ukuran. Bahkan satu sumber air terpasang
beberapa pipa paralon sehingga berseliweran pipa-pipa yang
terkesan semrawut.
Dari sekian banyak sumber air yang dimanfaatkan baru beberapa saja yang
menggunakan bak penampungan yang berfungsi sebagai bak pembagi ke masing-
masing desa. Selebihnya air dialirkan langsung dari sumbernya ke pipa. Disamping
rawan gangguan kondisi ini juga tidak menjamin kualitas kejernihan air,
kotoran/sampah atau material tumbuhan berupa daun dan ranting bisa ikut masuk
kedalam saluran akhirnya menyumbat aliran air dalam paralaon, yang pada
akhirnya meningkatkan biaya pemeliharaan.
Kompetisi Pemanfaatan Air
Air merupakan barang ultra essensial bagi kelangsungan hidup manusia , bahkan
para ahli memprediksi bahwa air akan menjadi sumber konflik diabad ke 21 ini..
Peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan kondisi Pulau
Bawean yang relatif cukup kecil, seiring jalannya waktu akan menimbulkan
kelangkaan dan kompetisi pemanfaatan air yang akan memicu konflik horizontal
maupun vertikal. Terlebih P. Bawean adalah pulau kecil yang mengandalkan
keperluan air bersih dari sumber-sumber yang ada di pulau. Kekurangan iar di
masa datang tidak mungkin lagi dipasok oleh Pulau Jawa yang saat inipun telah
mengalami defisit Setiap tahunnya sebesar 13 milyar m3.
Akhir-akhir ini konflik pemanfaatan air di P.Bawean sudah mulai terasa lebih-lebih
pada saat musim kemarau dima debit air berkurang. Beberapa kelompok petani
pengguna air menganggap bahwa adanya akses masyarakat dengan pipanisasi dari
dalam kawasan telah mengurangi jumlah air yang dipakai untuk kebutuhan
pengairan. Disatu sisi kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di pulau. Beberapa
sumber air yang memberikan manfaat lain seperti Air Terjun Kuduk-kuduk
ataupun Air terjun Latcar kini keindahannya semakin meredup karena debit air
terjunnya semakin berkurang.
Konflik akibat perebutan air sangat mungkin terjadi dan krisis air di Bawean
mungkin akan terjadi dalam waktu tidak lama. Hal ini sudah mulai dirasakan oleh
sebagaian masyarakat (di Kumalasa), aliran air untuk ke rumah-rumah dijadwal 1
atau 2 jam dalam sehari mengingat persedian air yang sangat terbatas.
Antisipasi Sebelum Terlambat
Ada baiknya semua pihak yang berkepentingan di P. Bawean memikirkan langkah-
langkah antisipasi terhadap terjadinya kelangkaan air atau krisis air di masa
mendatang. Beberapa alternatif yang mungkin dapat dilakukan antara lain :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Aspek kelembagaan dalam
pengelolaan sumber daya air
Sampai saat ini di Bawean belum ada lembaga khusus yang
menangani/mengelola sumber daya air terutama air untuk kebutuhan sehari-
hari dan kebutuhan pengairan. Penanganan kebutuhan serta kerusakan pipa
dikoordinasikan oleh dusun atau desa setempat. Perlu dipikirkan adanya
pengurus gabungan perkumpulan pemakai air di seluruh pulau yang
melibatkan kelompok-kelompok masyarakat sendiri seperti halnya Mitra
Cai di Jawa Barat atau Subak di Bali, dengan mempertibangkan aspek-aspek
: keseimbangan, ketahanan dan kesetaraan. Difharapkan pembentukan
kelembagaan supaya epektif tidak melahirkan biaya transaksi yang tinggi
yang justru menghambat pengelolaan air yang optimal.
2. Penghematan air
Peningkatan efisiensi penggunaan air perlu menjadi prioritas semua fihak
yang berkepentingan . Penghematan air dikala kekeringan serta
penyimpanan air di kala berlebihan merupakan tindakan konservasi air.
