akuntansi manajemen revisi 1
DESCRIPTION
materi kuliahTRANSCRIPT
MANAJEMEN AKUNTANSIReferensi : Managerial Accounting Edisi 14
by
Garrison Noreen
POKOK BAHASAN
1. MANAJEMEN AKUNTANSI DAN LINGKUNGAN BISNIS
2. TERMINOLOGI KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
3. PERILAKU BIAYA, ANALISIS DAN PENGGUNAAN
4. PEMBIAYAAN VARIABEL – SUATU ALAT BANTU BAGI MANAJEMEN
5. HUBUNGAN BIAYA – VOLUME – LABA
6. ANALISIS TITIK IMPAS (BEP)
7. BIAYA RELEVAN UNTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN
TOPIK I : MANAJEMEN
AKUNTANSI & KLASIFIKASI
BIAYA
• Tujuan Belajar :
Setelah mempelajari topik pertama ini,Anda diharapkanmampu untuk:
1. Menggambarkan apa yang dikerjakan oleh manajerdan mengapa mereka memerlukan informasiakuntansi.
2. Mengidentifikasikan (menemu-kenali)perbedaanantara akuntansi keuangan dengan akuntansimanajemen
3. Memahami tentang Klasifikasi biaya
Beberapa definisi akuntansi
(secara umum)
1.Akuntansi adalah seni pencatatan,
pengelompokan, dan peringkasan
(pengikhtisaran) dengan cara yang berarti
dan dalam satuan uang, transaksi dan
peristiwa yang bersifat keuangan serta
penafsiran (interpretasi) atas hasilnya.
2
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian,
pengukuran dan pengkomunikasian
informasi ekonomi untuk menghasilkan
penilaian (judgement) dan pembuatan
keputusan yang terarah oleh para
pemakai informasi
3
Akuntansi adalah kegiatan jasa (service).
Tugasnya adalah menyediakan informasi
kwantitatip, terutama yang bersifat
keuangan, tentang satuan/unit ekonomi
untuk digunakan dalam pembuatan
keputusan –keputusan ekonomi.
Definisi akuntansi manajemen
• Suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penafsiran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi dan pengendalian organisasi serta menjamin bahwa sumberdaya (resources) digunakan secara tepat dan bertanggungjawab.
PERBEDAAN AKUNTANSI
KEUANGAN DAN AKUNTANSI
MANAJEMEN
-Pencatatan
-Estimasi
-Pengorganisasian
-Pengikhtisaran
melapor kepada pihak-pihak di luar
organisasi :
Pemilik
Kreditur
Otoritas Pajak
Regulator
• Menekankan pada hasil aktivitas
keuangan di masa lalu
• Menekankan pada data yang objektif
dan dapat diverifikasi
• Menekankan pada akurasi dan presisi
• Menekankan pada pelaporan atas
keseluruhan organisasi
• Harus mengikuti prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum
• Bersifat wajib untuk pelaporan
eksternal
• Melapor kepada manajemen di
dalam organisasi untuk :
Perencanaan
Pengendalian
Pengambilan keputusan
• Menekankan pada pengambilan
keputusan yang mempengaruhi
masa depan
• Menekankan pada relevansi data
• Menekankan pada ketepatan waktu
• Menekankan pada pelaporan
segmen
• Tidak perlu mengikuti prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku
umum
• Tidak bersifat wajib
Akuntansi
Data keuangan
dan
operasional
Akuntansi keuangan Akuntansi Manajerial
Manfaat manajemen akuntansi :
Membantu manajemen dalam :
- perencanaan (Planning)
- Pengendalian (Controlling)
- Pengambilan Keputusan (Decision
Making)
Ilustrasi peranan manajemen Akuntansi pada 3 bidang
Studi Bisnis
Pemasaran Manajemen Operasi Manajemen SDM
Perencanaan
Pengendalian
Pengambilan
Keputusan
Berapa anggaran yang akan
kita siapkan untuk promosi di
TV, Media cetak dan internet?
Berapa banyak staf penjual
yang akan kita pekerjakan di
area baru?
Apakah penurunan harga
barang berhasil
meningkatkan penjualan?
Apakah kita memiliki
persediaan terlalu banyak
selama musim liburan?
Apakah kita akan menjual
jasa dalam satu paket atau
terpisah?
Apakah kita akan menjual
sendiri atau menggunakan
Berapa banyak barang yang
akan kita produksi di periode
mendatang?
Berapa anggaran yang akan
kita siapkan untuk biaya
utilitas periode mendatang?
Apakah kita mengeluarkan
biaya lebih atau kurang untuk
barang yang kita produksi?
Apakah kita mencapai tujuan
dalam pengurangan jumlah
barang produksi yang cacat?
Apakah kita akan membeli
peralatan baru atau
memperbaiki mesin-mesin
yang dimiliki?
Apakah kita akan menata
ulang proses manufaktur
Berapa uang yang akan
kita keluarkan untuk
pelatihan keselamatan
kerja?
Berapa uang yang akan
kita keluarkan untuk
promosi perekrutan
karyawan?
Apakah tingkat retensi
karyawan melampaui
tujuan kita?
Apakah kita mencapai
tujuan dalam pelaksanaan
penilaian kinerja secara
tepat waktu?
Apakah kita akan
mempekerjakan staf
medis sendiri untuk
mengurangi biaya
kesehatan?
Apakah Manajemen Akuntansi juga penting
untuk Karier Anda??
TOPIK II :
TERMINOLOGI,KONSEP &
PENGGOLONGAN BIAYA
Tujuan Belajar :
1. Mengidentifikasi dan memberi contoh ketiga jenis biaya yang ada dalam proses produksi barang
2. Membedakan antara biaya produk dengan biaya periodik dan memberi contoh
3. Menyiapkan daftar harga pokok produksi
4. Menjelaskan aliran biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) mulai dari awal
sampai penjualan produk jadi
5. Mengidentifikasi dan memberi contoh biaya variabel dan biaya tetap, serta menjelaskan perbedaan perilakunya
6. Mendefinisikan dan memberi contoh biaya langsung dan biaya tidak langsung
7. Mendefinisikan dan memberi contoh klasifikasi biaya yang digunakan untuk mengambil keputusan : biaya diferensial, biaya kesempatan dan biaya tenggelam
DEFINISI BIAYA (COST)
A. Dalam arti luas:
Pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang – baik yang telah terjadi
maupun kemungkinan akan terjadi – untuk
mencapai tujuan tertentu
B. Dalam arti sempit :
Pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang untuk memperoleh harta (aktiva)
Konsep dan istilah-istilah biaya
dikaitkan dengan penggolongan biaya
• Dalam hubungan dengan penggolongan
biaya ada adagium : Different Cost for
Different Purposes (Biaya akan berbeda
karena penggunaannya berbeda).
• Nama suatu biaya akan berubah ketika
konteks dan latar belakang timbulnya biaya
tersebut berubah
A.Penggolongan biaya berdasarkan
penyajian pada laporan keuangan
untuk pemakai eksternal
1. Biaya Produk (Product Cost)
a. Biaya Bahan Mentah/Bahan Baku
(Raw Material Cost)
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct
Labor Cost)
c. Biaya Overhead Pabrik/Biaya
Produksi Tidak Langsung
(Manufacturing Overhead Cost)
2. Biaya Periodik (Periodic Cost)
(disebut juga : Biaya Non-Produksi )
a. Biaya Pemasaran/Penjualan
(Marketing/Selling Cost)
b. Biaya Administrasi dan Umum (General
and Administrative Cost)
BIAYA PRODUK
• Biaya Bahan Mentah/Bahan Baku:
Adalah bahan yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari produk selesai (finished
goods), dan jejaknya dapat ditelusuri
secara fisik dan mudah ke produk tersebut
(Contoh : Kayu pada produk meja)
Biaya Tenaga Kerja langsung
• Biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
dengan mudah ke produk selesai/produk
jadi (contohnya : tenaga kerja di bagian
perakitan).
• Biaya ini sering juga disebut „touch labor‟
Biaya Produksi Tidak
Langsung/Biaya Overhead Pabrik
• Seluruh biaya manufaktur (produksi) yang tidak
termasuk dalam biaya bahan mentah/bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
• Termasuk misalnya : bahan tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan
perbaikan peralatan produksi, listrik/penerangan
pabrik, pajak bumi-bangunan (PBB), asuransi
kerugian fasilitas-fasilitas produksi
Biaya Periodik
Biaya Pemasaran/Penjualan :
• Semua biaya yang diperlukan untuk menanganipesanan konsumen dan memperoleh produk (barangatau jasa) untuk disampaikan kepada konsumen.
• Biaya-biaya ini sering juga disebut „order getting and order filling cost‟ (biaya untuk memperoleh danmemenuhi pesanan)
• Contohnya : biaya iklan, biaya pengiriman, biayaperjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji bagian penjualan, biaya untuk gudangpenyimpanan produk (barang) selesai/jadi
Biaya Administrasi dan Umum
• Meliputi biaya eksekutip, keorganisasian,
dan klerikal yang berkaitan dengan
manajemen umum organisasi.
