al-jauhar edisi online 1

Upload: moch-irfan-el-hazzy

Post on 07-Jul-2018

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    1/32

    Edisi Februari 2016

    T  idak berlebihan memang kalau Kota Siak Sri

    Indrapura di sebut sebagai Kota Wisata di Riau.Kotayang berada di pinggir Sungai Siak ini memangmenawarkan berbagai objek wisata yang menarikditengah sedikitnya objek wisata di Provinsi Riau.Untuk mendukung julukan tersebut, Kota ini mulai berbenah dan mempercantik diri yang ditandai dengan pembangunan berbagai sarana dan prasarana seperti jalan yang lebar, jembatan, taman, dll. Kota Siak Sri Indrapura, merupakan Kota Kecil,namun sangat rapi dan bersih. Jalanan di Siak mulustanpa ada lubang sedikitpun. Selain mulus, jalan jugalebar dengan 2 jalur yang dipisah dengan taman kecil.Dikiri kanan jarang sekali terlihat ada sampah berserakan, yang tampak hanya pemandangan tamantaman yang hijau. Tapi sayangnya kok minim pedestrian ya? atau masih tahap dibangun mungkin..Pusat kotanya tidak seberapa besar tetapi rumah-rumahnya tersusun rapi. Yang unik adalah lampu jalannya karena memiliki ukiran melayu yang khas,yang berbeda beda di setiap ruas jalan. yang paling penting tanpa kabel berseliweran!. Ada apa saja yang menarik di Siak? Ayo kita lihatsatu persatu.. Kawasan Jembatan Tengku Agung SultanahLatifah Jembatan ini akan anda lewati saat memasuki KotaSiak. Jembatan yang namanya diambil dari nama istriRaja Siak Sultan Syarif Hashim ini memang relatif baru namun sudah menjadi primadona di Siak. Bagaimana tidak, jembatan sepanjang  1.2kmmemang memiliki daya tarik tersendiri sebagai tempatwisata, diantaranya adalah Jalannya yang lebar( 4 jalur ) designnya yang di dominasi warna kuning( Melayu banget ) dengan jalan pedastrian di sampingkiri kanannya. Selain itu terdapat dua menara setinggimasing- masing 80 meter yang dilengkapi dengan dua buah lift untuk menuju puncak menara. 

    Kedepan dua menara tersebut nantinya akan dibangunlokasi kafe sehingga pengunjung bisa menikmatikeindahan panorama Kota Siak. Ditambah lagi denganlampu lampu jalan dan lampu dipinggir jalan dengangaya melayu, menambah keindahan jembatan ini,apalagi saat malam hari. Istana Aseraya Al Hasymiah Istana yang masih berdiri megah ini adalah peninggalan kesultanan siak. Terletak di KampungDalam,tepat di depan Sungai Siak. Arsitektur Istanaini dari luar sekilas seperti bangunan eropa – timurtengah, namun bila anda masuk kedalam, akan tampakgaya melayu didalamnya. 

    Kesultanan Siak Sri Inderapura atau sering disebut

    sebagai Kesultanan Siak  adalah kerajaan yang berdiri

    tahun 1723-1946 di daerah Provinsi Riau sekarang,

    tepatnya di Kabupaten Siak. Ibukotanya adalah

     Siak

    Sri Indrapura. Kerajaan ini didirikandi Buatan oleh Raja Kecik, yang bergelar SultanAbdul Jalil Rahmad Syah pada tahun 1723, setelahgagal merebut tahta Kesultanan Johor. Setelah proklamasi kemerdekaan raja Siak terakhirSultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia yang baru berdiri. Didepan gapura Istana ini terdapat elang yang bertengger seolah mengawasi setiap pengunjung yangmasuk. Sebelum masuk ke dalam Istana, anda akandisambut “karyawan” Istana siak yang menggunakan pakaian khas Melayu. Disini anda harus melepas alaskaki agar tidak mengotori lantai Istana.Istana Siakterdiri dari dua lantai, dilantai dasar istana akan ada beberapa ruangan yang sangat megah, terdiri dariruang penyambutan tamu, ruang makan, dll.Untuk ukuran jaman sekarang, ruangan ini masihterasa megah apalagi untuk ukuran berpuluh puluhtahun yang lalu. Setiap ruangan di lapisi keramik dankarpet, di dibeberapa sisi dinding terpajang cermincermin berukuran besar, tidak ketinggalan lampugantung megah disetiap ruangan. Ditempat ini jugadipajang beberapa benda peninggalan Kesultanan Siak

    seperti berbagai macam hadiah dari kerajaan diEropa,Gramafone komet,Meriam, dll. 

    Lantai atas dan lantai dasar di hubungkan oleh 2tangga berputar yang masih kokoh sampai sekarang.Di lantai atas, dinding dan lantai terbuat dari kayu,sama seperti bangunan melayu umumnya. Disini jugadipamerkan berbagai benda peninggalan KesultananSiak dan beberapa Foto Raja Raja Siak, dll.Dihalaman istana Siak terdapat sebuah kapal, keretakencana?, Pos Penjagaan dan sumur tua, serta sebuahrumah melayu yang menjual aneka suvenir khas Siak. Masjid Raya Sahabudin dan Makam Sekitar 500 m di depan Istana Siak terletak pula

    Mesjid Sultan (Mesjid Raya Sahabuddin), masjidsyahabuddin ini merupakan masjid peninggalankerajaan siak sri indrapura yangdi bangun tepat di tepisungai siak. mesjid ini bentuknya yang khas dan unik.Di dalamnya terdapat sebuah mimbar yang terbuatdari kayu berukir indah bermotifkan daun, sulur dan bunga. Disebelah masjid ini adalah makam pahlawannasional riau yaitu ‘SULTAN SYARIF KHASIM II’dan beberapa anggota keluarga. untuk makam –makam sultan siak dan keluarga yang lain juga berapadi pemakaman disekitaran ini. kecuali makam rajakecik (raja siak) pertama berada di buantan. Selain itu semua, masih banyak lagi hal-hal menarik

    lainnya yang dapat memanjakan mata para wisatawan. 

    *Kru Al - Jauhar 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    2/32

    Edisi Februari 2016

    Selaso Jatuh

    Kembar

    Balimau Kasai.................01Sekapur Sirih

    Salam Redaksi...........03Tajuk Utama 

    Deritamu wahainegeriku ....................04Ditinggal pemain pilar ,

    LKFC optimis raih gelar

    ……... .........................06TelaahBeriman secara lisan,

    sekuler dalam

    perbuatan ............08Tempa Suka duka menuntut ilmu dinegeri seribu Menara 

    ...................................10 Temu RamahLangkah-langkah belajar

    sukses……………. …..13Biduk BestariMengenal Pengurus KSMR

    ………………….......,  15 Alamat Redaksi:

    Bld. 05/01 Ground floor Block 46 9thDistrict Nasr City Cairo

    Telp. (02)24718822  Email: [email protected] 

     

    CendikiaPulau emas, mumi, dan ban-dara kebanggaan Thailand 

    ……………….........................16SendaJawaban di Balik tamparan 

    .......................................18Pustaka

     Ayyuha Walad……………..21Fiqih WanitaWanita yang diwajibkan

    bekerja…......................24Bias KSMR

    Galeri KSMR ..................28 ProfilSyeikh Abdul Wahhab Rokan 

    ……………...................29 

    Haluan

    Now or Never.............32

    Diterbitkan Oleh :Badan Otonom KSMR

    (Buletin l  auhar)

    KELOMPOK STUDI MAHASISWA RIAU

    ( KSMR ) CAIRO - MESIR

    Redaksi Al Jauhar menerima tulisan dari

    berbagai pihak selama sesuai dengan visi dan

    misi bulen serta berhak mengedit tanpa

    mengubah subtansi tulisan

    Pelindung:DPP-PPMI

     

    Penanggungjawab: Ketua KSMR

     

    Pemimpin Redaksi: 

    Irfan Muhammad Ali 

    Sekretaris: Regi Rizandi

     

    Badan Keuangan :Ridho Al –Hafidz Staff Redaksi: Ismail, M.Islami

     Editor :Muhammad zulhendri

    Tim Reportase :Mu’tashimul haq 

    Ihsan PratamaRizki Akbar 

    Design Artistik:Mustafa kamal

    Badan Usaha danDistribusi :

    Lutfhi Ramuri Juli Asmardi Putra

     

    Balitbang:Novrinaldi Fajri

    Bagi pembaca budiman yang pengen ngirim email/sms berupakritikan saran bantuan atau hanya sekedar tegur sapa atau

    kangen-kangenan ama AJ tercinta atau hanya sekedar pleasecall me.. langsung aja kirim di:[email protected]

    atau di +20115237477atau langsung aje layangkan selembarkertas

    Daftar Isi 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    3/32

    Edisi Februari 2016

    Assalamualaikum.. Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada

    kita rahmat dan karunianya sehingga al-Jauhar dapat kembali menyapa kita semua. Ncik dan puan sekalian, yang besar tak dipanggil gelar, yang kecil tak disebut

    nama. Pertama-tama kami atas nama segenap kru al-Jauhar periode 2015-2016 inginmenyampaikan permintaan maaf kami kepada ncik dan puan sekalian warga KSMR atas

    keterlambatan kami dalam menerbitkan buletin kita tercinta ini. Pada edisi kali ini, al-Jauhar tampil dengan berbagai topik, mulai dari keadaan mutakhir Negeri Lancang

    Kuning, wawasan ilmu pengetahuan, cerita singkat yang penuh hikmah, ada juga metode belajar yang baik agar menjadi seorang yang sukses, dan masih banyak lagi tulisan-tulisan menarik lainnya. 

    Tidak lupa juga kami haturkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada seluruhelemen yang telah berpartisipasi dalam mensukseskan penerbitan buletin ini, semogadibalas oleh Allah AWT dengan sebaik - baik balasan. 

    Terakhir kami berharap kedepannya buletin kita ini lebih berkualiatas lagi,tentunya semua itu tidak akan terwujud tanpa dorongan dan sokongan dari ncik dan puansekalian, semoga bermanfaat dan mudah

    -mudahan kita semua berada dalam lindungan

    Allah SWT, Aamiin.. 

    Mekar sejambak bunga gubahan, Jatuh sekuntum di atas peti. Membaca itu suruhan Tuhan, Al-alaq diturun menjadi bukti. 

    Harum sungguh bunga kemboja, Bunga karangan cantik tersemat. Janganlah membaca kulit sahaja, Telitilah kandungan sehingga tamat. 