Aktivitas yang berintikan penghematan air bukan saja berarti menggunakan
dalam jumlah sedikit tetapi juga menjaga ketersediaannya sepanjang tahun.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Penghijauan dan reboisasi di daerah
hulu dan hilir
Sumber-sumber air di pulau kecil diantaranya berupa sungai atau parit, dari
segi panjang dan dan kedalamannya sangat terbatas. Maka bila terjadi
intensitas curah hujan yang tinggi, air hujan tentu akan segera masuk ke
laut. Hal ini akan menimbulkan erosi dan tanah longsor bila kondisi
vegetasinya buruk. Sejarah pengelolaan kawasan di masa lalu sebagai hutan
produksi menyisakan kawasan hutan dengan vegetasi yang rawang dan
perlu direhabilitasi, begitupula tanah-tanah milik masayarakat yang
kondisinya terlantar perlu dimanfaatkan untuk ditanami/dihijaukan
khususnya dengan tanaman yang berfungsi baik sebagai pengatur tata air
dan pencegahan erosi. Kegiatan seperti ini tampaknya tidak sepenuhnya
diserahkan instansi tehnis yang dengan dana dan personil yang terbatas. Di
P. Bawean sendiri sudah mulai tumbuh upaya konservasi secara swakarsa
dengan terbentuknya LEMBAH (lembaga Masyarakat Berwawasan Alam
Hayati), dimana salah satu kegiatannya juga melakukan penghijauan.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Bambu jenis yang dapat
memperbaiki tata air
Selain mempunyai fungsi ekonomi, bambu mempunyai fungsi ekologis
sebagai pengatur tata air yang baik. Bambu memiliki batang yang kuat dan
lentur hingga tahan angin, perakarannya sangat rapat dan menyebar ke
segela arah baik menyamping maupun kedalam maka lahan di bawah
tegakan bambu menjadi sangat stabil dan mudah meresapkan air. Bambu
tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl sehingga
sangat berpotensi sebagai penahan air. Di Indonesia sendiri ada kurang lebih
142 jenis bambu dari 1000 jenis yang ada didunia yang dapat dibudidayakan
baik pada lahan milik masyarakat atau untuk keperluan rehabilitasi kawasan
konservasi.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Pengembangan hutan rakyat
Masyarakat Bawean adalah masyarakat yang tidak asing lagi dengan
keberadaan hutan, namun sejarah pengelolaan dimasa lalu sebagai hutan
produksi yang kini beralih fungsi menjadi kawasan suaka alam tidak
sepenuhnya diketahui oleh masyarakat Pulau Bawean. Beberapa lokasi
hutan yang berdampingan dengan kawasan suaka alam pada umumnya
merupakan hutan milik rakyat yang kondisinya ada yang baik tapi ada juga
yang terlantar. Hutan seperti ini dapat berfungsi sebagai zona penyangga
kawasan konservasi, dimana kebutuhan kayu dan hasil hutan ikutan lainnya
dapat dipenuhi dari kawasan hutan rakyat. Sehingga diharapkan kondisi
kawasan konservasi tetap terjaga fungsinya terutama fungsi hidroolrologis
yang penting bagi masyarakat Bawean.
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Disiplin Bangunan
Sekalipun luas pulau Bawean relatif kecil dan terpencil dari segi geografis
namun mobilitas masyarakat Pulau Bawean cukup tinggi, mengingat cukp
banyak masyarakat yang menggantungkan mata pencahariannya sebagai
tenaga jasa di luar negeri (Malaysia dan Singapur). Hal ini juga membawa
implikasi terhadap pesatnya pembangunan fisik rumah atau toko-toko yang
menggunakan bahan tembok atau beton. Supaya air hujan yang jatuh
meresap ke dalam tanah maka upaya menyisakan 40 % lahan sebagai ruang
terbuka harus dipatuhi. Atau pembuatan sumur-sumur resapan di lingkungan
bangunan rumah atau toko sebagai alternatif untuk peningkatan persediaan
air tanah.
7. Bangunan Fisik
Pembuatan embung, cekdam, rorak, sumur resapan, terasering dll. Intinya
berbagai tindakan ini untuk lmeningkatkan aliran air hujan dari hulu ke hlir
disertai peningkatan penyebaran seluas-luasnya ke dalam tanah.