• Contoh : gaji/kompensasi eksekutip,
akuntansi umum, kesekretariatan,
kehumasan (public relation) , biaya-biaya
lain yang berkaitan dengan administrasi
umum organisasi secara menyeluruh.
Format : Laporan Harga Pokok Produksi
Perusahaan……………………Laporan Harga Pokok Produksi
Untuk Periode yang berakhir ……(dalam Rupiah)
Biaya Bahan Baku :
Persediaan bahan baku awal ……………………Pembelian bahan baku …………………… (+)
Bahan baku tersedia ……………………Persediaan bahan baku akhir …………………… (-)
Bahan baku terpakai/biaya bahan baku ……………………Biaya tenaga kerja langsung ……………………Biaya Overhead pabrik …………………… (+)
Total Biaya Produksi ……………………Persediaan barang dalam proses awal …………………… (+)
Harga Pokok barang yang diproduksi ……………………Persediaan barang dalam proses akhir …………………… (-)
Harga Pokok Produksi …………………....
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang selain biaya bahan baku dan
tenaga kerja langsung.
Atau
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pabrik selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
Format : Laporan Laba Rugi
Perusahaan……………………Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir ……(dalam Rupiah)
Penjualan …………………..
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang jadi awal ……………….
Harga Pokok Produksi ………………. (+)
Harga Pokok Barang yang tersedia ……………….
Persediaan Barang jadi, Akhir (………………)
Harga Pokok Penjualan (…………………)
Laba kotor hasil penjualan …………………..
Beban Operasional :
Beban Penjualan / Pemasaran ………………..
Beban Administrasi & Umum ………………. (+)
Total Beban Operasional (…………………)
Laba Operasional …………………..
Pendapatan / Beban di luar usaha
Pendapatan ………………..
Beban ………………..
…………………..
Laba Bersih sebelum pajak ………………….
B. Penggolongan Biaya berdasarkan perilaku
(respon) terhadap perubahan kegiatan
1. Biaya Tetap (Fixed cost)
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
3. Biaya Campuran (Mixed Cost atau
Semi-Variable Cost ), akan diperjelas
dalam topik ke-3
Perilaku Biaya (Cost Behavior) : menunjukkan bagaimana suatu biaya bereaksi terhadap perubahan tingkat kegiatan/aktivitas
Biaya Tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap tanpa dipengaruhi olehtingkat kegiatan (dalam batas relevan)
Contoh : Biaya penyusutan mesin dengan metode garislurus.
Batas relevan adalah jumlah kapasitas produksi mesinpertahun
Biaya Tetap per satuan (unit) akan berbanding terbalikdengan jumlah unit . Semakin besar unit pembagi makasemakin kecil biaya tetap per unit, dan sebaliknya.
Biaya Variabel
• Biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah
secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan tingkat kegiatan.
• Contoh : biaya bahan baku
Biaya variabel per unit adalah tetap
C. Penggolongan menurut hubungan biaya
dengan obyek biaya
• Biaya Langsung (Direct Cost)
• Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Obyek Biaya : Hal apa pun yang dapat
menyebabkan data biaya diperlukan,
seperti : Produk; Lini (kelompok) Produk;
Pelanggan ; Pekerjaan (job); Sub-unit
organisasi; dll.
Biaya Langsung
• Adalah Biaya yang dapat dengan mudahditelusuri jejaknya pada obyek biaya tertentuyang sedang diamati
Contoh : Dalam pembuatan produk seperti meja, maka kayu/papan yang digunakanadalah biaya langsung.
Dalam hal ini, meja adalah obyek biaya,sedangkanharga dari kayu/papan adalah biaya langsung.
Biaya Tidak Langsung
• Biaya yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri
jejaknya pada obyek biaya tertentu yang sedang
diamati.
Contoh : Gaji manajer produksi untuk pabrik yang
menghasilkan berbagai jenis produk.
Dilihat dari produk yang dihasilkan gaji
manajer pabrik ini adalah biaya tidak
langsung karena biaya ini tidak
disebabkan oleh salah satu produk yang
dihasilkan.
D.Penggolongan Biaya untuk
Pembuatan Keputusan
1. Biaya Diferensial
2. Biaya Kesempatan
3. Biaya Tengggelam
Biaya Diferensial (Differential Cost)
Nama Lain :
- Biaya Tambahan (Incremental Cost)
- Biaya Terhindarkan (Avoidable Cost)
Adalah biaya yang dapat dihilangkan (baik sebagian saja atau seluruhnya) sebagai akibat dipilihnya satu alternatip dari alternatip lain dalam situasi pembuatan keputusan.
Contoh Biaya Diferensial :
• Dalam situasi penggantian mesin, dari mesinlama yang memakai bahan bakar diesel kemesin baru yang menggunakan tenaga listrik.
Apabila manajemen memutuskan menggantimesin, maka biaya bahan bakar diesel tidak perlulagi dikeluarkan.
Berarti biaya bahan bakar diesel merupakanbiaya diferensial dalam situasi keputusantersebut, karena dapat dihilangkan sebagaikonsekwensi beralih ke mesin baru.
Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Adalah peluang atau kesempatan untuk mendapatkan manfaat yang dilepaskan, ketika suatu alternatip dipilih dari alternatip yang lain.
Contoh : Mahasiswa Program MM di UBL yang berstatus pejabat struktural di sebuah instansi, dan mendapatkan tunjangan jabatan (misalnya 1 juta per bulan).
Pada saat minta ijin atasan untuk mengikuti kuliah S-2, atasan memberi ijin dengan syarat yang bersangkutan melepaskan jabatan, yang berarti juga dia kehilangan tunjangan jabatan.
Maka, hilangnya tunjangan jabatan merupakan „biaya kesempatan‟ dilihat dari sudut pandang ikutnya dia pada program S-2 tersebut.
Biaya Tenggelam (Sunk Cost)
Adalah biaya yang telah terjadi (dan akan terus terjadi), terlepas dari alternatip mana pun yang dipilih oleh manajer.
Contoh : Pembayaran biaya listrik di Rumah untuk calon mahasiswa MM. Biaya ini merupakan Sunk Cost karena keputusan apapun yang diambil oleh calon mahasiswa ini tidak berpengaruh terhadap keputusan yang diambil.
Artinya jadi atau tidak jadi calon mahasiswa tersebut kuliah di MM biaya listrik akan terjadi.
TOPIK III : PERILAKU BIAYA –
ANALISIS & PENGGUNAANTujuan Belajar :
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat :
1.Menjelaskan pengaruh perubahan aktivitas terhadap biaya variabel per unit dan biaya variabel total.
2.Menjelaskan pengaruh perubahan aktivitas terhadap biaya tetap per unit dan biaya tetap total.
3.Menggunakan rumus biaya untuk memprediksi biaya pada tingkat aktivitas yang baru.
4.Melakukan analisis biaya campuran (mixed cost) menggunakan metode tertinggi-terendah (high-low method).
5.Melakukan analisis biaya campuran (mixed cost) menggunakan metode „scattergraph‟.
6.Menjelaskan metode regresi kwadrat terkecil (least-square regression method) untuk analisis biaya campuran
A.Jenis Biaya Variabel
1. Biaya Variabel Murni (True Variable
Cost)
2. Biaya Variabel bertingkat (Step Variable
Cost)
B. Jenis Biaya Tetap
1. Biaya Tetap Komitmen (Committed Fixed Cost)
adalah biaya tetap yang berhubungan dengan investasi
fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam
perusahaan.
Contoh : Biaya penyusutan, biaya asuransi
2. Biaya Tetap Kebijakan (Discretionary Fixed Cost)
Yang terjadi karena keputusan yang dibuat manajer
untuk membelanjakan biaya tetap tersebut.
Contoh : biaya iklan dan riset.
C. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel sekaligus.
Contoh : tagihan telepon rumah, yang didalamnya terdapat komponen „biaya abonemen‟ (yang jumlahnya tetap setiap bulan) dan ,biaya pulsa‟ (yang besar-kecilnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya penggunaan telepon di masing-masing bulan tagihan).
Agar dapat dianalisis, maka biaya campuran ini harus lebih dulu dipisahkan antara unsur biaya tetap dengan unsur biaya variabelnya.
Pemisahan Komponen biaya Campuran
Tinggi-rendah (high-low method)
Metode Scatter Graph
Regresi (regression method)
Karena hubungan biaya dengan kegiatan dalam biaya
campuran umumnya bersifat korelatif bukan fungsional,
perlu metoda estimasi untuk memisahkan komponen
secara tepat.
Metoda pemisahan:
Metoda Tinggi-Rendah
biaya variabel per unit = = = Rp6.000
Tingkat kegiatan tertinggi
Tingkat kegiatan terendah
800
400
400
Rp6.900.000
4.500.000
Rp2.400.000
Banyaknya
Order
biaya
Pengantaran
Perubahan biaya
Perubahan kegiatan
Rp2.400.000
400
Komponen biaya tetap = biaya total - komponen biaya variabel total
= Rp4.500.000 - (400 X Rp6.000)
= Rp5.400.000 - Rp2.400.000
= Rp2.100.000
Dengan mengambil tingkat terendah:
42
Metoda Scatter Graph
Metoda ini mengandalkan kemampuan visual.