    Salam hormat kami, kru al-Jauhar periode 2015-2016 

    Oleh : Pimred Al-Jauhar

    Sekapur Sirih

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    4/32

    Edisi Februari 2016

    M

    asih tersimpan jelas di

    memoriku, bencana kabut

    asap yang menyelimuti negeri melayu tercinta

    di pertengahan tahun 2015, sehingga negeriku

    berubah nama menjadi “negeri diatas awan”. 

    Dampaknya pun tak tanggung-tangung,

    membuat bandara lumpuh total untuk beberapawaktu, sekolah dan universitas diliburkan,

     jarak pandang berkendara di bawah 30 meter,

    banyak anak-anak yang meninggal kerena

     gangguan pernapasan, masyarakat pun sulit

    untuk beraktifitas, mencari uang demi memen-

    uhi kebutuhan sehari-hari.

    Seketika negeriku menjadi pusat pem-

    beritaan, menjadi headline di berbagai media

    masa lokal dan nasional, menjadi tranding topicdi dunia maya. Tak sedikit yang merasa prihat-

    in dengan derita yang dialami negeriku, ungka-

    pan duka dan aksi nyata berdatangan dari

    berbagai kalangan, ada yang mengirimkan ban-

    tuan, atau ikut langsung memadamkan api di

    hutan. Para mahasiswa melakukan aksi demo

    di depan kantor gubernur, menuntut

    pemerintah agar segera mengambil tindakan.

    Hujan menjadi sesuatu yang paling

    dinanti dan ditunggu-tunggu kedatangannya. Di

    beberapa tempat dibuat hujan buatan, shalat

    istisqo’ berulang kali dilaksanakan, belum lagi

    ritual-ritual meminta hujan lainnya, mungkin

    sudah tak terhitung lagi berapa banyak kata

    hujan yang berwujud doa yang telah dila-

    yangkan ke langit untuk mengetuk pintu rah-mat dzat yang maha menurunkan hujan, tapi

    hasil nya nihil, asap seakan sudah menjadi

    selimut negeriku.

    Tahun pun berganti, seiring ber-

     jalannya waktu negeriku kembali, bandara

    kembali beroperasi, sekolah dan universitas

    kembali beraktifitas, masyarakat bisa kembali

    bekerja dengan nyaman, para pengendara tak

    disulitkan lagi dengan jarak pandang yangterhalang, asap sudah hilang, negeriku kembali

    normal.

    Tapi sayangnya keadaan normal terse-

    but tak datang dengan begitu saja. Harus ada

    beberapa rumah yang kehilangan atap karena

    menjadi korban angin ribut yang menjadi

    penyebab datangnya hujan. Perkebunan warga

    rusak diterpa kencangnya angin. Bahkan di

    sebuah kampung dikabarkan ada seorang

    Deritamu

    Wahai Negeriku

    Tajuk Utama 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    5/32

    Edisi Februari 2016

    wanita paruh baya yang dibawa terbang oleh

    angin. Baru kemudian beberapa waktu setelah

    itu keadaan cuaca kembali normal seperti bi-

    asanya.

    Mungkin sudah menjadi takdirmu wahai

    negeriku, kenyamanan seperti tak mau terlalu

    lama mendekapmu, hujan yang sebelumnya

    menjadi sesuatu yang sangat dicinta, kini beru-

    bah menjadi petaka, banjir melanda, negeriku

    kembali menderita.

    Hujan turun tanpa henti, beberapa

    Kabupaten terendam banjir. Rokan Hulu,Rokan Hilir, Pelalawan, dengan Kampar dan

    sekitarnya menjadi lokasi terparah. Ben-

    dungan PLTA yang menjadi penampung air di

    sungai Kampar tak sanggup menampung ban-

    yaknya debit air yang turun, mau tidak mau

    beberapa pintu air terpaksa dibuka, sungai

    Kampar pun meluap, sehingga menyebabkan

    desa-desa yang terletak di bantaran sungai

    terendam banjir.

    Ada ribuan rumah yang tenggelam,

    beberapa orang meninggal terseret arus,

    kerambah-kerambah (tempat penangkaran

    ikan) hanyut, sawah dan ladang rusak, akses

     jalan terputus. Tim SAR dan TNI terlihat sibuk

    membantu mengevakuasi warga yang ru-

    mahnya terendam banjir, untuk sementara

    waktu mereka diungsikan ke tempat yang lebihtinggi, sebagian memilih tetap bertahan di ru-

    mah. Aktifitas masyarakat kembali lumpuh,

     jangankan untuk belajar atau bekerja, keluar

    rumah saja mereka susah. Dikatakan ini adalah

    banjir terbesar sejak terakhir kali terjadi

    tahun 1978M yang melanda Kampar dan seki-

    tarnya.

    Tidak sedikit kerugian yang dialami

    masyarakat karena banjir ini, terutama bagi

    mereka yang mempunyai usaha penangkaran

    ikan. Para penangkar ikan cuma bisa menangis

    mengelus dada melihat ikan-ikannya lepas

    terbawa arus air, padahal itu menjadi tumpuan

    harapan yang sangat mereka harapkan.

    Bagaimana tidak, satu buah kerambah yang

    berisi ikan siap panen ditaksir mempunyai aset

    tak kurang dari lima belas jutaan, belum lagi

    dihitung dari sisi tenaga yang mesti dikeluar-

    kan selama setahun untuk merawat dan mem-

    beri makan mulai dari bibit sampai tumbuh

    menjadi ikan dewasa yang siap panen, tapisiapa sangka usaha yang telah dibangun begitu

    lama, dengan tenaga dan biaya yang tidak sedi-

    kit, musnah dalam waktu sesaat. Nasibmu

    wahai negeriku.

    Ntah apa yang menjadi sebab derita,

    mungkin Sang Kuasa sudah mulai marah

    dengan perilaku mereka, atau mungkin karena

    banyaknya doa minta hujan yang dijawab Tuhan

    ketika bencana asap melanda, atau memang

    karena negeriku sudah bergelimang

    dosa..ntahlah.

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    6/32

    Edisi Februari 2016

    Genderang perang SumateraCup XII telah ditabuh, delapan klubdari berbagai kekeluargaan yangada di Pulau Sumatera akan ber-tarung beradu skill di tengah lapan-gan hijau untuk memperebutkangelar juara dan mentahbiskan dirisebagai penguasa sepakbola Su-

    matera. 

    LancangKuning FC yangmerupakan klubkesayangan war-ga KSMR Riautergabung ke da-lam grup A ber-

    sama SriwijayaFC, Saburai FC,dan Toba FC.Sedangkan grupB terdiri dari Is-kandar Muda FC, Minang SaiyoFC, Sisinga Manga Raja FC, danLaskar Siginjai FC. Skuat yang di-asuh oleh pelatih kawakan Naser

    Uma yang berstatus sebagai juara bertahan itu, tahun ini dipastikantidak akan diperkuat lagi oleh be- berapa pemain pilar mereka karenasudah pulang ke tanah air. Ke- banyakan tim besutan pelatih berkebangsaan Thailand tersebutsekarang dihuni oleh pemain muda

    yang masih minim pengalaman.  Namun kehilangan bebarapa

     pemain pilar sepertinya tidakmempengaruhi tekad LancangKuning FC untuk mempertahankangelar juara. Walaupun hal tersebuttidak dapat dipungkiri sangatmempengaruhi gaya permainan

    klub yang selama initerkenal dengan ciri khastiki takanya itu. Kerjakeras dan kekompakantim menjadi kunci utama bagi mereka untuk men-gulang kesuksesan tahunlalu. 

    Pergelaran akbar Sepak- bola Sumatera memang

    menyita perhatian banyak

    mata dan mempunyai

    magnet tersendiri sehingga selalu

    menarik untuk diikuti. Pertarungan

    sengit mempertahankan gengsi

    tersaji dalam nuansa kekeluargaan

    atas dasar satu pulau yang sama,Pulau Sumatera. Menarik untuk di-

    tunggu bagaimana kiprah Lancang

    Kuning FC pada pergelaran sepak-

     bola akbar di Sumatera Utara tahun

    ini. *Kru Al-Jauhar  

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    7/32

    Edisi Februari 2016

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    8/32

    Edisi Februari 2016

    K

    ita sering menghina penga-nut ideologi sekularisme

    dan mengklaim mereka sebagai perusakagama. Seruan mereka yang selalu me-nyuarakan bahwa sebuah institusi harusberdiri terpisah dengan yang namanyaagama dan kepercayaan tak jarangmendapatkan respon yang negatif sertamenuai hujatan dari berbagai pihak, ter-

    lebih lagi dari para pemuka agama.Di satu sisi saya rasa wajar kita

    menghujat para penganut ideologi ini,karena memang sudah seharusnya agamamenjadi acuan dan patokan dalam semuaaspek kehidupan manusia, baik itu dalamhubungan vertikal dengan Tuhan yangmaha esa, maupun hubungan horizontalterhadap sesama ciptaanNya. Sudahsepatutnya kita berjalan di atas garis yangsudah ditetapkan agama, dan berhenti

    pada batasan yang telah dibuat, bukankahagama diturunkan oleh sang penciptamanusia untuk mengatur kehidupan demikebaikan manusia itu sendiri? Lantas apa

     jadinya jika mereka malah berjalandengan meninggalkan aturan yang telahditurunkan oleh dzat yang menciptakanmereka dan pastinya lebih mengetahuiapa yang terbaik untuk mereka dari padadiri mereka sendiri? Bukankah sesuatu

    yang aneh jika seseorang yang sedangmengenderai mobil hanya mau memakaibuku pedoman mengendarai mobil ketikamenanjak saja lalu memakai buku pe-doman mengenderai sepeda motor ketikasedang di turunan? Ya, begitulah kira-kirapara penganut sekulerisme, menjadikanagama hanya sebagai pedoman dalamberhubungan kepada Tuhan lalu mencaribuku pedoman lain ketika berhubungan

    sesama manusia. Jelas itu merupakansebuah kesalahan fatal.

