akhlak kepada alam semesta
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AKHLAK KEPADA ALAM SEMESTA
KELOMPOK 6:
IMAN BUDI DARMAWANSUBHAN ABDUL ROZAK
HIBBAN IRSYADANI SULISTIYANI
META SOFIATUL KHASANAHQORI IQOMATUSSUNIAH
TEKNIK KOMPUTERUNIVERSITAS ISLAM ’45 BEKASI
Jalan Cut Meutia 83 Bekasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “AKHLAK KEPADA ALAM SEMESTA”
ini berkat karuniaNya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pendidikan Agama Islam I.
Makalah ini berisi mengenai akhlak kepada alam semesta yang mencakup seluruh ciptaan
Allah baik lingkungan, tumbuhan maupun binatang.
Berdasarkan realita di dunia ini banyak terjadi kerusakan-kerusakan akibat tingkah laku
manusia. Rusaknya alam ini menyebabkan perubahan-perubahan yang terjadi menyangkut
perubahan masa yang akan dating. Oleh karena itu, sebagai khalifah Allah yang berakhlak
kita wajib untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar kita baik lingkungan, tumbuhan,
maupun binatang.
Dengan adanya makalah ini kami berharap agar dapat diambil hikmahnya bagi pembaca
untuk sekedar menambah sedikit ilmu pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran betapa
pentingnya mengelola dan melestarikan alam sekitar kita.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan dari
pembaca untuk meningkatkan dan memperbaiki makalah yang selanjutnya. Atas perhatian
pembaca kami ucapkan terima kasih.
Bekasi, 24 Desember 2012
Penyusun
| i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I.......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................................4
PENGERTIAN AKHLAK.....................................................................................................................4
AKHLAK KEPADA ALAM..................................................................................................................4
Dasar kewajiban berakhlak kepada alam dan sekitarnya...............................................................5
CARA MEMBANGUN AKHLAK TERHADAP FLORA FAUNA...................................................................6
2.1 Revitalisasi Ajaran Agama...................................................................................................6
2.2 Tadabbur Alam...................................................................................................................6
2.3 Muhasabah dari Fenomena Alam.......................................................................................7
2.4 Berpartisipasi dalam Program Hijau...................................................................................7
2.5 Program Reward and Punishment......................................................................................8
Adab dan akhlak terhadap hewan..................................................................................................8
Adab akhlak kepada hewan dan binatang yang perlu diamalkan...................................................9
BAB III...................................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
KESIMPULAN................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................13
|
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam.
Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang
selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak lansung akan merusak kehidupan
manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah
laku kita kepada lingkungan sekitar,bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita
baik berupa hewan,tumbuh-tumbuhan,gunung,sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara
lebih luas,akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan
Allah yang ada di alam semesta.
Al-Qur’an telah mengingatkan manusia bahwa segala kerusakan yang ada didunia ini akibat
dari perbuatan manusia. Manusia serakah yang hanya mementigkan kepentingan dirinya demi
mendapatkan kenikmatan dunia . Allah berfirman :
�وا ع�م�ل �ذ�ي ال �ع�ض� ب �ذ�يق�ه�م� �ي ل �اس� الن �د�ي �ي أ �ت� ب �س� ك �م�ا ب �ح�ر� �ب و�ال �ر" �ب ال ف�ي اد� �ف�س� ال ظ�ه�ر�
ج�ع�ون� �ر� ي �ه�م� �ع�ل ل
Artinya:”Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut disababkan kerena ulah tangan-tangan
manusia”(Ar-Rum:41)
Apa yang disebutkan oleh al-Qur’an pada ayat diatas telah dapat kita lihat sejak dahulu.
Kerusan yang ada di alam seperti global warning adalah salah satu bukti bahwa manusialah
yang sebenarnya merusak alam ini. Dan ketika pemanasan global ini semakin parah, barulah
manusia sadar dan mencoba untuk memperbaikinya.
Rosulullah telah memberikan contoh kepada umatnya agar selalu menjaga dan berbuat baik
kepada semua makhluk Allah. Hal ini nampak ketika Nabi Muhammad melarang pasukan
islam untuk merusak bangunan, tanaman ketika berperang. Bahkan dikisahkan dalam suatu
hadits bahwa ada seorang wanita pelacur yang diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka
karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Dari kisah diatas, kita dapat mengambil
ibrah bahwa islam adalah agama yang agung yang tidak hanya mengatur hubungan antara
| 3
manusia dan manusia atau antara manusia dengan tuhannya, namun islam juga mengatur
tentang hubungan antara manusia dan alam.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN AKHLAK
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak disamakan dengan kesusilaan,
sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah
manusia,seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasaYunani
kata
Khuluq ini disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya adab kebiasaan, perasaan batin
kecenderungan hati untuk melakukanperbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika
AKHLAK KEPADA ALAMAlam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain Allah. Allah
melalui al quran mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam semesta beserta isinya.
Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola
alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih
kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap
alam sekitarnya, yakni melestarikannya dengan baik.
| 4
Dasar kewajiban berakhlak kepada alam dan sekitarnya
1. bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.
2. bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh Alqur’an .
3. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga pelestarian alam yang bersifat
umum dan yang khusus .
4. bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil manfaat yang sebesar-
besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur.
5. manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi.
Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula mereka hidup secara berpindah-
pindah (nomaden) mencari tempat-tempat yang menyediakan hidup dan makan. Mereka lalu
berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain setelah bahan makanan habis dan tidak
didapat. Namun seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, bukan berarti ketergantungan
dan kebutuhannya terhadap alam semakin berkurang.
Mereka tetap membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya.
Untuk itu, manusia harus menjaga keharmonisan hubungannya dengan alam dan makhluk di
sekitarnya, yaitu dengan cara berakhlak yangbaik kepadanya.
Dalam ajaran Islam, akhlak kepada alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagi
khalifah di muka bumi.
�ذ� 0ك� ق�ال� و�إ ب �ة� ر� �ك ئ �م�ال� �ل "ي ل �ن ر�ض� ف�ي ج�اع�ل7 إ� �يف�ة; األ� ل �وا خ� �ج�ع�ل� ق�ال �ت د� م�ن� ف�يه�ا أ �ف�س� ي
ف�ك� ف�يه�ا �س� �ح�ن� الد"م�اء� و�ي "ح� و�ن ب �س� �ح�م�د�ك� ن �ق�د"س� ب �ك� و�ن "ي ق�ال� ل �ن �م� إ �ع�ل �م�ون� ال� م�ا أ �ع�ل ت
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumiitu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
(QS. Al Baqarah[2] : 30).
Akhlak manusia terhadap alam bukan hanya semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh
dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam.
Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup
dapat terjaga.
| 5
Berikut ini hadist-hadist tentang wajibnya menyayangi binatang di sekitar kita.
�د� ع�ن� �ن� الله� ع�ب و�ل� ق�ال�: ق�ال� ع�م�رFو ب س� اح�م�و�ن�: ص الله� ر� �لر� ح�م�ه�م� ا �ر� ، ي ح�من� الر� ح�م�و�ا �ر� �ر�ض� ف�ى م�ن� ا �ال �م� ا ح�م�ك �ر� م�اء� ف�ى م�ن� ي الس�
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang penyayang itu disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang berada di langit menyayangi kalian”.
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 216, no. 1989, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]
Hewan atau binatang merupakan makhluk Allah yang diciptakan bagi melengkapi kehidupan
manusia. Melaluinya manusia mendapat pelbagai manfaat dan kebaikan. Bintang yang
diciptakan Allah begitu banyak jenis dan spesiesnya. Ada yang hidup di darat, ada di lautan
bahkan ada yang hidup di kedua-duanya. Bintang juga makhluk Allah yang diberikan nyawa
dan mempunyai perasaan, hanya sahaja ia tidak memiliki akal fikiran seperti manusia yang
diciptakan untuk menjadi khalifah Allah s.w.t di muka bumi.
CARA MEMBANGUN AKHLAK TERHADAP FLORA FAUNA
2.1Revitalisasi Ajaran Agama
Bentuk ajaran agama yang didominasi dogma-dogma yang sempit perlu
diperluas.Kontekstualisasi agama perlu diperbanyak agar cakrawala pemikiran dan
tindakan lebih luas, tidak hanya sekedar ritual keagamaan saja. Untuk pembelajaran di
kelas perlu dilakukan aksi nyata dibanding pembelajaran yang menekankan aspek
kognitif saja.