Prinsipnya sama dengan metoda tinggi-rendah tetapi
semua titik dipertimbangkan untuk menemukan garis
estimasi.
Memerlukan kertas grafis (milimeter).
Metoda ini jarang digunakan karena tidak praktis dan
objektif. Ketelitian bergantung pada kemampuan dan
pengalaman seseorang.
Metoda Regresi
Mirip dengan pengepasan grafis tetapi dilakukan secara
ilmiah yaitu dengan mencari angka terkecil penjumlahan
kuadrat penyimpangan (galat) dari garis estimasi.
Meregresi: menghubungkan satu atau beberapa variabel
independen dengan variabel dependen untuk menentukan
apakah satu variabel independen atau lebih menjelaskan
variasi variabel dependen.
biaya overhead dipelakukan sebagai variabel dependen,
tingkat kegiatan diperlakukan sebagai variabel
independen.
Metoda Regresi dengan Excel
Isi sel C17
merefleksi
formula 13.2
Diisi dengan formula 13.1
Aplikasi Perilaku biaya
• Analisis margin kontribusi, untuk:keputusan beli atau buat sendiri
terima atau tolak order khusus
menutup atau meneruskan cabang/divisi
• Analisis biaya-voluma-laba
Analisis Margin Kontribusi
Margin kontribusi: sisa jumlah rupiah setelah penjualan
dikurangi dengan semua biaya variabel.
Analisis margin kontribusi mengandalkan laporan laba-
rugi dengan format margin kontribusi daripada format
konvensional.
Pengbiayaan variabel: penentuan biaya produk yang
hanya memperhitungkan biaya variabel (khususnya
overhead).
Pengbiayaan penuh: penentuan biaya produk yang
memperhitungkan semua komponen tetap dan variabel.
biaya tetap diperlakukan sebagai biaya yang
tersediaankan (inventoriable).
TOPIK IV : PEMBIAYAAN
VARIABEL – SUATU ALAT BANTU
BAGI MANAJEMENTujuan Belajar:
Setelah mempelajari topik ke-4 ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk,
1.Menjelaskan perbedaan „Variable Costing‟ dan „Absorption Costing‟, dan menghitung biaya pr unit dengan menggunakan kedua metode tersebut.
2.Menggambarkan bagaimana biaya „overhead‟ ditunda dan dikeluarkan dari persediaan dalam metode „absorption costing‟.
3.Membuat Laporan Laba-Rugi dengan menggunakan „variable costing‟ dan „absorption costing‟, dan melakukan rekonsiliasi untuk perhitungan laba bersih dari kedua metode tersebut.
4.Menjelaskan perubahan produksi terhadap laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan variable dan absorption costing.
5.Menjelaskan keunggulan dan keterbatasan dari masing-masing metode tersebut.
6.Menjelaskan bagaimana penggunaan JIT (Just In-Time) dapat mengurangi perbedaan laba bersih yang dilaporkan dengan kedua metode ini.
penentuan harga pokok variabel
PENENTUAN HARGA POKOK
VARIABELADALAH :
SUATU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK YANG HANYA MEMASUKKAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL SEBAGAI ELEMEN HARGA POKOK PRODUK,
BIAYA PRODUKSI TETAP DIANGGAP SEBAGAI BIAYA BIAYA PERIODE (Period Cost) YANG LANGSUNG DIBEBANKAN KEPADA RUGI LABA PERIODE TERJADINYA DAN TIDAK DIPERLAKUKAN SEBAGAI BIAYA PRODUKSI
penentuan harga pokok variabel
Elemen Harga Pokok
Produk
• BIAYA BAHAN
BAKU
• BIAYA TENAGA
KERJA LANGSUNG
• BIAYA OVERHEAD
PABRIK
penentuan harga pokok variabel
BIAYA BAHAN BAKU
HP BAHAN BAKU+
BIAYA LAINNYAHP BAHAN BAKU
ELEMEN BI. VARIABEL
MELIPUTI BB + BI LAIN
VARIABEL
SEMUA MENJADI
ELEMEN BI VARIABEL
BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG
SISTEM UPAH PER
POTONG
SISTEM UPAH PER
JAM
SISTEM UPAH
TETAP
Elemen Biaya Produksi
Biaya Tetap Period Cost
penentuan harga pokok variabel
BIAYA OVERHEAD PABRIK
BOP VARIABEL BOP TETAP
ELEMEN BIAYA
PRODUKSIBIAYA PERIODE
penentuan harga pokok variabel
TUJUAN PENENTUAN HARGA
POKOK VARIABEL• MEMBANTU MANAJEMEN MENGETAHUI BATAS
KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN) UTK PERENCANAAN LABA MELALUI ANALISA HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK
• MEMUDAHKAN MANAJEMEN DALAM MENGENDALIKAN KONDISI-KONDISI OPERASIONAL YANG SEDANG BERJALAN SERTA MENETAPKAN PENILAIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA DEPARTEMEN ATAU DEVISI TERTENTU DI DALAM PERUSAHAAN
penentuan harga pokok variabel
MANFAAT PENENTUAN
HARGA POKOK VARIABELPIHAK INTERNAL
• PERENCANAAN LABA
• PENENTUAN HARGA
JUAL
• PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
• PENGENDALIAN BIAYA
PIHAK EKSTERNAL
• PENENTUAN
HARGA POKOK
PERSEDIAAN
• PENENTUAN LABA
penentuan harga pokok variabel
PERBEDAAN VARIABEL DAN
FULL COSTING
PERBEDAAN DILIHAT DARI SEGI :
1. Penentuan Harga Pokok Produk
2. Penentuan Harga Pokok Persediaan
3. Pengakuan “Period Cost”
4. Pendekatan Pengelompokkan biaya
5. Penyajian Laporan Rugi / Laba
penentuan harga pokok variabel
PERBEDAAN HARGA
POKOK PRODUK
ELEMEN HP PENUH HP PRODUK
VARIABEL
BIAYA BAHAN BAKU
BIAYA TENAGA
KERJA
BIAYA OVERHEAD
VARIABEL
BIAYA OVERHEAD
TETAP
penentuan harga pokok variabel
PENENTUAN HP
PERSEDIAANFull Costing
Sebagian biaya
overhead pabrik tetap
MASIH MELEKAT
pada persediaan
sampai produk laku
terjual.
Variable Costing
Biaya overhead
pabrik tetap
DIBEBANKAN pada
Period Cost sehingga
TIDAK MELEKAT
pada persediaan
penentuan harga pokok variabel
PENYAJIAN DLM LAP R/L
PERBEDAAN HP PENUH DAN HP
VARIABEL DPT DITINJAU DARI SEGI:
o PENGGOLONGAN BIAYA DI DALAM LAP
RUGI LABA
o STRUKTUR ATAU SUSUNAN PENYAJIAN
LAP RUGI LABA
o BESARNYA LABA BERSIH
penentuan harga pokok variabel
PENGGOLONGAN BIAYA
Full Costing
Biaya digolongkan
dengan pendekatan
Fungsi Biaya
digolongkan menjadi
biaya produksi dan
biaya non produksi.