    Tapi di sisi lain, alangkah lebihbaiknya terlebih dahulu kita berkacamelihat diri kita sendiri, mengukur sebera-pa besar agama yang telah kita aplikasi-kan dalam kehidupan sehari-hari, atauhanya sekedar simbol tanpa arti, walaupunsetiap ada yang bertanya dengan mantapkita menjawab Islam adalah agama yangkita yakini, tapi itu tak lebih dari pegakuan

    lisan tanpa bukti. Agama selesai bersa-maan dengan salam ke kiri pertandaselesai shalat, terhenti bersamaan denganlembaran terakhir mushaf yang kita baca,menghilang bersamaan dengan selesainyapengajian yang kita ikuti, agama hanyasekedar di masjid dan mushollah, tidakpernah keluar dari mihrab dan sajadah,

     jika begitu adanya, pantaskah kitamenghina penganut sekulerisme yangmembedakan agama dengan urusan

    dunia? Apa bedanya kita dengan merekakecuali hanya sebatas lisan yang mengakuberagama?

    Kitab suci Alquran diturunkansebagai buku pedoman bagi kita dalammengarungi samudra kehidupan, namuntidak bisa kita pungkiri bahwasanya haltersebut telah beralih fungsi dan ter-

     jadinya pergeseran nilai dari yang semes-tinya. Betapa banyak orang tua yang

    Beriman Secara Lisan Sekuler dalam Perbuatan

    Oleh: Irfan Muhammad Ali

    el ’ h

     

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    9/32

    Edisi Februari 2016

    bangga bahkan memberikan hadiah danpenghargaan ketika anak mereka manjadiseorang Hafizh   Quran, tapi pernahkanmereka melalukan hal serupa ketika anakmereka berakhlak dengan akhlak Alquran?Apakah tujuan utama diturunkannyaAlquran adalah untuk dihafal atau menjadibuku pedoman dalam kehidupan? Apa yangsebenarnya telah terjadi? Mungkinkah ke-banyakan umat Islam sudah menjadikorban dari sekulerisasi tanpa mereka sa-dari? Tidak sedikit kita lihat orang tua yangmerasa puas ketika anak mereka mendapatgelar sarjana agama,tapi bukankah yanglebih penting dari ituadalah ketika anak-

    nya tersebut menga-malkan agama?Bukan hanya men-

     jadikan agama se-bagai label danatribut yangdengannya dia ber-bangga dan dipujimanusia dan tidaklebih dari itu, jika ituyang terjadi, sekali

    lagi, apa bedanyakita dengan orang-orang sekuler kecuali hanya sebatas lisanyang mengaku beragama? Beriman secaralisan, sekuler dalam perbuatan.

    Penyebab terbesar dari keterbe-lakangan dan keterpurukan umat Islam hariini adalah karena “enggannya” merekamengaplikasikan agama mereka dalamrutinitas dan aktifitas mereka sehari-hari,saya tidak mengatakan jika umat Islam itu

    semuanya harus menjadi ulama , ustadz,da’i atau pemuka agama lainnya, tidak, itu

    tidak perlu, pedagang tetap dengan da-gangannya, petani tetap dengan kebunnn-ya, dan pelajar tetap dengan bukunya,semuanya tetap dengan propesi masing-masing, tapi dengan menyertakan nilai-nilaiagama dalam propesi tersebut. Tidak men-gapa anda berdagang, tapi bawa serta aga-ma anda ke pasar, jadilah pedagang yang

     jujur, jujur dalam setiap timbangan danucapan, tidak ada salahnya anda bertani,tapi jangan tinggalkan agama di lipatansajadah ketika anda berangkat ke sawah,tidak ada larangan anda menjadi seorangpelajar, tapi jangan biarkan agama hanyasekedar tanda pengenal.

    Begitulah seharuslah seorang mus-lim bersikap, setiap mereka menjadi dutaIslam dimana pun dan kapan pun merekaberada dengan selalu menjadikan agamasebagai tolak ukur nomor satu dalammelakukan segala hal karena itulah yang

    diajarkan oleh Rasulpanutan kita, beliauSaw pernah bersabda: “bertaqwalah kamu

    kepada Allah dimanapun kamu be-rada,” (HR.Tirmizi). Dalam hadist diatas

     jelas bahwa kewajibanmentaati perintahagama dan menjauhilarangannya (taqwa)tidak dibatasi olehapapun dan siapapun,baik di masjid mau-

    pun di kantor, di mih-rab maupun di pasar,

    semuanya sama tanpa ada perbedaan,iman dan Islam yang terucap di lisan kitaharus terealisasi dalam kehidupan nyata.Itulah yang menjadikan kita berbedadengan orang-orang sekuler yangmengkotak-kotak setiap sisi kehidupanmereka sesuai dengan waktu dan tempat,menganggap agama dan keyakinan tidakbisa diikut sertakan dalam hubungan

    dengan sesama manusia.Inilah PR terbesar kita saat ini,

    mengembalikan peran agama sebagaimana

    mestinya, mereset ulang pemahaman umat

    Islam tentang arti agama yang

    sesungguhnya, yaitu untuk mengatur se-

    tiap aspek dalam kehidupan manusia tanpa

    terkecuali kapan dan dimanapun seorang

    muslim berada.

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    10/32

    Edisi Februari 2016

    M

    esir merupakan salahsatu Negara Arab yangdijuluki dengan ardhul

    kinanah wal anbiya’i wal ulama’ . Negara yang satu ini sudah tidak asinglagi bagi kebanyakan orang apalagi

     bagi para penuntut ilmu syar’i. Ke-

     banyakan dari mereka datang ke Me-sir dari negeri mereka masing-masinguntuk menuntut ilmu di Universitastertua di dunia, Universitas al-Azhar. 

    Selain dikenal sebagai pusatilmu agama, negeri seribu menara ini

     juga terkenal dengan budaya dantradisi masyara-katnya yang be-

    ragam. Keberaga-man budaya dancorak hidup yangterdapat dalammasyarakat Mesiradalah turunandari nenek mo-yang mereka yangdikenal mempu-nyai peradaban

    tertua di dunia. Semua hal tersebutmenjadi nilai plus bagi para maha-siswa yang ingin menuntut ilmudisini. 

    Sudah menjadi sebuah hal yang pasti bahwa tidak ada sesutau yangsempurna di dunia ini. Mesir boleh

     berbangga mempunyai peradaban ter-tua di dunia, sebagai pusat keilmuan

    Islam, tapi juga banyak hal yang tidakmenyenangkan disini. Tidak sedikitdari mahasiwa yang baru datang darinegara mereka merasa kecewa dengankeadaan Mesir yang sesungguhnya,

     jauh dari khayalan yang selama initerlintas di benak mereka. 

     Namun seiring dengan ber- jalannya waktu, para mahasiswa yangsedang menuntut ilmu bisa beradap-tasi dengan keadaan yang ada, mere-ka bisa merubah dan mensiasatikeadaan yang tidak menyenangkandan sama sekali tidak mendukung ter-

    sebut denganmerubahnya men-

     jadi sebuah tan-tangan baru yangmenarik. Salah satu halyang kurang me-nyenangkan yangdialami oleh paramahasiswa adalahmasalah trans-

     portasi. Bagi ma-

    hasiwa yang tinggal di daerah  Hay Asyir   dan kampusnya terletak di dae-rah  Husein, maka cuma ada 2 bisumum yang mempunyai rute yangmengarah ke kampus mereka. dan daridua bis tersebut hanya ada satu yangrutin dan ‘lumayan’ konsisten, yaitu

     bis keramat 80 coret. Sudah bisadipastikan jika bis ini akan selalu

    ?  ? 

    ? Tempa 

    Suka uka Menuntut Ilmu di Negeri Seribu Menara

    Oleh: Ridho Al-Hafidz 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    11/32

    Edisi Februari 2016

     penuh dan sesak oleh para mahasiswayang ingin berangkat ke kampus, be-

    lum lagi ditambah dengan warga Mesiryang mempunyai tujuan yang samasehingga seringkali para mahasiswaharus berdiri selama lebih kurang satu

     jam perjalanan, tentu saja hal ini san-gat tidak efektif dan akan menurunkankonsentrasi belajar karena sudah ter-lebih dahulu harus menguras tenagademi sampai ke kampus. Keadaan

    yang tidak memadai seperti ini acapkali menjadi kambing hitam bagimereka yang malas kuliah untuk

     berangkat ke kampus. Sebahagian mahasiswa yang

    mempunyai semangat yang tinggi da-lam menuntut ilmu mencari jalankeluar dari masalah tersebut, keinginanyang kuat untuk tetap hadir di kuliahakhirnya mendorong mereka untukmelakukan berbagai percobaan yang

     pada akhirnya memunculkan sebuahrumusan baru yang setidaknya bisameminimalisir masalah yang ada. Di-antara teori yang menjadi hasil rumu-san adalah dengan cara menunggu bisdi awal mahathoh  atau di mahathoh terdekat dengan tempat bertolaknya

     bis. Setelah berada di dalam bis,

    usahakan duduk di bangku paling belakang. Jika bangku belakang sudah penuh terisi, maka carilah bangku yangdempet dua dan duduklah di bangkuyang bersebelahan dengan jendela bis.Semua hal ini dilakukan agar bangkuyang kita duduki ‘aman’ dari orang-orang yang sudah manula dan akhwatyang naik di pertengahan jalan, walau-

     pun mereka tidak akan meminta untuk

    duduk, tapi rasanya tidak tega sajamelihat mereka berdiri di sepanjang

     perjalanan sedangkan kita yang laki-laki dan masih muda enak -enakan

    duduk di samping mereka. Nah, dan bisanya mereka (para manula dan akh-wat) selalu berdiri di sebelah depan,sehingga kamu yang berada di bangku

     belakang tidak perlu repot-repot mem- persilahkan mereka duduk di bangkukamu karena jauh atau boleh dibilang

    sudah terlepas dari kewajiban kamuuntuk mempersilahkan mereka duduk,hehe. 

    Tapi jika kamu kuat untuk berdiri dan tidak akan merasa capeksehingga menurunkan konsentrasi

     belajar, lebih baik mempersilahkanorang yang berhak untuk duduk. Disamping itu merupakan sebuah akhlakyang mulia, juga berfungsi sebagai

     pembentukan kesabaran dalammenuntut ilmu dan insyaAllah akanmendapat balasan yang baik dari Al-lah. Itu cuma merupakan sebuah con-toh dari berbagai persoalan yangdihadapi oleh para mahasiswa yangmenuntut ilmu disini. Masih banyaklagi persoalan- persoalan lain yang ha-rus dihadapi dan membutuhkan

    kesabaran dalam menjalaninya. 

    Kebobrokan birokrasi yang adadi negeri ini juga tak kalah seru danmenjadi tantangan tersendiri bagi paramahasiswa. Sehingga hari-hari merekatidak pernah lepas dari kata thobur. Kondisi keamanan Mesir saat ini punsemakin menambah masalah, hampirsetiap hari terjadi kasus pembegalan

    terhadap para mahasiswa khususnya

    ?  ? 