Agung Dan Dahlan (PT. PLN)
Kemarin (17/11), Direktur Eksekutif LSM Gerbang Bawean menghadap pimpinan PT. PLN Gresik untuk
menyampaikan kondisi PLN di Pulau Bawean. Diterima empat orang petinggi PT. PLN Gresik, mewakili
Manejer PT. PLN yang tidak bisa hadir dengan alasan ada pertemuan di Jakarta.
"Tujuan kedatangan kesini untuk menyampaikan kondisi memprihatinkan kelistrikan di Pulau Bawean
saat ini, semalam hidup setengah malam saja, adakah solusi untuk perbaikan PLN di Pulau Bawean?,"
tanya Direktur Eksekutif LSM Gerbang Bawean.
Dahlan sebagai Staff Ahli PT. PLN Gresik mengatakan, "Kami sangat prihatin dengan kondisi kelistrikan
PT. PLN Bawean dengan sering rusaknya mesin pembangkit listrik disana," katanya.
"Sampai sekarang, kami selalu berusaha mencarikan solusi untuk perbaikan mesin yang rusak guna
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan PT. PLN di Pulau Bawean. Usaha keras sudah kami
lakukan sampai saat ini, seperti mesin rusak sudah diperbaiki, termasuk sekarang mendatangkan
peralatan dari NTT," ujarnya.
"Tapi butuh waktu, sebab kerusakan mesin membutuhkan peralatan terkadang spart parts kesulitan
untuk mendapatkannya, harus mencari ke berbagai daerah bahkan sampai ke luar negeri. Selama ini
bukan diam tidak mencarikan solusi perbaikan, tetap kami lakukan upaya supaya pelanggan disana
merasakan pelayanan baik dari PLN," paparnya.
Sementara Agung dari PT. PLN Gresik menambahkan, "Kami sudah berupaya untuk perbaikan PT. PLN
Bawean, termasuk mencarikan solusi dengan untuk pergantian mesin baru agar bisa menyala kembali 24
jam dan merata se Pulau Bawean,"jelasnya.
Witanto mantan Kepala PLN Bawean yang sekarang bertugas di PLN Gresik juga memberikan masukan,
"Kerusakan mesin terkadang ditimbulkan adanya jaringan tidak aman, seperti ranting-ranting pohon yang
tersangkut di kabel PLN. Ada beberapa titik, jaringan yang kurang aman dan perlu pembersihan sehingga
kondisi kerusakan bisa diminimalisir," ucapnya.
"Dengan kondisi seperti ini, kami sangat berteima kasih dengan datangnya teman-teman LSM Bawean,
mengharap kerjasamanya untuk perbaikan jaringan seperti membersihkan ranting-ranting pohon.
Percuma perbaikan dilakukan, bila jaringan yang ada ternyata tidak aman dan bisa menyebabkan mesin
pembangkit rusak lagi," tambah Dahlan sebagai Staff Ahi di PLN Gresik. (bst)
Label: BAWEAN LISTRIK
MENERJANG OMBAK BAWEAN MENGGALI POTENSI
Beruntunglah sekarang ini waktu tempuh dari dermaga gresik, menuju Bawean dengan Kapal Ferry Bahari Express hanya 3 jam. Konon sebelumnya hanya kapal perintis pengangkut barang dengan waktu tempuh 9 hingga 10 Jam. Dibulan-bulan tertentu menurut pengalaman penduduk
antara Agustus sampai Februari ombak memang besar disertai tiupan angin kencang dari arah barat menuju ketimur, Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi sang nakhoda, meliuk liuk diatas gelombang, tidak jarang posisi kapal terjepit ditengah gulungan ombak, kemudian tiba tiba menyembul kepermukaan laut. Bagi penumpang yang belum berpengalaman tentu akan memicu adrenalin sampai ke ubun-ubun. Separuh dari penumpang tidak merasakan hal tersebut karena memang sedang mabuk laut.