Variable Costing
Biaya digolongkan
dengan pendekatan
Variabelitas Biaya
digolongkan menjadi
biaya variabel dan
biaya tetap
penentuan harga pokok variabel
Pendekatan Fungsi
BiayaProduksi
Non Produksi
Produksi tetap
Produksi variabel
Non Produksi tetap
Non Produksi variabel
Pendekatan Variabelitas
Biaya
Variabel
Tetap
Produksi Variabel
Non Produksi Variabel
Produksi Tetap
Non Produksi Tetap
penentuan harga pokok variabel
Kelemahan Full Costing
1. Sebagian Biaya menempel pada
persediaan biaya dicatat terlalu sedikit
laba yang dihasilkan lebih tinggi
2. Jika produksi tidak mencapai kapasitas
normal biaya overhead tetap akan
kurang dibebankan dan sebaliknya
penentuan harga pokok variabel
Kelemahan Variable
Costing
Satu-satunya kelemahan Varible
Costing :
Variable Costing tidak diterima oleh
Prinsip Akuntansi yang diterima secara
Umum Penyusunan Laporan dengan
Variable Costing harus di “ADJUST”
kembali ke dalam Full Costing
Tampilan Laporan Laba-Rugi
VARIABLE COSTINGPenjualan (Sales) …..…………….. XXXX
Biaya-Biaya Variabel :
- Beban Pokok Penjualan …. xxxx
- Biaya Pemasaran ………… xxxx
- Biaya Adm. & Umum …….. xxxx
--------- (XXX)
---------
Laba (Marjin) Kontribusi .………… XXXX
Biaya-Biaya Tetap (Biaya Periodik):
- Biaya Produksi Tidak Lang-
sung (BPTL) Tetap ..…….. xxxx
- Biaya Pemasaran ………… xxxx
- Biaya Administrasi & Umum xxxx
--------- (XXX)
-----------
Laba Bersih ………………………… XXX
Dalam metode/format „variable
costing‟, biaya - biaya
Dikelompokkan menurut perilaku (tahap
pertama), yang (apabila diperlukan )
dapat dikelompokkan lebih lanjut menurut
fungsi/tugas pokok
Tampilan Laporan Laba-Rugi
ABSORPTION COSTINGPenjualan (Sales)…………………… xxxx
(-)Beban Pokok Penjualan (Cost of
Goods Sold )…………….……….. (xxx)
--------
Laba Kotor (Gross Profit) …………. xxxx
Biaya-Biaya Usaha :
- Biaya Pemasaran/Penjualan..xxx
- Biaya Administrasi & Umum ..xxx
-------(xxxx)
---------
Laba Bersih (Net Income)…………. Xxxx
(Menurut format/metode ini, biaya-biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi/tugas pokok yang umumnya digunakan pada organisasi perusahaan dagang/manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi & umum)
Langkah menghitung Beban Pokok
Penjualan/Harga pokok Penjualan/Cost of
good sold
Persediaan Awal Produk Jadi ……… xxxx
(+) Biaya Produksi …………………... xxxx
-------
Produk tersedia dijual ……………… xxxx
(-) Persediaan Akhir Produk Jadi…. (xxx)
-------
Beban Pokok Penjualan …………… xxxx
Data untuk menghitung biaya
produk dan menyusun laporan
laba-rugi
Data Produk (Barang) :
Persediaan awal periode (tahun) 0 unit
Produksi (dalam satu tahun) …… 6.000 unit
Produk terjual (dalam satu tahun) 5.000 unit
Persediaan akhir periode ………. 1.000 unit
Data Biaya :
a. Biaya Variabel per unit produk
- Biaya Bahan …………………………………………..……………… Rp 2
- Biaya Tenaga Kerja ..........................................................……... 4
- Biaya Produksi Tidak Langsung (Biaya Overhead Pabrik) ……… 1
- Biaya Penjualan (Pemasaran) dan Administrasi ………… ……… 3
b. Biaya Tetap per periode (tahun)
- Biaya Produksi Tidak langsung (Biaya Overhead Pabrik ) Rp 30.000
- Biaya Penjualan (Pemasaran) dan Administrasi ………… 10.000
Harga jual Produk ………………………. Rp 20 per unit
Menghitung biaya produk per unit
Menurut Absorption Costing:
- Biaya Bahan …………………. Rp 2
- Biaya Tenaga Kerja ………… 4
- Biaya Produksi Tidak
Langsung-Variabel …………. 1
- Biaya Produksi Tidak
Langsung-Tetap
(Rp 30.000 : 6.000 unit ) …… 5
-------------
Jumlah Rp 12
Menurut Variable Costing
- Biaya Bahan ……………………………….. Rp 2
- Biaya Tenaga Kerja ………………………. 4
- Biaya Produksi Tidak Langsung –Variabel 1
----------------
Jumlah Rp 7
Menyajikan ke Laporan Laba-Rugi1.Dengan format Absorption Costing
Penjualan (5.000 unit x Rp 20) …………………………………………………………… Rp 100.000
Beban Pokok Penjualan:
Persediaan Awal ………………………………………………… Rp 0
Biaya Produksi (6.000 unit x Rp12) …………………………… 72.000
------------------
Tersedia dijual ………………………………………………….. Rp 72.000
Persediaan Akhir (1.000 unit x Rp 12) ……………………….. (12.000)
------------------
( Rp 60.000)
------------------
Laba Kotor ……………………..……………………………............................................ 40.000
Biaya-Biaya Usaha :
Biaya Penjualan dan Administrasi
- Variabel (5.000 unit x Rp 3) ……………………………… Rp 15.000
- Tetap ………………………………………………………… 10.000
--------------------
( 25.000)
--------------------
Laba Bersih ……………………………………………………………………………………. Rp 15.000
2. Dengan format variable Costing
Penjualan (5.000 unit x Rp 20 )……………………………………………………………. Rp 100.000
Biaya-Biaya Variabel :
Beban Pokok Penjualan Variabel
- Persediaan Awal ……………… ……...... Rp 0
- Biaya Produksi (6.000 unit x Rp 7)…….. 42.000
------------
Produk tersedia dijual ……………………… 42.000
Persediaan Akhir (1.000 unit x Rp 7)…….. (7.000)
------------ Rp 35.000
Biaya Penjualan dan Administrasi Variabel (5.000 unit x Rp 3) 15.000
---------------
(50.000)
----------------
Laba (Marjin) Kontribusi ………………………………………………………………….. Rp 50.000
Biaya-Biaya Tetap:
Biaya Produksi Tidak Langsung Tetap …………………………………….. Rp 30.000
Biaya Penjualan dan Administrasi Tetap …………………………………. 10.000
--------------- (40.000)
-----------------
Laba bersih …………………………………………………………………………………… Rp 10.000
Rekonsiliasi (mencocokkan)
perbedaan Laba Bersih Absorption
Costing dengan Laba Bersih
Variable CostingPedoman melakukan :
Laba Bersih Variable Costing ………………… xxxxx
Ditambah : Biaya Produksi Tidak Langsung
- Tetap yang terbawa dalam
Produk persediaan akhir xxxx
----------
xxxxx
Dikurangi : Biaya Produksi Tidak Langsung
-Tetap yang dikeluarkan bersama
Produk persediaan awal (xxxx)
----------
Laba Bersih Absorption Costing xxxxx
Penerapan
Rekonsiliasi Laba-Bersih(Dari tampilan sebelumnya)
Laba Bersih Variable Costing Rp 10.000
Ditambah : BPTL-Tetap
persediaan akhir
1.000 unit x Rp 5 5.000
----------
15.000
Dikurangi: BPTL-Tetap
persediaan awal 0
----------
Laba Bersih Absorption Costing Rp 15.000
Pedoman menduga terjadinya
perbedaan laba bersihSituasi 1 : Apabila jumlah unit produksi sama dengan jumlah unit
penjualan, sehingga tidak ada perubahan pada persediaan,
maka laba bersih Absorption Costing (AC) akan sama
dengan laba bersih Variable Costing (VC)
Situasi 2 : Apabila jumlah unit produksi lebih besar daripada jumlah unit
penjualan sehingga persediaan produk bertambah, maka
laba bersih AC akan lebih besar daripada laba bersih VC
Situasi 3 : Apabila jumlah unit produksi lebih kecil daripada
jumlah unit penjualan sehingga persediaan produk
berkurang, maka laba bersih AC akan lebih kecil daripada
laba bersih VC
TOPIK V : HUBUNGAN BIAYA –
VOLUME DAN LABATujuan Belajar :
Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan bagaimana perubahan aktivitas mempengaruhi marjin (laba) kontribusi dan laba bersih.
2. Menghitung rasio marjin kontribusi dan menggunakannya untuk menghitung perubahan marjin kontribusi dan laba bersih.
3. Menunjukkan pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual dan volume terhadap marjin kontribusi.
Analisis Biaya-Volume-Laba adalah alat
yang sangat berguna bagi manajer untuk
menjalankan fungsi (tugas) nya
Alat ini membantu mereka memahami hubungan
antara biaya, volume dan laba organisasi dengan
memfokuskan pada hubungan berikut ini:
1. Harga produk
2. Volume atau tingkat aktivitas
3. Biaya Variabel per unit
4. Total Biaya Tetap
Rasio Marjin Kontribusi
Rumus :
Marjin Kontribusi
------------------------ x 100%
Penjualan
(dapat menggunakan nilai total atau nilai per unit)
Rasio Biaya Variabel
Rumus:
Biaya Variabel
--------------------- X 100%
Penjualan
(dapat menggunakan nilai total atau nilai per unit)
Beberapa Aplikasi Konsep Biaya-
Volume-LabaData awal
Total Per Persen
unit tase
------------- ------ ----------
Penjualan(400unit) $100.000 $250 100
Biaya Variabel 60.000 150 60
------------ ------ ------
Marjin kontribusi 40.000 100 40
Biaya tetap 35.000 -
------------
Laba Bersih 5.000
Skenario Pertama
Dari data awal, akan dilakukan rencana ke depanyang tujuan akhirnya adalah menaikkan laba bersih
Manajer penjualan berkeyakinan (berdasar hasilsurvey pasar) yaitu apabila belanja iklan dinaikkan$10.000 per bulan maka nilai penjualan total bulananakan naik sebesar $30.000 dari kondisi saat ini
Apakah rencana ini layak dijalankan ?