    ? Tempa 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    12/32

    Edisi Februari 2016

    mereka yang berasal dari AsiaTenggara. Proses belajar mengajar di

    kampus juga tidak mulus-mulus saja,

    keadaan kelas yang sesak danmelibihi kapasitas sangat tidak kon-dusif untuk belajar, hal tersebut di-

     perparah dengan bahasa pengantaryang dipakai duktur dalam mu-hadhoroh adalah bahasa amiyah,sehingga membuat para mahasiswaasing sedikit kesulitan dalam me-

    mahami pelajaran. Seharusnya dalam belajar kita

    membutuhkan suasana yang nyaman

    dan mendukung, tapi kenyaman da-

    lam menuntut ilmu tidak otomatis

    menjadikan seorang penuntut ilmu

    menjadi orang yang sukses dan ber-

    hasil meraih apa yang ia cita-citakan.

    Bahkan kenyamanan yang ada malah

    menjadikan kebanyakan orang terla-

    lu nyaman sehingga lupa dengan

    tujuan awal. Jadi bukan alasan bagi

    kita untuk tidak semangat dalam

    menuntut ilmu walaupun di tengah

    kondisi yang tidak mendukung.

    Orang yang sukses karena di-

     pengaruhi oleh kondisi itu biasa, tapi

    mereka yang sukses karena bisa

    mengkondisikan kondisi itu adalah

    luar biasa.

    ?  ? 

    ? Tempa 

      ?   ?   ?

     

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    13/32

    Edisi Februari 2016

    Setiap orang sebenarnya mempu-nyai cara dan metode belajar

    masing-masing yang sesuai dengan dirinya,tapi kesalahan yang sering dilakukan olehkebanyakan orang adalah tidak mau

    melakukan metode tersebut, dan inilah yangmembedakan orang sukses dengan orangyang tidak sukses. Orang yang sukses ada-lah mereka yang menjalankan metode bela- jar yang sesuai dengan diri mereka semaksi-mal mungkin, sedangkan orang yang tidaksukses adalah mereka yang tidak menjalan-kannya dengan baik. 

     Namun sebagian orang mungkin perlu mencontoh metode orang lain dalam

     belajar kemudian dengan sedikit modofikasimerubah metode tersebut menjadi sesuaidengan dirinya. Dengan alasan ini, kamiingin berbagi metode belajar kepada kawan-kawan semua, semoga bisa bermanfaat bagikita semua. 

    Kami membagi metode dalam bela- jar menjadi dua poin penting, yaitu “usaha”dan “do’a”. Dan masing-masing mempu-nyai rincian tersendiri yang insyaAllah akankami jelaskan. 

    Yang pertama “usaha”, usaha terbagimenjadi tiga tahap: 

    - Istima’, (mendengar) Ada banyak cara yang bisa kita

    lakukan untuk tahap yang pertama ini, tapicara yang paling penting adalah dengan ikutmuhadharah di kuliah, karena banyak soal-soal yang di ujiankan diambil darimaklumat dosen dan hal itu tidak bisa kita

    dapat kecuali dengan ikut muhadharah. Kemudian ada kalanya dosen mengambilreferensi dari kitab-kitab selain muqoror  dan hal itu juga dimasukkan dalam soalujian. Selanjutnya tahapan ini juga bisa dil-

    akukan dengan cara mendengarkan pemapa-ran dari orang lain yang lebih paham, bisa jadi dari teman, atau senior. 

    -Qiro’ah, (membaca) Membaca sangat penting dalam

    tahapan belajar, karena dengan membacakita akan tau isi atau pembahasan dari se- buah buku atau kitab. Membaca bukan han-ya terfokus kepada muqoror saja, sebagianorang menunggu muqoror  turun baru mulai

    membaca, dan ini kurang benar, kita bisamembaca buku apa saja yang mempunyai pembahasan yang sama dengan mata kuliahkita, karena semua ilmu itu saling berkaitandan menguatkan. Kemudian kami membagitahapan membaca ini menjadi tiga, mem- baca pertama yaitu untuk mengenali medan, paham atau tidak paham teruslah membacasampai habis. Baca yang kedua kalinya yai-tu untuk memahami poin- poin yang pentingyang ada di dalam sebuah buku, jika kitasudah paham isi buku maka dilanjutkandengan membaca untuk ketiga kalinya yaitusekaligus dengan menghafalkan poin- poin penting tersebut. Jangan menunggu keluartahdidan  dari dosen untuk memulai mem- baca, karena ada hal-hal yang tidak di-masukkan oleh dosen ke dalam soal ujiantapi sebenarnya itu sangat membantu kitadalam menjawab soal. Dan tentu saja proses

     Temu Ramah  

    Langkah Langkah Belajar Sukses

     Hasil wawancara kru al - Jauhar dengan Ncik Zulhendri, Mahasiswa KSMR yangmendapat nilai mumtaz. 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    14/32

    Edisi Februari 2016

    membaca ini dilakukan jauh- jauh sebelum

    dilaksanakannya ujian.  Muzakarah (mengulang)

     

    Mengulang kembali pelajaranyang sudah kita pahami dan hafal sebe-lumnya bisa kita lakukan dengan banyakcara, diantaranya bisa dengan cara mengi-kuti bimbel atau belajar kelompok denganteman-teman yang lain. Salah satu kesala-han fatal yang sering kali dilakukan oleh

    kebanyakan mahasiswa yaitu menjadikan bimbel atau belajar kelompok sebagaisarana untuk memahami pelajaran, tentusaja hal tersebut sangat tidak efektif,selain karena waktunya yang sudah men-dekati ujian, juga karena banyaknya mata pelajaran yang akan diujikan, sehinggaakan sangat sulit untuk memahamisekaligus menghafal begitu banyak mata pelajaran dengan waktu yang begitu sing-kat.

    Yang kedua “Do’a”, doa terbagimenjadi tiga macam: 

    Berdo’a 

    Yaitu berdo’a untuk diri sendiri,meminta kepada Allah agar diberikesuksesan dan kemudahan dalam setiapurusan. Kemudian usahakan berdo’a

    dengan lebih terperinci, dengan carameminta langsung apa yang sedang kitainginkan, umpamanya kita ingin lulusujian dengan nilai mumtaz, maka berdo’a-lah dengan menyebut keinginan kita itu.Cara berdo’a tergantung masing-masing pribadi kita, mungkin ada yang berdo’asetiap selesai shalat lima waktu, atau ada

     juga yang sengaja bangun malam untuktahajjud lalu berdo’a. 

    Mendo’akan 

    Maksudnya adalah mendo’akanorang lain dalam do’a yang kita panjatkan,mendo’akan kebaikan untuk orang tuakita, guru-guru kita, para masyayikh yangtelah mengajarkan kita, dan jangan lupa

     juga berdo’a untuk kesuksesan teman-

    teman kita yang sama-sama sedang ber- juang menuntut ilmu. 

    Minta Do’a 

    Salah satu kunci kesuksesan yang juga tidak boleh kita tinggalkan adalahdengan cara meminta do’a kepada orang-orang shaleh yang kita temui, bisa jadidari guru-guru kita atau yang lainnya. Dan

    yang paling penting adalah meminta do’adan restu kepada orang tua kita setiap kaliakan melakukan sebuah pekerjaan pent-ing.

    Poin- poin di atas cuma sebagaigambaran besar dari sebuah metode bela- jar, dan jangan cuma terfokus denganmetode tersebut. Kita bisa saja menam- bahkan hal-hal lain yang sesuai dengan

    keadaan dan kemampuan diri masing-masing. Dan yang terakhir jangan lupa

     bertawakkal kepada Allah, jangan pernahmenganggap usaha yang telah kitalakukan itu sudah cukup untuk membuatkita berhasil, semoga bermanfaat. 

     Temu Ramah  

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    15/32

    Edisi Februari 2016

    KELOMPOK STUDI MAHASISWA RIAU ( KSMR )PERIODE : 2015 – 2016 

    Mengenal Pengurus SMR

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    16/32

    Edisi Februari 2016

    Pulau Emas Mumi dan Bandara Kebanggaan

    Thailand 

    ¢∑NÐ KI∆ 

    S

    alam hangat buat riders al-Jauhar, Cikdan Puan yang pastinya penasaran

    dengan tema rubrik yang satu ini. Kali inikami bakal  ngajak riders  semua untuk men-guak beberapa sejarah yang sangat sedikitorang yang mengetahuinya. Coba perhatikangambar dibawah, 

    Indah bukan, tau nggak riders tempat apa ini?

    Ini adalah bandara Suvharnabhumi yang ter-letak di negeri yang dijuluki dengan ‘gajah putih’ Thailand. Suvharnabhumi  Airport initerletak sedikit di luar Bangkok. Pada malamhari terlihat gemerlapan dari kejauhan, dihiasi

     jalan- jalan layang yang saling tumpang tindihrapi, parkiran yang rapi, pencahayaan yang

     bagus dan tentunya didukung menejemenyang baik pula. Mempesona bukan!

    “Suvharnabhumi”, kalimat tersebutterdengar aneh seperti bukan kalimat yang

     berasal dari bahasa Thailand tetapi malahlebih terdengar seperti bahasa Jawa kuno ataumungkin Sansekerta. Dan hal ini semakindikuatkan dengan tanggapan warga Thailandsendiri yang mengatakan bahwa kalimat ter-sebut bermakna mirip dengan makna Su-matera, pulau kita tercinta. 

    Menarik, Bisa jadi ini ada hub-ungannya dengan kedekatan hubungan kera-

     jaan Siam (Thailand masa lalu) dengan kera- jaan Sriwijaya yang menguasai Sumatera dansebagian Asia Tenggara pada abad ke-7

    hingga abad ke-11, sehingga Suvharnabhumi

    dianggap sebagai ’aset’ bersama. Namun

    ternyata istilah Suvharnabhumi mulai disebut-sebut jauh sebelum era Sriwijaya. 

    Dalam berbagai naskah kuno yangditemukan di India, pulau Sumatera yang kitakenal sekarang ini dulunya disebut dengannama Sanskerta: “Suwarnadwipa” yang be-rarti pulau emas atau “Suwarnabhumi” yang

     berarti tanah emas. Yap! Nama-nama tersebutsudah digunakan dalam naskah-naskah litera-

    tur India sebelum masehi. Nama-nama yang

    asing bagi kita karena mungkin dulunya tidakkita pelajari di sekolah dulu, pun sejarah in-donesia sebelum masehi .