Jika Laut sedang bersahabat, perjalanan sungguh sangat mengasyikan, sejauh mata memandang hanya hamparan luas terbentang samudera nan biru, berpadu dengan putihnya awan membentuk garis tak bertepi. Hati dan bibir tak henti-hentinya berdecak kagum, memuji kepada sang khalik, sungguh luar biasa besarnya kekuasan dan ciptaan Ilahi. Cuplikan dari sebuah buku « Mengembara ke Pulau Bawean » yang ditulis oleh Abdul Malek Abdul Hamid terbitan pertama tahun 1989, sekitar tahun 1350 Masehi pulau ini sudah dikenal dengan sebutan pulau Majidi tatkala para pembesar negeri bertandang kepulau tersebut, cuaca yang tadinya berkabut tebal menyelimuti pulau, tiba-tiba menjadi terang benderang, spontan pemimpin para pembesar negeri berkata , « Ba We An « yang dalam bahasa Sang sekerta Ba artinya Sinar, We, Matahari, An , ada . Sejak itulah nama Majidi beruba menjadi Bawean
Duapuluh menit sebelum merapat didermaga, gugusan pulau pulau kecil dan deretan gunung gunung yang menjulang tinggi, seolah muncul dari permukaan laut, seakan menyapa ramah kepada setiap penumpang yang sebentar lagi tiba. Secara geografis pulau ini berada di wilayah Kab gresik, berjarak kurang lebih 80 mil ke arah utara, Luasnya Cuma 194,11 km persegi, terdiri dari dua kecamatan sebelah selatan Sangkapura dengan 17 desa, dan sebelah utara 13 Desa. Kondisi alam dan minimnya fasilitas pendukung transportasi, mau tidak mau menciptakan imajinasi tersendiri bagi bawean, Inilah pulau para petualang. Jalan lingkar Bawean sepanjang 58 kilometer yang rusak parah hingga kini belum diperbaiki, sementara sarana transportasi yang tersedia sangat terbatas. Bahkan, kapal cepat tiga jam dari Gresik ke Bawean pun hanya beroperasi dua kali seminggu, yakni Rabu dan Sabtu.- Seandainya jalur transportasi ke pulau ini se elok pesonanya, Pulau Bawean pasti akan berkembang jadi pulau wisata yang paling diminati.
Betapa tidak. Dipulau Bawean, kita disuguhi beragam etalase bumi yang menawan, Masih perawan, cantik dan mempesona. Mulai dari danau pantai, gugusan gunung dan pulau-pulau yang berserak di permukaan laut biru. Semua tersaji dalam keadaan alami. Beberapa aset dan potensi Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, yang layak dikembangkan sebagai tujuan wisata, hingga saat ini belum tergarap. Meskipun banyak daya tariknya, namun akses dan sarana transportasinya masih belum siap. Di pulau berpenduduk sekitar 60.000 jiwa itu terdapat sejumlah obyek wisata alamnya antara lain Pantai Ria Gili Barat yang terletak di Desa Suwari, Kecamatan Sangkapura. Sekitar 800 meter dari pantai terdapat kampung nelayan yang indah dan bersih. Selain itu juga ada jembatan gantung dari bambu. Pantai ini terdapat tanah yang landai dan biasa dipakai sebagai tempat Rukyat oleh departemen Agama.
Danau Kastoba, Pantai Selayar, hamparan pasir putih di Pantai Ria, sumber air panas, serta air terjun yang memiliki daya pikat tersendiri. Keberadaan rusa Bawean di Desa Tampo, Kecamatan Sangkapura, juga layak sebagai tujuan riset dan studi. Masih ada empat pantai lainnya di gugusan kepulauan ini yaitu pantai Tinggen dan makam panjang di Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura. Di ujung pantai Tinggen
terdapat makam Sembodo yang biasa di sebut makam panjang dengan panjang 15 meter dan lebar dua meter.Di pantai ini ombak sangat tenang sehingga memungkinkan wisatawan untuk berlayar dengan perahu sampan atau rakit sambil memancing. Pulau Noko atau Selayar terletak di sebelah Timur Pulau Bawean, tepatnya di Desa Sungai Rujing. Pantai lainnya yang patut dikunjungi adalah Pantai Labuhan yang juga berombak tenang. Letaknya di Desa Tanjung Ori, Kecamatan Tambak.