2.2 Tadabbur Alam
Alam yang kita tempati sungguh eksotik. Birunya laut, gemuruh ombak, hijaunya alam
dengan aneka flora dan faunanya adalah anugrah Tuhan yang tiada tara. Keeksotikan
dan keindahan alam adalah modal untuk kita berfikir, merenung, dan bermuara pada
aktifitas untuk memanfaatkan, mengelola, dan menjaga dengan penuh tanggung jawab.
| 6
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-
tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Al-Baqarah : 164
2.3Muhasabah dari Fenomena Alam
Panas bumi yang semakin meningkat, bencana alam yang sering kita dengar, musim
yang tidak teratur, dan rusaknya lapisan ozon adalah fenomena alam yang mestinya
menjadi sumber muhasabah bagi setiap individu terhadap berbagai aktifitas yang telah
dilakukan selama ini. Rusaknya alam pada wilayah tertentu berdampak pada kekacauan
lingkungan di seluruh permukaan bumi. Jadi dalam konteks muhasabah terhadap
lingkungan tidak berfikir dan bertindak secara sempit pada wilayah lokal tempat kita
tinggal, namun kesadaran atas tanggung jawab diri sebagai warga dunia.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ar-Ruum : 41
2.4Berpartisipasi dalam Program Hijau
Program hijau semakin banyak variasinya. Banyaknya acara tersebut sudah seharusnya
bukan sekedar acara sensasional atau seremonial tanpa makna, namun lebih dari itu.
Acara –acara tersebut perlu penghayatan, sebab aktifitas tanpa penghayatan tidak akan
efektif.
Setiap individu mestinya dapat memilih dari berbagai program hijau yang sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik dirinya. Ibu rumah tangga dapat melaksanakan program
hijau dari aktifitas di rumah tangga seperti pengelolaan sampah rumah tangga, Pak
Sopir dapat berpartisipasi dengan membatasi emisi kendaraan bermotornya, pengelola
super market perlu mengganti kantong plastik dengan kantong yang dapat didaur ulang,
dan lain sebagainya. Jika setiap profesi melaksanakan program hijau sesuai dengan
karakteristik profesi yang dijalaninya maka akhlak yang baik lingkungan akan terbentuk
bermula dari akhlak yang baik profesi.
| 7
2.5Program Reward and Punishment
Akhlak yang baik terhadap lingkungan juga dapat dibentuk melalui program reward and
punishment. Pemerintah dapat memberi reward kepada siapa saja yang berprestasi
dalam menjaga kelestarian lingkungan, dan program ini telah dilaksanakan. Namun
program punishment terhadap siapa saja yang melakukan aktifitas yang dapat atau
berpotensi merusak lingkungan belum dilakukan dengan tegas.
Adab dan akhlak terhadap hewan
Sebagian umat Islam salah memahami doktrin Islam tentang najis besar (najis mughaladzah)
yang berasal dari hewan. Kesalahan pemahaman ini mengakibatkan tindakan di luar batas
kewajaran terhadap binatang yang dinilai membawa kenajisan, seperti anjing. Padahal Islam
mengajarkan sikap lemah lembut terhadap binatang apapun.
Kalaupun kita harus membunuh karena mereka karena mengganggu atau memang untuk
dimakan, ditetapkan oleh Allah harus dengan cara-cara yang lembut dan kasih, jauh dari
penyiksaan.
| 8
Adab akhlak kepada hewan dan binatang yang perlu diamalkan
1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, karena Rasulullah
s.a.w bersabda :
“Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di
langit” (Riwayat At-Tirmizi no.1924)
2. Menyayangi dan memberikan kasih sayang kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah
s.a.w ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah.
“Allah melaknat orang yang menjadikan alam yang bernyawa sebagai sasaran”
(Riwayat Bukhari no. 5515, Muslim no.1958, Ahmad no. 6223)
Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk dibunuh
dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya beliau juga telah bersabda.
“Siapakah gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya?
Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya”. Beliau mengatakan hal tersebut setelah
beliau melihat seekor burung berputar-putar mencari anak-anaknya yang diambil dari
sarangnya oleh salah seorang sahabat” (Riwayat Abu Daud : 2675 dengan sanad
sahih)
3. Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena Rasulullah s.a.w
telah bersabda,:
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka
apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila
kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah
salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam
mata pisaunya” (Riwayat Muslim :no.1955)
4. Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan membuatnya
kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu,
| 9
menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda :
“Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati,
maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya
makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia
membiarkannya memakan serangga di bumi” (Riwayat Bukhari no.3482)
5. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular,
kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena beliau telah bersabda:
“ Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di
waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing
buas dan rajawali” (Riwayat Muslim no.1198). Juga ada hadits sahih yang
membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.