    Kota Barus adalah sebuah kecamatandi Kabupaten Tapanuli Tengah, SumateraUtara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini be-rada di kelurahan Padang Masiang. KotaBarus sebagai kota Imperium dan pusat

     peradaban dan disebut juga dengan namalain, yaitu Fansur. Kota ini pernah menjadi

    kota perdagangan penting di timur pada masaDinasti ke-18 Kerajaan Mesir (sekitar 1.567SM-1.339 SN), dan diyakini bahwa KotaBarus telah berdiri dan ada sejak 3000 SM. 

    Barus barangkali adalah satu-satunyakota yang ada di Nusantara yang namanyatelah banyak disebut-sebut sejak sebelummasehi oleh literatur -literatur dalam bahasaYunani, Siriah, Tamil dan China. KejayaanKota Barus sebagai pelabuhan internasionalsejak dahulu tercermin dalam sebuah peta

    kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolemaus,seorang gubernur dari kerajaan Yunani yang

    Oleh: Mu’tashimul Haq

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    17/32

    Edisi Februari 2016

    ditempatkan di pos Alexandria, Mesir, padaawal masehi. 

    Di peta itu disebutkan bahwa di

     pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandarniaga yang bernama Barousai (Barus) yangmenghasilkan wewangian dari kapur barus.Diceritakan pula, bahwa kapur barus yangdiolah dari kayu kamfer dari Barousai itumerupakan salah satu bahan yang digunakanuntuk pembalseman mayat (mumi) pada za-man kekuasaan Firaun sejak Ramses II, jauhsebelum masehi. Dinyatakan oleh Herodotusdalam bagian “Catatan dan Hikayat Raja-RajaMesir” bahwa orang mesir pernah mencapai

    suatu pulau melalui jalan menuju timur dandilanjutkan ke tenggara dimana tempatnyaterdapat kapur barus dan emas yang melim-

     pah. Lalu dalam sebuah manuskripsi Yahudikuno yang menyebutkan bahwa selain Barus,di dalam Injil Perjanjian Lama disebutkan(semoga tidak salah), bahwa Raja Solomon( dalam Islam disebut Raja Sulaiman) mengi-rimkan kapal-kapal ke Ophir untuk mencariemas dan kayu cendana yang terbaik untukmembangun kuil-kuil pertamanya. Dic-eritakan bahwa perjalanan kapal-kapal itumemakan waktu 3 tahun. Cukup masuk akal

     jika Ophir yang dimaksud di atas bisa jadiadalah Gunung Ophir atau disebut jugaGunung Talamau, sebuah gunung yang ter-letak di Pasaman, Sumatera Barat, yang letak-nya jauh dari pusat kerajaan Sulaiman diujung barat Timur Tengah (Palestina danIsrael masa sekarang). 

    Gunung Talamau 

    Gunung Ledang 

    Benarkah? Wallahu ‘Alam. Karena

    orang Malaysia juga meyakini bahwa Gunung

    Ophir adalah Gunung Ledang, sebuah gunung

    yang terletak di Johor, Malaysia yang di-

     percaya menyimpan banyak sejarah. Tapi

    diluar pendapat bahwa Ophir adalah gunung

    di Sumatera atau di Malaysia, yang jelas bah-

    wa keuntungan geografis Nusantara sudah

    diketahui dan dimanfaatkan dengan baik oleh

     berbagai peradaban dunia jauh sebelum masa

    sekarang. Indonesia sejak dahulu dikenal

    karena kesuburan tanahnya, kekayaan kan-

    dungan alamnya, dan orang-orangnya yang

     pekerja keras. Di luar benar tidaknya

     penemuan- penemuan di atas, rasanya hampir

    tidak mungkin bahwa Nusantara tidak

    mengambil banyak peran dalam perkem-

     bangan peradaban- peradaban dunia sejak

    masa lampau.

    ¢∑NÐ KI∆ 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    18/32

    Edisi Februari 2016

    K

    ami semua benar - benar heningkhusyu mendengarkan kata

     perkata yang keluar dari lisan guru yangamat sangat kami banggakan itu, khawatirada satu atau dua kata yang terlewati oleh pendengaran. 

    Pagi itu tidak seperti biasanya,samasekali tidak ada rasa kantuk apalagi ber-malas-malasan. Seluruh Santri 3 Aliyahseakan berada di alam bawah sadar dengantelinga terpasang lebar -lebar. Tiupan anginsepoi-sepoi menemani keheningan pagi. 

    Setelah kalian lulus nanti jaga Imankalian, “ ucap beliau dengan tatapan kosongsambil memainkan pelan pena di tangankanannya. “ Tantangan diluar nanti tidaklah mudah, jangan mudah terpengaruh dengan apapun.Apalagi banyaknya aliran-aliran yang sudahtidak lagi sesuai dengan ketentuan Allahdan Rasulnya “ Beliau menghentikan pem- bicaraannya,kami semua tertunduk lesu,semakin hari bukanlah semakin kuat keingi-

    nan kami untuk lulus tetapi kekhawatirandan langkah yang tidak ringan untuk

    meninggalkan Almamater ini. “ Saya akan menceritakan sebuah kisah

    kepada kalian semua ... “ kamipun sibukmemperbaiki letak posisi duduk kami men-dekat agar lebih jelas dapat mendengarsuara beliau. “ Asiikkk cerita uy “ bisik kholifah pelansambil tersenyum “ sttth .. jangan berisik “ keluh maimunahtak mau diganggu. 

    “ Ada seorang santri cerdas dan rajin ber-ibadah, sebut saja namanya Fatir. Pres-tasinya sudah tidak diragukan lagi, Karena prestasinya itu Fatir pun mendapat beasiswauntuk melanjutkan kuliahnya di Amerika“ .. “ Lah kok Amerika guru, kenapa gak keMesir ?? “ celetuk Nadhira tanpa ragu. Ka-mi spontan tertawa mendengar pertanyaankonyol itu. “ Intelektualitas bahasa Inggrisnya jago

    Senda 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    19/32

    Edisi Februari 2016

    makanya dapet beasiswa ke Amerika “ jawab guru kami sambil tersenyum 

    “ Terusin Guru .. “ Pinta kami penasaran “ Bertahun-tahun ia belajar di Amerika

    sampai menyelesaikan study S2-nyadisana. Setelah itu ia pun kembali ketanah air dengan prestasi yang dikagumi banyak orang. Dan setibanya Fatir ditanah air Indonesia, ia pun mendatangiAlmamaternya tempat ia menimba ilmudulu. 

    Semua menyalami Fatir sambil

    mengucapkan selamat. Dicarinya Kiyaikebanggaannya. Sang Kiyai menyam- butnya dengan penuh kehangatan.Setelah berbincang cukup lama, Fatirpunmengajukan sebuah pertanyaan, ‘ Pak Kiyai selama saya belajar diAmerika ada beberapa pertanyaan yanghingga sampai saat ini belum dapat sayatemukan jawabannya, oleh karena itusaya ingin menanyakan kepada Pak Ki-yai ‘ ‘ Apa itu pertanyaannya Fatir ??? ‘

     

    Fatirpun tanpa ragu menyampaikan pertanyaannya ‘ Ada 3 pertanyaan pak kiyai, yang pertama : Setan itu terbuat dariapi, Neraka pun tercipta dengan api.Lalu jika setan masuk kedalam api ne-raka berarti setan tidak merasakan sa-kitnya siksaan nereka itu sendiri, Dansungguh Allah tidak adil akan hal ini

     pak Kiyai ‘ 

    Sang kiyai hanya membalasnya dengansenyuman. ‘ Lalu apa pertanyaanmu selanjutnya ??‘ ‘ pertanyaan saya yang kedua : Diantarasifat-sifat Allah adalah wujud yang be-rarti ada, namun dimana keberadaannya pak kiyai ??? tidak terlihat, apakah Al-

    lah itu benar - benar ada ??? ‘ ‘ Dan apa pertanyaan terkahirmu ?? ‘

    tanya pak kiyai dengan tenang ‘ Dan yang terkhir saya masih belum

     percaya dengan ketentuan takdir pakkiyai, Apakah kita harus meyakinikeberadaan takdir baik dan buruk yangsama sekali keberadaannya masih sa-mar ?? ‘ Fatirpun mengakhiri pertanyaannyadengan tatapan penuh rasa ingin tahu “ “ Fatir fikirannya mulai melenceng

    Guru ..“ Vonis Neneng tanpa ragu. 

    Guru kami hanya menggelengtersenyum melihat ekspresi raut wajahkami yang dihiasi dengan alismengkerut. “ Guru, apa jawaban pak Kiyainya ??? “tanyaku menimpali “ iya Guru ..... !!!! “ serentak semuanyamengiyakan pertanyaanku. Guru kamipun meneruskan ceritanyasambil berdiri bangun dari duduknya. 

    Senda 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    20/32

    Edisi Februari 2016

    “ Sang kiyai tidak menjawab sepatah kata-

     pun dari pertanyaan-

     pertanyaan Fatir. Na-mun Sang Kiyai hanya menjawabnyadengan tamparan kencang yang mendaratdi pipi kiri Fatir . Fatirpun kaget dan protes atas perbuatan Kiyainya tersebut. ‘ kenapa pak kiyai menapar saya ??? ‘tanya Fatir sambil memegang pipinyakesakitan. ‘ itulah jawaban dari semua pertanyaankamu ‘ jawab pak kiyai singkat. ‘ apa maksud pak kiyai ‘ Fatir penasarantidak terima

     

    ‘ Tangan saya terbuat dari tanah, pipi kau- pun terbuat dari tanah pula, dan kau me-rasakan sakit bukan ?? maka sama halnya dengan setan yang dis-iksa di api neraka. Setanpun akan merasa-kan sakit meski sama-sama dari api. Dan Allah sungguh adil’ Fatir tertunduk mengerti ‘ Lalu apa kau merasakan sakit ?? ‘ tanya

    sang Kiyai 

    ‘ Sakit sangat pak kiyai ‘ jawabnya sambilmegeluh ‘ Berikan rasa sakit sakit itu kepadaku ‘ namun Fatir menggeleng 

    ‘ Ini hanya bisa dirasakan pak kiyai, tidak

    dapat diberikan berupa bentuk ‘ jawabFatir yakin. ‘ Kamu benar sekali, begitu pula dengankeberadaan Allah. Allah hanya dapat dirasakan kekuasaann-ya dan keagungan Rahmatnya, sementaraitu tidak dapat dilihat bentuk parasnya’ Fatir tertunduk malu, dengan tatapan anakmata yang mulai beranak sungai. ‘ Dan aku bertanya padamu, apakah kausebelumnya memiliki firasat bahwa akuakan menampar keras pipimu ?? ‘

     

    Fatir menggeleng lesu. ‘ Karena itulah takdir, tidak ada satuorangpun yang dapat menduga sebe-lumnya pada ketentuannya ‘ Dan air mata Fatirpun mulai membuncahmemeluk cium erat tangan pak Kiyai. “ “ Saya rasa kalian dapat mengambil pela- jaran dari kisah Fatir tersebut “ ucap Gurukami mengakhiri. 