Pendekatan Parsial
Alternatip solusi
1.(Dengan memanfaatkan konsep rasio marjin kontribusi)
Total marjin kontribusi yang diharapkan
$130.000 x 40% = $52.000
Total marjin kontribusi saat ini
$100.000 x 40% = 40.000
---------------
Peningkatan marjin kontribusi $12.000
Dikurangi: Peningkatan biaya iklan = 10.000
--------------
Peningkatan laba bersih = $ 2.000
Pendekatan Parsial
2. (Konsep marginal cost versus marginal revenue atau MR = MC)
Peningkatan marjin kontribusi
40% x $30.000 = $12.000
Dikurangi : Peningkatan Biaya
iklan = 10.000
--------------
Peningkatan Laba Bersih = $ 2.000
Skenario 1 – Pendekatan Total
Saat ini Rencana Selisih
------------ --------------- ------------
Penjualan $100.000 $130.000 $30.000
B.Variabel (60.000) (78.000) (18.000)
------------ --------------- ------------
Marjin Kntrbsi 40.000 52.000 12.000
B.Tetap (35.000) (45.000) (10.000)
------------- --------------- -------------
Laba Bersih 5.000 7.000 2.000
Kenaikan laba bersih sebesar $2.000 terbukti !
Skenario Kedua
Manajemen bermaksud mengganti salah
satu komponen speaker dengan yan lebih
berkwalitas sehingga biaya variabel per
unit akan bertambah $10. Tetapi
dampaknya berdasarkan survey pasar
penjualan akan meningkat menjadi 480
unit per bulan.
Apakah rencana ini layak ?
Pendekatan Parsial
Dengan kenaikan biaya variabel per unit, sedangkan harga jual tidak berubah, marjin kontribusi per unit akan turun menjadi $90.
Total marjin kontribusi dengan
komponen yang lebih baik
480 speaker x $90 $43.200
Marjin kontribusi saat ini
400 speaker x $100 40.000
Peningkatan marjin kontribusi $ 3.200
Karena biaya tetap tidak ada perubahan, maka laba bersih juga akan naik sebesar $3.200.
Skenario 2 – Pendekatan Total
Saat ini Rencana Selisih
------------ ------------- -----------
Penjualan $100.000 $120.000 $20.000
B.Variabel (60.000) (76.800) (16.800)
------------- -------------- ------------
Marjin Kntrbsi 40.000 43.200 3.200
B.Tetap (35.000) (35.000) 0
------------- --------------- -------------
Laba Bersih 5.000 8.200 3.200
Terbukti bahwa laba bersih mengalami kenaikan sebesar $3.200
Skenario Ketiga
Manajemen berniat melakukan pemotongan
(diskon) harga jual sebesar $20 per unit, sehingga
nantinya akan menjadi $230 per unit. Di sisi lain,
belanja iklan (yang termasuk dalam biaya tetap)
akan ditambah $15.000 per bulan .
Berdasarkan survey pasar, unit penjualan masih
dapat ditingkatkan sebesar 50% menjadi 600
unit per bulan.
Apakah usulan ini layak ?
Pendekatan Parsial
Marjin kontribusi akan turun menjadi $80 per unit.
Marjin kontribusi yang diharapkan:
600 speaker x $80 $48.000
Marjin kontribusi saat ini:
400 speaker x $100 40.000
Tambahan marjin kontribusi 8.000
Dikurangi :
Tambahan biaya tetap (iklan) 15.000
Penurunan Laba Bersih ($7.000)
Dari perhitungan ini, dapat disimpulkan skenario 3 tidak layak dilaksanakan karena justru akan menimbulkan kerugian bersih sebesar $2.000
PENDEKATAN TOTAL
Saat Ini Rencana Selisih
------------- ------------- -----------
Penjualan $100.000 $138.000 $ 38.000
B.Variabel (60.000) (90.000) (30.000)
-------------- -------------- -------------
M.Kontribusi 40.000 48.000 8.000
B. Tetap (35.000) (50.000) (15.000)
-------------- -------------- -------------
Laba Bersih 5.000 -2.000 -7.000
Terbukti bahwa skenario ketiga ini tidak layak karena keadaan berbalik, dari semula mendapat laba bersih $5.000 menjadi mengalami kerugian $2.000 per bulan
Skenario Keempat
Manajer Penjualan mengusulkan agar para salesman (tenaga penjualan) diberikan komisi penjualan sebesar $15 per unit speaker, tetapi gaji tetap bulanan yang selama ini mereka peroleh akan dikurangi, sehingga secara keseluruhan akan ada penghematan biaya tetap bulanan sebesar $6.000. Ia optimistis dengan cara ini para salesman akan lebih termotivasi untuk menjual sebanyak-banyaknya. Berdasarkan survey potensi pasar, volume penjualan masih dapat ditingkatkan sebesar 15%, menjadi 460 unit sebulan.
Apakah program ini layak dilakukan ?
Pendekatan Parsial
Dengan harga jual per unit tetap pada $250, maka kenaikan biaya variabel $15 per unit dalam bentuk komisi penjualan akan berakibat mengurangi marjin (laba) kontribusi dari semula $100 menjadi $85.
Marjin kontribusi total dengan volume yang baru :
460 unit x $85………………………………………………. $39.100
Marjin kontribusi total saat ini:
400 unit x $100 ………………………….…………………. (40.000)
-----------------
Penurunan marjin kontribusi ……………………………….. (900)
Penghematan biaya tetap …………………………………… 6.000
-----------------
Kenaikan Laba Bersih ………………………………………. 5.100
Dari perhitungan di atas, nampak bahwa usulan manajer penjualan layak dilaksanakan.
PENDEKATAN TOTAL
Sekarang Rencana Selisih
--------------- ------------- ----------
Penjualan $ 100.000 $115.000 $15.000
B.Variabel (60.000) (75.900) (15.900)
--------------- -------------- -----------
Mrjn Kntrbsi 40.000 39.100 (900)
B .Tetap (35.000) (29.000) 6.000
--------------- -------------- -----------
Laba Bersih 5.000 10.100 5.100
Skenario Kelima
Ada permintaan dari penyalur yang sudah lama
berbisnis dengan perusahaan, untuk memesan
150 unit speaker (diluar penjualan reguler 400
unit per bulan), dengan syarat harus diberi
harga khusus (lebih rendah dari harga jual
normal $250 per unit). Berapa harga jual khusus
harus ditetapkan, apabila direksi menghendaki
keuntungan bersih $3.000 dari pesanan khusus
ini (diluar laba normal bulanan $5.000) ?
Pendekatan Parsial
Biaya variabel per unit speaker……. $ 150
Laba ekstra yang diinginkan, per
unit speaker = $3.000 : 150 unit .. 20
-----------
Harga khusus yang ditawarkan …… $ 170
Pendekatan Total
Sekarang Rencana Selisih
-------------------- ------------------------- --------------
Penjualan $100.000 $100.000+25.500 $25.500
B.Variabel (60.000) (82.500) (22.500)
-------------------- ------------------------- --------------
M.Kontribusi 40.000 43.000 3.000
B.Tetap (35.000) (35.000) 0
-------------------- -------------------------- --------------
Laba Bersih 5.000 8.000 3.000
Terbukti, memenuhi pesanan ekstra dengan harga khusus masih dapat meningkatkan laba bersih secara keseluruhan.
Kondisi seperti ini mungkin terjadi apabila perusahaan masih menyisakan kapasitas luang (kapasitas yang belum terpakai), sehingga tambahan volume hanya menambah biaya variabel, sedangkan biaya tetap tidak berubah.
Dalam situasi seperti itu, berapa pun harga khusus yang ditawarkan, selama masih diatas biaya variabel, akan menambah keuntungan total.
TOPIK VI : ANALISIS TITIK
IMPAS (BEP)1. Menghitung titik impas (Break-Even Point = BEP) dengan metode
persamaan dan metode marjin kontribusi.
2. Menyiapkan grafik biaya-volume-laba dan menjelaskan signifikansi darimasing-masing komponennya.
3. Menggunakan Biaya-Volume-Laba untuk menentukan tingkat aktivitasyang dibutuhkan guna mencapai target laba yang diharapkan.
4. Menghitung ‟Margin of Safety‟ dan menjelaskan signifikansinya.
5. Menghitung komposisi „operating leverage‟ (pengungkitan operasional) pada tingkat penjualan tertentu dan menjelaskan bagaimana komposisipengungkitan operasional untuk memperkirakan perubahan laba bersih.
6. Menghitung titik impas untuk perusahaan yang memiliki berbagai macamproduk dan menjelaskan pengaruh perubahan bauran penjualanterhadap marjin kontribusi dan titik impas.
Pulang-Pokok (Break-Even)
Berguna untuk mengetahui batas toleransi minimum penurunan penjualan (yang apabila terlewati maka akan timbul kerugian).