Ada juga pantai Mayangkara di Desa Kepuh Teluk , kecamatan Tambak. Pantai ini tempat berlabuhnya Siti Zaenab, istri Sunan Giri yang kemudian dikenal dengan nama ibu berambut panjang. Kunjungan ke pulau Bawean juga dapat dimanfaatkan untuk berwisata ke Pulau Noko atau Selayar. Terletak di sebelah timur Bawean tepatnya di Desa Sungai Rujing dengan jarak tempuh satu jam dengan perahu bermesin. Selain hamparan pasir putih, masyarakat juga bisa menikmati taman laut yang berpasir putih. Wisata air terjun Laccar setinggi 25 meter juga tak kalah menariknya, terletak di Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura. Begitu pula dengan Danau Kastoba di Desa Paromaan. Danau ini memiliki air jernih dan segar yang dapat di minum langsung
Rumah Pesanggrahan peninggalan KolonialBersih nan asri pintu dan jendela besar dan tinggi, ditambah nuansa klasik disetiap pintu kamar terdapat ventilasi yang dihiasi relief neo klasik, kiri kanan terdapat semacam paviliun berderet memanjang, cukup menampung 25 orang tamu. Menghadap ke tanah lapang yang luas, sayang taman kurang terawat namun masih menyisakan pemandangan menghadap laut lepas, dikejauhan tampak barikade penahan gelombang yang dibuat oleh belanda. Disinilah biasanya tamu-tamu pemerintahan menginap dalam rangka kunjungan kerja di pulau ini.
Potensi POTS BaweanTotal LIS 3500 SST, ditopang oleh 4 DLC . Sebenarnya cukup baik kalau dilihat perndapatan rata2 tiap bulan 400 juta rupiah, performansi unit pelayanan ini, Semester I/2007 beberapakali menyabet NAL Positip. Walapun PLN dipulau ini hanya beroperasi dari jam 17.00 s/d 06.00 pagi, siangnya praktis Genset dan baterey sebagai penyambung nyawa dari POTS.
Sedangkan penambah teledensitas fixed wireless kedepan sudah tertuang dalam LIS OF Project DIV 05, Paket 239 pembangunan BTS Flexi dipulau tersebut, dan rencananya di Dusun Daun Sukapura dan Kepuh Teluk masing kapasitas 2400. Sedangkan Provider yang sudah eksis disana TELKOMSEL, ternyata MENTARI pun sudah berkibar dipulau tersebut.
Alangkah lebih baik jika rencana diatas memang dilaksanakan waktu dekat, Pasukan AR dari sekarang mengambambil ancang ancang untuk bergerilya, membangun jaringan Outlet sebagai chanel distribusi Kartu Trendy / Perdana flexi maupun E-Vouchernya, karena mayoritas TKM yang tergabung dalam Barisan KOPEGTEL Gresik adalah penduduk asli di bawean sehingga kedekatan penduduk dengan Bendera TELKOM sudah sangat akrab.
Eksotisme Pulau Bawean
11 Apr 2008 (10:19)
Baungcamp.com - Jika saya akan pergi ke Pulau
Bawean untuk suatu tugas, selalu saya dahului dengan
mengadakan semacam ritual terlebih dahulu sebelum
saya berangkat. Ritual tersebut antara lain dengan
mengumpulkan peralatan fotografi yang saya miliki.
Maklum, rugi rasanya jika saya ke Bawean tidak
membawa kamera. Karena tidak dapat mengabadikan berbagai momen yang sering terjadi
secara tidak terduga selama kegiatan yang akan saya lakukan.
Seorang teman saya semasa kuliah dulu pernah bertanya kepada saya tentang Pulau
Bawean ini. Menurut yang ia tahu dan dengar bahwa pulau ini sangat baik untuk hunting
( arti awamnya, jalan – jalan sambil ambil foto ). Masih menurutnya, Pulau Bawean memiliki
pemandangan yang indah mulai dari pantai – pantainya, perahu, hingga gunung –
gunungnya. Dan dia sangat penasaran sekali untuk melakukan hunting di Bawean. Jika
teman saya saja begitu penasaran untuk melakukan hunting di Bawean, mengapa harus
saya sia –siakan jika ke Bawean tanpa saya lengkapi kegiatan saya dengan hunting?
Rugikan.
