aksyar ca tugas ke-7 lu'luil bahiroh

21
AKUNTANSI TRANSAKSI MUDHARABAH Untuk melengkapi tugas Akuntansi dan Keuangan Syariah Oleh : Lu’luil Bahiroh 115020300111041 Akuntansi / CA JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Upload: luluil-bahiroh

Post on 22-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

AKUNTANSI TRANSAKSI MUDHARABAHUntuk melengkapi tugas Akuntansi dan Keuangan Syariah

Oleh :Luluil Bahiroh115020300111041Akuntansi / CA

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013

AKUNTANSI TRANSAKSI MUDHARABAHA. Definisi Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.

B. Skema Mudharabah

C. Jenis Mudharabah Mudharabah Muthlaqah investasi tidak terikat / dana syirkah temporerMudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan invetasinya. Mudharabah Muqayyadah invetasi terikatMudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.

Penerimaan investasi terikat

Penyaluran investasi terikat

Mudharabah MusytarakahMudharabah Musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.

D. Penerapan

E. Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Mudharabah1. Pelaku pemilik dana dan pengelola dana Harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana, sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pengelola dana. Keduanya harus cakap hukum, baligh dan memiliki kemampuan untuk diwakilan dan mewakilkan. Pelaku akad mudharabah tidak hanya antara muslim dengan muslim.2. Obyek mudharabaha. Modal Modal yang diserahkan dapat berbentuk kas atau asset nonkas yang harus jelas jumlah dan jenisnya. Tunai dan tidak hutang. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan dari keuntungan. Pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan kembali modal mudharabah. Pengelola dan tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada orang lain. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri.

b. Kerja Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, dan management skill. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana. Dalam bekerja tidak melanggar ketentuan syariah. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak. Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modl dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan atau ganti rugi.3. Ijab Kabul persetujuan kedua belah pihak Ijab Kabul merupakan ekspresi kesepakatan antara pemilik dana dan pengelola dana yang dilakukan sama-sama rela. Pemilik dana setujua atas perannya dalam kontribusi dana, sementara pengelola dana setuju atas perannya dalam kontribusi kerja. Akad dapat dituangkan secara lisan, tertulis, melalui korespondensi, atau menggunakan cara-cara komunikasi modern. Akad tidak boleh dikaitkan dengan suatu kejadian dimasa depan yang belum pasti.4. Nisbah keuntungan Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan. Pengelola dana mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan pemilik dana mendapatkan imbalan atas pnyertaan modalnya. Nisbah keuntungan harus diketahui dengan jelas oleh kedua pihak. Jika dalam akad tidak dijelaskan, maka pembagiannya menjadi 50% dan 50%.

F. Karakteristik (PSAK 105) Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola dana. Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayadah, dan mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, dana yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer. Dalam mudharabah muqayadah, contoh batasan antara lain: Tidak mencampurkan dana antara pemilik dana dengan dana lainnya. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan. Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga. Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. Pengembalian dana syirkah temporer dapat dilakukan secara parsial bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah diakhiri. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menimbulkan kerugian maka kerugian finansial menjadi tanggungan pemilik dana.

G. Karakteristik Mempunyai risiko tinggi karena: Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha kecuali sebatas memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan. Informasi usaha dipegang oleh pengelola dana dan pemilik dana hanya mengetahui informasi secara terbatas. Pembagian risiko: Pemilik dana memiliki risiko dalam bentuk finansial. Pengelola dana memiliki risiko dalam bentuk non finansial. Pembagian keuntungan Menggunakan nisbah yang disepakati. Menggunakan nilai realisasi keuntungan, yang mengacu pada laporan hasil usaha periodik yang disusun oleh pengelola dana.

Jaminan modalTidak boleh ada jaminan atas modal, namun demikian agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Dan jaminan ini hanya terbukti melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. PerjanjianAkad sebaiknya dituangkan secara tertulis dan dihadiri para saksi. Perjanjian harus mencakup berbagai aspek antara lain tujuan mudharabah, nisbah pembagian keuntungan, ketentuan pengembalian modal, hal-hal yang dianggap sebagai kelalaian pengelola dana dan sebagainya. PersengketaanApabila terjadi perselisihan diantara dua belah pihak maka dapat diselesaikan secara musyawarah diantara mereka berdua atau melalui badan arbitrase syariah.

H. Kerugian Mudharabah Kerugian ditanggung oleh pemilik dana kecuali ada misconduct, negligence, atau violation. Apabila terjadi kerugian, cara penyelesaiannya adalah: Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena keuntungan merupakan pelindung modal. Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru diambil dari pokok modal.

I. Hikmah Akad Mudharabah Agar dapat memberi manfaat dan keringanan kepada manusia. Ada sebagaian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya jadi produktif. Ada pula orang yang tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk membuantnya jadi produktif. Dengan akad mudharabah, dapat tercipta kerjasama antara modal dan kerjasama demi kemashlahatan dan kesejahteraan umat manusia.