Ada tiga metode atau teknik untuk menentukan pulang-pokok:
1. Metode Persamaan (Equation Method)
2. Metode Marjin (Laba) Kontribusi (Contribution Margin Method)
3. Metode Grafik
1.Metode Persamaan
Berdasarkan persamaan di bawah :
Laba = Penjualan – (Biaya Variabel + BiayaTetap)
Atau, disusun ulang menjadi :
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
Dalam posisi pulang-pokok, laba akan = 0 , sehingga
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap
Penjualan = Harga Jual x Unit
terjual
Biaya Variabel (total) = Biaya Variabel per unit x Unit terjual
Unit terjual dilambangkan dengan „Q‟
Dengan memakai data yang lalu, dapat disusun persamaan pulang-pokok
sebagai berikut :
$250Q = $150Q + $35.000
$250Q - $150Q = $35.000
$100Q = $35.000
Q = 350 unit
Ini adalah pulang –pokok dalam satuan produk
Pulang-Pokok dalam nilai uang
Pulang-pokok dalam unit dikalikan harga jual per unit :
350 unit x $250 = $ 87.500
Atau, cara lain dengan memanfaatkan rasio biaya variabel, sebagai berikut :
Q = 0,60 Q + $ 35.000
Q - 0,60Q = $ 35.000
0,40Q = $ 35.000
Q = $ 35.000 : 0,40
= $87.500
2.Metode Marjin (Laba) Kontribusi
Menggunakan rumus sebagai berikut :
1. Pulang-pokok dalam unit
Biaya Tetap
---------------------------------
Marjin Kontribusi per unit
2. Pulang-pokok dalam rupiah penjualan
Biaya Tetap
---------------------------------
Rasio Marjin Kontribusi
Dari data yang sama,diperoleh :
1.Pulang-pokok dalam unit : 2.Pulang-pokok dalam nilai uang
$ 35.000 $ 35.000
-------------------- ----------------------
$250 - $150 40%
$35.000
= -------------------- = $ 87.500
$100
= 350 unit
3.Metode Grafik
(Lihat transparan OHP)
Memanfaatkan Pulang-Pokok
sebagai basis perencanaan laba
Seandainya manajemen dari toko speaker
menghendaki laba bersih $40.000 per
bulan, berapa unit speaker harus dapat
dijual dan berapa nilai penjualannya ?
Dengan Metode Persamaan
Jumlah speaker yang harus (dapat) dijual
Penjualan = (Biaya Variabel + Biaya Tetap)
+ Laba yang diinginkan
$250Q = $150Q + $35.000 + $40.000
$100Q = $75.000
Q = 750 unit speaker
Nilai Penjualan yang harus dicapai
Q = 0,60Q + $35.000 + $40.000
0,40Q = $ 75.000
Q = $ 75.000 : 0.40
= $ 187.500
Dengan Metode Marjin Kontribusi
Laba yang dikehendaki ditambahkan ke biaya tetap pada bagian pembilang dari rumus yng digunakan, sebagai berikut:
1.Unit speaker yang harus (dapat) dijual 2. NilaiPenjualan yang harus dicapai
Biaya Tetap + Laba yg diinginkan Biaya Tetap + Laba yg diinginkan
------------------------------------------------ -------------------------------------------------
Marjin Kontribusi per unit Rasio Marjin Kontribusi
$35.000 + $40.000 $35.000 + $40.000
= ------------------------------ = -------------------------------
$100 0,40
$75.000 $75.000
= ---------------- = ----------------
$100 0,40
= 750 unit speaker = $187.500
The Margin of Safety (Batas Aman)
Adalah kelebihan nilai penjualan target (atau penjualan sesungguhnya) di atas penjualan pulang pokok.
Batas ini memberitahukan berapa nilai maksimum kegagalan mencapai target yang ditetapkan, yang tidak menimbulkan kerugian
Rumus :
Margin of Safety = Penjualan Target - Penjualan Pulang
-Pokok
Contoh:
Misalkan penjualan yang ditargetkan sebesar Rp 100.000.000 , sedangkan penjualan pulang-pokok diketahui sebesar
Rp 60.000.000
Berarti batas aman adalah
Rp100.000.000 - Rp 60.000.000
= Rp 40.000.000
Dapat juga dinyatakan sebagai
persentase terhadap penjualan
target
Rumus :
Margin of Safety
------------------------- x 100%
Penjualan Target
Rp 40.000.000
= ----------------------- x 100%
Rp 100.000.000
= 40%
Struktur Biaya & Stabilitas Laba
Struktur Biaya adalah perbandingan antara
unsur biaya variabel dengan unsur biaya
tetap dalam biaya total
Mana kah yang lebih “baik”, Biaya Variabel
tinggi – Biaya Tetap rendah, atau Biaya
Variabel rendah – Biaya Tetap tinggi
Contoh
Ada dua perusahaan dengan keadaan sebagai berikut :
Bogside Farm Sterling Farm
----------------------- ----------------------
Jumlah % Jumlah %
------------ ------ -------------- -----
Penjualan $100.000 100 $100.000 100
B.Variabel 60.000 60 30.000 30
------------- ----- -------------- -----
M.Kntrbsi 40.000 40 70.000 70
B.Tetap 30.000 - 60.000 -
--------------- ---------------
Laba Bersih 10.000 10.000
Apabila nilai penjualan naik 10%,
kondisinya akan tampak seperti ini:
Bogside Farm Sterling Farm
--------------------- ----------------------
Jumlah % Jumlah %
------------ ----- ------------- -----
Penjualan $110.000 100 $110.000 100
B Variabel 66.000 60 33.000 30
-------------- ------ -------------- -----
M.Kntrbsi 44.000 44 77.000 70
B.Tetap 30.000 - 60.000 -
--------------- ---------------
Laba bersih 14.000 17.000
Sebaliknya, apabila nilai penjualan
turun 10%, akan nampak seperti
ini:
Bogside Farm Sterling Farm
---------------------- ----------------------
Jumlah % Jumlah %
------------ ----- ------------- ------
Penjualan $90.000 100 $90.000 100
B.Variabel 54.000 60 27.000 30
-------------- ------ -------------- ------
M.Kntrbsi 36.000 40 63.000 70
B.Tetap 30.000 - 60.000 -
---------------- ---------------
Laba Bersih 6.000 3.000
Mana kah yang „lebih baik‟ ?
Dari perbandingan tadi, nampak bahwa Bogside Farm relatip lebih stabil nilai laba-nya.
Pertimbangan lebih lanjut:
Bogside Farm Sterling Farm
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biaya Tetap $30.000 $60.000
Rasio Marjin Kntrbsi 40% 70%
Pulang-pokok dlm nilai penjualan $75.000 $85.714
Nilai penjualan saat ini $100.000 $100.000
Pulang-pokok 75.000 85.714
----------------------- ---------------------
Margin of safety 25.000 14.286
Persentase Margin of Safety 25% 14,3%
Penjelasan
Laba Bogside Farm relatip lebih stabil dalam merespon perubahan situasi karena :
- Porsi Biaya Tetap lebih kecil, sehingga
nilai pulang-pokok lebih rendah
(dg kata lain akan lebih cepat mem-
peroleh laba).
- Margin of Safety (batas aman) lebih besar,
sehingga kalau target penjualan „meleset‟ tidak
akan terlalu cepat mengalami kerugian
Perusahaan dengan porsi biaya variabel
lebih dominan seperti Bogside Farm
sering disebut „Padat Karya‟ (Labor
Intensive).
Sebaliknya, perusahaan dengan biaya tetap
lebih dominan seperti Sterling Farm sering
disebut “Padat Modal‟ (Capital Intensive).
„Operating Leverage‟
(Pengungkitan Operasi)
Adalah alat pengukur kepekaan (sensitivitas) laba
bersih terhadap persentase perubahan
penjualan
Rumus :
Marjin (Laba) Kontribusi
-------------------------------------------
Laba Bersih
Dari data Bogside Farm dan
Sterling Farm
$40.000
Bogside Farm = ----------------- = 4
$10.000
$70.000
Sterling Farm = ----------------- = 7
$10.000
Dengan skor OL = 4, laba bersih Bogside farm akan tumbuh 4 kali lebih cepat dari pertumbuhan penjualannya.
Sedangkan Sterling Farm, dengan OL = 7,
maka laba bersih-nya akan tumbuh 7 kali lebih cepat dari pertumbuhan penjualan
Jadi, OL berfungsi sebagai pelipat-ganda (multiplier).
Perusahaan yang memiliki struktur biaya „dominan biaya tetap‟ (Padat Modal) akan memiliki skor OL yang lebih besar daripada perusahaan dengan struktur biaya „dominan biaya variabel‟ (Padat Karya)
Strategi Bisnis ditinjau dari Struktur
Biaya
Perusahaan yang tergolong „Padat Modal‟,
dengan skor OL „besar‟ dan porsi biaya tetap lebih dominan, akan lebih cocok untuk menerapkan strategi “Outward Looking”.
Artinya berusaha meningkatkan nilai penjualan (pendapatan) dengan cara memperluas „pasar‟.
Contoh : Perusahaan telekomunikasi (spt PT.Telkom), Jasa Hotel (berbintang)
Sebaliknya, perusahaan yang cenderung „Padat Karya‟, dengan skor OL „kecil‟ dan
porsi biaya variabel lebih dominan, akan
lebih ‟cocok‟ untuk memakai strategi “Inward Looking”
Artinya, upaya lebih diarahkan ke „pembenahan internal‟ seperti dengan melakukan penghematan biaya variabel.