    “ TENG .. TENG .. “ bunyi bel berbunyitepat setelah Guru mengakhiri pembic-araannya pertanda jam pelajaran telah berakhir dan dilanjutkan dengan pelajaranselanjutnya. 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    21/32

    Edisi Februari 2016

    “ Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh “ Guru menyampaikan

     Ayyuhal Walad atau dalam bahasa Indone-sianya Wahai ananda yang ditulis olehSyekh Abu Hamid Al Ghazali, ulama ber-mazhab Syafi’i yang lahir di Thus tahun450 H dan wafat tahun 505 H. Buku iniadalah salah satu dari beberapa karanganImam Al Ghazali yang berupa tasauf atau bisa juga disebut dengan adab dan pensu-cian diri. Buku tasauf atau adab yang per-tama dikarang oleh Imam Al Ghazali ada-lah Ihya Ulumid Din  pada tahun 489 H diDamaskus. Dari buku Ihya Ulumid Din inilah terlahir setelahnya karangan beliau berupa tasauf, diantaranya  Minhajul‘Abidin , Bidayatul Hidayah, dan  AyyuhalWalad . Dalam ketiga buku tersebut ImamGhazali sering menyebutkan buku  IhyaUlumid Din sebagai salah satu rujukanyang dipakainya dalam mengarang bukutasauf, salah satunya buku  Ayyuhal Walad

    yang di dalamnya sering beliaumenuyuruh pembaca untuk merujuk danmembaca lebih lengkapnya di buku  IhyaUlumid Din. 

    Sejarah buku  Ayyuhal Walad   ka-rangan Imam Al Ghazali adalah berawaldari permintaan salah seorang dari murid-murid beliau yang sudah lama berguru danmenimba ilmu kepada Imam Al Ghazali,

    sehingga dia telah mengumpulkan semua jenis bidang ilmu dari gurunya Imam AlGhazali. Tiba-tiba pada suatu hari dia mu-lai berpikir perihal keadaan dirinya danterhadap semua yang telah dia cari darigurunya berupa ilmu, ilmu mana yang bermanfaat baginya yang akan meneman-inya di alam kubur dan ilmu mana yangtidak bermanfaat supaya bisa dia tinggal-kan. Sehingga dia menulis dan memintasesuatu kepada gurunya Imam Al Ghazali berupa fatwa, nasehat dan do’a untuk ma-salah-masalah yang tengah dipikirkannya.Dia berkata : “walaupun karangan Syekhseperti  Ihya ulumid Din sudah mencakupdalam menjawab semua permasalahansaya, tetapi yang saya maksudkan adalahagar Syekh membuat kebutuhan dan per-mintaan saya dalam lembaran-lembarankertas yang bisa saya bawa kemana-mana

    dan bisa saya amalkan di dalam kehidupansehari-hari”.

    Dalam buku  Ayyuhal Walad ini, pengarang membuat ada 25 nasehat yangdiawali dengat kalimat “Ayyuhal Walad”yaitu sebuah kata sapaan dari seorang gurukepada muridnya. Imam Al Ghazali didalam buku ini membahas 4 pokok pem- bahasan penting :

    Judul buku : Ayyuhal Walad

    Penulis : Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin

    Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al Ghazali

    At Thusi At Thabarani As Syafi’i 

    Penerbit : Darul Minhaj, Jeddah

     Tebal : 96 Halaman

    Pustaka 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    22/32

    Edisi Februari 2016

    Pertama adalah Imam Al Ghazalimembahas tentang keselarasan ilmudengan amal. Beliau menekankan sekali betapa pentingnya Ilmu yang langsungdiaplikasikan dalam amalan sehari-hari.Karena banyaknya ditemukan orang-orangyang giat dan rajin menuntut ilmu, tetapilupa ada hak lain yang harus merekalakukan yaitu beramal terhadap ilmu yangtelah mereka pelajari. Hadis Rasulullahmengatakan bahwa seorang mukmin tidakakan masuk ke dalam surga karena amal-nya, tetapi karena rahmat dan kasih sa-

    yang, dan yang harus kita ketahui dan pahami adalah rahmat dan kasih sayangAllah yang akan kita gapai di akhirat nanticara memperolehnya dengan amalan kitadi dunia, karena Allah menyuruh kita un-tuk mengambil asbab atau faktor -faktoryang membawa kita kepada kesuksesandunia dan akhirat. Salah satu faktor yangharus kita ambil dan lakukan untuk meng-gapai rahmat dan kasih sayang Allah di

    akhirat kelak adalah amal. Tidak bisadipungkiri bahwa amalan di dunia adalahsalah satu faktor untuk memperoleh rah-mat dan kasih sayang Allah, dan ini jugadikuatkan oleh beberapa ayat Al quranyang menyuruh untuk beramal dan ganja-ran-ganjaran bagi orang yang beramalsholeh di dunia. 

    Poin kedua dalam buku ini adalahsetelah para penempuh jalan dan penuntut

    ilmu mengetahui semua hal-hal di atas,Imam Al Ghazali menjelaskan saatnya

    mereka itu mencari dan memilih seorangsyekh atau guru yang akan mendidiknyadan membantunya untuk mengeluarkanakhlak -akhlak yang tidak terpuji dari da-lam dirinya dan menghiasinya denganakhlak yang terpuji. Imam Al Ghazalimenjelaskan ada tiga karakter seorangguru yang pantas untuk dijadikan panutan

     bagi seorang penuntut ilmu : pertama ada-

    lah seorang guru yang bisa memalingkandirinya dari kecintaan terhadap dunia yaituseorang guru yang mempunyai ilmu yang bersambung silsilahnya sampai kepadaRasulullah Saw. Kedua adalah seorangguru yang bisa mengatur dirinya danmenahan hawa nafsunya dari hal-hal yang bersifat dunia, seperti sedikit makan, mi-num, berbicara, tidur dan banyak shalat,sedekah dan puasa. Ketiga adalah seorangguru yang selalu menghiasi dirinyadengan akhlak -akhlak yang mulia sepertisabar, syukur, tawakal, yakin, murah hati,

    qana’ah, ketenangan diri, lemah lembut,rendah hati, ilmu, jujur dan lain-lain. Ka-lau ketiga karakter tersebut sudahmengakar dalam diri seorang guru, makadia adalah orang yang sangat pantas untukdiikuti. 

    Poin ketiga dari buku Ayyuhal Wal-ad ini adalah Imam Al Ghazali setelahmembahas tentang pentingnya amal danilmu, setelah itu membahas tentang

     bagaimana cara-cara mencari seorang guru

    dan bagimna cara memuliakan atau be-radab dengan guru tersebut, pengarangmemulai berbicara tentang tasauf atau biasa disebut dengan pensucian diri. Darisegi kata tasauf artinya adalah suci yaitumensucikan hati dari perbuatan- perbuatantercela, sedangkan kalimata tasauf itusendiri “terzhalimi” atau teraniaya oleh penganutnya sendiri dan orang yang tidak

    setuju dengan tasauf, karena penganutnyasendiri sering melakukan perbuatan- perbuatan yang menyimpang dari ajarantasauf dan Islam itu sendiri seperti bercampur baur dengan lawan jenis dansedangkan orang yang tidak menyukuaitasauf menganggap bahwa tasauf itu ada-lah bid’ah atau suatu perkara yang baru didalam ajaran agama Islam, padahal semuaanggapan mereka itu salah karena tasauf

    itu bukanlah seperti apa yang mereka

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    23/32

    Edisi Februari 2016

     pikirkan, tetapi tasauf itu adalah bagaimanaseseorang bisa mensucikan dirinya dari perbuatan- perbuatan tercela bahkan tasaufitu adalah ajaran Islam.

     

    Poin keempat dalam buku  Ayyuhal

    Walad adalah Imam Al Ghazali menuliskan

    dalam buku ini 8 buah nasehat yang terbagi

    menjadi dua yaitu 4 yang harus dilakukan

    dan 4 yang harus ditinggalkan. Di antara 4

    yang harus ditinggalkan adalah yang per-

    tama janganlah kamu mendebat seseorang

    terhadap maslah yang kamu ketahui dan

     pahami, karena dari itu semua akan terlahir

     penyakit- penyakit yang tercela seperti riya,

    dengki, sombong, permusuhan dan selain

    sebagainya. Poin ini juga menjelaskan ten-

    tang tujuan seseorang dalam berdebat, kalau

    tujuannnya untuk menemukan kebaikan

    maka berdebat ketika itu diperbolehkan dan

    sebaliknya kalau berdebat hanya untuk

    menammpakkan kelebihan yang ada pada

    dirinya, maka debat ketika itu dilarang.