J. Berakhirnya Akad Mudharabah1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan.2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad. Sebagai pihak yang mengemban amanah ia harus beritikad baik dan hati-hati.5. Modal sudah tidak ada.

K. Prinsip pembagian Hasil Usaha1. Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil (revenue sharing) atau bagi laba (profit sharing).2. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omzet).3. Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba netto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah.

L. Entitas sebagai Pemilik Dana Dana syirkah temporer yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengelola dana. Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:a. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diberikan pada saat pembayaran.Investasi mudharabahxx

Kas xx

b. Investasi mudharabah dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar asset nonkas pada saat penyerahan:1) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya diakui sebagai kerugian.

Investasi mudharabahKerugian xx xx

Asset nonkasxx

2) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.Investasi mudharabahxx

Keuntungan tangguhanAsset non kasxxxx

Keuntungan tangguhanxx

Keuntunganxx

Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak, hilang, atau faktor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana; maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah.Kerugian investasi mudharabahxx

Investasi mudharabahxx

Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.Kerugian investasi mudharabahxx

Penyisihan investasi mudharabahxx

KasPenyisihan investasi mudharabahxx xx

Pendapatan bagi hasil mudharabahxx

Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha mudharabah diterima oleh pengelola dana. Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain ditunjukkan oleh:a) Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi.b) Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/ atau yang telah ditentukan dalam akad.c) Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.

Penghasilan Usaha Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih diantaranya: Investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan Pengembalian investasi mudharabah.Kerugian mudharabahxx

Penyisihan kerugian investasi mudharabahxx

Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang jatuh tempo dari pengelola dana.

Piutang pendapatan bagi hasilxx

Pendapatan bagi hasil mudharabahxx

Saat pengelola dana membayar bagi hasil:Kas xx

Piutang pendapatan bagi hasil xx

Pada saat akad mudharabah berakhir:Kas / piutang / asset nonkasPenyisihan kerugian investasixx xx

Investasi mudharabahkeuntunganxx xx

AtauKas / piutang / asset nonkasPenyisihan kerugian investasiKerugian xx xxxx

Investasi mudharabahxx

M. Entitas sebagai Pengelola Dana Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar asset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatat.Kas / asset nonkasxx

Dana syirkah temporer xx

Jurnal ketika menerima pendapatan bagi hasilKas / piutangxx

Pendapatan yang belum dibagikanxx

Jurnal ketika dibagi hasilkan pada pemilik danaBeban bagi hasil mudharabahxx

Utang bagi hasil mudharabah xx

Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasilUtang bagi hasil mudharabahxx

Kas xx

Mencatat pendapatan dan beban apabila dana dikelola sendiriKas / piutangxx

Pendapatan xx

Beban xx

Kas / utangxx

Diakhir akad pencatatan yang akan dilakukanDana syirkah temporerxx

Kas / asset nonkas xx

Jika ada penyisihan kerugian sebelumnyaDana syirkah temporerxx

Kas / asset nonkasPenyisihan kerugian xxxx

Jika entitas menyalurkan dana syirkah temporer muthlaqah yang diterima, maka entitas mengakui sebagai asset. Jika entitas menyalurkan dana syirkah temporer muqayadah yang diterima, maka entitas tidak mengakui sebagai asset, karena entitas tidak memiliki hak untuk menggunakan asset atau melepas asset tersebut kecuali sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemilik dana. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bag hasil. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui beban pengelola dana.

Mudharabah Musytarakah Jika entitas juga menyertakan modal dalam mudharabah musytarakah maka penyaluran modal milik entitas sebagai investasi mudharabah. Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah muthlaqah dan akad mudharabah musyarakah. Dalam akad mudharabah musytarakah, pengelola dana (berdasarkan akad mudharabah) menyertakan juga modalnya dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah). Pemilik modal musyarakah (musytarik) memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi modal yang disetorkan. Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemikik modal musyarakah.

N. Penyajian Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas pada:1. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar jumlah nominalnya untuk setiap jenis mudharabah.2. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan kewajiban.3. Bagi hasil dana syorkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.

O. Pengungkapan Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada:1. Rincian jumlah investasi mudharabh berdasarkan jenisnya.2. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan.3. Pengungkapan yang diperlakukan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah,. Tetapi tidak terbatas pada:1. Dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya.2. Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah.

DAFTAR PUSTAKAIkatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. PSAK 105, Akuntansi Mudharabah. JakartaNurhayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat Wiroso. 2011. UNPAD Pelatihan Akuntansi Perbankan Syariah. BandungSafira. 2012. Modul Akuntansi Perbankan Syariah, Akuntansi Untuk Ijarah. Universitas Mercu Buana

9