6. Boleh memberikan wasam ( tanda/cap) dengan besi panas pada telinga binatang ternak
yang tergolong na’am untuk maslahat, sebab telah diriwayatkan bahwasanya Nabi
Muhammad s.a.w menandai pada telinga unta sadaqah dengan tangan beliau yang
mulia. Sedangkan hewan lain selain yang tergolong na’am (unta, kambing dan sapi)
tidak boleh diberi tanda, sebab ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat
ada seekor keledai yang mukanya diberi tanda beliau bersabda, “Allah mengutuk
orang yang menandai pada muka keledai ini” (Riwayat Muslim no.2117)
7. Mengenal hak Allah pada hewan, yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu tergolong
yang wajib dizakati.
8. Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan zikir kepada Allah. Sebab
Allah telah berfirman:
ن� ر�و س� نا ل� ا ر� ر� ن� س� لن� ر�او ن� ن� س� لن� ل� ن� ل� ن� ن�ن نو � �س ن � ا� س� ل! س� ن"ن ل� ر! ر# ن%ا لو ن�ا ن%ا نو ل� ر& ر� ن'ا ل� ن�ا ل� ر& س) ل� ر( ن%ا ر*'ا ن� آا نن س,� ن � ا ن)ا ر � ن�ا ن�ا
| 10
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka
itulah orang-orang yang rugi” (Al-Munafiqun : 9)
Rasulullah s.a.w pun telah bersabda berkenaan dengan kuda : “Kuda itu ada tiga macam.
Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi seseorang menjadi pelindung dan kuda bagi
seseorang menjadi dosa. Adapun kuda yang mendatangkan pahala adalah kuda seseorang
yang dipangkal untuk fisabilillah, ia banyak berdiam di padang rumput atau di taman. Maka
apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang rumput atau di taman itu,
maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan. Dan sekiranya ia meninggalkannya
lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi, maka jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala
kebajikan baginya. Maka dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi pemiliknya. Kuda
yang diikat oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta) dan ia
tidak lupa akan hak Allah s.w.t pada leher ataupun punggung kuda itu, maka kuda itu
menjadi pelindung baginya. Dan kuda yang diikat (dipangkal) oleh seseorang karena
kebanggaan, riya dan memusuhi orang-orang Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa
baginya” (Riwayat Al-Bukhari no. 2371)
Itulah antara adab atau etika yang selalu dipelihara oleh seorang muslim terhadap hewan
karena taat kepada Allah dan Rasulnya, sebagai pengamalan terhadap ajaran yang
diperintahkan oleh syari’at Islam, syari’at yang penuh rahmat, sayari’at yang serat dengan
kebaikan bagi segenap makhluk, manusia ataupun hewan.
| 11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia dituntut untuk berpikir dan merenungkan apa yang ada di langit dan bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dnegan memanfaatkan dan memelihara yang ada di sekelilingnya dengan baik. Sebagaimana manusia telah dipilih Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya manusia tidak boleh melampaui apa yang digariskan oleh Allah.
Interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan dengan menempatkan manusia dan akhlak lingkungan pada posisinya masing-masing.
Lingkungan harus diperlakukan dengan baik dan selalu menjaga, merawat, dan melestarikannya dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik merupakan salah satu manifestasi dari etika.
Akhlak kepada Alam semesta meliputi akhlak kepada lingkungan, tumbuhan, dan binatang. Sebagaimana kita harus menjaga dan merawat tumbuhan dan binatang dengan kasih sayang dan kelembutan.
Akhlak kepada alam semesta dapat kita bangun dari diri kita masing-masing dengan memperhatikan keadaan sekarang yang memprihatinkan kita dapat menumbuhkan sebuah akhlak kepada alam semesta. Bagaimana menjaga tumbuhan, menyayangi binatang serta memperhatikan lingkungan sekitar kita.
Dengan menjaga dan melestarikan alam berarti kita telah menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT yakni sebagai khalifah di muka bumi.
| 12
DAFTAR PUSTAKA
http://cintailmuku.blogspot.com/2010/10/qs-surat-ar-rum-ayat-41-42-menjaga.html
http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=2&aid=30&pid=arabicid
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza'iri, Minhajul Muslim
http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/akhlak-terhadap-binatang
Qur’an In World 2003. Quran dan terjemahnya.
Jame’eh Syinasi (Sosiologi), Samuel Kanik, hal. 207.
Ma’ruf Basyuni, Kabar Indonesia Tentang Kesalehan Lingkungan, Pustaka Islam Semarang 1992.
Munawar Hakim, Akidah Akhlak SLTA, Bumi Agung 1987.
Yusuf Mukhtar, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka 1992.
http://abarokah51.blogspot.com/2012/11/akhlak-kepada-lingkungan.html
| 13