Contoh : perusahaan yang banyak mempekerjakan tenaga
buruh dan material, seperti perusahaan konveksi,
catering
Bauran Penjualan (Sales Mix)
Pada perusahaan yang menjual berbagai macam
produk (lebih dari satu jenis), maka bauran atau
komposisi dari masing-masing produk akan
sangat mempengaruhi perolehan laba.
Pergeseran proporsi dari produk „Higher Margin‟
ke produk „Lower Margin‟ dapat menyebabkan
turunnya laba, dan sebaliknya.
Perusahaan Aneka menjual 2 macam produk yaitu produk
A dengan harga jual per unit Rp 40.000,- dan produk B
dengan harga jual per unit Rp. 80.000,-. Departemen
pemasaran merasa yakin bahwa untuk tahun depan
mampu menjual produk A sebagai 1200 unit dan produk B
sebanyak 800 unit. Biaya variabel per unit untuk produk A
adalah Rp. 32.500 dan Produk B Rp. 60.000,-. Total biaya
tetap adalah Rp. 9.625.000,-. Hitunglah BEP dalam unit
dan dalam rupiah.
Penyelesaian
Langkah-langkah
1. Siapkan tabel product CM
2. Hitunglah titik impas Gabungan
Titik impas = (F)/Total Produk CM
= 9.625.000 / 62.500
= 154 unit
3. Titik Impas Produk A = titik impas gabungan x bauran penjualan
= 154 x 3 = 462 unit
Produk B = 154 x 2 = 308 unit
Produk P V P-V Mix Produk CM
A
B
40.000
80.000
32.500
60.000
7.500
20.000
3
2
22.500
40.000
Total Produk CM 62.500
TOPIK VII :BIAYA RELEVAN UNTUK
PEMBUATAN KEPUTUSAN
Tujuan PengajaranSetelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Membedakan antara biaya relevan dan tidak relevan dalam pembuatankeputusan.
2. Membuat analisis yang menunjukkan apakah akan mempertahankanatau mengganti peralatan lama.
3. Membuat analisis yang menunjukkan apakah lini produk atau segmenorganisasi akan dipertahankan atau dihentikan.
4. Membuat analisis membeli atau membuat sendiri dengan format yangbaik.
5. Membuat analisis yang menunjukkan apakah pesanan khusus akanditerima atau ditolak.
6. Menentukan penggunaan sumber daya terbatas untuk kegiatan yangpaling menguntungkan.
7. Membuat analisis yang menunjukkan apakah produk bersama, akandijual pada titik split off atau diproses lebih lanjut.
Konsep Biaya Relevan
1. Berhubungan dengan masa yang
akan datang
2. Berbeda diantara alternatif yang
tersedia untuk dipilih.
3. Dalam pemilihan alternatif, hanya
biaya relevan saja yang harus
dipertimbangkan.
Biaya-Biaya Relevan Untuk Pembuatan
Keputusan
• Biaya Differensial (Differential Cost)
• Biaya Tambahan ( In Cremental Cost)
• Biaya Kesempatan (Opportunity Cost )
• Biaya Masa Lalu (Biaya Terbenam) Sunk
Cost
Biaya Relevan : Biaya yang berhubungan dengan suatu
keputusan tertentu (dalam pengertian biaya
tersebut akan menjadi penentu keputusan
yang mana yang akan diambil manajer)
Biaya Kesempatan : Potensi manfaat/ keuntungan yang
dilepaskan ketika suatu alternatif dipilih dari
alternatif-alternatif yang lain.
Biaya Terbenam : Biaya yang sudah terjadi dan tidak dapat
dihindarkan terlepas dari alternatif manapun
yang dipilih.
Opportunity Cost
SUNK COST
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN :
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan persoalan yang timbul
2. Mengidentifikasi alternatif penyelesaian persoalan dan mengeliminasikan
alternatif yang jelas tidak feasible.
3. Mengidentifikasi manfaat dan pengorbanan untuk setiap alternatif yang
feasible. Klasifikasi manfaat dan biaya tersebut ke dalam kelompok
relevan atau tidak relevan, dan eliminasi data yang tidak relevan.
4. Mengumpulkan data tentang seluruh biaya dan manfaat yang relevan,
dan pastikan data tersebut terjadi pada periode atau rentang waktu yang
sama.
5. Jumlahkan seluruh biaya relevan dan manfaat relevan untuk setiap
alternatif.
6. Pilih alternatif yang menghasilkan manfaat terbesar dan cost terkecil
APLIKASI ANALISIS BIAYA RELEVAN
• Membuat sendiri atau membeli sebuah komponen
• Tetap membuat atau menghentikan sebuah lini Produk
• Menerima atau menolak Pesanan Khusus.
• Mengolah lebih lanjut produk bersama atau menjualnya
pada titik split off.
MEMBELI ATAU MEMBUAT PRODUK SENDIRI
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF
MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI SUATU PRODUK.
DENGAN PERTIMBANGAN:
□ TERDAPAT KAPASITAS YANG MASIH NGANGGUR
□ MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMBUAT SENDIRI
□ BIAYA TETAP MASIH BELUM TERSERAP SECARA PENU
□ ADA TAWARAN PRODUK YANG SAMA DI PASAR
CONTOH-1:
PERUSAHAAN INGIN MEMBUAT SUKU CADANG SESUAI DENGANKEBUTUHAN SEBANYAK 100.000 UNIT.HARGA YANG DITAWARKAN OLEH PASAR SEBESAR Rp 250/UNIT
KETERANGAN TARIF TOTAL BIAYA
KOMPONEN:
BAHAN BAKU 50 5.000.000
TENAGA KERJA (V) 100 10.000.000
BIAYA OVERHEAD (V) 30 3.0O0.000
BIAYA OVERHEAD (T) TERHINDAR 40 4.000.000
BIAYA OVERHEAD (T) BERSAMA 50 5.000.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI 270 27.000.000
KOMPONEN BIAYA:
BAHAN BAKU 50 5.000.000
TENAGA KERJA (V) 100 10.000.000
BIAYA OVERHEAD (V) 30 3.0O0.000
BIAYA OVERHEAD (T) TERHINDAR 40 4.000.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI 220 22.000.000
HARGA YANG DITAWARKAN (MEMBELI) 250 25.000.000
SELISIH BIAYA YANG TERJADI 30 3.000.000
KETERANGAN TARIF TOTAL BIAYA
KOMPONEN:
BAHAN BAKU 50 5.000.000
TENAGA KERJA (V) 100 10.000.000
BIAYA OVERHEAD (V) 30 3.0O0.000
BIAYA OVERHEAD (T) TERHINDAR 90 9.000.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI 270 27.000.000
CONTOH-2:PERUSAHAAN INGIN MEMBUAT SUKU CADANG SESUAI KEBUTUHANSEBANYAK 100.000 UNIT, HARGA YANG DITAWARKAN OLEH PASARSEBESAR RP 350/UNIT. DATA BIAYA PRODUKSI SBB:
PENGHITUNGAN MANFAAT BIAYA:
□ HARGA BELI (350 x 100.000) : Rp 35.000.000□ TAKSIRAN BIAYA PRODUKSI : Rp 27.000.000□ PENGHEMATAN BIAYA YANG DIPEROLEH : Rp 12.000.000
BAGAIMANA JIKA MEMBUAT PRODUK SENDIRI DIPERLUKAN INVES
TASI SEBESAR RP 25.000.000, TAKSIRAN UMUR EKONOMIS 3 THN
TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI (ROI) SEBESAR 20%
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3
PENGHEMATAN BIAYA 12.000.000 12.000.000 12.000.000
DISCOUNT FACTOR 20% 0.833 0,694 0,579
PRESENT VALUE 9.9996.000 8.328.000 6.948.000
TOTAL PRESENT VALUE : RP 25.272.000INVESTASI FASILITAS : Rp 25.000.000NET PRESENT VALUE : Rp 272.000
KESIMPULAN:NILAI TUNAI DARI PENGHEMATAN BIAYA SEBESAR RP 25.272.00 LEBIHBESAR DARI INVESTASI. MEMPRODUKSI SENDIRI DITERIMA (NPV +)
MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF
MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT SUATU PRODUK
DENGAN PERTIMBANGAN:
□ ADA PENDAPATAN DAN BIAYA DIFFERENSIAL
□ MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMPROSES LEBIH LANJUT
□ ADA PELUANG PASAR YANG LEBIH BAIK ATAS PRODUK YG
DIBUAT
INFORMASI BIAYA PRODUK “A”
KETERANGAN TARIF TOTAL BIAYA
BAHAN BAKU 2.000 20.000.000
TENAGA KERJA (V) 1.000 10.000.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK (V) 1.500 15.000.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK (T) 1.300 13.000.000
BIAYA ADMINISTRASI & UMUM (T) 500 5.000.000
BIAYA PEMASARAN (T) 750 7.500.000
TOTAL BIAYA PENUH PRODUK “A” 7.050 70.500.000
DATA TAMBAHAN SAAT INI:
a. UNIT YANG TERJUAL 10.000, HARGA Rp 10.000/UNIT
b. TOTAL KOS YANG DIPERHITUNGKAN RP 70.500.000
c. LABA BERSIH YANG DIPERHITUNGKAN RP 29.500.000
d. DIPROSES MENJADI PRODUK A-1 TIDAK MEMERLUKAN
INVESTASI BARU,
e. TAMBAHAN BIAYA RP 5.000/UNIT, HARGA JUAL BARU
RP 18.500
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
KETERANGAN JUMLAH
PENDAPATAN DIFFERENSIAL 85.000.000
BIAYA DIFFERENSIAL 50.000.000
LABA DIFFERENSIAL 35.000.000
KESIMPULAN:MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK “A” MENJADI “A-1” MEMBERI TAMBAHAN LABA SEBESAR Rp 35.000.000 (PROSES LANJUT DITERIMA)
CONTOH LANJUTAN:
UNTUK MEMPROSES LEBIH LANJUT DIPERLUKAN TAMBAHAN
INVESTASI Rp 100.000.000 (PRODUK “A” MENJADI “A-1”)
MANFAAT EKONOMIS TIGA TAHUN, ROI 20%.