Meskipun hingga saat ini saya belum menjelajah ke seluruh
tempat di Pulau Bawean baik yang di dalam kawasan maupun diluar kawasan konservasi,
tetapi dari yang saya lihat selama disana memang banyak sekali lokasi – lokasi yang baik
untuk mengambil gambar – gambar pemandangan maupun kegiatan masyarakat setempat.
Coba kita perhatikan pesisir pantai di sisi timur maupun barat yang memiliki pemandangan
pantai yang cantik. Sekali – kali luangkan waktu kita ketika subuh dan sore untuk menanti
sunset dan sunrise di pelabuhan lama yang letaknya dekat dengan kantor Resort
Konservasi Wilayah P. Bawean. Sunset akan cantik sekali dengan melihat matahari
tenggelam di balik Tanjung Alang – alang. Gugusan karang di Pulau Menuri sisi timur juga
baik untuk diabadikan, kita dapat kesana ketika air laut surut, sehingga dengan mudahnya
kita berjalan menyeberang. Dari pulau ini kita juga dapat melihat Pulau Noko dengan jelas,
tetapi sebaiknya gunakan binokuler atau lensa zoom. Karena ketika sore hari banyak
burung yang beristirahat di pulau tersebut. Tetapi jangan terlena, karena biasanya sekitar
jam 2 siang air akan mulai pasang kembali. Karena keasyikan juga akhirnya saya terpaksa
berbasah – basah ria untuk menyeberang kembali dari Menuri.
Jika kita mau bersusah payah sedikit, kita juga dapat mengabadikan pulau Gili tanpa
menyeberang. Sebelum kita sampai di Suaka Margasatwa P. Bawean blok Alas Timur kita
dapat menuju pantai, walau jalan agak curam, tetapi dengan sepeda motor patroli hal itu
tentu akan dapat diatasi. Kita juga dapat mengabadikan hutan nipah yang cantik di pantai
sisi timur hingga kita dapat tembus ke blok gunung Payung – payung. Di desa tempat kita
menitipkan sepeda motor akan kita dapati sederetan durung (semacam lumbung) dalam
jumlah cukup banyak dan tertata bagus yang mengingatkan saya pada lumbung suku
Baduy di Banten. Dengan berjalan kaki sekitar 30 menit kita akan sampai pada sebuah
tebing bernama Tampo yang indah, cocok sekali untuk panjat tebing. Pernah suatu pagi
saya ke lokasi ini untuk mengambil foto bersama Pak Sigit, terlihat puncak tebing ini ada
gua dan keluarlah seekor burung elang dan berputar – putar diatas tebing beberapa saat.
Sayang sekali lensa zoom saya tidak menjangkaunya karena letaknya yang sangat tinggi.
Belum lagi pemandangan yang pantai yang eksotik jika dilihat
dari blok Sungai Terus dan tempat penangkaran Rusa Bawean milik pak Sudirman. Juga
telaga Kastoba, air terjun Kuduk – kuduk, daerah Kolpo – kolpo yang unik. Dan saya yakin
masih banyak lokasi indah yang belum sempat saya “jamah” di Bawean.
Kejadian tidak terduga juga sering kita jumpai pada saat berpatroli. Seperti berjumpa
dengan satwa liar yang biasanya jika kita mencarinya malah tidak berjumpa, tetapi jika tidak
berniat mencarinya malah nongol di depan kita. Pernah saat patroli di blok Sungai Terus,
perjalanan kita di hadang oleh ular yang melintang di tengah jalan. Atau berjumpa dengan
segerombolan kera abu – abu di blok Kumalasa. Dan juga ketika hampir kemalaman
melintas di sekitar Kuduk – kuduk kita berjumpa dengan burung elang dan kalong yang silih
berganti terbang di atas kita. Atau menemukan jebakan – jebakan untuk menangkap satwa
yang dipasang penduduk di sekitar aliran air atau sungai kecil. Juga ketika berpatroli pada
bulan Januari, rasanya hutan penuh dengan warna – warni bunga yang sedang bersemi.
Belum lagi trubus – trubus dari pelbagai jenis tumbuhan turut memperindah warna hutan
pada bulan itu. Hal – hal indah seperti ini sejak awal tidak pernah kita rencanakan. (Agus
Irwanto, SP. / Polhut BBKSDA)