    Yang kedua adalah pengarang mewanti-

    wanti kepada kita supaya jangan menjadi

    seorang yang memberi nasehat atau pen-

    didik karena kalau kita tidak hati-hati akan

    terlahir dari pekerjaan tersebut sifat-sifat

    tercela yang lain, karena pekerjaan tersebut

    harus menuntut kita untuk merubah diri kita

    dulu ke arah yang lebih baik baru kita bisamerubah orang lain. Tetapi Imam Al Ghaz-

    ali juga menjelaskan kalau akhirnya kita

    diuji dengan pkerjaan ini, maka perhatikan

    ada beberapa perkara yang harus kita

    lakukan yaitu di antaranya berbicaralah

    sesuai kontek dan keadaan si pendengar

    dengan bahasa yang mudah dipahami dan

    seringlah memperhatikan atau memberi

    nasehat tentang hari akhirat. Yang ketiga

    harus ditinggalkan adalah jangan kita

     bercampur baur dengan penguasa atau pem-impin khususnya pemimpin yang zhalim,

    karena Allah sangat benci sekali kalau dara

    orang fasik dipuji. Dan yang keempat harus

    ditinggalkan adalah jangan sekali-sekali

    menerima hadiah dari pemimpin khusunya

     pemimpin zhalim, karena ketika kita sudah

    menerima hadiah dari mereka, berarti kita

    sudah mencintainya dan mencintai orang-

    orang zhalim berarti menginginkankerusukan terhadap bumi. Dan adapun 4

     perkara yang harus dilakukan adalah yang

     pertama perbaikilah hubungan kita dengan

    Allah Swt sebagimana kita memperbaiki

    hubungan dengan sesama manusia. Yang

    kedua adalah berbuat baiklah dengan sesa-

    ma manusia sebaimana kita berbuat baik

    dengan diri sendiri. Yang ketiga adalah

     baca dan pelajarilah ilmu-ilmu yang wajib

    kamu ketahu yaitu ilmu tentang akhlak dan

     pensucian diri, karena dengan ilmu terse-

     butkan yang akan mengantarkanmu ke sur-

    ganya Allah Swt dan hukum mempelajari

    ilmu akhlak dan pensucian diri adalah fardu

    ‘ain dengan artian wajib bagi setiap muslim

    untuk berakhlak dengan akhlak yang terpu-

     ji. Yang keempat adalah hiduplah di dunia

    ini dengan sederhana tidak rakus dalam halyang bersifat dunia, karena Rasululllah Saw

    telah mencon-

    tohkan ke-

    hidupan yang

    sederhana da-

    lam hidupnya.

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    24/32

    Edisi Februari 2016

    Seorang wanita dikatakan wajibuntuk terjun ke dalam bidang profesi

     jika ia berada dalam dua kondisi. Kon-disi pertama adalah bila ia harus me-nanggung biaya hidup bagi dirinyasendiri dan anak -anaknya. 

    Dari Jabir bin Abdullah, dia ber-kata, “Bibiku dicerai. Pada suatu hari,dia ingin memetik buah kurmanya, lalu

    seorang laki-laki menghardiknya agar

     jangan keluar rumah. Lantas bibikumenemui Rasulullah untuk menan-yakan masalah ini. Rasulullah berkata,‘Tentu, petiklah buah kurmamu. Ba-rangkali, dengan itu kamu akan bisa

     bersedekah atau akan melakukansesuatu yang baik.’” (HR Muslim) 

    Dari Aisyah, dia berkata,

    “Seorang wanita mengemis kepadaku

    sambil membawa dua orang putrinya,dan aku tidak punya sesuatu untukdiberi kepadanya kecuali sebiji kurma.Kurma itu aku berikan kepadanya danaku bagi- bagikan kepada kedua pu-trinya…” (HR Bukhari) 

    Seandainya perempuan yangdisebutkan Aisyah dalam hadits terse-

     but mampu bekerja untuk menghidupi

    diri dan dua putrinya dari hasil usahayang baik dan bukan dengan mengem-is, mengharap belas kasihan orang lain,atau makan dari sedekah, betapa akanmulia dan terhormatnya ia. Hartasedekah itu, menurut Nabi, adalah am-

     pas atau kotoran harta. Kondisi kedua adalah kebutuhan

    masyarakat pada beberapa pekerjaan

    tertentu yang dianggap fardhu kifayah. 

    Wanita yang Diwajibkan Bekerja 

    Oleh: Husnul Afifah 

    Fiqih Wanita 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    25/32

    Edisi Februari 2016

    Prof. Abdul Wahhab Khallaf,dalam Ilmu Ushul Fiqih, mengatakan,

    “Wajib atau fardhu dari segi tuntutanuntuk melaksanakannya terbagi men- jadi fardhu ‘ain dan fardhu kifayah.Fardhu ain adalah fardhu yang dituntutmelakukannya oleh syariat dari setiapindividu yang sudah mukallaf, dantidak sah jika digantikan oleh oranglain, seperti shalat, zakat, haji,menunaikan janji, serta menjauhi mi-numan keras dan judi. 

    Fardhu kifayah adalah suatukewajiban yang dituntut oleh syari’atmelaksanakannya atas sejumlah orangyang sudah mukallaf. Jika sudah dil-aksanakan, kewajiban tersebut berartisudah ditunaikan dan yang lainnyasudah terbebas dari dosa dan beban.Akan tetapi, seandainya belum adaindividu mukallaf yang

    melaksanakannya, semua menanggungdosa karena mengabaikan kebaikantersebut. Contohnya adalah amarma’ruf nahi munkar, shalat jenazah,membangun rumah sakit, me-nyelamatkan orang tenggelam, me-madamkan kebakaran, memberikan

     pelayanan kesehatan, mendirikan proyek industri yang yang dibutuhkan

    oleh banyak orang, peradilan, fatwa,menjawab salam, memberikan kesak-sian, dan lain-lain. 

    Kewajiban-kewajiban tersebutdituntut syari’at agar ada di dalammasyarakat, orang yangmelaksanakannya, tapi bukan dari se-tiap individu dari individu-individu

    masyarakat. Sebab kebutuhan kebu-tuhan yang diperlukan sudah akan

    dapat terwujud dengan adanya bebera- pa orang yang sudah mukallafmelaksanakannya, dan tidak tergan-tung pada setiap individu yang sudahmukallaf. 

    Jadi, pada fardhu kifayah, yangdituntut dari melaksanakannya adalahsekelompok anggota masyarakat. Ke-lompok yang berkewajibanmelaksanakan fardhu kifayah tersebutharuslah melaksanakannya. Sementara

     bagi orang yang tidak mampu dari segiketerampilan, maka cukup denganmemberikan dorongan moral agarorang yang mampu mau melakukandan memikul tanggung jawab tersebut.Apabila kewajiban tersebut sudah dil-aksanakan, semuanya terbebas daridosa. Dosa bagi yang mampu adalah

    karena dia mengabaikan suatukewajiban yang sebenarnya mampu ialaksanakan. Sementara dosa bagiorang yang tidak mampu adalah kare-na dia tidak memberikan doorngankepada orang yang mampu untuksupaya dia memikul danmelaksanakan kewajiban yang sudahmenjadi bagiannya. Ini adalah konsek-

    uensi kebersamaan dalam menunaikansuatu kewajiban. 

    Kalau ada suatu kelompok yangmelihat seseorang tenggelam, semen-tara di antara mereka itu ada orangyang bisa berenang dan bisa menolongorang yang tenggelam tersebut, danada pula di antara mereka yang tidak

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    26/32

    Edisi Februari 2016

     bisa berenang dan tidak mungkinmemberikan pertolongan, maka yangwajib melaksanakan tugas ini adalahorang yang bisa berenang. Dia harus

     berusaha sebisa mungkin me-nyelamatkan orang yang tenggelamtersebut. Jika dia tidak mengambil ini-siatif untuk melaksanakan kewajibantersebut, teman-teman yang lain harusmendorongnya supaya segeramelaksanakan kewajiban ini. Jika diatelah melaksanakan tugasnya, maka

    tidak akan seorang pun yang berdosa.Akan tetapi, jika dia tidakmelaksanakan kewajiban ini, makasemuanya menanggung dosa. 

    Bila tidak ada pilihan dan hanyasatu orang saja yang bisamelaksanakan suatu fardhu kifayah,maka hukumnya menjadi fardhu ain

     bagi yang bersangkutan. Sebagai con-

    toh, apabila orang yang tenggelam dan butuh pertolongan itu hanya disaksikanoleh seorang saja yang bisa berenang –apabila kejadian itu hanya dilihatseorang – lalu diminta kesaksiannya;serta apabila di suatu daerah itu hanyaada seorang dokter, lalu dibutuhkan

     perawatan darinya, maka tugas fardhukifayah yang harus mereka laksanakanitu berubah hukumnya menjadi fardhuain bagi mereka.”

     

    Prof. Dr. Abdul Halim AbuSyuqqah berkata, “Sementara itu,fardhu kifayah untuk kaum wanita –dalam bidang profesi – meliputi tugas-tugas yang dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat muslim dari sejumlahwanita. Tugas-tugas tersebut merupa-

    kan tuntutan dan kebutuhan sosial.Tidak menjadi masalah apakah tugastersebut pada dasarnya merupakanspesialisasi kaum wanita saja, atau tu-gas yang memerlukan keterlibatankaum wanita di dalamnya. Begitu jugatugas-tugas yang pada dasarnya meru-

     pakan bidang khusus kaum laki-laki,tetapi mengingat keterbatasan tenagatenaga kaum laki-laki, maka diper-lukan bantuan tenaga wanita gunamewujudkan kebutuhan masyarakat.

    Contoh jenis pertama adalah sepertimengajar, mengobati dan merawatkaum wanita, menjaga dan mengajaranak -anak, memelihara anak -anakyatim dan anak -anak terlantar, serta

     berbagai macam pelayanan sosiallainnya.” 

    Al Juwaini, dalam Al Ghiyatsi

    mengatakan, “Melaksanakan

    kewajiban-kewajiban yang hukumnya

    fardhu kifayah paling tepat untuk

    meningkatkan derajat dan lebih bagus

    daripada fardhu ain dalam segi seni

    mendekatkan diri kepada Allah.

    Seorang hamba yang sudah mukallaf,

     bila diberi tugas untuk melaksanakan

    suatu kewajiban, ternyata dia mening-

    galkan dan tidak mengindahkan perintah agama dengan perbuatan,

    maka dia mendapatkan dosa. Tetapi

    kalau dia melaksanakan, maka dia

    mendapatkan pahala. Jika suatu

    kewajiban yang hukumnya fardhu

    kifayah diterlantarkan, dosanya men-

    impa semua, tanpa membedakan

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    27/32

    Edisi Februari 2016

     pangkat dan derajat. Akan tetapi, jika

    ada orang yang melaksanakannya,

     berarti dia telah membebaskan dirinyadan teman-temannya dari dosa dan

    siksa, disamping mengharap pahala

    yang lebih sempurna. Orang yang me-

    wakili semua kaum muslimin dalam

    melakukan suatu kewajiban dari

     berbagai kewajiban agama, marta- batnya tidak akan pernah dilecehkan.