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
KETERANGAN JUMLAH
PENDAPATAN DIFFERENSIAL 85.000.000
BIAYA DIFFERENSIAL 50.000.000
LABA DIFFERENSIAL 35.000.000
KETERANGAN JUMLAH
PRESENT VALUE:
TAHUN 1 : 0,833 x 35.000.000
TAHUN 2 : 0,694 x 35.000.000
TAHUN 3 : 0,579 x 35.000.000
TOTAL NILAI PRESENT VALUE
TAMBAHAN INVESTASI
29.155.000
24.290.000
20.265.000
73.710.000
100.000.000
NILAI TUNAI BERSIH 26.290.000
Kesimpulan
Nilai tunai dari tambahan Laba selama 3
tahun sebesar Rp.73.710.000 lebih kecil dari
tambahan investasi. Perusahaan sebaiknya
tidak memproses lebih lanjut produk A
menjadi A-1
MENGHENTIKAN ATAU MEMPERTAHANKAN PRODUK
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF MENGHENTIKAN ATAU MELANJUTKAN PRODUK ATAU KEGIATAN TERTENTU. JIKA PERUSAHAAN MEMILIKI LINI PRODUK, MEMILIKI DIVISI YANG BERPOTENSIAL MENYUMBANGKAN KERUGIAN.
DENGAN PERTIMBANGAN:□ PENDAPATAN DIFFERENSIAL DAN BIAYA DIFFERENSIAL
YANG HILANG□ MANFAAT BIAYA TERHINDAR YANG DIPEROLEH
JIKA LINI PRODUK HENDAK DITUTUP, MAKA HARUS DIPER TIMBANGKAN BERBAGAI KEMUNGKINAN YANG TERJADI:□ KONTRIBUSI PENDAPATAN YANG DIKORBANKAN□ MANFAAT BIAYA YANG DAPAT DIHINDARKAN□ BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIHINDARKAN □ TOTAL MANFAAT YANG DIPEROLEH
PT. WIRAYUDA
LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK
PERIODE TAHUN 2009
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
LABA TOTAL (A + B + C)
KETERANGAN PRODUK A PRODUK B PRODUK C
PENJUALAN 500.000.000 250.000.000 250.000.000
BIAYA VARIABEL 260.000.000 105.000.000 115.000.000
LABA KONTRIBUSI 240.000.000 145.000.000 135.000.000
BIAYA TETAP TERHINDARKAN 120.000.000 80.000.000 110.000.000
BIAYA TETAP TAK TERHINDAR 30.000.000 30.000.000 30.000.000
TOTAL BIAYA TETAP 150.000.000 110.000.000 140.000.000
LABA BERSIH 90.000.000 35.000.000 (5.000.000)
120.000.000
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PRODUK “C”
KESIMPULAN:
JIKA PRODUK “C” DIBERHENTIKAN POTENSI KERUGIAN AKAN
BERTAMBAH SEBESAR RP 25.000.000.
SOLUSINYA PERLU MELAKUKAN REENGINEERING DALAM PEM
BEBANAN BIAYA TETAP BERDASARKAN PADA PERBANDINGAN
KEMAMPUAN PRODUK (LABA KONTRIBUSI), BUKAN DIDASAR
KAN PADA PERBANDINGAN PENJUALAN
KETERANGAN JUMLAH
MANFAAT BIAYA:
BIAYA VARIABEL
BIAYA TETAP YANG TERHINDARKAN
TOTAL MANFAAT
115.000.000
110.000.000
225.000.000
PENGORBANAN/PENDAPATAN YANG HILANG) 250.000.000
MANFAAT BERSIH -25.000.000
PT. WIRAYUDA
LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK
PERIODE TAHUN 2009
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
LABA TOTAL (A + B)
KETERANGAN PRODUK A PRODUK B (A+B)
PENJUALAN 500.000.000 250.000.000 750.000.000
BIAYA VARIABEL 260.000.000 105.000.000 365.000.000
LABA KONTRIBUSI 240.000.000 145.000.000 385.000.000
BIAYA TETAP TERHINDARKAN 120.000.000 80.000.000 200.000.000
BIAYA TETAP TAK TERHINDAR - - 90.000.000
TOTAL BIAYA TETAP - - 290.000.000
LABA BERSIH - - 95.000.000
120.000.00095.000.00025.000.000
PT. WIRAYUDA
LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK
PERIODE TAHUN 2009
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
KETERANGAN A B C (A+B+C)
PENJUALAN 500.000 250.000 250.000 1.000.000
BIAYA VARIABEL 260.000 105.000 115.000 480.000
LABA KONTRIBUSI 240.000 145.000 135.000 520.000
BIAYA TETAP TERHINDAR 120.000 80.000 110.000 310.000
BIAYA TETAP TAK TERHIDAR - - - 90.000
TOTAL BIAYA TETAP - - - 400.000
LABA BERSIH - - - 120.000
BAGAIMANA CARA MENGALOKASIKAN BIAYA TETAP TAKTERHINDARKAN, SESUAI DENGAN KEMAMPUAN MASINGMASING PRODUK, YAITU PERBANDINGAN KONTRIBUSIMARGINNYA
PILIH
PT. WIRAYUDA
LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK
PERIODE TAHUN 2009
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
LABA TOTAL (A + B + C)
KETERANGAN PRODUK A PRODUK B PRODUK C
PENJUALAN 500.000.000 250.000.000 250.000.000
BIAYA VARIABEL 260.000.000 105.000.000 115.000.000
LABA KONTRIBUSI 240.000.000 145.000.000 135.000.000
BIAYA TETAP TERHINDARKAN 120.000.000 80.000.000 110.000.000
BIAYA TETAP TAK TERHINDAR 41.538.000 25.096.000 23.366.000
TOTAL BIAYA TETAP 161.538.000 105.096.000 133.366.000
LABA BERSIH 78.462.000 39.904.000 1.634.000
120.000.000
MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF
MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS, ATAS DASAR
PERTIMBANGAN:
□ ADANYA KAPASITAS NGANGGUR
□ TIDAK MERUSAK HARGA PASAR
□ PENGGUNAAN PESANAN DAPAT DIAWASI
CONTOH:PT. WIRAYUDA MEMILIKI KAPASISTAS PRODUKSI SEBESAR 200.000UNIT, KAPASITAS YANG TERPAKAI BARU 150.000 UNIT (75%), HARGA JUAL PRODUK RP 1.250/UNIT. ANGGARAN BIAYA TAHUN 2009:
BIAYA VARIABEL:
□ BIAYA PRODUKSI RP 400 RP 60.000.000
□ BIAYA KOMERSIAL RP 120 RP 18.000.000
BIAYA TETAP:
□ BIAYA OVERHEAD RP 300 RP 45.000.000
□ BIAYA OPERASIONAL RP 150 RP 22.500.000
TOTAL BIAYA PRODUK “A” RP 970 RP 145.000.000
JIKA TERJADI PESANAN KHUSUS SEBANYAK 30.000 UNIT, DE
NGAN HARGA RP 750/UNIT (DIBAWAH BIAYA PRODUKSI)
APAKAH PESANAN KHUSUS DITERIMA…….?
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PRODUK “C”
KESIMPULAN:
PESANAN KHUSUS DITERIMA, KARENA MENAMBAH KONTRIBUSI
MARGIN SEBESAR RP 6.900.000
KETERANGAN JUMLAH
PENDAPATAN DIFFERENSIAL:
(30.000 UNIT x RP 750)
BIAYA DIFFERENSIAL:
□ BIAYA PRODUKSI (V)
□ BIAYA KOMERSIAL (V)
TOTAL BIAYA
22.500.000
12.000.000
3.600.000
15.600.000
LABA DIFFERENSIAL (TAMBAHAN LABA) 6.900.000