    Kemudian ada beberapa kewajiban

    yang dianggap fardhu kifayah

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    28/32

    Edisi Februari 2016

    GALERI KSMR 2 16

    Bias Ksmr 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    29/32

    Edisi Februari 2016

    PROFILE 

    M

    engenai riwayat tuan guruSyekh Abdul Wahab

    Rokan, hanya dapat dijumpai di dua risalahatau teks. Risalah atau teks yang pertamaialah ‘Sejarah Almarhum WaliyullahQutubuzzaman Syekh Abdul Wahab RokanTuan Guru Babussalam Langkat’, disalinoleh Syekh Haji Tajuddin bin Syekh Mu-hammad Daud al Wahab Rokan. Risalah ke

    dua dalam bentuk hasil cetakan setebal 219halaman, yaitu karya H.A. Fuad Said,‘Syekh Abdul Wahab Tuan Guru Ba- busalam’, diterbitkan oleh pustaka Babus-salam di Medan tahun 1983. 

    Meskipun yang pertama telah ditulisoleh salah seorang anak Syekh AbdulWahab sedangkan yang kedua telah ditulisoleh cucunya, tetapi dalam beberapa hal

    ternyata tidak dapat memberikan data-data

    yang seragam mengenai tokoh tarekat asalRokan itu. Perbedaan itu antara lainmengenai hari kelahiran tokoh tersebut danhari berpulang kerahmatullah.

    Ayah Syekh Abdul Wahab Rokan bernama Abdul Manaf bin MuhammadYasin bin Maulana Haji Abdullah Tam- busai. Sang ayah ini menurut catata SyekhAbdul Wahab (yang ditulisnya pada tanggal13 muharrom 1300 hijriah) mempunyaianak cucu kira kira 670 orang, meliputiPuak Melayu Besar, Melayu Tengah danBatu Hampar. Ibunya bernama Arbayah binti Dagi, asal Tanah Putih. Tokoh kita initelah lahir dengan nama Abdul Qosim diDanau Runda, Rantau Binuang Sakti, Negeri Tinggi Kabupaten Bengkalis.Menurut sumber pertama (Syekh Tajuddin)Abdul Qosim lahir tanggal 29 september1830 atau 10 hari rabiul akhir 1246 H. se-dangkan teks kedua (dari Fuad Said) lebihcenderung pada tanggal 10 rabiul akhirtahun 1230 H atau 28 september 1811 M,dengan alasan riwayat yang masyhur

    mengenai umur beliau ialah 115 tahun, be-gitu juga hari wafatnya. Menururt SyekhTajuddin, Tuan Guru Babusalam itu telahdijemput oleh tuhannya pada hari sabtutanggal 28 november 1926 M. tetapi tekskedua menyebutkan tokoh besar itu berpu-lang kerahmatullah dikampung BabussalamTanjung Pura Langkat tanggal 21 jumadilawwal 1345 H atau 27 desember tahun1926 M. 

    Abdul Qasim adalah anak ketiga

    Ulama Tasawwuf Riau 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    30/32

    Edisi Februari 2016

    dari 4 bersaudara, setelah ia diasuh olehibunya selama 2 tahun, ibunya pun mening-gal. Dalam keadaan piatu dia diasuh olehayahnya dengan kakaknya bernama SeriBarat (Hj. Fatimah). Ayah Abdul Qosimmeninggal pula ketika dia telah khatamqur’an, kira kira berumur 6-7 tahun, selepasitu Abdul Qosim dibesarkan oleh kakaknya. 

    Perjalanan Syekh Abdul WahabRokan telah membina budi pekertinya yangmulia, ilmu yang mendalam serta penampi-lan yang berhasil dalam penyebaran agamaIslam melalui Tarekat Naksyahbandiyah

    Babussalam. Ini semua terbentang padahamparan segala bekas tindakan budayanya,dalam rentangan umur lebih dari 100 tahun.Beliau seorang yang beruntung lahir dariketurunan yang baik. Ayahnya seorang ula-ma sedangkan ibunya seorang perempuanmuslimah. Setelah beliau terdidik oleh orangtua dan keluarganya, tokoh ini telah memulaimenimba ilmu dengan lebih dahulu mengajialqur’an di kampung halamannya. 

    Setelah Abdul Qosim (yang kelakterkenal dengan Syekh Abdul WahabRokan) menamatkan pelajaran mengaji dikampungnya, beliau meneruskan pendidi-kannya ke Tambusai. Pada masa itu kerajaanTambusai merupakan suatu pusat pendidikanIslam di daerah Rokan. Tamatan Tambusaidapat menerima gelar faqih yaitu ahli hukumIslam. Di Tambusai calon tokoh terekat ini

     berguru kepada Syekh Abdul Halim Tam- busai dan juga kepada Syekh MuhammadSaleh seorang alim asal Minangkabau.Sukses yang diraihnya telah terbukti darigelar yang diberikan gurunya, yaitu FaqihMuhammad bin Abdul Manaf Tanah Putih. 

    Tahun 1858 Fakih Muhammad me-nyeberang ke Semenanjung Tanah Melayu.Beliau telah belajar di sana sambil berniaga.Gurunya Syekh Muhammad Yusuf asalMinangkabau, telah menambah ilmunya

    sampai beliau berguru tahun 1863. Setelahitu beliau bertolak ke Makkah, dengan lebihdahulu menziarahi Habib Nuh yang terkenalkeramat di Singapura. 

    Setelah tiba di Makkah, Fakih Mu-hammad berguru kepada beberapa orangguru atau syekh yang beraliran Syafi’i.Setelah itu barulah mengambil ilmu tarekatkepada Syekh Sulaiman Zuhdy di puncakJabal Abi Kubis. Dari gurunya inilah beliaumendapat gelar Syekh Abdul Wahab RokanJawi dan mendapat amanah untuk menyiar-kan tarekat Naksyahbandiyah untuk wilayah

    Sumatera (Aceh sampai Palembang) Se-menanjung Tanah Melayu sampai ke Siam. 

    Pada tahun 1869 Syekh Abdul WahabRokan telah sampai ke tanah air. Tindakann-ya yang awal ialah mendirikan sebuah kam- pung di Kubu Tanah Putih bernama Kam- pung Masjid. Tahun itu juga beliau menikahdengan anak Datuk Cahaya Tua yang berna-ma Mariah. Dari sini mulailah mekar tarekat

     Naksyahbandiyah ke daerah sekelilingnya,seperti Kuala, Bila, Panai, Kota Pinang, Du-mai sampai ke Semenanjung Tanah Melayu. 

    Tahun 1874 beliau pindah ke Dumaidan membangun lagi semacam kampungmesjid disana. Dari sinilah pengaruh tarekatitu merebak ke daerah Langkat. Dari Dumaikemudian berbalik ke Rantau Binuang Sakti,negeri kelahirannya. Di situ menikah dengan

    adik yang dipertuan besar Sultan ZainalAbidin yang bernama Tengku Paduka Siti.Di kerajaan Rantau Binuang Sakti ini beliau pernah mendirikan lembaga pendidikan yanglangsung beliau pimpin. 

    Tahun 1876 tokoh ini meninggalkanRantau Binuang Sakti (Rokan) lalu menuju Negeri Kualah di Sumatera Timur. Di sinidibangun pula Kampung Mesjid (yangsekarang menjadi ibu kota Kabupaten Kua-luh Hilir). Sultan Negeri Kualuh ikut belajar

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    31/32

    Edisi Februari 2016

    tarekat kepada beliau. Setelah membina umat di sini kira-kira 3 tahun, beliau pindah keLangkat.

    Di Langkat Syekh Abdul Wahab Rokan mendapat sambutan yang baik dariSultan Langkat yaitu Sultan Musa. Dari Sultan inilah beliau mendapat sebidang tanah,

    yang kemudian dibangun menjadi Kampung Babussalamtahun 1883, yang oleh lidahMelayu Basilam. Tahun awal pembangunan Babussalam itu dianggap sebagai awal berdirinya Tarekat Naksyahbandiyah Babussalam. Sedangkan Syekh kemudian men-

     jadi terkenal pula dengan Tuan Guru Babussalam. 

  • 8/19/2019 Al-Jauhar Edisi Online 1

    32/32

    idup adalah persaingan, kita sebagai manusia hanya diberi duapilihan dalam menjalani hidup, menjadi seorang pemenang atau

    pecundang, tidak ada pilihan ketiga. Persaingan seperti telah menjadidarah daging dalam tubuh manusia, sudah menjadi hukum alam jika untukmendapatkan sesuatu maka kita harus menyingkirkan sesuatu yang lain.

    Setiap manusia bahkan harus bersaing demi untuk mendapatkan ke-hidupan. Ya, setiap ‘calon’ manusia harus bersaing dengan jutaan sel sper-ma lainnya untuk membuahi sel telur demi untuk merasakan sesuatu yangbernama hidup, dan hanya ada satu pemenang dari jutaan sel yang salingbersaing, itu lah dirimu, atau dengan kata lain, dirimu sudah terlahir se-bagai seorang pemenang yang membuat jutaan sel lainnya menjadi seorangpecundang. 

    Hal paling mendasar yang harus dilakukan untuk menjadi seorangpemenang adalah pandai memanfaatkan peluang, jangan tunggu hari esokuntuk menyulap sebuah masalah menjadi sebuah tantangan atau kamu akanterlindas oleh jutaan manusia yang juga sedang berjuang mencari kesem-patan untuk menang. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan ke-banyakan orang adalah mengundur waktu, atau dalam bahasa agamanyadisebut at -Taswif, menunggu waktu yang tepat untuk memulai sesuatu,padahal waktu tidak akan pernah tepat bagi mereka yang menunggu.Bukankah jam demi jam akan akan terus berputar dan berlalu begitu ce-pat, sehingga tanpa disadari malam pun mulai merayap, sementara kamuternyata belum melakukan apa-apa. Rumusnya mudah saja, sekarang atautidak sama sekali, now or never, ketika kamu mengundur suatu pekerjaan,maka waktu yang kamu undur tersebut tidak akan pernah lagi kembalikepadamu selamanya.

    Terkadang kereta kemenangan tidak akan berhenti di stasiunmu,ketika ia melihat calon penumpangnya diam saja dan tidak menggubris ked-atangannya. Maka mempersiapkan diri untuk menyambut sebuah keme-

    nangan juga perlu, bahkan adakalanya kamu harus mengejar sendirikeretamu, jika tidak kamu akan menunggu esok hari demi mendapatkankereta dengan tujuan yang sama. Itu artinya kamu sudah tidak lagi men-

     jadi seorang pemenang, karena seorang pemenang akan muncul pada kereta yang pertama. Seorang ahli hikmah pernah berkata, “kemuliaan adalah un-tuk mereka yang memulai,”. 

    Now or Never

    *Pimred Al-Jauhar  

    Haluan